Vous êtes sur la page 1sur 9

B.

Arbitrage Pricing Theory (APT)

APT merupakan sebuah model asset pricing yang didasarkan pada


sebuah gagasan bahwa pengembalian sebuah aset dapat diprediksi dengan
menggunakan hubungan yang terdapat diantara aset yang sama dan faktor-
faktor resiko secara umum. Teori ini dibuat oleh Stephen Ross pada tahun 1976.
Teori ini memprediksi hubungan tingkat pengembalian sebuah prorfolio dan
pengembalian dari aset tunggal melalui kombinasi linear dari banyak variabel
makro ekonomi yang mandiri.

Teori APT ini menjelaskan harga dimana aset yang mispriced (salah
dalam penentuan harga) memang diharapkan demikian. Hal ini sering dilihat
sebagai sebuah alternatif untuk Capital Asset Pricing Model (CAPM), karena
APT memiliki persyaratan asumsi yang lebih fleksibel. Sementara rumusan
CAPM memerlukan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pasar, APT
menggunakan tingkat pengembalian dari aset beresiko yang diharapkan dan
resiko utama dari sejumlah faktor-faktor makro-ekonomi. Arbitrase
menggunakan model APT untuk mendapatkan keuntungan dengan mengambil
manfaat dari surat-surat berharga yang mispriced. Sebuah surat berharga yang
mispriced akan memiliki harga yang berbeda dengan harga yang secara teori
diprediksi oleh model tersebut. Dengan mengambil posisi jual pada surat
berharga yang over priced (dinilai terlalu tinggi), sementara secara bersamaan
mengambil posisi beli pada portfolio yang menggunakan perhitungan APT,
maka arbitrase berada dalam posisi untuk mengambil keuntungan yang secara
teori bebas-resiko.

Menurut Husnan (2005), “saham merupakan secarik kertas yang


menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan
9

sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut


menjalankan haknya”. Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif
yang dapat dipilih untuk berinvestasi. Sedangkan menurut Jogiyanto (2000),
Saham adalah tanda kepemilikan dari perusahaan yang mewakilkan kepada
manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Jadi saham merupakan
surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan
terhadap suatu perusahaan. Dalam hal ini saham memiliki arti sebagai surat
berharga yang dikeluarkan perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT)
atau yang disebut emiten.

Saham sebagai salah satu alternatif media investasi memiliki potensi


tingkat keuntungan dan kerugian yang lebih besar dibandingkan media investasi
lainnya dalam jangka panjang. Untuk itu anda perlu mempelajari seluk-beluk
investasi saham ini terlebih dahulu, agar anda bisa terhindar dari kerugian yang
tidak seharusnya terjadi. Sebagai seorang calon investor tentu ingin mempunyai
saham dengan nilai jual yang tinggi, oleh sebab itu diperlukan ketelitian agar
tidak mengalami kerugian pada saat berinvestasi.

Sifat dasar investasi saham adalah memberikan peran bagi investor dalam
memperoleh laba perusahaan. Setiap pemegang saham merupakan sebagian
pemilik perusahaan, sehingga mereka berhak atas sebagian dari laba
perusahaan. Namun hak tersebut terbatas karena pemegang saham berhak atas
bagian penghasilan perusahaan hanya setelah seluruh kewajiban perusahaan
dipenuhi. Pada dasarnya saham dapat digunakan untuk mencapai tiga tujuan
investasi utama sebagaimana yang dikemukakan oleh Kertonegoro (2000)
yaitu:

1. Sebagai gudang nilai, berarti investor mengutamakan keamanan prinsipal,


sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif
lainnya.
10

2. Untuk pemupukan modal, berarti investor mengutamakan investasi jangka


panjang, sehingga mereka akan mencari saham pertumbuhan untuk
memperoleh capital gain atau saham sumber penghasilan untuk mendapat
dividen.

3. Sebagai sumber penghasilan, berarti investor mengandalkan pada


penerimaan dividen sehingga mereka akan mencari saham penghasilan yang
bermutu baik dan hasil tinggi.

Harga Saham

Definisi harga saham menurut Jogiyanto (2010), adalah: “Harga saham yang
terjadi dipasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan
ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan dipasar
modal. Menurut Sawidji (2000), harga saham dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Harga Nominal

Harga nominal merupakan harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.
Besarnya harga nominal memberikan arti penting karena deviden yang
dibayarkan atas saham biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga perdana merupakan harga pada waktu saham tersebut dicatat di bursa
efek dalam rangka penawaran umum penjualan saham perdana yang disebut
dengan IPO (Initial Public Offering). Harga saham pada pasar perdana
biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan
11

demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat.

3. Harga pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor
yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di bursa efek.
Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi. Harga
inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan merupakan harga
yang benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada
transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga antara
investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di
surat kabar atau media lain adalah harga pasar yang tercatat pada waktu
penutupan (closing price) aktivitas di Bursa Efek Indonesia.

Harga saham yang berlaku di pasar modal biasanya ditentukan oleh para
pelaku pasar yang sedang melangsungkan perdagangan sahamnya. Dengan
harga saham yang ditentukan otomatis perdagangan saham di bursa efek akan
berjalan. Sementara saham sendiri adalah suatu kepemilikan aset seperti
instrumen dari kegiatan finansial suatu perusahaan yang biasa disebut juga
dengan efek. Harga saham dari suatu perusahaan tentu saja berbeda-beda
tergantung bagaimana suatu perusahaan tersebut nilai jualnya di bursa saham.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Harga saham yang terjadi di pasar modal selalu berfluktuasi dari waktu ke
waktu. Fluktuasi harga saham tersebut akan ditentukan oleh kekuatan
penawaran dan permintaan. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah
permintaan, pada umumnya kurs harga saham akan turun. Sebaliknya jika
jumlah permintaan lebih besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek maka
12

harga saham cenderung akan naik. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi


harga saham dapat berasal dari internal dan eksternal perusahaan. Menurut Alwi
(2003), faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:

1. Faktor Internal

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti


pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,
laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti


pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.
3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director
announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen,
dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan merger,


investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi.

5) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan


ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti


negoisasi baru, kontrak baru, pemogokan dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba


sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, earning per
share (EPS), dividen per share (DPS), price earning ratio, net profit
margin, return on assets (ROA), dan lain-lain.
13

2. Faktor Eksternal

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga


tabungan dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai
regulasi dan deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan


karyawan terhadap perusahaan atau terhadap manajernya dan
tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti


laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga
saham perdagangan, pembatasan/penundaaan trading.
4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga
merupakan faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya
pergerakan harga saham di bursa efek suatu negara.

5) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

Pendekatan Penilaian Harga Saham

Menurut Tandelilin (2001), seorang investor dalam membuat keputusan


dalam berinvestasi atau untuk membeli saham tertentu, terlebih dahulu
menganalisis saham tersebut. Pendekatan perhitungan harga saham yang
seharusnya (nilai intrinsik), yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.

1. Analisis fundamental
14

Analisis fundamental merupakan teknik analisis saham dengan menggunakan


data historis, terutama data keuangan (misalnya laba, pembagian dividen,
penjualan, dan lain-lain) untuk menilai jenis saham tertentu. Pertimbangan
investor dalam membeli atau menjual saham adalah membandingkan nilai
intrinsik dengan nilai pasar saham yang bersangkutan. Apabila nilai pasar
saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong
mahal sehingga dalam situasi seperti ini investor sebaiknya menjual saham
tersebut, begitupun sebaliknya apabila nilai pasar saham lebih rendah dari
nilai intrinsiknya maka saham tersebut tergolong murah sehingga dalam
situasi seperti ini investor sebaiknya membeli saham tersebut.

2. Analisis teknikal

Pendekatan teknikal menyatakan bahwa pola-pola pergerakan harga saham di


masa mendatang didasarkan pada observasi pergerakan harga saham di masa
lalu. Keputusan investasi dalam analisis teknikal mendasarkan diri pada
datadata pasar di masa lalu (seperti data harga saham dan volume penjualan
saham) sebagai dasar untuk mengestimasi harga saham di masa datang.
Informasi data di masa lalu tersebut akan mendasari prediksi atas pola
perilaku harga di masa mendatang.

Menurut Krugman (1994) suku bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku bunga ini
merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku bunga ini

menunjukkan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah yang diinvestasikan.

2. Suku bunga rill adalah suku bunga yang telah mengalami koreksi akibat
inflasi dan didefinisikan sebagai suku bunga nominal dikurangi laju inflasi.
15

Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Berdasarkan surat edaran Bank Indonesia No.8/13/DPM tentang


Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia Melalui Lelang, Sertifikat Bank Indonesia
yang selanjutnya disebut SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah
yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu
pendek. (Octavia 2007)

Tingkat Suku Bunga SBI


Menurut Ardian (2010) tingkat suku bunga yang berlaku pada setiap
penjualan SBI ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.
sejak awal Juli 2005, BI menggunakan mekanisme “BI rate” (suku bunga BI),
yaitu BI mengumumkan target suku bunga SBI yang diinginkan BI untuk
pelanggan pada masa periode tertentu. Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia
merupakan suku bunga yang dikeluarkan oleh bank sentral untuk mengontrol
peredaran uang di masyarakat, dengan kata lain pemerintah melakukan
kebijakan moneter.

Adanya bunga yang tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga keuangan
menikmatinya, hal ini akan otomatis memberikan tingkat bunga yang tinggi
untuk produknya. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi dana
investasi para investor, investasi pada peoduk bank seperti deposito/tabungan
16

jelas lebih kecil risikonya atau dapat dikatakan investasi bebas risiko. Oleh
karena itu investor akan menjual saham dan dananya serentak akan berdampak
pada penurunan harga saham. Selain itu dampak dari suku bunga bank yang
tinggi juga berdampak pada bunga pinjaman modal kerja perusahaan. Ini artinya
pertambahan pengeluaran perusahaan jika ini terjadi maka kondisi fundamental
perusahaan akan terganggu. Salah satu sifat tingkat bunga adalah mudah
berubah-ubah yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif singkat berjangka
waktu pendek. Tingkat bunga jangka panjang relatif kurang berfluktuatif.

Vous aimerez peut-être aussi