Vous êtes sur la page 1sur 6

1.

Pengertian leukemia
 Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang
beragam. Ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna
dari sel – sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Leukemia
ini mrupakan penyakit proliferasi neoplastik yang sangat cepat dan progresif,
yang ditandai oleh proliferase abnormal dari sel – sel hematopoitik yang
menyebabkan infiltrasi yang progresif pada sumsum tulang(Sunaryanti, 2011)
 Leukimia adalah kanker jaringan yang menghasilkan sel darah putih (leokusit),
leukosit yang dihasilkan imatur atau abnormal dalam jumlah berlebihan dan
leukosit tersebut melakukan infansi dalam berbagai organ tubuh, sel-sel leukemik
berinfilstrasi ke dalam sumsum tulang, mengganti unsur sel-sel yang normal(Betz
Lynn. C & Sowden. AL, 2009).
 Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi
neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi
somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel
leukemia(Tarwoto & Wartonah, 2008).
2. Insidens
a) Leukemia adalah jenis kanker anak yang paling umum terjadi : ALL terjadi pada
80 % kasus leukemia anak.
b) Insidens paling tinggi terjadi pada anak yang berusia antara 3 sampai 5 tahun.
c) Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih baik dari pada anak laki-
laki.
d) Sedikitnya 60 % sampai 70 % akan mencapai menyembuhan atau kelangsungan
hidup jangka panjang.
e) Anak afrika, amerika mempunya frekuensi remisi yang lebih sedikit dan angka
kesintasan midian yang lebih rendah.
3. Etiologi
Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, sangat sulit bagi kita
untuk menghindarinya, setidaknya ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
terhadap frekuensi leukemia. Ada beberapa factor tersebut antara lain(Sunaryanti, 2011):
a. Radiasi
Menurut data, LMA lebih disebabkan karena serangan radiasi. Sedang LLK sendiri
jarang mendapat laporan karena faktor radiasi. Widiw, jadi ada kemungkinan pegawai radiologi
bisa memiliki kemungkinan terkena serangan Leukemia, penderita dengan radioterapi lebih
sering menderita leukimia, Sebenarnya untuk serangan Leukemia pada anak-anak sendiri
meningkat setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Semenjak itu, mulai banyak
laporan mengenai anak-anak yang menderita Leukemia ini.
b. Faktor Leukemogenik
Maksudnya disini itu karena faktor zat kimia tertentu. Biasanya Racun lingkungan seperti
benzena, Insektisida, obat-obatan terapi kaya kemoterapi juga akan memungkinkan terjadinya
Leukemia.
c. Virus
Virus ini biasanya sih Virus HTLV penyebab utamanya. HTLV ituT-cell Leukemia
Viruses yang merupakan penyebab utama dari ketidak normalan perkembangan sel darah putih.
Biasanya sih HTLV I atau II. Virus lainnya antara lain retrovirus atau virus leukemia feline.
d. Herediter
Herediter disini maksudnya keturunan. Biasanya orang yang memiliki Sindrom Down
lebih rentan terkena Leukemia dibanding yang tidak. Kemungkinan terkenanya sekitar 20 kali
lebih rentan dibanding yang normal.

4. Tanda dan Gejala


Adapun tanda dan gejala dari leukemia sebagai berikut(Nuratif & Kusuma, 2015) :
1. Leukemia granulositik kronik (LGK)
LGK adalah suatu penyakit mieloproliferatif yang ditandai dengan produksi
berlebihan seri granulosit yang relatif matang. Gejala LGK antara lain rasa
lelah, penurunan BB, rasa penuh di perut dan mudah berdarah. Pada
pemeriksaan fisis hamper selalu ditemukan splenomegali, yaitu pada 90%
kasus. Juga sering didapatkan nyeri tekan pada tulang dada dan
hepatomegali. Kadang-kadang ada purpura, perdarahan retina, panas,
pembesaran kelenjar getah bening dan kadang-kadang priapismus.
2. Leukemia mieloblastik akut (LMA)
Gejala penderita LMA antara lain rasa lelah, pucat, nafsu makan hilang,
anemia, petekie, perdarahan, nyeri tulang, infeksi, pembesaran kelenjar
getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediastinum. Kadang-kadang juga
ditemukan hipertrofi gusi, khususnya pada leukemia akut monoblastik dan
mielomonositik.
3. Leukemia limfositik kronik
Gejala LLK antara lain limfadenopati, splenomegali, hepatomegali,
infiltrasi alat tubuh lain (paru, pleura, tulang, kulit), anemia hemolitik,
trombositopenia, hipogamaglobulinemia dan gamopati monoklonal sehingga
penderita mudah terserang infeksi.
4. Leukemia limfoblastik akut
Gejala penderita LLA adalah sebagai berikut: rasa lelah, panas tanpa
infeksi, purpura, nyeri tulang dan sendi, macam-macam infeksi, penurunan
berat badan dan sering ditemukan suatu masa yang abnormal. Pada
pemeriksaan fisis ditemukan splenomegali (86%), hepatomegali,
limfadenopati, nyeri tekan tulang dada, ekimoses dan perdarahan retina.
5. Klasifikasi
Leukemia dibagi menjadi leukemia akut dan leukemia kronik.
Pembagian ini tidak menggambarkan lamanya harapan hidup tetapi
menggambarkan kecepatan timbulnya gejala dan komplikasi. Pada garis
besarnya pembagian leukemia adalah sebagai berikut(Sunaryanti, 2011):
a) Leukimia limfositik akut (LLA)
Merupakan tipe leukemia paling sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini juga
terdapat pada orang dewasa, terutama mereka yang telah berumur 65 tahun atau
lebih.
b) Leukemia mielositik akut (LMA)
Penyakit yang lebih sering terjadi pada orang dewasa daripada anak-anak. Tipe
ini dahulunya disebut leukemia nonlimfositik akut.
c) Leukimia limfositik kronis (LLK)
Penyakit ini sering di derita oleh orang dewasa yang berumur lebih dari 55 tahun.
Kadang-kadang juga diderita oleh dewasa muda dan hampir tidak ada pada anak-
anak.
d) Leukimia mielositik kronis (LMK)
Penyakit ini sering terjadi pada orang dewasa dan dapat juga terjadi pada anak-
anak, namun sangat sedikit kemungkinannya.

6. Patofisiologi
Komponen sel darah terdiri atas eritrosit atau sel darah merah (RBC) dan leukosit atau sel
darah putih (WBC) serta trombosit atau platelet. Seluruh sel darah normal diperoleh dari sel
batang tunggal yang terdapat pada seluruh sumsum tulang. Sel batang dapat dibagi ke dalam
lymphpoid dan sel batang darah (myeloid), dimana pada kebalikannya menjadi cikal bakal sel
yang terbagis epanjang jalur tunggal khusus. Proses ini dikenal sebagai hematopoiesis dan terjadi
di dalam sumsum tulang tengkorak, tulang belakang., panggul, tulang dada, dan pada proximal
epifisis pada tulang-tulang yang panjang.
ALL meningkat dari sel batang lymphoid tungal dengan kematangan lemah dan
pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai tinmgkat
pengembangan lymphoid yang berbeda dalam sumsum tulang mulai dari yang sangat mentah
hingga hampir menjadi sel normal. Derajat kementahannya merupakan petunjuk untk
menentukan/meramalkan kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi ditemukan sel muda
limfoblas dan biasanya ada leukositosis (^)%), kadang-kadang leukopenia (25%). Jumlah
leukosit neutrofil seringkali rendah, demikian pula kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil
pemeriksaan sumsum tulang biasanya menunjukkan sel-sel blas yang dominan. Pematangan
limfosit B dimulai dari sel stem pluripoten, kemudian sel stem limfoid, pre pre-B, early B, sel B
intermedia, sel B matang, sel plasmasitoid dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari sel stem
pluripoten, berkembang menjadi sel stem limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit
matur, dan menjadi sel limfosit T helper dan limfosit T supresor.
Peningkatan prosuksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga
anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga
sering dijumpai. Jugaa timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu sakit kepala, muntah-
muntah, “seizures” dan gangguan penglihatan( Nuratif & Kusuma, 2015).

7. Komplikasi
Adapun komplikasi dari leukemia ada beberapa yaitu sebagai berikut ((Betz Lynn. C &
Sowden. AL, 2009) :
a) Gagal sumsum tulang
b) Infeksi
c) Hepatomegali
d) Splenomegali
e) Limfadenopati

8. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan diagnostik sebagai berikut (Nuratif &
Kusuma, 2015 ; Ngastyah, 2005)
a) Pemeriksaan darah tepi
Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan gambaran
darah tepi yang monoton, terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia.
b) Sumsum tulang
Dari pemeriksaan sumsum tulang akan ditemukan gambaran yang monoton yaitu
hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis, sedangkan sistem lain terdesak (apabila
sekunder).
c) Biopsi limfe
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliperasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limfe yang mendesak, seperti limfosit normal, Res, granulosit dan pulp cell.
d) Cairan serebrospinalis
Bila terdapat peninggian jumlah sel patologis dan protein, berarti suatu leukemia
meningeal. Kelainan ini dapat terjadi setiap saat pada perjalanan penyakit baik
dalam keadaan remisi maupun keadaan kambuh. Untuk mencegahnya diberikan
metrotreksat (MTX) secara intra tekal
2.5. Pengobatan penyakit Leukimia
Pengobatan Leukemia dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Kemoterapi dengan obat
Penggunaan ini bersifat menyerang dan menghancurkan sel-sel kanker patologis yang
menyerang akan tubuh. Nah kalau tadi penggunaan kemoterapi dapat mengakibatkan kanker
baru memang benar. Biasanya penggunaan obat ini ditambahkan dengan obat penghambat
munculnya penyakit baru. Biasanya obat yang digunakan adalah hydrea / hydroksiurea, mercapto
purinetol dan myleran. Rosy Periwinkle di hutan madagaskar sering juga digunakan untuk
penyembuhan Leukemia ini. Sayangnya tumbuhan ini terancam punah.
2. Transplantasi Sumsung tulang belakang
Biasanya adalah sumsum tulang belakang dari saudara kandung atau saudara dekat.
Keuntungannya adalah sisem imun tidak akan aktif untuk membunuh sel hasil transplantasi.
Kerugiannya sendiri adalah sel yang akan berfungsi dalam waktu yang sangat lama, tidak akan
berfungsi dengan baik dalam waktu yang singkat.
3. Radioterapi
Untuk menghancurkan dan menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
4. Terapi terfokus
Untuk menyerang bagian-bagian rentan dalam sel-sel kanker.
5. Terapi biologis
Untuk membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan menyerang sel-sel kanker.(
Tarwoto dan Wartonah. 2008).

Daftar Pustaka
Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi. Jakarta.
Trans Info Media.
Sunaryati shinta.S.2011.14 Penyakit Paling Sering Menyerang dan Sangat
Mematikan.Jogjakarta: FlashBooks.

Betz Lynn.C & Sowden.A Linda.2009.Buku Saku Keperawatan Pediatri.Jakarta:Buku


Kedokteran EGC.

Nuratif Huda.A & Kusuma Hardhi.2015.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa


Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta: Medication Jogja.

Ngastyah.2005.Perawatan Anak Sakit Edisi 2.Jakarta:Buku Kedokteran EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Edisi 1): DPP
PPNI.

Vous aimerez peut-être aussi