Vous êtes sur la page 1sur 25

MAKALAH SISTEM PENCERNAAN

ASUHAN KEPERAWATAN HEPATITIS

Disusun Oleh :

1. Dede Fitriani 7. Lulu Apriyani


2. Desi Nurlita 8. M. Rizal
3. Desi Ratna Sari 9. Rambi
4. Chandra 10. Neneng Yayu M
5. Indriyani Safitri 11. Yulianawati
6. Irma

STIKES YATSI TANGERANG


Kampus A : Jl . Raya Siliwangi (Jl . Raya pasar kemis)KM.3 Tangerang-Banten.
Telp/fax : 021-59306633 , Email: stikesyatsi@yahoo.co.id
Website : www.stikes-yatsi.ac.id
Kampus B : Rumah Sakit Umum Melati, Jl. Merdeka No. 92 Tangerang Telp:
021-5579996
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa selalu
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HEPATITIS”
yang dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini tak lupa pula kami berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu baik berupa bimbingan, dorongan do’a, serta
kerja sama yang baik dari semua pihak.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Tangerang, 14 Juli 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi dan Fisiologi 4
B. Definisi 5
C. Etiologi 6
D. Manifestasi Klinis 9
E. Patofisiologi 11
F. Pathway 13
G. Pemeriksaan Penunjang 13
H. Penatalaksanaan 14
I. Komplikasi 16
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan 17
B. Diagnosa Keperawatan 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 21
B. Saran 21
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis juga merupakan salah satu penyakit yang mendapatkan
perhatian serius di Indonesia, terlebih dengan jumlah penduduk yang besar
serta kompleksitas yang terkait. Selain itu meningkatnya kasus obesitas,
diabetes melitus, dan hiperlipidemia, membawa konsekuensi bagi komplikasi
hati, salah satunya hepatitis (Wening Sari, 2008).
Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400
juta orang di dunia terinfeksi penyakit hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1
juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit tersebut. Hepatitis menjadi
masalah penting di Indonesia yang merupakan jumlah penduduk keempat
terbesar di dunia (Wening Sari, 2008).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 dalam Anna
(2011) menyebutkan, hingga saat ini sekitar dua miliar orang terinfeksi virus
hepatitis B di seluruh dunia dan 350 juta orang di antaranya berlanjut jadi
infeksi hepatitis B kronis. Diperkirakan, 600.000 orang meninggal dunia per
tahun karena penyakit tersebut. Angka kejadian infeksi hepatitis B kronis di
Indonesia diperkirakan mencapai 5-10 persen dari jumlah penduduk.
Hepatitis B termasuk pembunuh diam-diam karena banyak orang yang tidak
tahu dirinya terinfeksi sehingga terlambat ditangani dan terinfeksi seumur
hidup. Kebanyakan kasus infeksi hepatitis B bisa sembuh dalam waktu enam
bulan, tetapi sekitar 10 persen infeksi bisa berkembang menjadi infeksi
kronis. Infeksi kronis pada hati bisa menyebabkan terjadinya pembentukan
jaringan ikat pada hati sehingga hati berbenjol-benjol dan fungsi hati
terganggu dan dalam jangka panjang penderitanya bisa terkena sirosis serta
kanker hati.
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2007), prevalensi nasional
hepatitis klinis sebesar 0,6 persen. Sebanyak 13 provinsi di Indonesia

1
2

memiliki prevalensi di atas nasional. Kasus penderita hepatitis tertinggi di


provinsi Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Penyakit
hepatitis kronik menduduki urutan kedua berdasarkan penyebab kematian
pada golongan semua umur dari kelompok penyakit menular. “Rata-rata
penderita hepatitis antara umur 15 – 44 tahun untuk di pedesaan. Penyakit
hati ini menduduki urutan pertama sebagai penyebab kematian. Sedangkan di
daerah perkotaan menduduki urutan ketiga,” kata Menteri Kesehatan Endang
Rahayu Sedyaningsih dalam peringatan di RS Dr Sardjito Yogyakarta.
Indonesia telah mengusulkan kepada WHO agar hepatitis menjadi isu dunia
dengan menetapkannya sebagai resolusi World Health Assembly (WHA)
tentang viral hepatitis. Usulan tersebut diterima WHO untuk dibahas dalam
sidang WHA atau majelis kesehatan sedunia ke-63 pada bulan Mei 2010 yang
menetapkan tanggal 28 Juli sebagai harihepatitis sedunia. Menurut data yang
diperoleh dari bagian Rekam Medik RSUD Banyudono Boyolali, pada tahun
2012 angka kejadian pasien dengan penyakit hepatitis tercatat sebanyak 97
kasus. Dengan presentase 65% hepatitis akut dan 35% kronis.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan
masalah sebagai berikut :
a. Apa Definisi Hepatitis ?
b. Apa Etiologi Hepatitis ?
c. Bagaimana Klasifikasi dan penyebab Hepatitis ?
d. Manifestasi Hepatitis ?
e. Bagaimana Patofisiologi Hepatitis ?
f. Bagaimana Pathway Hepatitis ?
g. Bagaimana penatalaksanaan Hepatitis ?
h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis ?
3

C. Tujuan penulisan
a. Untuk Mengetahui Definisi Hepatitis
b. Untuk Mengetahui Etiologi Hepatitis
c. Untuk Mengetahui Klasifikasi dan Penyebab Hepatitis
d. Untuk Mengetahui Manifestasi Hepatitis
e. Untuk Mengetahui Patofisiologi Hepatitis
f. Untuk Mengetahui Pathway Hepatitis
g. Untuk Mengetahui penatalaksanaan Hepatitis
h. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan pada Pasien Hepatitis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Dan Fisiologi Hati


1. Anatomi
Hati merupakan sistem utama yang terlibat dalam pengaturan
fungsihati. Hati adalah salah satu organ tubuh terbesar dalam tubuh, yang
terletak dibagian teratas dalam rongga abdomen disebelah kanan dibawah
diafragma dan hati secara luas dilindungi oleh iga-iga, berat hati rata-rata
sekitar 1500 gr 2,5% dari berat tubuh pada orang deawa normal, hati
dibagi menjadi 4 lobus, yaitu lobus kanan sekitar 3/4 hati, lobus kiri 3/10
hati, sisanya 1/10 ditempati oleh ke 2 lobus caudatus dan quadatus. Lobus
hati terbungkus oleh lapisan tipis jaringan ikat yang membentang kedalam
lobus itu sendiri dan membagi masa hati menjadi unit-unit yang kecil dan
unit-unit kecil itu disebut lobulus (Pearce, 2006).
Hati dibungkus oleh simpai yang tebal, terdiri dari serabut kolagen
dan jaringan elastis yang disebut kapsul glisson. Simpai ini akan masuk ke
dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan
duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yang terdiri dari sel-sel
yang disusun di dalam lempengan-lempengan atau plate dimana akan
masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler. Di bagian tepi di antara
lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis
yang mengandung cabang-cabang vena porta, arteri hepatika, duktus
biliaris.
Cabang dari vena porta dan arteri hepatika akan mengeluarkan
isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Canaliculi
akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam
empedu yang lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung
empedu (FKUI, 2006)

4
5

2. Fisiologi
Hati mempunyai fungsi yang sangat beraneka ragam, sirkulasi vena
porta yang menyuplai 75% dari suplai asinus memang peranan penting
dalam fisiologis hati, mengalirkan darah yang kaya akan nutrisi dari
traktus gastrointestinal. Bagian lain suplai darah tersebut masuk dalam hati
lewat arteri hepatika dan banyak mengandung oksigen. Vena porta yang
terbentuk dari vena linealis dan vena mesenterika superior, mengantarkan
4/5 darahnya kehati darah ini mempunyai kejenuhan oksigen hanya 70%
sebab beberapa oksigen telah diambil oleh limpa dan usus. Darah ini
membawa kepada hati zat makanan yang telah di absorbsi oleh mukosa
usus halus. Vena hepatika mengembalikan darah dari hati ke vena kava
inferior. Terdapat empat pembuluh darah utama yang menjelajahi
keseluruh hati, dua yang masuk yaitu arteri hepatika dan venaporta, dan
dua yang keluar yaitu vena hepatika dan saluran empedu.
Sinusoia mengosongkan isinya kedalam venulel yang berada pada
bagian tengah masing-masing lobulus hepatik dan dinamakan vena
sentralis, vena sentralis bersatu membentuk vena hepatika yang merupakan
drainase vena dari hati dan akan mengalirkan isinya kedalam vena kava
inferior didekat diafragma jadi terdapat dua sumber yang mengalirkan
darah masuk kedalam hati dan hanya terdapat satu lintasan keluar (FKUI,
2006).

B. Definisi
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. “Hepa”
berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (Seperti di atritis,
dermatitis, dan pankreatitis) (James, 2005: 4).
Hepatitis merupakan infeksi pada hati, baik disebabkan oleh virus
atau tidak. Hepatitis yang disebabkan oleh virus ada tiga tipe, yaitu tipe A,
tipe B, dan tipe C. hepatitis yang tidak disebabkan oleh virus biasanya
disebabkan oleh adanya zat-zat kimia atau obat, seperti karbon tetraklorida,
jamur racun, dan vinyl klorida (Asep suryana abdurahmat, 2010: 153).
6

Hepatitis adalah peradangan hati yang akut karena suatu infeksi


atau keracunan, hepatitis di atas pada dasarnya memiliki tujuan yang sama,
yaitu hepatitis merupakan peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus
maupun tidak disebabkan oleh virus.(Clifford anderson, 2007:,243).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai
nekrosis dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan
perubahan klinis, biokimia serta seluler yang khas. Hepatitis virus yang sudah
teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D dan E. Hepatitis A dan
E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral) sedangkan
hepatitis B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama.

C. Etiologi
1. Hepatitis Virus
a. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA
untai tunggal dan disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus
serta dapat terjadi pada usia anak-anak & dewasa muda. Cara penularan
fekal-oral, makanan, penularan melalui air, parenteral (jarang), seksual
(mungkin) dan penularan melalui darah. Masa inkubasi 15-45 hari, rata-
rata 30 hari pada usia anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan
pada sanitasi buruk, daerah padat seperti rumah sakit, pengguna obat,
hubungan seksual dengan orang terinfeksi dan daerah endemis. Tanda
dan gejala dapat terjadi dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang
dapat dideteksi didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik.
Awalnya kadar antibodi IgM anti-HAV meningkat tajam, sehingga
memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat adanya suatu inveksi
HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi dominan dan
bertahan seterusnya hingga menunjukkan bahwa penderita pernah
mengalami infeksi HAV di masa lampau da memiliki imunitas
sedangkan keadaan karier tidak pernah ditemukan.
7

Manifestasi kliniknya banyak pasien tidak tampak ikterik dan tanpa


gejala. Ketika gejalanya muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas
atas dan anoreksia yang terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang
rusak atau akibat kegagalan sel hati yang rusak untuk melakukan
detoksifikasi produk yang abnormal. Gejala dispepsia dapat ditandai
dengan rasa nyeri epigastium,mual, nyeri ulu hati dan flatulensi. Semua
gejala akan hilang setelah fase ikterus.

b. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA
berselubung ganda yang dapat terjadi pada semua usia. Cara
penularannya parenteral (fekal-oral) terutama melalui darah, kontak
langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal. Masa inkubasinya 50-
180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada aktivitas
homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui
suntikan IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, tranfusi
darah dan bayi lahir dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa gejala akan
tetapi bisa timbul atralgia dan ruam. Dapat juga mengalami penurunan
selera makan, dispepsia, nyeri abdomen, pegal-pegal menyeluruh, tidak
enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai dengan tinja
berwarna cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa
nyeri tekan dan membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm,
limpa membesar dan kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel
HbcAg, HbsAg, HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi
dalam hati dan tetap berada dalam serum selama periode yang relatif
lama sehingga memungkinkan penularan virus tersebut.

c. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen
virus RNA untai tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara
8

penularan terutama melalui darah hubungan seksual dan perinatal. Masa


inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50 hari. Resiko penularannya
pada pengguna obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja layanan
keehatan, hubungan seksual, resipien infeksi sebelum Juli 1992,
resipien faktor pembekuan sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari
ibu terinfeksi.
HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-
60 nm. Pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap
HCV banyak menghasilkan negatif-palsu sehingga digunakan
pemeriksaan rekombinan suplemental (recombinant assay, RIBA).

d. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan
agen virus RNA untai tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara
penularan terutama darah tapi sebagian melalui hubungan seksual dan
parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari rata-rata 40 hari
yang terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat IV,
penderita hemovilia dan resipien konsentrat faktor pembekuan.
Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena
memerlukan antigen permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka
hanya penderita hepatitis B yang beresiko terkenahepatitis D. Antibodi
anti-delta dengan adanya BBAg pada pemeriksaan laboratorium
memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa hepatitis B
kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan
dan berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.

e. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH
dengan agen virus RNA untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan
fekal-oral dan melali air, bisa terjadi pada dewasa muda hingga
pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata 40 hari. Resiko
9

penularannya pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada


daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil
berdiameterkurang lebih 32-34 nm dan tidak berkapsul. HEV adalah
jenis hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan serologis untuk HEV
menggunakan pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.

f. Hepatitis Toksik
Mendapat riwayat pajanan atau kontak dengan zat-zat kimia, obat
atau preparat lain yang bersifat hepatotoksik. Gejala yang dijumpai
adalah anoreksia, mual dan muntah. Pemulihan cepat apabila
hepatotoksin dikenali dandihilangkan secara dini atau kontak dengan
penyebabnya terbatas. Terapi ditujukan pada tindakan untuk
memulihkan dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit,
penggantian darah, memberikan rasa nyaman dan tindakan pendukung.

g. Hepatitis yang Ditimbulkan oleh Obat


Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati namun obat yang
paling berkaitan denagn cedera hati tidak terbatas pada obat anastesi
tapi mencakup obat-obat yang dipakai untuk mengobati penakit rematik
seta muskuloskletal, obat anti depresan, psikotropik, antikonvulsan dan
antituberkulosis.

D. Manifestasi Klinis
Setiap proses peradangan akan menimbulkan gejala. Berat ringannya
gejala yang timbul tergantung dari ganasnya penyebab penyakit (patogenitas)
dan daya tahan tubuh penderita.
Secara umum penyakit hepatitis mengenal empat stadium yang timbul
akibat proses peradangan hati akut oleh virus, yaitu masa tunas, fase prod
moral, fase kuning, dan fase penyembuhan.
10

1. Masa Tunas
Yaitu sejak masuknya virus pertama kali ke dalam tubuh sampai
menimbulkan gejala klinis. Masa tunas dari masing-masing penyebab
virus hepatitis tidaklah sama. Kerusakan sel-sel hati terutama terjadi pada
stadium ini.
a. Fase Prodmoral (fase preikterik)
Fase ini berlangsung beberapa hari. Timbul gejala dan keluhan
pada penderita seperti badan terasa lemas, cepat lelah, lesu, tidak
nafsu makan (anoreksia), mual, muntah, perasaan tidak enak dan
nyeri diperut, demam kadang-kadang menggigil, sakit kepala, nyeri
pada persendian (arthralgia), pegal-pegal diseluruh badan terutama
dibagian pinggang dan bahu (mialgia), dan diare. Kadang-kadang
penderita seperti akan pilek dan batuk, dengan atau tanpa disertai
sakit tenggorokan. Karena keluhan diatas seperti sakit flu, keadaan
diatas disebut pula sindroma flu.
b. Fase kuning (fase ikterik)
Biasanya setelah suhu badan menurun, warna urine penderita
berubah menjadi kuning pekat seperti air teh. Bagian putih dari bola
mata (sklera), selaput lendir langit-langit mulut, dan kulit berubah
menjadi kekuningan yang disebut juga ikterik. Bila terjadi hambatan
aliran empedu yang masuk kedalam usus halus, maka tinja akan
berwarna pucat seperti dempul, yang disebut faeces acholis.
Warna kuning atau ikterik akan timbul bila kadar bilirubin dalam
serum melebihi 2 mg/dl. Pada saat ini penderita baru menyadari
bahwa ia menderita sakit kuning atau hepatitis. Selama minggu
pertama dari fase ikterik, warna kuningnya akan terus meningkat,
selanjutnya menetap. Setelah 7-10 hari, secara perlahan-lahan warna
kuning pada mata dan kulit akan berkurang. Pada saat ini, keluhan
yang ada umumnya mulai berkurang dan penderitamerasa lebih enak.
Fase ikterik ini berlangsung sekitar 2-3 minggu. Pada usia lebih lanjut
sering terjadi gejala hambatan aliran empedu (kolestasis) yang lebih
11

berat sehingga menimbulkan warna kuning yang lebih hebat dan


berlangsung lebih lama.
c. Fase penyembuhan (konvaselen)
Ditandai dengan keluhan yang ada dan warna kuning mulai
menghilang. Penderita merasa lebih segar walaupun masih mudah
lelah. Umumnya penyembuhan sempurna secara klinis dan
laboratoris memerlukan waktu sekitar 6 bulan setelahtimbulnya
penyakit.
Tidak semua penyakit hepatitis mempunyai gejala klasik seperti
diatas. Pada sebagian orang infeksi dapat terjadi dengan gejala yang
lebih ringan (subklinis) atau tanpa memberikan gejala sama sekali
(asimtomatik). Bisa jadi ada penderita hepatitis yang tidak terlihat
kuning (anikterik). Namun, ada juga yang penyakitnya menjadi berat
dan berakhir dengan kematian yang dinamakan hepatitis fulminan.
Hepatitis fulminan ditandai dengan warna kuning atau ikterus
yang bertambah berat, suhu tubuh meningkat, terjadi perdarahan
akibat menurunnya faktor pembekuan darah, timbulnya tanda-tanda
ensefalopati berupa mengantuk, linglung, tidak mampu mengerjakan
pekerjaan sederhana, dan akhirnya kesadaran menurun sampai
menjadi koma. Kadar bilirubin dan transaminase (SGOT, SGPT)
serum sangat tinggi, juga terjadi peningkatan sel darah putih
(leukositosis). Keadaan ini menandakan adanya kematian (nekrosis)
sel parenkim hati yang luas.

E. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-
bahan kimia. Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik
karena memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya
inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap
suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
12

kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi
rusak dibuang dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel
hepar baru yang sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami
hepatitis sembuh dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan
peningkatan suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya
perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap
normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam
hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu
belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini
terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan
eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak
pucat (abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat dieksresi ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan
kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai
peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan
gatal-gatal pada ikterus.
13

F. Pathway

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) urobilirubin direk
2) bilirubun serum total
3) bilirubin urine
14

4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) protein totel serum
2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
1) Respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
2. Radiologi
a. foto rontgen abdomen
b. pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
c. kolestogram dan kalangiogram
d. arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b. biopsi hati

H. Penatalaksanaan
1. Medis
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan
sebaiknya tidak menjadi donor darah karena dapat menular
melalui darah dan produk darah.
15

2) Pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa


memberi pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg
BB, intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana
ada reaksi imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.
4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr
intravena.
5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup
istirahat.
d. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah
sebaiknya di berikan infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali
diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat –
obatan yang mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin
ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan
peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga
Ph feces berubah menjadi asam.
2. Keperawatan
a. Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala
pembesaran hati kenaikan bilirubin kembali normal.
b. Nutrisi yang adekuat
c. Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari
keluarga sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk
meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
16

d. Pengendalian dan pencegahan

I. Komplikasi
Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati
akut, penciutan hati, kadar bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan
waktu protrombin dan koma hepatikum. Prognosis adalah kematian pada 60-
80% pasien. Komplikasi tersering adalah perjalanan klinis yang lebih lama
hngga berkisar dari 2-8 bulan. Sekitar 5-10% paasien heatitis virus mengalami
kekambuhan setelah sembuh dari serangan awal.
Sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronis
aktif bila terjadi kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi
sirosis. Terapi kortikosteroid dapat memperlambat perluasan cidera hati namun
prognosisnya tetap buruk. Komplikasi lanjut hepatitis yang bermakna adalah
berkembangnya karsinoma heatoseluler sekunder.
Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah:
1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut
ensefalopati hepatik.
2. Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis
hepatis, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.
3. Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan
diganti oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin
beras jaringan parut yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati
yang sehat.
17

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Malaise
2. Sirkulasi
a. Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
b. Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
a. Urine gelap
b. Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
a. Anoreksia
b. Berat badan menurun
c. Mual dan muntah
d. Peningkatan oedema
e. Asites
5. Neurosensori
a. Peka terhadap rangsang
b. Cenderung tidur
c. Letargi
d. Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Kram abdomen
b. Nyeri tekan pada kuadran kanan
c. Mialgia
d. Atralgia

17
18

e. Sakit kepala
f. Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria
c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
a. Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi
makanan karena faktor biologi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interna ; perubahan
kondisi metabolik, perubahan sirkulasi.
4. Cemas berhubungan dengan perubahan peran dalam lingkungan sosial
19

K asus
Tn. A datang ke IGD dengan keluhan panas, sering sakit kepala, sering mual
muntah, dan nyeri diperut kanan atas. Hasil pemeriksaan composmentis, mukosa
bibir kering,konjungtiva anemis, tampak kesakitan,skala nyeri 7, suhu badan 38,5
C, RR 19 x/menit, TD 110/70 mmHg dan urine berwarna gelap.

Asuhan Keperawatan

NO ANALISI DATA DX. NANDA Kriteria Hasil NOC Intervensi NIC


1. DS: Pasien Domain 12: Domain V- Domain 1- Dasar
mengatakan nyeri kenyamanan kesehatan yang fisiologis
diperut kanan atas Kelas 1 dirasakan Kelas E- promosi
DO: - kenyaman fisik Kelas V- Status kenyamanan fisik
P: Nyeri pada (00132) Nyeri Akut gejala (1400)
saat ditekan (2102) tingkat rasa manajemen nyeri
Q: Seperti sakit. - lakukan
ditusuk tusuk Setelah dilakukan pengkajian nyeri
R: Nyeri pada tindakan secara
kuadran kanan keperawatan selama konprehensif
atas kurang lebih 1 hari. termasuk lokasi,
S: Skala 7 Hasil ysn karakteristik,
T: Menetap diharapkan: durasi, frekuensi,
210201melaporkan kualitas dan
nyeri 2-4 faktor presipitasi
210204- panjang - observasi reaksi
episode nyeri 2-4 noverbal dari
ketidaknyamanan
- kaji kultur yang
mempengaruhi
respon nyeri
2. DS: Pasien Domain 2: Nutrisi Domin II- Domain 1- Dasar
mengatakan sering Kelas 1- Makan Kesehatan fisiologis fisiologis
mual muntah (00002) Kelas K Pencernaan Kelas D dukungan
DO: - Mukosa bibir Ketidakseimbangan dan status gizi nutrisi
kering Nutrisi: kurang dari (1008) status gizi: (1100) manajemen
- Konjungtiva kebutuhan tubuh makanan dan asupan nutrisi
Anemis cairan. - kaji adanya alergi
Setelah dilakukan makanan
tindakan - kolaboirasi
keperawatan selama dengan ahli gizi
15 menit atau lebih. untuk menentukan
Hasil yang jumlah kalori dan
diharapkan: nutrisi yang
20

100801- asupan dibutuhkan pasien


makanan oral 2-4 - anjurkan pasien
100803- asupan untuk
cairan oral 2-4 meningkatkan
intake Fe
- monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori
3. DS: Pasien Domain 11: Domain II- Domain 2-
mengatakan tubuhnya Keamanan/Perlindu kesehatan fisiologis fisiologis
panas ngan Kelas I regulasi kompleks
DO: Suhu tubuh Kelas 6- metabolik Kelas M
panas 38,5 C Termoregulasi (0800) termoregulasi
(00007) Hipertermia termoregulasi (3740) pengobatan
Setelah dilakukan demam
tindakan - monitor suhu
keperawatan selama sesering mungkin
16-30 menit. - monitor tekakan
Hasil yang darah, nadi dan RR
diharapkan: - monitor
080010- penurunan tingkat
berkeringat saat kesadaran
panas 2-4 - berikan
080011- menggigil pengobatan untuk
saat dingin 2-4 mengatasi
penyebab demam
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan
oleh virus atau obat-obatan. Penyakit ini dapat menyerang laki-laki dan
perempuan dengan gejala klinis, seperti lelah, demam, mual, muntah, diare,
mata kuning dan lain-lain. Penyakit hepatitis ini merupakan penyakit yang
dapat menular melalui air liur melalui air liur, kontak seksual, transfusi darah,
jarum suntik, dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis.
Pemeriksaan ini dapat terdektesi oleh pemeriksaan laboratorium, radiologi,
pemeriksaan lain seperti laparoskopi dan biopsi hati.

B. Saran
1. Biasakan untuk selalu hidup bersih dan sehat
2. Selalu periksa kesehatan atau vaksinasi jika sudah terjangkit penyakit
hepatitis

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Hepatitis C Association. https://www.hepcassoc.org./


2. Advocacy and Support Organizations for Hepatitis. http://www.va.gov.web-
resources/advocacy.asp
3. Lynda Juall Carpenito. 2009 “Diagnosis Keperawatan Aplikasi pada Praktik
Klinis”. Jakarta : EGC
4. Oswari, 2006. Penyakit dan cara penanggulangannya. Jakarta:
Gaya Baru

Vous aimerez peut-être aussi