Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
1841312073
1) Meningens
2) Ensefalon
a) Cereberum
Cerebrum terdiri dari dua hemispherium cerebri, merupakan
b) Cerebelum
c) Brainstem
d) Hipotalamus
- Ventrikel lateral
- Ventrikel III
- Ventrikel IV
Diantara brainstem dan cerebellum. Di dorsal medulla
(Musana, 2010)
3) Medula Spinalis
perikarya atau soma dari neuron, dendrit, glia, pembuluh darah, dan
grisea ini berwarna kelabu karena adanya badan sel saraf yang relatif
besar, nukleus bulat dikelilingi badan Nissl. Substansi grisea pada otak
disebut nuclei.
1) Cerebral kortex
menonjol.
yang mempunyai jarak antar sel satu dengan yang lain. Sel
2) Cereberum kortex
Dibagi menjadi 3 lapisan yang sedikit bervariasi tergantung
areanya.
piriformis.
3) Medulla spinalis
berkas serabut saraf yang naik dan turun. Serabut saraf yang
otonom.
2) Otak belakang
3) Otak tengah
2. Definisi Meningokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina
tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina
bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang
(vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal
posterior. Medulla spinalis biasanya normal dan menerima posisi normal pada
3. Etiologi
terjadinya defek ini. Tuba neural umumnya lengkap empat minggu setelah
konsepsi. Hal-hal berikut ini telah ditetapkan sebagai faktor penyebab kadar
4. Manifestasi Klinis
spinalis dan akar saraf yang terkena. Beberapa anak memiliki gejala ringan
daerah yang dipersarafi oleh korda spinalis atau akar saraf yang terkena.
1) Gangguan persarafan
2) Gangguan mental
5. Patofisiologi
Ada dua jenis kegagalan penyatuan lamina vertebrata dan kolumna spin
alis yaitu spina bifida okulta dan spina bifida sistika. Spina bifida okulta
2014)l.
Spina bifida sistika adalah defek penutupan yang menyebabkan
penonjolan yang terdiri dari meninges dan sebuah kantong berisi cairan
pada 20% kasus spina bifida sistika. Meningokel umumnya terdapat pada
lumbosakral atau sacral. Hidrosefalus terdapat pada hampir semua anak yang
menderita spina bifida (85% sampai 90%), kira-kira 60% sampai 70% tersebut
memiliki IQ normal. Banyak ahli percaya bahwa defek primer pada NTD
perkembangan awal embrio. Akan tetapi, ada bukti bahwa defek ini
(Elizabet, 2015).
6. Komplikasi
a) Hidrosefalus
b) Meningitis
c) Hidrosiringomielia
d) Intraspinal tumor
e) Kiposkoliosis
i) Sindroma Arnold-Chiari
j) Gangguan pertumbuhan
7. Pemeriksaan Penunjang
8. Penatalaksanaan
a. Pembedahan
Dilakukan pada periode neonatal untuk mencegah rupture. Perbaikan
dengan pembedahan pada lesi spinal dan pirau CSS pada bayi
c. Terapi fisik
maupun terapi fisik. Keleinan saraf lainnya diobati sesuai dengan jenis
Gangguan pertumbuhan
dan perkembangan janin
Kegagalan
penutupan lamina
vertebrata
Spina
bifida
Meningoke
l
Terdapat
benjolan
Mk : Resiko
trauma / injuri
MK :
Gangguan Pecah Kerusakan
sistem saraf integritas
Kulit
Post de
entry
Sistem Ekstremitas
perkemihan bawah Mk : Resiko
Infeksi
Mk : Kelumpuha Mk : Gangguan
Inkontinensia urin n mobilitas fisik
B. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan
1) Pengkajian
penentuan masalah.
a. Identitas Klien
Meliputi nama, tanggal lahir, umur, jenis kelamin, No. MR, diagnosa
b. Keluhan Utama
a. Prenatal
puskesmas atau bidan atau rumah sakit. Kaji apa saja pendidikan
kesehatan yang telah didapatkan ibu. Kaji kapan HPHT ibu. Kaji
normal pada ibu hamil yaitu pada trimester pertama 0,5-2 kg dan
b. Natal
persalinan.
c. Post Natal
ataupun bayi baik atau tidak, apgar score, ada atau tidak ada
Nilai 0 1 2
Apperance (warna Biru, Badan merah, Semuanya
kulit) pucat ekstremitas merah muda
biru
Pulse (denyut Tidak <100 >100
jantung) teraba
Grimece (refleks Tidak ada Lambat Menangis kuat
terhadap
rangsangan)
Activity (tonus Lemas / Gerakkan Aktif fleksi
otot) lumpuh sedikit / fleksi tungkai baik /
tungkai reaksi
melawan
Respiratory (usaha Tidak ada Lambat, tidak Baik,
nafas) teratur menangis kuat
Nilai APGAR antara 7-10 menandakan kondisi bayi baik
Nilai APGAR antara 4-6 menandakan bahwa bayi
mengalami asfiksia sedang, memerlukan intervensi.
f. Riwayat Sosial
proses rawatan.
g. Pemerikasaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
b. Antropometri
Berat badan normal bayi baru lahir 2500-4000 gram. Panjang bayi
mikrosefalus.
Keadaan Umum
Reflek
Pada neonatus, kaji reflek moro terjadi pada usia 1-2 minggu
Kepala
Rambut
sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Dada
seperti ronchi.
b) Jantung
Abdomen
Ekstremitas
CRT apakah <2detik atau tidak, kaji akral teraba hangat atau
Kulit
Kaji apa warna kulit pada bayi, kaji ada tidaknya sianosis, kaji
Punggung
Genetalia
Anus
2) Diagnosa Keperawatan
1) Risiko Infeksi
4) Inkontinensia urin
5) Resiko cidera
3) Aplikasi NANDA, NOC, NIC
Manajemen pengobatan
Aktivitas:
1. Cek order pengobatan
2. Pastikan prinsip 6 benar obat
dengan tepat
3. Berikan obat pada pasien sesuai
dengan order pengobatan
4. Monitor efektivitas pemberian
obat pada pasien
3 Hambatan mobilitas Status neurologi: Tulang Pengaturan Posisi: Neurologi
fisik punggung Aktivitas:
Kriteria hasil: 1. Imobilisasi atau topang bagian
1. Gerakan kepala dan tubuh yang terganggu dengan
bahu tidak terganggu tepat
2. Kekuatan tubuh bagian 2. Berikan posisi terapeutik
atas tidak terganggu 3. Lindungi bagian tubuh yang
3. Kekuatan tubuh bagian terganggu
bawah tidak terganggu 4. Pertahankan posisi yang tepat saat
4. Refleks tendon tidak mengatur posisi pasien
terganggu 5. Ganti posisi tiap 2 jam sekali
I. IDENTITAS DATA
Nama Anak : Azka Nama Ibu : Mimin
BB/TB : 6 Kg / 60 cm Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Genogram Keterangan :
Data Laboratorium
Tgl 12 maret 2019 PT : 10,3 detik
Hb : 8,3 g/dl PTT : 44,3 detik
Leukosit : 14.400/ mm3 Na / K / Cl : 133 / 4,9/ 102
Trombosit : 319.000/mm3
Ht : 41%
GDR : 91 mg/dl
Ur / Cr : 26 / 10,1 ml
XII. KEBUTUHAN DASAR SEHARI-HARI
No Jenis Kebutuhan Di Rumah/sebelum sakit Di Rumah sakit
1 Makan Susu formula Susu formula
2 Minum Susu formula + air putih Susu formula + air putih
3 Tidur 8 jam 7 jam
4 Mandi 2 x sehari 2x sehari
5 Eliminasi BAB dan BAK lancar BAB dan BAK lancar
6 Bermain - -
3 DS : Ibu mengatakan tidak tahu cara mengganti Kurang nya informasi Kurang
balutan luka dengan teknik steril sehingga ia tentang luka pengetahuan
mengganti balutan tanpa alat yang steril dan
Penggantian balutan tanpa
dengan memakai tangan kosong yang sudah
teknik steril
dicuci handrub saja
Kurang Pengetahuan
DO :
Terlihat luka masih mengeluarkan pus
Ibu tampak habis melakukan penggantian
balutan tanpa teknik steril
Manajemen pengobatan
Aktivitas:
5. Cek order pengobatan
6. Pastikan prinsip 6 benar obat dengan tepat
7. Berikan obat pada pasien sesuai dengan
order pengobatan