Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh
Gilar Ika Kurniasari
NIM 092110017
i
PERNYATAAN
menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan
plagiat orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya bersedia
bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas Muhammadiyah
Purworejo.
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
PERSEMBAHAN
kasih sayangnya.
dan doa.
disetiap langkahku.
v
PRAKATA
yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi
ini penulis susun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
kesulitan dan hambatan. Namun, berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak. Akhirnya, skripsi ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, penulis
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin
3. Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
skripsi ini;
4. Drs. H. Khabib Sholeh, M. Pd., selaku dosen pembimbing I dan Umi Faizah,
vi
serta mengoreksi skripsi ini dengan penuh ketelitian, sehingga penulis dapat
5. Seluruh dosen pengajar dan staf Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Penulis hanya dapat berdoa semoga Allah Swt. Memberikan balasan yang
berlipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini bermanfaat
Peneliti,
vii
ABSTRAK
Kurniasari, Gilar Ika. Nilai Moral Dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad
Fuadi dan Relevansinya Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas XI SMA.
Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Universitas Muhammadiyah
Purworejo. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan unsur intrinsik novel
Rantau 1 Muara (2) mendeskripsikan nilai moral dalam novel Rantau 1 Muara
karya Ahmad Fuadi (3) mendeskripsikan relevansi nilai moral novel Rantau 1
Muara karya Ahmad Fuadi sebagai bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokus penelitian
ini adalah nilai moral novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi dan
pembelajarannya di kelas XI SMA. Data yang digunakan adalah narasi dan
percakapan yang berwujud kutipan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah studi pustaka dan observasi. Instrumen penelitian ini adalah penulis sendiri
sebagai peneliti, kartu data, dan alat tulis. Analisis data dilakukan dengan metode
analisis isi. Dalam penyajian hasil analisis digunakan teknik penyajian informal.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa (1) tema novel ini adalah
perjuangan untuk menggapai impian dan cita-cita. Tokoh utamanya adalah Alif
Fikri dan tokoh tambahannya adalah Randai, Pasus, Dinara, dan Garuda. Latar
dalam novel ini terdiri dari latar tempat di antaranya di Bandung, Washington DC,
New York. Latar waktu yang digunakan adalah pagi hari, siang hari, dan malam
hari yang merupakan rutinitas Alif sehari-hari. Latar sosial melukiskan pandangan
hidup Alif tentang perjuangan dan pencarian tujuan hidup. Sudut pandang yang
digunakan adalah sudut pandang persona pertama. Unsur-unsur intrinsik yang
terdapat dalam novel Rantau 1 Muara tersebut saling berhubungan dan terpadu
membangun sebuah cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik ini
menunjukkan bagaimana hubungan antarunsur yang terjalin sangat erat dan
bernilai estetik, (2) nilai moral yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya
Ahmad Fuadi meliputi empat wujud nilai moral. Nilai moral hubungan manusia
dengan Tuhan meliputi beribadah, berdoa, bersyukur, dan memohon ampun
kepada Allah. Nilai moral hubungan manusia dengan manusia meliputi sikap
tolong-menolong, berbakti kepada orang tua, keakraban, memuji (menyanjung
orang lain), dan menasihati. Nilai moral hubungan manusia dengan diri sendiri
meliputi niat baik, ramah, sabar, kasih sayang, dan pantang menyerah. Nilai moral
hubungan manusia dengan lingkungan alam seperti sayang binatang dan memuji
keindahan alam. Nilai moral dalam novel Rantau 1 Muara disajikan melalui
susunan cerita sehingga tidak bersifat menggurui dan bernilai estetik, (3)
kesesuaian nilai moral novel Rantau 1 Muara sebagai bahan pembelajaran di
kelas XI SMA terletak pada aspek bahasa, psikologi, dan latar belakang budaya.
Ketiga aspek tersebut mendukung novel Rantau 1 Muara disesuaikan sebagai
bahan pembelajaran sastra di kelas XI SMA.
Kata Kunci : Unsur Intrinsik, Nilai Moral, dan Relevansinya Sebagai Bahan
Pembelajaran Sastra
viii
DAFTAR ISI
halaman
JUDUL...................................................................................................................................................i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................................................ii
PENGESAHAN................................................................................................................................iii
PERNYATAAN.................................................................................................................................iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................................................v
PRAKATA..........................................................................................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.............................................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................1
B. Penegasan Istilah.....................................................................................................5
C. Rumusan Masalah...................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian.....................................................................................................7
E. Kegunaan Penelitian...............................................................................................7
F. Sistematika Skripsi..................................................................................................8
ix
D. Data dan Sumber Data30
E.Teknik Pengumpulan Data 30
F. Instrumen Penelitian 31
G. Teknik Analisis Data 32
H. Teknik Penyajian Hasil Analisis 33
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................86
LAMPIRAN......................................................................................................................................88
x
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Unsur Intrinsik Novel Rantau 1 Muara...................................................................35
Table 2. Pengelompokan Wujud Nilai Moral..........................................................................36
Table 3. Data Aspek-aspek Bahan Pembelajaran...................................................................38
xi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Silabus........................................................................................................................89
Lampiran 2. Sinopsis Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi.............................................90
Lampiran 3. Biografi Pengarang.................................................................................................91
Lampiran 4. Kartu Bimbingan.....................................................................................................92
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Warren, 2002: 81). Setiap karya sastra selalu menghadirkan ‘sesuatu’ dan
kerap menyajikan banyak hal yang apa bila dihayati benar-benar akan
lapis-lapis norma yang saling berjalinan. Di samping itu, karya sastra juga
merupakan struktur makna atau struktur yang bermakna. Karya sastra pada
moral, sosial, dan religius. Hal itu terjadi karena karya sastra bersifat
1
2
Ahmad Fuadi. Ahmad Fuadi mampu membuat tiga novel yang tergabung
Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar rimba Bukit Barisan.
Alif merasa berdiri di pucuk dunia. Dia telah mengelilingi separuh dunia.
Namun, Alif lulus di saat yang salah. Akhir 90-an, krisis ekonomi
sebuah majalah terkenal. Dari Jakarta, terbuka cakrawala baru. Alif meraih
terdiri dari moral yang baik dan moral yang tidak baik (Koentjaraningrat,
1995: 18). Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi ini merupakan
salah satu novel yang mengandung nilai moral dan sangat bagus untuk
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
4
2007: 9).
sastra, berusaha menambahkan rasa peka dan cinta anak kepada sastra
terkandung dalam sebuah novel tidak terlepas dari nilai-nilai realitas yang
Muara kepada siswa terutama siswa SMA. Maka, nilai-nilai moral yang
di atas, penulis memilih judul “Nilai Moral Dalam Novel Rantau 1 Muara
Di Kelas XI SMA”.
B. Penegasan Istilah
perilaku, tata krama yang menjunjung budi pekerti dan nilai susila
“Nilai Moral Dalam Novel Rantau 1 Muara Karya Ahmad Fuadi dan
C. Rumusan Masalah
Ahmad Fuadi?
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Segi Teoretis
b. Segi Praktis
manfaat baik bagi guru maupun siswa yang menjadi sasaran utama
8
E. Sistematika Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, pada bagian awal terdiri dari
dilakukan oleh Sulakso (2010) dan Falma (2012). Dalam kajian teori,
penulisan skripsi ini meliputi (1) unsur intrinsik novel, (2) nilai moral
dalam karya sastra, (3) jenis moral dalam karya sastra, dan (4)
9
kelas XI SMA.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORETIS
Pada bab ini dipaparkan tinjauan pustaka dan kajian teoretis. Tinjauan
pustaka berisi paparan penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini dan
A. Tinjauan Pustaka
hingga diketahui perbedaan yang khas antara kajian terdahulu dengan kajian yang
akan penulis lakukan. Beberapa kajian tentang moral tersebut berbentuk skripsi
Wisnu Sri Widodo”. Masalah yang disajikan pada penelitian ini antara lain
Tuhan, nilai pendidikan moral yang berhubungan manusia dengan dirinya sendiri,
dan nilai pendidikan moral yang berhubungan antara manusia dengan manusia.
10
11
dengan manusia, dan nilai pendidikan moral hubungan manusia dengan dirinya
penulis menganalisis nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral
dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar, dan pembelajarannya
di SMA. Perbedaan yang lain terdapat pada subjek penelitian, penelitian Sulakso
Lodang karya Wisnu Sri Widodo dalam bahasa Jawa, sedangkan penulis pada
Falma (2012) menulis skripsi yang berjudul “Nilai Moral dalam Novel
Padang Bulan karya Andrea Hirata Sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di Kelas
XI SMA”. Masalah yang disajikan dalam penelitian ini antara lain pendeskripsian
moral hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral hubungan manusia dengan
manusia, nilai moral hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan nilai moral
yang meliputi tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang. Perbedaan yang lain
12
terdapat pada subjek penelitian, penelitian Falma bersubjek novel Padang Bulan
karya Andrea Hirata, sedangkan penulis pada novel Rantau 1 Muara karya Ahmad
Fuadi.
B. Kajian Teoretis
struktur pikiran yang tersusun dari unsur-unsur yang padu. Berikut ini
yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh. Menurut Baribin
(1985:85), unsur pembangun fiksi terdiri dari tema, tokoh, alur, latar, dan sudut
pandang.
a. Tema
sentral, sesuatu yang hendak diperjuangkan dalam suatu tulisan atau karyafiksi.
Dalam pengertian tema itu tercakup persoalan dan tujuan (amanat) pengarang
13
kepada pembaca. Jadi, tema dalam novel adalah suatu gagasan sentral yang
menjadi dasar tolak penyusunan karangan dan sekaligus menjadi sasaran dari
disimpulkan bahwa tema adalah gagasan pokok yang mendasari sebuah cerita.
Tokoh dan penokohan merupakan salah satu unsur penting dalam prosa.
Istilah “tokoh” digunakan untuk menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita,
menjalin suatu cerita. Tokoh sebagai pelaku dalam cerita sangat berkaitan
dengan jalannya cerita, tanpa tokoh cerita itu tidak akan berkembang. Dalam
cerita ada tokoh yang banyak dimunculkan dan ada pula yang jarang
adalah tokoh yang hanya dimunculkan sekali atau beberapa kali dalam cerita
14
(Nurgiyantoro, 2012:176).
c. Alur (Plot)
tahapan peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para
ada didalam cerita terbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam.
Dibawah ini disajikan pendapat Tasrif mengenai tahapan alur menjadi lima
Tahap ini berisi pelukisan dan pengenalan situasi (latar) dan tokoh-tokoh
Tahap ini berisi konflik yang telah dimunculkan pada tahap sebelumnya
semakin berkembang.
Tahap ini berisi konflik atau pertentangan yang terjadi pada tokoh cerita
Tahap ini berisi penyelesaian dari konflik yang sedang terjadi. Berdasarkan
a) Alur maju
runtut ceritanya).
c) Alur campuran
Alur ini berisi peristiwa-peristiwa gabungan dari plot progesif dan regresif. Dari
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa alur adalah struktur rangkaian kejadian
keseluruhan cerita. Rangkaian kejadian yang dihadirkan oleh para pelaku dalam
d. Latar (Setting)
mana disebut latar tempat. Latar cerita yang berhubungan dengan kapan
dikenal latar waktu. Selain itu, latar yang menggambarkan bagaimana suasana
pokok, yaitu:
dalam sebuah karya fiksi, misalnya desa, gunung, kota, hotel, rumah, dan
sebagainya;
dalam sebuah karya fiksi, misalnya tahun, siang, malam, dan jam;
merupakan tempat, waktu dan sosial saat peristiwa itu berlangsung. Latar
tempat mengacu pada tempat terjadinya peristiwa di dalam cerita. Latar waktu
mengacu pada kapan peristiwa dalam cerita itu terjadi, sedangkan latar sosial
digunakan oleh pengarang untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan sebagai
peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.
Ada dua metode dalam pusat pengisahan, yaitu (1) metode orang pertama
pengarangnya, tetapi dapat pula hanya sebagai narator (pencerita), dan (2)
metode orang kedua (dia), yaitu pengarang menceritakan kisah dia atau
mereka. Dalam hal ini, pengarang menjadi seseorang yang serba tahu.
Kedudukan pengarang dapat sebagai tokoh utama akan tetapi dapat pula
melainkan juga dapat memberikan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia pada
pembaca bersifat positif dan mengajarkan suatu hal yang dikenal dengan istilah
moral.
18
pengertian moral secara umum, yaitu menyangkut nilai baik buruk yang
dalam karya sastra biasanya dimaksudkan sebagai petunjuk dan saran yang
bersifat praktis bagi pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini,
dimaksudkan sebagai suatu saran atau ajaran moral yang bersifat praktis dan
dapat diambil atau ditafsirkan lewat cerita. Moral dalam cerita merupakan
respon atau mengikut pandangan pengarang. Ajaran moral yang dapat diterima
dan hak manusia. Pesan moral sastra lebih mendasarkan pada kodrati manusia
19
yang hakiki, bukan pada aturan yang dibuat, ditentukan, dan dihakimi manusia
Untuk menemukan nilai moral yang terdapat dalam karya sastra bukan
terhadap karya sastra itu sendiri. Hal itu dikarenakan moral yang terdapat
dalam karya sastra tidak secara langsung digambarkan oleh pengarang. Dengan
terdapat pada sebuah karya sastra, termasuk nilai moral. Nilai-nilai moral atau
pesan moral yang terkandung dalam karya satra ini dapat memberikan dampak
tentunya banyak sekali jenis dan wujudnya. Sebuah karya fiksi yang panjang
pasti terdapat lebih dari satu pesan moral. Jenis moral dalam karya sastra
sangat bervariasi dan tidak terbatas jumlahnya baik itu mengenai persoalan
hidup maupun persoalan yang menyangkut harkat dan martabat manusia yang
dapat diangkat sebagai ajaran moral dalam karya sastra. Persoalan hidup
diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam lingkup sosial
sikap sadar, kasih sayang, intropeksi diri, sikap bijak, rela berkorban, pantang
melakukan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya. Hal itu dilakukan sebagai
Nya.
kasih antara orang tua terhadap anak, anak terhadap orang tua, kakak terhadap
(2012:324) dapat berupa eksistensi diri, harga diri, rasa percaya diri, dan lain-
lain yang lebih bersifat melibat diri dan kejiwaan seorang individu. Persoalan
21
yang bersifat melibatkan ke dalam diri dan kejiwaan seorang individu dapat
berupa tanggung jawab, bersikap sabar, dan sadar akan perbuatan salah.
buku, papan tulis, kapur, fotografi, side, film, audio, dan video tape.
samping berisi tentang sejarah sastra dan teori sastra, perlu terutama
karya sastra.
berikut ini.
karya yang dibacakan oleh guru, teman, atau rekaman. Siswa dapat
seseorang.
pembelajaran tertentu. Guru harus dapat memilih bahan ajar yang tepat
siswa.
1) Bahasa
Kesesuaian tersebut dapat dilihat dari kosa kata baru, tata bahasa,
2) Psikologi
situasi atau pemecahan masalah yang dihadapi. Oleh karena itu, karya
mewakili tingkat psikologis anak, sehingga anak didik akan lebih mudah
Pada tahapan ini imajinasi anak belum banyak diisi hal-hal nyata,
fantasi dan sangat berminat pada realitas atau apa yang benar-benar terjadi.
Mereka harus berusaha mengetahui dan siap mengikuti dengan teliti fakta-
Pada tahap ini anak-anak tidak lagi hanya berminat pada hal-hal
keputusan moral.
siswa akan tertarik pada karya-karya sastra dengan latar belakang yang
dengan latar belakang budaya menjadi kunci sukses dalam mendidik anak.
sehingga guru dapat memilih materi yang cocok untuk disajikan. Karya
sastra yang dipilih untuk diajarkan hendaknya juga sesuai dengan tahap
karya sastra yang dapat menarik minat siswa dalam kelas itu. Pada latar
belakang kebudayaan siswa, biasanya siswa akan lebih tertarik pada karya-
karya sastra dengan latar belakang budaya yang sudah diketahuinya dan
d. Sumber Belajar
belajar tidak hanya diperoleh dari guru saja, melainkan buku pelajaran
juga dapat sebagai sumber belajar. Pelajaran akan menjadi menarik, mudah
dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil belajar akan lebih bermakna
1) buku-buku referensi
b) buku pelengkap, artinya buku yang menunjang (buku acuan) bahan ajar
estetika, psikologi, materi dan tujuan belajar. Contohnya cerpen, puisi yang
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan objek penelitian, jenis penelitian, fokus penelitian,
data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik
A. Objek Penelitian
Objek penelitian ini difokuskan pada nilai-nilai moral yang terdapat dalam
novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi. Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan yang berupa novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, bukan
B. Jenis Penelitian
yang dideskripsikan merupakan data kualitatif yang berakar pada latar alamiah
2006:20). Penelitian ini hanya mendeskripsikan nilai moral dalam novel Rantau 1
kelas XI SMA.
C. Fokus Penelitian
ini difokuskan pada kajian nilai moral pada novel Rantau 1 Muara
29
30
karya Ahmad Fuadi, yaitu hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
berupa fakta dan angka (Arikunto, 2006: 95). Data-data yang digunakan pada
penelitian ini adalah kutipan langsung maupun tidak langsung yang berupa
percakapan dan narasi dari teks novel tersebut. Selain itu, data tambahan
penelitian.
Dalam penelitian ini, sumber data utama (primer) diperoleh dari objek
penelitian, yakni novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi memiliki tebal ix +
407 halaman dengan ukuran 19,5 cm, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama
tahun 2013.
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik studi
penulis membaca seluruh teks novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi secara
teliti. Pengumpulan data dalam penelitian ini juga menggunakan teknik observasi
dengan bertumpu pada teori struktural dan ekstrinsik sastra terutama pada nilai
F. Instrumen Penelitian
yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih
32
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap serta sistematis
peneliti, kertas pencatat data, dan alat tulisnya. Kertas pencatat data dipergunakan
untuk mencatat data hasil dari pembacaan novel. Kartu data ini berisi kata-kata
teknik contect analysis atau metode analisis isi. Metode analisis isi adalah sebuah
strategi penelitian dari pada sekadar sebuah metode analisis teks tunggal (Gazalli,
2009:94). Artinya, penulis membahas dan mengkaji novel Rantau 1 Muara karya
1. Mencatat data nilai-nilai moral berupa percakapan dan narasi yang terdapat
dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, yaitu hubungan mnusia
2. Menafsirkan data nilai-nilai moral berupa percakapan dan narasi yang terdapat
dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, yaitu hubungan manusia
dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar secara pragmatis
dan semantik.
Contoh penerapan teknik analisis isi secara pragmatis sebagai berikut ini.
“Nan pantiang, bantu saja ambo jo doa agar terus di jalan lurus,” kataku.
(R1M:175)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Alif meminta doa agar dia
Contoh penerapan teknik analisis isi secara semantik sebagai berikut ini.
“Pagi besoknya aku raih tangan Amak lalu aku cium dan letakkan di
kening. “Mohon doa Amak selalu agar sukses di rantau urang.” Tangan
Amak mengusap kepalaku seperti dulu, dan belaian tangan itu sudah
cukup membuat aku tenang. Doa Amak aku bayangkan sedang terbang
melesat melintas langit dan diikuti doa Safya dan Laily. Aku yakin, doa
mereka adalah kombinasi doa terbaok dan termujarab.” (R1M:175)
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Alif adalah anak yang
berbakti kepada orang tua. Sebelum dia pergi untuk bekerja di rantau orang, dia
selalu meminta doa kepada ibunya dan mencium tangan ibunya. Ibu Alif juga
sosok orang tua yang sayang kepada anaknya. Terlihat bahwa sebelum Alif
3. Menganalisis data yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad
menyajikan hasil analisis data adalah teknik penyajian informal. Teknik penyajian
penyajian hasil analisis data yang berupa unsur intrinsik (tema, tokoh, latar, alur,
dan sudut pandang), nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan, nilai moral
hubungan manusia dengan manusia, nilai moral hubungan manusia dengan diri
sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar, serta kesesuaian nilai moral
Bab ini berisi dua subbab, yaitu penyajian data dan pembahasan data hasil
penelitian yang terdiri dari unsur intrinsik, nilai moral dan kesesuaian sebagai
A. Penyajian Data
data-data tentang unsur intrisik dan nilai moral sastra yang berupa kutipan-
kutipan langsung dari objek penelitian. Berikut data yang diambil dari
penelitian.
Tabel 1
Unsur Intrinsik Novel Rantau 1 Muara
35
36
2. Wujud nilai moral dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
Data hasil penelitian novel Rantau 1 Muara disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 2
Pengelompokan Wujud Nilai Moral
3. Kesesuaian nilai moral sastra novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
lainnya. Belajar sastra atau novel berkaitan dengan strategi mengajar dan
strategi belajar.
a. Tujuan pembelajaran
sastra. Pada hal ini bahan pembelajaran yang akan diajarkan dengan kegiatan
b. Bahan Pembelajaran
melatih peserta didik menemukan dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai
moral yang terdapat dalam novel tersebut. Kriteria novel Rantau 1 Muara
karya Ahmad Fuadi sebagai bahan pembelajaran bahasa dan sastra di SMA
1) Segi bahasa
kata dari bahasa Asing yang mudah dipahami oleh para siswa.
2) Segi psikologi SMA adalah jenjang pendidikan atas yang tahap generalisasi
(umur 16 tahun dan selanjutnya). Novel Rantau 1 Muara ini sudah sesuai
apabila diberikan untuk anak pada tahap ini anak sudah tidak hanya berminat
38
pada hal-hal praktis saja, tetapi juga berminat untuk menemukan konsep-
Latar belakang budaya yang ada dalam novel Rantau 1 Muara karya
Tabel 3
Data Aspek-Aspek Bahan Pembelajaran
c. Sumber belajar
B. Pembahasan Data
Dalam tema terdapat suatu unsur yang membangun yakni masalah. Novel
Alif Fikri adalah seorang pekerja keras. Dia mempunyai impian untuk
belajar di Amerika. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan berikut ini.
Bandung. Menjadi seorang Jurnalis nerupakan salah satu dari cita-citanaya. Dia
selalu berjuang untuk meraih apa yang dia impikan. Hari-harinya selalu dia
berlatih tanpa henti. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
meraih apa yang dia impikan. Mulai dari berkeinginan untuk belajar ke
2) Masalah Sosial
lain yang menjadi objek penceritaan tema. Masalah perjuangan hidup untuk
meraih impian seorang pemuda yang harus tersendat karena krisis moneter
yang melanda Negara. Pekerjaan yang sebelumnya telah dia tekuni yaitu
menjadi seorang penulis yang bermutu di koran Suara Bandung, dan hasil dari
menulis itu bisa untuk menghidupinya, kini harus terhenti sementara waktu
sampai waktu yang tidak ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
berhenti menjadi penulis teratur yang bermutu di koran Suara Bandung. Hal itu
3) Masalah Keluarga
terhadap keluarganya. Separuh dari gaji yang dia dapatkan, dia kirim untuk
Amaknya yang berada di kampung. Uang itu digunakan untuk biaya sekolah
adik-adiknya dan juga untuk menyicil hutang Amaknya. Hal tersebut dapat
dalam novel Rantau 1 Muara saling berhubungan dan membentuk sebuah tema
sehingga tema tersebut bernilai estetik. Tema ini secara tidak langsung
1) Tokoh utama
Tokoh utama adalah tokoh yang berhubungan dengan setiap peristiwa dan
hal tersebut, di dalam novel Rantau 1 Muara ini tokoh utamanya adalah Alif.
Tokoh ini sering dimunculkan oleh pengarang dalam tiap bab dan tokoh ini
dan waktu-waktu yang dihabiskan dengan kerja keras. Hal ini dapat dilihat
Selain itu, Alif juga mempunyai semangat yang luar biasa. Semangat
untuk meraih segala impian dan cita-citanya. Dia dapat membuktikan bahwa
apa yang dia impikan selalu tercapai. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Ada rasa bangga menjalar dari dasar hatiku. Apa yang aku impikan
akhirnya selalu tercapai.”
(R1T:3)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Alif adalah seorang yang
pekerja keras. Walaupun dia seorang anak kampung, tetapi dia mempunyai
semangat dan kepandaian yang luar biasa. Dia dapat membuktikan bahwa
dirinya bisa sukses membiayai hidup dan kuliah sendiri dan apa yang dia
2) Tokoh tambahan
Tokoh tambahan dalam novel ini, lebih banyak dibanding dengan tokoh
a) Randai
Randai adalah sahabat Alif. Mereka selalu bersaing, berlomba untuk saling
setiap pertemuan mereka seperti dua orang yang sedang berada dalam pacuan
mengolok, berebut untuk menjadi yang terbaik diantara mereka. Bagi Alif,
Randai adalah kawan, sekaligus lawan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
sahabat sekaligus lawan bagi Alif. Lawan untuk bersaing dan berlomba untuk
b) Pasus
Pasus, manusia kurus yang ia temukan ketika masa magang menjadi kuli
tinta. Teman se’doktor’ alias mondok di kantor akibat tidak adanya kosan layak
yang sesuai dengan kantong mereka. Sahabat yang nyentrik, lucu, pecinta dangdut
dan rock, lahir di Medan sehingga logat bataknya masih terasa dan tidak pernah
telah dipilihnya untuk mencapai tujuan. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Kasian deh kita, gajian segitu-gitu aja. Little-little to me, salary not
up up,” senandung Pasus dengan irama lagu Ike Nurjanah berjudul
“Terlena”
(R1T:77)
seperjuangan Alif ketika magang sebagai wartawan dan dia sahabat yang lucu
c) Dinara
Dinara, seperti takdir dia muncul dalam kehidupan Alif. Teman dari
partner terbaik Alif selama mereka masih di ‘Derap’ Jakarta dan ‘ABN’
kalau mereka berada dalam dua dunia yang berbeda, terbukti tidak bersalah
setelah mereka terjebak dalam piket jaga malam di kantor. Alif menemukan
keberanian baginya untuk menemukan pelabuhan hatinya. Hal itu dapat dilihat
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa Dinara adalah teman dari
seorang teman yang berkarya sama seperti Alif. Dan akhirnya Dia dijadikan
d) Garuda
Seorang pekerja keras mencintai keju akibat dendam masa kecilnya, suka
membantu, suka berbagi dan yang menjadikan dirinya sebagai kakak yang
tidak pernah Alif milki. Dengan profesinya sebagai TKI dia telah melewati
banyak negara dan benua, dan dengan itu pula banyak kearifan hidup.
yang telah dia rencanakan bertahun-tahun. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Hidup saya di atas roda hampir 24 jam tiap hari, Lif. Demi tabungan
saya pulang nanti,” katanya. Energi kerja Mas Garuda membikin aku
geleng-geleng. Hampir tidak ada istirahat dan libur. Seperti kerja
rodi.”
(R1T:214)
c. Alur
cerita. Dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi terdapat berbagai
menghadiahkan daster macan kepada Ibu kos (Ibu Odah) yang telah berbaik
hati tidak menyewakan kamar untuk penghuni lain selama Alif berada di
Kanada. Namun semua euforia itu musnah seketika saat ada surat peringatan
dari kampus tempatnya berkuliah (Unpad) untuk segera mendaftar ulang dan
peringatan dari Ibu kos untuk segera membayar uang kos. Hal itu dapat dilihat
kegiatan yang populer di kalangan mahasiswa yang baru di wisuda. Alif Fikri
Unicef, ataupun media asing. Saat itu, dia lulus pada waktu krisis moneter.
Alif pun juga harus berhenti menulis kolom tetap di Suara Bandung
akibat krismon. Puncaknya, Alif menarik tunai di ATM dari kartu kredit yang
pemegang kartu kredit. Alif terjajah oleh utang. Hal itu dapat dilihat pada
tidak akan bisa memuat tulisan dari penulis luar lagi. Karena itu,
kontrakmu menulis teratur untuk sementara kami tangguhkan. Sekali
lagi, untuk sementara aja, sampai situasi kembali normal.” (R1T:17)
Pada peristiwa ini, setelah Alif sempat diterima dan kemudian tidak jadi
Irian Jaya, meliput korban kerusuhan 1998 dan akhirnya menjadi journalist of
the week.
Di sini Alif pun segera bergelar Doktor bersama Pasus Warta, sahabat
karibnya di “Derap” karena sering mondok di kantor (Doktor). Niat hati ingin
“Kau ini tidak mengerti, kau sudah jadi doktor. Kependekan dari
“mondok di kantor”. Kau doctor kedua setelah aku,” katanya
mengakak keras lagi.
(R1T:69)
Ini merupakan dunia Alif dulu ketika dia berada di Pondok Madani. Tidur
hanya berkalang sajadah dan sarung. Tidak dinyana, Alif merantau di Jakarta
Tak disangka, piket Sabtu sore mempertemukan Alif Fikri dengan Dinara
Larasati. Hubungan mereka yang semula biasa saja akhirnya ‘mencair’ juga.
Mulai dari ngobrol mengenai makna hidup, sekolah, dan TOEFL. Akhirnya,
Pernah suatu kali Alif dan Dinara mendapat tugas meliput Pramoedya
mereka ngobrol ngalur-ngidul mulai dari cita-cita Alif untuk kuliah di Amerika,
keluarga bagi Dinara, dan cara menjadi manusia terbaik versi Alif. Konyolnya,
karena keasyikan ngobrol, mereka sampai stasiun Bogor, padahal mereka harus
of Media and Public Affair George Washington University. Hal tersebut dapat
Alif dengan sepenuh hati dan raga, lambat laun akan sampai. Inilah impian Alif
perantauan. Suatu masa akan kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal.
Muara segala muara. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Rantau 1 Muara tergolong alur yang progresif (alur maju). Hal ini terbukti
dari awal sampai akhir yaitu dari pengenalan, pemunculan masalah, konflik
beruntut dan terdapat peningkatan emosi tokoh dalam tiap tahapan alur. Selain
kelanjutan ceritanya. Hal itu dapat dilihat pada saat Alif merasa ragu ketika dia
kembali ke tanah air. Pembaca akan mengira bahwa Alif akan tetap tinggal di
Amerika atau Di London, tetapi ternyata tidak, dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Aku kuakkan syal batik peninggalan Mas Garuda yang dari tadi aku
genggam. Aku peluk bahu Dinara erat-erat. Aku bisikkan,”Terima
kasih sudah menjadi kawan merengkuh dayung yang tangguh.”
(R1T:395)
disiram sinar matahari. Menara impiannya telah dia pagut, saatnya sekarang
d. Latar
Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad fuadi memiliki tiga latar, yaitu
1) Latar tempat
York City.
Banyak latar tempat yang terdapat pada novel Rantau 1 Muara. Namun,
tidak semua latar tempat penulis sebutkan satu persatu. Peristiwa dalam novel
tokoh cerita.
a) Bandung
b) Washington DC
York City merupakan tempat di mana Alif beradu nasib, mencari tujuan
2) Latar waktu
terjadi jika dilepaskan dari perjalanan waktu, yang dapat berupa jam, hari,
tanggal dan sebagainya yang mendukung jalannya cerita. Latar waktu dalam
novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi terdapat pada pagi hari. Hal itu
“Pagi itu aku ikut duduk di depan TV bersama Ibu Kos yang tidak
henti-hentinya ngemil kacang.”
(R1T:21)
“Sore itu aku merasa terhina karena membiarkan diriku terancam secara
psikologis dan fisik oleh tamu-tamu tak diundang ini.” (R1T:37)
“Dua minggu kemudian, walau rasanya mata sudah perih, tapi aku
susah memicingkan mata malam ini.”
(R1T:171)
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa latar waktu yang terjadi
3) Latar sosial
Latar sosial dalm novel Rantau 1 Muara yaitu pandangan hidup Alif
tentang perjuangan, dan pencarian tujuan hidup. Dengan mantra terakhir yang
dibawa dari Pondok Madani man saara darbi washala, siapa yang berjalan
persimpangan di jalan yang ditempuhnya mencapai tujuan. Hal itu dapat dilihat
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Alif harus berhenti menjadi
penulis teratur yang bermutu di koran Suara Bandung. Hal itu di karenakan
kondisi Negara yang sedang mengalami krisis moneter dan berdampak pada
kantor redaksi yang harus mengurangi kertas untuk penerbitkan sebuah koran.
53
Alif ingat dengan pesan Kiai Rais waktu dia tinggal di Pondok Madani,
untuk mencapai tujuan hidup harus berusaha dan konsisten dengan apa yang
ingin dicapai.
e. Sudut pandang
pandang pesona pertama adalah sudut pandang yang bersifat internal dan
maha tahu bagi diri sendiri dan tidak terhadap orang (tokoh) lain yang terlibat
dalam cerita. Kutipan berikut adalah contoh yang terdapat di dalam novel
pendang pesona pertama. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Muara karya Ahmad Fuadi ini menggunakan sudut pandang orang pertama
utama.
antarunsur pembangun sastra pada novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi.
54
Dari tema, tokoh, alur, latar, dan sudut pandang ada jalinan yang erat atau
Rantau 1 Muara.
Tema adalah ide pokok atau gagasan utama yang hendak disampaikan
menciptakan cerita yang terdiri dari berbagai peristiwa yang terjalin dalam
Tema cerita ada yang diwujudkan pada akhir cerita sebagai penegasan
atau kesimpulan cerita. Misalnya, novel Rantau 1 Muara peristiwa dimulai dari
kepulangan Alif dari Kanada untuk studi di sana, kemudian Alif harus berusaha
perantauan. Suatu masa akan kembali ke akar, ke yang satu, ke yang awal.
Muara segala muara. Tema novel Rantau 1 Muara sangat baik dan menarik,
Jadi, tema dan alur mempunyai hubungan erat, karena alur dapat
Tema tersebut akan sampai kepada pembaca, jika tokoh yang ditugasi
pengarang untuk menyampaikan tema sesuai dengan situasi dan kondisi tokoh
tokoh lainnya. Hal ini dilihat dari semangat pengarang untuk meraih apa yang
dia impikan dan cita-citakan. Segala perjuangan dia lakukan demi impiannya
itu. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa antara tema dengan
tokoh dalam novel Rantau 1 Muara memiliki hubungan yang erat, yaitu saling
dilatarbelakangi oleh latar tempat, waktu, dan sosial. Ketiga latar tersebut
dapat menambah kelangsungan cerita dalam novel tersebut. Latar tempat ini
disaat dia berjuang untuk meraih impian yaitu di Washington DC dan New
56
York City. Latar waktu novel ini menggambarkan kegiatan-kegiatan Alif dalam
tema dengan baik sehingga dapat dirumuskan tema adalah perjuangan seorang
pemuda untuk meraih mimpi dan cita-citanya. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa antara tema dengan latar cerita mempunyai hubungan yang
Dalam novel Rantau 1 Muara hubungan antara alur dengan tokoh ini
dapat dilihat secara jelas. Kisah-kisah dalam novel Rantau 1 Muara mengalir
dalam alur sederhana. Akan tetapi, dibalik alur yang sederhana ada hikmah dan
bagaimana perjuangan Alif dalam berjuang meraih impian. Dia tidak pernah
putus asa dengan segala sesuatu yang menghalangi dia untuk terus melangkah
tokoh mempunyai hubungan erat. Alur cerita dalam novel Rantau 1 Muara
sebaliknya, dengan adanya tokoh alur cerita itu menjadi berkembang. Oleh
57
karena itu, hubungan antara alur dengan tokoh mempunyai hubungan yang erat
menceritakan suatu kejadian yang terjadi dalam suatu latar, yaitu latar tempat,
waktu, dan sosial. Latar tempat, waktu, dan sosial akan menjadi sebuah
rangkaian cerita yang membentuk suatu alur. Dalam novel Rantau 1 Muara
hidupnya.
Cerita ini dimulai dari Alif yang telah lulus dengan menyadang CV
yang baik akibat segudang pengalaman, harus tercekik dalam jeratan krisis
jalan di kantor berita impiannya, sebuah jalan yang harus ia tempuh untuk
berpengaruh di negara ini, dibimbing oleh Mas Aji dan Mas Malaka, Alif,
Pasus, Dinara dan rekan-rekan lainnya belajar dan bekerja untuk menghasilkan
karya yang layak. Dengan latar belakang berupa tantangan dari sahabatnya
Sukses dengan beasiswa, Alif mulai mencari tujuan berlabuh hatinya, seorang
yang sudah lama menghantuinya sejak pertemuan mereka yang kedua kalinya.
labuhi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alur cerita dengan latar
tempat dan waktu. Begitupun dengan latar sosial yang terdapat dalam novel ini
Tempat, waktu, dan keadaan sosial tersebut berpengaruh pula terhadap tokoh
dan penokohan.
luar biasa. Semangat di mana mereka harus berjuang untuk meraih cita-cita.
Hal tersebut membuat Alif semakin menggebu-gebu untuk terus berjuang. Dia
tidak pernah putus asa dengan segala sesuatu yang menghalangi dia untuk terus
Muara, latar dalam cerita mempunyai hubungan dengan tokoh dan penokohan.
yang terjalin sangat erat dan bernilai estetik. Hal itu dapat dilihat pada salah
satu unsur yang paling menonjol dalam novel Rantau 1 Muara ini yaitu tema.
Tema novel ini adalah perjuangan Alif untuk meraih impian dan cita-cita. Tema
mengambil hikmah dari pesan-pesan moral dari sikap dan perbuatan tokoh-
2. Wujud nilai moral yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya
Ahmad Fuadi
Wujud nilai moral yang terdapat pada novel Rantau 1 Muara antara
lain: (1) nilai moral hubungan manusia dengan dengan Tuhan, (2) wujud nilai
moral hubungan manusia dengan manusia, (3) wujud nilai moral hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, dan (4) wujud nilai moral hubungan manusia
Wujud nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan pada novel Rantau
1 Muara karya Ahmad Fuadi adalah hubungan tokoh-tokoh dalam novel ini
dengan Tuhan, wujud nilai moral yang meliputi beribadah, berdoa, bersyukur,
1) Beribadah
Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Ibadah adalah perbuatan bakti kepada
dunia akhirat.
Ibadah yang dilakukan oleh tokoh dalam novel Rantau 1 Muara karya
Ahmad Fuadi adalah ketika Alif mengambil air wudu untuk melaksanakan
kegiatan ibadah tertunda dan ditinggalkan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa wujud nilai moral seperti
bahwa dalam keadaan apapun kita sebagai makhluk ciptaan Tuhan, maka harus
kepercayaan yang dianut. Beribadah merupakan bakti kita terhadap Tuhan agar
2) Berdoa
Berdoa yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
Doa yang dilakukan tokoh dalam novel untuk memohon pertolongan atau
meminta suatu yang baik kepada Allah Swt. berupa riski dan keteguhan iman.
Berdoa yang dilakukan Alif ketika dia ingin sekali mendapatkan beasiswa
S-2 dari kampus ternama di Amerika. Segala usaha dia lakukan. Alif yakin
bahwa setiap usaha akan dibalas-Nya dengan balasan yang sebaik-baiknya. Hal
“Tuhan ini Maha Melihat, siapa yang paling bekerja keras. Dan Dia
adalah sebaik-baiknya penilai. Tidak akan pernah dia menyia-nyiakan
usaha manusia. Aku percaya setiap usaha akan dibalas-Nya dengan
balasan sebaik-baiknya.
(R1T:154)
adalah manusia yang sedang menghadapi sebuah masalah, ia tidak lupa untuk
62
3) Bersyukur
Fuadi adalah ucapan terima kasih kepada Allah Swt. Perbuatan yang dilakukan
oleh tokoh dalam novel ini merupakan wujud perilaku tokoh untuk
wajib dilakukan manusia sebagai makhluk yang beragama, agar kita tidak lupa
akan sebuah karunia, rahmat, nikmat, dan keselamatan yang telah diberikan.
Pasus mengajak Alif untuk bersyukur atas apa yang diraihnya saat ini. Yaitu
menjadi seorang wartawan di Derap. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
“Bersyukur dong. Kita orang yang terpilih dan beruntung bisa kerja
di Derap. Jurnalistik yang berpihak yang berpihak kepada keadilan,
kepada yang dikalahkan kekuasaan yang jumawa. Ini perjuangan,
Kawan. Itu kalau memang niat kau mau jadi wartawan.” (R1T:108)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan nilai moral bersyukur adalah segala
kebaikan yang telah kita dapatkan, tidak semestinya kita lupa untuk bersyukur
sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Sang Pencipta atas segala kebaikan
4) Mohon ampun
ampun atas dosa-dosa yang telah dilakukannya dan tidak ada seorang pun yang
luput dari dosa dan kesalahan. Selain berdoa untuk meminta sebuah harapan,
63
manusia dianjurkan untuk memohon ampun kepada Tuhan atas segala dosa dan
Permohonan ampun yang dilakukan Alif yaitu ketika Alif mendapat tugas
dari kantor untuk menghitung mayat korban kerusuhan dan harus melihat agar
bisa mendeskripsikan kondisi mayat. Dia pun merasa kaget ketika melihat
mencelat ke luar seperti nanar menatapnya. Kemudian dia beristigfar. Hal itu
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa nilai moral memohon ampun
adalah kesadaran akan kesalahan atau kelalaian yang telah dilakukan baik
manusia dengan Tuhan, bahwa kita sebagai manusia dan sebagai makhluk
dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi adalah hubungan antara
64
tokoh yang satu dengan tokoh-tokoh lainnya meliputi sikap tolong menolong,
berbakti kepada orang tua, keakraban, memuji (menyanjung orang lain), dan
menasihati.
1) Sikap tolong-menolong
menceritakan tentang pertemuan Alif dengan Mas Garuda di Washington DC. Mas
Garuda adalah seorang transmigran dari Indonesia. Setelah mereka berkenalan dan
banyak mengobrol, Alif pun segera menceritakan kepada Mas Garuda bahwa
dirinya sedang mencari apartemen untuk tinggal selama dia berada di Washington
DC untuk melanjutkan S-2nya. Tanpa berfikir panjang, Mas Garuda pun langsung
sampai dia menemukan apartemen. Alif pun menerima tawaran tersebut. Hal itu
“Tinggal saja bersama saya dulu. Sambil kamu mencari tempat. Asal
mau tidur di tempat tidur serep. Mau lebih sebulan juga gak apa-apa,”
katanya enteng dengan senyum lebar.”
(R1T:203)
dalam menghadapi situasi seperti itu diharapkan mampu membantu apa saja
yang bisa dilakukan. Sikap menolong dapat meringankan pekerjaan orang lain
atau membantu orang lain dalam musibah sebagai bentuk kepedulian manusia
membantu sesama.
65
Anak sudah seharusnya berbakti kepada orang tuanya. Orang tuanya telah
mempunyai akal dan pikiran. Berbakti kepada orang tua dapat diwujudkan
dalam berbagai macam bentuk, salah satunya dengan berbuat baik kepada
orang tuanya. Berbakti kepada orang tua adalah kewajiban bagi anak, bukan
hanya anak meminta hak-haknya, melainkan juga anak juga harus selalu taat
Sikap berbakti kepada orang tua yang ditunjukkan Alif yaitu ketika dia
pulang ke kampung halamannya dengan tujuan untuk meminta doa restu untuk
belajar S-2 di Washington DC. Alif perlu waktu 1 jam untuk memberikan
penjelasan dan alasan-alasan merantau jauh ke Amerika Serikat. Hal itu dapat
“Pagi besoknya aku raih tangan Amak lalu aku cium dan letakkan di
kening. “Mohon doa restu Amak selalu agar sukses di rantau urang.”
Tangan Amak mengusap kepalaku seperti dulu, dan belaian tangan itu
sudah cukup membuat aku tenang. Doa Amak aku bayangkan sedang
terbang melesat melintas langit dan diikuti doa Safya dan Laily. Aku
yakin, doa mereka adalah kombinasi doa terbaik dan termujarab.”
(R1T:175)
Nilai moral yang diajarkan pada uraian di atas adalah kesadaran anak
untuk selalu meminta doa restu orang tua. Hal ini jarang dijumpai di dalam
masa sekarang ini. Anak-anak pada masa sekarang ini cenderung acuh tak acuh
terhadap kewajibannya berbakti kepada orang tua. Sikap berbakti yang terdapat
dalam novel Rantau 1 Muara ini dapat dijadikan teladan bagi pembaca untuk
3) Keakraban
dengan Belle dan Sapta yaitu teman satu profesi dengannya, tetapi berbeda
kantor karena Belle dan Sapta adalah jurnalis Luar Negeri. Suatu hari Alif
ditelepon Belle untuk mengobrol santai dengannya. Hal itu dapat dilihat pada
“Yuk, kita luaskan pergaulan. Penasaran juga aku apa sih yang
dibicarakan wartawan-wartawan bule ini. Dan siapa tahu kau dapat
jodoh bule,” ajakku.
(R1T:101)
Dari uraian di atas nilai moral yang diajarkan adalah keakraban atau
kedekatan kita dengan manusia yang lain hendaklah saling menjaga. Jangan
sampai hubungan yang awalnya baik menjadi berubah akibat kedekatan kita
yang tidak terkontrol. Nilai moral keakraban ini dapat dijadikan contoh dalam
kehidupan sehari-hari
maksud mengagumi hasil karya orang lain atau mengagumi apa yang telah
Mas Aji yang mengakui dan memuji keberhasilan Alif saat melaksanakan
tugas untuk mewawancarai Jendral Broto. Sikap yang dilakukan Mas Aji ini
termasuk sikap memuji orang lain karena kehebatannya. Hal itu dapat dilihat
Dari uraian di atas dapat disimpulkan nilai moral yang diajarkan dalam hal
ini adalah sikap yang mau mengakui kelebihan orang lain, tanpa harus mencari
kejelekan dari orang lain. Nilai moral yang terdapat dalam novel Rantau 1
Muara dilakukan oleh Mas Aji adalah sikap mengakui dan mengagumi
5) Menasihati
nasihat yang dilakukan oleh orang yang lebih tua kepada orang yang lebih
nantinya orang yang lebih muda itu dapat mencapai suatu yang diinginkannya.
Pemberian nasihat ini dilakukan oleh tokoh Ustad fariz menasehati Alif ketika
Alif merasa kehilangan Mas garuda. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di
bawah ini.
nasihat orang tua kepada anaknya, paman dan bibi kepada kemenakan dan
manusia dengan manusia, bahwa kita hendaknya selalu berbuat baik kepada
Wujud nilai moral konteks hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang
terdapat pada novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi adalah hubungan
tokoh dalam novel terhadap dirinya sendiri yang meliputi sikap niat baik,
1) Niat baik
Niat baik yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara adalah sikap yang
mempunyai maksud atau keinginan kuat di dalam hati untuk melakukan suatu
kebaikan kepada orang lain. Niat berasal dari hati dan semua perbuatan yang
hendak dilakukan berasal dari hati. Niat baik mempunyai tiga aspek yaitu
diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan dilakukan dengan amal
perbuatan.
Dinara berniat baik akan membantu Alif untuk latihan TOEFL. Karena
Dinara merasa dirinya telah menguasai bahasa Inggris, maka tidak ada
salahnya dia membantu Alif. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa niat baik yang terdapat
pada novel Rantau 1 Muara adalah tindakan seperti yang dilakukan oleh
2) Ramah
Ramah berarti baik hati yang merupakan perwujudan sikap sopan terhadap
orang lain. Sikap ramah yang terdapat dalam novel ini adalah sikap ramah
yang ditunjukkan setiap tokoh. Sikap ramah itu dilakukan oleh Dinara waktu
pertama kali bertemu dengan Alif di kantor. Dinara merupakan jurnalis baru di
kantor “Derap”. Saat pertemuan itu Alif berusaha menyapa Dinara. Tanpa
disangka ternyata Dinara membalas sapaan Alif dengan penuh ramah. Hal ini
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sikap ramah dalam novel Rantau 1
Muara adalah wujud menghormati dan menghargai orang lain sebagai wujud
3) Sabar
Sikap sabar yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara adalah sikap sabar
yang dimiliki oleh setiap tokoh. Banyak makna sabar yang dapat diwujudkan
ke dalam beberapa sikap, seperti sikap sabar yang dilakukan oleh Alif ketika
dia menunggu Jendral Broto yang sedang rapat Negara untuk meminta
menentukan nasib Alif di “Derap”. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah
ini.
Muara adalah sikap sabar yang ditunjukkan Alif dalam menjalankan tugas
mendapatkan hasil kerja yang memuaskan. Nilai moral ini dapat dijadikan
4) Kasih Sayang
Kasih sayang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
adalah ungkapan perasaan sayang kepada orang lain. Kasih sayang yang
dilakukan oleh Alif kepada Dinara. Alif merasa bahwa Dinara lah perempuan
yang dia cari selama ini. Perempuan yang akan mendam pinginya. Perempuan
untuk menjadikannya istri. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kasih sayang yang terdapat
dalam novel Rantau 1 Muara adalah kasih sayang seorang laki-laki kepada
hidup. Wujud nilai moral tersebut memberikan contoh bahwa sikap kasih
5) Pantang Menyerah
dalam novel ini adalah sikap yang dimiliki oleh Alif yang berusaha keras
beasiswa S-2, segala sesuatu dia lakukan demi cita-citanya itu. Hal itu dapat
“Mungkin saatnya aku berburu beasiswa lagi. Kali ini untuk gelar S-
2. Mungkin pekerjaan yang aku cintai itu sebetulnya menuntut ilmu.
Mungkin tujuan yang ingin aku tuju itu adalah ilmu, dan jalan yang
aku lalui adalah belajar. Belajar dari buaian sampai liang lahat. Itu
doktrin yang aku dapatkan di pondok Madani.” (R1T:112)
usaha keras yang dilakukan Alif untuk terus berusaha mencoba hingga apa
yang diinginkan tercapai. Sikap pantang menyerah sangat baik untuk dilakukan
dalam hal mencapai sesuatu yang diinginkan. Wujud nilai moral ini dapat
manusia dengan dirinya sendiri, bahwa kita sebagai manusia harus bisa
menjadi seseorang yang mempunyai kepribadian baik dan selalu bisa menjaga
diri sendiri.
72
Wujud nilai moral hubungan manusia dengan alam sekitar dalam novel
manusia terhadap lingkungan sekitarnya. Wujud nilai moral yang terdapat pada
novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi adalah sayang binatang dan memuji
keindahan alam.
1) Sayang Binatang
binatang adalah perpaduan perasaan suka dan cinta terhadap makhluk yang lain
kampungnya. Dia juga sangat mengerti sekali kualitas dan cara mengurus
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rasa sayang binatang dalam
novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi ini adalah rasa kepedulian tokoh
waktu di kampung.
suatu keindahan yang dilihatnya. Dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad
73
diungkapkan oleh tokoh dalam novel terhadap alam di sekitarnya. alif memuji
dilihatnya itu. Hal itu dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
terdapat dalam novel Rantau 1 Muara adalah ungkapan dengan pujian terhadap
keindahan alam yang diungkapkan oleh tokoh Alif dalam memuji keindahan
dengan alam sekitar, bahwa kita sebagai manusia harus mempunyai rasa peduli
terhadap alam dan binatang, karena alam dan binatang juga termasuk makhluk
ciptaan Tuhan. Kita diberi tugas untuk selalu menjaga dan melestraikannya.
74
3. Kesesuaian Nilai Moral dalam Novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
sebagai Bahan Pembelajaran di kelas XI SMA
antara pendidik dan peserta didik dalam suatu pembelajaran untuk mencapai
sastra dan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal (imajinasi), serta
yang terdapat dalam karya sastra meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik.
Pembelajaran sastra ini difokuskan pada nilai moral dalam novel Rantau 1
Muara karya Ahmad Fuadi, tetapi terlebih dahulu membahas unsur intrinsik
a. Tujuan Pembelajaran
1) Standar kompetensi
ini sesuai dengan standar kompetensi yakni novel Indonesia yang berjudul
2) Kompetensi dasar
Hal itu sesuai dengan yang diteliti oleh penulis yaitu menganalisis unsur
intrinsik dalam novel Rantau 1 Muara yang meliputi tema, tokoh, alur, latar,
dan sudut pandang. Kemudian nilai moral yang penulis analisis, juga
merupakan unsur ekstrinsik pada novel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil
kelas XI SMA.
3) Indikator
indikator yang ingin dicapai dari standar kompetensi dan kompetensi dasar,
pembelajaran sastra dengan materi novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
melatih peserta didik menemukan dan menganalisis unsur intrinsik dan nilai
76
moral yang terdapat dalam novel tersebut. Selain itu, sesuai dengan indikator
yang ingin dicapai dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik dalam
menemukan unsur intrinsik dan nilai moral yang ada dalam novel serta
Contoh nilai moral yang dapat dijadikan sebagai teladan bagi peserta didik
sebagai berikut.
“Pagi besoknya aku raih tangan Amak lalu aku cium dan letakkan di
kening. “Mohon doa restu Amak selalu agar sukses di rantau
urang.” Tangan Amak mengusap kepalaku seperti dulu, dan belaian
tangan itu sudah cukup membuat aku tenang. Doa Amak aku
bayangkan sedang terbang melesat melintas langit dan diikuti doa
Safya dan Laily. Aku yakin, doa mereka adalah kombinasi doa
terbaik dan termujarab.”
(R1T:175)
berbakti kepada orang tua yang harus dilakukan oleh anak karena mereka yang
telah melahirkan dan membesarkan kita. Sesuai dengan kutipan di atas, novel
Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi sesuai dengan indikator yang akan
pembelajaran sastra di kelas XI SMA dapat dilihat dari segi yaitu segi bahasa,
1) Segi Bahasa
menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa. Dari segi bahasa,
sederhana sehingga mudah dipahami oleh peserta didik, hanya saja dalam
kata-kata bahasa Inggris dalam novel Rantau 1 Muara itu selanjutnya diartikan
novel tersebut. Hal ini dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
Inggris, tetapi kosakata yang digunakan tersebut dijelaskan oleh pengarang itu
sendiri. Misalnya kata we are not mind readers dalam novel itu diterjemahkan
pengarang itu sendiri melalui dialog tokoh. Pemunculan kosakata baru dalam
kata bahasa Inggris dalam novel Rantau 1 Muara ini menambah keberagaman
bahasa yang berguna untuk menarik para pembaca. Kata-kata tersebut juga
tidak menganggu pembaca dalam memahami isi cerita novel tersebut. Oleh
karena itu, dapat dikatakan bahwa novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
2) Segi Psikologis
prosa melalui novel Rantau 1 Muara sudah dapat diterima kehadirannya pada
novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi, misalnya Alif sebagai tokoh utama
permasalahan dalam cerita tokoh Alif mempunyai sikap yang baik dalam
dalam jeratan krisis moneter yang melanda Indonesia . Setelah hampir berputus
asa ia menemukan jalan di kantor berita impiannya, sebuah jalan yang harus ia
orang-orang berpengaruh di negara ini, dibimbing oleh Mas Aji dan Mas
Malaka, Alif, Pasus, Dinara dan rekan-rekan lainnya belajar dan bekerja untuk
menghasilkan karya yang layak. Dengan latar belakang berupa tantangan dari
Amerika. Sukses dengan beasiswa, Alif mulai mencari tujuan berlabuh hatinya,
seorang yang sudah lama menghantuinya sejak pertemuan mereka yang kedua
mereka labuhi. Hal tersebut dapat dilihat pada kutipan di bawah ini.
setiap permasalahan dalam novel itu sehingga siswa menemukan falsafah yang
dipetik dalam cerita, keberagaman unsur yang terdapat dalam novel dapat
bagi siswa di kelas. Melalui tahap realistik yang dialami siswa, peserta didik
tentang masalah kehidupan seperti yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara
Para siswa akan mudah tertarik pada karya sastra dengan latar belakang yang
erat hubungannya dengan latar belakang yang berasal dari lingkungannya. Seorang
Minanjau, Sumatra Barat. Selain itu, latar belakang cerita dalam novel ini
sejajar dengan latar belakang kehidupan peserta didik yaitu sebagai seorang
kehidupan yang sering terlihat pada umumnya. Novel Rantau 1 Muara karya
Ahmad Fuadi menghadirkan cerita yang di dalamnya terdapat nilai moral yang
Salah satu contohnya ialah perjuangan tokoh Alif dalam mengejar impiannya.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa novel Rantau 1 Muara karya
SMA karena latar belakang budaya novel tersebut berasal dari budaya bangsa
sendiri dan sesuai dengan latar belakang budaya siswa sebagai seorang peserta
didik.
81
c. Sumber Belajar
Pada kegiatan belajar mengajar, sumber belajar tidak hanya diperoleh dari
guru saja. Namun, buku pelajaran juga dapat sebagai sumber belajar. Pelajaran
akan menjadi menarik, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga, dan hasil
Sumber belajar yang dipakai adalah hasil karya sastra (novel), pribadi
guru, dan buku pelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Hasil karya sastra
tersebut adalah novel sastra. Adapun novel yang dianalisis adalah novel
Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi. Buku yang digunakan sebagai sumber
yaitu buku paket Bahasa dan Sastra Indonesia kelas XI karya Muhammad
Rohmadi dan Yuli Kusumawati, dan LKS Bahasa Indonesia kelas XI karya
Bab ini berisi simpulan dan saran. Pada simpulan ini disajikan pokok
A. Simpulan
Muara karya Ahmad Fuadi sebagaimana telah disajikan dalam bab IV, dapat
ditarik kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai
berikut ini.
1. Unsur intrinsik yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
meliputi lima unsur, yaitu (a) tema dalam novel ini adalah perjuangan untuk
menggapai impian dan cita-cita (b) tokoh dalam novel ini dibagi menjadi dua,
yaitu tokoh utama adalah Alif Fikri dan tokoh tambahan adalah Randai, Pasus,
Dinara, dan Garuda, (c) alur yang digunakan dalam novel Rantau 1 Muara
adalah alur maju atau progresif, (d) latar dalam novel ini terdiri dari latar
tempat di antaranya di Bandung, Washington DC, New York, latar waktu yang
digunakan adalah pagi hari, siang hari, dan malam hari yang merupakan
rutinitas Alif sehari-hari, sedangkan latar sosial dalam novel ini melukiskan
pandangan hidup Alif tentang perjuangan dan pencarian tujuan hidup, (d) sudut
82
83
sangat erat.
2. Nilai moral yang terdapat dalam novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
meliputi empat wujud nilai moral yaitu 1) Nilai moral hubungan manusia
dengan diri sendiri meliputi niat baik, ramah, sabar, kasih sayang, dan pantang
sayang binatang dan memuji keindahan alam. Nilai moral dalam novel Rantau
nilai moral tidak secara langsung atau dapat dikatakan pengarang tidak selalu
menceritakan kehidupan yang baik, hal ini bertujuan agar tidak menimbulkan
terkandung dalam karya sastra dapat dijadikan sebagai pendidikan moral bagi
siswa.
kelas XI SMA terletak pada aspek bahasa, psikologi, dan latar belakang
budaya. Dari segi bahasa, bahasa yang digunakan dalam novel Rantau 1
Muara adalah sederhana dan mudah dipahami oleh siswa, dari segi psikologis
84
permasalahan yang ada dalam novel Rantau 1 Muara sesuai dengan usia siswa
kelas XI SMA (tahap realistik), dan dari segi latar belakang budaya, budaya
yang ada dalam novel Rantau 1 Muara berasal dari budaya Indonesia sehingga
Indonesia/terjemahan.
B. Saran
1. Bagi Guru
Pengajar sastra diharapkan, agar novel Rantau 1 Muara karya Ahmad Fuadi
dalam novel Rantau 1 Muara dapat diterapkan oleh siswa didik di dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Siswa
Siswa diharapkan dapat menjadikan nilai moral yang tedapat dalam novel
yang serupa dan mampu menemukan nilai-nilai moral yang lain dalam sebuah
Alwi, Hasan. et al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
86
Pradopo, Rachmat Djoko, 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:
Gama media.
__________. 2007. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Rahmanto, B. 1988. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta:
Duta Wacana University Press.
Sulakso, Joko. 2010. “Nilai Pendidikan Moral Cerita Bersambung Harjuna
Kawiwaha dalam Majalah Joko Lodang Karya Wisnu Sri
Widodo”. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Muhammadiyah
Purworejo, Purworejo.
87
LAMPIRAN
SILABUS
Rantau 1 Muara
Alif merasa berdiri di pucuk dunia. Dia telah mengelilingi separuh dunia,
tulisannya tersebar di banyak media, dan diwisuda dengan nilai terbaik. Dia yakin
Namun Alif lulus di saat yang salah. Akhir 90-an, krisis ekonomi
mencekik Indonesia dan negara bergolak di masa reformasi. Satu per satu, surat
majalah terkenal. Di sana, hatinya tertambat pada seorang gadis yang dulu pernah
dia curigai. Ke mana arah hubungan mereka? Dari Jakarta, terbuka cakrawala
baru. Alif meraih beasiswa ke Washington DC, mendapatkan pekerjaan yang baik
Center, New York, yang menggoyahkan jiwanya. Kenapa orang dekatnya harus
hilang? Alif dipaksa memikirkan ulang misi hidupnya. Dari mana dia bermula dan
ke mana dia akhirnya akan bermuara? Mantra ketiga “man saara ala darbi
adalah seorang Praktisi konversi, novelis dan wartawan dari Indonesia. Novel
pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari
berprestasi. Walaupun tergolong masih baru terbit, novelnya sudah masuk dalam
Gontor Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah
reportasenya di bawah bimbingan para wartawan senior Tempo. Tahun 1998, dia
Yayi, istrinya yang juga wartawan Tempo adalah mimpi masa kecilnya yang
mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitol Hill.
Tahun 2004, jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan
untuk bidang film dokumenter. Kini, penyuka fotografi ini menjadi Direktur