Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Perdarahan saluran cerna akut merupakan keadaan gawat darurat yang harus
ditangani secara cepat dan tepat karena dapat menyebabkan kematian. Sementara
perdarahan saluran cerna yang sifatnya kronik walaupun tidak terlihat nyata namun
bila tidak ditangani juga sangat berbahaya. Perdarahan saluran cerna dapat terjadi
dimana saja pada traktus digestivus dari mulut sampai dengan anus. Darah dapat
terlihat pada tinja atau muntahan atau dapat saja berupa perdarahan tersembunyi yang
bagian bawah sebagian besar terjadi pada usia tua. Dahulu, kematian yang disebabkan
oleh perdarahan saluran cerna bagian bawah yang akut sangat tinggi. Hal ini terutama
kolonoskopi dan angiografi, telah menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh
perdarahan saluran cerna bagian bawah sebesar 5-10% selama dekade terakhir. Hal ini
pendarahan, dalam resusitasi dan juga perawatan medis yang lebih baik. Penyebab
utama kehilangan darah dari saluran pencernaan bagian bawah yang akut adalah
Sementara itu, penyebab utama perdarahan saluran cerna bagian bawah yang
kronik adalah keganasan dan penyakit di daerah perianal.5 Perdarahan saluran cerna
bagian bawah yang kronik terjadi secara bertahap dan sebentar-sebentar, sehingga
seringkali pasien tidak menyadarinya dan membutuhkan rawat inap di rumah sakit.5
1
BAB II
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
A. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 4 tahun
Agama : Islam
Berat badan : 11 kg
Ayah Ibu
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama:
2
B. Keluhan Tambahan:
Ibu pasien mengatakan bahwa dari anus pasien keluar benjolan sebesar biji
salak dari anus sejak siang hari SMRS. Ibu pasien mengatakan bahwa
anaknya tidak pernah mengeluh benjolan tersebut terasa nyeri atau sakit
dan perut pasien juga tidak terasa nyeri. Ibu pasien juga mengatakan
bahwa BAB pasien berdarah berwarna merah segar saat 3 hari SMRS,
namun darahnya sedikit dan tidak terlihat banyak. BAB cair disangkal,
nafsu makan dan minum pasien baik, demam disangkal, riwayat jatuh
3
F. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Panjang : 46 cm
Langsung menangis
A. Pemeriksaan Umum
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda Utama :
Suhu : 36,6° C
B. Pemeriksaan Khusus
anemis -/-
4
5. Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), napas cuping
muda
7. Thoraks :
a. Jantung
sinistra
b. Paru
8. Abdomen
Inspeksi : Datar
5
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium Darah
9 April 2019
Hematokrit 28 %
MCV 72 fL
MCH 25 pg/mL
MCHC 34 g/dL
Hitung Jenis
Basofil 0 %
Eosinofil 3 %
Neutrofil 65 %
Limfosit 26 %
Monosit 6 %
Paket Elektrolit
6
10 April 2019
jenis 0/5/2/55/31/7
11 April 2019
Hematokrit 36 %
V. DIAGNOSIS KERJA
Polip recti
7
VI. PENATALAKSANAAN
Preoperasi
1. IVFD NaCl
VII. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
8
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
yang keluar melalui anus dan merupakan manifestasi tersering dari perdarahan
Melena diartikan sebagai tinja berwarna hitam seperti ter, lengket, dengan
bau yang khas. Melena timbul bila hemoglobin dikonversi menjadi hematin
menunjukkan perdarahan di saluran cerna bagian atas atau usus halus, namun
melena dapat pula berasal dari perdarahan kolon sebelah kanan dengan
bismuth, atau obat-obat yang mengandung besi (obat penambah darah) dapat
Darah Samar timbul bilamana ada perdarahan ringan namun tidak sampai
merubah warna feces. Darah samar dapat diketahui dengan tes Guaiac.1,3
Darah yang bisa dideteksi oleh tes Guaiac minimal 5-10ml/hr, sementara
saluran cerna secara normal sebenarnya kehilangan darah 0,5-1,5 ml/hari yang
9
II. EPIDEMIOLOGI
cerna bagian bawah, dan biasanya tidak lebih berat dari perdarahan saluran
cerna bagian atas. Perdarahan SCBB ini biasanya terjadi pada orang tua berusia
antara 63-77 tahun.1 Sebanyak 80% biasanya berhenti secara spontan.1 Dalam
sementara tingkat mortalitas akibat perdarahan saluran cerna bagian atas adalah
3,5–7%.3
sakit memiliki angka mortalitas yang lebih tinggi, yaitu sebanyak 23%
10
III. KLASIFIKASI
a. Perdarahan akut
dirawat di rumah sakit. Penting untuk diingat bahwa pada 10-15% kasus
b. Outlet-type bleeding
sesudah defekasi pada kertas toilet atau handuk, tapi tanpa gejala ataupun
dibandingkan kolonoskopi.
c. Perdarahan kronik-intermitten
Manifestasi klinis pada pasien ini adalah tes Guaiac positif, atau anemia,
atau keduanya. Biasanya terjadi pada pasien rawat jalan yang tidak
11
tersebut harus dirawat inap untuk monitoring, evaluasi, dan tata laksana
Berdasarkan studi, sekitar 25-41% dari pasien ini ditemukan kelainan pada
endoskopi. 1
12
IV. ETIOLOGI
kebiasaan makan makanan yang tidak atau kurang berserat, akibatnya tinja
berkontraksi lebih keras untuk menggiring tinja keluar, maka sering timbul
tekanan tinggi dalam kolon biasanya di bagian bawah. Tekanan yang besar
ini dapat menekan celah lemah pada dinding usus. Paling sering divertikel
ditemukan pada bagian sigmoid. Kelainan ini lebih sering ditemukan pada
pasien dengan usia lebih dari 50 tahun. Pasien dengan divertikel yang
sampai dua cm. Leher divertikel dan pintunya biasanya sempit. Kadang-
13
Keluhan dan tandanya dapat berupa keluhan mulai dari yang ringan
seperti mual, nyeri pada perut kiri bawah, sembelit dan diare oleh karena
Pecahnya usus ditandai dengan perut yang menjadi tegang dan terasa
nyeri. Abses ditandai dengan adanya massa di perut kiri bawah yang
penderita BAB, dan mungkin terjadi anemia. Pada penderita usia lanjut,
dapat terjadi perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan syok dan tidak
b. Angiodisplasia
angiography.5
14
c. Arteriovenous Malformation1
1-2% dari spesimen autopsi. AVMs adalah suatu kelainan pada mukosa
arteri dan vena tanpa campur tangan kapiler. Lebih dari setengahnya
yang tanpa nyeri serupa dengan perdarahan yang disebabkan oleh penyakit
intermitten. Faktor resikonya adalah orang tua, berusia lebih dari 60 tahun,
lokasi di sisi kanan kolon , dan pada pasien yang memiliki penyakit gagal
ginjal kronis dan stenosis aorta. Pemeriksaan terbaik untuk AVMs adalah
angiography.
d. Kolitis
infeksi, toksin, produk bakteri, yang terjadi pada individu yang rentan.
perubahan mukosa dan dinding. Kolitis dibagi 2, yaitu kolitis ulseratif non
15
Diagnosis banding antara lain: kolitis infeksi, IBS, divertikulitis,
enteritis radiasi, dan kanker kolon. Walaupun tidak ada tes darah yang
amilase, kreatin fosfokinase dan serum laktat. Foto rontgen polos biasanya
e. Penyakit perianal
dengan yang disebabkan oleh hemoroid, oleh karena itu pada perdarahan
dapat dipertimbangkan.5
16
f. Neoplasia kolon
Baik tumor ganas dan jinak di usus bisa mirip divertikulosis, dan
g. Diverticulum Meckel
janin. Penyebab yang pasti dari tidak diserapnya sisa struktur tersebut
terjadi perdarahan melalui rektum yang tidak disertai nyeri. Tinja biasanya
timbul nyeri kram dan muntah. Bisa terjadi peradangan mendadak pada
17
divertikulum yang disebut divertikulitis akut. peradangan ini
18
V. MANIFESTASI KLINIS
1. Perdarahan Akut
b. Syok:
- Tekanan darah turun (sistolik < 90 mmHg atau turun > 30 mmHg
dari semula).
tidak teraba.
d. Akral dingin.
2. Perdarahan Kronis
b. Palpitasi
c. Lemas
d. Sesak napas
e. Anoreksia
f. Insomnia
19
VI. DIAGNOSA
a. Anamnesis
mengaku:1
hemoroid.
lebih proksimal.
dengan kolitis.
fissure anal.
kanker kolon.
20
Tanyakan pula apakah terdapat sesak, nyeri dada, light headedness, dan
kelemahan.1
b. Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran
volume darah.1 Bila penderita syok tek. sistolik < 90 mmHg dan
- Nadi
- Pernapasan
- Suhu
7. Colok dubur: ada atau tidaknya darah, ada atau tidaknya massa,
21
c. Pemeriksaan Laboratorium1
2. Elektrolit.
1. Kolonoskopi
mencapai 160 cm. Kolonoskopi merupakan cara yang paling akurat untuk
dari striktur. 1.
muncul kurang dari 1,3% pada pasien.1 Komplikasi lebih sering terjadi
22
Merupakan pemeriksaan terbaik untuk perdarahan saluran cerna bagian
kolon.1
2. Urgent Colonosopy
minim dengan air atau gliserin enema. Baru-baru ini digunakan polietilen
3. Flexible Sigmoidoscopy
dan dapat mencapai bagian proksimal dari kolon kiri.1 Dapat digunakan
tanpa sedatif dan dengan persiapan enema yang minimal. Sebanyak 50%
dari kanker kolon dapat terdeteksi dengan menggunakan alat ini. Flexible
23
berada pada tingkatan risiko menengah untuk menderita kanker kolon.
pasien.
4. Anoskopi
5. Barium Enema
gambaran usus dan bisa melihat apabila ada kebocoram obstruksi akibat
polip atau massa. Pada pasien muda dengan hematochezia minimal yang
24
6. Angiography
yang bisa dideteksi oleh angiography adalah perdarahan yang masif yaitu
VIII. KOMPLIKASI
IX. PENATALAKSANAAN
Tujuan:8
- Stabilisasi hemodinamik
A. Resusitasi pasien
1. Pasang infus: jika nadi > 100 ×/menit, maka berikan infus koloid atau
tidur telentang, kemudian ukur nadi dan tekanan darah, lalu pasien
kembali duduk. Bila nadi naik > 10 ×/menit dan tekanan darah sistolis
25
C. Periksa darah: hemoglobin, hematocrit, trombosit, leukosit. Pemberian
- Penderita syok
- Perdarahan terus-menerus
- Pasien dengan risiko tinggi: orang tua, CHD, sirosis hepatis, dapat
diberikan oral kecuali pada pasien sirosis atau obstruksi bilier, yang
25–30%.
D. Medikamentosa
Jika terjadi perdarahan akut, maka berikan transamin 3×1 kapsul dan
contohnya: hemorrhoid, fissura ani, dan ulkus rekti diobati dengan bulk-
26
angiodisplasia , dan IBD biasanya memberi respon terhadap obat-obatan
anti inflamasi.
tekanan darah (sistolik) 110 mmHg, pernafasan cepat, nadi 110 ×/menit,
suhu antara 38 – 39°C, kulit dingin pucat atau cyanosis pada bibir, ujung-
berkurang.
F. Terapi Bedah
pasien stabil.
27
Intensitas
Gambaran Klinis Infus IV/ Transfusi Tujuan Akhir
Perdarahan
- Memastikan
tersedianya darah.
28
Denyut nadi istirahat - Mengganti cairan.
g/dL.
29
30
BAB III
KESIMPULAN
Hematochezia adalah perdarahan saluran cerna bagian bawah yang berwarna merah
segar atau merah marun, dan pendarahan ini terletak di bawah ligamentum Treitz ke
intususepsi. Dalam kebanyakan kasus pendarahan adalah sepele dan sebentar secara
cukup hebat. Diagnosis dan terapi hematoschezia bisa sebagian besar dilakukan
melalui endoskopi, hanya sebagian kecil bagian memerlukan intervensi bedah untuk
tepat karena perdarahan yang masif beresiko kematian, diperlukan pantauan terus
31
DAFTAR PUSTAKA
32