Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENYEBRANGAN
OLEH:
KELOMPOK 2
BEKASI, 2017
PRASARANA ANGKUTAN SUNGAI DANAU DAN PENYEBRANGAN
A. PENGERTIAN PELABUHAN
Pelabuhan adalah suatu lingkungan kerja terdiri dari area daratan dan perairan yang
dilengkapi dengan fasilitas untuk berlabuh dan bertambat kapal, guna terselenggaranya
bongkar muat barang serta turun naiknya penumpang dari suatu moda transportasi laut
(kapal) ke moda transportasi lainya dan sebaliknya. (Drs H.A. Abbas Salim.MA,
Manajemen Pely Niaga dan pelabuhan)
Menurut PP RI No.69 Tahun 2001, Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan
perairan disekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antarmoda ransportasi.
1. Pelabuhan sebagai pintu masuk atau keluar barang ke/dari negara atau daerah
tersebut. Dalam hal ini pelabuhan memegang peranan penting bagi perekonomian negara
atau suatu daerah.
2. Pelabuhan sebagai pintu gerbang. Kapal-kapal yang memasuki pelabuhan terkena
peraturan perundang-undangan dari negara/daerah tempat pelabuhan tersebut berada,
yaitu ketentuan-ketentuan bea-cukai, imigrasi, karantina, peraturan impor/ekspor dsb.
Industri Entity, perkembangan industri yang berorientasi kepada ekspor dari suatu
negara/ daerah, maka fungsi pelabuhan semakin penting bagi industri tersebut.
1. Pelabuhan Umum yaitu pelabuhan-pelabuhan yang terbuka untuk umum dan berada di
bawah pengelolaan perusahaan selaku unit usaha.
2. Pelabuhan Khusus adalah pelabuhan yang penggunaannya khusus untuk kegiatan sektor
perindusterian, pertambangan, atau pertanian yang pembangunan dan pengoperasiannya
dilakukan oleh instansi yang bersangkutan.
Tujuannya adalah untuk bongkar muat Bahan Baku dan hasil produksi yang tidak dapat
ditumpangi oleh pelabuhan yang dibuka untuk umum.
1. Pelabuhan umum
2. Pelabuhan Daratan
3. Pelabuhan Khusus
1. Pelabuhan pantai: yaitu pelabuhan yang terletak di pantai laut, seperti Pelb.tg.priok,
tg.perak, teluk bayur, tg.emas, ciwandan, Makssar
2. Pelabuhan sungai: yaitu pelabuhan yang terletak di sungai, biasanya agak jauh
kepedalaman, Bombaru Palembang, Jambi, Pekanbaru, Pontianak
- Pelabuhan internasional
- Pelabuhan regional
- Pelabuhan lokal
- Gateway port
- Trunk port
- Feeder port
1. Pelabuhan ekspor, dimana arus barang (cargo flow) lebih dominan untuk ekspor daripada
impor seperti: Belawan, Teluk Bayur, Panjang.
2. Pelabuhan impor, dimana (cargo flow) lebih dominan untuk barang impor daripada
ekspor seperti Tg. Priok Jakarta.
B. PELABUHAN PENYEBRANGAN
“Karena pelabuhan memainkan peranan penting dalam perkembangan ekonomi, jelas terlihat
bahwa banyak negara berkembang di mana pelabuhan dapat berfungsi secara bebas dan
efisien telah mencapai kemajuan pesat. Contohnya: Singapura, Hongkong, Taiwan dan
Korsel.
Dapat disimpulkan bahwa struktur dan kecepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
nasional banyak ditentukan oleh kualitas dan sistem transportasi termasuk kualitas
pelabuhan.
Fasilitas pelabuhan:
3. Fasilitas untuk penggunaan tanah: lahan parkir (=menunggu kapal/ antrian), persiapan naik
ke kapal,
- Jaringan jalan
- Parking areas (untuk truk dan mobil)
- Jalan kereta api (railway track)
- Lapangan penumpukan (marshalling yards)
- Waiting doks (untuk angkutan sungai)
- Pipa-pipa untuk berbagai macam bulk liquid cargo.
Fasilitas/Pelayanan (service) 1:
- penerangan listrik
- Pemadam kebakaran (fire fighthing)
- sanitasi
- fasilitas buruh (kantin, tempat ganti pakaian atau tempat beristirahat (labour amenities)
- kebersihan lingkungan
Kegiatan Kepelabuhanan :
1. Kegiatan pemerintah, Yaitu kegiatan yang dilakukan oleh berbagai instansi vertikal
pemerintah seperti:
1. Kesyahbandaran
2. Bea cukai: tdk ada pada AP dlm negeri
3. Imigrasi: tdk ada pada AP dlm negeri, eg: Gilimanuk
4. Karantina Kesehatan
5. Karantina Tumbuh-tumbuhan
6. Karantina Hewan.
3. Impor – Ekspor
Bidang pengusahaan
a. kolam-kolam pelabuhan dan luas perairan untuk lalu lintas pelayaran dan tempat kapal
berlabuh
b. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan kapal (pilotage) dan pemberian jasa
penundaan kapal laut.
c. Dermaga untuk bertambat, bongkar-muat barang dan hewan serta penyediaan fasilitas
naik-turun penumpang.
d. gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang angkutan bandar, alat bongkar-
muat, serta peralatan pelabuhan
e. Tanah untuk pelbagai bangunan dan lapangan sehubungan dengan kepentingan
kelancaran angkutan perairan dan industri.
f. Jasa terminal.
g. Jaringan jalan dan jembatan, saluran pembuangan air, saluran listrik, saluran air minum,
pemadam kebakaran dan lain-lain.
h. Usaha-usaha penunjang lainnya.
1. Landlor Port
Berarti pengelolaan pelabuhan (port autority) hanya menyediakan prasarana pokok (infra
structure) : seperti, break water, access channels (alur pelayaran), alat bantu navigasi (aid
to navigation), kolam pelabuhan, dermaga, jaringan jalan, penyediaan area, gudang-
gudang tertentu seperti trade centre, pelayanan umum seperti keamanan umum dan
navigation information. Dilihat dr pengelolaan: pemerintah
Pelabuhan tdk diusahakan, non komersil, Oleh Pemerintah. EG: Tj, api-api (Kab Muba)
o/ UPT
2. Tool Port
Dalam hal ini pengelolaan pelabuhan di samping memiliki fasilitas pokok, baik infra
maupun supra strukture, juga memiliki peralatan bongkar muat, sedang kegiatan
operasional terutama bongkar-muat (cargo handling) dilaksanakan pihak lain.
Mengkorordinasikan kegiatan di pelabuhan
3. Operating Port / Service Port
Disamping memiliki prasarana dan sarana, Port Authority (pengelola pelabuhan) juga
melaksanakan cargo handling.
Dengan demikian keseluruhan pelayanan jasa kepelabuhanan termasuk bongkar-muat
berada dalam satu tangan (one authority) dioperasikan oleh bumn bukan pemerintah, PT
ASDP Contoh: pelabuhan ujung kamal
Tinjauan pokok dari perencanaan pelabuhan harus didasarkan pada kepentingan nasional.
Untuk melaksanakan secara komprehensif perlu diadakan studi kelayakan yang menyangkut
bidang pengembangan sosial ekonomi, perdagangan, perindustrian, perencanaan Kota,
masalah transportasi, pelayaran, per-kereta-apian, dan lalu litas kendaraan mobil/truk.
7. Penelitian teknis
Untuk tiap-tiap lokasi, agar dilakukan penyelidikan teknis untuk menunjukkan kategori
pekerjaan yang harus dilaksanakan. Sesuaikanlah kembali site location untuk
menghindari proposal yang mahal.
8. Taksiranbiaya (Rough Cost Estimate)
Menyusun perkiraan anggaran biaya untuk bangunan, fasilitas dan peralatan pelabuhan
yang diperlukan.
9. Penciutan alternatif tahap pertama
Berdasarkan informasi yang sudah didapat dan apabila diperlukan mengulangi langkah 4
s/d 8, hapuslah alternatif yang tidak menguntungkan. Pengajuan alternatif yang baik
kepada pihak-pihak yang memutuskan (decision makers).
10. Perencanaan operasional
Untuk alternatif-alternatif yang dipilih buatlah perencanaan yang menunjukkan
bagaimana fasilitas-fasilitas tersebut dioperasikan, peralatan yang diperlukan dan berapa
target Produktivitasnya.
11. Penentuan ukuran-ukuran (dimensi) final
Mengulangi langkah no.5 dengan lebih mendetail (terperinci)
12. Rekayasa pendahuluan (Preliminary Design)
Untuk masing-masing alternatif, buatlah layout semua fasilitas yang diperlukan cukup
terperinci sehingga dapat diperlihatkan semua masalah yang ada hubungannya dengan
Jalan masuk (acces) melalui perairan atau daratan dan daerah operasi dan pergudangan
(storage area).
13. Rencana Anggaran Biaya Terperinci
Rencana Anggaran Biaya (RAB) kasar yang telah dibuat diperbaiki hingga menjadi RAB
yang terperinci guna analisis ekonomi dan finansial.
14. Analisis Rugi Laba
Melaksanakan analisis ekonomi untuk masing-masing alternatif.
15. Analisis Finansial
Melaksanakan analisis finansial untuk masing-masing alternatif.
Industri menghendaki:
1. Tanah yang luas utk penumpukan, ruang kerja, Jl. Kereta Api yang cukup.
1. Kondisi laut (tanah, lumpur, tinggi gelombang, arah gelombang, jmlh hari dimana
gelombang naik daripada batas tertentu, pasut, sudut yg diinginkan antara garis break
water dan garis pantai sebesar 90. Hal ini Akan mengurangi erosi pantai yang diakibatkan
oleh konstruksi tersebut.
2. Kondisi Cuaca
- Arah taufan penting untuk menentukan tinggi dan arah gelombang
- Periode dimana angin terkencang melebihi batas tertentu.
3. Dalamnya perairan yang langsung menentukan anggaran biaya konstruksi break water
termasuk kekuatan tanah (brearing capacity) dimana fondasi break water diletakkan
Lebar alur umumnya ditentukan oleh lebar dan panjang kapal yang terbesar yang diharapkan
masuk ke pelabuhan. Dengan tug boat penuntun dapat memperkecil lebar alur
kepelabuhanan.
Untuk perairan tenang, lebar alur dapat dikurangi sebesar setengah panjang kapal terbesar
yang diharapkan masuk ke pelabuhan.
Perubahan arah alur sekecil mungkin, dan jika melebihi dari 30 derajat, minimum radius
lengkung tidak boleh kurang dari 4 kali panjang kapal terbesar yang keluar masuk alur
tersebut.
- Turnning basis
Jadi untuk kolam pelabuhan dibutuhkan lebar sekurang-kurangnya 2 kali panjang kapal
terbesar masuk dalam kolam.
-Hal ini tergantung pada tinggi kapal di atas permukaan air tertinggi.
-Tinggi kapal mempunyai variasi yang besar sbb:
a. Ada 3 berth dermaga sebelah menyebelah, maka lebar slip harus lebih besar
daripada panjang kapal.
b. Jika ada lebih 4 berth dermaga pada sebelah, lebar slip harus lebih besar daripada
1, 8 kali panjang kapal.
Dimana tongkang itu digunakan lebar slip ditambah 30 m – 60 m di atas ukuran tersebut
di atas.
Minyak 1, 5 jt - 3 jt ton/berth/th
Bangunan seperti pipa dan tunnel melintasi di bawah alur harus dibangun atau diukur
sedalam tidak kurang dari 4 meter di bawah dasar alur.
Pada umumnya, clearance antara dasar lunas kapal dan dasar laut sekitar 50 cm.
Untuk kapal kapal yang besar perlu tambahan 50 – 100 cm. atau sekian % dari draft.
Jika kolam dan alur sangat dipengaruhi oleh arus dan gelombang perlu tambahan
clearance.
Jangkar
a) Single anchor:
D = 2 [L + (60 – 90)] M
b) Double anchor
D = 2 [L + 45] M
D = 2 [L + 25] M
Fasilitas Lain-lain:
1). Lebar apron untuk general cargo 10 M untuk kapal kecil, 20 M untuk kapal besar.
1. Survey pendahuluan
2. Survey hidrography, Bathymetry dan Topography
3. Survey penyelidikan tanah
4. Foto-foto danDokumentasi
5. Laporan hasil investigasi
6. Pekerjaan perencanaan
Sistem dermaga pada umumnya ditentukan berdasarkan kondisi alam serta tidak terlepas
dari faktor biaya pembuatannya. Hal ini dimungkinkan agar dermaga yang dibangun dapat
dioperasikan secara optimal.Sistem dermaga penyeberangan pada dasarnya terdiri dari
beberapa sistem, a.l. yaitu: dermaga sistem dolphin dan dermaga sistem quay wall.
Dermaga sistem ini digunakan apabila jarak kedalaman laut yang disyaratkan dari pantai
relatif panjang.Sebagai penghubungn antara dermaga dengan daratan dibuat konstruksi
tambahan berupa jembatan dermaga (trestle) tanggul, dapat juga kombinasi antara
keduanya.Pada sistem ini sarana dan tambat kapal terdiri dari struktur breasting dan mooring
sedangkan kedua konstruksi tersebut dihubungkan dengan catwalk.
Struktur breasting dolphin berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, namun dapat juga
sebagai sarana tambat jika dipasang bollard. Posisi breasting dolphin direncanakan
berdasarkan ukuran panjang kapal yang Akan bersandar. Sedangkan struktur mooring
dolphin berfungsi untuk menambatkan kapal/mengikat tali kapal padsa waktu sandar dan
membantu menahan atau menarik kapal pada saat kapal Akan mencapai dermaga.
Dermaga sistem ini digunakan apabila kedalaman laut cukup memadai dan memungkinkan
bagi kapal merapat dekat sisi darat (pantai). Struktur dermaga ini berupa tembok beton yang
berdiri di atas pantai pada suatu kedalaman tertentu. Apabila area pelabuhan yang tersedia
tidak mencukupi untuk kelengkapan suatu dermaga dan perluasannya, maka dapat
direncanakan reklamasi. Tembok penahan tanah reklamasi ini dapat digunakan sekaligus
berfungsi ganda sebagai sisi depan dermaga. Tembok penahana tanah dapat direncanakan
dari Konstruksi Sheet pile baja, beton, kayu atau caison. Pada konstruksi sheet pile untuk
menjaga stabilitasnya lazim diperkuat dengan sistem jangkar. Kapal yang merapat di
dermaga ini, ditambatkan sejajar tembok dermaga yang dilengkapi dengan fender, sehingga
penumpang keluar-masuk pintu rampa samping (side ramp door). Dengan menempatkan
vehicle boarding bridge di depankapal, maka kapal jenis Ro-Ro juga dapat berlabuh di
dermaga ini.
1. Sistem Plencengan
Sistem plencengan/beacing plate adalah suatu perletakan biasanya berupa pelat beton
diatas pemukaan tanah atau diatas tiang pancang sebagai landasan ramp door
kapal.Sarana bongkar-muat sistem plencengan ini merupakan sistem paling sederhana
dibandingkan dengan sistem lainnya.
2. Sistem Ponton
Beberapa pertimbangan teknis untuk menentukan sarana bongkar muat dengan sistem
plencengan antara lain:
> Beda tinggi pasang surut air relatif rendah, yaitu maks.2, 0 m
> Kondisi gelombang dan arus laut relatif kecil sehingga plencengan tersebut terhindar
dari tertubruk kapal pada saat merapat.
Sarana bongkar muat dengan sistem ponton direncanakan salah satunya untuk
Mengantisipasi pengaruh pasang surut. Konstruksi ini terdiri dari jembatan dan ponton.
Ponton ini Akan menggerakkan jembatan naik-turun sesuai fluktuasi pasang surut. Untuk
melindungi ponton dari benturan kapal yang merapat, maka dibuat pelindung ponton
berupa portal pelindung yang dilengkapi fender.
3. Sistem Movable Bridge
Adalah sistem sarana bongkar-muat berupa jembatan yang dapat bergerak naik-turun
mengikuti pergerakan pasang-surut air laut. Sistem ini sangat efektif apabila pasang surut
di perairan lokasi dermaga cukup tinggi.
1. Gedung terminal
2. Areal parkir kenderaan penyeberang
3. Areal parkir kendaraan penjemput
1. Trestle (Lebar 9 m)
2. Mooring Dolphin (Bollard 25 ton)
3. Breasting Dolphin (Bollard 15 ton)
4. Plencengan
5. Catwalk (lebar 1, 2 m)
Fasilitas dermaga (2):
1. Kantor
2. Jembatan timbang
3. Loket penumpang
4. Ruang umum
5. Ruang Tunggu
6. Agen perjalanan
7. Kios/toko
8. Kantin
9. Toilet
10. Musholla
11. Pos retribusi
12. Pos jaga (2 unit)
13. Pengolahan air bersih
14. Ruang genset
15. Gudang
Ruang lingkupnya:
1. Pekerjaan pengukuran
Pengukuran ini dimaksudkan untuk menetapkan posisi dari titik awal proyek terhadap
koordinat maupun elevasi triangulasi, agar pada saat pengukuran untuk pelaksanaan (stake
out) mudah dilakukan.
2. Prientasi Medan
Sebagai langkah awal setelah Tim tiba di base Camp lapangan kemudian melakukan orientasi
Medan yang meliputi kegiatan-kegiatan sbb:
1. Melacak letak kondisi eksisting BM (BM yang telah terpasang sebelumnya) dan pilar
beton lainnya yang Akan dimanfaatkan sebagai titik-titik kontrol pengukuran.
2. Meninjau dan mengamati kondisi sungai beserta keadaan daerah sekitarnya.
3. Melacak serta mengamati keadaan di dalam lokasi
4. Penghimpunan tenaga lokal yang diambil dari penduduk sekitar lokasi
5. Melakukan konsolidasi internal terhadap kesiapan personil, peralatan, perlengkapan,
material serta logistik.
6. Melakukan konsultasi teknis serta meninjau lokasi secara bersama dg Pengawas
lapangan
BM dipasang ditempat yang stabil, aman dari gangguan dan mudah dicari. Setiap BM akan
difoto, dibuat diskripsinya, diberi nomnor dan kode. Penentuan koordinat (x, y, z) Tata cara
pengukuran, peralatan dan ketelitian pengukuran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Titik
ikat yang dipakai adalah BM lama yang terdekat.
Untuk penentuan titik kerangka dasar horizontal yaitudg GPS: kentungannya: Waktu
pelaksanaan lebih cepat , Tidak perlu adanya keterlihatan antar titik yg Akan diukur, Dapat
dilakukan setiap saat (siang/malam), Memberikan posisi tiga dimensi, Proses pengamatan
relatif tdk tergantung kondisi cuaca, Ketelitian posisi yang diberikan relatif tinggi.
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat datar pada titik-titik
jalur poligon. Jalur pengukuran dilakukan tertutup (loop), yaitu pengukuran dimulai dan
diakhiri pada titik yang Sama, Pengukuran Beda tinggi dilakukan double stand dan pergi
pulang. Seluruh ketinggian ditraverse net (titik-titik kerangka pengukuran) telah dikaitkan
terhadap BM.
6. Pengukuran situasi
- Semua pekerjaan hitungan sementara harus selesai dilapangan sehingga kalau ada
kesalahan dapat segera diulang untuk dapat diperbaiki saat itu juga.
- Stasiun pengamatan matahari harus tercantum pada sketsa
- Hitungan poligon dan sifat datar digunakan hitungan peralatan dengan metode yang
ditentukan oleh Direksi
- Pada gambar sketsa kerangka utama harus dicantumkan hasil hitungan:
- Hitungan dilakukan dalam proyeksi UTM
Survey Bathimetri
Tujuan survey ini adalah memperoleh data lapangan seagai gambaran bentuk permukaan
tanah berupa situasi dan ketinggian serta posisi kenampakan yang ada baik untuk area laut di
lokasi pekerjaan.
Ruang lingkup survey:
Survei Bathimetri:
Survei bathimetri atau seringkali disebut dengan pemeruman (Sounding) dimaksudkan untuk
mengetahui keadaan topografi dasar laut. Cara yang dipakai dalam pengukuran ini adalah dengan
menentukan posisi-posisi kedalaman laut pada jalur tegak lurus pantai ke arah laut dan jalur
sejajar pantai untuk cross chek.
1. Persiapan
2. Pengukuran titik ikat posisi kedalaman
3. Haluan pemeruman
Survei Hidrografi:
Tujuannya untuk mendapatkan data pengukuran, pengamatan dan sampel sebagai gambaran
yang Sebenarnya tentang kondisi pasang surut muka air laut di sekitar lokasi.
Adalah Sistem interaksi dan hubungan fungsional antar elemen-elemen terminal pelabuhan
penyeberangan seperti:
a. Areal parkir dan sistem parkir
Terminal penumpang
Lapangan penumpukan
Area Parkir
Lapangan Penumpukan