Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diet.
Beberapa penelitian melaporkan bahwa rendahnya konsumsi terhadap betakarotene,
selenium dan vitamin A menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru. (Sudoyo,
2007 : 1006).
Beberapa faktor resiko kanker paru menurut Arif Muttaqin (2008: 198-199) tersebut yaitu :
a. Merokok
Kanker paru beresiko 10 kali lebih tinggi dialami perokok berat dibandingkan
dengan bukan perokok. Peningkatan faktor resiko ini berkaitan dengan riwayat jumlah
merokok dalam tahun (jumlah bungkus rokok yang digunakan setiap hari dikali jumlah
tahun merokok) serta faktor saat mulai merokok (semakin muda individu mulai merokok,
semakin besar resiko terjadinya kanker paru). Faktor lain yang juga dipertimbangkan
termasuk didalamnya jenis rokok yang diisap (kandungan tar, rokok filter, dan kretek).
b. Polusi udara
Ada berbagai karsinogen telah diidentifikasi, termasuk didalamnya adalah sulfur,
emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti
menunjukkan bahwa insiden kanker paru lebih besar didaerah perkotaan sebagai akibat
penumpukan polutan dan emisi kendaraan.
c. Polusi lingkungan kerja
Pada keadaan tertentu, karsinoma bronkogenik tampaknya merupakan suatu
penyakit akibat polusi di lingkungan kerja. Dari berbagai bahaya industri, yang paling
berbahaya adalah asbes yang kini banyak sekali diproduksi dan digunakan pada
bangunan. Resiko kanker paru diantara para pekerja yang berhubungan atau
lingkungannya mengandung asbes ±10 kali lebih besar daripada masyarakat umum.
Peningkatan resiko ini juga dialami oleh mereka yang bekerja dengan uranium, kromat,
arsen (misalnya insektisida yang digunakan untuk pertanian), besi, dan oksida besi.
Resiko kanker paru akibat kontak dengan asbes maupun uranium akan menjadi lebih
besar lagi jika orang itu juga perokok.
d. Rendahnya asupan vitamin A
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa perokok yang dietnya rendah
vitamin A dapat memperbesar resiko terjadinya kanker paru. Hipotesis ini didapat dari
berbagai penelitian yang menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan resiko
peningkatan jumlah sel-sel kanker. Hal ini berkaitan dengan fungsi utama vitamin A yang
turut berperan dalam pengaturan diferensiasi sel.
e. Faktor herediter
Terdapat juga bukti bahwa anggota keluarga dari penderita kanker paru memiliki resiko
yang lebih besar mengalami penyakit yang sama. Walaupun demikian masih belum
diketahui dengan pasti apakah hal ini benar-benar herediter atau karena faktor-faktor
familial.
6. Oksigenasi
Klien mengalami sesak, nyeri dada saat bernafas, klien batuk, klien merokok kurang
lebih 1 bungkus per harinya.
7. Eliminasi fekal/bowel
Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning,
konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses
berwarna kehitaman, konsistensi keras.
8. Eliminasi urin
Frekuensi BAK klien 5x sehari. Klien mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak
menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga.
9. Sensori, persepsi, dan kognitif
Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi,
dan kognitif
V. Pemeriksaan Fisik Head To Toe
a. Keadaan Umum
Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 130/90 mmHg, Nadi 112x/menit,
Respirasi 36x/menit, Suhu 390 C
b. Aktivitas/ istirahat
Gejala : Ketidakmampuan melakukan aktifitas kebiasaan secara rutin, sesak nafas
karna melakukan aktifitas.
Tanda: Pasien lesu
c. Sirkulasi
Gejala : Terdapat sindrom vena kava superior (cubbing finger), terjadi aritmia,
Takikardi, Jari tabuh
d. Integritas Ego
Gejala : perasaan takut, menolak kondisi yang berat atau potensial keganasan
Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang – ulang
e. Eliminasi
Gejala : di area yang hilang timbul (ketidakseimbangan hormonal karsinoma sel
kecil), peningkatan sekresi jumlah urin.
f. Makanan / Cairan
Gejala : Penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan makanan,
kesulitan menelan, haus atau peningkatan masukan cairan.
Tanda : kurus, kerempeng atau penampilan kurang bobot, edema wajah atau leher,
dada, punggung ( obstruksi vena kava), edema wajah atau periordital (
ketikaseimbangan hormonal, kalsinoma sel kecil )
g. Nyeri
Gejala : Nyeri dada(tidak biasanya ada pada tahap dini dan tidak selalu pada tahap
lanjut) dimana dapat atau tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi, nyeri bahu
atau tangan( khususnya pada sel besar atau adenokalsioma), nyeri tulang atau sendi:
erosi kapilago sekunder terhadap peningkatan hormone pertumbuhan ( sel besar atau
adenokarsinoma), nyeri abdomen hilang timbul.
h. Pernafasan
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan produksi sputum,
napas pendek, pekerja yang terpajan polutan, debu industry, serak, paralisis pita
suara, riwayat merokok
Tanda : Dipsnea, meningkat dengan kerja, peningkatan fremitus taktil(menunjukan
konsuladisasi), krekels atau mengik pada inspirasi/ekspirasi(gangguan aliran udara),
krekels atau mengik menetap, penyimpanan trakeal (area yang mengalami lesi),
hemoptisis
i. Keamanan
Tanda : Demam mungkin ada(sel besar atau adenokarsinoma), kemerahan, kulit
pucat(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
j. Seksualitas
Tanda : Dinekomastia(perubahan horman neopplastik, karsinoma sel besar),
Amenorea/Impoten(ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sel kecil)
k. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Faktor resiko keluarga:kanker atau khususnya paru, tuberculosis,kegagalan
untuk membaik.
Pertimbangan Rencana Pemulangan: DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 11hari,
bantu transportasi, pengobatan, tindakan, perawatan diri pemeliharaan rumah.
Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS: Massa pada mediastinum Ketidakefektifan pola
- Klien mengungkapkan sesak nafas
saat ber-nafas dan dada terasa Menekan rongga paru
berat.
Penurunan ekspansi paru
DO :
- Keadaan umum agak lemah. Pengembangan paru
- Suara nafas menghilang pada terbatas
dada anterior.
- Pada perkusi dada terdengar Klien sesak
redup.
- Respirasi 36 x/mnt, cepat dan
dangkal.
2. DS : Obstruksi jalan nafas oleh Gangguan pertukaran
- Pasien mengelu sesak dan sekresi dan spasme gas
nyeri saat bernafas bronkus
DO :
- Gelisah, Kerusakan alveoli
- Nilai GDA tidak normal,
- Perubahan TTV Bronkiektasis/Aktelektasis
3. S: -Mengeluh sakit disertai Intrapulmoner Metastatik Gangguan Rasa
rasa nyeri yang menetap nyaman (Nyeri)
O: - Pasien tampak gelisah
- Wajahya terlihat pucat Adanya Invasi kanker ke
- Tanda vital : TD: 130/90 pleura, atau dinding dada.
mmHg, Nadi : 120 x / m, Suhu :
39 , RR: 36 x/m.
B. DIAGNOSA KEPERAWATA
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi par
Kerusakan pertukaran gas yang berhubungan dengan gangguan aliran udara ke alveoli
atau ke bagian utama paru, perubahan membran alveoli
Gangguan rasa nyaman ( Nyeri ) yang berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, atau
dinding dada.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan Anoreksia
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl No TUJUAN & KH INTERVENSI RASIONAL
dx
1. Setelah di lakukan 1. Kaji frekuensi, 1. Untuk mengetahui
tindakan kedalaman pernafasan dan frekuensi & kedalan
keperawatan 1x24 ekspansi dada. pernafasan karena
jam di harapkan kedalamam pernafasan
pola nafas klien bervariasi tergantung
efektif dengan KH: derajat gagal nafas.
- Klien 2. Auskultasi bunyi nafas, 2. Perubahan bunyi nafas
mengungkapkan dan catat adanya bunyi menunjukan obstruksi
sesak berkurang/ nafas tambahan. sekunder
tidak sesak. 3. Observasi pola batuk 3. Kongesti alveolar
- Respirasi dalam dan karakter secret mengakibatkan batuk
batas normal. kering/iritatif
- Tidak 4. Berikan pada klien 4. Posisi membantu
menggunakan otot posisi semi fowler. memaksimalkan ekspansi
bantu pernafasan paru dan menurunkan
upaya pernafasan
5. Memaksimalkan
5. Kolaborasi dalam pernafasan dan
pemberian oksigen menurunkan kerja nafas.
tambahan. 6. Memberikan
6. Berikan humidifikasi kelembaban pada
tambahan. membran mukosa dan
membantu pengenceran
secret
Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika.
Danusantoso Halim. 2013. Buku Saku Ilmu Penyakit Paru. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran
Sudoyo Aru, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta
Muttaqin Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapasan. Jakarta. Penerbit Salemba Medika.
Tim CancerHelps. 2010. Stop Kanker “KANKER BUKAN LAGI VONIS MATI” Panduan
Deteksi Dini dan Pengobatan Menyeluruh Berbagai Jenis Kanker. Jakarta. Penerbit AgroMedia
Pustaka.
Suryo Joko. 2010. HERBAL”Penyembuh Gangguan Sistem Pernapasan”. Yogyakarta. Penerbit
B First(PT Bentang Pustaka)
Kusuma Hardhi. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN DIAGNOSA
MEDIS & NANDA, NIC-NOC. Jogjakarta. Penerbit Mediaction.