Vous êtes sur la page 1sur 10

EFEK SEDUHAN KETUMPANG AIR (Peperomia pellucida (L.

)
Kunth) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS
YANG DIINDUKSI JUS HATI AYAM

ARTIKEL ILMIAH

Oleh :
MUHAMAD MAULANA YUSUF
I1B015018

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKUKTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
2019
Abstract

THE EFFECT OF STEEPING KETUMPANG AIR (Peperomia


pellucida (L.) Kunth) ON URIC ACID LEVELS IN INDUCED
RATS OF CHICKEN HEART
Muhamad Maulana Yusuf, Saryono, Agis Taufik

Background: Uric acid is the final product of purine metabolism in the body.
Overlapping water (Peperomia pellucida (L.) Kunth) contains flavonoids which can
suppress free radical activity in the body. So, the researchers examined whether
there was an effect of overlapping water on uric acid levels in mice.

Objective: The aim of this study is to know the effect of steeping over water
(Peperomia pellucida (L.) Kunth) on uric acid levels in mice induced by chicken
liver juice.

Method: This study used an experimental study method purely with a pre-post test
design of 36 rats. Rats were grouped into 6 groups: healthy control (A), negative
control (B), overlapping water 30mg / 200gramBB (C), over water 60mg /
200gramBB (D), overlapping water 120mg / 200gramBB (E), and allopurinol 2mg
/200gramBB (F). Providing steaks over the water is done for 14 days. Data analysis
using One Way Anova.

Results: The results of the study showed that there was no significant difference in
steeping over water to uric acid levels (p = 0.128). The difference in uric acid levels
was highest in the 30mg / 200gramBB group and the lowest in the negative group.

Conclusion: Steeping over water cannot reduce uric acid levels in the blood.

Keywords: gout, hyperuricemia, overlapping water, chicken liver juice.


PENDAHULUAN dan urkosurik yang menghambat kerja
enzim xantin oksidase (Tanto et al.
Asam urat merupakan hasil akhir 2014). Akan tetapi, obat ini
metabolisme purin baik dari makanan menimbulkan efek samping seperti
maupun purin asam nukleat yang sindrom dispepsia, hipersensitivitas,
terdapat dalam inti sel tubuh. Kadar diare, nyeri kepala, pembentukan
asam urat normal yaitu 3,5-7,0 mg/dL kristal asam urat di urin, dan deposisi
pada laki-laki dan 2,6-6,0 mg/dL pada asam urat pada tubulus renal atau
wanita (Saraswati 2009). Metabolisme ureter (Tanto et al. 2014). Menurut
purin dibantu oleh enzim guanase dan World Health Organization (WHO)
xantin oksidase (Horner 2012). menyebutkan bahwa 65% dari
Berdasarkan data prevalensi penyakit penduduk negara maju menggunakan
sendi di Indonesia menurut Riset pengobatan tradisional dan obat-obat
Kesehatan Dasar RISKESDAS (2013) baru yang berasal dari bahan alami
yaitu mencapai 11,9% dan meningkat (Depkes RI., 2007). Tumbuhan
seiring bertambahnya umur. ketumpang air merupakan salah satu
Prevalensi tertinggi yaitu di Bali tumbuhan yang bisa digunakan
(19,3%), Aceh (18,3%), Jawa Barat sebagai obat tradisional.
(17,5%), dan Papua (15,4%). Ketumpang air memiliki kandungan
Prosentase tertinggi pada umur ≥75 kimia seperti alkaloid, triterpenoid,
tahun (33% dan 54,8%). Laki-laki flavonoid, saponin, dan tanin
memiliki angka lebih rendah yaitu (Angelina et al. 2015). Manfaat
(10,3%) dibandingkan perempuan ketumpang air yang telah diteliti ialah,
(13,4%). ketumpang air sebagai antiinflamasi
Salah satu penyebab tingginya kadar dan analgesik (Sheikh et al. 2013),
asam urat (hiperurisemia) adalah sebagai antimikroba (Oloyede 2011),
aktivitas enzim xantin oksidase terlalu sebagai antihiperglikemik (Togubu et
tinggi akan menghasilkan radikal al. 2013), dan sebagai antimalaria
bebas yang akan menyerang asam (Bialangi et al. 2016). Selain itu
lemak tak jenuh ganda ketumpang air bermanfaat sebagai
Polyunsaturated Fatty Acid (PUFA) antidiabetes (Susilawati et al. 2017),
sehingga membran sel ginjal rusak sebagai antihiperurisemia (Tarigan et
(Hernayanti 2012). Radikal bebas al. 2012; Yunarto 2013; Parwansah et
bersifat sangat reaktif sehingga akan al. 2016), sebagai antipiretik (Khan
bereaksi sangat cepat untuk 2008), dan sebagai antioksidan
mengambil elektron molekul (Oloyede 2011; Sitorus et al. 2013).
disekitarnya. Apabila radikal bebas ini Ketumpang air memiliki kandungan
dalam jumlah besar akan tinggi nutrisi dan mineral, sehingga
mengakibatkan gangguan produksi dapat dikonsumsi sebagai bahan
DNA (Deoxyribose-Nucleic Acid), makanan (Ooi et al. 2012).
lapisan lipid pada dinding sel, Berdasarkan penelitian penelitian
kerusakan sel, dan mengurangi Yunarto (2013), ekstrak air dan heksan
kemampuan sel untuk beradaptasi ketumpang air bisa menurunkan kadar
terhadap lingkungannya asam urat pada ayam kampung jantan.
Seperti halnya dengan penelitian
Tingginya kadar asam urat dapat Sumardiyanto (2003), infusa
diturunkan dengan menggunakan ketumpang air dapat menurunkan
obat-obatan sintesis seperti allopurinol kadar asam urat. Selain itu, penelitian
Parwansah (2016), ekstrak etanol sebanyak 36 ekor. Tikus berumur 2-3
ketumpang air memiliki bulan dengan berat badan 150-200
penghambatan terhadap xantin gram. Tikus dibagi menjadi enam
oksidase. Sama seperti penelitian kelompok. Kelompok A merupakan
Tarigan (2012) yang membuktikan kelompok kontrol sehat dengan
bahwa ekstrak etanol memiliki efek pemberian aquades dan tanpa
antihiperurisemia yang sama dengan diinduksi jus hati ayam. Kelompok B
allopurinol terhadap mencit. merupakan kelompok kontrol negatif
Oleh karena itu penelitian ini untuk yang hanya diinduksi jus hati ayam
mengetahui lebih jauh manfaat 3ml/200gramBB. Kelompok C, D, dan
tumbuhan ketumpang air dan E merupakan kelompok perlakuan
pengaruh nya dalam menurunkan seduhan ketumpang air dengan
kadar asam urat yang disebabkan oleh masing-masing dosis 150, 300, dan
produksinya berlebihan dan 600mg/KgBB. Kelompok F
pengeluaran asam urat tidak adekuat. merupakan kelompok allopurinol
dosis 10 mg/KgBB. Induksi dilakukan
METODE dua kali sehari pada hari ke-8 dan
perlakuan dilakukan selama 14 hari
Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan sonde. Reagen asam
true experimental pre test and post test urat yang digunakan yaitu reagen kit
with control desaign yang dilakukan di urid acid (DyaSys). Analisis data yang
Laboratorium Ekotoksikologi Jurusan digunakan yaitu Uji One Way ANOVA
Biologi Universitas Jenderal dan Post Hoc Duncan.
Soedirman dengan hewan coba tikus

HASIL

Tabel. 1.1 Rerata dan Standar Deviasi Kadar Asam Urat Pretest, Posttest, dan Selisih
Rerata Pretest ± Rerata Posttest ± Rerata Selisih ±
Kelompok
SD (mg/dL) SD (mg/dL) SD (mg/dL)
A Kontrol sehat 4.72 ± 0.14 4.72 ± 0.20 0.00 ± 0.34
B Kontrol negatif 5.28 ± 0.36 5.37 ± 0.40 0.09 ± 0.27
C Seduhan ketumpang air
5.47 ± 0.31 4.96 ± 0.15 -0.45 ± 0.29
dosis 150 mg/KgBB
D Seduhan ketumpang air
5.30 ± 0.21 4.97 ± 0.29 -0.33 ± 0.36
dosis 300 mg/KgBB
E Seduhan ketumpang air
5.15 ± 0.31 5.02 ± 0.14 -0.12 ± 0.34
dosis 600 mg/KgBB
F Obat allopurinol 10
5.37 ± 0.33 5.28 ± 0.41 -0.09 ± 0.33
mg/KgBB
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukan kelompok yang diberikan perlakuan.
bahwa pada data pretest mengalami Hasil uji One Way ANOVA terhadap
peningkatan kadar asam urat dalam rerata kadar asam urat pretest
darah pada kelompok yang diinduksi menunjukan bahwa terdapat
jus hati ayam. Kemudian, pada hasil perbedaan bermakna paling tidak
posttest menunjukan bahwa terdapat antara dua kelompok percobaan
penurunan kadar SGPT pada dengan nilai p< 0,05. Pada uji Post
Hoc Duncan menunjukan bahwa hiperurisemia. Sedangkan pada
rerata antara kelompok A dan kelompok kontrol sehat hanya
kelompok C yang diberi jus hati ayam diberikan pakan standar secara ad
menunjukkan kadar asam urat yang libitum. Pemberian jus hati ayam
berbeda sebelum perlakuan. selama 7 sampai kondisi tikus
Sedangkan rerata antara kelompok hiperurisemia (Deviandra 2013).
perlakuan C dan kelompok B, D, E, Tingginya kadar asam urat tergantung
dan F tidak memiliki perbedaan yang pada keseimbangan antara produksi
nyata. dan ekskresinya. Asam urat berkaitan
Hasil uji One Way ANOVA terhadap dengan asupan makanan tinggi purin,
rerata kadar asam urat posttest seperti jeroan (usus, hati, ampela),
menunjukan bahwa terdapat udang, cumi, kepiting, kerang, dan
perbedaan yang signifikan paling tidak
ikan teri (Lina & Setiyono 2014).
pada dua kelompok percobaan Cepat atau lambat proses supersaturasi
(p<0,05). Hasil uji Post Hoc Duncan dan kristalisasi asam urat dalam darah
didapatkan bahwa rerata antara maupun urin akan menyebabkan
kelompok A dan rerata kelompok F penumpukkan kristal monosodium
terdapat perbedaan yang nyata. urat pada daerah perifer tubuh seperti
Sedangkan rerata kelompok A dengan jari-jari tangan, kaki, dan telinga
rerata kelompok C, D dan E (Arimurti 2007).
menunjukkan tidak ada perbedaan
yang nyata. Rerata kelompok F dan Asam urat terbentuk dari proses
rerata kelompok B, C, D, dan E metabolisme akhir purin yang lebih
menunjukkan tidak ada perbedaan mudah larut dalam air (Isselbacher
yang nyata. 2000). Selain itu, asam urat akan
Hasil uji One Way ANOVA terhadap teroksidasi dalam larutan netral atau
rerata kadar asam urat selisih alkali dan menghasilkan
menunjukan bahwa tidak terdapat karbondioksida (CO2) dan allantoin.
perbedaan yang signifikan antar Purin merupakan unsur protein
keenam kelompok (p>0,05). Hal ini penyusun material genetik DNA dan
berarti bahwa pemberian seduhan RNA yang terdiri dari adenosin dan
ketumpang air tidak terbukti secara guanosin (Murray 2009). Adenosin
nyata dapat menurunkan kadar asam mengalami deaminasi oleh enzim
urat. adenosin deaminase menjadi inosin,
lalu inosin mengalami fosforolisis
PEMBAHASAN pada ikatan N-glikosinat dan guanosin
dikatalis oleh nukleosida purin
Hasil analisa stasistik menunjukkan fosforilase menghasilkan hipoxantin
bahwa semua kelompok perlakuan dan guanin. Hipoxantin dan guanin
yang diinduksi jus hati ayam melepas senyawa ribose 1-fosfat dan
mengalami hiperurisemia. Hal ini basa purin yang akan membentuk
ditunjukkan dari hasil uji kadar asam xantin dalam reaksi yang dikatalisis
urat yang berada diatas batas normal oleh xantin oksidase dan guanase.
yaitu >1,25-5mg/dL (Kusmiyati Selanjutnya, xantin mengalami
2008). Pemberian jus hati ayam pada oksidasi menjadi asam urat yang
semua kelompok perlakuan bertujuan dikatalis oleh enzim xanin oksidase
untuk meningkatkan kadar asam urat (Shamley 2005). Purin yang
tikus, sehingga tikus pada kondisi dilepaskan akibat pemecahan
nukleotida akan dikatabolisme dan Peningkatan aktivitas enzim xantin
dikonversi menjadi asam urat yang oksidase akibat radikal bebas dapat
kemudian diekskresikan keluar tubuh dicegah oleh senyawa antioksidan.
(Ganong 2008). Karena antioksidan alami dapat
menghambat terbentuknya proses
Asam urat berfungsi sebagai
Malondiabdehida (MDA) yang terjadi
antikosidan dan berguna dalam
dalam plasma darah. Rendahnya kadar
regenerasi sel. Apabila tubuh
MDA dapat meminimalisir terjadinya
kekurangan antioksidan, maka akan
kerusakan oksidatif pada jaringan
banyak radikal bebas yang membunuh
tubuh akibat dari radikal bebas
sel-sel tubuh. Sedangkan semakin
(Winarsi 2007). Tumbuhan
banyak radikal bebas maka semakin
ketumpang air mengandung senyawa
banyak asam urat. Namun, semakin
flavonoid sebagai antioksidan yang
banyak asam urat maka semakin
memiliki potensi menghambat
beresiko mengalami gout (Soeroso &
aktivitas enzim xantin oksidase
Algristian 2012). Radikal bebas
(Tarigan et al. 2012).
terbentuk dengan cara inisiasi yaitu
menarik atom H dari rantai PUFA. Pada penelitian ini, seduhan
Lalu propagasi atau pembentukan ketumpang air tidak dapat
radikal peroksil dari reaksi radikal menurunkan kadar asam urat dalam
bebas dengan oksigen yang akan darah. Hal tersebut diduga karena
menyerang rantai PUFA sehingga induksi jus hati ayam tidak spesifik
terbentuk peroksidasi lipid. dalam membuat kadar asam urat,
Selanjutnya peroksidasi lipid dapat sehingga peningkatan kadar asam urat
merusak organ dalam tubuh seperti tidak terlalu tinggi. Karena
hati, jantung, ginjal dan lain-lain peningkatan tidak terlalu tinggi maka
(Hernayanti 2012). efek yang ditimbulkan oleh
ketumpang air tidak terlihat nyata.
Normalnya, antioksidan dalam tubuh
Seperti penelitian Darminto (2010)
akan mengubah oksigen menjadi anion
didapatkan bahwa selama 14 hari
superoksida dengan bantuan enzim
pemberian jus hati ayam, konsentrasi
NADPH oksidase dan xantin oksidase
asam urat mengalami kenaikan
(Wijaya 1996). Aktivitas enzim xantin
(22,2%), namun peningkatan ini
oksidase dapat meningkat jika jumlah
belum bermakna. Penelitian Mudrikah
anion superoksida (O2-) atau hidrogen
(2006) menyatakan bahwa pada hari
peroksida (H2O2) akibat radikal bebas
ke-21 asam urat mengalami
terlalu tinggi dan menurunkan
peningkatan secara signifikan setelah
superoksidasi dismutase, sehingga
pemberian jus hati ayam (23,34%).
kadar asam urat dalam darah tinggi.
Sebagian besar asam urat dibawa Metode pembuatan sediaan yang
melalui aliran darah menuju ginjal dan berbeda antara seduhan dan ekstrak
dikeluarkan bersama urin. Apabila membuat perbedaan efek yang
asam urat tidak dikeluarkan maka akan diinginkan. Penelitian sebelumnya
menyebabkan pengendapan di ginjal manfaat ketumpang air telah diteliti
sehingga kemampuan ginjal berkurang pada sediaan ektrak (Tarigan 2012;
dalam mengekskresikan asam urat. Yunarto 2013; Farida 2016; Himawan
Akibatnya terjadi kenaikan kadar asam 2017), namun belum ada penelitian
urat dalam darah (Katzung et al. dalam bentuk sediaan seduhan. zat
2012). aktif dalam setiap sediaan itu berbeda.
menurut Farida (2016) kadar flavonoid ekstrak etanol lebih baik dibandingkan
ekstrak air lebih kecil dibandingkan ekstrak air dalam menurunkan kadar
ekstrak etanol. Hal ini dikarenakan asam urat, namun lebih rendah
ekstrak etanol menarik senyawa atau dibandingkan dengan obat allopurinol.
zat yang diinginkan. Selain itu, tidak Sedangkan hasil penelitian Yunarto
semua senyawa flavonoid dapat (2013) yang menghasilkan potensi
terekstraksi dalam pelarut air, efek ekstrak air lebih besar daripada
sehingga dapat menurunkan kadar ekstrak heksan dan efek ekstrak air
flavonoid total pada eksktrak air dosis 200 mg/KgBB setara dengan
tersebut (Farida 2016). Hal tersebut obat allopurinol dosis 10 mg/KgBB.
dikarenakan adanya senyawa Hal ini kemungkinan disebabkan
flavonoid yang tidak dapat terdeteksi adanya senyawa aktif golongan polar
secara spektrofotometri. yang mudah larut dalam air yang
menimbulkan penurunan kadar asam
Faktor lain yang dapat mempengaruhi
urat, seperti saponin dan tanin.
terhadap penurunan kadar asam urat
yang belum signifikan, yaitu
SIMPULAN
kemungkinan dosis perbandingan
untuk mencapai efek Berdasarkan analisis data yang telah
antihiperurisemia. Hal tersebut dapat dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
berpengaruh terhadap perbedaan efek 1. Pemberian jus hati ayam membuat
yang diharapkan. Perbandingan dosis kenaikan kadar asam urat dalam
seduhan ketumpang air belum pernah darah, namun tidak terlalu tinggi.
diteliti hanya ada dalam dosis ekstrak. 2. Pemberian seduhan ketumpang air
Penelitian yang sudah dilakukan yaitu dengan dosis 150, 300 dan 600
mengetahui efek ekstra etil ketumpang mg/KgBB tidak dapat menurunkan
air, membandingkan ekstrak air dan kadar asam urat darah pada tikus.
ekstrak heksan ketumpang air, serta 3. Efek pemberian seduhan
membandingkan ekstrak etanol dan ketumpang air dosis 150, 300, dan
ekstrak air ketumpang air. Hasil 600 mg/KgBB sama dengan obat
penelitian Mawati (2017) didapatkan allopurinol dosis 10 mg/KgBB.
bahwa ekstrak etil dosis 200
mg/KgBB ialah dosis efektif dalam SARAN
menurunkan kadar asam urat dan dosis
50 dan 100 mg/KgBB memiliki 1. Perlu dipastikan terlebih dahulu
kemampuan hampir setara dengan bahwa subjek penelitian sudah
allopurinol dosis 300 mg/KgBB dalam mengalami penigkatan kadar asam
menurunkan kadar asam urat. Ekstrak urat yang tinggi.
etanol dosis 50 mg/KgBB 2. Perlu dilakukan penelitian lebih
memberikan efek tidak berbeda lanjut untuk mengetahui dosis dan
signifikan dengan allopurinol dosis 10 lama waktu pemberian jus hati
mg/KgBB (Tarigan 2012). ayam yang paling optimal
menaikan kadar asam urat.
Efek pemberian ekstrak etanol dosis 3. Perlu dilakukan penelitian lebih
200; 300; dan 450 mg/KgBB dapat lanjut untuk mengetahui kadar
menurunkan kadar asam urat dengan senyawa atau zat aktif yang
efektif seperti obat allopurinol terdapat dalam seduhan ketumpang
(Himawan 2017). Hasil penelitian air.
Farida (2016) didapatkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA Hernayanti, 2012, ‘Efek ekstrak daun
the (Camemellia sinesis (L) Kuntze)
Angelina, M., Amelia, P., Irsyad, M., terhadap gambaran hematologi,
Meilawati, L., & Hanafi, M. 2015, kadar NO, aktivitas GPx pada
‘Karakterisasi ekstrak etanol herba individu dengan polimorfisme gena
katumpangan air (Peperomia NOS3 dan δ-alad yang terpapar
pellucida L.Kunth’, Biopropal plumbum’, Disertasi. Universitas
Industri, vol. 6, no. 2, pp. 53-61. Gajah Mada, Yogyakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Himawan, H.C., Effendi, F., &
Kesehatan, 2013, Riset kesehatan Gunawan, W., 2017, ‘Efek
dasar (Riskesdas 2013), pemberian esktrak etanol 70%
Kementerian Kesehatan Republik tanaman suruhan (Peperomia
Indonesia, Jakarta. pellucida (L). H.b.k) terhadap kadar
Bialangi, N., mustapa, M.A., Salimi, asam urat darah tikus spragua
Y.K., Widiantoro, A., & dawley yang diinduksi kalium
Situmeang, B. 2016, ‘Antimalarial oksonat’, Fitofarmaka, Vol. 7, No.
activity and phitochemical analysis 2, pp. 7-14.
from suruhan (Peperomia Horner, J.K. 2012, ‘Sensitivity of
pellucida) extract’, Jurnal blood serum uric acid oncecntration
Pendidikan Kimia, vol. 8, no. 3, pp. in HGPRT deficiency to initial
183-187. conditons of the purine metabolism
Darminto, B. 2010, ‘Khasiat pathway’, Proccedings of
antihiperuriseiaekstrak kulit International Conference on
batangmahoni (Swietenia Scientific Computing (CSC).
macrophylla King) pada tikus putih Isselbacher, K.J. 2000. ‘Prinsip-
galur spragye dawey’, Skripsi, prisnip ilmu penyakit dalam’,
Institut Pertanian Bogor. Terjemahan Asdie A.H., edisi 13,
Depkes RI, (2007), Riset Kesehatan Vol. 5, EGC, Jakarta.
Dasar, Jakarta, Depkes RI Katzung, B.G., Masters, S.B., &
Deviandri, S., Safitri, F., Handaja, D., Tevor, A.J., 2012, ‘Basic & clinical
2013, ‘Efek pemberian seduhan Pharmacology’, McGraw-Hill,
seledri (Apium graveolens L.) Newyork.
terhadap kadar asam urat pada tikus Khan, A., Rahman, M., & Islam, S.
putih jantan strain wostar (Rattus 2008, ‘Antipyretic activity of
norvegicus) hiperurisemia’, Jurnal, Peperomia pellucida leaves in
Vol. 09, No. 02, pp. 75-81. rabbit’, Turk J. Biol.vol. 32, no. 1,
Farida, Y., & Firmansyah, RA. 2016, pp. 37-41.
Aktivitas penghambatan xanthine Kusmiyati, A., 2008, ‘Kadar asam urat
oxidase ekstrak etanol dan air dari serum dan urin tikus putih
herba suruhan (Peperomia pllucida hiperurikemia setelah pemberian
L.), Proseding Seminar Nasional jus Kentang (Solanum tuberosum
Tumbuhan Obat Indonesia, L.)’, Skripsi, Universitas Negeri
Samarinda. Surakarta.
Ganong, W., 2008, ‘Fisiologi Lina, N., & Setiyono, A., 2014,
kedokteran edisi 22’, EGC, Jakarta. ‘Analisa kebiasaan makan yang
menyebabkan peningkatan kadar Shamley, D., 2005, ‘Pathophysiology
asam urat’, Jurnal Kesehatan an essential text for the allied
Komunitas Indonesia, Vol. 10, No. health professions’, Elsevier
2, pp. 121-128. limited, USA.
Mawati, I. D., 2017, Uji aktivitas Sheikh, H., Sikder, S., Paul, S.K.,
antihiperurisemia ekstrak etil asetat A.M. Hasan, R., Rahanam, M.M.,
herba suruhan (Peperomia & Kundu, S.P. 2013,
pellucida L. Kunth) pada tikus ‘Hypoglycemi, anti-inflamatory
jantan yang diinduksi kafein, and analgesic activity of Peperomia
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, pellucida L. (Pipeaceae)’,
Jakarta. International J. Of Pharmaceutical
and Research, vol 4, no. 1, pp. 458-
Mudrikah, F. 2006, ‘Potensi ekstrak
463.
jahe merah (Zinger officinale Rose)
dan herba suruhan sebagai Sitorus, E., Momuat, L.I., & Katja,
antihiperurisemia pada tikus’, D.G. 2013, ‘Aktivitas antioksidan
Skripsi, Institut Pertanian Bogor. tumbuhan suruhan (Peperomia
pellucida (L.)Kunth’,. Jurnal
Murray, R.K., et al., 2009, ‘Biokimia
Ilmiah Sains, vol. 13, no. 2, pp. 80-
harper edisi 27’, EGC, Jakarta.
85.
Oloyede, G.K., Onocha, P.A., &
Soeroso, J., & Algristian, H., 2012,
Olaniran, B.B. 2011, ‘Fitokimia,
‘Asam urat’, Penebar Plus, Bogor.
toksisitas, skrining antimikroba dan
antioksida dari ekstrak daun Sumardiyanto, et al., 2003, ‘Infusa
tunpangan air dari Nigeria’, Herba Suruhan Sebagai Obat Asam
Kemajuan dalam Biologi Urat’, Buletin Penalaran
Lingkungan. Vol. 5, no. 2, pp. Mahasiswa.
3700-3709. Susilawati, Y., Nugraha, R., Krishnan,
Ooi, D.J., Iqbal, S., & ismail, H. 2012, J., Muhtadi, A., Sutardjo, S., &
‘Proximate composition, Supratman, U. 2017, ‘A new
nutritional attributes and mineral diabetic compound 8,9-dimethoxy
composition of Peperomia ellagic acid from sasaladaan
pellucida L. (ketumpangan air) (Peperomia pellucida L. Kunth’,
grown in malaysia’, Molecules, vol. Researh J. Of Pharmaceutical,
17, pp. 11139-11145. Biological and Chemical Science,
Doi:10.3390/molecules170911139. vol 8, no. 15, pp. 269-274.
Parwansah, Nuralifah, Alam, G., & Tanto, C., et al. 2014, Kapita selekta
Natzir, R. 2016, ‘Inhibition of kedokteran, Jilid 1, Edisi 4, Media
xanthine oxidase activity by Aesculapius, Jakarta.
ethanolic xtract of Peperomia Tarigan, I.M., Bahri, S., Saragih, A.
pellucida L., Acacypha indca L., 2012, ‘Aktivitas antihiperurismia
and Momordica charantia L’, ekstrak etanol herba suruhan
Indones Biomed,vol. 8, no. 3, pp (Peperomia pellucida( L.) Kunth)
161-166. Doi: pada mencit jantan’, Journal Of
10.18585/inabj.v8i3.194. Pharmaceutics and Pharmacology,
Saraswati, S. 2009, Diet sehat, A Plus, vol. 1, no. 1, pp. 37-43.
Jogjakarta.
Togubu, S, Momuat, L.I., Peendong, Forum diagnisticum, Laboratorium
J.E., & Salma, N. 2013, ‘Aktivitas Klinik Parodia, Bandung.
antihiperglikemik dari ekstrak Winarsi, H., 2007, ‘Antioksida alami
etanol dan heksana tumbuhan dan radikal bebas’, Kanisius,
suruhan (Peperomia pellucida( L.) Yogyakarta.
Kunth) pada tikus wistar (Rattus
norvegicus L.) yang Yunarto, N. 2013, ‘Efek ekstrak air
hiperglikemik’, Jurnal MIPA dan hksan herba suruhan
UNSRAT Online, vol. 2, no. 2, pp. Peperomia pellucida L. terhadap
109-114. penurunan kadar asam urat serum
darah ayam kampung jantan’,
Wijaya, A., 1996, ‘Radikal bebas dan Media Litbangkes,vol. 23, no. 1, pp.
parameter status antioksida’, 8-14.

Vous aimerez peut-être aussi