Vous êtes sur la page 1sur 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Faktor terbesar yang mempengaruhi kesehatan adalah lingkungan.
Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya
status kesehatan yang optimum pula. Ruang lingkup lingkungan yang paling
dekat dengan kegiatan manusia adalah rumah. Setiap manusia dimanapun
berada membutuhkan tempat untuk tinggal yang disebut rumah (Mukono,
2000). Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan
masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggi-tingginya
dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor sosial dan lingkungan fisik
semata-mata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan
lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan, kesehatan
dan keselamatan organisme umat manusia (Mulia Ricky M, 2005)
Pemukiman adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana
lingkungan yaitu kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air
minum, pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan
lingkungan pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya.
Pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan
sebagai tempat tinggal dari sekelompok manusia yang saling berinteraksi
serta berhubungan setiap hari dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat
yang tenteram, aman dan damai. Permukiman adalah bagian dari lingkungan
hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
pedesaan yang berfungsi sebagai hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
peri kehidupan dan penghidupan.
2

Pemukiman adalah suatu struktur fisik dimana orang menggunakannya


untuk tempat berlindung, termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang
diperlukan, perlengkapan yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rokhani
serta keadaan sosialnya, baik untuk keluarga maupun individu.
Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi
ekonomi sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi
lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan
tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat
menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan
sosial bagi individu dan keluarganya.
Perumahan yang layak untuk ditinggali harus memenuhi syarat
kesehatan sehingga penghuninya tetap sehat. Perumahan yang sehat tidak lepas
dari ketersediaan prasarana dan sarana yang terkait, seperti penyediaan air
bersih, sanitasi pembuangan sampah, transportasi, dan tersedianya pelayanan
sosial. Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Pertumbuhan penduduk dewasa ini terus meningkat.
Sejalan dengan itu kebutuhan hidup juga semakin bertambah. Kondisi ekonomi
yang mendesak dan kurangnya kesempatan kerja di pedesaan menyebabkan
migrasi yang tinggi. Jumlah penduduk dan peningkatan migrasi dari daerah
pedesaan tidak diimbangi dengan lahan yang tersedia di daerah perkotaan
akhirnya memunculkan beberapa isu misalnya kawasan kumuh. Daya dukung
kota untuk kawasan pemukiman semakin terbatas. Kondisi yang tidak
seimbang ini telah memicu munculnya kawasan pemukiman yang kurang
memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak. Terbatasnya lahan untuk
tempat tinggal dan banyaknya orang yang ada di dalamnya akan menyebabkan
munculnya kepadatan secara fisik. Selanjutnya kepadatan ini akan
menyebabkan individu merasa sesak secara psikis, sehingga dapat
memunculkan banyak masalah dari segi kesehatan dan lingkungannya.
Masalah yang mendasarinya adalah terbentuknya pemukiman kumuh.
3

Dalam kebijakan penyelenggaraan kesehatan lingkungan pemukiman, maka


diperlukan landasan hukum yang tidak dapat diabaikan.
Pemukiman atau perumahan sangat berhubungan dengan kondisi
ekonomi sosial, pendidikan, tradisi atau kebiasaan, suku, geografi dan kondisi
lokal. Selain itu lingkungan perumahan atau pemukiman dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas lingkungan perumahan
tersebut antara lain fasilitas pelayanan, perlengkapan, peralatan yang dapat
menunjang terselenggaranya kesehatan fisik, kesehatan mental, kesehatan
sosial bagi individu dan keluarganya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumus masalah dalam penulisan
makalah ini adalah aspek hukum apa saja yang menjadi landasan dalam
penyelenggaraan kesehatan lingkungan pemukiman ?

1.3 Tujuan
1. Diketahuinya pengertian kesehatan lingkungan permukiman.
2. Diketahuinya aspek hukum kesehatan lingkungan permukiman.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari :
Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah dan tujuan
penulisan makalah
Bab II Tinjauan Teoritis, berisi hubungan pemukiman dan kesehatan,
pengertian kesehatan lingkungan, pengertian kesehatan kesehatan lingkungan
pemukiman, tujuan, ruang lingkup, sasaran, aspek dan persyaratan kesehatan
lingkungan pemukiman serta dasar hukum penyelenggaraan kesehatan
lingkungan prmukiman.
Bab III Aspek Hukum Kesehatan Lingkungan Pemukiman
BAB IV Kesimpulan dan Saran
4

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Hubungan Pemukiman Dengan Kesehatan


Kondisi-kondisi ekonomi, sosial, pendidikan, tradisi/kebiasaan, suku,
geografi dan kondisi lokal sangat terkait dengan pemukiman/perumahan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang dapat menentukan kualitas
lingkungan perumahan/ pemukiman antara lain fasilitas pelayanan,
perlengkapan, peralatan yang dapat menunjang terselenggaranya keadaan fisik,
kesehatan mental, kesejahteraan sosial bagi individu dan keluarganya (dr. H.
Haryoto Kusnoputranto, SKM)..

2.2 Definisi Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan
masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam
hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan nilai-nilai kesehatan manusia pada tingkat setinggitingginya
dengan jalan memodifisir tidak hanya faktor sosial dan lingkungan fisik
semata-mata, tetapi juga terhadap semua sifat-sifat dan kelakuan-kelakuan
lingkungan yang dapat membawa pengaruh terhadap ketenangan, kesehatan
dan keselamatan organisme umat manusia (Mulia Ricky M, 2005).
Ilmu kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari
hubungan suatu kelompok penduduk dengan berbagai macam perubahan yang
terjadi dilingkungan mereka tinggal yang berpotensi mengganggu kesehatan
masyarakat umum. Kesehatan Lingkungan merupakan bagian ilmu dari
kesehatan masyarakat yang menitikberatkan perhatiannya pada perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan penialaian
dari semua faktor yang ada pada lingkungan fisik manusia yang diperkirakan
ada hubungan atau berhubungan dengan perkembangan fisik, kesehatan
5

ataupun kelangsungan hidup manusia, sedemikian rupa sehingga derajat


kesehatan dapat lebih ditingkatkan (Azwar, 1990).
Ilmu kesehatan lingkungan diberi batasan sebagai ilmu yang
mempelajari dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau
masyarakat dengan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup
seperti spesies kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang
menimbulkan ancaman, atau berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan
masyarakat, serta mencari upaya-upaya pencegahan (Umar Fahmi Achmadi,
1991).
Ruang lingkup kesehatan lingkungan meliputi:
1. Penyediaan air minum,
2. Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran,
3. Pembuangan sampah padat,
4. Pengendalian vektor (pengendalian vektor ialah segala macam usaha yang
dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi populasi vektor dengan
maksud mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan vektor atau
gangguan yang diakibatkan vektor),
5. Pencegahan atau pengendalian pencemaran tanah oleh eksreta manusia
(yang dimaksud ekskreta adalah seluruh zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh),
6. Higiene makanan termasuk juga susu,
7. Pengendalian pencemaran udara,
8. Pengendalian radiasi,
9. Kesehatan kerja,
10. Pengendalian kebisingan,
11. Perumahan dan pemukiman,
12. Aspek kesling dan transportasi udara,
13. Perencanaan daerah dan perkotaan,
14. Pencegahan kecelakaan,
15. Rekreasi umum dan pariwisata,
6

16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik


atau wabah, bencan alam dan migrasi penduduk,
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan
(Azwar, 1990).
Tujuan pemberlakuan kesehatan lingkungan adalah untuk
mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada tingkat
yang setinggi-tingginya dengan jalan memodifikasi faktor sosial, faktor fisik
lingkungan, sifat-sifat dan kelakuan lingkungan yang dapat berpengaruh
terhadap kesehatan (P. Halton Purdon, 1971).

2.3 Definisi Pemukiman dan Perumahan


Pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang
berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Asas dari
penataan perumahan dan permukiman berlandaskan pada asas manfaat, adil
dan merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaan pada diri sendiri,
keterjangkauan, dan kelestarian lingkungan hidup. UU RI No. 4/1992).
Penataan perumahan dan permukiman memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia,
dalam rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
2. Mewujudkan perumahan dan permukiman yang layak dalam lingkungan
yang sehat, aman, serasi, dan teratur.
3. Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan persebaran penduduk yang
rasional.
4. Menunjang pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan bidang-
bidang lain (UU No. 4 Tahun 1992).
Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau hunian yang dilengkapi dengan prasarana lingkungan yaitu
kelengkapan dasar fisik lingkungan, misalnya penyediaan air minum,
pembuangan sampah, listrik, telepon, jalan, yang memungkinkan lingkungan
7

pemukiman berfungsi sebagaimana mestinya; dan sarana lingkungan yaitu


fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan serta
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, seperti fasilitas taman
bermain, olah raga, pendidikan, pertokoan, sarana perhubungan, keamanan,
serta fasilitas umum lainnya.
Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor
yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya. Konsep tersebut
melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor risiko dan
berorientasi pada lokasi, bagunan, kualifikasi, adaptasi, manajemen,
penggunaan dan pemeliharaan rumah dan lingkungan di sekitarnya, serta
mencakup unsur apakah rumah tersebut memiliki penyediaan air minum dan
sarana yang memadai untuk memasak, mencuci, menyimpan makanan, serta
pembuangan kotoran manusia maupun limbah lainnya (Komisi WHO
Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
Kawasan pemukiman didominasi oleh lingkungan hunian dengan
fungsi utama sebagai tempat tinggal yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana lingkungan, tempat bekerja yang memberi pelayanan dan kesempatan
kerja terbatas yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Satuan
lingkungan pemukiman adalah kawasan perumahan dalam berbagai bentuk
ukuran dengan penataan tanah dan ruang, prasarana dan sarana lingkungan
terstuktur yang memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal.
Prasarana lingkungan pemukiman adalah kelengkapan dasar fisik
lingkungan yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Prasarana utama meliputi jaringan jalan, jaringan
pembuangan air limbah dan sampah, jaringan pematusan air hujan, jaringan
pengadaan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, dan sebagainya.
Jaringan primer prasarana lingkungan adalah jaringan utama yang
menghubungkan antara kawasan pemukiman atau antara kawasan pemukiman
dengan kawasan lainnya. Jaringan sekunder prasarana lingkungan adalah
jaringan cabang dari jaringan primer yang melayani kebutuhan di dal am satu
satuan lingkungan pemukiman. Sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas
8

penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan


kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
Contoh sarana lingkungan pemukiman adalah fasilitas pusat
perbelanjaan, pelayanan umum, pendidikan dan kesehatan, tempat peribadatan,
rekreasi dan olah raga, pertamanan, pemakaman. Selanjutnya istilah utilitas
umum mengacu pada sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan
pemukiman, meliputi jaringan air bersih, listrik, telepon, gas, transportasi, dan
pemadam kebakaran. Utilitas umum membutuhkan pengelolaan profesional
dan berkelanjutan oleh suatu badan usaha.

2.4 Definisi Kesehatan Lingkungan Pemukiman


Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta
lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.
Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
linkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat
rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Lingkungan sehat merupakan sebuah
lingkungan yang bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan
kesehatan, antara lain limbah cair, limbah padat, limbah gas, sampah yang tidak
diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah, binatang
pembawa penyakit, zat kimia yang berbahaya, kebisingan yang melebihi
ambang batas, radiasi sinar pengion dan non pengion, air yang tercemar, udara
yang tercemar dan makanan yang terkontaminasi.

2.5 Tujuan dilaksanakan Kesehatan Lingkungan di Tempat Permukiman


1. Penataan dan pemukiman yang memenuhi syarat kesehatan.
Pemukiman sehat adalah suatu tempat untuk tinggal secara permanen,
berfungsi sebagai tempat untuk bermukim, beristirahat, berrekreasi dan
sebagai tempat berlindung dari pengaruh lingkungan yang memenuhi
persyaratan fisiologis, psikologis, bebas dari penularan penyakit dan
kecelakaan. Satuan Lingkungan Permukiman adalah kawasan perumahan
9

dalam berbagai bentuk dan ukuran dengan penataan tanah dan ruang,
prasarana dan sarana lingkungan yang teratur.
2. Terwujudnya suatu kondisi perumahan yang layak huni dalam lingkungan
yang sehat.
Ini artinya bahwa rumah di perumahan itu harus sehat, rumah yang dapat
menjadi tempat berlindung / bernaung dan beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial.
Kondisi perumahan yang layak huni artinya harus layak sebagai tempat
hunian yag dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Prasarana
lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan
lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana
lingkungan adalah fasilitas penunjang berfungsi untuk penyelenggaraan
dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
3. Mengurangi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit.
Dalam mengurngi resiko kebakaran, kecelakaan, penularan penyakit
diperlukan sara dan utilitas. Utilitas umum merupakan bangunan bangunan
yang dibutuhkan dalam sistem pelayanan lingkungan yang diselenggarakan
baik oleh pemerintah atau swasta,
Utilitas yang dimaksud adalah penyediaan yang menyangkut jaringan air
bersih, listrik, pembuangan sampah, telepon dan gas.

2.6 Ruang lingkup penyelenggaraan kesehatan lingkungan pada Pemukiman


Kesehatan lingkungan tempat permukiman menyelenggarakan upaya
pada beberapa aspek perlindungan dan penyehatan di tempat permukiman agar
para penghuni dan orang yang beraktifitas di tempa penukiman mendapatkan
jaminan keamanan. Upaya tersebut meliputi
1. Mengendalikan dan memberantas penyakit menular dan penyakit parasit
dan beban kesehatan yang memberati penduduk dalam kawasan itu
2 Mengurangi bahaya kimiawi dan fisik di tempat tinggal, tempat kerja dan
wilayah kota yang lebih besar
2. Menciptakan kualitas lingkungan dan kualitas penduduk dalam kawasan
10

3. Meminimalkan transfer biaya lingkungan ke wilayah dan masyarakat serta


system lingkungan di sekitar wilayah dan di luar
4. Menjamin adanya konsumsi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan

2.7 Sasaran Upaya Kesehatan Lingkungan di Tempat Pemukiman


1. Entitas atau masyarakat pada pemukiman
Masyarakat penghuni dan yang beraktifitas di lingkungan pemukiman
diharapkan memiliki kesadaran dalam mengelola lingkungan
pemukimannya sendiri. Mengembangkan budaya masyarakat untuk
melaksanakan kegiatan kesehatan lingkungan di pemukiman. Masyarakat
dapat merencanakan upaya, melaksanakan kepemimpinan, dan
mengintegrasikan pembangunan di daerahnya dengan daerah yang lebih
luas.
3. Rumah dengan upaya meliputi penggerakan masyarakat agar memiliki,
memelihara semua aspek kesehatan rumahnya
4. Lingkungan pemukiman dengan upaya meliputi usaha bersama dalam
melaksanakan pemukiman sehat, kerja bakti bersama, Penyelenggaraan
pemberantasan sarang nyamuk, gerakan penanaman pohon dana lain - lain

2.7 Aspek Kesehatan Lingkungan Pemukiman


Suatu permukiman dikatakan telah memenuhi syarat kesehatan jika telah
dipenuhi hal - hal berikut :
1. Menjamin ketenangan hidup, yakni
a. Lokasi mempunyai assebilitas ke transportasi umum, di daerah yang
dapat memberikan keseimbangan sosial, memberikan kesempatan untuk
dapat membina individu dan keluarga serta terjamin aman dari timbulnya
bahaya
b. Kondisi geologis diantaranya kemiringan tanah maksimal 15 %,
memungkinkan untuk dibuat drainase, kondisi tanah memugkinkan
untuk dibuat bangunan sederhana
c. Status hukum jelas
11

2. Tersedia fasilitas umum dan fasilitas sanitasi, sesuai ketentuan yakni :


a. Jalan lokal yang terdiri dari jalan penghubung lingkungan perumahan,
jalan poros lingkungan perumahan, jalan lingkungan perumahan atau
gang -gang
b. Air minum dengan ketentuan bahwa sistem penyediaan air minum kota :
100 liter / orang / perhari, system penyediaan air minum lingkungan 60%,
system penyediaan air minum ke rumah rumah 60 %, sambungan air
minum ke fasilitas umum 30 %
c. Pembuangan air limbah dan tinja : pembuangan air limbah kota
sambungan ke system yang tersedia, pembuangan air limbah lingkungan,
tangki septic tank, bidang peresapan sesuai daya serap tanah
d. Pembuangan air hujan dengan ketentuan tersedia saluran pembuangan air
hujan, tersedia badan penerima
e. Tersedia pembuangan sampah dengan ketentuan pengumpulan sampah,
pengangkutan sampah, pembuangan sampah
f. Jaringan listrik dan sarana komunikasi
3. Tersedia fasilitas kesehatan
a. Jarak antara pemukiman ke puskesmas pembantu atau praktek dokter 1,5
km,
b. Jarak ke puskesmas 3 km, terdapat rumah bersalin, apotik
4. Tersedia fasilitas perbelanjaan dan niaga
a. Tersedia fasilitas belanja yag memeuhi syarat
b. Jarak fasilitas perbelanjaan dan niaga mudah dicapai oleh pemnghuni
pemukiman
5. Tersedia fasilitas layanan pemerintah dan pelayanan umum
a. Tersedia fasilitas pemerintah seperti kesehatan, pendidikan
b. Jarak terjangkau dengan kendaraan pribadi
6. Tersedia fasilitas peribadatan
a. Masjid atau musola sesuai jumlah penghuni dan
b. Jarak fasilitas peribadan dekat dengan rumah penduduk dengan fasilitas
umum masyarakat
12

7. Fasilitas rekreasi dan kebudayaan yang dapat melayani 6000 keluarga ada
gedung serba guna
8. Fasilitas Pendidikan sesuai dengan luas pemukiman dan jumlah penduduk
yang menjadi penghuni di dalamnya
9. Fasilitas Olah raga dan lapangan terbuka 50 keluarga ada taman / tempat
bermain
10. Untuk menjamin kesehatan penghuni, rumah - rumah harus memenuhi
persyaratan

2.8 Dasar Hukum Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Tempat


Permukiman
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman.
5. Undang-undang nomor nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal
20 Juli 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
13

BAB III
ASPEK HUKUM KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN

3.1 Dasar Hukum Kesehatan Lingkungan Pemukiman


1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1
Dalam Pasal 28 H UUD 1945 ayat (1) disebutkan bahwa : “Setiap orang
berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.”
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Menurut Pasal 65 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
disebutkan bahwa : Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia
Dalam Pasal 6 UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan
pula : Setiap orang berhak mendapatkan lingkungan yang sehat bagi
pencapaian derajat kesehatan
Pasal 162 UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan
bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
3. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Pasal 3 menyebutkan : Penyelengaraan penataan ruang bertujuan untuk
mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional
dengan :
a. terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan
buatan;
14

b. terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan


sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
c. terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman.
Pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman ayat 6
ditujukan untuk ; Menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan
terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana,
terpadu, dan berkelanjutan.
Sasaran pembangunan perumahan dan permukiman adalah untuk
menciptakan lingkungan dan ruang hidup manusia yang sesuai dengan
kebutuhan hidup yang hakiki, yaitu agar terpenuhinya kebutuhan akan
keamanan, perlindungan, ketenangan, pengembangan diri, kesehatan dan
keindahan serta kebutuhan lainnya dalam pelestarian hidup manusiawi.
5. Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Bab II Pasal 3 poin a bahwa Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup bertujuan: menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan
manusia;
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal
20 Juli 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

3.2 Kajian Yuridis Kesehatan Lingkungan Pemukiman


1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1
Dalam Pasal 28 H UUD 1945 ayat (1) ini menegaskan bahwa lingkungan
hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara
Indonesia.
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
UU Kesehatan menghimpun semua ketentuan-ketentuan hukum
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan menjadi satu sehingga dengan
15

demikian tidak tersebar di berapa undang-undang seperti sebelumnya.


Kesehatan lingkungan dalam Undang-undang ini termasuk dalam Bab XI
dari 22 bab dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009.
Dalam penjelasan ketentuan di atas, dikemukakan bahwa Upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Lingkungan sehat tersebut antara lain mencakup lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum.
3. Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Kesehatan lingkungan pemukiman dalam UU Nomor 26 tahun 2007
tentang Penataan Ruang tidak tersirat sejala jelas dan tegas.
Dalam point c disebutkan tujuan penyelengaraan penataan ruang
untuk terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak
negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Penafsiran ini dapat
diartikan bahwa salah satu dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat
pemanfaatan ruang adalah masalah ksehatan.
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan
Pemukiman.
Pasal 3 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman ayat 6
menjelaskan bahwa sasaran pembangunan perumahan dan permukiman
adalah untuk menciptakan lingkungan dan ruang hidup manusia yang sesuai
dengan kebutuhan hidup yang hakiki, yaitu agar terpenuhinya kebutuhan
akan keamanan, perlindungan, ketenangan, pengembangan diri, kesehatan
dan keindahan serta kebutuhan lainnya dalam pelestarian hidup manusiawi.
5. Undang-undang nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam undang-undang ini menjelaskan bahwa agar lebih menjamin
kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang
untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian
dari perlindungan terhadap keseluruhan ekosistem.
16

Bila terjadi pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup maka


pasti akan menibulkan sengketa lingkungan hidup, penyelesaian sengketa
lingkungan hidup ini bias dilakukan melalui jalur pengadilan maupun diluar
pengadilanpada dasarnya isi dari sengketa lingkungan hidup adalah bentuk
dan besaran ganti kerugian; tindakan pemulihan akibatdan/atau
perusakan,pencemaran ; tindakan tertentu untuk menjamin tindak akan
terulangnya pencemaran dan/atau perusakan; tindakan dampak untuk negati
mencegah terhadap timbulnya lingkungan hidup.
Penegakan hukum pidana adalah semua tidakan pencemaran atau
perusakan lingkungan hidup yang telah di kriminalisasi dalam ketentuan
pasal 97 sampai dengan ketentuan pasal 120 undang-undang nomor 32
tahun 2009
6. Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal
20 Juli 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan
Kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman adalah kondisi
fisik, kimia, dan biologik di dalam rumah, di lingkungan rumah dan
perumahan, sehingga memungkinkan penghuni mendapatkan derajat
kesehatan yang optimal. Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan
pemukinan adalah ketentuan teknis kesehatan yang wajib dipenuhi dalam
rangka melindungi penghuni dan masyarakat yang bermukim di perumahan
dan/atau masyarakat sekitar dari bahaya atau gangguan kesehatan.
Persyaratan kesehatan perumahan yang meliputi persyaratan
lingkungan perumahan dan pemukiman serta persyaratan rumah itu sendiri,
sangat diperlukan karena pembangunan perumahan berpengaruh sangat
besar terhadap peningkatan derajat kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat (Sanropie, 1992).
17

BAB IV
PENUTUP

Penyehatan lingkungan tempat pemukiman adalah segala upaya untuk


meningkatkan dan memelihara kesehatan tempat pemukiman beserta
lingkungannya dan pengaruhnya terhadap manusia.
Dalam mewujudkan kesehatan lingkungan pemukiman, tidak terlepas dari
aspek hukum antara lain Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1, Undang-
undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Undang-undang nomor 26 tahun
2007 tentang Penataan Ruang, Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Undang-undang nomor nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Keputusan
Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal 20 Juli 1989
Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan.
18

DAFTAR PUSTAKA

Ansyari, Fuad. 1979. Kesehatan Lingkungan. Ghalia Indonesia, Surabaya


Kusnoputranto, Haryoto.1985. Kesehatan Lingkungan. FKM UI. Jakarta
Mukono, H.J. 2002. Pencemaran Udara dan Pengaruhnya Terhadap Gangguan
Saluran Pernafasan. Penerbit Airlangga University Press. Surabaya.
Mulia, Ricky.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi pertama,.
Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H ayat 1

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan


Pemukiman.

Undang-undang nomor nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan


dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/MenKes/SK/VII/1989 tanggal 20


Juli 1989 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

Vous aimerez peut-être aussi