Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
RESUME
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Oleh :
Stevia Annisa Greinalldi 165020301111077
Mata Kuliah
Teori Akuntansi Keuangan kelas CB
AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
AKUNTANSI INTERNASIONAL
Berikut adalah beberapa factor yang pada akhirnya mempengaruhi perbedaan system
pelaporan di setiap negara. Menurut belkaoui (1985) :
1. Relativisme budaya
2. Relativisme Bahasa
3. Relativisme politik dan sipil
4. Relativisme ekonomi dan penduduk
5. Relativisme hukum dan pajak
Banyak alasan yang menyebabkan perbedaan dalam metode akuntansi dari berbagai
negara. Saat ini tidak ada teori yang menjelaskan mengapa, karena tidak adanya upaya
untuk membakukan akuntansi. Banyak hal yang menjadi penyebab perbedaan tersebut
yaitu sebagai berikut :
1. Budaya
Budaya adalah suatu konsep umum yang akan diharapkan berdampak pada sistem
hukum, sistem perpajakan, cara bisnis dibentuk dan dibiayai, dan sebagainya. selama
bertahun-tahun kebudayaan telah digunakan dalam literatur psikologi, antropologi, dan
sosiologi sebagai dasar untuk menjelaskan perbedaan dalam sistem sosial. dalam
beberapa dekade terakhir ini juga telah digunakan untuk mencoba menjelaskan
perbedaan sistem akuntansi internasional. Sistem nilai akuntansi berasal dari dan terkait
dengan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai sosial yang juga dipegang oleh akuntan berdampak
pada perkembangan sistem akuntansi dalam skala nasional.
Takatera dan Yamamoto (1987) mendefinisikan budaya sebagai wujud norma, nilai-
nilai dan adat yang mencerminkan ciri perilaku yang khas. Hofstede (1980)
mendefinisikan budaya sebagai pemikiran yang membedakan anggota satu kelompok
manusia dari yang lain. Gray (1988) menggambarkan budaya sebagai sistem nilai-nilai
sosial atau kolektif diselenggarakan dan bukan nilai-nilai pada tingkat individu. Gray
berpendapat bahwa kerangka metodologi penggabungan budaya dapat digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi perbedaan internasional dalam sistem dan pola
pengembangan akuntansi internasional. Setiap pertimbangan budaya tentu
membutuhkan pilihan yang sulit untuk aspek budaya yang penting bagi masalah
tersebut yang pada gilirannya bagaimana seseorang dapat mengukur sifat budaya yang
relevan.
2. Agama
Agama berpengaruh dalam praktek akuntansi. mereka menunjukkan, agama mengatasi
batas-batas nasional. Budaya yang ada di berbagai negara Islam tercermin pada
bagaimana isu-isu agama dibahas dalam literatur akuntansi. Hamid, Craig, dan Clarke
menunjukkan bahwa Islam memang memiliki pengertian tentang kepatuhan kepada
Tuhan dan bukan untuk kepentingan pemilik ekuitas atau pemberi pinjaman. Orang
muslim percaya bahwa mereka memiliki aset bukan untuk diri mereka sendiri tetapi
untuk kepentingan ibadah kepada Tuhan. Ada juga perbedaan mendasar lainnya,
misalnya Islam melarang pembiayaan utang dan pembayaran bunga, dan larangan ini
memiliki implikasi yang signifikan bagi proses harmonisasi standar akuntansi
internasional . Hamid, Craig, dan Clarke memberikan argumen yang logis bahwa
agama memiliki dampak besar pada sistem akuntansi yang dipilih. Agama berpotensi
dapat mempengaruhi bagaimana orang melakukan bisnis dan bagaimana mereka
membuat Keputusan.
3. System Hukum
Sistem hukum yang ada di dunia dapat dibagi menjadi dua kategori: sistem hukum
umum dan sistem hukum Romawi. dalam sistem hukum umum berdasarkan sudut
pandang ketentuan perundang-undangan. Setiap keputusan hukum kemudian menjadi
contoh praktik hukum untuk kasus di masa yang akan datang. Sistem hukum umum
berasal dari Inggris dan menyebar ke negara-negara bekas koloninya. Dalam sistem
hukum Romawi, hukum parlementer cenderung sangat rinci dan mencakup sebagian
besar aspek kehidupan sehari-hari. Implikasinya terhadap akuntansi adalah bahwa
dalam negara yang menganut sistem hukum umum ditemukan relatif sedikit undang-
undang akuntansi yang mengatur praktik akuntansi, dan oleh karena itu secara historis
perkembangan praktik akuntansi akan ditinggalkan lebih pada penilaian akuntan dan
auditor profesional.
Dengan sistem hukum romawi sebaliknya kita akan mengharapkan untuk menemukan
badan hukum akuntansi yang menetapkan secara rinci bagaimana masing-masing jenis
transaksi atau peristiwa diperlakukan. Dalam sistem tersebut membutuhkan
penggunaan pertimbangan profesional yang lebih sedikit dalam mempersiapkan atau
mengembangkan praktik akuntansi.
Nobes dan Parker (2004) menjelaskan bahwa alasan dalam upaya untuk standardisasi
internasional akuntansi keuangan untuk memungkinkan dalam memahami laporan
keuangan secara global dan memiliki dasar memadai untuk membandingkan angka
akuntansi keuangan dari berbagai negara yang dimengerti dan interpretasi informasi
akuntansi keuangan lebih efektif karena semua perkiraan disusun menggunakan asumsi
yang mendasari dan aturan akuntansi yang sama.