Vous êtes sur la page 1sur 35

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ASUHAN KEPERAWATAN ISLAM DALAM BBL DAN ASI

Kelompok 5

Di susun oleh :

Muhammad Fadhil F

Tri Arieyanto H

Marcella

Mega sukmawati

Shofia Marwah Pebriana

Prodi S1 Keperawatan

Angkatan 2018/2019

Stikes Bhakti Kencana Banndung

Jl.Soekarno Hatta No 754, Cipadung Kidul, Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat

40614
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
Berlin makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dilakukan untuk memenuhi
tugas .
Sehubungan dengan isi penelitian sampai dengan tersusunnya makalah ini, dengan
rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya Semoga amal baik dari
semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan saran
dari semua pihak yang sangat diharapkan pada penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat.

Bandung, 06 November 2018

Penyusun
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ASI Menurut Pandangan Agama Islam
2.2 ASI dan ibu menyusui
2.3 Tata Cara dan Masa Menyusui
2.4 Makanan Yang Baik Untuk Ibu Menyusui
2.5 Persiapan dan Cara Menyusui Bayi Baru Lahir
2.6 Pemenuhan ASI
2.7 Jenis-jenis ASI
2.8 Asuhan Keperawatan BBL
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan
lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa
kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system.

Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature


anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa
perubahan yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir
meliputi semua system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system
pernafasan sirkulasi,ginjal dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan
persiapan yang matang untuk melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat, produktifitas tenaga
kerja, angka-angka dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya
daya kerja fisik dan terganjal mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari
masalah gizi kurang.

Salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah
kurang kalori, protein hal ini yang banyak ditemukan bayi dan anak yang masih kecil
dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut "kesundulan" tidak terdalang lagi
oleh kepala adiknya yang telah muncul sadar. Keadaan ini karena anak dan bayi
merupakan golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi yang disebabkan karena makanan yang
kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu dengan cara dan
jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini berhubungan dengan sosial dan
ekonomi yang digunakan oleh jumlah ASI yang termasuk energi dan zat-zat gizi yang
terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi
kebutuhan pertumbuhan sampai beroleh angka empat bulan. Setelah itu ASI digunakan
sebagai protein vitamin dan mineral utama untuk beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas air susu ibu (ASI). Pemberian ASI semaksimal mungkin
merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan generasi penerus di masa
depan. Akhir-akhir ini sering dibedakan tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politik dari pemerintah ASI termasuk ASI EKSLUSIF telah cukup,
hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan Nasional Peningkatan
Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada hari Ibu tanggal 22
Desember 1990 yang betemakan “Dengan Asi, kaum ibu mempelopori Peningkatan
kualitas manusia Indonesia ”. Dalam pidatonya presiden menyebutkan juga bahwa ASI
sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat bulan.Pemberian
ASI tanpa pemberiaan makanan lain disebut dengan menyusui secara
eksklusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI selama ASI
terus teruskan hingga anak usia dua tahun. ASI merupakan makanan yang bergizi tidak
membutuhkan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah dicerna oleh bayi dan
langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang mampu menghasilkan air susu dalam
jumlah yang cukup untuk keperluan rumah. Selama enam bulan pertama. Mungkin ibu
yang gizinya kurang baikpun sering bisa menghasilkan ASI cukup tanpa makanan
Tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun
akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan
keuntungan menyusui. Selama ini dengan mengeluarkan bayi dari penggunaannya,
padahal hanya beberapa bayi yang menggunakan susu formula atau susu formula. Jika
hal yang begitu terus berlangsung, maka hal ini merupakan ancaman yang serius
terhadap pemeliharaan dari penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM
Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu
tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun
1991 yaitu ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan
55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa
ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF untuk bayinya mencapai 47%, sedangkan
pada repelita VI aktif 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di RS Umum Dr.
Kariadi Semarang tahun 1977 mendapat pemberian ASI setelah berumur 2 bulan
31,6%, ASI + Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu
pada umur 1 bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal
ini ada susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil
Padang tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja hingga 4-6
bulan pada ibu yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,
27%. Salah satu bagian dari pendidikan itu tertulis 75% dari ibu-ibu yang
berpendidikan tamat SD telah memberikan makanan pendamping ASI yang bervariasi
dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa dalam penggunaan ASI
secara eksklusif untuk bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi
dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja,
keinginan untuk disebut modern dan mempengaruhi iklan / promosi ASI dan tdak kalah
penting adalah anggapan bahwa semua orang sudah mengetahui tentang manfaat ASI.

1.2 Rumusan Masalah


Dengan latar belakang yang telah dikemukakan, maka akan menjadi masalah
dalam hal ini adalah bagaimana ASI Eksklusif.

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus


2. Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data
3. Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum
5. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
6. Untuk mengetahui tentang Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
7. Untuk mengetahui tentang Penanganan1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari informasi ini adalah untuk mengetahui ASI EKSKLUSIF dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya
Tujuan Khusus
- Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi
-Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ASI pada hari tua 4 bulan
.
2.1 ASI MENURUT BERBAGAI PANDANGAN AGAMA ISLAM

Susu merupakan makanan terpenting dan sumber kehidupan satu-satunya bagi bayi di
bulan-bulan pertama usianya. Susu terbaik untuk anak adalah air susu ibu karena dengan
menyusui terjadilah kontak cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Ibu adalah orang
yang paling mampu memberikan cinta dan kehangatan yang sesungguhnya kepada anak
dengan naluri keibuannya yang diberikan Allah kepadanya.

“Dengan menyusui hubungan cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak-anak akan semakin
erat dan akan membuat anak merasa tenang dan aman”.(riwayat-riwayat Ahll bait a.s)

Imam Amirul Mu’minin Ali a.s. berkata yang artinya, “Tidak ada air susu yang lebih
berbarokah bagi anak bayi dari air susu ibunya sendiri”.

Riset ilmiah telah membuktikan bahwa ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi
selain itu. Dengan menyusui anka akan merasa aman dan tenang berada di dalam pelukan
ibunya.

2.2. Air susu dan ibu yang menyusui

Baik air susu maupun ibu yang menyusui berpengaruh pada perkembangan jasmani
dan rohani anak,ada beberapa kriteria bagi ibu susu yang dijelaskan oleh Imam Muhamad
Baqir a.s. “Sususkanlah anak kalian pada wanita yang cantik dan jangan kalian susukan
kepada wanita yang buruk rupa karena air susu akan berpengaruh pada parasnya”.

Ada larangan dari Ahlul Bait a.s. untuk menyusukan anak pada beberapa wanita.
Diantaranya wanita majusi dengan syarat mereka harus melarang wanita tersebut meminum
minuman keras.

“Jika wanita ahlul kitab akan menyusui anakmu, pertama kali laranglah ia dari minuman
keras”. (riwayat Imam ja’far Shadiq a.s)

Imam Ja’far Shadiq a.s juga melarang kita untuk menyusukan anak pada wanita
pelacur dan wanita yang memiliki air susu hasil dari perzinaan.

Hikmah dan larangan tersebut adalah karena air susu sangat berpengaruh pada
kepribadian anak. Wanita pezina selalu hidup dalam keresahan hati dan ketidaktenangan. Ia
selalu dihantui oleh perasaan bersalah dan berdosa pada tuhan pada hari pertama tebentuknya
janin di rahimnya. Semenjak saat itu sampai ia melahirkan. Perasaan yang tidak menentu
selalu hadir si hatinya. Kondisi jiwa dan mental seperti itu sangat berpengaruh pada
kestabilan mentan dan keseimbangan jiwa anaknya. Karena itulah, air susu anak hasil
zinapun tida baik bagi anak kita.

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa rosulullah SAW. Mengingatkan kita untuk
berhati-hati terhadap air susu wanita pelacur dan wanita gila. Beliau bersabda yang artinya
“jagalah anak kalian dari air susu wanita pezina dan wanita gila karena air susu akan
meninggalkan kesannya pada anak tersebut"

2.3 Tatacara dan masa menyusui

Para pakar psikologi menekankan agar para ibu hendaknya dalam keadaan yang
tenang saat menyusui, lalu menyentuh kening anaknya dengan lembut. Selain itu mereka
menyebutkan bahwa ibu tidak boleh memaksa ankanya untuk menghadap ke payudaranya,
karena dikhawatirkan hal itu akan mengejutkan dan membingungkan anak.

Dalam konsep yang di ajarkan oleh Ahlul Bait a.s disebutkan juga tatacara dan masa
menyusui. Mereka menegaskan bahwa cara menyusui anak adalah dengan memberikan kedua
payudara ibu kepada anak bulan. Imam ja’far Shadiq a.s kepada Ummu Ishak binti Sulaeman
mengatakan yang artinya” Wahai Ummu Ishaq,jangan kau susui anak dengan satu payudara
saja. Susuilah dari keduannya secara bergantian karena salah satu mengeluarkan makanan
bagi anak dan lainnya mengeluarkan minuman untuknya.

Dalam riwayat lain beliau juga mengatakan “Masa menyusui adalah 21 bulan. Jika
kurang dari masa ini berarti anak tersebut telah dizalimi haknya”.

Masa yang cukup panjang ini sangat baik bagi perkembangan mental dan psikis anak,
karena masa menyusui adalah masa yang sangat sensitif bagi anak dan masa yang
membentuk kepribadiannya. Saat sang ibu mendekapnya, ia akan merasakan cinta dan
kehangatan.

2.4 Makanan yang baik untuk ibu yang menyusui

Imam Ja’far Shadq a.s menganjurkan untuk memakan satu jenis kurma, yaitu kurma
barni. Beliau mengatakan “Berilah isi kalian yang baru melahirkan kurma barni karena dapat
membuat anak kalian berhati lembut”. Riwayat lain menyebutkan bahwa beliau berkata:
“berilah istri kalian yang baru melahirkan kurma barni karena dapat mempercantik paras anak
kalian.

Abduk Bait a.s dalam banyak riwayat menyebutkan daftar makanan yang baik untuk
pertumbuhan dan kesehatan diantaranya adalah roti untuk mencegah datangnya penyakit,
bubur gandum untuk menumbuhkan daging, menguatkan tulang dan memudahkan
pencernaan, bubur kacang ada untuk menurunkandarah tinggi dan mengurangitemperatur
badan, daging untuk mengurangi rasa amarah, bubur daging untu menyegarkan dan
membuatnya penuh energi, buah jaitun untuk menngeluarkan angin dari tubuh anggur untuk
mengurangi amarah dan buah pir untuk menguatkan janutng. Selain itu , ahlul Bait a.s.
menekankan pentingnya madu,telur,susu,dan semua jenis buah-buahan. Semau faedah yang
dihasilkan makanan-makanan diatas juga didapatkan oleh bayi melalui ASI yang ia miliki.
2.5 Persiapan dan Cara Menyusui Bayi Baru Lahir

Persiapan menyusui sebenarnya sudah harus dimulai sebelum bayi lahir ya Mums. Jadi
ketika si Kecil telah lahir, Mums pun sudah siap untuk menyusui karena sudah tahu dan
belajar bagaiamana cara menyusui bayi baru lahir dengan benar. Yang paling penting
dalam mempersiapkan meyusui bayi yang baru lahir adalah mengetahui posisi bayi dan
ibu ketika menyusui. Jangan sampai salah ya Mums memposisikan si Kecil ketika
menyusui karena bisa berakibat fatal.

Sebelumnya, pastikan bahwa sirkulasi Air Susu Ibu sudah lancar atau setidaknya keluar
jika dihisap oleh bayi.Setelah itu pastikan bahwa Mums sudah mencuci tangan terlebih
dahulu sampai bersih.Selanjutnya, siapkan tempat dan perlengkapan menyusui seperti
kursi untuk ibu duduk, sandaran, bantal menyusui dan lain sebagainya. Pastikan posisi
mulut bayi tepat pada puting susu sehingga tidak menyulitkan si kecil ketika ingin
menyusui.

Lalu kapan Jadwal Menyusui Bayi Baru Lahir?

Mengenai jadwal menyusui bayi yang baru lahir sebenarnya ada lho Mums waktu-waktu
yang tepat untuk bisa menyusui si Kecil yang baru lahir.Namun mungkin belum semua
ibu tahu kapan waktu yang tepat itu.Nah, ada cara-cara sederhana yang dapat Mums
terapkan untuk menyusun jadwal menyusui berdasarkan ritme makan si Kecil.

1. Perhatikan Siklus Menyusui Bayi


Untuk menyusun jadwal menyusui bayi, Mums harus tahu dulu mengnai siklus makan
atau si Kecil minum ASI.Amati bagaimana siklusnya, hal ini merupakan ritme kebiasaan
si Kecil ketika menyusui. Biasanya si Kecil akan lapar di jam yang sama dan berkala
setiap hari.
2. Perhatikan Tanda Bayi Lapar
Untuk tahu kapan waktu yang tepat adalah dari mengetahui tanda-tandanya. Tanda
bayi Mums lapar dan ingin menyusu adalah ketika ia menangis. Mungkin tidak semua
tangisan bayi bisa diartikan sama, namun untuk bayi baru lahir, alasan terbesar mengapa
ia menangis adalah karena ia lapar.

3. Terapkan Jadwal Rutin Menyusui


Nah, jika sudah tahu siklus menyusui si Kecil dan mengetahui bagaimana tanda-tandanya
jika si Kecil lapar maka Mums bisa terapkan jadwal rutin menyusui. Jadwal menyusui
bayi baru lahir dapat dilakukan dengan memberikan ASI setiap 2 hingga 3 jam sekali. Hal
ini dapat menjadi stimulator yang bagus untuk bayi.

Posisi Menyusui yang Baik dan Benar

Posisi menyusui yang benar penting untuk diperhatikan oleh ibu menyusui, karena jika bayi
menyusu dalam posisi yang kurang tepat, dia akan kesulitan untuk mengisap ASI.

Posisi dan pelekatan bayi yang tepat

 Pastikan posisi ibu berada dalam posisi nyaman, punggung bersandar pada sesuatu yang tetap,
dan kaki tidak menggantung.
 Kepala dan bayi dalam garis lurus agar bayi merasa nyaman
 Bayi mendekat ke payudara, wajah menghadap payudara, dan hidung berhadapan dengan
puting.
 Bayi dipeluk sedekat mungkin dengan badan ibu, dan seluruh badan bayi ditopang terutama
bagian kepala sampai paha
 Pastikan bahwa sebagian besar areola (bagian hitam di sekitar puting) telah masuk ke mulut
bayi

 Tanda-tanda bayi mulai lapar


Berikut adalah tahapan tanda-tanda bayi mulai lapar:

1. Mulai terbangun
2. Mengeluarkan suara-suara pelan
3. Mouthing (mengeluarkan lidahnya dan menjilat-jilat bibirnya)
4. Rooting (menggeleng-gelengkan kepalanya seperti mencari payudara dan mulai
membuka mulutnya)
5. Mulai memasukkan tangannya ke mulut
6. Menangis pelan dan kemudian semakin meningkat intensitasnya. perhatikan bahwa
menangis adalah tanda paling akhir dari bayi yang lapar. Jadi pastikan untuk
mengenali tanda-tanda bayi yang lapar sejak awal

 Cara membangunkan bayi untuk menyusu

Di hari-hari awal biasanya bayi tidak akan tidur lebih dari 6 jam sekali tidur. Jika bayi tidur
dalam waktu lama ada beberapa cara untuk membangunkan bayi agar mau menyusu:

1. Perah sedikit ASI, oleskan pada bibirnya


2. Ganggu bibirnya dengan puting
3. Buka selimutnya
4. Buka pakaiannya dan biarkan bayi hanya menggunakan popok, coba susui sambil
skin-to-skin

 Posisi menyusui yang benar

Apapun posisi menyusui yang digunakan pastikan empat poin ini diperhatikan:

1. Kepala dan badan bayi dalam satu garis lurus


2. Badan bayi didekap dekat dengan badan ibu hingga menempel. Kalau menggunakan
posisi tidur miring, berarti indikatornya di perut dimana perut bayi menempel di perut
ibu
3. Tangan ibu harus menopang seluruh badan bayi, bukan hanya kepala dan bahu
4. Bawa bayi menghadap ke payudara, dengan hidung bayi berhadapan dengan puting.

 Kunci pelekatan menyusui (latch-on) yang baik (silakan cek juga dokumen tentang
posisi dan pelekatan dan album foto grup tentang posisi dan pelekatan)
Ada empat tanda-tanda pelekatan menyusui yang tepat:

1. Mulut terbuka lebar. Jangan buru-buru memasukkan payudara ke mulut bayi jika
mulutnya belum terbuka lebar.
2. Daerah gelap di sekitar puting (aerola) masuk banyak ke mulut bayi, terutama yang
terletak di bagian bibir bawah bayi. Dengan kata lain, Areola yang masih nampak
(setelah payudara masuk mulut), lebih banyak di bagian atas daripada bagian bawah
3. Bibir bawah bayi harus melengkung keluar. Jangan sampai mulut bayi berbentuk
kuncup (mecucu).
4. Dagu bayi menyentuh payudara ibu

 Tanda-tanda bayi menyusu dengan baik:

Ada beberapa tanda yang dapat diperhatikan sebagai petunjuk bahwa bayi menyusu dengan
baik:

1. Pelekatan menyusui benar


2. Ibu dapat mendengar dan melihat bayinya menelan ASI
3. Payudara terasa lebih “empuk”, tidak lagi keras setelah beberapa saat menyusu
4. Bayi terlihat menghisap dengan kuat dengan gerakan yang jelas pada rahang
5. Terkadang ibu dapat melihat adanya susu pada mulut bayi
6. Merasakan LDR (Let Down Reflex), untuk lengkapnya tentang LDR silakan lihat
dokumen tentang LDR
7. Bayi biasanya akan menyusu antara 20-45 menit, tergantung kebutuhan. Pastikan bayi
menyusu pada satu payudara hingga “ kosong”, baru tawarkan payudara yang satunya
jika ia masih lapar.

 Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:

Bayi biasanya kenyang menyusu jika menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

1. Melepaskan payudara dengan sendirinya


2. Mengantuk
3. Bayi kelihatan relaks, tangan dan bahu keliahatn relaks, dan tangan yang biasanya
mengepal saat lapar juga tidak lagi mengepal
4. Tertidur hingga dia merasa lapar kembali

 Menyendawakan bayi
Sejak awal menyusui, usahakan untuk selalu menyendawakan bayi setelah selesai menyusui,
umumnya untuk mencegah gumoh yang sering terjadi apda bayi muda. Berikut berbagai cara
menyendawakan bayi:

 Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu menyandarkan ke bahu ibu.
Wajah bayi menghadap ke belakang ibu. Sangga leher dan punggung bayi dengan
tangan sambil menepuk-nepuk punggung dengan lembut punggung bagian tengah
 Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bagian perut bayi di pangkuan dan
sangga bagian badannya. Usap lembut bagian punggungnya dan tunggu sampai ia
bersendawa
 Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke depan sementara dada
ditahan oleh tangan bunda. Beri tepukan atau usapan lembut pada punggung dan
pastikan kepala bayi tidak terdongak ke belakang

 Mengapa bayi muda mudah sekali gumoh

Gumoh sangat umum terjadi pada bayi muda, meski sudah disendawakan sekalipun.
Biasanya ini sering terjadi sampai sekitar usia 4-6 bulan, setelah itu akan berkurang ketika
bayi mulai sering tengkurap atau bahkan duduk. Sebab gumoh ini antara lain: Pertama,
volume lambung bayi masih kecil sementara susu yang ditelan bayi kadang melebihi
kapasitas lambungnya. Hanya dengan bayi bergerak sedikit, kadang susu tadi dgn mudahnya
keluar lagi. Kedua, karena organ pencernaannya belum sempurna, termasuk klep penutup
lambungnya. Ini yang menyebabkan susu yang sudah diminum mudah utk keluar. Sejalan
dengan bertambahnya usia, gumohnya akan semakin jarang krn organ pencernaannya makin
sempurna. Ketiga, posisi dan pelekatan menyusui yang kurang tepat sehingga ada
kemungkinan udara ikut masuk dan tertelan selama menyusu. Sendawa tidak selalu menjadi
jaminan bayi tidak akan gumoh. Kadang bayi tidak disendawakan juga tidak gumoh.Tapi
tetap lebih baik disendawakan jika dimungkinkan.Kalau bayi ibu termasuk yang sering
gumoh, sendawakan di tengah2 menyusui.Susui bayi 5-10 menit, sendawakan sebentar, lalu
lanjutkan lagi menyusuinya. Keempat, gumoh bisa terjadi karena kekenyangan atau produksi
ASI ibu sedang banyak, terutama banyaknya produksi foremilk atau asi awal. Cek dokumen
grup ttg foremilk dan hindmilk untuk lebih lengkapnya.

 Frekuensi minimum Buang Air Kecil (BAK) sebagai tanda kecukupan ASI

1. Hari pertama setelah kelahiran: 1 kali BAK


2. Hari kedua: dua kali BAK
3. Hari ketiga: 3 kali BAK
4. Hari keempat: 4 kali BAK
5. Hari kelima dan seterusnya hingga masa ASI eksklusif berakhir: 6 kali BAK
 Pola Buang Air Besar (BAB)

1. Hari pertama dan kedua setelah kelahiran: BAB berwarna hitam pekat yang disebut
mekonium. Kadang di hari kedua warnanya menjadi lebih kecoklatan
2. Hari ketiga setelah kelahiran: bayi mulai BAB lebih sering, warna BAB-nya biasanya
cenderung kehijauan
3. Hari keempat setelah kelahiran: BAB bayi mulai berwarna hijau kekuningan,
frekuensi bisa 3 kali sehari atau lebih
4. Hari kelima dan seterusnya: biasanya BAB bayi mulai berwarna kuning (golden
feses), frekuensinya bisa 3 kali atau lebih, biasanya banyak bayi BAB setelah
menyusu. Tekstur feses bayi yang normal adalah: cair dengan ampas atau berbentuk
krim/pasta atau berbiji-biji.

 Penurunan dan kenaikan berat badan

Bayi yang baru lahir umumnya akan mengalami penurunan berat badan hingga rata-rata
sekitar 7-10% dari berat badan lahir. Kemudian berat badannya akan kembali ke berat badan
lahir selambat-lambatnya dua minggu setelah kelahiran.

 Menjaga kondisi payudara dan puting

Di awal periode menyusui, puting ibu sanga rentan lecet.Untuk menghindarinya pastikan
pelakatan menyusui selalu tepat dan jangan lupa oleskan ASI pada puting sebelum dan
sesudah menyusui.Ibu yang baru mulai menyusui juga rentan mengalami bengkak payudara.
Ada beberapa cara untuk mengatasinya:

1. Pastikan bayi menyusu sesering mungkin


2. Jika payudara terasa kencang dan bayi belum ingin menyusu, perah ASI
3. Jika payudara bengkak, kompres dengan air hangat sebelum dan saat menyusui dan
kompres dingin sesudah menyusui. Hanya hisapan bayilah yang dapat efektif
meredakan bengkak pada payudara ibu

 Tips untuk ibu

1. Istirahatlah saat bayi istirahat


2. Jangan segan minta bantuan keluarga atau orang terdekat untuk mengerjakan
pekerjaan rumah tangga atau membantu merawat anak yang lebih besar. Rencanakan
ini sebelum ibu melahirkan
3. Banyak konsumsi makanan bergizi dan minum air putih
4. Jangan memaksakan diri, berikan waktu pada diri ibu untuk menyesuaikan diri
dengan jadwal yang baru setelah kelahiran bayi

Tetap berpikiran positif bahwa ASI cukup untuk bayi

2.6 Pemenuhan ASI

I. Pentingnya Air susu Ibu

Setelah melakukan persalinan ibu akan memiliki tugas lain yaitu dalam menyusui bayi yang
barus aja dilahirkan. Meskipun masih berasa letih, segeralah menyusui bayi sesegera
mungkin. Pada persalinan normal anda dapat langsung melakukan inisiasi menyusu dini
segera setelah bayi lahir. Sementara pada persalinan dengan cara operasi caesar inisiasi
menyusu dini dapat dilakukan satu jam setelah menjalani operasi tersebut.

Struktur Payudara dan ASI

pemahaman tentang struktur payudara merupakan suatu hal yang penting agar seorang ibu
mengetahui cara yang tepat untuk menyusui bayi

Payudara wanita dirancang untuk memproduksi ASI. pada tiap payudara, terdapat
sekitar 20 lobus yang memiliki sistem saluran (duct system ).

Bagaimana payudara menghasilkan ASI ?

Terdapat banyak refleks yang mempengaruhi produksi ASI. ada refleks pada ibu dan refleks
pada bayi, keduanya berperan besar dalam proses tubuh untuk menghasilkan ASI. Refleks
pada ibu ada 3, yaitu sebagai berikut:

1. Refleks prolaktin
Bayi menghisap payudara dan menstimulasi ujung syaraf. syaraf inilah yang
kemudian memerintahkan otak untuk mengeluarkan hormon, yaitu hormon prolaktin
yang bertugas untuk merangsang sel kelenjar pada payudara sehingga menghasilkan
air susu lebih banyak.
2. Let Down Reflex
Hormon oksitosin yang di keluarkan tubuh menyebabkan sel-sel otot disekitar alveoli
pada payudara berkontraksi sehngga mendorong air susu masuk ke saluran
penyimpanan dan akhirnya bayi dapat menghisapnya. Refleks ini dipengaruhi oleh
kondisi jiwa ibu.
Sehingga semakin bayi menghisap, akan semakin banyak ASI yang dihasilkan.
Sedangkan pada bayi, terdapat 3 reflex pada bayi yang brpengaruh dalam proses menyusui:
Reflex Mencari
Ini adalah reflex pada bayi dimana bayi baru lahir akan melakukan respon
ketika adanya rangsangan external brupa sentuhan. Misalnya, Sentuhan pada pipi akan
membuat bayi menoleh pada arah sentuhan tersebut. Bla bibir dientuh, dia akan
membuka mulutnya serta berusaha mencari puting untuk menyusui, reflex ini dsebut juga
rooting reflex
Refex Menghisap
Bayi sudah memiliki kemampuan menghisap sejak lahir dan semakin sering
bayi menghisap, maka ASI yang dihasilkan pun akan semakin bertambah. Reflex ini
terjadi bila adanya rangsangan pada kangit-langit mulutnya.
Reflex menelan
Ketika ada sesuatu ang memasuki ke mulutnya, bayi sudah bisa menelannya.

2.7 Jenis-Jenis ASI


ASI dbentuk secara bertahap sesuai keadaan serta kebutuhan bayi baru lahir yang baru saja
terbebas dari kehidpan ang brgantung pada tali pusar. Tahapan-tahapan pembentukan ASI
adalah sebagai brikut:
 Kolostrum yang merupakan ASI yang baru keluar pada hari-hari pertama kelahiran,
biasanya berwarna kuning serta kental. Air susu ini sangat tinggi akan kandungan
protein dan zat-zat immunoglobin seperti IgG, IGA, dan IgM, serta mengandung ebih
sedikit lemak dan karboidrat. Pada awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin
sekitar 1 sendok teh, namun hal itu tidak perlu dikhawatirkan karena pada hari-hari
pertama bayi tidak perlu memerlukan banyak makanan karena masih tersedianya
cadangan makanan ketika masih berada dalam kandungan. Kolostrum memiliki peran
untuk melapisi dinding usus bayi dan melindunginya dari bakteri. Kolostrum juga
memiliki fungsi untuk mempersiapkansaluran makanan untuk bisa menerima
makanan bayi berikutnya. Produksi tersebut akan berkurang secara berangsur pada
hari ketiga sampai hari kelima.
 Susu Transisi, merupakan ASI yang keluar pada hari ketiga ampai hari ksepuluh
setelah kelahiran. Setelah maa adaptasi dengan perlindungan kolostrum, payudara
akan menghasilkan susu prmulaan atau transisi yang jumlahnya lebih banyak seta
bewarna bening. Kadar protein serta immunoglobinnya akan menurun sedangkat
laktosa dan lemak meningkat
 Susu Mature atau Matang, Merupakan ASI yang keluar setelah hari kesepuluh
persalinan. Kompisi mulai stabil da tidak berubah. Jika bayi lahir premature maka
kandungan ASI pun akan berbeda. Hal ini karena disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi premature yang memiliki berat badan kurang serta fungsi tubuhnya
yang belum sempurna
Berikut ini merupakan dua jenis ASI berdasarkan waktu keluarnya.
foremilk, disimpan pada saluran penyimpanan an keluar pada awal menyusui.
dihasilkan dalam jumlah yan sangat banyak dan cocok untuk menghilangkan rasa
laper bayi. Foremilk memiliki kandungan lemak yang rendah,namun tinggi laktosa,
gula, protein, mineral, dan air.
Hindmilk, keluar setelah foremilk habis saat menyusui sampai menyesal handmilk
sangat kaya akan zat gizi, kental, dan penuh lemak berpitamin(mirip dengan hidangan
utama setelah sub pembuka)
Manfaat ASI
ASI memiliki banyak sekali manfaat bagi sang bayi. Secara singkat terdapat 6
manfaat ASI yaitu sebagai berikut:
1 Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang di butuhkan.
2 Bayi mendapatkan zat kekebalan tubuh serta perlindungan dan kehangatan melalui
kontak kulit dengan ibunya
3 Meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan bayinya
4 Mengurangi perdarahan serta konservasi zat besi, protein, dan zat lainnya, meningat
ibu tidak haid selama menyusui sehingga menghemat zat yang terbuang
5 Penghematan anggaran karena tidak perlu membeli susu dan segala
perlengkapannya
6 ASI eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi, terganggunya pernapasan,
diare, dan obesitas pada anak.

2.8 ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL

Tujuan Instruksional Khusus :

1. Menjelaskan pengertian bayi baru lahir


2. Menyebutkan beberapa tanda-tanda bayi baru lahir normal
3. Menyebutkan beberapa tanda-tanda bayi baru lahir dengan komplikasi
4. Menjelaskan adaptasi fisiologis bayi baru lahir
5. Menjelaskan konsep APGAR
6. Menyebutkan masalah-masalah yang lazim terjadi pada bayi baru lahir normal
normal dan komplikasi
7. Membuat rencana keperawatan pada bayi baru lahir normal normal dan
komplikasi
8. Membuat prioritas keperawatan untuk tindakan-tindakan keperawatan pada bayi
baru lahir normal normal dan komplikasi

Konsep Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Definisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dengan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram,
menangis spontan kurang dari 30 detik setelah lahir dengan nilai APGAR antara
7-10 (Bobak & Jensen 1997: 362)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram (Departemen
Kesehatan :2005).

Asuhan keperawatan segera setelah lahir adalah asuhan keperawatan yang


diberikan pada bayi selama 1 jam pertama kehidupan bayi setelah lahir.

b. Tanda Bayi Baru Lahir Normal

Ciri-ciri bayi baru lahir normal dan sehat adalah berat badan bayi normal antara
2500-4000 gram, panjang badan antara 48-52 cm, lingkar kepala bayi 33-35 cm.
Lingkar dada 30-38 cm, detak jantung 120-140x/menit, frekuensi pernafasan 40-
60x/menit, rambut lanugo (bulu badan yang halus) sudah tidak terliihat, rambut
kepala sudah muncul, warna kulit badan merahan muda licin, memiliki kuku yang
agak panjang dan lemas, reflek menghisap dan menelan sudah baik ketika
diberikan inisiasi Menyusui Dini (IMD), reflek gerak memeluk dan menggenggam
sudah baik, mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam setelah lahir.

Keluarnya mekonium menjadi indikasi bahwa fungsi pencernaan bayi sudah


normal. Feses bayi berwarna hitam kehijau-hijauan dengan konsistensi likuid atau
lengket seperti aspal dan pada anak laki-laki testis sudah turun, sedangkan pada
anak perempuan labia mayora (bibir yang menutupi kemaluan) sudah melindungi
labia minora.

c. Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir


1) Kardiovaskuler

Masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilicalis masuk ke tubuh janin.
Sebagian darah dialirkan ke hati dan sebagian besar melalui duktus venosus
akan mengalir ke vena cava inferior masuk ke atrium kanan. Dari sini, darah
sebagian besar dialirkan melalui voramen ovale masuk ke atrium kiri
kemudian baru masuk ke ventrikel kiri yang kemudian dipompakan ke aorta.
(Reeder, 1997 : 693), (Bobak & Jensen, 2004 :364).

Setelah bayi lahir, system kardiovaskuler mengalami perubahan yang


mencolok, dimana voramen ovale, duktus arterious, dan duktus venosus
menutup. Arteri umbilikalis, vena umbilikalis, dan arteri hepatica menjadi
ligamen. Nafas pertama yang dilakukan bayi baru lahir membuat paru-paru
berkembang dan menurunkan resistensi vascular pulmoner, sehingga darah
paru mengalir. Tekanan arteri pulmoner menurun menyebabkan tekanan
arterium kanan menurun, aliran darah pulmoner kembali meningkat, masuk ke
jantung bagian kiri, sehingga tekanan dalam atrium kiri meningkat. Perubahan
tekanan ini menyebabkan voramen ovale menutup.

Denyut jantung bayi saat lahir berkisar antara 120-160x/menit, kemudian


menurun 120-140x/menit. Tekanan darah bayi baru lahir rata-rata 78/42
mmHg. Tekanan darah bayi berubah dari hari ke hari. Tekanan sistolik bayi
sering menuruun sekitar 15 mmHg selama 1 jam setelah kelahiran.

2) Sistem Pernapasan

Saat dalam kandungan fetus sudah mengadakan gerakan napas, tetapi liquor
amni tidak sampai masuk ke dalam alveoli fetus. Keseimbangan saturasi
oksigen dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan karbondioksida.
Keseimbangan saturasi oksigen sangat penting bagi janin dalam rahim, bila
terjadi kenaikan saturasi oksigen melebihi 50% akan terjadi apnoe, sebaliknya
bila menurun lebih dari 25% akan mempengaruhi sensitifitas pusat pernapasan
(Reeder, 1997 : 692).

3) Sistem Hematopoiesis

Volume darah bayi baru lahir bervariasi dari 80-110 ml/kg selama hari
pertama dan meningkat dua kali lipat pada akhir tahun pertama. Nilai rata-rata
haemoglobin dan sel darah merah lebih tinggi dari nilai normal orang dewasa.
Haemoglobin bayi baru lahir berkisar antara 14,5-22,5 gr/dl, hematokrit
bervariasi dari 44% sampai 72% dan SDM berkisar antara 5-7,5 juta/mm3,
merupakan nilai normal saat bayi lahir (Bobak & Jensen, 2004: 365).

4) Metabolisme

System metabolisme neonates, pada jam pertama energy didapatkan dari


pembakaran karbohidrat, pada hari kedua berasal dari pembakaran lemak.
Setelah mendapatkan susu kurang lebih hari ke-6 energi dari lemak 60% dan
dari karbohidrat 40%. Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan
kadar gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir
diambil dari hasil metabolisme asamm lemak, sehingga kadar gula dapat
mencapai 120 mg per 100 ml. Apabila karena sesuatu hal, misalnya bayi dari
ibu yang menderita DM dan BBLR, perubahan glukosa menjadi glikogen akan
meningkat atau terjadi gangguan metabolismme asam lemak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan bayi akan mengalami
hipoglikemia (Reeder, 1997:696)’

5) Suhu Tubuh

Segera setelah bayi lahir, bayi akan berada di tempat yang suhu lingkungannya
lebih rendah dari lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal
yaitu sekitar 36,5 derajat C sampai 37 derajat C. Bila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar (25 derajat C) maka bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi
(penguapan), konveksi dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg BB/menit,
sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya per sepuluh dari
jumlah kehilangan panas di atas, dalam waktu yang bersamaan (Bonak &
Jensen, 2004 : 376), (Reeder, 1997:696).
6) Sistem Traktus Digestivus

Pada bayi baru lahir cukup bulan sudah mempunyai kemampuan menelan,
mencerna, metabolisme, mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta
mengelmosi lemak kecuali amylase pancreas. Pada bayi baru lahir dengan
hidrasi yang adekuat membrane mulut lembab dan berwarna merah muda
(Reeder, 1997 : 698).

Saat kehamilan 4 bulan alat pencernaan telah terbentuk dan janin telah dapat
menelan air ketuban, absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seleruh
traktus digestivus. Sisa absorpsi berupa lanugo dan verniks kaseosa akan
keluar bersama meconium pada saat bayi lahir, yang keluar dalam 1 jam
setelah kelahiran.

7) Keseimbangan Asam Basa


Tarikan nafas pertama kali terjadi yang disebabkan oleh reflek akibat
perubahan tekanan suhu, cahaya, suara, dan sensasi lain yang berhubungan
dengan proses persalinan sehingga kemoreseptor yang ada pada aorta dan
badan carotid menginisiatifkan refleks neurologis ketika tekanan O2 arteri
menurun dari 80 menjadi 15 mmHg tekanan CO2 arteri meningkat dari 40
menjadi 70 mmHg dan pH darah arteri menurun sampai bawah 7,35.

8) Traktus Urinarius (Bobak & Jensen 2004, hal 365)


Dalam 24 jam, bayi akan berkemih antara 6-10 kali dengan warna urine pucat
yang merupakan indikasi bahwa bayi kecukupan intake cairan, bayi baru lahir
akan mengekresikan urine antara 15-20 ml per kilogram berat badan perhari.

9) Hati dan Metabolisme

Setelah lahirr hati menunjukan perubahan biokimia dan morfologis, yaitu


kenalkan kadar protein dan penurunan kadar lemak dan glikogen. Sel
hemopoetik juga mulai berkurang walaupun memakan waktu agak lama.

10) Kelenjar Endokrin

Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai
berfungsi sejak beberapa hari sebelum lahir.

11) Sistem Imunoglobulin

Pada neonatus tidak terdapat sel plasma pada sum-sum tulang dan lamina
proprianeum dan appendiks plasenta merupakan sawar sehingga fetus bebas
dari antigen dan stress imunologis.

12) Metabolisme Glukosa


Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu.
Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang
bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap
bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam)
(Reeder, 1997:697).

13) Sistem Integumen

Kulit sering terlihat bercak terutama sekitar ekstermitas. Tangan dan kaki
sedikit sianotik (akrosianotik). Ini disebabkan oleh ketidakstabilan vasomotor.
Stasis kapiler dan kadar haemoglobin yang tinggi. Keadaan ini normal,
bersifat sementara dan bertahan selama 7-10. Terutama jika terpajan pada
udara dingin.

14) Sistem Reproduksi


Saat lahir ovarium bayi wanita berisi beribu-ribu sel germinal primitive yang
akan berkurang sekitar 90% sejak bayi lahir sampai dewasa. Peningkatan
kadar estrogen selama masa hamil yang diikuti dengan penurunan setelah bayi
lahir mengakibatkann pengeluaran bercak darah melalui vagina.

d. Konsep APGAR
1) Definisi

APGAR score adalah suatu metode tes sederhana untuk melakukan penilaian
kesejahteraan bayi baru lahir untuk menentukan tindakan yang harus
dilakukan supaya proses adaptasi kehidupan intra-uteri ke ekstra uteri dapat
terfasilitasi dengan baik (Reeder, 1997).

Observasi dan periksa :

A = “Appearance” (penampilan) perhatikan warna tubuh bayi.

P = “Pulse” (denyut) dengarkan denyut jantung bayi dengan stetoskop atau


palpasi denyut jantung dengan jari.

G = “Grimace” (seringai). Gosok berulang-ulang dasar kedua tumit kaki bayi


dengan jari. Perhatikan reaksi pada muka, ketika lender pada mukanya
dibersihkan, atau ketika lendir dari mulut dan tenggorokannya dihisap.

A = “Activity” perhatikan cara bayi baru lahir menggerakan kaki dan


tangannya atau tarik salah satu tangan/kakinya.

R = “Respiration” (pernapasan) perhatikan dada dan abdomen bayi atau


perhatikan upaya bernappasnya.
Apgar skor : 7-10, bayi dianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa.

Apgar skor 4-6, (Asfiksia Neonatorum sedang)

Apgar skor 0-3, (Asfiksia Neonatorium berat)

e. Prosedur Perawatan
1) Perawatan 1 jam setelah lahir

Cegah pelepasan panas yang berlebihan segera setelah bayi lahir. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi dan letakkan pada perut ibu.
Kemudian, keringkan kepala dan tubuh bayi dari cairan ketuban atau cairan
lain yang membasahi menggunakan handuk atau kain bersih.

2) Perawatan Setelah 24 jam

Lakukan perawatan tali pusat, pertahankan sisi tali pusat dalam keadaan
terbuka supaya terkena udara dan tutupi dengan kain bersih secara longgar.
Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih,
dan keringkan betul-betul. Dalam waktu 24 jam dan sebelum ibu-bayi
dipulangkan ke rumah, berikan imunisasi-BCG, Polio oral, dan Hepatitis B.

f. Pengkajian Pemeriksaan Fisik


1) Definisi

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa
tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Waktu pemeriksaan
dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir.

2) Tujuan
a. Menentukan status kesehatan
b. Mengidentifikasi
c. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
d. Untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan
segera
e. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien

3) Prinsip Pemeriksaan Fisik


a. Jelaskan tujuan dan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan
tindakan
b. Cuci dan keringkan tangan, pakai sarung tangan
c. Pastikan pencahayaan baik
d. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat
e. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh

4) Persiapan Peralatan dan Perlengkapan


1) Kapas alcohol dan tempatnya
2) Bak instrument
3) Handscoon
4) Tissue dalam tempatnya
5) Senter
6) Thermometer
7) Stetoskop
8) Tongs patel
9) Buku catatan
10) Selimut bayi
11) Bengkok
12) Timbangan bayi
13) Selimut bayi
14) Bengkok
15) Pita ukur/ metlin
16) Timer
17) Pengukuran panjang badan

5) Prosedur Pelaksanaan

Penilaian APGAR score pemeriksaan ini bertujuan untuk menilai kemampuan


laju jantung, kemampuan bernapas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks
dan warna kulit.

6) Pengukuran Antropometri

Lakukan penimbangan berat badan dengan cara letakkan kain atau kertas
pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan.
Hasil penimbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi. Berat badan
normal adalah 2500-3500 gram apabila BB kurang dari 2500 gram disebut
bayi premature dan apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut
macrosomia.

7) Tahap Pemeriksaan Fisik


a) Postur

Inspeksi bayi baru lahir akan memperlihatkan posisidi dalam


rahim selama beberapa hari, tanyakan atau periksa status bayi
dan pelajari riwayat persalinan.
b) Tanda-tanda vital

Suhu aksila 36,5-37 derajat C, suhu stabil setelah 8-10 jam


kelahiran, frekuensi jantung 120-140 denyut/menit, bisa tidak
teratur untuk periode singkat, terutama setelah menangis,
pernapasan bayi baru lahir rata-rata 30-60x/m dengan tekanan
78/42mmHg pada waktu lahir, sistolik 95-100 mmHg dan
diastolic sedikit meningkat.

c) Pengukuran umum
Berat badan lahir 2500-400 gr, panjang badan dari kepala
sampai tumit 45-35 cm, lingkar dada mengukur pada garis buah
dada, sekitar 30-33 cm, lingkar abdomen mengukur dibawah
umbilikalis, ukuran sama dengan lingkaran dada.

d) Integument
Warna kulit biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami
oleh 50% bayi cukup bulan dan hiperpigmentasi pada areola,
genetalia, dan linia nigra.

e) Kepala
Lakukan inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis
sutura dan fontanel, apakah ukuran daan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,
moulding yang buruk atau hidrosefalus.

f) Wajah
Wajah harus tampak simetris

g) Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata
terbuka,lakukan inspeksi daerah mata, periksa jumlah, posisi
atau letak mata, periksa adanya strabismus yaitu koordinasi
mata yang belum sempurna.

h) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm.

i) Mulut
Lakukan inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa
mulut, perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk simetris.
j) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah,bentuk, dan posisinya.

k) Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal.

l) Dada, paru, jantung


Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatik.
m) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat daan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernapas.

n) Ekstermitas atas
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah, kedua lengan harus bebas
bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan adanya kerusakan
neurologiis atau fraktur.

o) Ekstermitas bawah
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki, panjang kedua kaki
dengan meluruskan keduanya dan dibandingkan, kedua tungkai
harus dapat bergerak bebas jika ruang gerak berkurang
berkaitan dengan adanya trauma.

p) Spinal
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi.

q) Genetalia
Pada bayi laki-laki berukuran 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm. Padaa
bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora.

r) Anus dan rectum


Periksa adanya kelainan atresia ani.

s) Kulit
Perhatikan kondisi kulit bayi
t) Refleks

Pemeriksaan Cara Kondisi Normal Kondisi Patologis


Refleks Pengukuran
Berkedip Sorotkan cahaya Dijumpai pada tahun Jika tidak dijumpai
ke mata bayi. pertama. menunjukan kebutuhan.
Tanda babinski Gores telapak Jari kaki mengembang Bila pengembangan jari
kaki sepanjang dan ibu jari kaki kaki dorsofleksi setelah
tepi luar, di ulai dorsofleksi, di jumpai umur 2 tahun adaanya tand
ddaari tumit. sampai umur 2 tahun. lesi ektrapiramidal.
Moro’s Ubah posisi Lengan ekstensi, jari- Refleks yang menetap lebih
dengan tiba-tiba jari mengembang kepala 4 bulan adanya kerusakan
atau pukul terlempar ke belakang, otak, respons tidak simetris
meja/tempat tungkai sedikit ekstensi, adanya hemiparesis, fraktur
tidur. lengan kembali ke klavikula, atau cidera
tengah dengan tangan fleksus brachialis. Tidak
menggenggam tulang ada respons ekstermitas
belakang dan bawah adanya dislokasi
ekstermitas bawah pinggul atau cedera
ekstens. Lebih kuat medulla spinalis.
selama 2 bulan
menghilang pada umur
3-4 bulan.
Menggenggam Letakkan jari di Jari-jari bayi Tidak adanya reflek
(palmar grap’s) telapak tangan melengkung di sekitar menunjukkan adanya
bayi dari sisi jari yang diletakkan di gangguan neurologi berat.
ulnar, jika refleks telapak tangan bayi dari
lemah atau tidak sisi ulnar, refleks ini
ada berikan bayi menghilang dari umur
botol atau dot, 3-4 bulan
karena menghisap
akan
mengeluarkan
refleks.
rooting Gores sudut Bayi memutar ke arah Tidak addanya reflek
mulut bayi garis pipi yang di gores, menunjukkan adanya
tengah bibir refleks inii menghilang gangguan neurologi berat.
pada umur 3-4 bulan.
Tetapi bias menetap
saampai umur 12 bulan
khususnya selama tidur
Kaget (startle) Bertepuk tangan Bayi mengekstensi dan Tidak adanya refleks
dengan keras. memfleksi lengan dalam menunjukkan adaanya
berespons terhadap gangguan pendengaran.
suara yang keras tangan
tetap rapat, refleks ini
akan menghilang
setelah umur 4 bulan.
Menghisap Berikan bayi Bayi menghisap dengan Refleks yang lemah atau
botol dan dot kuat dalam berespons tidak ada menunjukkan
terhadap stimulasi, kelambatan perkembangan
reflek ini menetap atau keadaan neurologi
selama masa bayi daan yang abnormal.
mungkin terjadi selama
tidur tanpa stimulasi.

8) Askep BBL

Analisa Data :

No Data Masalah Etiologi


DS : Risiko Regulasi suhu tubuh tak
1 DO : Hipotermi efektif sekunder terhadap
 Kesadaran komposmentis usia
 TTV : TD :- S :36,8 derajat
celcius
 HR : 154 x/menit R: 45
x/menit
 Antropometri

BB : 4000 gram, PB: 52 cm LIngkar


dada 35 cm, lingkar kepala GB : 41,
OS : 37, OK :31

Masa gestasi 42 minggu

 Bayi menangis kuat, gerak


aktif
 Warna kulit kemerahan
 Apgar score 5-6-8
 Refleks moro (+), hisap (+),
rooting (+)

Risiko Infeksi
2 DS : Tali Pusat Peningkatan kerentanan bayi
sekunder terhadap luka
terbuka (umbilicus)
DO :

Kesadaran Komposmentis

 TTV : TD:- S: 36,8 derajat C


HR : 154 x/m
 Antropometri

BB : 4100 gram

PB : 52 cm

Lingkaran dada : 35 cm

Lingkar kepala : OB : 41, OS : 37,


OK : 31

 Pada tali pusat tidak ada


kemerahan, bengkak, nyeri,
demam dan gangguan
fungsi local
 Warna kulit kemerahan
 Apgar score 5-6-8
 Refleks moro (+), hisap (+),
rooting (+)
 Keadaan tali pusat tampak
basah dan berwarna putih
segar
 Tidak ada tanda-tanda
infeksi pada tali pusat (bau,
pus, panas, kemerahan)
 Tidak ada pendarahan dan
tali pusat terbungkus kasa

9) Proses Keperawatan
a. Risiko hipotermi berhubungan dengan system termoregulator bayi
yang belum sempurna
b. Risiko infeksi berhubungan dengan system imun bayi yang masih
rendah
c. Risiko aspirasi pada saat menyusu berhubungan dengan kapasitas
lambung yang masih sangat terbatas
d. Risiko kerusakan integritas kulit bayi berhubungan dengan tingginya
sensitifitas pada kulit bayi
10) Contoh Dalam Proses Keperawatan

Dx Tujuan & Kriteria Intervensi Rasionalisasi


Hasil
Risiko hipotermi Hipotermi tidak  Ukur suhu  Mendeteksi
berhubungan terjadi di dalam 1x24 tubuh bayi baru penyimpangan suhu
dengan system jam pertama dalam lahir tubuh dari rentang
termoregulator bayi perawatan.  Observasi normal dan suhu
yang belum Kriteria : tanda-tanda tubuh bayi baru lahir
sempurna  Suhu tubuh hipotermi biasanya berfluktuasi
bayi dalam (stress,dingin) dengan cepat sesuai
batas normal seperti perubahan suhu
(36,5 derajat pucat,tremor, lingkungan
C-37,5 kulit  Hipotermi
derajat C) dingin,latargi,dd mengakibatkan
ll peningkatan laju
 Berikan cairan penggunaan O2 dan
oral dini pada distress pernapasan.
bayi ASI on Pendinginan juga
demand dan mengakibatkan
susu vasokontriksi perifer
 Pertahankan ini terlihat kulit
suhu tubuh bayi menjadi pucat.
dari pernapasan
lingkungan
 Tidak terdapat  Mandikan  Membantu
tanda-tanda bayi setelah mengurangi
hiipotermi 6 jam kehilangan panas
(stress,dingin)sepert pertama melalui evaporasi
i pucat, dengan air dan konveksi serta
tremor,kulit,dingin,l hangat dan membatasi stress,
etargi,dll tidak terlalu akibat perpindahan
lama, lingkungan dari
keringkan intrauterus ke
segera ekstruterus
 Oles ibadan  Mencegah
bayi dengan kehilangan panas
minyak telon melalui konduksi,
 Beri pakaian dimana panas
hangat(bahu tubuh dipindahkan
-pokok) dari kulit bayi baru
 Selimuti lahir ke
(bedong) objek/benda/perm
bayi dengan ukaan yang lebih
selimut dingin dari pada
hangat dan kulit bayi
pasang  Setiap peningkatan
kelambu 1 C suhu tubuh
pada ranjang metabolismedan
 Letakkan kebutuhan cairan
keranjang meningkat kira-kira
bayi 10% kegagalan
dilingkungan menggantikan
yang hangat kehilangan cairan
tidak ber AC selanjutnya
 Menjaga memperberat
lingkungan status hidrasi
sekitar dan
tubuh bayi
supaya tetap
kering
 Mengganti
kain pokok
yang basah
oleh urin dan
mekonium
sesegera
mungkin
 Membersihk
an bokong
bayi,genetali
a, lipatan
paha dan
mengeringka
n nya
kemudian
ditaburi
bedak

Risiko infeksi Bayi tidak mengalami  Lakukan cuci  Mencuci tangan


berhubungan infeksi selama 1x24 jam tangan yang benar adalah
dengan system perawatan sebelum factor tunggal yang
imun bayi yang Kriteria evaluasi : memasuki paling penting
masih rendah  Suhu tubuh bayi ruang dalam melindungi
dalam batas normal perawatan bayi dari infeksi
(36,5 derajat C – bayi dan dan meminimalkan
37,5 derajat C) ingin introduksi bakteri
 Tidak terdapat mmegang dan penyebaran
tanda-tanda infeksi bayi infeksi
pada tali pusat  Rawat tali  Memelihara dan
(R,D,C,F , pusat mempertahankan
perdarahan,basah,p dengan alat kebersihan area
us,dll) dan bahan luka serta
steril mencegah
 Ganti terjadinya infeeksi
balutan tali  Mempertahankan
pusat 2x/hari balutan baru yang
 Observasi bersih guna
ttanda-tanda menyerap cairan
infeksi pada yag dikeluarkan
tali pusat oleh tali pusat dan
 Jaga mencegah
kebersihan masuknya
lingkungan mikroorganisme ke
sekitar bayi dalam tali pusat
 Pertahankan  Membuat
pemasukan suassana/lingkunga
ASI on n tidak cocok
demand dengan daur hidup
 Pelihara bakteri
peralatan  Kolostrom dan ASI
individual mengandung
dari bahan- sekretorius IgA
bahan dalam jumlah tinggi
persediaann yang memberikan
untuk bayi imunitas bentuk
 Anjurkan pasif serta
menghindari makrofag dan
kontak limfosit yang
dengan membantu
anggota mengembangkan
keluarga respons inflamasi
atau local
pengunjung  Membantu
yang mencegah
mengalami kontaminasi silang
infeksi atau terhadap bayi
pain terpajan melalui kontak
dari langsung atau
prosesinfeksi infeksi
 Karena neonatus
lebih rentan bila
dipajankan pada
beberapa infeksi
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Air Susu Ibu adalah makanan yang terbaik untuk bayi dengan 4 bulan tanpa makanan
pendamping.
2. Adanya faktor-faktor yang meningkatkan tingkat tinggi dari ASI secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
4.2 Saran
1. Perlu penyuluhan kesehatan secara umum tentang ASI dan menyusui untuk pasien,
terutama untuk ibu hamil tentang gizi dan perawatan selama masa kehamilan,
produksi denah ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peran tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin,
Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk untuk ibu hamil, ibu baru
melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

Wagiyo,2016. Asuhan Keperawatan Antenatal,Intranatal dan Bayi Baru Lahir


Fisiologis dan Patologis.Yogyakarta : CV Andi Offset

Cadwell, Karin.2008. Buku Saku Manajemen Laktasi.Jakarta :EGC

Riksani, Ria.2010.Keajaiban ASI.Jakarta Timur :Dunia Sehat

Salsabilah, Iis.2016.Bekal Menjadi Perawat Profesional Berdasarkan Ajaran


Islam.Bandung : Yayasan Adhi Guna Kencana

Vous aimerez peut-être aussi