Vous êtes sur la page 1sur 8

Analisa Setting Point Sistem Proteksi Motor Induksi

3 fasa 10,5 kV Unit 5-7 PLTU Suralaya Terhadap


Gangguan Unbalance
Ramadhani.1, Siswo Wardoyo2.
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Jl. Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon-Banten 42435
Email : dhani_pma@rocketmail.com, siswo@ft-untirta.ac.id

Abstrak – Kebutuhan pasokan listrik di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Ini dikarenakan
konsumsi listrik yang sangat dibutuhkan baik beban rumah tangga maupun beban industri semakin tinggi. Oleh
karena itu pusat pembangkit listrik harus memasok kebutuhan listrik konsumen di Indonesia. Banyak peralatan
yang terdapat pada sistem tenaga listrik untuk memenuhi pasokan listrik di Indonesia, dari pusat pembangkit,
transmisi hingga distribusi sistem tenaga listrik memerlukan peralatan sistem tenaga listrik. Salah satu peralatan
tersebut adalah motor induksi 3-fasa. Pada pusat pembangkit listrik biasanya motor dihubungkan dengan beban
berupa kipas atau fan untuk mendukung proses pembangkitan listrik. Pada PT. Indonesia Power UBP Suralaya unit
5-7 menghasilkan daya 600 MW per unitnya. Selain itu terdapat motor induksi 3-fasa yang terhubung dengan fan
pada cerobong untuk membantu pembuangan asap sisa penggunaan batubara pada sistem pembangkitan dengan
kapasitas tegangan 10,5 kV. Pada motor induksi 3-fasa 10,5 kV tersebut terdapat banyak gangguan dimana salah
satunya adalah gangguan unbalance. Untuk menjaga motor tersebut bekerja dengan optimal maka diperlukan
sistem proteksi yang dapat menjaga motor induksi dari gangguan yang lebih parah. Rele yang digunakan pada
sistem proteksi adalah jenis multilin 269 plus relay.

Kata kunci : Motor Induksi 3-fasa, Gangguan Unbalance, Sistem Proteksi

I. PENDAHULUAN proteksi yang digunakan hanya untuk mendeteksi


1.1 Latar Belakang arus. Dengan cara kerjanya apabila arus yang
Motor merupakan peralatan yang cukup mengalir pada saluran melebihi arus yang
banyak digunakan pada unit pembangkit, biasanya diperbolehkan maka sistem proteksi akan bekerja
digunakan sebagai alat bantu atau sebagai beban untuk segera memutuskan tegangan pada saluran
untuk menggerakkan kipas dan pompa. Dalam unit tersebut.
pembangkit motor listrik biasanya beroperasi setiap
hari, sehingga timbul berbagai macam gangguan 1.2 Tujuan
yang beragam. Salah satu contohnya adalah Tujuan dari kerja praktek ini adalah:
gangguan beban berlebih, arus berlebih, gangguan 1. Mengetahui apa itu gangguan unbalance pada
hubung singkat ke tanah dan gangguan motor induksi tiga fasa 10,5 kV di unit 5-7
ketidakseimbangan tegangan atau arus pada tiap PT. Indonesia Power UBP Suralaya.
fasa motor tersebut yang sering disebut dengan 2. Memahami faktor penyebab dari gangguan
gangguan unbalance. unbalance pada motor induksi tiga fasa 10,5
Gangguan ketidakseimbangan tegangan pada kV di unit 5-7 PT. Indonesia Power UBP
motor biasanya disebabkan oleh tegangan pada tiap Suralaya.
fasa tidak sama, variasi beban yang terjadi pada 3. Mengetahui cara kerja dan mencari nilai
motor dan beban satu fasa dengan fasa lain setting point sistem proteksi pada motor
berbeda-beda. Perbedaan tegangan pada tiap fasa induksi tiga fasa 10,5 kV terhadap gangguan
tentunya akan berpengaruh pula pada arus yang unbalance dengan menggunakan relay
mengalir pada tiap fasanya. Selain itu akan timbul proteksi Multilin 269 Plus.
pula gangguan seperti arus berlebih dan panas
berlebih. Apabila timbul panas berlebih yang akan 1.3 Batasan Masalah
terjadi adalah umur motor akan bertambah pendek Batasan masalah dalam pelaksanaan kerja
karena isolasi pada winding rusak, putaran dan torsi praktek ini adalah :
pada motor juga akan semakin turun. Setiap 1. Membahas gangguan unbalance pada motor
kenaikan sepuluh derajat celcius maka umur isolasi induksi tiga fasa 10,5 kV dan faktor
winding akan berkurang setengah. penyebabnya.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka 2. Menganalisa setting point sistem proteksi
diberikan sistem proteksi untuk melindungi pada motor induksi tiga fasa 10,5 kV terhadap
peralatan yang ingin dijaga dan agar gangguan gangguan unbalance dengan menggunakan
tidak semakin luas. Gangguan ketidakseimbangan relay proteksi Multilin 269 Plus.
bisa terjadi pada tegangan dan arus, namun sistem
II. DASAR TEORI temperatur berlebih hingga menurunkan
2.1 Motor Induksi kualitas tahanan isolasi;
Motor induksi merupakan motor listrik arus 2. kualitas isolasinya menurun karena faktor usia
bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. / waktu.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor Hubung singkat antara kumparan dengan bodi,
ini bekerja berdasarkan induksi medan magnet kemungkinan penyebabnya antara lain isolasi
stator ke statornya, dimana arus rotor motor kumparan terlepas dari kawatnya akibat temperatur
ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi kumparan melampaui nominalnya, isolasi
merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat kumparan terluka akibat sentuhan mekanik dan
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor kualitas kumparan menurun dibawah standar.
dengan medan putar (rotating magnetic field) yang Tahanan kawat kumparan antara fasa tidak
dihasilkan oleh arus stator. sama, kemungkinan penyebabnya adalah :
Motor induksi sangat banyak digunakan di 1. salah satu kumparan pernah mengalami
dalam kehidupan sehari-hari baik di industri panas berlebih sehingga struktur
maupun di rumah tangga. Motor induksi yang logamnya berubah, mengakibatkan tahanan
umum dipakai adalah motor induksi 3-fasa dan bertambah besar, tetapi tidak sampai merusak
motor induksi 1-fasa. Motor induksi 3-fasa bahan isolasinya;
dioperasikan pada sistem tenaga 3-fasa dan 2. hubung singkat antara lilitan kumparan,
banyak digunakan di dalam berbagai bidang sehingga jumlah lilitan aktif berkurang,
industri dengan kapasitas yang besar. Motor akibatnya arus yang mengalir akan naik dari
induksi 1-fasa dioperasikan pada sistem tenaga nominalnya;
1-fasa dan banyak digunakan terutama untuk 3. kawat kumparan putus, umumnya terjadi
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari karena menerima arus yang terlampu besar
es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena atau terjadi hubung singkat dalam kumparan
motor induksi 1-fasa mempunyai daya keluaran itu sendiri.
yang rendah. Kumparan terbakar karena mengkonsumsi arus
terlalu besar karena beban berlebih atau
2.2 Macam-macam Gangguan Motor Induksi gangguan mekanik, dimana alat proteksi tidak
Motor listrik sebagai penggerak putaran pada berfungsi sempurna.
mesin-mesin produksi mempunyai peranan vital
pada industri- industri, dimana sistem kontrol dan 2.2.2 Gangguan Pada Rotor
proteksi motor-motor listrik selalu dikembangkan Rotor sangkar adalah bentuk rotor suatu motor
dan sekarang ini demikian canggih dan modern, yang konstruksinya paling sederhana, kokoh dan
walaupun demikian gangguan kinerja motor listrik jarang sekali mengalami gangguan. Kumparan rotor
kerap terjadi karena kelistrikan oleh beberapa hal sangkar terdiri dari batang kawat tidak berisolasi
antara lain yaitu: dan ujungnya disatukan sama yang lainnya dengan
1. alat proteksi berfungsi tidak sebagaimana baut pengikat.
mestinya; Gangguan yang dialami kumparan rotor
2. sistem pemeliharaan motor tidak dijalankan sangkar adalah ikatan baut sambungan ujung-ujung
konsekuen; kumparan longgar atau terlepas. Efek dari
3. gangguan mekanik merambat ke masalah gangguan ikatan sambungan kumparan longgar,
kelistrikan; akan berakibat memberi umpan balik ke kelistrikan
4. pengadaan awal motor tidak sesuai mutu kumparan stator. Dimana gangguan kumparan rotor
standarnya; sangkar akan mempengaruhi kerja motor, yaitu:
5. pengoperasian motor tidak sesuai prosedur. 1. arus fasa tidak seimbang;
Demikian pentingnya fungsi motor listrik dalam 2. motor tidak berputar normal atau tidak
proses roda produksi di industri, dalam setiap berputar sama sekali;
terjadi gangguan padanya, harus dengan cepat dan 3. motor menjadi panas dan mengeluarkan suara
tepat gangguan tersebut dianalisa sebagai bahan berisik.
penanggulangan dan pemeliharaannya. Berikut ini Rotor lilit mempunyai kumparan, dimana
akan diuraikan bagaimana cara menganalisa ujung-ujung kumparan fasanya disatukan menjadi
gangguan terhadap motor listrik. titik bintang dan ujung-ujung lainnya
disambungkan ke slip ring (cincin seret).
2.2.1 Gangguan Pada Stator Gangguan kelistrikan yang dialami rotor lilit
Gangguan yang mungkin terjadi terhadap hampir sama dengan gangguan yang terjadi pada
kumparan stator, antara lain yaitu tahanan isolasi stator seperti yang telah diuraikan sebelumnya,
kumparan menurun, dimana besar tahanan isolasi perbedaannya adalah rotor berputar sedangkan
minimum 2000 Ω / V. Tahanan isolasi menurun stator diam, sehingga ada sedikit perbedaan
disebabkan antara lain yaitu : permasalahan kelistrikan yang dihadapi.
1. kumparan pernah mengalami kenaikan Adapun gangguan kelistrikan yang mungkin
dihadapi rotor lilit adalah:
1. tahanan isolasi kumparan menurun, sehingga
arus bocor kumparan bertambah besar;
2. hubungan singkat kumparan dengan bodi;
3. jumlah kumparan aktif menurun karena
hubung singkat antara lilitan kumparan;
4. tahanan kumparan lebih besar dari
nominalnya, hal ini akibat kumparan pernah
mengalami panas berlebih;
5. sambungan titik bintang kumparan longgar
atau lepas;
Gambar 2 .1 Perangkat Sistem Proteksi [3]
6. kabel sambungan kumparan dengan slip ring
longgar atau terlepas
Perangkat proteksi yang biasanya terdapat
7. hubungan singkat antar slip ring;
pada sistem pengaman antara lain adalah:
terjadi pengotoran dipermukaan slip ring oleh
1. rele pengaman, sebagai elemen perasa /
serbuk sikat arang sehingga menimbulkan percikan
pengukur untuk mendeteksi gangguan;
api.
2. pemutus tenaga, sebagai pemutus arus
2.2.3 Gangguan Luar Motor Induksi dalam sirkuit tenaga untuk melepas bagian
1. Beban lebih atau overload sistem yang terganggu;
Gangguan beban lebih adalah ketika motor 3. trafo arus dan atau trafo tegangan, untuk
dibebani di atas kemampuan kerjanya. Biasanya mengubah besarnya arus dan atau tegangan
gangguan ini disebabkan oleh pembebanan berlebih dari sirkuit primer ke sirkuit sekunder
pada motor sehingga putaran motor semakin berat. (rele);
Semakin berat beban motor maka konsumsi arus 4. batere / aki, sebagai sumber tenaga untuk
listrik motor semakin besar, sehingga jika dibiarkan mentripkan pmt dan catu daya untuk rele
dalam waktu yang lama maka arus overload statik dan rele bantu;
menyebabkan pemanasan pada belitan yang dapat 5. wiring, untuk menghubungkan komponen
merusak belitan tersebut. komponen proteksi sehingga menjadi satu
2. Hubung singkat atau short circuit sistem.
Gangguan hubung singkat biasanya terjadi
pada fasa dengan fasa, satu fasa ke tanah, dua fasa III. PEMBAHASAN
ke tanah, dan tiga fasa ke tanah. Hal ini disebabkan 3.1 Gangguan Unbalance Voltage dan
oleh arus yang terlalu besar pada tiap fasanya, Unbalance Current
sudut fasa yang tidak simetris juga dapat Pada motor induksi tiga fasa banyak terdapat
mempengaruhi gangguan hubung singkat. gangguan-gangguan dari luar yang dapat
3. Gangguan stabilitas mengurangi kinerja dari motor tersebut sehingga
Pada gangguan stabilitas yang terjadi adalah mempunyai efek merusak pada motor listrik,
tegangan dan arus pada tiap fasa tidak sama karena gangguan tersebut diantaranya adalah gangguan
dipengaruhi oleh beban yang tidak merata, atau ketidakseimbangan tegangan tiap fasa atau
bisa pula disebabkan oleh adanya fasa terbuka atau unbalance voltage dan ketidakseimbangan arus
beban yang ditanggung oleh motor hanya atau unbalance current. Yaitu tegangan dan arus
tersambung dengan dua fasa saja. Sehingga terjadi yang tersedia di ketiga fasanya tidak sama.
ketidakseimbangan baik tegangan maupun arus. Gangguan ketidakseimbangan tegangan ini
juga kerap terjadi pada motor induksi tiga fasa 10,5
2.3 Sistem Proteksi Pada Motor Induksi kV pada unit 5-7 UBP Suralaya yang dapat
Pada gambar 2.1 adalah perangkat dari sistem berakibat fatal bagi motor induksi tiga fasa
proteksi dimana tujuan dari sistem proteksi adalah tersebut, dimana akibatnya adalah arus locked rotor
mencegah kerusakan peralatan yang terganggu di winding stator yang sudah cenderung tinggi juga
maupun peralatan yang dilewati oleh arus menjadi tidak seimbang sebanding dengan tidak
gangguan, mengisolir bagian sistem yang seimbangnya tegangan, putaran dan torsi motor
terganggu sekecil mungkin serta secepat mungkin juga cenderung akan mengalami penurunan. Jika
dan mencegah meluasnya gangguan. ketidakseimbangan tegangan cukup tinggi maka
Selain itu sistem proteksi sendiri memiliki motor tidak akan sesuai dengan pemakaian karena
fungsi sebagai pendeteksi adanya gangguan atau putaran rated motor tidak dapat tercapai. Akibatnya
keadaan abnormal pada bagian sistem yang hampir semua kerusakan akan terjadi pada isolasi
diamankan dan melepas bagian sistem yang winding. Umur isolasi winding akan berkurang
terganggu sehingga bagian sistem yang lainnya setengahnya akibat gangguan ketidakseimbangan
masih dapat terus beroperasi. tegangan ini. Setiap kenaikan 10°C umur isolasi
winding akan berkurang setengahnya.
Motor induksi tiga fasa yang sering normal apabila beroperasi dengan nilai
dioperasikan secara terus-menerus dengan kondisi ketidakseimbangan tegangan dibawah satu persen.
tegangan tidak seimbang tentunya akan Berdasarkan referensi dari NEMA pula apabila
mengurangi efisiensi yang diakibatkan oleh motor memiliki nilai unbalance voltage sebesar 1%
naiknya arus dan resistansi karena panas. Panas maka motor tersebut memiliki nilai unbalance
yang timbul diakibatkan oleh arus dan resistansi current sebesar 6 – 10 %. Karena satu nilai
yang naik secara terus menerus. Akibat hal tersebut tegangan yang tidak seimbang setara dengan enam
ialah isolasi winding akan mudah sekali rusak. sampai sepuluh kali nilai arus yang tidak seimbang.
Selain itu akan terjadi kelebihan panas atau
overheating yang dapat menyebabkan rotor akan 1% 𝑢𝑛𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑣𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 = 6 − 10% 𝑢𝑛𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡
hangus dan kerusakan stator. Kondisi unbalance
sering disebabkan oleh variasi dari beban. Ketika
3.2 Sistem Proteksi Motor Induksi Dengan
beban satu fasa denga fasa lain berbeda, maka saat
Multilin 269 Plus Relay
itulah kondisi ketidakseimbangan akan terjadi.
Motor induksi tiga fasa 10,5 kV pada unit 5-7
PLTU UBP Suralaya merupakan salah satu
peralatan listrik yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik tersebut. Karena motor induksi ini
dibebankan langsung ke kipas yang tehubung
dengan cerobong untuk pembuangan asap, selain
itu juga ada yang dibebankan ke pompa. Untuk
mencegah kerusakan peralatan maka pada motor
induksi ini dipasang sistem proteksi yang dapat
Gambar 3.1 Unbalance Voltage Pada Motor mencegah hal tersebut. Tidak hanya pada motor
induksi tetapi juga pada peralatan penting lainnya.
Tegangan unbalance yang terjadi pada motor Dimana tujuan dari pemasangan sistem proteksi ini
induksi tiga fasa 10,5 kV unit 5-7 UBP Suralaya adalah mencegah kerusakan peralatan yang
dapat menyebabkan arus unbalance yang porsinya terganggu maupun peralatan yang dilewati oleh
dapat lebih besar yaitu sekitar enam sampai arus gangguan, mengisolir bagian sistem yang
sepuluh kali besarnya ketidakseimbangan yang terganggu sekecil mungkin dan secepat mungkin
terjadi pada tegangan. Ketidakseimbangan serta mencegah meluasnya gangguan. Selain itu
tegangan yang terjadi pada sistem tiga fasa dapat juga fungsi dari proteksi ini adalah mendeteksi
menurunkan performa dan memperpendek umur adanya gangguan atau keadaan abnormal pada
dari motor induksi. Ketika terjadi arus yang tidak bagian sistem yang diamankan, melepas bagian
seimbang, arus yang mengalir pada kedua sistem yang terganggu, sehingga bagian sistem
kumparan cenderung mengalami kenaikan. Seperti yang lainnya masih dapat terus beroperasi.
yang telah disebutkan sebelumya, besarnya rugi-
rugi pada kumparan adalah sebesar I²R (dimana I
adalah arus yang mengalir pada kumparan dan R
adalah resistansi pada kumparan), maka rugi-rugi
pada kumparan juga mengalami kenaikan
sebanding dengan kuadrat dari perubahan arus
unbalance.
Untuk mencari nilai persentase unbalance
voltage pada motor induksi tiga fasa dapat dicari
dengan rumus sebagai berikut:

(𝑉𝑚𝑎𝑥 − 𝑉𝑎𝑣) Gambar 3.2 Rangkaian Perangkat Proteksi


%𝑈𝑛𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑉𝑜𝑙𝑡𝑎𝑔𝑒 = × 100%
𝑉𝑎𝑣
Rele proteksi yang digunakan untuk
Vmax = tegangan terbesar pada tiga fasa tersebut memproteksi atau melindungi motor induksi 10,5
(volt) kV pada unit 5-7 ini adalah Multilin 269 Plus
Vav = tegangan rata-rata dari tiga fasa tersebut Relay. Proteksi ini dapat mengamankan gangguan
(volt) yang berasal dari tegangan dan arus. Namun rele
ini hanya memiliki sensor arus, sehingga yang
Berdasarkan peraturan dan rekomendasi dari terbaca atau terdeteksi oleh rele Multilin 269 Plus
National Electrical Manufacturers Association ini hanyalah arus saja walau gangguan yang terjadi
(NEMA), rated capacity dari sebuah motor untuk akibat tegangan.
bekerja dalam keadaan normal adalah memiliki
nilai unbalance voltage yang tidak lebih dari satu
persen (<1%). Sehingga motor akan dikatakan
R.P.M 595/498
Volts 10000
Amps 307/177
Wt. Lbs. 75,733
Hertz 50
℃ Temp.
80
Rise
Lock KVA
D/H
Code
Gambar 3.3 Rele Multilin 269 Plus Service
100
Factor
3.2.1 Unbalance Phase 3
Ketidakseimbangan tegangan tiga fasa adalah Temp.
faktor penyebab yang cukup besar pada kerusakan Meas. RTD
termal motor induksi. Unbalance disebabkan oleh Method
variasi beban. Penyebabnya adalah meningkatnya Switch
2,2 Sec
resistansi pada satu fasa, gangguan kontaktor, Time Delay
gangguan transformator dan beban tiga fasa yang
tidak sama. Tegangan yang masuk pada plant Tabel 3.1 Spek Motor Induksi 3-Fasa 10,5 kV
mungkin saja seimbang, namun beban satu fasa
yang bermacam-macam pada plant dapat 3.3 Setting Point 15% Unbalance Trip Level
menyebabkan tegangan tidak seimbang. Kasus Peraturan dan rekomendasi dari NEMA
yang paling serius pada unbalance adalah fasa tentang ketidakseimbangan tegangan dan arus pada
terbuka, dimana salah satu fasanya tidak motor yang berisi bahwa setiap 1% unbalance
tersambung. voltage setara dengan 6% sampai 10% unbalance
Unbalance pada motor berarti ada kenaikan current ini diterapkan pada sistem proteksi motor
pemakaian tegangan negative sequence. Tegangan induksi tiga fasa pada unit 5-7 PLTU UBP
negative sequence yang tinggi dapat memperbesar Suralaya. Dimana dari hasil data uji proteksi dapat
arus negative sequence pula. Arus negative kita lihat bahwa setting point untuk alarm sebesar
sequence yang tinggi dapat menyebabkan rugi-rugi 10% dan untuk trip sebesar 15%, hal ini
yang besar pada rotor dan menimbulkan panas disebabkan karena sensor yang bekerja pada
yang sangat tinggi. multilin 269 plus hanya dapat membaca arus.
Untuk arus fasa diatas 100% Full Load Sehingga pengaturan untuk trip diatur pada poin
Current (FLC) atau aliran arus beban, rele ini akan 15% diatas FLC.
menghitung rasio dari perbandingan arus urutan Pada dasarnya Multilin 269 plus relay ini
negatif dengan arus urutan positif (In/Ip). adalah sebuah rele yang hanya bisa mengukur arus
Ketidakseimbangan urutan negatif ini mengacu untuk memproteksi sebuah alat pada sistem tenaga.
pada peraturan atau rekomendasi dari perhitungan Dimana cara mengatur setting point pada rele ini
ketidakseimbangan NEMA yang berpengaruh pula adalah dengan mengatur secara manual multilin
pada pengaruh termal dari ketidakseimbangan 269 plus relay dan memasukkan nilai FLC atau
motor. Untuk arus fasa dibawah 100% FLC, rele nilai arus nominal yang mengalir di tiap fasa pada
akan menghitung rasio dari arus urutan negatif motor induksi yang ingin diproteksi. Kemudian
dengan dengan arus beban penuh (In/Iflc). Pada masukkan nilai setting point yang diinginkan untuk
proteksi unbalance, trip dan alarm rasio arus urutan alarm level dan trip level sesuai acuan yang telah
negatif dengan arus urutan positif dapat dipilih ditentukan oleh NEMA, yaitu 10% untuk alarm
dengan waktu delay yang tepat. Yang perlu level dan 15% untuk trip level. Sehingga apabila
dicermati adalah 1% unbalance voltage setara pada motor induksi yang diproteksi di tiap fasanya
dengan 6% sampai 10% unbalance current. Atur melebihi arus nominal dan sesuai perhitungan
alarm pada 10% dan trip pada 15% untuk untuk menentukan nilai persentase unbalance
mencegah gangguan tersebut, atau sekitar 3 sampai nilainya melebihi 10% maka alarm pada rele ini
5 detik delay yang diperbolehkan. akan menyala sedangkan apabila persentase
unbalance memiliki nilai di atas 15% maka secara
otomatis rele ini akan trip.
Type and Analisa setting point unbalance ini diuji pada
TFWAC/B6611
Frame motor induksi tiga fasa 10,5 kV pada unit 5-7
Serial 3014AB03 PLTU UBP Suralaya (2 speed P.A.M Induction
KW = Motor) dengan spesifikasi motor seperti pada Tabel
H.P. 3.1
4302/2050
Selanjutnya untuk hasil uji multilin 269 plus Ic = 177 ∠ 112,95°
relay pada motor induksi tiga fasa 10,5 kV pada
1 2
unit 5-7 (ID Fan) didapat hasil seperti pada Tabel 𝐼𝑛 3 (𝐼𝑎 + 𝑥 𝐼𝑏 + 𝑥𝐼𝑐)
3.2 =1
𝐼𝑝 (𝐼𝑎 + 𝑥𝐼𝑏 + 𝑥 2 𝐼𝑐)
3

Setpoint Values 138∠0 + 177∠127,05 + 177∠232,95


Motor Amps Setpoints =
138∠0 + 177∠7,05 + 177∠352,95
Motor FLC (amps) 177
−75,28
U/B Alarm level 10 = = −0,1538
489,32
U/B Alarm Delay(secs) 3
U/B Trip level (%) 15 Unbalance% = |−0,1538| × 100%
= 15,38%
U/B Trip Delay (secs) 3
Dari hasil perhitungan didapat persentase
Tabel 3.2 Setpoint Values Motor Amps Setpoints unbalance dengan nilai 15,38%. Pada multilin 269
plus nilai setpoint unbalance trip level diatur pada
Dari hasil data uji multilin 269 plus relay 15% sehingga yang terjadi adalah rele akan trip.
tersebut didapat bahwa nilai arus pada motor pada Kemudian ada beberapa keadaan dimana rele
saat FLC adalah 177 ampere, sedangkan nilai tidak bekerja atau dalam kondisi off, alarm menyala
unbalance trip level adalah sebesar 15%. Hal yang dan rele dalam keadaan on atau trip. Dengan nilai
mempengaruhi nilai setpoint unbalance trip level arus pada tiap fasa yang berbeda-beda dan besar
adalah rasio dari nilai arus urutan negatif dengan sudut fasa yang sama dengan perhitungan
arus urutan positif, dimana nilai arus pada tiap fasa sebelumnya.
dan besar sudut tiap fasa harus diketahui. Nilai
setpoint unbalance trip level sebesar 15% didapat Ia = 177 ∠ 0°, dengan x=1∠120°
apabila dalam keadaan seperti Gambar 3.4
Ib = 155 ∠ -112,95°

Ic = 177 ∠ 112,95°
c=177 b=177
1 2
22,95° 22,95° 𝐼𝑛 3 (𝐼𝑎 + 𝑥 𝐼𝑏 + 𝑥𝐼𝑐)
=1
𝐼𝑝 (𝐼𝑎 + 𝑥𝐼𝑏 + 𝑥 2 𝐼𝑐)
3

67,05° 67,05° 112,95°


177∠0 + 155∠127,05 + 177∠232,95
=
177∠0 + 155∠7,05 + 177∠352,95
-112,95° a=138
177 − 93,38 − 𝑗123,7 − 106,64 − 𝑗141,26
=
Gambar 3.4 unbalance phase diagram 177 + 153,82 + 𝑗19,02 + 175,66 − 𝑗21,72
a=138 −23,02
= = −0,0454
506,48

Unbalance% = |−0,0454| × 100%


112,95° 112,95° = 4,54%

Berdasarkan hasil perhitungan, 4,54% adalah nilai


c=177 b=177 persentase unbalance, sehingga motor tersebut
masih beroperasi dengan normal dan rele tidak
bekerja atau dalam keadaan off. Pada motor induksi
Gambar 3.5 unbalance symmetrical component tiga fasa 10,5 kV unit 5-7 PLTU UBP Suralaya ini
analysis memiliki variasi nilai arus pada tiap fasanya.
Dari diagram fasa tidak seimbang seperti pada Ia = 147 ∠ 0°, dengan x=1∠120°
Gambar 3.5 didapat nilai arus pada tiap fasanya,
yaitu: Ib = 177 ∠ -112,95°

Ia = 138 ∠ 0°, dengan x=1∠120° Ic = 162 ∠ 112,95°

Ib = 177 ∠ -112,95°
1 2
𝐼𝑛 3 (𝐼𝑎 + 𝑥 𝐼𝑏 + 𝑥𝐼𝑐)
= Ia Ib Ic U/B % Keadaan
𝐼𝑝 1 (𝐼𝑎 + 𝑥𝐼𝑏 + 𝑥 2 𝐼𝑐)
3 Kondisi
177 155 177 4,54% Normal
1
147∠0 + 177∠127,05 + 162∠232,95 Kondisi
= 147 177 162 11,84% Alarm
147∠0 + 177∠7,05 + 162∠352,95 2
Kondisi
147 − 106,64 − 𝑗141,26 − 97,6 − 𝑗129,29 152 225 180 16,28% Trip
= 3
147 + 175,66 + 𝑗21,72 + 160,77 − 𝑗19,88
Tabel 3.3 Variasi arus tiap fasa terhadap keadaan
−57,24 relay
= = −0,1184
483,43
IV. PENUTUP
Unbalance% = |−0,1184| × 100% 4.1 Kesimpulan
= 11,84% Dari hasil kerja praktek yang telah dilakukan
pada tanggal 2 September sampai 30 September
Dengan nilai arus pada tiap fasa yang berubah dan
2014 dan telah dilakukan analisa pembahasan dari
selalu bervariasi namun dengan besar sudut fasa
data-data yang telah didapat selama kerja praktek
yang tidak berubah maka nilai persentase
tentang analisa setting point sistem proteksi motor
unbalance yang didapat adalah sebesar 11,84%.
induksi 3 fasa 10,5 kV terhadap gangguan
Dengan nilai demikian maka yang terjadi dalam
unbalance, maka didapat kesimpulan:
sistem adalah menyalanya alarm pada sistem
1. Pada motor induksi tiga fasa 10,5 kV pada
proteksi dengan multilin 269 plus tersebut, namun
unit 5-7 UBP Suralaya terdapat banyak jenis
tidak ada trip karena nilai persentase unbalance
gangguan, diantaranya terdapat gangguan
yang didapat belum mencapai nilai setpoint yang
unbalance, yaitu arus dan tegangan yang tidak
telah diatur.
sama atau seimbang pada ketiga fasanya.
Selanjutnya, pada motor tersebut kembali
Berdasarkan peraturan dan rekomendasi dari
terjadi variasi nilai arus pada tiap fasanya dengan
National Electrical Manufacturers
besar sudut fasa yang tidak berubah.
Association (NEMA) apabila motor memiliki
Ia = 152 ∠ 0°, dengan x=1∠120° nilai unbalance voltage sebesar 1% maka
motor tersebut memiliki nilai unbalance
Ib = 225 ∠ -112,95° current sebesar 6 – 10 %.
2. Gangguan unbalance biasanya disebabkan
Ic = 180 ∠ 112,95° oleh tipe beban atau jumlah beban tiap
fasanya tidak sama atau berbeda satu fasa
1 2 dengan fasa lainnya. Selain itu juga oleh salah
𝐼𝑛 3 (𝐼𝑎 + 𝑥 𝐼𝑏 + 𝑥𝐼𝑐)
=1 satu fasa pada sistem terbuka yang artinya
𝐼𝑝 (𝐼𝑎 + 𝑥𝐼𝑏 + 𝑥 2 𝐼𝑐) satu fasa tidak terhubung ke beban, melainkan
3
hanya dua fasa saja yang terhubung langsung
152∠0 + 225∠127,05 + 180∠232,95 ke beban.
= 3. Sistem proteksi yang digunakan pada motor
152∠0 + 225∠7,05 + 180∠352,95
induksi tiga fasa 10,5 kV pada unit 5-7 UBP
Suralaya adalah dengan menggunakan
152 − 135,56 + 𝑗179,57 − 108,45 − 𝑗143,65 multilin 269 plus relay. Proteksi ini dapat
= mengamankan gangguan yang berasal dari
152 + 223,29 + 𝑗27,6 + 178,63 − 𝑗22,09
tegangan dan arus. Namun rele ini hanya
−92,01 memiliki sensor arus, sehingga yang terbaca
= = −0,1628 atau terdeteksi oleh rele Multilin 269 Plus ini
564,92
hanya arus saja walau gangguan yang terjadi
Unbalance% = |−0,1628| × 100% akibat tegangan. Nilai setting point rele ini
= 16,28% terhadap gangguan unbalance adalah sebesar
15% dimana mencari persentase unbalance
Dengan nilai arus yang berbeda-beda dan nya adalah dengan membandingkan arus
bervariasi pada tiap fasanya maka motor tersebut urutan negatif dengan arus urutan positif.
memiliki nilai persentase unbalance sebesar
16,28%, hal ini menyebabkan rele multilin 269 plus 4.2 Saran
akan bekerja atau trip pada sistem tersebut karena 1. Perawatan dan pemeliharaan motor induksi
besarnya nilai persentase unbalance sudah sebaiknya ditingkatkan karena motor induksi
melampaui dari setpoint yang telah diatur merupakan salah satu peralatan yang penting
sebelumnya.
dalam sistem tenaga listrik PT. Indonesia
Power UBP Suralaya.
2. Melakukan pemeriksaan rele secara rutin
dengan pengambilan data yang diharapkan
dapat mencapai tingkat akurasi yang tinggi,
sehingga rele dapat bekerja dengan optimal.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Solih Afin, M Zuldiag. 2013. Aplikasi


Penyearah 3 Fasa Terkendali Pada
Chlorination Plant Unit 5-7 PLTU Suralaya.
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
[2]. Link:
http://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Zur
imanAnthony.html (diakses pada tanggal 6
Oktober 2014 jam 21.15 WIB)
[3]. Link:
http://jatirio.blogspot.com/2012/12/perangkat-
sistem-proteksi.html (diakses pada tanggal 7
Oktober 2014 jam 01.00 WIB)
[4]. GE Industrial Systems. 2006. Instruction
Manual 269 Plus Motor Management Relay.

Vous aimerez peut-être aussi