Vous êtes sur la page 1sur 7

[CIVIL ENGINEERING] 2015

i) ii)

iii) iv)

v)

Gambar 4.1 Alat Percobaan Analisa Saringan

i) 1 Set saingan dan pengguncang saringan (Sieve Shaker)


ii) Model Saringan
iii) Sikat Saringan
iv) Penutup dan Penadah
v) Timbangan ketelitian 0,1 gram

KELOMPOK 3
[CIVIL ENGINEERING] 2015

BAB IV
ANALISA SARINGAN

4.1 Tujuan Percobaan


1. Untuk mengetahui distribusi ukuran butiran tanah berbutir kasar (diameter > 0,075 mm
atau tertahan saringan No.200)
2. Untuk mengklasifikasikan tanah

4.2 Teori Dasar


Sifat – sifat tanah berbutir (granular soil), sangat dipengaruhi oleh ukuran butirannya.
Salah satu metode untuk mengelompokkan jenis tanah adalah berdasarkan distribusi ukuran
butirannya (gradasinya). Analisa saringan adalah cara mekanis untuk menganalisa distribusi
ukuran butiran tanah berbutir kasar (yaitu butiran yang tertahan saringan No. 200)
Tanah dikeringkan terlebih dahulu kemudian gumpalan - gumpalannya dipecahkan
sampai tidak terdapat lagi butiran yang melekat satu sama lain. Gumpalan tanah dipecahkan
dengan menggunakan palu karet atau menggunakan cawan dan penumbuk porselin. Setelah
itu, disaring dengan satu rangkaian saringan dengan ukuran tertentu, disusun mulai yang
kasar sampai yang halus.

Rumus yang digunakan adalah :


Persen tertahan = berat tertahan : berat total × 100 %

Wtertahan
Jadi, % tertahan = × 100 %
Wtotal

Distribusi ukuran butiran tanah digambarkan pada grafik semilogarithmic dimana


sumbu vertikal menunjukkan persen lolos saringan dan sumbu mendatar (dalam skala
logaritma) menunjukkan ukuran butiran.

KELOMPOK 3
[CIVIL ENGINEERING] 2015

KURVA DISTRIBUSI UKURAN BUTIRAN

Ukuran efektif, koefisien keseragaman,koefisien gradasi.


D10 = diameter butiran yang bersesuaian dengan 10 % lebih halus (lolos ayakan) disebut
ukuran efektif (effective size)
D30 = diameter butiran yang bersesuaian dengan 30 % lebih halus (lolos ayakan)
D60 = diameter butiran yang bersesuaian dengan 60 % lebih halus (lolos ayakan)
Indikasi penyebaran (range) dari ukuran butiran dinyatakan oleh koefisien keseragaman
(uniformly coefficient) :
D 60
CU =
D10
Nilai CU yang besar menunjukkan bahwa rentang ukuran D 60 dengan D10 besar. Bentuk kurva
antara D60 dan D10 ditandai oleh D30 dan koefisien gradasi CC (coefficient of gradation) :
2
D30
CC = D60  D10

CU > 4 (untuk kerikil)


CU > 6 (untuk pasir ) dan CC antara 1-3, tergolong bergradasi baik (well graded)

4.3 Alat Yang Digunakan


1. Satu set saringan
2. Alat pengguncang saringan (sieve shaker)
3. Penadah dan penutup saringan
4. Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,1 gram
5. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu 110 ± 5ºc

KELOMPOK 3
[CIVIL ENGINEERING] 2015

6. Cawan untuk menimbang


7. Sikat / kuas untuk membersihkan saringan

4.4 Persiapan Sampel


Saringan secara kering :
1. Mengambil contoh tanah secukupnya (untuk pasir minimal 500 gram)
2. Contoh tanah dioven pada t 105ºc s/d 110ºc , selama 24 jam
3. Memisahkan gumpalan tanah dengan menggunakan cawan porselin dan penumbuk karet,
sampai butiran tanah terpisah satu sama lain (tidak ada lagi yang melekat)

Saringan Secara basah :


Bila contoh tanah mengandung butiran halus yang susah dipisahkan (misalnya mengandung
fraksi lempung).
1. Mengambil contoh tanah secukupnya (untuk tanah kepasiran minimal 500 gram)
2. Contoh tanah di oven pada t 105ºc s/d 110ºc, selama 24 jam
3. Menimbang dan mencuci diatas saringan No 200
4. Menampung air bekas cucian dan diendapkan untuk percobaan hydrometer
5. yang tertahan saringan No 200 di oven pada t 105ºc s/d 110ºc, selama 24 jam
6. Memisahkan butiran yang masih melekat dengan menggunakan penumbuk Karet

4.5 Cara Melakukan Percobaan


1. Memasang rangkaian saringan didalam alat pengguncang, mulai dari yang paling kasar
sampai yang paling halus.
2. Memasukkan contoh tanah kering pada saringan yang paling atas
3. Menutup dan jalankan mesin pengguncang saringan selama 10 menit
4. Menimbang tanah yang tertahan pada masing – masing saringan

KELOMPOK 3
[CIVIL ENGINEERING] 2015

5. Menghitung presentasi butiran yang lolos pada setiap saringan

Catatan :
Untuk saringan berukuran kasar, ukuran lebar lubang saringan dinyatakan dalam inci. Untuk
saringan halus, dinyatakan dalam nomor saringan. Nomor saringan menyatakan jumlah
lubang dalam setiap inci lebar saringan.

4.8 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa grafik diperoleh kesimpulan :
a) Persentase lolos #No.200 sebesar 6,883 % < 50 % sehingga termasuk tanah berbutir
kasar.
b) Persentase lolos #1/4’’ sebesar 99,392 %, tanah termasuk PASIR (>50%).
c) Persentase lolos #No.200 sebesar 6,883 % , berada diantara 5% - 12% sehingga
termasuk klasifikasi bersimbol ganda.

KELOMPOK 3
[CIVIL ENGINEERING] 2015

d) Dari grafik diperoleh :


D10 = 0,10
D30 = 0,28
D60 = 1,20

e) Nilai Cu = 12, Cc = 0,65. Nilai Cu dan Cc tidak memenuhi kriteria SW, sehingga
diperoleh SP.
f) Nilai PI = 11,57%, maka termasuk kategori SC.
g) Klasifikasi SP – SC.

Tabel 4. 1 Sistem Klasifikasi Unified ( USCS )

KELOMPOK 3
[CIVIL ENGINEERING] 2015

Klasifikasi Umum Simbol Nama Jenis Kriteria Klasifikasi


Kerikil grad. baik, bercampur
Cu lebih besar 4 :
GW pasir, sedikit / tanpa butir

KERIKIL, > 50% fraksi kasar

Klasifikasi berdasarkan % butiran halus : 5% atau kurang : GW, GP,


Cc antara 1 dan 3
Tanah berbutir kasar, > lebih dari 50% tertahan ayakan 0,074 mm

Kerikil halus.

SW, SP : > 12%: GM, GC, SM, SC: 5% sampai 12% : klasifikasi
tertahan ayakan 4,76 mm
bersih Kerikil grad. buruk,
GP bercampur pasir, sedikit/ Tak memenuhi kriteria GW
tanpa butir halus.
Batas-2 Atterberg
Kerikil berlanau, camp.
Kerikil GM Kerikil pasir lanau
dibawah garis A atau
Yg diarsir dalam chart,
berikut PI < 4
klasifikasi bersimbol
butiran Batas-2 Atterberg

bersimbol ganda
Kerikil berlempung, camp. ganda.
halus GC Kerikil pasir lempung
diatas garis A dan PI
>7
pasir grad. baik, pasir dari
Cu lebih besar 6 :
SW pecahan kerikil, sedikit/ tanpa
Cc antara 1 dan 3
kasar lolos ayakan 4,76 mm
PASIR, elbih dari 0% fraksi

Pasir butir halus.


bersih Kerikil grad. buruk, pasir dari
SP pecahan kerikil, sedikit/ tanpa Tak memenuhi kriteria SW
butir halus.
Batas-2 Atterberg
Pasir berlanau, campuran
Pasir SM pasir dan lanau
dibawah garis A atau
Yg diarsir dalam chart,
berikut PI < 4
klasifikasi bersimbol
butiran Batas-2 Atterberg
Pasir berlempung, campuran ganda.
halus SC pasir dan lempung
diatas garis A dan PI
>7
Lanau anorganik, pasir sangat
halus, debu padas, debu 70
ML
Tanah berbutir halus, 50% atau lebih lolos

padas, pasir halus


60
Indeks Plastisitas, Ip ( % )

Lanau dan lempung, berlanau/berlempung.


Lanau anorganik plastisitas CH
LL 50% atau 50
rendah sampai sedang,
kurang CL lempung berkerikil /berpasir CL
ayakan 0,074 mm

40
/berlanau, lempung kurus.
Lanau organik/lempung CL-ML
OL organik plastisitas rendah.
30

Lanau anorganik atau pasir 20 MH-OH


MH halus diatomea, lanau
diatomea, lanau elastis 10
Lempung anorganik
ML-OL
Lanau dan lempung,
LL lebih dari 50% CH plastisitas tinggi, lempung 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
gemuk.
Batas Cair, LL ( % )
Lempung organik plastisitas
OH sedang sampai tinggi
Gambut, lumpur hitam dan
Tanah dengan kadar organik
PT tanah lain dengan kandungan Dapat dibedakanChart plastisitas
secara visual menurut ASTM D-2488
tinggi organik tinggi

Sumber: Buku Penuntun Praktikum Mekanika Tanah

KELOMPOK 3

Vous aimerez peut-être aussi