Vous êtes sur la page 1sur 13

METODE HARGA POKOK PESANAN

Mata Kuliah: Akuntansi Biaya ( EMA 207 B4 )


Dosen: Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S.E., M.Si., Ak.

Disusun oleh:

Muhammad Bagas Rinaldi (1707531065)


Bernhard Patria Gomgom (1707531098)
Kenji Patrick (1707531100)
Ni Kadek Desi Pilianti (1707531118)
Putu Arinda Putriana (1707531121)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS UDAYANA
2018
1. MANFAAT INFORMASI HARGA POKOK PESANAN

Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya produksi yang
digunakan untuk menentukan harga pokok produk dari sebuah perusahaan yang
menghasilkan produk berdasarkan pesanan. Tujuan dari diterapkannya metode ini adalah
untuk menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan, baik harga pokok secara
keseluruhan dari setiap pesanan atau untuk per satuan.

Dalam metode ini seluruh biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan tertentu
dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan membagi total biaya produksi untuk
pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Metode harga pokok pesanan ini memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

a. Produksi bersifat terputus sesuai dengan pesanan yang diterima.

b. Spesifikasi produk sesuai dengan permintaan pemesan.

c.Pengumpulan biaya produksi dilakukan melalui kartu biaya pesanan, yang berisi rincian
setiap pesanan.

d. Total biaya produksi dihitung setelah pesanan selesai.

e. Biaya produksi per unit dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan total unit
yang dipesan.

f. Pada umumnya akumulasi biaya menggunakan biaya normal.

g.Produk yang sudah selesai langsung diberikan pada pemesan.

Adapun manfaat informasi harga pokok pesanan adalah sebagai:

1. Penentu harga jual pesanan


Perusahaan manufaktur yang produksinya menurut pada pesanan akan memproses
produksinya menurut spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Makara biaya produksi
produk pesanan yang satu dengan produk pesanan yang lainnya akan mempunyai biaya
produksi yang berbeda, tergantung pada spesifikasi yang dikehendaki oleh pemesan.
Dengan demikian Harga Jual yang dibebankan kepada para pemesan sangat ditentukan
oleh besarnya masing-masing Biaya Produksi yang dikeluarkan dalam pembuatan produk
pesanan tersebut.
Rumus yang sanggup digunakan untuk menghitung Harga Jual yang akan dibebankan
kepada para pemesan ialah sebagai berikut:

2. Pertimbangan mendapatkan atau menolak Pesanan


Terkadang produk yang dipesan oleh pemesan, harga jualnya sudah terbentuk dipasaran,
sehingga manajemen hanya tinggal tetapkan apakah akan mendapatkan pesanan yang
diinginkan oleh pemesan tersebut atau menolak pesanan pemesan tersebut. Untuk
sanggup memilih entah itu menolak atau mendapatkan suatu pesanan tersebut maka
administrasi membutuhkan info total harga pokok dari produk yang dipesan oleh
pemesan tersebut. Informasi total harga pokok pesanan memperlihatkan dasar sumbangan
bagi administrasi supaya perusahaan tidak mengalami kerugian saat mendapatkan
pesanan dari pemesan. Tanpa adanya info wacana total harga pokok pesanan, Maka
administrasi tidak mempunyai jaminan apakah harga yang diminta pemesan sanggup
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.
Secara matematis perhitungan Total Harga Pokok Pesanan sanggup dilakukan dengan
formula berikut ini:
3. Alat pantau Realisasi Biaya Produksi
Apabila perusahaan telah mendapatkan sebuah pesanan dari pemesan, maka administrasi
membutuhkan info biaya produksi yang sebetulnya dikeluarkan dalam memenuhi
pesanan tersebut. Makara akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur yang
memproduksi menurut pesanan digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan info biaya
produksi setiap pesanan yang diterima untuk sanggup memantau apakah proses produksi
untuk memenuhi pesanan tertentu menghasilkan total biaya produksi pesanan yang sesuai
dengan perhitungan sebelumnya.
Adapun pengumpulan biaya produksi per pesanan dalam perusahaan manufaktur yang
memproduksi barang menurut pesanan dilakukan dengan menggunakan metode harga
pokok pesanan.

4. Menghitung Laba atau Rugi Bruto tiap Pesana


Manajemen sanggup mengetahui suatu pesanan tertentu menghasilkan keuntungan bruto
bagi perusahaan atau sebaliknya untuk mengetahui apakah suatu pesanan menyebabkan
rugi bruto, maka administrasi membutuhkan info biaya produksi yang dikeluarkan untuk
memproduksi pesanan tersebut.
Informasi keuntungan atau info rugi bruto setiap pesanan dibutuhkan untuk mengetahui
bantuan setiap pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan keuntungan
atau rugi. Oleh karena itu, metode harga pokok pesanan digunakan administrasi untuk
mengumpulkan info biaya produksi yang sebetulnya dikeluarkan untuk tiap pesanan guna
menghasilkan info keuntungan atau info rugi bruto tiap pesanan.
Laba atau rugi bruto setiap pesanan sanggup dihitung dengan format sebagai berikut:
5. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk yang disajikan dalam neraca
Pada Neraca, yang merupakan salah satu bentuk laporan keuangan utama perusahaan
manufaktur, Manajemen wajib menyajikan harga pokok persediaan produk, baik produk
jadi maupun produk yang masih dalam proses, untuk tujuan tersebut maka administrasi
perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi untuk tiap pesanan.
Dengan dasar catatan biaya produksi per pesanan itu, maka administrasi perusahaan
manufaktur sanggup memilih biaya produksi yang menempel pada pesanan yang telah
simpulan diproduksi, namun hingga dengan tanggal neraca masih belum diserahkan
kepada pemesan. Selain itu menurut catatan tersebut, administrasi sanggup juga memilih
semua biaya produksi yang telah menempel dalam pesanan yang pada tanggal neraca
masih dalam proses pengerjaan (produk dalam proses).

2. MENCATAT TRANSAKSI
Dalam metode harga pokok pesanan, BOP atau Biaya Overhead Pabrik harus dikenakan pada
tiap pemesanan menurut tarif yang ditentukan di muka. BOP yang terjadi selama periode satu
tahun dikumpulkan kemudian di akhir tahun dibandingkan dengan yang dibebankan pada produk
atas dasar tarif pencatatan BOP yang dibebankan kepada produk. Jurnal penutupan rekening
BOP yang dibebankan adalah:\

Biaya overhead pabrik dibebankan xxxx

Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx

Pencatatan BOP yang sesungguhnya adalah:


1. Pemakaian bahan penolong

Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx

Persediaan bahan penolong xxxx


2. Pencatatan biaya tenaga kerja tidak langsung

Biaya overhead pabrik sesungguhnya xxxx

Gaji dan upah xxxx

4. Pencatatan produk selesai


Biaya produksi yang terdapat dalam kartu harga pokok dijumlahkan dan dikeluarkan dari
rekening Barang Dalam Proses dengan jurnal:

Persediaan produk jadi xxxx

Barang dalam proses- biaya bahan baku xxxx

Barang dalam proses – biaya tenaga kerja langsung xxxx

Barang dalam proses – biaya overhead pabrik xxxx

Di atas adalah contoh penulisan sederhana dalam penentuan harga pesanan. Kenyataannya dalam
sebuah usaha yang besar dan kompleks, akan banyak item transaksi yang harus dicatatkan
sebelum sampai pada tahapan jurnal pencatatan produk selesai.
3. MENGISI KARTU POKOK PESANAN
Dalam metode harga pokok pesanan kartu harga pokok mempunyai peran yang sangat penting,
karena dalam kartu harga pokok itulah dicatat biaya produksi tiap pesanan secara rinci. Oleh
karena itu kartu harga pokok berfungsi sebagai rekening Pembantu.

PT Healt Wealth International


Jakarta
KARTU HARGA POKOK PESANAN

No Pesanan : Pemesan :
Jenis Produksi : Sifat Pesanan :
Tgl. Pesan : Jumlah :
Tgl. Selesai : Harga Jual :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
Jam
Tgl No Keterangan Jumlah Tgl Jumlah Tgl Dasar Tarif Jumlah
Kerja

Contoh Soal :
PT Health Wealth International berusaha dalam bidang meubel dan memproduksi alat alat rumah
tangga serta perkamtoran berdasarkan pesanan.
Pada bulan Juni 1995 mendapat pesanan dari yayasan Citra Medika untuk membuat 100 set meja
belajar (100 meja dan 200 kursi) dengan harga setiap set sebesar Rp. 175.000 untuk
memproduksi pesanan tersebut. PT HWI telah melakukan kegiatan sebagai berikut
1. Membeli bahan baku dan bahan penolong
Bahan Baku :
Kayu dengan ukuran :
4 cm x 6 cm x 300 cm 250 pot @ Rp. 18.000 = Rp. 4.500.000
2 cm x 20 cm x 300 cm 200 pot @ Rp. 30.000 = Rp. 6.000.000
2 cm x 3 cm x 300 cm 100 pot @ Rp. 5.000 = Rp. 500.000
Tripleks 25 lbr @ Rp. 15.000 = Rp. 375.000
Cat 50 klg @ Rp. 10.000 = Rp. 500.000
Jumlah bahan baku yang dibeli Rp. 11.875.000

Bahan Penolong :
Paku 5 kg @ Rp. 10.000 = Rp. 50.000
Dempul 10 kg @ Rp. 5.000 = Rp. 50.000
Amplas 200 lb @ Rp. 200 = Rp. 40.000
Jumlah bahan penolong yang dibeli Rp. 140.000
Jumlah bahan baku dan bahan penolong Rp. 12.015.000

2. Pemakaian Tenaga Kerja


Upah langsung 1.000 jam @ Rp. 2.000 = Rp. 2.000.000
Upah tidak langsung = Rp. 400.000
Rp. 2.400.000
Gaji karyawan bagian administrasi dan umum Rp. 500.000
Jumlah biaya tenaga kerja Rp. 2.900.000

3. Pembebanan BOP selain pemakaian bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung
adalah sebagai berikut :
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 100.000
Biaya Penyusutan Gedung Rp. 250.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 50.000
Biaya Pemeliharaan Gedung Rp. 50.000
Jumlah Rp. 450.000
Berdasarkan data diatas, buatlah :
a. Jurnal pada waktu pembelian bahan baku dan bahan penolong.
b. Kartu harga pokok, jika BOP yang dibebankan 60% dari tenaga kerja langsung.
c. Jurnal pemakaian/pembebanan bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja dan BOP ke dalam
BDP.
d. Perhitungan harga pokok produk jadi dan jurnalnya.
e. Jurnal penjualan produk
f. Jurnal untuk menutup rekening BOP dan selisih BOP.

Jawab :
a. Jurnal pada waktu pembelian bahan baku dan bahan penolong.
Persediaan Bahan Baku Rp. 11.875.000
Persediaan Bahan Penolong Rp. 140.000
Utang Dagang Rp. 12.015.000
b. Kartu harga pokok, jika BOP yang dibebankan 60% dari tenaga kerja langsung.
PT Healt Wealth International
Jakarta
KARTU HARGA POKOK PESANAN

No Pesanan : 00458 Pemesan : Yayasan Citra Medika


Jenis Produksi : Meja Belajar Sifat Pesanan : Segera
Tgl. Pesan : 24 Juni 1995 Jumlah : 100 set meja belajar
Tgl. Selesai : 29 Agustus 1995 Harga Jual : Rp. 175.000
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
Jumlah Jam Jumlah Jumlah
Tgl Keterangan Tgl Tgl Dasar Tarif
(Rp) Kerja (Rp) (Rp)

5/6 Kayu dengan 1.000 2.000.000 BTKL 60% 1.200.000


ukuran 4.500.000 jam
4 x 6 x 300 = 6.000.000
250 pt 500.000
2 x 20 x300 = 375.000
200 pt 500.000
2 x 3 x 300 = 11.875.000 2.000.000 1.200.000
100 pt Jumlah Biaya
Triplek 25 lbr Produksi Rp. 15.075.000
Cat 50 Kaleng
c. Jurnal pemakaian/pembebanan bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja dan BOP ke dalam
BDP.
1. Pemakaian Bahan
BDP – Biaya Bahan Baku Rp. 11.875.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 11.875.000
BOP Sesungguhnya Rp. 140.000
Persediaan Bahan Penolong Rp. 140.000
2. Pemakaian Tenaga Kerja
BDP – Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.000.000
BOP Sesungguhnya Rp. 400.000
Biaya Administrasi dan umum Rp. 500.000
Gaji dan Upah Rp. 2.900.000
3. Pemakaian BOP selain bahan penolong dan tenaga kerja tidak langsung
BOP sesungguhnya Rp. 450.000
Biaya Penyusutan Mesin Rp. 100.000
Biaya Penyusutan Gedung Rp. 250.000
Biaya Pemeliharaan Mesin Rp. 50.000
Biaya Pemeliharaan Gedung Rp. 50.000
4. Pembebanan BOP kedalam BDP
BDP – BOP Rp. 1.200.000
BOP yang dibebankan Rp. 1.200.000

d. Perhitungan harga pokok produk jadi dan jurnalnya.


1. Perhitungan Harga Pokok Produk
Biaya Bahan Baku Rp. 11.875.000
Biaya Tenaga Kerja Langsung Rp. 2.000.000
Biaya Overhead Pabrik (BOP) Rp. 1.200.000
Rp. 15.075.000
2. Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi
Persediaan Produk Jadi Rp. 15.075.000
BDP – BBB Rp. 11.875.000
BDP – BTKL Rp. 2.000.000
BDP – BOP Rp. 1.200.000

e. Jurnal penjualan produk


Piutang Dagang Rp. 17.500.000
Penjualan Rp. 17.500.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 15.075.000
Persediaan produk jadi Rp. 15.075.000
f. Jurnal untuk menutup rekening BOP dan selisih BOP.
1. BOP yang dibebankan Rp. 1.200.000
Selisih BOP Rp. 210.000
BOP Sesungguhnya Rp. 210.000
2. Jurnal untuk menutup rekening BOP
Selisih BOP Rp. 210.000
Harga pokok penjualan Rp. 210.000

Penjelasan :
BOP yang dibebankan 60% x Rp. 2.000.000 = Rp. 1.200.000
BOP yang sesungguhnya :
a. Biaya Bahan Penolong Rp. 140.000
b. Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 400.000
c. BOP yang lain Rp. 450.000
Rp. 990.000
Selisih BOP Rp. 210.000 (laba)
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2015. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YPKN
Subagio Ahmatari. 2015. http://ahmatarisubagio.blogspot.com/2015/10/harga-pokok-
pesanan.html
Zamswebi.2017. https://zams.web.id/5-manfaat-informasi-harga-pokok-produksi-per-pesanan/

Warni Sr. 2016. https://zahiraccounting.com/id/blog/manfaat-informasi-menggunakan-


metode-harga-pokok-pesanan/
Rahmani Ani. 2018. https://www.jurnal.id/en/blog/2018/metode-penetapan-harga-pokok-
pesanan-pencatatan-akuntansinya

Vous aimerez peut-être aussi