Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Kelas : 4C Keperawatan
Kelompok : 3
Nama anggota :
1. Afiatin Mas’ulla
2. Aisyah Putri
3. Ayu Dwi
4. Deva Agustina
5. Ella Rahmadani Permono Putri
6. Firda Zein
7. Iis Anggriani
8. Muhammad Muhlis Ifandi
9. Nanda Rifqi Tri Pamungkas
10. Nidya Apriliani
11. Nurul Faizah
12. Qofsa Rohmatun
13. Riyan Teguh
14. Shelly
15. Wahyu Prayogi
16. Wiwin Sonia
Bismillahirahmanirohim...
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,hidayah,serta karnunianya
sehingga kami dapat menyelsekan makalah “Abnormalitas Rektum,Vulva dan Uretra”
dengan tepat waktu.
Kami sangat berterima kasih kepada Dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah II, yaitu ibu Isni Lailatul M, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah mempercayai kami untuk
menyusun makalah ini. Kami juga berterima kasih pada teman-teman sekelompok yang telah
memberikan waktu, dan ide-ide sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu.
Kami ingin makalah ini tersusun dengan baik bahkan sempurna, tetapi kami tahu
bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas perkulihan Keperawatan
Medikal Bedah II, semoga makalah ini bermanfaat, dapat menambah wawasan maupun
pengetauhan serta dijadikan dasar dalam menuntut ilmu dan berguna bagi pembacanya.
COVER...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................4
A. Latar Belakang......................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................5
C. Tujuan...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Definisa ...............................................................................................................6
B. Tujuan .................................................................................................................6
C. Manfaat ..............................................................................................................7
D. Syarat senam hamil..............................................................................................8
E. Latihan dasar senam hamil ..................................................................................8
A. Kesimpulan .............................................................................................................16
B. Saran .......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................17
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01.
Gambar 02.
Gambar 03.
Gambar 04.
Gambar 05.
Gambar 06.
Gambar 07.
Gambar 08
Gambar 09
Gambar 10.
Gambar 11.
BAB 1
PENDAHULUAN
Usus besar secara klinis dibagi menjadi belahan kiri dan belahan kanan
berdasarkan pada suplai darah yang diterima. Arteria mesentrika superior mendarahi
belahan kanan (sekum, kolon asendens, dan dua pertiga proksimal kolon
transversum), dan arteria mesentrika inferior mendarahi belahan kiri (sepertiga distal
kolon transversum, kolon desendens, kolon sigmoid, dan bagian proksimal rektum).
Suplai darah tambahan ke rektum berasal dari arteri hemoroidalis media dan inferior
yang dicabangkan dari arteria iliaka interna dan aorta abdominalis. Aliran balik vena
dari kolon dan rektum superior adalah melalui vena mesenterika superioir, vena
mesenterika inferior, dan vena hemoradialis superior (bagian sistem portal yang
mengalirkan darah ke hati). Vena hemoradialis media dan inferior mengalirkan darah
ke vena iliaka sehingga merupakan bagian sirkulasi sistemik. Terdapat anostomosis
antara vena hemoradialis superior, media, dan inferior (Emilia et al, 2002)
Gambar 02. Pembuluh darah vena rektum
2.2 Abnormalitas Rektum
2.6.1 Hemorrhoid
a. Pengertian
Hemorrhoid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan
merupakan suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah
mulai menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk
mengatasinya. Hemorrhoid dari kata ''haima'' dan ''rheo''. Dalam medis, berarti
pelebaran pembuluh darah vena (pembuluh darah balik) di dalam pleksus
hemorrhoidalis yang ada di daerah anus. Dibedakan menjadi 2, yaitu
hemorrhoid interna dan hemorrhoid eksterna yang pembagiannya berdasarkan
letak pleksus hemorrhoidalis yang terkena (Murbawani, 2006).
Hemorrhoid interna adalah pleksus vena hemorrhoidalis superior di
atas mukokutan dan ditutupi oleh mukosa. Hemorrhoid interna ini merupakan
bantalan vaskuler di dalam jaringan submukosa pada rectum sebelah bawah.
Hemorrhoid interna sering terletak di kanan depan, kanan belakang dan kiri
lateral. Hemorrhoid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus
hemorrhoidalis inferior, terdapat di sebelah distal pada mukokutan di dalam
jaringan di bawah epitel anus (Sjamsuhidajat, 1998)
c. Gejala Klinis
Gejala klinis hemoroid dapat dibagi berdasarkan jenis hemoroid (Villalba dan
Abbas, 2007) yaitu:
Hemoroid internal
Prolaps dan keluarnya mukus.
Perdarahan.
Rasa tak nyaman.
Gatal.
Hemoroid eksternal
Rasa terbakar.
Nyeri ( jika mengalami trombosis).
Gatal.
2.6.3 Proktitis
a. Pengertian
Proktitis adalah peradangan pada lapisan mukosa rektum yang dapat terjadi
secara akut maupun kronis.
b. Faktor Penyebab
Proktitis yang disebabkan radang usus (misalnya, kolitis ulseratif,
penyakit Crohn).
Proktitis infeksius, seperti Clostridium difficile dan Salmonela sp. (Dalam
kebanyakan kasus, inflamasi rektum yang disebabkan oleh infeksi
peradangan cenderung menyebabkan inflamasi pada kolon juga.).
Proktitis dikarenakan kondisi jinak, seperti diversi, iskemia, dan proktitis
radiasi
c. Gejala
c. Gejala
Gejala-gejala dari kanker vulva antara lain :
Gatal-gatal
Perdarahan yang bukan berasal dari menstruasi.
Perubahan pada kondisi kulit, seperti warna dan ketebalan kulit. Kulit dapat
berwarna merah, putih, atau menggelap.
Terdapat tahi lalat di area vulva yang berubah bentuk atau warna.
Benjolan yang menyerupai jerawat, bisul, atau luka terbuka.
Nyeri atau sensitif terhadap rasa sakit di area panggul, terutama ketika
berhubungan seksual.
Terasa perih, khususnya ketika sedang kencing.
2.4.2 Vulvitis
a. Pengertian
Vulvitis adalah suatu kondisi peradangan pada vulva
b. Faktor Penyebab
Peradangan pada vulva bisa disebabkan oleh sejumlah kondisi, seperti:
Infeksi. Tidak hanya vagina, vulva juga dapat terinfeksi bakteri, virus, atau
jamur. Contoh-contoh penyebab infeksi pada vulva adalah herpes genital,
jamur candida, infeksi HPV, kutu kemaluan, dan skabies.
Iritasi. Beberapa produk rumah tangga dapat menyebabkan iritasi, seperti tisu
toilet, sabun mandi, sampo, dan kondisioner yang mengandung parfum,
deodoran, bedak, semprotan organ intim, spermisida, serta pakaian dalam
yang bukan berbahan katun. Iritasi juga dapat terjadi setelah berenang atau
berendam di fasilitas umum, bersepeda, serta menunggang kuda.
Penyakit kulit. Beberapa penyakit kulit yang dapat memengaruhi kesehatan
vulva, di antaranya adalah psoriasis, lichen planus, dan lichen sclerosus.
Estrogen rendah. Vulvitis dapat terjadi akibat kadar estrogen yang rendah,
seperti saat menopause. Vulvitis yang terjadi dikaitkan dengan peradangan
vagina akibat vagina menjadi kering.
Vulvodynia. Seseorang yang menderita vulvodynia akan mengalami rasa
tidak nyaman atau nyeri, seperti tersengat atau terbakar, yang bersifat kronis
pada area vagina dan vulva, tanpa adanya penyebab yang jelas.
Kanker vulva. Kanker vulva jarang terjadi, dan umumnya menyerang wanita
berusia di atas 60 tahun. Tandanya diawali dengan benjolan atau luka pada
vulva.
c. Gejala
Rasa sangat gatal di alat kelamin, terutama pada malam hari.
Keputihan.
Rasa seperti terbakar dan kulit pecah-pecah di sekitar vulva.
Kulit bersisik dan area putih yang menebal di vulva.
Bengkak dan merah di labia dan vulva.
Benjolan berisi cairan (blister) pada vulva.
Pembentukan penis selama bayi berada dalam rahim ditentukan oleh beberapa
hal, salah satunya adalah hormon seks laki-laki, yakni testosteron. Hipospadia
diduga disebabkan oleh terhambatnya kerja hormon testosteron tersebut,
sehinga pertumbuhan penis menjadi terganggu.
c. Gejala
Kondisi hipospadia yang dialami tiap penderita berbeda-beda. Tingkat
keparahannya tergantung kepada lokasi lubang uretra. Pada umumnya, lubang
uretra pada pengidap hipospadia terletak di dekat ujung penis. Tetapi ada juga
pengidap dengan lubang uretra yang terletak di bagian tengah atau pangkal
penis (dekat skrotum). Posisi kedua inilah yang disebut hipospadia parah.
Kulup yang terlihat menaungi ujung penis. Ini terjadi karena kulup tidak
berkembang di bagian bawah penis.
Penis yang melengkung ke bawah akibat terjadinya pengencangan
jaringan di bawah penis.
Percikan abnormal yang terjadi saat buang air kecil.
b. Faktor Penyebab
Striktur uretra dapat terjadi secara :
Kongenital
Struktur uretra dapat terjadi secara terpisah ataupun bersamaan dengan
anomali saluran kemih yang lain. Striktur ini biasanya sering terjadi di fossa
navikularis dan pars membranase.
Didapat
Cedera Uretral (akibat insersi peralatan bedah selama operasi transuretral,
kateter indwelling, atau prosedur sitoskopi)
Cedera akibat peregangan
Cedera akibat kecelakaan
Urethritis gonorheal yang tidak ditangani
Spasmus otot
Tekanan diluar misalnya pertumbuhan tumor
Post Operasi
Beberapa operasi pada saluran kemih dapat menimbulkan
struktururetra, seperti operasi prostat, operasi dengan alat endoskopi.
Infeksi
Merupakan factor yang paling sering menimbulkan struktur uretra,
seperti infeksi oleh kuman gonokokus yang menyebabkan urethritis
gonorrhika atau non gonorrhika telah menginfeksi uretra beberapa tahun
sebelumnya,namun sekarang sudah jarang akibat pemakaian antibiotik,
kebanyakan struktur ini terletak dipars membranasea, walaupun juga terdapat
pada tempat lain, infeksi chlamidia sekarang merupakan penyebab utama tapi
dapat dicegah dengan menghindari kontak dengan individu yang terinfeksi
atau menggunakan kondom.
c. Gejala
Keluhan kesulitan dalam berkemih, harus mengejan, pancaran
mengecil, pancaran bercabang dan menetes sampai retensi
urine.Pembengkakan dan getah/nanah didaerah perineum, skrotum dan
terkadang timbul bercak darah dicelana dalam.Bila terjadi infeksi sistemik
penderita febris, warna urine bisa keruh (Nursalam, 2008).
Gejala dan tanda struktur biasanya mulai dengan hambatan arus kemih
dan kemudia timbul sindrom lengkap obstruksi leher kandung kemih seperti
digambarakan pada hipertrofia prostat.Struktur akibat radang uretra sering
agakluas dan mungkin multiple (Smeltzer.C, 2002).
2.6.3 Uretritis
a. Pengertian
Uretritis adalah peradangan atau pembengkakan yang terjadi pada uretra,
yaitu saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar tubuh. Kondisi
ini menyebabkan dorongan untuk buang air kecil semakin meningkat dan
penderita akan merasa nyeri ketika buang air kecil. Uretritis merupakan salah
satu jenis infeksi menular seksual.
c. Gejala
Gejala utama uretritis atau infeksi uretra adalah rasa nyeri ketika buang air kecil.
Selebihnya, gejala pada pria dan wanita dapat berbeda. Pada pria, gejala uretritis
meliputi:
Rasa panas dan terbakar ketika buang air kecil.
Hematuria.
Penis terasa gatal, membengkak, dan mengeluarkan cairan.
Kelenjar getah bening membengkak pada area selangkangan.
Nyeri ketika melakukan hubungan seksual atau ejakulasi.
Sementara itu, gejala uretritis pada wanita meliputi:
Nyeri perut.
Demam dan menggigil.
Nyeri panggul.
Rasa terbakar dan tidak nyaman ketika buang air kecil.
Dispareunia.
Keluar cairan dari vagina (keputihan)
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rektum adalah bagian dari usus besar yang berada di sepuluh sentimeter
terbawah, dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal.
Abnormalitas yang dapat terjadi pada rektum ialah antara lain Hemorrhoid, Kanker
kolorektal dan Proktitis.
Vulva meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis
sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, selaput
darah (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar dan struktur vascular.
Abnormalitas yang dapat terjadi pada organ-organ vulva adalah vulvitis dan kanker
vulva.
Uretra ialah sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kemih ke lubang
luar. Abnormalitas yang dapat terjadi pada uretra adalah hipospadia, striktur uretra
dan uretritis.
3.2 Saran
3.2.1 Kami harapkan makalah ini dapat menjadi referensi mahasiswa keperawatan
dalam belajar.
3.2.2 Diharapkan makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan mahasiswa
keperawatan tentang abnormalitas rektum, vulva dan uretra.
3.2.3 Diharapkan mahasiswa keperawatan menambah wawasan tentang
abnormalitas rektum, vulva dan uretra sehingga dapat memperbaiki mutu
pelayanan keperawatan.
.
DAFTAR PUSTAKA