Vous êtes sur la page 1sur 24

 Home

 Daftar Isi Sumber Ilmu


 Contact
 About
 Privacy
 Link Exchange
 Sitemap
 Pasang Iklan

Search this

Sumber Ilmu
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته بسم هللا الرحمن الرحيم الحمد هلل الرقيب المغيث اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله‬
‫ ومغيث‬Selamat Datang di Blog Sumber Ilmu Blog Sumber Ilmu Membahas Pengetahuan
Islam,Pendidikan Islam,Hukum Islam,Pengetahuan Umum,Pengertian dan Definisi kata,Tips dan
Trik,Info dan Berita,Hukum dan Politik ‫والصالة والسالم على سيدنا محمد المغيث وعلى اله وصحبه‬
‫والحمد هلل الباعث الوارث والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬.‫ومغيث‬

 Entertainment
 Blogging
 Tekno
 Kuliner
 Internet
 Tools
 Health
 Aneka Remaja
 Video
 Foto
 Google Plus
 Facebook
 Twitter
 Youtube

Info
‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته بسم هللا الرحمن الرحيم الحمد هلل الرقيب المغيث اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى اله‬
‫ ومغيث‬Selamat Datang di Blog Sumber Ilmu Blog Sumber Ilmu Membahas Pengetahuan
Islam,Pendidikan Islam,Hukum Islam,Pengetahuan Umum,Pengertian dan Definisi kata,Tips dan
Trik,Info dan Berita,Hukum dan Politik ‫والصالة والسالم على سيدنا محمد المغيث وعلى اله وصحبه‬
‫والحمد هلل الباعث الوارث والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬.‫ومغيث‬
*******
Ingin Copy Paste Artikel Sumber Ilmu? Baca Dulu Peraturannya <<< Peraturan Copy
Paste Artikel Sumber Ilmu >>>
Home » waqaf dan ibtida' » Waqaf dan Ibtida'
4
Waqaf dan Ibtida'
Waqaf dan Ibtida',Macam Macam Waqaf dan Ibtida',Pengertian Waqaf dan
Ibtida',Definisi Waqaf dan Ibtida'
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh
di bawah ini adalah artikel lengkap mengenai Waqaf dan Ibtida'.
dikatakan lengkap karna bukan hanya mengulas Waqaf dan Ibtida' saja namun beserta contoh
contohnya,dan pembagiannya,namun masih ada kekurangannya yaitu dihal pembagian waqaf
isyaroh/waqaf bil isyaroh,namun mengenai perincian waqaf bil isyaroh sudah saya posting
dengan judul "cara waqaf pada kalimat yang sebelum huruf terakhirnya bersukun" namun masih
ada beberapa hal yang belum saya terangkan,mungkin saya akan terangkan dilain kesempatan.
artikel waqaf dan ibtida' dibawah ini sebenarnya hasil kiriman salah satu teman saya,yang
meminta saya untuk menashhihnya,setelah saya kaji ternyata terdapat sedikit kekurangan saja
namun sudah cukup jelas buat anda yang sudah pernah mengaji qiroatul qur'an secara langsung
kepada guru anda.
artikel ini juga bisa dijadikan pengingat kita waktu kita rada rada lupa pada pengertian waqaf
ataupun tanda waqaf.
untuk lebih jelasnya silahkan baca selengkapnya WAQAF DAN IBTIDA'

WAQAF DAN IBTIDA'

Perlu kita mengenal istilah-istilah terkait dengan membaca Al-Qur’an dan menghentikan bacaan
sebagai berikut :

1. Iftitah [ ‫ ] اِ ْف ِتتَاح‬adalah pembukaan dalam bacaan Al-Qur’an yang diawali dengan membaca
isti’adzah, basmalah, lalu diteruskan dengan membaca ayat.

ْ َ‫ ] َوق‬adalah menghentikan bacaan atau suara sejenak pada akhir suku kata untuk
2. Waqaf [ ‫ف‬
mengambil nafas dengan maksud kendak melanjutkan bacaan pada ayat berikutnya.

3. Ibtida’ [ ‫ ] اِ ْبتِدَاء‬adalah memulai bacaan kembali sesudah waqaf dari awal suku kata pada ayat
berikutnya.

َ َ‫ ] ق‬adalah mengakhiri bacaan Al-Qur’an dengan memotong bacaan sama sekali.


4. Qatha’ [ ‫ط ْع‬
Dan apabila hendak membuka bacaan kembali sesudah melakukan qatha’, disunahkan membaca
isti’adzah lagi.

Perhatian contoh berikut ini :

‫الـر ِحـي ِْم‬


َّ ‫الـرحْ ـ َم ِن‬
َّ ِ‫ْـــم هللا‬
ِ ‫ ِبس‬- ‫الـر ِجـي ِْم‬
َّ ‫ان‬ِ ‫ط‬ َّ ‫اَع ُْـوذ ُ ِباهللِ ِمنَ ال‬
َ ‫شـ ْي‬

1. ‫ َو ِم ْن ش ِ َِّر َحا ِس ٍد اِذَا‬.5 ‫ت فِى ْالعُقَ ِد‬


ِ ‫ َو ِم ْن ش ِ َِّرالنَّـفَّاثَا‬. 4 ‫ب‬ ِ َ‫ب ْالفَل‬
ٍ ‫ َو ِم ْن ش ِ َِّر غَا ِس‬.3 َ‫ ِم ْن ش ِ َِّر َما َخلَق‬.2 ‫ق‬
َ َ‫ق اِذَا َوق‬ ِ ِّ ‫قُ ْل اَع ُْوذ ُ ِب َر‬
َ ‫سد‬
َ ‫ َح‬.
PEMBAGIAN WAQAF

1. WAQAF IKHTIBARI (menguji atau mencoba). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan
untuk menguji qari’ atau menjelaskan agar diketahui cara waqaf dan ibtida’ yang sebenarnya.
Waqaf ini dibolehkan hanya dalam proses belajar mengajar, yang sebenarnya tidak boleh waqaf
menurut kaidah ilmu tajwid.

2. WAQAF IDHTHIRARI (terpaksa). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan dalam keadaan
terpaksa, mungkin karena kehabisan nafas, batuk atau bersin dan lain sebagainya. Apabila terjadi
waqaf ini, hendaklah mengulang dari kata tempat berhenti atau kata sebelumya yang tidak
merusak arti yang dimaksud oleh ayat.

3. WAQAF INTIZHARI (menunggu). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
diperselisihkan oleh ulama’ qiraat antara boleh dan tidak boleh waqaf. Untuk menghormati
perbedaan pendapat itu, sambil menunggu adanya kesepakatan, sebaiknya waqaf pada kata itu,
kemudian diulangi dari kata sebelumnya yang tidak merusak arti yang dimaksud oleh ayat, dan
diteruskan samapi tanda waqaf berikuitnya. Dengan demikian terwakili dua pendapat yang
berbeda itu.

4. WAQAF IKHTIARI (pilihan). Maksudnya adalah waqaf yang dilakukan pada kata yang
dipilih, disengaja dan direncanakan, bukan karena ada sebab-sebab lain.

WAQAF IKHTIARI ADA EMPAT

1. WAQAF TAM (sempurna). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah
sempurna, baik menurut tata bahasa maupun arti. Pada umumnya terdapat pada akhir ayat dan di
akhir keterangan, cerita atau kisah. Dan tidak ada kaitannya sama sekali dengan ayat berikutnya.
Seperti waqaf pada َ‫ ْال ُم ْف ِل ُح ْون‬dalam ayat berikut :

[5 : ‫اُولئِكَ َعلَى ُهدًى ِ ِّم ْن َّربِِّ ِه ْم ال َواُولئِكَ ُه ُم ْال ُم ْف ِل ُح ْونَ ] البقرة‬

- Waqaf Tam bisa terjadi sebelum habisnya ayat, seperti waqaf pada kata ‫ ا َ ِذلَّ ٍة‬dalam ayat :

[ 34 : ‫َاو َجعَلُوا ا َ ِع َّزةَ اَ ْه ِل َها ا َ ِذلَّ ٍة وقف ِو َكذَالِكَ يَ ْفعَلُ ْونَ ] النمل‬ َ ‫ت ا َِّن ْال ُملُ ْوكَ اِذَا دَ َخلُ ْوا قَ ْريَةً ا َ ْف‬
َ ‫سد ُْوه‬ ْ َ‫قَال‬

- Waqaf Tam terkadang terjadi pada pertengahan ayat, seperti waqaf pada kata ‫ اِذْ َجا َء ِن ْي‬dalam
ayat :

[29: ‫ان َخذ ُ ْوالً ]الفرقان‬


ِ ‫س‬َ ‫إل ْن‬ َ ‫ش ْي‬
ِ ‫طانُ ِل‬ َ ‫ضلَّنِ ْي‬
َّ ‫ع ِن ال ِذِّ ْك ِر بَ ْعدَاِذْ َجا َء نِ ْي وقف َو َكانَ ال‬ َ َ ‫لَقَدْ ا‬

- Dan waqaf Tam dapat terjadi pula sesudah habis ayat tambah sedikit, seperti waqaf pada kata
‫ َو ِباللَّ ْي ِل‬dalam ayat :

[138 - 137 : ‫ص ِب ِحيْنَ ☼ َو ِباللَّي ْْل وقف اَفَالَ ت َ ْع ِقلُ ْونَ ] الصفات‬
ْ ‫َواِنَّ ُك ْم لَت َ ُم ُّر ْونَ َعلَ ْي ِه ْم ُم‬
2. WAQAF KAFI (cukup). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata
bahasa sudah dianggap cukup, tetapi dari segi arti, cerita atau kisah masih ada kaitannya dengan
ayat berikutnya. Seperti waqaf pada ☼ َ‫ ي ُْو ِقنُ ْون‬dalam ayat berikut :

‫َوالَّ ِذيْنَ يُؤْ ِمنُ ْونَ بِ َما ا ُ ْن ِز َل اِلَيْكَ َو َما ا ُ ْن ِز َل ِم ْن قَ ْبلِكَ ج َوبِاأل َ ِخ َرةِ ُه ْم ي ُْوقِنُ ْونَ ☼ اُولئِكَ َعلَى ُهدًى ِِّم ْن َّربِِّ ِه ْم ال َواُولئِكَ ُه ُم‬
[ 5 – 4 : ‫ْال ُم ْف ِل ُح ْونَ ☼ ] البقرة‬

3. WAQAF HASAN (baik). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang sudah dianggap
baik menurut tata bahasa, tetapi masih ada kaitan dengan ayat berikutnya, baik dari segi arti
maupun tata bahasa. Seperti waqaf pada ☼ َ‫ ْال َعالَ ِمـيْن‬dalam ayat berikut :

‫الر ِحي ِْـم ☼ َمـا ِل ِك يَ ْو ِم ال ِدِّي ِْن‬


َّ ‫حْمـن‬
ِ َّ َ ‫ب ْال َعـالَ ِمـيْنَ ☼ ا‬
‫لر‬ ِ ِّ ‫☼ ا َ ْل َح ْمـد ُ هللِ َر‬

4. WAQAF QABIH (buruk). Maksudnya adalah waqaf pada akhir suku kata yang menurut tata
bahasa tergolong buruk dan bahkan merusak arti atau maksud dari makna ayat yang sebenarnya.
َ ‫ ِل ْل ُم‬dalam ayat berikut :
Seperti waqaf pada ☼ َ‫ص ِلِّيْن‬

َ ‫صالَ تِ ِه ْم‬
َ‫ساه ُْون‬ َ ‫☼ فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم‬
َ ‫ص ِلِّيْنَ ☼ الَّ ِذيْنَ ُه ْم َع ْن‬

َ ‫ ِل ْل ُم‬akan merusak arti atau maksud ayat. Maksud dari ayat adalah : “Neraka
Waqaf pada ☼ َ‫ص ِلِّيْن‬
itu untuk orang-orang yang melalaikan shalat” Ketika waqaf pada ☼ َ‫ص ِ ِّليْن‬ َ ‫ ِل ْل ُم‬, maka maksud ayat
lalu berubah menjadi :
“Neraka itu untuk orang-orang yang mengerjakan shalat"

CARA BERWAQAF
Waqaf dalam membaca Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut, yaitu :

1. Akhir suku kata dimatikan dalam bacaan apabila berharakat fathah, kasrah, dhammah,
kasratain atau dhammatain [ ٍ ‫ ] ـ َ ـِ ـ ُ ـ ٌ ـ‬Contoh :

‫ف = ☼ تَخ َُّوفٍ ☼ اَ ِش ْر ☼ = اَ ِس ٌر‬


ْ ‫سنُ ☼ تَخ َُّو‬ َ ْ‫سقَ َر ☼ نُذ ُ ْر ☼ = نُذ ُ ِر ☼ اَح‬
َ ْ‫س ْن ☼ = اَح‬ َ = ☼‫سقَ ْر‬
َ ☼

2. Akhir suku kata dimatikan [ ْ‫] ـ‬dalam bacaan apabila berharakat : Fathah, kasrah atau dammah
yang sebelumnya ada Alif [ُ ‫ ] ا ـَ ـ ِ ـ‬seperti :

َ ‫ب ☼ ْال ِح‬
☼ ُ‫ساب‬ َ ‫اب ☼ ْال ِح‬
ِ ‫سا‬ َ ‫س‬َ ‫ ْال ِح‬dibaca ☼ ْ‫سا ب‬
َ ‫الح‬
ِ

‫اي‬ َ ‫ َخ‬dibaca ☼ ‫ي‬


ْ َ‫طاي‬ ْ ‫اي ☼ ـ اِيَّا‬ َ ‫ َخ‬dibaca ☼ ‫َّاي‬
َ َ‫طاي‬ َ ‫☼اِي‬

َ ‫ يُ ْن‬dibaca ☼ ‫ص ُر ْو ْن‬
- Fathah sebelumnya ada Wa [ َ ‫ ] ْو ـ‬seperti : ☼ َ‫ص ُر ْون‬ َ ‫يُ ْن‬

ْ ] , seperti : ☼ ☼ ‫ا َ ْل َح ِلي َْم ☼ ا َ ْل َح ِلي ِْم‬


- Fathah, kasrah atau dhammah sebelumnya ada Ya’ mati,[َ ‫ي ـ ُ ـِ ـ‬
ْ ْ
‫ اَل َح ِل ْي ُم‬dibaca ☼ ‫اَل َح ِل ْي ْم‬

- Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Ya’mati, [ٍ ‫ي ـ ٌ ـ‬


ْ ] seperti : ☼ ‫ َح ِل ْي ٌم ☼ َح ِلي ٍْم‬dibaca ☼
‫َح ِل ْي ْم‬
- Dhammatain atau kasratain sebelumnya ada Waw mati [ٍ ‫ ] ْو ـ ٌ ـ‬seperti : ☼ ‫ َغفُ ْو ٌر ☼ َغفُ ْو ٍر‬dibaca =
☼ ‫َغفُ ْو ْر‬

3. Akhir suku kata berharakat fathatain dan sesudahnya ada huruf Alif [‫ ]ـً ا‬dibaca fathah [‫]ـَ ا‬,
seperti : ☼‫ َح ِك ْي ًما‬dibaca = ☼ ‫َح ِك ْي َما‬

- atau akhir suku kata terdiri dari huruf Hamzah berharakat fathatainn [‫ ] ًء‬dibaca fathah [‫ ] َء‬,
seperti : ☼ ‫ َما ًء‬dibaca = ☼ ‫َمائَا‬

- atau akhir suku kata terdiri dari Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathatain [ ‫] ـ ً ى‬
dibaca fathah [ ‫]ـ َ ى‬, seperti : ☼ ‫س ًّمى‬
َ ‫ ُم‬dibaca = ☼ ‫س َّمى‬
َ ‫ُم‬

4. Akhir suku kata terdiri dari Ta’ Marbuthah [ ‫ ] ـة ـ ة‬dimatikan dan bunyinya berubah menjadi
bunyi Ha’ [ ‫ ] ـ ْه ـ ْه‬, seperti :

ِ ‫ ☼ َح‬dibaca = ‫ام َيةٌ ☼ ـ َب َر َر ْه‬


‫ام َي ْه‬ ِ ‫ َح‬dibaca = ☼ ‫☼ َب َر َر ٍة‬

5. Akhir suku kata yang terdiri dari huruf Ha’ berharakat kasrah atau dhammah [ ُ‫] ـ ِه ـ ـه‬
dimatikan [ ‫ ] ـ ْه ـ ـ ْه‬, seperti :

َ ☼ =dibaca ْ‫س ْولُه‬


‫صا ِحبَتِ ْه‬ ُ ‫احبَتِ ِه ☼ـ َر‬
ِ ‫ص‬َ ☼ dibaca = ُ‫س ْو َله‬
ُ ‫☼ر‬
َ

6. Akhir suku kata terdiri dari huruf Mad atau huruf mati, dibaca apa adanya tanpa ada
perubahan, seperti :

☼ ‫ اَ ْقفَالُ َها‬tetap dibaca ☼ ‫ ☼ َجنَّاتِ ْي‬- ‫ ا َ ْقفَالُ َها‬tetap dibaca ☼ ‫سقُ ْوا‬
َ َ‫ َجنَّاتِ ْي ☼ ف‬tetap dibaca ☼ ☼ - ‫سقُ ْوا‬
َ َ‫ف‬
ْ ‫ لَ َي‬tetap dibaca ☼ ‫طغَى ☼ َعلَ ْي ِه ْم‬
‫طغَى‬ ْ ‫ لَ َي‬tetap dibaca ☼ ْ‫ ☼ ي ُْولَد‬- ‫ َعلَ ْي ِه ْم‬tetap dibaca ☼ ْ‫ي ُْولَد‬

7. Akhir suku kata terdiri dari huruf hidup, sedangkan sebelumnya terdapat huruf mati seperti
dalam kurung [ ُ ‫ ـْ ـ‬/ ِ ‫ ـْ ـ‬/ َ ‫] ـْ ـ‬maka huruf akhir suku kata itu dimaitkan seperti dalam kurung [ ْ‫ ـْ ـ‬/ ْ‫ـْ ـ‬
/ ْ‫ ] ـْ ـ‬sehingga ada dua huruf mati. Cara mewaqafkan, cukup sekedar bunyi akhir suku kata itu
didengar sendiri atau oleh orang yang berdekatan sebagai isyarat bahwa ada huruf mati, sehingga
waqaf seperti ini disebut “waqaf isyarat”. Contoh :

ْ َ‫☼و ْالع‬
‫ص ْر‬ َ dibaca ‫ـر‬ ْ َ‫ ☼ َو ْالع‬dibaca ‫ـر‬
ْ ‫ص ِر ☼ ـ َواأل َ ْم‬ ُ ‫☼واأل َ ْم‬
َ

8. Akhir suku kata bertasydid dimatikan tanpa menghilangkan fungsi tasydidnya, seperti : ☼
‫ ِم ْنـ ُه َّن‬dibaca ☼ ‫ ـ ِم ْنـ ُه ِّْن ☼خلَقَ ُه َّن‬dibaca ☼ ‫َخلَقَ ُه ِّْن‬

9.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ‫ ] ؤ‬dimatikan bila waqaf, dan dibaca pendek
bila washal, seperti :

- ‫ يَـتَـفَـيَّـؤُ ا‬bila Waqaf ☼Tulisan QS.An-Nahl [16] : 48 - ْ ‫ يَـت َـفَـيَّـأ‬- dan bila Washal dibaca ‫يَـت َـفَـيَـ ُؤا‬
ُ‫ِظالَلُه‬
- ‫ َيـ ْعـ َبــؤُ ا‬bila Waqaf dibaca ☼Tulisan QS.Al-Furqan [26] : 77 - ْ ‫ َيـ ْعـ َبـأ‬- dan bila Washal dibaca
‫يَـ ْعـبَـؤُ ا بِـ ُك ْم‬

Demikian pula dalam QS.Yusuf [12] : 84 ‫ ت َـ ْفـتَـؤُ ا‬, - dalam QS. Thaha ‫يَـد َْرؤُ ا‬[20] : 18 ‫ اَت ََـو َّكـؤُ ا‬,- dan
dalam QS. An-Nur [24] : 8

10.Hamzah di akhir kata yang ditulis di atas waw [ ‫ ] ؤ‬bila waqaf dimatikan sesudah membaca
panjang huruf sebelumnya, dan bila washal hamzah dibaca pendek seperti :

Tulisan - ‫ عُـلَـمـؤُ ا‬bila Waqaf dibacaQS. Asy-Syu'araa' : [26} :197 - ☼‫ عُـلَـ َمـا ْء‬- dan bila Washal
dibaca ‫عُـلَـمـ ُؤا َب ِن ْي اِس َْرا ِئ ْي َل‬

Demikian pula dalam QS.Fathir [35] : 28 ‫ عُـلَـمـؤُ ا‬,- QS. Ibrahim : ‫ الضُّـعَـفـؤُ ا‬,- QS.Yunus [10] :[14]
ُ  ‫ـركـؤُ ا‬
: 21 ,- dan Al-Mu’min [40] : 47 ‫شـفَـعــ ُؤا‬ َ ‫ش‬ُ ,- QS.Ar-Ruum [30] :13 28

TANDA-TANDA WAQAF
1. ‫ م‬WAQAF LAZIM [‫ف الَ ِز ْم‬ ْ َ‫]وق‬ َ Tanda mesti berhenti.
2. ‫ ال‬LA WAQFA [ ‫ف‬ ْ
َ ‫ ] الَ َوق‬Tanda tidak boleh berhenti.
1. ‫ ط‬WAQAF MUTHLAQ [ ‫طلَ ْق‬ ْ ‫ف ُم‬ْ َ‫ ] َوق‬Tanda sempurna berhenti.
2. ‫ ج‬WAQAF JAIZ [ ‫ف َجائِ ْز‬ ْ َ‫ ] َوق‬Tanda boleh berhenti dan boleh terus.
3. ‫ ز‬WAQAF MUJAWWAZ [ ‫] ُم َج َّو ْز‬Tanda boleh berhenti, terus lebih baik.
4. ‫ ص‬WAQAF MURAKH-KHASH [ ‫ص‬ ْ ‫ف ُم َر َّخ‬
ْ َ‫ ] َوق‬Tanda diringankan (di bolehkan) berhenti
karena mempunyai nafas pendek, terus lebih baik.
5. ‫ قف‬WAQAF MUSTAHAB [ ْ‫ف ُم ْست َ َحب‬ ْ َ‫] َوق‬. Tanda berhenti lebih baik, tidak salah kalau terus.
6. ‫ قلى‬WAQAF AULA [‫ف ا َ ْولَى‬ ْ َ‫]وق‬.
َ Tanda berhenti lebih baik.
7. ‫ ق‬QILA WAQAF [ ‫ف‬ َ
ْ ‫ ] قِ ْي َل َوق‬Sebagian pendapat, tanda boleh berhenti.
8. ‫ صلى‬WASHAL AULA [‫ص ْل اَ ْولَى‬ َ ‫]و‬
َ Tanda terus lebih baik.
11.‫ ك‬Kadza lika Muthabiq lima qablahu [ُ‫طا ِب ٌق ِل َما قَ ْبلَه‬ َ ‫] َكذَالِكَ ُم‬Tanda berhenti seperti tanda waqaf
sebelumnya.
12. … ___… WAQAF MU’ANAQAH [ ‫ف ُم َعا َنقَ ِة‬ ْ َ‫] َوق‬Tanda boleh berhenti pada salah satu titik
tiga.
13. ‫سكت‬/‫ س‬SAKTAH [ ‫] َس ْكت َْة‬Tanda berhenti sejenak tanpa ambil nafas.

mengenai tanda tanda waqaf ulama' yang sepuluh banyak yang tidak sama (khilaf) jadi anda bisa
mengikuti salah satunya.
dan untuk lebih baiknya anda ikuti ulama' yang masuk pada mutawattir,begitu juga dalam
qiroatnya,lebih baik anda ikuti yang mutawattir saja,atau diwaktu anda bersama orang lain
(banyak orang) gunakanlah yang mutawattir,hal ini untuk menjaga salah persepsi orang yang
mendengarkan anda.
mungkin untuk lebih jelasnya saya akan bahas dilain kesempatan tentang qiro'ah
Sekian dulu semoga manfaat.Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Waqaf dan Ibtida',Macam Macam Waqaf dan Ibtida',Pengertian Waqaf dan
Ibtida',Definisi Waqaf dan Ibtida'
Di Terbitkan oleh
Kategory → Waqaf dan Ibtida' » alqur'an dan alhadits , qiro'atul qur'an , tajwid , ushulut tafsir ,
waqaf , waqaf dan ibtida' » Sumber Ilmu

Artikel Terkait Yang Mungkin Anda Cari

cara membaca alqadru

MUQADDIMAH (ushulut tafsir)

para qari' yang bagus cara membacan...

cara waqaf pada kalimat yang sebelu...

Hukum Membaca dan Menulis Alqur'an ...

ALQUR'AN & HADITS HARAM DIBACA DAN ...

◄ Posting Baru Posting Lama ►

Arsip Blog
 ► 2014 (4)
 ► 2013 (11)

 ▼ 2012 (84)
o ► November (10)
o ► Oktober (10)
o ► September (1)
o ► Agustus (1)
o ► Juli (4)
o ► Juni (6)
o ► Mei (5)
o ► April (5)
o ► Maret (8)
o ▼ Februari (9)
 AL-QUR'AN
 AL-ILMU DAN AL-MA'RIFAH
 anda blogger muslim
 Waqaf dan Ibtida'
 Email Gratis Terbaik
 Email Gratis Mughits
 Waqaf Binnaql
 pacaran yang islami
 salah kaprah dalam bahasa arab
o ► Januari (25)

 ► 2011 (122)

Entri Populer
 Hukum Oral Sex atau Nyepong (Blow Job) dalam Islam
 Pengertian/Definisi Paradigma
 Waqaf dan Ibtida'
 Pengertian Administrator dan Administrasi
 Pengertian Agama
 apa itu definisi
 Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
 Definisi Al-qur'an
 pengertian Pragmatisme
 Kumpulan Hadits Mengenai Bulan Puasa Ramadlan

Total Tayangan Laman


314860

Copyright © 2012. Sumber Ilmu - All Rights Reserved Template by Blog Bamz - Sumber Ilmu
B. HUKUM BACAAN WAQAF ( TANDA BERHENTI )

1. Pengertian Waqaf

Waqaf artinya berhenti. Maksudnya di dalam al-Qur’an ada aturan bacaan yang di baca Wasal (
lanjut ) atau tidak berhenti dan ada pula yang harus di baca waqaf ( berhenti)
Bacaan waqaf dan wasal itu berkaitan dengan makna atau maksud yang terkandung di dalam
ayat tersebut. Misalnya ayat:

Pembaca tidak boleh berhenti pada bacaan itu karena bila berhenti atau waqaf pada bacaan itu
bisa mengubah maksud ayat.
Ada beberapa hukum waqaf dalam membaca al-Qur’an. yaitu :
1 : ‫ م‬: Waful Lazim : Harus berhenti tidak boleh terus.

2: ‫ ج‬:Waful Jaiz: Boleh berhenti boleh terus.QS Al-Jasiyah ayat 11.

3. ‫ ﻘﻠﻰ‬:al - waafu aula. Boleh berhenti atau terus tetapi lebih balk berhenti. QS. Al —a’raf ayat
11:

4. : ‫ ﻻ‬:La-Waafa fihi: Utama Langsung.

5. ‫ﺼﻠﻰ‬ : al-waslu aula: Boleh berhenti atau terus tetapi lebih baik terus

6. .‘. - .‘. : Munaqah : Lebih utama berhenti pada salah satu tanda
Pengertian Waqaf
https://indoboclub.com/?ref=Rasyid

A. Pengertian Waqaf

Waqaf secara sederhana dapat diartikan sebagai penghentian bacaan al-quran karena sebab-sebab
tertentu. Lawanya waqaf ialah washal, yang berarti menyambung bacaan.

Waqaf menurut bahasa ialah al-Habs yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah, waqaf
adalah:

‫ﻗﻄﻊ اﻟﺼﻮت ﻋﲆ اﻟﻜﻠﻤﺔ زﻣﻨﺎ ﻳﺴﲆا ﻳﺘﻨﻔﺲ ﻓﻴﻪ ﻋﺎدة ﺑﻨﻴﺔ اﺳﺘﺌﻨﺎف‬
‫اﻟﻘﺮاءة‬
Memutuskan suara pada suatu kalimat dalam waktu tertentu, tidak begitu lama, kemudian mengambil nafas satu
kali dengan niat untuk memulai kembali bacaan al-Qur’an.1[1]

B. Macam-Macam Waqaf

Dilihat dari sebabnya, secara umum waqaf terbagi menjadi empat bagian,2[2] yaitu:

1. Waqaf Idl-thirari ( ‫)اﻟﻮﭬﻒاﻻﻀﻂﺮارﻲ‬


2. Waqaf Intizhari ) ‫( اﻟوﻗﻒاﻻﻧﺘﻆﺎرﻲ‬
3. Waqaf Ikhtibari ( ‫) اﻟوﻗﻒ اﻻﺧﺘﺒﺎرﻲ‬
4. Waqaf Ikhtiyari (‫اﻻﺧﺘﺒﺎرﻲ‬ ‫) اﻟوﻗﻒ‬

1. Waqaf Idl-thirari

Idl-thirari Secara bahasa berasal dari kata dlarara ﴾‫﴿ﺿﺮر‬, yang berarti darurat. Waqaf Idl-thirari
menurut istilah ialah :

‫ﻣﺎ ﻳﻌر ﺾ ﺑﺳﺒﺐ ﺿﻴﻖ اﻟﻨﻔﺲ وﲆوہ ﮐﻌﺠز وﻧﺴﻴﺎن‬


Berhenti mendadak karena terpaksa, seperti kehabisan, batuk dan lupa.3[3]

Seorang qari yang dalam keadaan darurat, seperti kehabisan nafas, batuk, atau lupa, boleh
menghentikan bacaan al-Qurannya dimana saja. Namun, ketika ia hendak memulai lagi bacaannya, ada
dua pilihan baginya:

1[1] Al-Itqan hlm. 89 dan Nihayatul Qaulid Mufid hlm. 153.

2[2] Kaifa Taqra-ul Quran hlm. 265

3[3] Nihayatul Qaulid Mufid, hlm. 153.


a. Ia wajib memulai kembali bacaannya dari kalimat sebelumnya yang cocok dan baik jika penghentian
bacaan yang dilakukanya tidak sempurna.4[4] Contoh, seseorang karena alasan darurat berhenti pada

lafadz ‫ ﻋﻧﺪ‬dalam ayat:

)٨ :‫ (اﻟﺒﻴـﻨﺔ‬.... ‫ﺟﺰاﺆﮬﻢﻋﻨﺫرﺑﮬﻢ‬

Maka wajib baginya memulai kembali bacaanya dari lafadz:

....‫ﺟﺰاﺆﮬﻢ‬

b. Ia boleh melanjutkan bacaan pada kalimat berikutnya tanpa harus mengulang kembali bacaanya jika
ia berhenti pada tempat yang dibenarkan. Contoh, menghentikan bacaan pada akhir ayat berikut ini:

﴾١‫اﻟﻢ ﺗرﮐﻴف ﻓﻌﻝ رﺒﻙ ﺑﺎ ﺻﺣﺏ اﻠﻓﻴﻝ ﴿اﻠﻓﻴﻝ ׃‬

1. Waqaf Intizhari

Intizhari secara bahasa artinya menunggu. Waqaf Intizhari menurut istilah adalah:

‫ﮬو ان ﻳﻘﻒ ﻋﻞ ﮐﻠﻤﺔ ﻟﻴﻌﻄﻒ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻏﲆﮬﺎ ﺣﲆ ﺟﻤﻌﻪ ﻻﺧﺘﻼف اﻟﺮواﻳﺎت‬


Berhenti (menunggu) pada suatu kalimat guna dihubungkan dengan kalimat lain pada bacaan yang tengah dibaca,
ketika ia menghimpun beberapa qiraat dan ada beberapa perbedaan riwayat.5[5]

4[4] Misalnya, berhenti pada kalimat yang belum sempurna lafazhnya atau maknanya, atau berhenti
pada tempat yang tidak dibenarkan. Lihat penjelasan tentang Waqaf Qabih.

5[5] Nihiyatul Qaulid Mufid, hlm. 153.


Jadi, Waqaf Intizhari terjadi tatkala kita menghentikan bacaan pada lafazh/kalimat yang
diperselisihkan oleh para ulama qiraat tentang boleh-tidaknya berhenti pada lafazh/kalimat tersebut.
Sebagian ahli qiraat menyatakan boleh berhenti, tetapi sebagian yang lain melarangnya. Untuk
mempertemukan dua pendapat ini digunakanlah Waqaf Intizhari, yaitu dengan cara berhenti dulu pada
lafazh/kalimat tersebut,kemudian mengulang kembali bacaan dari lafazh/kalimat sebelumnya.
Selanjutnya, bacaan dapat dihentikan pada lafazh lain yang disepakati bersama.

Contoh, seseorang menghentikan bacaannya pada lafazh:

‫واﲆﺟﺎﺮة‬....
Dari ayat yang berbunyi:

‫ﻓﺎﺗﻘوا ﻟﻨﺎﺮ اﻟﲆ وﻗودﮬﺎ اﻟﻨﺎس واﻟﺣﺠﺎرة اﻋ ت ﻟﻠﻜﻔﺮﻳﻦا‬.....

( ٢٤ :‫) اﻟﺒﻘﺮة‬
Sebagian ulama qiraat menyatakan boleh berhenti atau boleh terus pada lafazh tersebut,
sehingga mereka menandainya dengan tanda waqaf Ja-iz (‫)ج‬. Namun, sebagian berpendirian lebih baik
diteruskan/disambung lebih baik, sehingga mereka menandainya dengan tanda waqaf al-Washlu Aula
( ‫) ﺻﻞ‬.

Untuk mempertemukan dua pendapat tersebut, bacaan dihentikan pada lafazh ‫ﻮاﲆﺧﺎرة‬ ,baru
kemudian mengulanginya dari lafazh ‫ اﻟﲆ‬atau dari lafazh sebelumnya yang cocok dan baik.6[6]

2. Waqaf Ikhtibari

Ikhtibari secara bahasa artinya memberi keterangan, berasal dari kata khabara ﴾‫ ﴿ﺧﺒر‬. Waqaf
Ikhtibari menurut istilah ialah :

6[6] Tajwid Al-Quranul Karim. 130.


‫ﮬﻮ ان ﻳـﻘﻒ ﻋﲆ ﻛﻠﻤﺔ ﻟﺒـﻴﺎن اﲆﻘﻂﻮع واﲆوﺻﻮﻝ اٶ ﺑﺴٶ اﻝ ﻣﻤﺘﺤﻦ‬

‫اﻮ ﺗﻌﻠﻴﻢ اﻟﻘﺎري ﮐﻴﻒ ﻳﻘﻒ‬


Berhenti pada suatu kalimat untuk menjelaskan al-maqtu (kalimat yang terpotong) dan al-maushul (kalimat yang
bersambung), atau karena pertanyaan seorang penguji kepada seorang qari yang sedang belajar bagaimana cara
me-waqaf-kannya.

Misalnya pada ayat yang berbunyi:

)٢٧ :‫(اﲆﺎﺋﺪة‬ ‫واﺗﻞﻋﻠﻴﻬﻢﻧﺒﺎاﺏﲆادم ﺏﺎﲆق‬

Waqaf pada lafazh ‫ اﺑﻨﲆ‬dalam ayat di atas tidak diperbolehkan, kecuali untuk kepentingan pengajaran
atau percobaan. Kalau terpaksa harus di-waqaf-kan juga, maka kalimat tersebut seharusnya dibaca:

(dibaca: ibnain | ibnaiiiiiin) ‫اﺑﻧﲆ‬

Yakni dengan tambahan nun ( ‫ن‬ ) pada ujung lafazh.7[7] Namun, apabila lafazh

tersebut dibaca bersambung dengan lafazh berikutnya atau berikutnya kita tidak berhenti pada lafazh
tersebut, huruf nun hilang dan kita membaca sebagaimana tertulis di mushaf.8[8]

7[7] Tambahan nun pada lafazh tersebut adalah untuk menjelaskan bahwa suatu isim (yakni lafazh ibnai)
idlafat kepada isim sesudahnya (yakni lafazh adama). Keberadaan nun mutlak adanya sebagai ciri isim
dari lafazh ibnai jika lafazh tersebut dibaca waqaf. Tetapi bila lafazh tersebut di-washal-kan, nun
otomatis hilang sebagai syarat idlafat.

8[8] Tajwid Al-Quranul Karim hlm. 130.


Waqaf Ikhtibari pada satu sisi bermanfaat untuk menerangkan (khabbara) bahwa bisa jadi pada
suatu lafazh tersebut dibaca washal. Dan dengan waqaf Ikhtibari, kita dapat mengetahui keberadaan
huruf tersebut.

3. Waqaf Ikhtiyari

Ikhtiyari berasal dari kata khayara ( ‫ﺧﲆ‬ ), yang berarti memilih. Waqaf Ihktiyari menurut istilah

adalah:

‫ﮬو ان ﻳﻘﺼﺪ ﻟﺬاﺗﻪ ﻣن ﻏﲆ ﻋروض ﺳﺒﺐ ﻣن اﻻﺳﺒﺎﺏ‬


Waqaf yang disengaja (atau dipilih) bukan karena suatu sebab, seperti sebab-sebab di atas.9[9]

Jadi, Waqaf Ikhtiyari adalah waqaf yang dipilih dengan sengaja oleh seorang qari untuk
menghentikan bacaan al-Qurannya pada suatu lafazh/kalimat. Pilihannya untuk waqaf pada
lafazh/kalimat tersebut bukan karena alasan idl-thirari (darurat), intizhari (menunggu), atau ikhtibari
(memberi ketenangan). Keputusannya untuk waqaf semata-mata merupakan hatinya sendiri.

Waqaf Ikhtiyari terbagi menjadi empat bagian, yaitu:

a) Waqaf Tamm ( ‫اﻟوﻗﻒ اﻟﺖﺎ ﻢ‬ )

Secara bahasa, tamm artinya sempurna. Waqaf Tamm menurut istilah ialah:

‫اﻟو ﻗﻒ ﻋﲆ ﻛﻠﻤﺔ ﻟﻢ ﻳﺖﻌﻠق ﻣﺎ ﺑﻌﺪ ﮬﺎ ﺑﮬﺎ وﻻ ﲆﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻻ ﻟﻔظﺎ وﻻ ﻣﻌﲆ‬

9[9] Nihayatul Qaulil Mufid, hlm. 153.


Berhenti pada kalimat (yang sempurna) yang tidak ada lagi kaitannya dengan kalimat/ayat sesudahnya maupun
sebelumnya, baik secara lafazh maupun makna. 10[10]

Waqaf Tamm biasanya terjadi pada akhir ayat atau kisah. Dengan demikian, lanjutan ayatnya
pun menjelaskan suatu keterangan atau kisah yang baru, yang tidak lagi berkaitan secara lafazh maupun
makna. Merupakan hal yang baik sekali jika seorang qari memilih menghentikan bacaannya pada Waqaf
Tamm ini.
Sebagai contoh, seorang qari berhenti pada ayat berikut ini:

‫اﻮﻟٮك ﻋﲆﮬﺪ ﻰﻣڼ رﲆﻢ ﻮاﻮﻟٮك ﮬﻢ اﲆﻔﻠﺣﻮن‬


Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
(Q.S 2 al-Baqarah: 5)

Ayat ini merupakan akhir dari suatu penjelasan tentang golongan orang-orang bertakwa. Ayat
selanjutnya, tidak lagi berkaitan, baik secara lafazh maupun makna, yaitu ayat yang berbunyi:

‫ان اﻟﺬ ﲆﮐﻔرﻮاﺳﻮاءﻋﻠٮﻬﻢء اﻧﺪ رتﻬﻢاﻢﻟﻢﺗﻨﺪ رﮬﻢﻻﻳٶﻣﻧﻮن‬


Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak akan beriman. (Q.S. 2 al-Baqarah: 6)

Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf pada tempat tersebut
tergolong sebagai Waqaf Tamm ialah tanda waqaf Lazim ( ‫) م‬, tanda waqaf Muthlaq ( ‫) ﻁ‬, atau tanda
waqaf al-Waqfu Aula ( ‫) ﻗﻟﻰ‬.

10[10] Hiyadatul Mustafid, hlm. 25.


b) Waqaf Kafi

Secara bahasa, kafi artinya cukup. Waqaf Kafi menurut istilah ialah:

‫اﻟﻮ ﻗﻒ ﻋﻞ ﻛﻠﻤﺔ ﲆﻳﺘﻌﻠﻖ ﻣﺎ ﺑﻌﺪﮬﺎ ﺑﮬﺎ ﻮﻻ ﲆﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻟﻔﻆﺎ ﺑﻞ ﻣﻌﲆ‬


‫ﻓﻘﻄ‬
Berhenti pada kalimat yang kalimat sesudah dan sebelumnya tidak berkaitan dari segi lafazh tetapi hanya
berkaitan dari segi makna.11[11]

Sebagai contoh, seorang qari memilih menghentikan bacaannya pada akhir ayat berikut ini:

‫ﻮاﻟﺪﻳﻦ ﻳٶﻣﻨﻮﻦ ﲆﺎ اﻧﺰﻝ اﻟﻴك ﻮﻣﺎ اﻧﺰ ﻝﻣﻦ ﻗﺒﻠك ﻮﺑﺎﻻﺧﺮة ﮬﻢ ﻳﻮﻗﻨﻮﻦ‬
Dan mereka yang beriman kepada kitab (al-Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah
dirurunkan sebelummu serta mereka yakin adanya (kehidupan) akhirat. (Q.S. 2 al-Baqarah: 4)

Dari segi lafazh atau aturan ketatabahasaan (al-irab), berhenti pada akhir ayat di atas sudah cukup
memadai. Namun dari segi makna atau keterangan yang ditampilakan, ayat tersebut masih bertalian
dengan ayat selanjutnya yang berbunyi:

‫اوﻟــــﺌك ﻋﲆ ﮬﺪى ﻣﻦ رﺑﮬﻢ ﻮ اﻮﻟــــﺌك ﮬﻢ اﻟﻔﻠﺤﻮ ن‬


Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
(Q.S. al-Baqarah: 5)

11[11] Hidayatul Mustafid, hlm. 26.


Adapun tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman untuk menunjukkan bahwa waqaf pada tempat

tersebut tergolong sebagai Waqaf Kafi ialah tanda waqaf Ja-iz ( ‫) ج‬.

c) Waqaf Hasan

Hasan secara bahasa artinya baik. Waqaf Hasan menurut istilah ialah:

‫اﻟﻮﻗﻒ ﻋﲆ ﻛﻠﻤﺔ ﺗﻌﻠﻖ ﻣﺎ ﺑﻌﺪﮬﺎ ﺑﮬﺎ ﻮﲆﺎ ﻗﺒﻠﻬﺎ ﻟﻔﻆﺎ ﻮﻣﻌﲆ ﺑﺴﺮﻃ ﲆﺎم‬
‫ﺗﻠك اﻟﻜﻠﻤﺔ‬ ‫اﻟﻜﻼم ﻋﻨﺪ‬
Berhenti pada kalimat yang secara lafazh (atau al-i’rab) dan makna masih berkaitan dengan kalimat sebelum dan
sesudahnya, tetapi dengan syarat susunan kalimatnya telah sempurna.12[12]

Dengan kata lain, Waqaf Hasan ialah waqaf pada lafazh yang dipandang baik tetapi tidak baik bila
memulai lafazh sesudahnya. Alasannya karena waqaf sesudahnya itu masih berhubungan secara lafazh
dan makna dengan lafazh yang di-waqaf-kan tadi.

Waqaf Hasan dapat terjadi di pertengahan ayat atau di akhir ayat. Contoh Waqaf Hasan pada
pertengahan ayat ialah berhenti pada lafazh:

......‫اﲆﻤﺪﻟﻠﻪ‬
Segala puji bagi Allah...

Dilihat dari susunan kalimatnya, waqaf di atas sudah sempurna,tetapi dari segi lafazh dan makna masih
berhubungan erat dengan lafazh selanjutnya, yakni:

)٢:‫ﺮﺏ اﻟﻌﻠﻤﲆ (اﻟﻔﺎﲆﺔ‬....


....Tuhan semesta alam.

Yang berkedudukan sebagai sifat dari lafazh sebelumnya.

12[12] Hidayatul Mustafid hlm. 26 dengan tambahan lafazh wa ma’na dari Ar-Raid fi Tajwidil Quran hlm.
36. lihat pula Kaifa Taqra-ul Quran hlm. 175-176.
Adapun contoh Waqaf Hasan untuk akhir ayat ialah menghentikan bacaan pada akhir ayat
berikut ini:

)٢ :‫ان اﻻﻧﺴﺎنﻟﻔﻲﺧﺴﺮ (اﻟﻌﺼﺮ‬


Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian.

Dari segi susunan kalimat, waqaf di atas sudah baik, tetapi dari segi lafazh dan makna masih
berhubungan dengan ayat selanjutnya:

)٢ :‫ (اﻟﻌﺼﺮ‬...... ‫اﻻ اﻟﺪﻳﻦ اﻣﻨﻮا ﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﻠﺤﺖ‬


Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh....

Yang berkedudukan sebagai mustatsna (pengecualian) dari ayat sebelumnya.

Dengan demikian jelaslah bahwa dalam Waqaf Hasan, dua lafazh atau ayat yang terpisah karena
pemberhentian bacaan, masih memiliki hubungan erat dari segi lafazh dan makna.

Secara hukum, seorang qari sebenarnya tidak dilarang melakukan pemberhentian bacaan
berdasarkan klasifikasi Waqaf Hasan, apalagi untuk bacaan di akhir ayat. Yang perlu diperhatiakn ialah
tatkala ia melakukan di pertengahan ayat. Untuk kasus ini, sunah baginya mengulang bacaan lafazh
sebelumnya yang layak dan baik.13[13]

Sebagai contoh untuk Waqaf Hasan dipertengahan ayat, seperti disebutkan dalam contoh di
atas, seorang qari dapat memulai kembali bacaannya (ibtida’) dari awal ayat: al-hamdulillahi... dan
seterusnya.

Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf pada tempat tersebut

tergolong sebagai Waqaf Hasan ialah tanda waqaf al-Washlu Aula ( ‫) ﺻﲆ‬.

13[13] Tajwid Al-Quranul Karim hlm. 134.


d) Waqaf Qabih

Secara bahasa, qabih artinya buruk. Waqaf Qabih menurut istilah adalah:

‫اﻟوﻗﻒ ﻋﲆ ﻟﻔﻈ ﻏﲆ ﻣﻔﻴﺪ ﻟﻌﺪم ﲆام اﻟﮑﻼم وﻗﺪ ﺗﻌﻠﻖ ﻣﺎ ﺑﻌﺪہ ﲆﺎ ﻗﺒﻠﻪ‬
‫ﻟﻔﻈﺎ وﻣﻌﲆ‬
Berhenti pada kalimat yang memberikan makna tidak baik, karena susunan kalimatnya tidak sempurna serta masih
bertalian dengan kalimat sesudah dan sebelumnya, baik dalam lafazh maupun makna.14[14]

Buruknya Waqaf Qabih setidaknya dapat ditinjau dari dua segi:

1. Segi Lafazh

Waqaf Qabih dinilai buruk dari segi lafazh karena menyebabkan munculnya kerancuan dari segi tata
bahasa atau Ilmu Nahwu, terutama yang menyangkut permasalahan al-i’rab dan kedudukan kalimat.
Bacaan yang dihentikan secara qabih (buruk), maknanya tidak bisa dipahami. Atau kalaupun dapat
dipahami, maknanya menjadi bertentangan, karena sulit diketahui kepada apa atau siapa lafazh
tersebut distandarkan.

Contohnya, waqaf pada lafazh ‫ ﺏﺴﻢ‬dari lafazh ‫ ﺏﺴﻢﷲ‬. Kedua lafazh ini tidak bisa dipisahkan
karena lafazh yang pertama berkedudukan sebagai mudlaf, semantara lafazh berikutnya sebagai mudlaf
ilaih. Dua kata ini seumpama kalimat majemuk yang tidak boleh dipisahkan satu sama lain.

Contoh lainnya ialah waqaf pada lafazh ‫ اﲆﻤد‬dari lafazh ‫ اﲆﻤدﷲ‬. lafazh pertama berkedudukan
sebagai mubtada’, (pokok kalimat), sedangkan lafazh kedua berkedudukan sebagai khabar (keterangan).

2. Segi Makna

14[14] Hidayatul Mustafid, hlm. 26.


Pemberhentian bacaan secara qabih (buruk), yakni pada kalimat yang belum sempurna, dapat
menimbulkan pertanyaan tentang maksud dari suatu ayat. Bahkan tidak mustahil, akan terjadi pula
pengaburan makna atau munculnya makna-makna lain yang bertentangan dengan ajaran Islam itu
sendiri. Sebagai contoh, perhatikan beberapa potongan ayat berikut ini yang dihentikan secara Waqaf
Qabih:

...... ‫ﻳﺎ اﻳﻬﺎ اﻟﺪﻳن اﻣﻨوا ﻻ ﺗﻘرﺑوا اﻟﺼﻠﻮة‬


Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat....

(Q.S. 2 an-Nisa: 43)

...... ‫و ﻣﺎﺧﻠﻘﻨﺎ اﻟﺴﻤﺎء و اﻻرض وﻣﺎ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ‬


Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya... (Q.S. 21 al-Anbiya: 16)

..... ‫ﻓوﻳﻞ ﻟﻠﻤﺼﻠﲆ‬


Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat... (Q.S. 107 al-Ma’un: 4)

Dengan demikian jelaslah bahwa seorang qari tidak boleh menghentikan bacaan al-Qurannya
dengan sengaja pada Waqaf Qabih, kecuali karena keadaan darurat, seperti kehabisan napas, bersin,
batuk dan lain-lain. Hal-hal semacam ini tergolong sebagai Waqaf Idl-thirari. Dan sebagaimana
dijelaskan dalam pembahasan tentang Waqaf idl-thirari sebelumnya, bacaan yang dihentikan secara
darurat tersebut harus diulangi (muraja’ah) dari lafazh sebelumnya yang cocok dan baik.

Jika ketentuan pengulangan bacaan ini diabaikan, maka dikhawatirkan terjadi pengaburan
makna dari kalimat yang dihentikan tersebut.

Sebagai contoh, seorang qari berhenti pada lafazh-lafazh tertentu di bawah ini dan memulai
kembali bacaannya pada lafazh lanjutannya tanpa mengulang:

.... ‫ﻟﻘﺪ ﺳﻤﻊ ﷲ ﻗوﻝ اﻟﺪﻳن ﻗﺎﻟوا‬


Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan... (Q.S. 3 al-Imran: 181)
Jika tidak diulang, maka makna dari kalimat selanjutnya menjadi sangat kabur, bahkan berbahaya, yaitu:

...... ‫ ان ﷲ ﻓﻘﲆ وﲆن اﻏﻨﻴﺎء‬....


...Sesungguhnya Allah faqir dan kita kaya... (Q.S. Ali Imran: 181)

Demikian pula jika bacaan berhenti pada lafazh berikut ini:

..... ‫ﻟﻘﺪ ﮐﻔر اﻟﺬﻳن ﻗﺎﻟوا‬


Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan...

(Q.S. 5 al-Ma-idah: 73)

Jika tidak diulang, maka makna dari kalimat selanjutnya menjadi sangat kabur, bahkan berbahaya, yaitu:

...... ‫ان ﷲ ﺛﺎﻟﺚ ﺛﻠﺜﺔ‬.....


...Sesungguhnya Allah salah satu dari yang tiga...

(Q.S. 5 al-Ma-idah: 73)

Tanda waqaf yang dapat dijadikan pedoman guna menunjukkan bahwa waqaf pada tempat
tersebut tergolong sebagai Waqaf Qabih ialah tanda waqaf ‘Adamul Waqf ( ‫) ﻻ‬.
C. Skema Macam-macam Waqaf
Diposkan oleh Rasyid amin di 23.26

Vous aimerez peut-être aussi