Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mencari tahu sejarah singkat kehidupan Anna Freud
1
2. Mencari tahu inti teori kepribadian Anna Freud
3. Mencari tahu struktur kepribadian menurut Anna Freud
4. Mencari tahu dinamika kepribadian menurut Anna Freud
5. Mencari tahu perkemvangan kepribadian menurut Anna Freud
6. Mencari tahu kelebihan dan kekurangan teori kepribadian Anna Freud
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dan perlunya memenangkan rasa hormat mereka untuk keterampilan yang
lebih unggul (Monte dan Sollod, 2003). Pada teorinya, Anna lebih
memfokuskan pada aspek ego dengan memberikan penekanan pada pengaruh
lingkungan. Anna Freud mengembangkan psikoanalisis yang berpusat pada
anak yang secara bertahap dia merubah teori ego, dari ego yang mengikuti
arah id, menjadi ego yang mampu memilih dan tidak hanya bergantung arah
yang ditunjukkan oleh id.
Anna Freud mengembangkan sistem diagnosis yang mementingkan
pembentukan kepribadian dalam tahap-tahap perkembangannya dan ancaman-
ancaman serius terhadap penyelesaian perkembangan kepribadian, serta
memperkecil peluang hal-hal yang mengganggu integritas anak. Tidak seperti
orang dewasa, anak lebih tergantung dan lebih mudah dipengaruhi oleh
realitas eksternal. Psikoanalisis anak harus siap menerima proporsi bahwa
ketergantungan kliennya kepada orang tua, keluarga, guru, atau lingkungan
sekitar. Gangguan neuritik orang dewasa, umumnya bersifat internal dan
bersumber pada masa lalu atau konflik yang belum terselesaikan. Pada anak,
suatu gangguan bisa disebabkan oleh peristiwa yang baru saja terjadi.
2.3 Struktur Kepribadian
1. Tema sentral : ketaatan, perlindungan, dan keengganan berinovasi
3 tema mendasar yang menuntun jalan pikiran Anna Fred muncul dari
sebuah keberanian melihat masa lalu kehidupannya. Pertama, Anna
menemukan sepanjang hidupnya hanya memusatkan pada satu orang dan
menjadi terfokus secara intelektual dan emosional terhadap hubungannya
dengan ayahnya. Kebutuhan Freud sendiri terhadap keakraban emosional dan
intelektul meningkatkan kondisi saling bergantungan satu sama lain.
2. Memperluas Cakupan Analisis : Masalah Pasien-pasien Kecil
Dengan memperluas teknik psikoanalitik dari rekonstruksi peristiwa masa
kanak-kanak pada orang dewasa untuk mengarahkan eksplorasi sejarah
kehidupan anak-anak , Anna cepat membuat dua penemuan. Pasien-pasien
4
kecil selalu menunjukkan semangat kebebasan tapi lemah dalam berasosiasi.
Seperti yang diharapkan kegunaan dari teknik analisa verbal dengan anak-
anak kecil, dengan kosakata kecil dan kemampuan verbal yang terbatas bukan
merupakan usaha yang menjanjikan. Lebih jauh lagi, tidak seperti orang
dewasa, pasien anak-anak tidak menggap dirinya membutuhkan bantuan,
tidak memahami peran psiko analisis, mengikuti terapi hanya berdasarkan
perintah orang tua.Karena psikoanalisis tradisional memerlukan pasien
tersebut diikutsertakan secara intelek dan emosional pada terapinya masing-
masing, pasien anak-anak merupakan tantangan yang berat.
Pandangan Anna Freud pada waktu yang sama menyatakan bahwa
psikoanalisis hanya terindikasi untuk anak-anak diantaranya penderita
penyakit saraf yang menahan perkembangannya lebih jauh. Dengan
pengalaman yang banyak, Anna Freud mengkonsep kriteria terapi untuk anak-
anak.Untuk pasien dewasa, Beberapa gangguan saraf terindikasi oleh tingkat
bahaya terhadap kapasitas mereka menghadapai sebuah konflik serta
produktifitas.
3. Membuat anak dapat dianalisis: Fase Persiapan
Anna memulai mengembangkan metode terapi yang lebih cocok untuk
anak-anak.Banyak pendekatan dan metode dia kembangkan berbeda secara
fundamental dari pendekatan Freudian yang dikembangkan oleh Klein. Pada
awal-awal tahun pembuatan formula untuk analisa terhadap anak-anak, Anna
Freud merasa perlunya tahap persiapan panjang memberi dan menerima
membangun hubungan sebelum pekerjaan analitik dimulai . Tahap persiapan
ini dibuat lebih rumit dengan penambahan prosedur " metapsychological
assesment " didasarkan pada pengamatan langsung dari anak dan laporan oleh
orang lain yang mampu mengamati interaksi antar keluarga anak.
5
a. Mengikutsertakan Ketertarikan Anak : Membangun kegunaan
analisis
Awalnya, Anna Freud melakukan periode persiapan “melatih anak-anak”
untuk kepentingan analisa melalui membantu anak melihat kebutuhannya saat
terapi, pandangan analis sebagai kawan, dan mengembangkan tekad yang
sunguh-sungguh untuk bertahan terhadap susahnya mengeksplor diri. Pada
prakteknya, target ini ditransformasikan kedalam strategi yang kreatif.Analis
memmbantu anak anak mengembangkan pandangan ke dalam kesulitan anak-
anak dan memunculkan kerjasama yang lebih besar. Dalam upaya ini, analis
mengekspresikan ketertarikan yang tulus dan pengaharapan terhadap
kemampuan anak-anak memanage diri mereka sendiri.
Pada awalnya, oleh karena itu Anna Freud menghabiskan waktunya untuk
merefleksikan moodnya. Ketika ia terlihat bahagia, dia bahagia; ketika ia
serius atau depresi, dia bertingkah secara serius. Pada satu sisi, dia lebih suka
menghabiskan sepanjang sesi berada di bawah meja ruangan, sebuah aktivitas
yang dilakukan oleh Anna Freud tanpa perhatian yang mendalam.Dia
mengangkat meja untuk berbicara dengannya seperti layaknya percakapan
biasa.Secara serentak, bagaimanapun, dia juga mendemonstrasikan secara
halus tentang superioritas kemampuan dan kebijakan dewasanya.
Sepanjang percakapan mereka, Anna memperhatikan setiap tingkah laku
dan pemilihan topik, yang dimana tidak ada topik yang terlalu halus dan
terlalu dewasa untuk didiskusikan.“ Sikapku seperti yang ada di film atau
novel bermaksud untuk menarik penonton atau pembaca untuk memenuhi
ketertarikan mereka yang mendasar. Jadi, Anna Freud sukses tidak hanya
membuat dirinya tertarik terhadap anak laki-laki, tetapi juga sukses dalam
mempelajari ketertarikan, sikap dan tingkah laku serta aktivitasnya.,
Langkah kedua dalam dalam persiapan ini dimulai ketika Anna Feud
mendemonstrasikan bahwa dia dapat berguna bagi anak laki-laki tersebut
dngan langkah-langkah kecil, seperti mengetik surat untuknya, dengan
6
memunculkan dan menuliskan tentang imajinasinya, dan juga dengan
membuat mainan-mainan kecil selama sesi terapi mereka. Pada proses
perekaman imajinasi, analis bisa juga mempelajari sesuatu tentang fantasi
anak-anak. Anna Freud berkomentar mengenai pasien lainnya. Jika kita
mengambil pernyataan terakhirnya, itu memberitahu bahwa fase persiapan
relative panjang dan membutuhkan banyak kesabaran sampai pasien anak
tersebut berkomitmen terhadap proses terapi
b. Membangun kekuatan analisis dan Kerentanan Anak-Anak
Tahap ketiga dari masa persiapan berasal dari manuver lain yang tepat
yang di desain dalam rangka menambah nilai pertumbuhan anak-anak untuk
analisisnya. “Saya mencoba menyadarkan mereka bahwa menjadi objek
analisis mempunyai keuntungan yang bermanfaat. Contohnya: perbuatan-
perbuatan yang memungkinkan mereka untuk mendapatkan hukuman
mempunyai perbedaan yg mencolok dan lebih banyak hasil yg
menguntungkan ketika perbuatan-perbuatani itu pertama kali diberitahukan
kepada analis dan kepada orang-orang khusus yang bertanggung jawab
menanganinya”. (A. FREUD, 1927, P.13)
Alhasil, anak itu mempercayakan Anna Freud untuk melindungi dia dari
hukuman atas sejumlah tindakan-tindakannya, mengakuinya di depan orang
tuanya, dan mengembalikan uang yang telah dicuri sebelum dia tertangkap.
Hasil utama dari tahap persiapan ini adalah Anna Freud sekarang tidak hanya
telah menjadi seseorang yang menarik, penolong, dan bijak, tapi juga telah
menjadi seseorang yang kuat, seseorang yang tanpa pertolongannya, anak itu
tidak lagi bisa bersama.(1927, p.13). Saat-saat seperti ini adalah saat-saat yang
krusial dimana Anna Freud akhirnya bisa menanyakan kerjasama yang
lengkap dalam menyingkapi hal-hal milik anak itu yang berharga dan rahasia-
rahasia yang dijaganya.
Tahap persiapan itu menyimpulkan kapan anak-anak telah selesai
mengembangkan wawasan yang cukup untuk mengenali bantuan eksternal
7
yang dibutuhkan untuk kesulitan mereka.Bahkan, pasien anak-anak harus
belajar memahami bahwa mereka memiliki kesulitan.Satu-satunya tanda yang
jelas dari kemauan yang kuat untuk mecoba mengeksplorasi pribadi yang luas
dan penuh penderitaan adalah pada saat anak-anak telah merasakan sendiri
kerentangan mereka dan juga kebutuhan untuk melakukan investasi terhadap
analis dengan bantuan yang lengkap dan terpercaya.Singkat cerita, analis
bekerja sangat keras selama tahap persiapan untuk menciptakan pemindahan
hubungan yang kuat dan positif.
Analis harus menjadi ego yang ideal dari anak itu dengan tujuan agar
perawatan dapat berlanjut dan berhasil.Analis kemudian menggantikan peran
orang tua dan merebut banyak kewenangan mereka. “sebelum anak-anak
dapat memberikan posisi tertinggi di dalam kehidupan emosional mereka,
bahwa dari ego yang ideal membuat mereka mencintai seperti dengan cinta
mereka terhadap orang tua dia harus merasakan bahwa kewenangan dari
analis itu lebih besar dari kewenangan mereka” (A. Freud, 1927, p.60). Dalam
beberapa kasus, dimana orang tua sendirilah yang menjadi sumber dari
kesulitan anak-anak atau memiliki pengaruh negative terhadap perawatan
anak, sangat penting bagi analis anak secara aktif melawan pengaruh mereka.
4. Analisis Anak yang Tepat
a. Interpretasi Terhadap Fantasi dan Mimpi
Satu kesempatan pendekatan yang segera menyarankan dirinya sendiri
adalah permainan aktifitas dari anak-anak.Sekolah analisa anak-anak yang ada
di Berlin yang di pimpin oleh Melanie Klein menerapkan teknik permainan
interpretasi. Anna Freud menolak cara ini kepada alam bawah sadar anak-
anak karena itu mempengaruhi manipulasi anak-anak terhadap mainan dan
konstruksi permainan fantasi yang setara dengan produksi verbal orang
dewasa dalam menganalisa situasi, sebuah rencana yang mana tampak sedikit
pembenaran. Dibandingkan dengan ekpresi-ekspresi verbal, para analis setuju
dengan permainan mungkin memiliki pemahaman yang susah ketika perilaku
di simbolkan dan ketika hanya di mainkan.
8
Di awal pekerjaannya dengan anak-anak, Anna Freud mempekerjakan 2
alat yang di adopsi dari analisa psikologi orang dewasa tapi dalam bentuk
yang termodifikasi.Pendekatan pertama adalah kepercayaan terhadap
kesabaran laporan verbal anak-anak terhadap fantasi dan mimpi-mimpi.
Sebagai analisa orang dewasa, produksi-produksi ini diperlakukan sebagi
turunan simbolik dari proses alam bawah sadar, dan mereka adalah subjek
penyebab interpretasi. Pada aktifitas ini, Anna Freud secara jelas
menggambarkan pada pengalaman analisanya sendiri “mengalahkan fantasi”
dan “cerita yang bagus”. Bersama beberapa anak, dorongan langsung dari
cerita fantasi yang diterapkan, seperti yang terdapat dalam kasus pasien anak
kecil perempuan ini yang di tanya untuk menutup matanya dan “melihat
gambar” yang kmudian akan dia deskripsikan kepada Anna Freud. Dalam hal
yang sama, analis dan pasien anak mendiskusikan mimpi anak itu, dan dengan
praktek, anak itu menjadi terbiasa mencari arti tersembunyi dari produksinya
sendiri.
9
Diluar dari ruang lingkup analisis, kebahagiaan mereka dan rasa
sakitnya masih sangat bergatung pada sesuatu yang mempengaruhi mereka
pada kehidupan sehari-hari. Para analis yang mencoba menempatkan diri
mereka ke dalam skema yang harus membagikan kasih sayang anak
kepada orang tua mereka seperti penderitaan, kekecewaan, dan idelisme
yang mereka miliki kepada orang tua mereka. Sebaliknya analis pasien
dewasa menargetkan penuh untuk membangun kembali masa lalu pasien
mereka.
10
menerima analis sebagai jenis yang sangat khusus dari guru, yaitu, sebagai
spesialis dalam pengetahuan mengenai diri dan sebagai teman dalam hal
melawan serangan dari luar yang sukar untuk dimengerti.
2) Melampaui konflik strutukral: Bahaya perkembangan
Kedua, Kelenturan anak dan pertumbuhan secara terus-menerus menuju
kedewasaan, memaksa analis anak untuk fokus bukan pada gejala neurotik
yang tampak saat ini tetapi lebih kepada tujuan agar berfungsi sehat pada
masa yang akan datang. Anna Freud dan rekan-rekannya beranggapan bahwa
kristalisasi sindrom neurotic hanya sebagian kecil dari masalah anak-anak.
Gangguan perkembangan, ancaman kecemasan yang terus-menerus, baik fisik
dan psikologi harus lebih banyak diperhatikan. Bahkan ketika indikator yang
jelas dari patologi yang serius hadir itu mempunyai dinamika dan makna yang
berbeda dengan gejala yang sama pada orang dewasa.
Anna Freud dan rekan-rekan kerjanya akhirnya mengembangkan sistem
formal dari diagnosis untuk anak-anak. Menekankan urutan perkembangan
pembentukan kepribadian dan kelainan. sistem diagnostik menekankan
ancaman serius terhadap penyelesaian pertumbuhan kepribadian (A. Freud,
1970b, pp. 163ff.). Pada dasarnya, melakukan terapi analitik dengan anak-
anak telah diaktifkan Anna Freud untuk melampaui konsepsi klasik neurosis
dan ketidakmampuan sebagai akibat utama dari konflik intrapsikis.
Dampaknya, Anna keluar dari konsep klasik neurosis dan salah sesuai perang
yang tidak disadari antara ide, ego dan super ego. Anak-anak sering
mengalami gangguan yang berasal dari kesulitan dalam proses pematangan
psikologis.
3) Asesmen Metapsikologi
Ketiga, Anna Freud telah belajar pelajaran penting dari persiapan untuk
psikoterapi anak ynag cukup panjang, begitu pula pengumpulan data dan
asesemen juga membutuhkan waktu yang panjang. Agar semua data dapat
11
terangkum dengan baik, Anna Freud menggunakan semacam penuntun yang
mengorganisasi informasi dalam kategorisasi yang kompherensif yaitu
memakai “ sebuah profil metapsikologi” (A. Freud, 1965a, 1965b; W.E.
Freud, 1972; Laufer, 1965). Anna mengemukakan dengan memakai profil
asasemen metapsikologi dapat diperoleh sekurang-kurangnya tiga
keuntungan:
a) Profil metapsikologi memberi arahan yang kongkrit dan seragam, data
apa saja yang sekurang-kurangnya harus diungkapkan dari klien.
Terapis tidak perlu lagi memakai “intuisi” untuk menetapkan data apa
yang signifikan.
b) Profil itu mengharuskan terapis untuk mengintegrasikan hasil
observasi dengan data sejarah kehidupan klien menjadi gambaran yang
utuh bagaimana kepribadian anak berfungsi dan berkembang.
c) Profil metapsikologi membutuhkan kecanggihan penerapan teori
perkembangan psikoanalitik, teori dorongan, dan teori ego, untuk
memperoleh memperoleh makna “metapsikologi” dan data hasil
observasi. dengan kata lain, profil memakai konsep-konsep
psikoanalisis, mengintegrasikan teori-teori yang ada untuk
memperoleh peta psikologi.
4) Pentingnya realisasi sosial
Tidak seperti orang dewasa, anak lebih tergantung dan lebih mudah
dipengaruhi oleh realitas eksternal saat itu. Psikoanalisis anak harus siap
menerima proposisi bahwa ketergantungan kliennya kepada orang tuanya,
konflik klien itu dengan saudara-saudaranya, hubungannya dengan guru dan
otoritas lainnya yang terjadi saat itu tercermin dalam gangguan yang mereka
alami. Gangguan neurotic pada orang dewasa, umumnya bersifat internal dan
sumbernya ada pada masa lalu atau konflik yang belum terselesaikan lagi.
Pada anak, suatu simptom bisa disebabkan oleh peristiwa yang baru saja
terjadi.
12
2. Mekanisme Pertahanan
13
2. Asceticism Sifat dari penyangkalan diri Remaja yang awalnya
yang lebih besar dengan cara memulai program diet
menyangkal semua keinginan atau berminat pada
& semua kesenangan duniawi. penampilan fisik
Biasanya terjadi pada masa mungkin mencoba
Pubertas. Pada tingkat yang untuk mengendalikan
ektrim, remaja mungkin dorongannya.
"mengubah" diri mereka
sendiri dengan membatasi
asupan makanan dan tidur dan
menahan urin dan feses
selama mungkin.
14
menghasilkan perasaan merubah kebencian
masokis tidak mampu, rasa terhadap ibunya,
bersalah, depresi. menjadi menuduh diri
sendiri, pasif,
menyerah, dan
perasaan rendahan.
5. Reaction Transformasi impuls yang Seorang anak yang
Formation tidak dapat diterima dan agresif terhadap ibunya
bentuk yang lebih dapat menjadi terlalu
diterima.Upaya pengendalian khawatir akan
dorongan-dorongan primitif keselamatan dan
agar tak muncul, serta secara kesejahteraan ibunya,
sadar mengungkapkan tingkah dan kekhawatirannya
laku, sebaliknya tindakan menjadi berlebihan jika
defensif dengan cara beberapa bahaya akan
mengganti impuls atau menimpa ibunya.
perasaan tidak nyaman
dengan kebalikannya.
15
almarhum suaminya,
bersama dengan
seleranya dalam
makanan dan hiburan
7A. Identification-with- Mengadopsi ciri-ciri atau Seorang gadis kecil
the-aggresor tingkah laku seseorang atau yang takut untuk
objek yang ditakuti. berjalan menyusuri
lorong gelap rumahnya
karena takut bertemu
hantu, memecahkan
masalah dengan
“bercemooh" selama
berjalan menyusuri
lorong.
8. Isolation Mekanisme pertahanan diri - Anak tujuh belas
dimana impuls yang tidak tahun dengan rasa
dapat diterima dan bersalah masturbasi
dipertahankan dalam akut, pikirannya terbagi
kesadaran. Tindakan atas apa yang dapat
penyekatan emosi. diterima dan tidak
dapat diterimanya.
-Seorang anak yang
benci pada gurunya
dapat bercerita tentang
gurunya pada orang
lain tanpa
menunjukkan bahwa ia
memiliki rasa benci
tersebut.
9. Undoing Mekanisme pertahanan diri Anak yang sama seperti
dengan secara simbolis di atas (8), harus
menghapus, membatalkan melakukan ritual setiap
pikiran yang tidak dapat kali pikirannya tidak
diterima egonya atau dapat diterima dan
masyarakat. dapat diterima terjadi
bersama-sama.
Misalnya, ia harus
membaca mundur
alfabet, setiap kali dia
memiliki pikiran
seksual, atau berputar
dan meludah setiap kali
16
ia bertemu anak lain
yang ia tahu dia juga
masturbasi.
10. Regression Kemunduran perilaku ketahap Saat berpisah dengan
sebelumnya. Kembali ke ibunya untuk rawat
respon sebelumnya ketika inap sebelum
dihadapkan dengan tonsilektomi, Timmy
kecemasan. mulai mengisap ibu jari
dan mengotori
celananya,
perbuatannya
seperti dua tahun yang
lalu.
17
e) Fase odipus-falis, ditandai dorongan memiliki orang tua lain jenis dan
bersaing dengan orang tua sejenis.
f) Fase laten dengan menurunnya kebutuhan hubungan yang memuaskan
dengan obyek yang dicintai.
g) Fase pre adolesan, kembalinya kebutuhan hubungan yang memuaskan
dengan obyek yang dicintai.
h) Fase adolasen, berjuang untuk mandiri, memutuskan cinta dengan
orang tua, kebutuhan kepuasan seksual.
2) Dari menghisap menjadi makan makanan keras
a) Disusui teratur sesuai jadwal atau kalau membutuhkan.
b) Disiplin dari botol atau susu ibu, mengalami kesulitan makan makanan
baru
c) Peralihan dari disuapi menjadi makan sendiri, makan masih identic
dengan ibu.
d) Makan sendiri, berbeda pendapat dengan ibu menganai banyaknya
makanan.
e) Seksual infantile membentuk sikap terhadap makanan: fantasi takut
gemuk atau hamil melalui mulut.
f) Senang makan, memiliki kebiasaan makan yang ditentukan sendiri.
3) Dari ngompol dan gobrok menjadi dapat mengontrol urinasi / defakasi
a) Bebas membuang kotoran tubuh.
b) Fase anal, menolak control orang lain dalam hal pembuangan kotoran,
perang kemauan latihan kebersihan.
c) Identifikasi dengan aturan orang tua, mengontrol sendiri pembuangan
kotoran. Minat kebersihan dan keteraturan didasarkan pada keteraturan
anal.
d) Kepedulian dengan kebersihan, tanpa tekanan orang tua, ego dan super
ego mengontrol dorongan anal secara otonom.
4) Dari tidak bertanggung jawab menjadi bertanggung jawab mengatur tubuh
18
a) Agresi diubah dari kepada diri sendiri menjadi kepada dunia luar.
b) Ego semakin memahami prinsip sebab-akibat, meredakan keinginan
yang berbahaya, mengenali bahaya eksternal seperti api, ketinggian,
dan air
c) Sukarela menerima aturan kesehatan, menolak makanan yang tidak
sehat, kebersihan tubuh, melatih kebugaran tubuh.
5) Dari egosentrik menjadi kerjasama
a) Mementingkan diri sendiri, naskistik, anak kecil lain tidak ada, atau
dipandang sebagai pengganggu dan saingan memperoleh cinta orang
tua.
b) Anak kecil didekatnya dipandang sebagai benda mati, atau mainan
yang dapat diperlakukan kasar tanpa tanggung jawab.
c) Anak kecil didekatnya dianggap sebagai teman untuk mengerjakan
sesuatu lamanya kerjasama tergantung kepada tuntutan tugas.
d) Teman dipandang patner sederajat, memiliki kemauan sendiri, mereka
dapat dihormati, ditakuti, dijadikan saingan, dicintai, dibenci, atau
ditiru. Membutuhkan sahabat sejati.
6) Dari tubuh menjadi mainan, dan dari bermainan menjadi bekerja.
a) Permainan bayi adalah perasaan tubuh, kepekaan jari, kulit, dan mulut
tidak dibedakan antara tubuh sendiri dengan tubuh ibu.
b) Sensasi tubuh dipindah ke obyek yang lembut seperti beruang mainan
atau sarung bantal.
c) Memeluk obyek yang lembut, menyayangi barang yang lembut obyek
benda mati.
d) Puas menyelesaikan suatu kegiatan, dan puas mencapai prestasi
sesuatu.
e) Permainan sekolah untk bekerja melalui hobi, lamunan, dan olah raga.
Anak dapat menahan implus dirinya.
19
2.5 Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Anna Freud memperluas defence mechanism yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud untuk membantu menjelaskan proses yang dialami oleh anak
dan remaja. Anna Freud juga melakukan perluasan ego, dengan
mengembangkan ego menjadi ego yang mengikuti arah id, menjadi ego yang
mampu memilih dan tidak hanya bergantung arah yang ditunjukkan oleh id.
2. Kekurangan
Terlalu berfokus pada ego sehingga mengesampingkan id dan superego.
Selain itu diagnosis yang dikembangkan oleh Anna Freud keluar dari konsep
neorosis klasik yang mengakibatkan anak tidak tumbuh secara alami dalam
usaha mengembangkan diri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
20
Anna Freud melakukan perluasan defence mechanism yang
menurutnya defence mechanism merupakan strategi untuk mngontrol
dari tekanan inpuls dan superego. Ego, menurut Anna Freud
merupakan objek yang sah dari studi psikoanalitik, dengan mengingat
bahwa ego tak terlepas dan selalu terikat dengan id dan tak
terhindarkan dengan superego
3.2 Saran
Penelitian atau penyusunan laporan selanjutnya harus mengungkap
secara jelas dan lebih rinci lagi terkait struktur dan dinamika dari teori
kepribadian yang dikembangkan oleh Anna Freud.
DAFTAR PUSTAKA
21
Alwisol. (2007). Psikologi Kepribadian: Edisi Revisi. Malang: PT. Penerbitan
Muhammadiyah Malang.
Monte, C., F. & Sollod, R.N. (2003). Beneath the Mask. An Itroduction to Theories
of Personality. America: John Willey & Sons. Inc.
22