Vous êtes sur la page 1sur 27

MAKALAH PRASARANA ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN

PENYEBRANGAN

OLEH:

KELOMPOK 2

1. SAIFUL RIZA 14.01.071


2. HAKIM LAZUARDI 14.01.073
3. HENDRI EBENESER SEMBIRING 14.01.074
4. KLARA SAKA 14.01.077
5. KOMANG RISMA DEVI KARTIKA 14.01.078
6. LALU MOH.PUGUH DARMAWAN 14.01.079
7. M.FAJRI H 14.01.080
8. MEGA SAFITRI AJWAN 14.01.081
9. MEILINDA FATMA 14.01.082

SEKOLAH TINGGI TRANSPORTASI DARAT

BEKASI, 2017
PRASARANA ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBRANGAN

A. PENGERTIAN PELABUHAN

Pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang
dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bertambat kapal, guna terselenggaranya
bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari suatu moda transportasi laut
(kapal) ke moda transportasi lainya dan sebaliknya. (Drs H.A. Abbas Salim.MA,
Manajemen Pely Niaga dan pelabuhan)

Menurut PP RI No.69 Tahun 2001, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda ransportasi.

Beberapa fungsi pelabuhan sebagai berikut:

 Interface, pelabuhan sebagai tepat pertemuan dua moda/sistem transportasi yaitu


transportasi laut dan transportasi darat. Ini berarti pelabuhan harus me-nyediakan
berbagai fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan (transfer)
barang dari kapal ke angkutan darat atau sebaliknya.
 Link (Mata rantai), pelabuhan merupakan mata rantai dan sistem transportasi. Sebagai
mata rantai, pelabuhan (baik dilihat dari performansi maupun dari segi biaya) akan sangat
mempengarhui kegiatan transportasi keseluruhan.
 Gateway, pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang (gateway) dari suatu negara/daerah.

Pengertian pelabuhan sebagai gateway dapat dilihat dari segi:

1. Pelabuhan sebagai pintu masuk atau keluar barang ke/dari negara atau daerah
tersebut. Dalam hal ini pelabuhan memegang peranan penting bagi perekonomian negara
atau suatu daerah.
2. Pelabuhan sebagai pintu gerbang. Kapal-kapal yang memasuki pelabuhan terkena
peraturan perundang-undangan dari negara/daerah tempat pelabuhan tersebut berada,
yaitu ketentuan-ketentuan bea-cukai, imigrasi, karantina, peraturan impor/ekspor dsb.

 Industri Entity, perkembangan industri yang berorientasi kepada ekspor dari suatu
negara/ daerah, maka fungsi pelabuhan semakin penting bagi industri tersebut.

Di Indonesia terdapat berbagai macam pelabuhan tergantung kriteria yang dipakai:

 Ketentuan peraturan per.UU.an


 Letak geografis,
 Besar kecilnya kegiatan pelabuhan, serta
 Organisasi maupun pengelola pelabuhan.

Kriteria pelabuhan menurut Ketentuan peraturan per UU an:

1) Menurut Indishe Scheepyaartswet (Stbl.1936)ditetapkan bahwa pelabuhan di Indonesia


terdiri dari:
Pelabuhan laut
Adalah pelabuhan yang terbuka bagi perdagangan luar negeri, yang dapat masuk
kapal-kapal dari negara-negara tersebut (luar negeri)
Pelabuhan pantai
Adalah pelabuhan yang tidak terbuka bagi perdagangan luar negeri dan hanya
dapat dimasuki oleh kapal-kapal berbendera Indonesia.

Kriteria pelabuhan menurut Ketentuan peraturan per UU an:

PP No.11 tahun 1983 pelabuhan dibedakan atas beberapa kategori:

1. Pelabuhan Umum yaitu pelabuhan-pelabuhan yang terbuka untuk umum dan berada di
bawah pengelolaan perusahaan selaku unit usaha.
2. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang penggunaannya khusus untuk kegiatan sektor
perindusterian, pertambangan, atau pertanian yang pembangunan dan pengoperasiannya
dilakukan oleh instansi yang bersangkutan.
Tujuannya adalah untuk bongkar muat Bahan Baku dan hasil produksi yang tidak dapat
ditumpangi oleh pelabuhan yang dibuka untuk umum.

PP No.69 tahun 2001 pelabuhan dibedakan atas beberapa kategori:

1. Pelabuhan umum
2. Pelabuhan Daratan
3. Pelabuhan Khusus

Kriteria pelabuhan berdasarkan letak geografis:

1. Pelabuhan pantai: yaitu pelabuhan yang terletak di pantai laut, seperti Pelb.tg.priok,
tg.perak, teluk bayur, tg.emas, ciwandan, Makssar
2. Pelabuhan sungai: yaitu pelabuhan yang terletak di sungai, biasanya agak jauh
kepedalaman, Bombaru Palembang, Jambi, Pekanbaru, Pontianak

Kriteria pelabuhan berdasarkan besar kecilnya kegiatan, lengkapnya fasilitas pelabuhan:

- Pelabuhan internasional
- Pelabuhan regional
- Pelabuhan lokal

Atau dapat dijabarkan berdasarkan tipe/ukuran kapal atau liner service:

- Gateway port
- Trunk port
- Feeder port

Kriteria pelabuhan berdasarkan volume/kegiatan:

1. Pelabuhan ekspor, dimana arus barang (cargo flow) lebih dominan untuk ekspor daripada
impor seperti: Belawan, Teluk Bayur, Panjang.
2. Pelabuhan impor, dimana (cargo flow) lebih dominan untuk barang impor daripada
ekspor seperti Tg. Priok Jakarta.
B. PELABUHAN PENYEBRANGAN

Pelabuhan penyeberangan adalah bagian dari angkutan penyeberangan (psl 22 UU 17/2008)


disebutkan bahwa:

Angkutan penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang


menghubungkan jaringan jalan atau jaringan jalur kereta Api yang dipisahkan oleh perairan
untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.

Peran pelabuhan penyeberangan:

1. Unit internasional (hinterland) tempat pelabuhan tersebut berada;


2. Membantu berputarnya roda perdagangan dan pengembangan industri regional;
3. Menampung pangsa pasar yang semakin meningkat arus lalu lintas (traffic) internasional
baik transhipment maupun barang masuk (inland routing)
4. Menyediakan fasilitas transit untuk ukuran melayani kebutuhan perdagangan hinterland
atau daerah /negara tetangga.

Peran pelabuhan bagi negara berkembang (J.A Raven):

“Karena pelabuhan memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi, jelas terlihat
bahwa banyak negara berkembang di mana pelabuhan dapat berfungsi secara bebas dan
efisien telah mencapai kemajuan pesat. Contohnya: Singapura, Hongkong, Taiwan dan
Korsel.

Dapat disimpulkan bahwa struktur dan kecepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
nasional banyak ditentukan oleh kualitas dan sistem transportasi termasuk kualitas
pelabuhan.

Fasilitas pelabuhan:

1. Fasilitas untuk kapal

2. Fasilitas untuk barang dan penumpang: gudang, AP tdk ada gudang

3. Fasilitas untuk penggunaan tanah: lahan parkir (=menunggu kapal/ antrian), persiapan naik
ke kapal,

Fasilitas untuk kapal terdiri dari:


- Alur pelayaran (Chanels and fairways), breakwaters.
- Kolam pelabuhan (docks) dan dermaga (wharves), Turning areas, Locks.
- Sarana Bantu Navigasi (aid to navigation)
- Perbaikan kapal (repairs docks)

Fasilitas untuk barang dan penumpang terdiri dari:

- Gudang transit (sheds)


- Terminal (sesuai komoditi)
- Terminal penumpang (Passengers terminal)
- Lapangan penumpukan (Stacking areas atau open storage)
- Gudang lini II (warehaouse)
- Tank farm untuk liquid cargo
- Silo untuk dry bulk cargo
- Cranes dan berbagai fasilitas handling equipments.

Fasilitas untuk penggunaan tanah terdiri dari:

- Jaringan jalan
- Parking areas (untuk truk dan mobil)
- Jalan kereta api (railway track)
- Lapangan penumpukan (marshalling yards)
- Waiting doks (untuk angkutan sungai)
- Pipa-pipa untuk berbagai macam bulk liquid cargo.

Fasilitas/Pelayanan (service) 1:

Pelayanan kapal meliputi:

- Informasi tentang navigasi (navigation information), dan pelayanan radio dan


telepon.
- pemanduan, penundaan dan kepil (mooring service/buruh kapal)
- pengadaan air bersih dan makanan
- bahan bakar (bunkering)
- reparasi dan galangan kapal
Pelayanan untuk barang terdiri dari:

- jasa bongkar – muat (cargo handling)


- angkutan tongkang (lighterage)

Fasilitas lainnya untuk umum yang diperlukan adalah:

- penerangan listrik
- Pemadam kebakaran (fire fighthing)
- sanitasi
- fasilitas buruh (kantin, tempat ganti pakaian atau tempat beristirahat (labour amenities)
- kebersihan lingkungan

Kegiatan Kepelabuhanan :

1. Kegiatan pemerintah, Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh berbagai instansi vertikal
pemerintah seperti:
1. Kesyahbandaran
2. Bea cukai: tdk ada pada AP dlm negeri
3. Imigrasi: tdk ada pada AP dlm negeri, eg: Gilimanuk
4. Karantina Kesehatan
5. Karantina Tumbuh-tumbuhan
6. Karantina Hewan.

2. Kegiatan perusahaan Terdiri dari:

- Perusahaan pelayaran (shipping lines)


- PBM (perusahaan bongkar / muat
- Terminal Operator
- EMKL & Freight Forwarding

3. Kegiatan yang tidak terkait langsung dengan kegiatan operasional pelabuhan


restoran/kantin, reklame, Terdiri dari:

1. Dok dan Galangan


2. Industri estate

3. Impor – Ekspor

4. Bank dan Asuransi

-> (macro ekonomi)

Sistem pengelolaan pelabuhan:

 Bidang pengusahaan
a. kolam-kolam pelabuhan dan luas perairan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat kapal
berlabuh
b. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (pilotage) dan pemberian jasa
penundaan kapal laut.
c. Dermaga untuk bertambat, bongkar-muat barang dan hewan serta penyediaan fasilitas
naik-turun penumpang.
d. gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang angkutan bandar, alat bongkar-
muat, serta peralatan pelabuhan
e. Tanah untuk pelbagai bangunan dan lapangan sehubungan dengan kepentingan
kelancaran angkutan perairan dan industri.
f. Jasa terminal.
g. Jaringan jalan dan jembatan, saluran pembuangan air, saluran listrik, saluran air minum,
pemadam kebakaran dan lain-lain.
h. Usaha-usaha penunjang lainnya.

3 Pola manajemen pelabuhan:

1. Landlor Port
Berarti pengelolaan pelabuhan (port autority) hanya menyediakan prasarana pokok (infra
structure) : seperti, break water, access channels (alur pelayaran), alat bantu navigasi (aid
to navigation), kolam pelabuhan, dermaga, jaringan jalan, penyediaan area, gudang-
gudang tertentu seperti trade centre, pelayanan umum seperti keamanan umum dan
navigation information. Dilihat dr pengelolaan: pemerintah
Pelabuhan tdk diusahakan, non komersil, Oleh Pemerintah. EG: Tj, api-api (Kab Muba)
o/ UPT

2. Tool Port
Dalam hal ini pengelolaan pelabuhan di samping memiliki fasilitas pokok, baik infra
maupun supra strukture, juga memiliki peralatan bongkar muat, sedang kegiatan
operasional terutama bongkar-muat (cargo handling) dilaksanakan pihak lain.
Mengkorordinasikan kegiatan di pelabuhan
3. Operating Port / Service Port
Disamping memiliki prasarana dan sarana, Port Authority (pengelola pelabuhan) juga
melaksanakan cargo handling.
Dengan demikian keseluruhan pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk bongkar-muat
berada dalam satu tangan (one authority) dioperasikan oleh bumn bukan pemerintah, PT
ASDP Contoh: pelabuhan ujung kamal

Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dalam pengembangan pelabuhan:

1. Pertumbuhan/perkembangan ekonomi daerah belakang (hinterland);


2. Perkembangan industri terkait dengan pelabuhan;
3. data arus barang (cargo flow), sekarang dan perkiraan yad serta jenis dan macam
komoditi yang akan keluar/masuk;
4. Tipe dan ukuran kapal yang diperkirakan akan memasuki pelabuhan;
5. Jaringan jalan (prasarana dan sarana angkutan dari/ke hinterland)
6. Alur masuk/keluar menuju laut/perairan bebas;
7. Aspek nautis, teknis dan hidraulis;
8. Dampak keselamatan dan lingkungan hidup;
9. Analisis ekonomi dan keuangan.

Faktor lain yang penting dalam perancanaan pelabuhan:

1. Fisik (Physical conditions/site investigations);


2. Hidraulik (Hydraulic considerations);
3. Nautis (Nautical considerations);
4. Rencana (Master plan development).
Perencanaan pelabuhan:

Tinjauan pokok dari perencanaan pelabuhan harus didasarkan pada kepentingan nasional.

Sebelum dikembangkan sebuah pelabuhan, perencanaannya harus mempertimbangkan.

1. Kondisi fisik & konstruksi;


2. Penggunaan jasa (port user);
3. Perkembangan masyarakat;
4. Perkembangan ekonomi.

Pelakasanaan perencanaan pelabuhan:

Untuk melaksanakan secara komprehensif perlu diadakan studi kelayakan yang menyangkut
bidang pengembangan sosial ekonomi, perdagangan, perindustrian, perencanaan Kota,
masalah transportasi, pelayaran, per-kereta-apian, dan lalu litas kendaraan mobil/truk.

Tahap-tahap perencanaan pelabuhan:

1. Kebijaksanaan pengembangan umum:


Mengindentifikasi fungsi pelabuhan dan jangkauan perencanaan dan
pertanggungjawaban pengembangan (jangka pendek, menengah dan panjang).
2. Ramalan trafik (Traffic forecasting)
Melaksanakan traffic forecasting untuk jangkauan yang sudah ditentukan.
3. Kebijakan teknologi (technologi policy)
Menyelidiki alternatif-alternatif sistem/teknik Port handling dan pengaruhnya atas
produktivitas dimasa yang Akan datang untuk tiap jenis lalu lintas barang.
4. Kegiatan lalu lintas (Traffic Assignment)
Menyatakan kegiatan lalu lintas barang sejenis yang memerlukan terminal dan tambatan
sejenis.
5. Perkiraan ukuran(Preliminary determination of dimension)
Untuk tiap-tiap kegiatan lalu lintas barang yang sejenis ditentukan/dihitung
taksiran/perkiraan fasilitas yang diperlukan dan ukuran-ukuran secara garis besar.
6. Seleksi tempat(Preliminary site selection)
Untuk tiap-tiap alternatif kombinasi group-group tambatan dan terminal agar ditentukan
Alternatif ukuran-ukuran tanah dan perairan yang diperlukan dan lokasi yang tidak
menimbulkan gangguan trafik di daerah yang berdekatan.

7. Penelitian teknis
Untuk tiap-tiap lokasi, agar dilakukan penyelidikan teknis untuk menunjukkan kategori
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Sesuaikanlah kembali site location untuk
menghindari proposal yang mahal.
8. Taksiranbiaya (Rough Cost Estimate)
Menyusun perkiraan anggaran biaya untuk bangunan, fasilitas dan peralatan pelabuhan
yang diperlukan.
9. Penciutan alternatif tahap pertama
Berdasarkan informasi yang sudah didapat dan apabila diperlukan mengulangi langkah 4
s/d 8, hapuslah alternatif yang tidak menguntungkan. Pengajuan alternatif yang baik
kepada pihak-pihak yang memutuskan (decision makers).
10. Perencanaan operasional
Untuk alternatif-alternatif yang dipilih buatlah perencanaan yang menunjukkan
bagaimana fasilitas-fasilitas tersebut dioperasikan, peralatan yang diperlukan dan berapa
target Produktivitasnya.
11. Penentuan ukuran-ukuran (dimensi) final
Mengulangi langkah no.5 dengan lebih mendetail (terperinci)
12. Rekayasa pendahuluan (Preliminary Design)
Untuk masing-masing alternatif, buatlah layout semua fasilitas yang diperlukan cukup
terperinci sehingga dapat diperlihatkan semua masalah yang ada hubungannya dengan
Jalan masuk (acces) melalui perairan atau daratan dan daerah operasi dan pergudangan
(storage area).
13. Rencana Anggaran Biaya Terperinci
Rencana Anggaran Biaya (RAB) kasar yang telah dibuat diperbaiki hingga menjadi RAB
yang terperinci guna analisis ekonomi dan finansial.
14. Analisis Rugi Laba
Melaksanakan analisis ekonomi untuk masing-masing alternatif.
15. Analisis Finansial
Melaksanakan analisis finansial untuk masing-masing alternatif.

16. Pemilihan Terakhir.


Mengajukan semua analisis untuk semua alternatif dan memperbandingkan keuntungan
dan kerugian tiap-tiap alternatif agar dapat ditentukan alternatif yang paling baik.

Perencanaan fasilitas pelabuhan:

Faktor yang perlu dipertimbangkan:

Nakhoda kapal menghendaki:

1. alur yang lebar


2. dermaga yang mempunyai fender yg banyak
3. 3.kolam yang lebar dan luas, bebas dari gelombang

Industri menghendaki:

1. Tanah yang luas utk penumpukan, ruang kerja, Jl. Kereta Api yang cukup.

Break water / pemecah gelombang

Pentunjuk penting yang perlu dipertimbangkan

1. Kondisi laut (tanah, lumpur, tinggi gelombang, arah gelombang, jmlh hari dimana
gelombang naik daripada batas tertentu, pasut, sudut yg diinginkan antara garis break
water dan garis pantai sebesar 90. Hal ini Akan mengurangi erosi pantai yang diakibatkan
oleh konstruksi tersebut.
2. Kondisi Cuaca
- Arah taufan penting untuk menentukan tinggi dan arah gelombang
- Periode dimana angin terkencang melebihi batas tertentu.
3. Dalamnya perairan yang langsung menentukan anggaran biaya konstruksi break water
termasuk kekuatan tanah (brearing capacity) dimana fondasi break water diletakkan

Alur & Kolam pelabuhan / Access Channel


1). Alur Pelabuhan

Lebar alur umumnya ditentukan oleh lebar dan panjang kapal yang terbesar yang diharapkan
masuk ke pelabuhan. Dengan tug boat penuntun dapat memperkecil lebar alur
kepelabuhanan.

Untuk perairan tenang, lebar alur dapat dikurangi sebesar setengah panjang kapal terbesar
yang diharapkan masuk ke pelabuhan.

Standar lebar alur pelabuhan

DWT Standar Lebar


Alur (m)
S / d 50
51 – 500 50
501 – 5000 100
5001 – 10.000 150
10.001- 50.000 200 – 250
50.001 – 300
100.000
Catatan: Untuk laut yang banyak gelombangnya alur dapat diperlebar

- Perubahan Alur Laut

Perubahan arah alur sekecil mungkin, dan jika melebihi dari 30 derajat, minimum radius
lengkung tidak boleh kurang dari 4 kali panjang kapal terbesar yang keluar masuk alur
tersebut.

- Turnning basis

Kapal dapat berputar sendiri pada diameter 2 kali panjang kapal.

Jadi untuk kolam pelabuhan dibutuhkan lebar sekurang-kurangnya 2 kali panjang kapal
terbesar masuk dalam kolam.

Cleareance jembatan, kabel, konstruksi lain yang melintang alur

-Hal ini tergantung pada tinggi kapal di atas permukaan air tertinggi.
-Tinggi kapal mempunyai variasi yang besar sbb:

Ukuran Kapal Tinggi Max kpl


(GT) diatas
permukaan air
(M)
50 7
51 – 500 8 – 18
501 – 1.000 19 – 26
1.001 – 5.000 27 – 35
Diatas 10.000 45 – 50
Kapal Besar 51 – 62

Pier dan Dermaga

Slip perairan antara kedua pier;

a. Ada 3 berth dermaga sebelah menyebelah, maka lebar slip harus lebih besar
daripada panjang kapal.
b. Jika ada lebih 4 berth dermaga pada sebelah, lebar slip harus lebih besar daripada
1, 8 kali panjang kapal.

Dimana tongkang itu digunakan lebar slip ditambah 30 m – 60 m di atas ukuran tersebut
di atas.

Panjang Dermaga / berth

Panjang dermaga satu berth = 1, 2 X panjang Kapal

Kapasitas bongkar-muat dermaga dan pier dalam tahun

- Type A 700- 1.000 ton/M


- Type B s/d 300 ton/M

- Type A: Apron lebar, menggunakan alat mekanis.

- Type B: Apron sempit, fasilitas sudah tua.

Untuk barang-barang khusus:

Muat batu Bara S/d 3.000 ton/M

Muat batu Bara 1.500 – 2.500 ton/M

Biji besi s/d3.000 ton/M

Minyak 1, 5 jt - 3 jt ton/berth/th

Bulk cargo 1.500 – 2.000 ton/M

Bangunan di bawah alur

Bangunan seperti pipa dan tunnel melintasi di bawah alur harus dibangun atau diukur
sedalam tidak kurang dari 4 meter di bawah dasar alur.

Dalamnya perairan: Alur & Kolam

Pada umumnya, clearance antara dasar lunas kapal dan dasar laut sekitar 50 cm.

Untuk kapal kapal yang besar perlu tambahan 50 – 100 cm. atau sekian % dari draft.

Jika kolam dan alur sangat dipengaruhi oleh arus dan gelombang perlu tambahan
clearance.

Jangkar

Diameter kolam yang ditempati Bouy jangkar dihitung sbb:

D = Diameter L = Panjang Kapal M = Meter

a) Single anchor:

D = 2 [L + (60 – 90)] M

b) Double anchor
D = 2 [L + 45] M

c) Single bouy berth

D = 2 [L + 25] M

Fasilitas Lain-lain:

1). Lebar apron untuk general cargo 10 M untuk kapal kecil, 20 M untuk kapal besar.

2). Fasilitas Penumpukan di gudang

Cargo Unit Load Tinggi


Beras & bijian dlm karung 2 – 3, 5 t/M2 3–5m
Minyak dlm blek 2 – 3, 5 t/M2 3, 5 – 5 m
Kapas & Wool 1–2 3–4
Semen dlm ktg 3 – 3, 5 -
Baja dan non 2 – 3, 5 0, 5 – 2, 5
Steel product
Pupuk dlm krg 2 – 2, 5 2, 5 – 5
Makanan klg &
Btl 1 – 2, 6 1, 5 – 4
Kertas, Pulp 1 – 2, 6 1, 5 – 4

DED Fasilitas dermaga & terminal diharapkan:

1. Gambaran perkembangan kondisi sosial ekonomi dimasa yang akan datang


2. Perkiraan permintaan jasa angkutan penyeberangan
3. Penentuan karakteristik kapal penyeberangan (tipe, ukuran, dan kapasitas)
4. Penentuan frekuensi angkutan penyeberangan
5. Penentuan tapak lokasi pelabuhan penyeberangan, termasuk penentuan koordinat
pelabuhan.
6. Pembuatan pradesign/site plan fasilitas dermaga dan terminal pelabuhan penyeberangan
7. Tipe dan konstruksi fasilitas dermaga dan terminal.
Lingkup pekerjaan SID meliputi:

1. Survey pendahuluan
2. Survey hidrography, Bathymetry dan Topography
3. Survey penyelidikan tanah
4. Foto-foto danDokumentasi
5. Laporan hasil investigasi
6. Pekerjaan perencanaan

Pekerjaan perencanaan meliputi:

A. Tembok penahan tanah/tanggul dermaga


B. Jembatan dermaga/lantai dermaga
C. MB/floating bridge/parabolic
D. Dolphin
E. Catwalk
F. Fender
G. Bollard
H. Pengerukan (bila ada)
I. Pengurugan tanah
J. Konstruksi Break water
K. Perhitungan Konstruksi dan Bahan Konstruksi
L. Gambar-gambar dan Dokumen Pelelangan

Sistem Dermaga Penyebrangan:

Sistem dermaga pada umumnya ditentukan berdasarkan kondisi alam serta tidak terlepas
dari faktor biaya pembuatannya. Hal ini dimungkinkan agar dermaga yang dibangun dapat
dioperasikan secara optimal.Sistem dermaga penyeberangan pada dasarnya terdiri dari
beberapa sistem, a.l. yaitu: dermaga sistem dolphin dan dermaga sistem quay wall.

Dermaga Sistem Dolpin:

Dermaga sistem ini digunakan apabila jarak kedalaman laut yang disyaratkan dari pantai
relatif panjang.Sebagai penghubungn antara dermaga dengan daratan dibuat konstruksi
tambahan berupa jembatan dermaga (trestle) tanggul, dapat juga kombinasi antara
keduanya.Pada sistem ini sarana dan tambat kapal terdiri dari struktur breasting dan mooring
sedangkan kedua konstruksi tersebut dihubungkan dengan catwalk.

Struktur breasting dolphin berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, namun dapat juga
sebagai sarana tambat jika dipasang bollard. Posisi breasting dolphin direncanakan
berdasarkan ukuran panjang kapal yang Akan bersandar. Sedangkan struktur mooring
dolphin berfungsi untuk menambatkan kapal/mengikat tali kapal padsa waktu sandar dan
membantu menahan atau menarik kapal pada saat kapal Akan mencapai dermaga.

Dermaga Sistem Quay Wall

Dermaga sistem ini digunakan apabila kedalaman laut cukup memadai dan memungkinkan
bagi kapal merapat dekat sisi darat (pantai). Struktur dermaga ini berupa tembok beton yang
berdiri di atas pantai pada suatu kedalaman tertentu. Apabila area pelabuhan yang tersedia
tidak mencukupi untuk kelengkapan suatu dermaga dan perluasannya, maka dapat
direncanakan reklamasi. Tembok penahan tanah reklamasi ini dapat digunakan sekaligus
berfungsi ganda sebagai sisi depan dermaga. Tembok penahana tanah dapat direncanakan
dari Konstruksi Sheet pile baja, beton, kayu atau caison. Pada konstruksi sheet pile untuk
menjaga stabilitasnya lazim diperkuat dengan sistem jangkar. Kapal yang merapat di
dermaga ini, ditambatkan sejajar tembok dermaga yang dilengkapi dengan fender, sehingga
penumpang keluar-masuk pintu rampa samping (side ramp door). Dengan menempatkan
vehicle boarding bridge di depankapal, maka kapal jenis Ro-Ro juga dapat berlabuh di
dermaga ini.

Sistem Saran Bongkar Muat

Pada dermaga penyeberangan terdapat beberapa sistem bongkar-muat:

1. Sistem Plencengan

Sistem plencengan/beacing plate adalah suatu perletakan biasanya berupa pelat beton
diatas pemukaan tanah atau diatas tiang pancang sebagai landasan ramp door
kapal.Sarana bongkar-muat sistem plencengan ini merupakan sistem paling sederhana
dibandingkan dengan sistem lainnya.
2. Sistem Ponton
Beberapa pertimbangan teknis untuk menentukan sarana bongkar muat dengan sistem
plencengan antara lain:
> Beda tinggi pasang surut air relatif rendah, yaitu maks.2, 0 m
> Kondisi gelombang dan arus laut relatif kecil sehingga plencengan tersebut terhindar
dari tertubruk kapal pada saat merapat.
Sarana bongkar muat dengan sistem ponton direncanakan salah satunya untuk
Mengantisipasi pengaruh pasang surut. Konstruksi ini terdiri dari jembatan dan ponton.
Ponton ini Akan menggerakkan jembatan naik-turun sesuai fluktuasi pasang surut. Untuk
melindungi ponton dari benturan kapal yang merapat, maka dibuat pelindung ponton
berupa portal pelindung yang dilengkapi fender.
3. Sistem Movable Bridge

Adalah sistem sarana bongkar-muat berupa jembatan yang dapat bergerak naik-turun
mengikuti pergerakan pasang-surut air laut. Sistem ini sangat efektif apabila pasang surut
di perairan lokasi dermaga cukup tinggi.

Kebutuhan Ruang Terminal

Rencana pengembangan terminal pelabuhan angkutan penyeberangan harus dilengkapi


dengan fasilitas-fasilitas terminal di areal darat. Berupa:

1. Gedung terminal
2. Areal parkir kenderaan penyeberang
3. Areal parkir kendaraan penjemput

Kebutuhan fasilitas terminal pelabuhan penyeberangan

Fasilitas dermaga (1):

1. Trestle (Lebar 9 m)
2. Mooring Dolphin (Bollard 25 ton)
3. Breasting Dolphin (Bollard 15 ton)
4. Plencengan
5. Catwalk (lebar 1, 2 m)
Fasilitas dermaga (2):

1. Kantor
2. Jembatan timbang
3. Loket penumpang
4. Ruang umum
5. Ruang Tunggu
6. Agen perjalanan
7. Kios/toko
8. Kantin
9. Toilet
10. Musholla
11. Pos retribusi
12. Pos jaga (2 unit)
13. Pengolahan air bersih
14. Ruang genset
15. Gudang

Kebutuhan Parkir kendaran pelabuhan penyeberangan:

1. Parkir kendaraan umum menyeberang


2. Parkir kendaraan angkutan barang
3. Parkir kendaraan penjemput
4. Parkir angkutan Kota
5. Parkir Kantor pelabuhan

Kebutuhan fasilitas pelengkap pelabuhan penyeberangan:

1. Fasilitas air bersih


2. Generator
3. Telekomonikasi
4. Fasilitas Olie & BBM
5. Saluran limbah & Drainase
6. Penghijauan dan penerangan
Survey Topografi

Ruang lingkupnya:

1. Pemasangan Bech Mark (BM) dan patok kayu


2. Pengukuran poligon (kerangka dasar horizontal)
3. Pengukuran sifat datar (kerangka dasar vertikal)
4. Pengukuran situasi detail
5. Perhitungan hasil pengukuran

Metodologi Survei Topografi

1. Pekerjaan pengukuran

Pengukuran ini dimaksudkan untuk menetapkan posisi dari titik awal proyek terhadap
koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran untuk pelaksanaan (stake
out) mudah dilakukan.

2. Prientasi Medan

Sebagai langkah awal setelah Tim tiba di base Camp lapangan kemudian melakukan orientasi
Medan yang meliputi kegiatan-kegiatan sbb:

1. Melacak letak kondisi eksisting BM (BM yang telah terpasang sebelumnya) dan pilar
beton lainnya yang Akan dimanfaatkan sebagai titik-titik kontrol pengukuran.
2. Meninjau dan mengamati kondisi sungai beserta keadaan daerah sekitarnya.
3. Melacak serta mengamati keadaan di dalam lokasi
4. Penghimpunan tenaga lokal yang diambil dari penduduk sekitar lokasi
5. Melakukan konsolidasi internal terhadap kesiapan personil, peralatan, perlengkapan,
material serta logistik.
6. Melakukan konsultasi teknis serta meninjau lokasi secara bersama dg Pengawas
lapangan

3. Pemasangan BM & Patok Kayu

BM dipasang ditempat yang stabil, aman dari gangguan dan mudah dicari. Setiap BM akan
difoto, dibuat diskripsinya, diberi nomnor dan kode. Penentuan koordinat (x, y, z) Tata cara
pengukuran, peralatan dan ketelitian pengukuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Titik
ikat yang dipakai adalah BM lama yang terdekat.

4. Pengukuran kerangka dasar horizontal

Untuk penentuan titik kerangka dasar horizontal yaitudg GPS: kentungannya: Waktu
pelaksanaan lebih cepat , Tidak perlu adanya keterlihatan antar titik yg Akan diukur, Dapat
dilakukan setiap saat (siang/malam), Memberikan posisi tiga dimensi, Proses pengamatan
relatif tdk tergantung kondisi cuaca, Ketelitian posisi yang diberikan relatif tinggi.

5. Pengukuran Kerangka dasar vertikal

Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada titik-titik
jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran dimulai dan
diakhiri pada titik yang Sama, Pengukuran Beda tinggi dilakukan double stand dan pergi
pulang. Seluruh ketinggian ditraverse net (titik-titik kerangka pengukuran) telah dikaitkan
terhadap BM.

6. Pengukuran situasi

Dimaksudkan untuk mendapatkan data situasi dan detail lokasi pengukuran.

Perhitungan hasil pengukuran:

- Semua pekerjaan hitungan sementara harus selesai dilapangan sehingga kalau ada
kesalahan dapat segera diulang untuk dapat diperbaiki saat itu juga.
- Stasiun pengamatan matahari harus tercantum pada sketsa
- Hitungan poligon dan sifat datar digunakan hitungan peralatan dengan metode yang
ditentukan oleh Direksi
- Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan:
- Hitungan dilakukan dalam proyeksi UTM

Survey Bathimetri

Tujuan survey ini adalah memperoleh data lapangan seagai gambaran bentuk permukaan
tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada baik untuk area laut di
lokasi pekerjaan.
Ruang lingkup survey:

- Menetukan patok-patok tetap referensi

- Pengukuran kedalaman menggunakan echosounder dan pengukuran posisi menggunakan


satelit GPS.

Survei Bathimetri:

Survei bathimetri atau seringkali disebut dengan pemeruman (Sounding) dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan topografi dasar laut. Cara yang dipakai dalam pengukuran ini adalah dengan
menentukan posisi-posisi kedalaman laut pada jalur tegak lurus pantai ke arah laut dan jalur
sejajar pantai untuk cross chek.

1. Persiapan
2. Pengukuran titik ikat posisi kedalaman
3. Haluan pemeruman

Survei Hidrografi:

Tujuannya untuk mendapatkan data pengukuran, pengamatan dan sampel sebagai gambaran
yang Sebenarnya tentang kondisi pasang surut muka air laut di sekitar lokasi.

Ruang Lingkup: Pengamatan pasut (15 hari)

Jenis dan macam kegiatan Pelayanan jasa angkutan penyeberangan

- Kegiatan sirkulasi penumpang, pengantar dan penjemput


- Kegiatan sirkulasi kendaraan, baik kendaraan angkutan penumpang dan barang serta
kendaraan pribadi
- Kegiatan sirkulasi angkutan barang
- Kegiatan pengelola jasa angkutan penyeberangan

Aspek Yang Perlu Dipertimbangkan:

Adalah Sistem interaksi dan hubungan fungsional antar elemen-elemen terminal pelabuhan
penyeberangan seperti:
a. Areal parkir dan sistem parkir

b. Tata letak bangunan laut

Rencana tata letak bangunan laut:

- Keamanan kapal pada saat sandar


- Letak bangunan disesuaikan dengan kondisi perairan yang ada, sehingga menghasilkan
struktur yang ekonomis
- Berada pada kedalaman yang cukup untuk draft kapal maksimum yang bersandar
- Tersedia ruang gerak kapal di arel dermaga, sehingga memungkinkan kapal manuver
dengan aman
- Panjang dermaga direncanakan sedemikian rupa sehingga dapatt melayani kapal
bersandar
- Memungkinkan untuk dilakukan pengembangan areal dermaga.
LAMPIRAN
1. Fasilitas untuk kapal

2. Fasilitas untuk barang dan penumpang

 Terminal penumpang
 Lapangan penumpukan

 Tank Farm untuk liquid cargo

 Crane untuk handling equipment


3. Fasilitas untuk penggunaan tanah

 Area Parkir

 Lapangan Penumpukan

Vous aimerez peut-être aussi