Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Injury is the fourth leading killer of Americans and the single greatest cause of death before
the age of 45 years both in the U.S. and internationally
The major causes of death following trauma are head injury, chest injury, and major vascular
injury.
Trauma care should be organized according to the concepts of rapid assessment, triage,
resuscitation, diagnosis, and therapeutic intervention.
Worldwide, there are few countries or regions that have comprehensive systems of trauma
care, from roadside to rehabilitation, and that incorporate effective injury prevention
strategies.
Tintinnalli, Judith E., Gabor D. Kelen dan J. Stephen Stapczynski, 2011, Emergency
Medicine 7th Edition, Published by The McGraw-Hill
Companies,
1
CORE CONCEPT
How to balance the critical trauma patient’s need for prompt transport against the time
needed to treat all the patient’s injuries at the scene
How to determine the severity of the trauma patient’s condition, priority for transport, and
appropriate transport destination
CORE CONCEPTS
How to select the critical interventions to implement at the scne for a multiple trauma
patient
How to calculate a trauma score
overview
Steps of ITLS Patient Assessment
ITLS Primary Survey
ITLS Secondary Survey
ITLS On going Exam
Initial Assessment related to
Rapid Trauma Survey or Focused Exam
Initial Assessment interruptions
Critical conditions and critical interventions
Scene danger
Airway obstruction
Cardiac arrest
2
ITLS Primary Survey
TRIAGE PATIENTS RAPIDLY, IF NECESSARY
MOI Decision
PRIORITY PATIENT
Dangerous MOI
3
Rapid Trauma survey
Load-and-Go Situations
Initial Assessment Shock potential
- Altered mental status - Abnormal chest exam
- Abnormal respiration - Tender, distended abdomen
- Abnormal circulation - Pelvic instability
- Bilateral femur fractures
Significant MOI and/or poor general health
CRITICAL INTERVENTIONS
On-scene procedures
Manage airway • Seal sucking chest
Assist ventilation • Stabilize flail chest
Administer oxygen • Decompress tension pneumothorax
Begin CPR •Stabilize impaled Control major external
Control major external • Complete packaging
bleending
4
ITLS Secondary Survey
5
Detailed Exam: DCAP-BTLS
D-eformities B-urns
C- ontusions T-enderness
A-brasions L-acerations
P- enetrations S-welling
6
ITLS Ongoing Exam
Subjective Changes “How do you feel?
Reassess Mental Status
LOC, Pupils, GCS
Reassess ABCs
Patency, Vital Signs, Color,Skin,Condition,Temperature, JVD, Tracheal Deviation, Breath
Sounds, Heart Tones
Reassess Abdomen
Development of Tenderness, Distention, Rigidity
Check Each Identified Injury
Change in Status, PMS
Check Interventions
Patency, Position, Flow Rate, Security
Multisystem Trauma
Patient with one or more injuries serious enough to affect more than one body
system
Determining Patient Severity
Physiologic criteria
Anatomic kriteria
Mechanism of injury
Determining Patient Severity
Physiologic criteria
Altered mental status (GCS <14): head injury
Hypotension (systolic <90mmHg): shock, internal bleeding
Abnormally slow respiratory rate: head injury, later stages of shock
Abnormally high respiratory rate: shock
Anatomic Criteria
Injury to specific a body part/area requiring immediate surgical intervention
Injuries to the head and chest
Multiple musculoskeletal injuries
Amputations
Severely mangled extremities
Pelvic injuries
Mechanism of Injury
In absence of anatomic or physiologic signs, MOI is considered if severe
Fall
High-risk auto crash
Automobile-pedestrian crash
Motorcycle crash
7
FRONTAL IMPACT
LATERAL IMPACT
Waddle’s Triad
8
Scene Safety
Scene safety is paramount
Different trauma is associated with different dangers
Auto crash will have passing traffic
Penetrating trauma—assailant may still be on the scene
Treating Multysistem trauma
Follow priorities determined by primary assessment
Attend to threats to life
Reassess what to treat on scene and what needs definitive care
Call hospital so they can prepare
Postpone
vitals Alert hospital
9
Follow local protocol for use of the trauma scoring system
Do not let it interfere with patient care
Brain Injuries
- Traumatic Brain Injuries (TBI)
Concussion
Contusion
o Coup
o Contrecoup
- Laceration
- Hematoma
Subdural Hematoma
Epidural Hematoma
Ntracerebral Hematoma
THINK ABOUT IT
Does my patient have a serious or potentially serious head injury? Should the patient
be transported to a trauma center?
10
Do my patient’s complaint and MOI indicate spinal stabilization? Is immobilization
warranted?
11
Assessment: Spinal Injury Treatment: Spinal Injury
Paralysis of extremities - Provide manual in-line stabilization
Pain without movement - Assess ABC’s
Pain with movement -Rapidly assess head and neck; apply rigid
Tenderness anywhere along spine cervical collar
Impaired breathing -Rapidly assess for sensory and motor function
Deformity -Apply appropriate spinal immobilization
Priapism device
Loss of bowel or bladder control - Reassess sensory and motor function
Musculoskeletal system
Components of Musculoskeletal System
Bones
Joints
Muscles
Cartilage
Ligaments
Tendons
12
Injury to Bones and Connective Tissue
Fracture: any break in a bone (open or closed)
Comminuted—broken in several places
Greenstick—incomplete break
Angulated—bent at angle
Dislocation: ―coming apart‖ of a joint
Sprain: stretching and tearing of ligaments
Strain: overstretching of muscle
Injury to Bones and Connective Tissue
Not all injuries can be confirmed as a fracture in the field
Splinting an extremity with a suspected fracture helps prevent blood loss from bone
tissues
13
Six P’s of Assessment
Pain or tenderness
Pallor (pale skin)
Parasthesia ( pins and needles )
Pulses diminished or absent
Paralysis
Pressure
Think About it
Do my patient’s musculoskeletal injuries add up to serious multiple trauma?
Does my patient have circulation, sensation, and motor function distal to the
suspected fracture or dislocation?
Advantages of Splinting
Minimizes movement of disrupted joints and broken bone ends
Prevents additional injury to soft tissues (nerves, arteries, veins, muscles)
Decreases pain
Minimizes blood loss
Can prevent a closed fracture from becoming an open fracture
14
Principles of Splinting
Care for life-threatening problems first
Expose injury site
Assess distal CSM
Align long-bone injuries to anatomical position
Do not push protruding bones back into place
Immobilize both injury site and adjacent joints
Choose splinting method based on severity of condition and priority decision
Apply splint before moving patient to stretcher
Pad voids
15
Treatment: Splinting Long Bone and Joints
Assess circulation,
sensation, and motor function
Realign injury if
deformed or if
distal extremity is cyanotic or
pulseless
16
Safety Riding dan Penangan Laka Lantas
Dasar hukum
a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
b. UU No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
c. UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
d. UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Pengertian Etika
etika adalah norma, prilaku dan atau perbuatan santun untuk selalu menghargai dan
menghormati orang lain atas dasar hak, kewajiban dan kemanusiaan.
Pengertian Lalu lintas
Lalu lintas adalah gerak kendaraan (bermotor/tdk bermotor) dan orang di ruang lalu
lintas jalan.
Pengertian Etika Lalu Lintas
Etika lalu lintas adalah sikap santun dan prilaku saling menghargai dan menghormati
antar sesama pengguna jalan demi terwujudnya kamseltibcar lantas.
--setiap orang dalam berkendara -- menginginkan keselamatan selama dalam
perjalanan dan aman sampai tujuan -- kunci selamat di jalan adalah berprilaku tertib dan
santun di jalan--
Penyebab kecelakaan --- LAKA= berawal dari pelanggaran dan ketidaktertiban
pengendara terhadap peraturan lalu lintas.
Tata Cara Berlalu lintas
Kewajiban setiap orang yang menggunakan jalan raya (Pengemudi Ranmor) :
A. Berperilaku Tertib
Contoh :
- Tidak boleh balapan / ngebut.
- Menggunakan lajur kiri.
B. Mengemudikan dengan wajar dan penuh konsentrasi
Contoh :
- Tidak boleh zig zag
- Tidak boleh SMS / Telpon sambil mengemudi.
- tidak boleh melamun dan mengobrol.
17
C. Kendaraan harus memenuhi persyaratan tehnis dan layak jalan serta pengemudi
harus memenuhi syarat adminstrasi yaitu SIM dan STNK.
D. Harus mengutamakan pejalan kaki dan sepeda angin.
E. .Pengemudi harus mematuhi
- Rambu
- Marka jalan
- Alat pemberi isyarat
- Berhenti dan parkir
- Peringatan dengan bunyi dan sinar
- Kecepatan Max dan Min
F. Pengemudi kendaraan R4 / lebih wajib menggunakan sabuk pengaman serta
menggunakan helm standar apabila R4 tersebut tidak dilengkapi rumah-rumahan.
G. Pengemudi kendaraan R2 diwajibkan memakai helm standar dan dilarang membawa
penumpang lebih dari 1 orang kecuali ada kereta samping.
H. Pengemudi kendaraan R4 maupun R2 wajib menyalakan lampu utama dimalam atau
kondisi tertentu.
I. Pengemudi kendaraan R2 wajib menyalakan lampu utama disiang hari.
J. Penggunaan lajur kanan hanya diperuntukkan kecepatan tinggi, akan belok kanan,
atau akan menyalip kendaraan yang lain. (namun pastikan pandangan bebas)
K. Boleh menyalip sebelah kiri apabila kena macet dan akan belok kiri, jangan menyalip
jika kendaraan didepan memberikan isyarat belok.
L. Pada persimpangan jalan yang ditikungan ada alat isyarat Lalu Lintas, dilarang
langsung belok kiri kecuali ditentukan lain oleh rambu.
M. Pengemudi yang akan memperlambat kendaraan harus mengamati situasi supaya
tidak membahayakan pengandara lain.
N. Apabila jalan turun dan tanjakan tidak memungkinkan kendaraan berpapasan, maka
beri kesempatan dulu yg menanjak.
O. Yang berpapasan arah berlawanan tdk dipisahkan dengan jalur yg jelas, hrs memberi
ruang gerak yg cukup sebelah kanan.
18
Faktor Penyebab Laka Lantas
FAKTOR MANUSIA SEBAGAI PENGEMUDI FAKTOR KENDARAAN
- Tidak disiplin (melanggar peraturan) - Perwatan kurang
- Emosional /tidak sabar - modifikasi tidak tepat
- Daya konsentrasi kurang -Rem, lampu tidak berfungsi
- Kurang terampil -melebihi muatan
- Ngantuk/ lelah -Bukan peruntukan
- Mabuk (pengaruh obat/ miras) -Terus meningkatnya jml
-Ranmor +4500/Bln
FAKTOR CUACA FAKTOR JALAN & LINGKUNGAN
- Hujan, Licin - Jln sempit
- Kabut - Bergelombang
- Tikungan tajam
BUDAYA TIDAK TERTIB
19
Budaya Tidak Tertib
DOKUMENTASI KECELAKAN
PELANGGARAN AWAL DARI KECELAKAAN LALU LINTAS
20
KECELAKAAN YANG DIAKIBATKAN MENGGUNAKAN NARKOBA
21
KECELAKAAN AKIBAT KEBUT-KEBUTAN DI JALAN
22
KORBAN LAKA AKIBAT MELEBIHI BATAS KECEPATAN
JUMLAH
1. LAKA 30 24 -6 -20%
KORBAN
MD 6 1 -5 -83%
KORBAN
LB 0 0 0 #DIV/0!
KORBAN
LR 34 38 4 12%
Rp Rp
KERMAT 10.150.000 23.900.000 13750000 135%
23
PERBANDINGAN LAKA LANTAS POLRES MALANG KOTA SEMESTER 1THN 2015
DGN THN 2016
NAMA SEMESTER
SEMESTER
DATA 1 ANGKA TREND
1 2016
LAKA 2015
DATA
LAKA
LANTAS
JUMLAH
LAKA 123 169 46 37%
KORBAN
MD 50 49 -1 -2%
KORBAN
LB 8 0 -8 -100%
KORBAN
LR 150 199 49 33%
Rp Rp -
KERMAT 159.950.000 114.300.000 45650000 -29%
Hal-hal yang perlu di perhatikan apabila memberikan Pertolongan Pertama
pada korban kecelakaan
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan
diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
24
penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih
mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila
dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi
korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan
Prinsip-Prinsip Dasar
Dalam Menangani Suatu Keadaan Darurat/Laka Lantas
• Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang
berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong
korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
• Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan
sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia
maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah
perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
• Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda
lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila
penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak Kepolisian.
• Memeriksa kondisi korban yang terlibat laka lantas, apa bila korban masih hidup,
segera berikan tanda pada posisi jatuhnya korban, kemudian berikan pertolongan
pertama kepada korban, kemudian kirim kerumah sakit terdekat.
• Korban sudah meninggal dunia, berikan tanda pada posisi jatuhnya korban,
kemudian hubungi ambulance untuk membawa korban kerumah sakit untuk
dimintakan Visum.
• Memberi tanda pada posisi akhir jatuhnya kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu
lintas, kemudian tepikan untuk menghindari kemacetan lalu lintas.
• Memberikan tanda pada bekas – bekas terjadinya kecelakaan lalu lintas, seperti
bekas pengereman, ceceran darah, pecahan kaca, dan goresan diaspal, kemudian
adakan pemotretan.
• Mencari informasi yang berkaitan dengan perkara kecelakaan lalu lintas dan
mencatat identitas saksi dengan cara yang santun.
• Melaksanakan pengaturan lalu lintas supaya tidak terjadi kemacetan lalu lintas
dengan tetap memperhatikan status Quo TKP.
25
• Mencatat semua keterangan dan informasi yang diperoleh di TKP dan membuat
Berita Acara Pemeriksaan TKP.
• Membuat gambar sket kasar TKP laka lantas.
LINDUNGI KEPALA
Dalam berkendara sepeda motor baik penegemudi maupun penumpang wajib
mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia.
26
Postur Berkendara
Biasakan untuk selalu menganalisa situasi terlebih dahulu sebelum memulai
berkendara, dengan cara menengok ke samping dan belakang.
Mata Siku
Pundak
Tangan
Pinggul
Lutut
Kaki
Biasakan untuk berkendara dengan cara yang benar sehingga konsentrasi terjaga dan
kondisi tubuh tidak mudah lelah.
Ketentuan Pidana Dalam
UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
BEBERAPA PASAL PELANGGARAN YANG BIASA DI TEMUKAN SAAT RAZIA KENDARAAN
UNDANG UNDANG LALU LINTAS NO. 22 TAHUN 2009
NO JENIS PELANGGARAN PIDANA/DENDA PASAL
27
membonceng penumpang lebih lama 1 bulan atau
dari 1 orang tanpa kereta denda Rp. 250.000
samping
28
2 Tidak memberikan dengan pidana penjara Pasal 190 ayat 2
pertolongan pertama paling lama 10 (sepuluh)
hingga mengakibatkan tahun dan denda paling
terjadinya kecacatan banyak Rp.1.000.000.000,00
atau kematian (satu miliar rupiah).
29