Vous êtes sur la page 1sur 13

ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM MUSKULOSKELETAL
OSTEOSARKOMA

KELOMPOK 4
1. NOFRI INAYA MODIO
2. FAULINA
3. ENJI VISCATALIA
4. LIVERNI DESTALIA
5. SUMITRO
6. YULPUTRISNA
7. GLADYS
8. FIRDAUS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIDYA NUSANTARA PALU
2017
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nyalah sehingga kelompok dapat
menyelesaikan tugas Sistem Muskuloskeletal dengan materi “OSTEOSARCOMA” ini
dengan baik.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
dalam penyusunan tugas kelompok ini. Baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah
membantu kami yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Besar harapan kami agar makalah yang disusun ini dapat bernilai baik dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini
belumlah sempurna. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Penulis,

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum .......................................................................................... 1
2. Tujuan Khusus ......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi ........................................................................................................... 2
B. Etiologi ........................................................................................................... 2
C. Klasifikasi ...................................................................................................... 2
D. Manifestasi Klinik .......................................................................................... 3
E. Patofisiologi ................................................................................................... 3
F. Pemeriksaan Penunjang ................................................................................. 3
G. Penatalaksanaan ............................................................................................. 4
BAB III KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian Keperawatan ................................................................................ 5
B. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 5
C. Intervensi Keperawatan ................................................................................. 8
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarkoma osteogenik (Osteosarkoma) merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. (Price,
1962:1213).
Menurut badan kesehatan dunia ( World Health Oganization ) setiap tahun jumlah
penderita kanker ± 6.25 juta orang. Di Indonesia diperkirakan terdapat 100 penderita
kanker diantara 100.000 penduduk per tahun. Dengan jumlah penduduk 220 juta jiwa
terdapat sekitar 11.000 anak yang menderita kanker per tahun. Di Jakarta dan
sekitarnya dengan jumlah penduduk 12 juta jiwa, diperkirakan terdapat 650 anak yang
menderita kanker per tahun. (www.mail-archive.com).
Kanker tulang ( osteosarkoma ) lebih sering menyerang kelompok usia 15 – 25 tahun.
( Smeltzer. 2001: 2347 ). Rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada umur 15 tahun.
Angka kejadian pada anak laki-laki sama dengan anak perempuan. Tetapi pada akhir
masa remaja penyakit ini lebih banyak di temukan pada anak laki-laki. Sampai
sekarang penyebab pasti belum diketahui. (www.medicastore.com).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana konsep anak yang menderita Osteosarkoma dan
bagaimana menyusun Asuhan Keperawatan yang baik dan benar pada anak
dengan Osteosarkoma.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan pengertian dan klasifikasi Osteosarkoma
b. Menjelaskan penyebab Osteosarkoma
c. Menjelaskan Patofisiologi dan Manifestasi klinis Osteosarkoma
d. Menjelaskan cara Diagnostik dan Penanganan medic Osteosarkoma
e. Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Osteosarkoma

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Osteosarkoma (sarkoma osteogenik) adalah tumor tulang ganas yang biasanya
berhubungan dengan periode kecepatan pertumbuhan pada masa remaja. (Rahayu,
2011).
Osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang sangat ganas kedua.
Neoplasma ini sering ditemukan pada anak, remaja, dan dewasa muda. Tumor ini
tumbuh pada bagian metafisis tulang. Tempat yang paling di serang tumor adalah
bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. (Lukman, Ningsih, 2012).
B. Etiologi
Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun salah satu faktornya
adalah terpajan sinar pengion di masa lampau. Agak jarang di temukan keluarga-
keluarga tertentu dengan predisposisi genetik untuk osteosarkoma. (Jong, Wim de,
2004).
Resiko osteosarkoma meninggi pada pasien yang pernah mempunyai retinoblastoma
heredeter (resiko relative 700 kali lipat), atau pernah menjalani terapi radiasi
keganasan lainnya (misalnya penyakit Hodgkin, sarcoma Ewing dan sarcoma jaringan
lunak). (Schein, 1997).
Penyebab yang pasti tidak diketahui. Bukti-bukti mendukung bahwa osteosarcoma
merupakan penyakit yang diturunkan. Osteosarkoma cenderung tumbuh ditulang paha
(ujung bawah), tulag lengan atas (ujung atas) dan tulang kering (ujung atas). Ujung
tulang-tulang tersebut merupakan daerah dimana terjadi perubahan dan kecepatan
pertumbuhan yang terbesar. Meskipun demikian osteosarcoma juga biasa tumbuh di
tulang lainnya. (Rahayu, 2011)
C. Klasifikasi
Klasifikasi osteosarkoma adalah sebagai berikut :
1. Local osteosarcoma
Kanker sel belum tersebar di luar tulang atau dekat jaringan di mana kanker
berasal.
2. Metastatic osteosarcoma
Kanker sel telah menyebar dari tulang dimana kanker berasal ke bagian tubuh
yang lain. Kanker yang paling sering menyebar adalah ke paru-paru dan mungkin
juga menyebar ke tulang lain. Dalam multifocal osteosarkoma, tumor muncul
dalam 2 atau lebih tulang, tetapi belum menyebar ke paru-paru.
3. Berulang
Penyakit berulang berarti kanker telah datang kembali (recurred) setelah dirawat.
Hal itu dapat datang kembali dalam jaringan dimana pertama kali atau mungkin
datang kembali di bagian lain dari tubuh. Osteosarkoma paling sering terjadi
dalam paru-paru. Ketika osteosarkoma ditemukan, biasanya dalam waktu 2
sampai 3 tahun setelah perawatan selesai ada kemungkinan untuk kambuh lagi
namun hal itu jarang atau langka terjadi.

2
D. Manifestasi Klinik
1. Nyeri atau pembengkakan ekstremitas yang terkena (biasanya menjadi semakin
parah pada malam hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit)
2. Pembengkakan di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas
3. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
4. Gejala-gejala penyakit metastatik meliputi nyeri dada, batuk, demam, berat badan
menurun dan malaise.
E. Patofisiologi
Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.
Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau
penghancuran tulang dan respon osteoblastik atau proses pembentukan tulang. Terjadi
destruksi tulang lokal. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor maka terjadi
penimbunan periosteum tulang yang baru dekat lempat lesi terjadi sehingga terjadi
pertumbuhan tulang yang abortif.
Kebanyakan osteosarkoma dijumpai pada kelompok usia muda antara 10 – 25 tahun.
Kemudian sering menyerang pada daerah ujung metafisis tulang panjang seperti :
1. Ujung distal tulang femur.
2. Ujung proximal tibial.
3. Ujung proximal humerus.
4. Ujung proximal femur.
5. Untuk tulang pipih yang sering diserang adalah illium.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Kebanyakan pemeriksaan laboratorium yang digunakan berhubungan dengan
penggunaan kemoterapi. Sangat penting untuk mengetahui fungsi organ sebelum
pemberian kemoterapi dan untuk memonitor fungsi organ setelah kemoterapi.
Pemeriksaan darah untuk kepentingan prognosa adalah lactic dehydrogenase
(LDH) dan alkaline phosphatase (ALP). Pasien dengan peningkatan nilai ALP
pada saat diagnosis mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai
metastase pada paru. Pada pasien tanpa metastase, yang mempunyai peningkatan
nilai LDH kurang dapat menyembuh bila dibandingkan dengan pasien yang
mempunyai nilai LDH normal.
2. Radiografi
Pemeriksaan X-ray merupakan modalitas utama yang digunakan untuk
investigasi. Ketika dicurigai adanya osteosarkoma, MRI digunakan untuk
menentukan distribusi tumor pada tulang dan penyebaran pada jaringan lunak
sekitarnya. CT Scan kurang sensitif bila dibandingkan dengan MRI untuk
evaluasi lokal dari tumor namun dapat digunakan untuk menentukan metastase
pada paru-paru. Isotopic bone scanning secara umum digunakan untuk mendeteksi
metastase pada tulang atau tumor synchronous, tetapi MRI seluruh tubuh dapat
menggantikan bone scan.

3
G. Penatalaksanaan
Belakangan ini osteosarkoma mempunyai prognosis yang lebih baik, disebabkan oleh
prosedur penegakkan diagnosis dan staging dari tumor yang lebih baik, begitu juga
dengan adanya pengobatan yang lebih canggih. Dalam penenganan osteosarkoma
modalitas pengobatannya dapat dibagi atas dua bagian yaitu dengan kemoterapi dan
operasi.
1. Kemoterapi
Kemoterapi biasanya diberikan baik sebelum maupun setelah operasi. Ia
menghilangkan kantong kecil dari sel kanker di tubuh, bahkan yang terlalu kecil
untuk tampil saat scan medis. Seseorang dengan osteosarkoma diberi obat
kemoterapi intravena (melalui pembuluh darah) atau secara oral (dengan mulut).
Obat memasuki aliran darah dan bekerja untuk membunuh kanker di bagian tubuh
di mana penyakit telah menyebar, seperti paru-paru atau organ lain.
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi
dapat dilakukan dengan pil atau dimasukkan ke dalam tubuh dengan jarum lewat
pembuluh darah atau otot. Kemoterapi disebut perawatan sistemik karena obat
memasuki aliran darah, perjalanan melalui tubuh, dan dapat membunuh sel kanker
di seluruh tubuh. Kemoterapi dengan lebih dari satu obat disebut kemoterapi
kombinasi.
2. Pembedahan
Perawatan bedah untuk osteosarkoma terdiri dari amputasi baik atau operasi
penyelamatan anggota badan. Saat ini, kebanyakan remaja dengan kasus
osteosarkoma lengan atau kaki dapat ditangani dengan operasi penyelamatan
anggota badan daripada amputasi. Dalam operasi penyelamatan anggota badan,
tulang dan otot yang dipengaruhi oleh osteosarkoma disingkirkan, meninggalkan
kesenjangan di tulang yang baik yang diisi oleh tulang cantum (biasanya dari
tulang bank) atau lebih sering logam bagian badan khusus. Ini dapat tepat
dicocokkan dengan ukuran yang cacat tulang. Risiko infeksi lebih tinggi dan patah
tulang dengan tulang bank ini dan oleh karena itu penggantinya logam prostheses
lebih umum digunakan untuk rekonstruksi dari tulang setelah pengangkatan
tumor.
Jika kanker telah menyebar ke saraf dan pembuluh darah sekitar tumor aslinya
pada tulang, amputasi (mengeluarkan bagian dari anggota badan bersama
osteosarcoma) seringkali satu-satunya pilihan.
Ketika osteosarkoma telah menyebar ke paru-paru atau tempat lain, pembedahan
mungkin juga dilakukan untuk menghapus tumor ini di lokasi yang jauh tersebut.
Semua pasien dengan osteosarkoma harus operasi untuk menghapus tumor, jika
memungkinkan. Dokter mungkin hanya menghapus beberapa kanker dan bagian
yang sehat dari jaringan di sekitar kanker. Ketika Tumor adalah dalam berat
tulang, tulang harus dilindungi selama kegiatan untuk menghindari fraktur.
Kadang-kadang semua atau sebagian dari lengan atau kaki mungkin akan dibuang
(diamputasi) untuk memastikan bahwa semua yang diambil dengan kanker. Jika
kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, kelenjar getah bening yang akan
dihilangkan (getah bening node pemotongan).
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data biografi
Data biografi biasanya mencakup nama, umur, alamat, pekerjaan, nomor medical
record, agama dan lain-lain yang dianggap perlu.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada ekstremitas, sering berkeringat pada malam hari,
nafsu makan berkurang dan sakit kepala.
3. Riwayat kesehatan dahulu
a. Kemungkinan pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis
tinggi
b. Kemungkinan pernah mengalami fraktur
c. Kemungkinan sering mengkonsumsi kalsium dengan batas narmal
d. Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti : makanan dengan
zat pengawet, merokok dan lain-lain
4. Riwayat kesehatan keluarga
Kemungkinan ada salah seorang keluarga yang pernah menderita kanker.
5. Pemeriksaan fisik
a. Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya
pelebaran vena
b. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang
terbatas
c. Adanya tanda-tanda inflamasi
d. Pemeriklsaan TTV klien
6. Pemeriksaan Diagnostik
Lakukan pemeriksaan radiografi, pemindaian tulang, dan biopsi tulang.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(pembedahan)
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kemoterapi, radiasi

5
C. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan proses patologik dan pembedahan
Intervensi Rasional
1. Kaji nyeri, misallokasi 1. Informasikan memberikandata dasar
nyeri,frekuensi,durasi,dan untuk mengevaluasi
intensitas (skala 1-10), serta kebutuhan/keefektifan intervensi.
tindakan penghilangnyeri yang 2. Ketidaknyamanan adalah umum,
digunakan. (missal nyeri insisi, kulit terbakar,
2. Evaluasi terapi tertentu,missal nyeri punggung bawah, sakit kepala),
pembedahan, tergantung pada prosedur yang
radiasi,kemoterapi, bioterapi. digunakan.
Ajarkan pada klien/orang 3. Meningkatkan relaksasi dan
terdekat apa yang diharapkan. membantu memfokuskan kembali
3. Tingkatkan kenyamanan dasar perhatian.
(missal teknik relaksasi, 4. Memungkinakan klien untuk
visualisasi, bimbingan berpartisipasi secaraaktif dan
imajinasi) dan aktivitas hiburan meningkatkan rasa control.
(misalmusik,televise) 5. Tujuannya adalah control nyeri
4. Dorong penggunaan maksimum dengan pengaruh
keterampilan manajemen nyeri minimum pada aktifivitas kegiatan
(missal teknik sehari-hari (AKS).
relaksasi,visualisasi, bimbingan 6. Rencanakan terorganisasi
imajinasi), tertawa,music, dan mengembangkan kesempatan untuk
sentuhan terapeutik. control nyeri. Terutama dengannyeri
5. Evaluasi penghilang kronis, klien/orang terdekat harus aktif
nyeri/control. menjadi partisipan dalam manajemen
6. Kembangkan rencana nyeri dirumah.
manejemen nyeri bersama klien 7. Nyeri adalah komplikasi tersering dari
dan tim medis kanker, meskipun respons individu
7. Berikan analgesic sesuai berbeda. Saat perubahan
indikasi, missal morfin, penyakit/pengobatan terjadi,
metadon, atau capuran narkotik penilaiaan dosis dan pemberian akan
IV khusus. diperlukan.
8

6
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(pembedahan).
Intervensi Rasional
1. Diskusikan dengan 1. Membantu dalam memastikan masalah
klien/keluarga terdekat untuk memulai proses pemecahan
bagaimana diagnosis dan masalah.
pengobatan yang 2. Dapat membantu menurunkan masalah
memengaruhi kehidupan yang memengaruhi penerimaan
pribadi klien dan aktivitas pengobatan atau merangsasng
kerja. kemajuan penyakit.
2. Dorong klien untuk 3. Memvalidasi realita perasaan dan
mendiskusikan tentang memberikan izin untuk melakukan
masalah efek tindakan apapun perlu dalam mengatasi
kanker/pengobatan pada peran apa yang terjadi.
sebagai ibu rumah 4. Membantu merencanakan perawatan
tangga,orangtua dan saat dirumah sakit dan setelah pulang.
sebagainya. 5. Meskipun beberapa klien
3. Akui kesulitan yang mungkin beradaptasi/menyesuaikan diri dengan
dialami klien. Berikan efek kanker atau efek samping terapi,
informasi bahwa konseling namun banyak klien tetap memerlukan
sering perlu dan penting dalam dukungan tambahan selama periode ini
proses adaptasi. 6. Kelompok pendukung biasanya sangat
4. Evaluasi struktur pendukung menguntungkan baik untuk klien/orang
yang ada dan digunakan oleh terdekat, memberikan kontak dengan
klien/orang terdekat. klien lain dengan kanker pada berbagai
5. Berikan dukungan emosi untuk tingkatan pengobatan dan atau
klien/orang terdekat selama tes pemulihan.
diagnostic dan fase pengobatan
6. Rujuk pada konseling
professional bila diindikasikan.

7
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kemoterapi, radiasi
Intervensi Rasional
1. Patau intake makanan setiap 1. Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi
hari, biarkan klien menyimpan nutrisi.
buku harian tentang makanan 2. Membantu dalam identifikasi
sesuai indikasi. malnutrisi protein-kalori, khususnya
2. Ukur tinggi badan (TB), berat bila BB dan pengukuran
badan (BB), dan ketebalan antropometrik kurang dari normal.
lipatan kulit triseps atau dengan 3. Kebutuhan metabolik jaringan
antropometrik lainnya. Pastikan ditingkatkan, begitu juga cairan
jumlah penurunan BB saat ini. (untuk menghilangkan produk sisa).
3. Dorong klien untuk makan Suplemen berguna untuk
dengan diet tinggi kalori kaya mempertahankan masukan kalori dan
nutrien, dengan intake cairan protein.
yang adekuat. Dorong 4. Efektivitas penilaian diet sangat
penggunaan suplemen dan individual dalam mengurangi mual
makan sedikit tetapi sering. pasca terapi. Klien harus mencoba
4. Nilai diet sebelum dan setelah untuk menemukan solusi/kombinasi
pengobatan, misal makanan, terbaik.
cairan dingin, bubur saring, roti, 5. Dapat meningkatkan respons
krekers, minuman berkarbonat. mual/muntah.
Berikan cairan satu jam sebelum 6. Membantu mengidentifikasi derajat
atau sesudah makan. ketidakseimbangan
5. Kontrol faktor lingkungan, biokimia/malnutrisi dan
misal bau/tidak sedap atau mempengaruhi pilihan intervensi diet.
bising. Hindari makanan terlalu Catatan: pengobatan antikanker dapat
manis, berlemak atau makan juga mengubah pemeriksaan nutrisi
pedas. sehingga semua hasil harus diperbaiki
6. Tinjau ulang pemeriksaan dengan status klinis klien.
laboratorium sesuai indikasi.
14
Misal, jumlah limfosit total,
transferin serum, dan albumin.

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sarkoma osteogenik atau osteosarkoma merupakan neoplasma tulang primer yang
sangat ganas. Tumor ini tumbuh di bagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terserang tumor ini adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut. Kasus
sarkoma osteogenik paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang baru
menginjak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang penderita penyakit Paget yang
berusia lebih dari 50 tahun.
Penyebab utama masih misteri, tetapi faktor genetik, virus onkologi, dan terpapar
radiasi disinyalir sebagai asal muasal timbul sarkoma osteogenik ini. Nyeri yang
menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum dari penyakit ini.
Beberapa jenis tumor primer seperti sarkoma osteogenik dapat dirawat paling baik
dengan jalan amputasi atau melakukan pembedahan ablative secara menyeluruh.
Meskipun kemoterapi dan imunoterapi agaknya juga mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan, tetapi sering kali perlu dilakukan pembedahan untuk membuang
tumor dan semua jaringan di sekitarnya. Selain itu, juga dikembangkan terapi x-ray
sinar tingkat tinggi.
B. Saran
Setelah penulis menjabarkan mengenai kasus osteosarkoma, diharapkan memberi
suatu pencerahan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai kasus ini. Namun, dalam
uraiannya, penulis sadar bahwa masih banyak hal yang dirasa kurang dan oleh
karenanya penulis mengharapkan suatu masukan dan saran untuk kebaikan mendatang
dalam segala bidang, terutama kasus osteosarkoma ini. Penelusuran lebih jauh dan
dalam lagi mengenai perkembangan kasus osteosarkoma ini merupakan jalan terbaik
untuk mendapat informasi yang lebih relevan disamping makalah ini.

9
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc. Jogjakarta: MediAction
Herdman, T. Heather dan Shigemi Kamitsuru. 2015. Nanda International Inc Diagnosa
Keperawatan. Jakarta: EGC
https://www.scribd.com/doc/168720911/Laporan-Pendahuluan-Osteosarcoma
https://www.scribd.com/doc/251621965/Lp-Askep-Osteosarcoma
https://id.scribd.com/document/356269408/jurnal-osteosarcoma

10

Vous aimerez peut-être aussi