Vous êtes sur la page 1sur 2

3.

Dosen Berkualitas
Tetapi tentu tidak semua dosen berakhlak rendah. Banyak pula yang berkualitas. Ada dosen
yang mengajar sambil mengajarkan akhlak kepada para mahasiswa/i. Ia juga sering memuji
orang yang berjilbab karena kata beliau, terlihat lebih sopan. Saya yang selalu duduk paling
depan saat beliau mengajar, dan satu-satunya mahasisiwi yang berjilbab di kelas itu, jadi

mendapat angin segar nih… .

Ada pula dosen yang mendukung gerakan tidak menyontek. Bahkan ketika quiz, setiap
mahasiswa/i harus duduk sendiri-sendiri. Soal pun dibuat tipe A dan B. Hal ini memberi
energi yang positif pada saya karena saya sangat suka tipe-tipe dosen seperti ini nih, sehingga
membuat saya tambah semangat belajar. Untuk dosen tipe ini, alhamdulillah saya mendapat

nilai A untuk mata kuliahnya . Nah, kan, bpk/ibu dosen yang seperti ini justru dapat
meningkatkan semangat belajar dan kualitas mahasiswa.

Ada pula dosen yang memberi motivasi kepada mahasiswanya. ”Bagaimana skripsinya?
Jangan menyerah ya”, ujarnya. Meski ia bukan dosen pembimbing saya, tetapi ia
memberikan supportnya. Serasa air sejuk yang menyegarkan di tengah kegersangan padang

pasir. Untuk yang sedang skripsi, semangat ya .

Ada pula dosen yang bersedia membantu mahasiswanya meski di rumah sekalipun. Memberi
waktu ekstra. Ketika mengajarpun, selalu dengan senyuman.

Pun, ada dosen yang meski berbeda agama dengan saya, tetapi ibu dosen ini berakhlak baik
dan murah senyum. Ia mengajar dengan caranya sendiri dan berusaha agar mahasiswa tidak
sekedar hafal tetapi lebih dari itu, paham. Ia tidak pernah memandang jilbab lebar saya.
Bahkan beliau sering meminta saya untuk berbicara in english atau mentranslate buku english
ketika berdiskusi tentang mata kuliah terebut. Ketika bertemu di jalanpun, ia sering menyapa

dan masih ingat nama saya, meski sudah lama tak menjadi dosen saya . Sampai
sekarang, kami masih keep in touch via Facebook.com.

Penutup

Untuk para dosen yang berakhlak baik dan memang mencurahkan perhatiannya demi
perbaikan intelektual dan moral mahasiswa, saya salut dan mengucapkan terima kasih. Untuk
para dosen yang kurang baik akhlaknya, mudah-mudahan segera memperbaiki diri. Untuk
apa menjadi dosen killer? Bukankah setiap kata dan tindakan akan dimintai pertanggung
jawaban di hari akhir nanti? Tidak perlu killer, karena dosen yang murah senyum dan jujur,
justru membuat mahasiswa bisa belajar dengan baik, dan endingnya adalah transfer ilmu
yang menyenangkan dan berkualitas.

Saya menyarankan, dalam penerimaan dosen, sebaiknya bukan hanya intelektualnya saja
yang di tes, tetapi juga akhlaknya, emosionalnya dan psikologinya. Di luar negeri, dosen-
dosen sudah seperti itu, bahwa bukan dosen yang menilai mahasiswa, tapi mahasiswa yang
menilai dosen karena mahasiswa diposisikan sebagai konsumen yang harus diberi service
terbaik.
Semoga tulisan sederhana ini bisa menyadarkan kita semua. Bagi yang mempunyai rekan
atau saudara yang berprofesi pengajar, khususnya dosen, bisa menyampaikan tulisan ini
kepada mereka. Di dunia ini memang selalu ada dua., yang baik dan yang buruk. Kalau
bertemu yang baik, kita bersyukur.. Kalau bertemu yang buruk, bersabarlah, badai pasti
berlalu. Justu yang buruk-buruk ini, dapat menjadi bahan sparring kita menghadapi dunia

yang memang tidak selamanya indah. Ya, khan [Someone]

шаблоны для фотошоп

Vous aimerez peut-être aussi