Vous êtes sur la page 1sur 4

PENGELOLAAN SAMPAH di LINGKUNGAN

KAMPUS B UNIVERSITAS AIRLANGGA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1997, limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan, dapat
digambarkan bahwa limbah atau sampah merupakan zat sisa yang dihasilkan dari kegiatan manusia selama
atau setelah kegiatan itu dilaksanakan. Zat sisa yang dihasilkan dari kegiatan manusia dapat berbentuk gas,
cair dan padat. Banyaknya sampah yang dihasilkan menyebabkan masalah yang cukup serius bagi lingkungan,
mulai dari banjir, kerusakan infrastuktur karena hujan asam, sampai perubahan iklim. Banyaknya sampah
yang dihasilkan manusia bersumber dari kegiatan industri, rumah tangga, rumah sakit, sekolah dan banyak
sumber yang lain. Sampah yang paling mudah kita temui adalah sampah berbentuk padat, mulai dari
pembungkus, sisa makanan, dan banyak lainnya.
Universitras Airlangga merupakan salah satu institusi yang memiliki banyak kegiatan setiap harinya. Dari
setiap kegiatan ini sampah padat erat kaitannya dengan sisa yang dihasilkan dari kegiatan ini, mulai dari botol
air mineral, puntung rokok, sisa makanan, dan lain sebagainya. Banyaknya sampah yang dihasilkan setiap
harinya menghasilakan sebuah permasalahan baru yaitu tentang pengelolaan sampah padat yang dihasilkan
setiap harinya. Apakah Universitas Airlangga sudah melakukan pengelolaan sampah yang sesuai ataukah ada
bagian tersendiri tentang pengelolaan sampah d Universitas Airlangga.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dibahas sebelumnya, peneliti merumuskan beberapa masalah. Yaitu :
1. Apa definisi dari sampah dan jenis-jenis sampah?
2. Bagaimana pengelolaan sampah yang benar?
3. Bagaimana pengelolaan sampah di Universitas Airlangga?
1.3 Tujuan
1. Pembaca dapat mengetahui lebih danyak tentang sampah.
2. Pembaca dapat mengtahui bagaimana pengelolaa sampah yang benar.
3. Pembaca dapat mengetahui sistem pengelolaan sampah di Universitas Airlangga.
1.4 Manfaat
1. Agar pembaca dapat mengelola sampah dengan benar.
2. Agar pembaca dapat berkonstribusi dalam menjaga lingkungan.
3. Agar pembaca mengetahui tentang sampah dan jenis-jenisnya.

BAB II

PEMBAHASAN DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi, Jenis dan Penyebab Sampah

Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997, Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Menurut WHO,
sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang berasal dari
kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
Sejumlah literatur mendefinisikan sampah sebagai semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan
manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi kehadirannya (Tchobanoglous,
et al., 1993 dalam Kementerian Pekerjaan Umum, 2011).

Hadiwiyoto (1983) mengungkapkan ciri-ciri dari sampah adalah: (1) merupakan bahan sisa, baikbahan-bahan yang
sudah tidak digunakan lagi (barang bekas) maupun bahan yang sudah tidak diambil bagian utamanya; (2)
merupakan bahan yang sudah tidak ada harganya; (3) bahan buangan yang tidak berguna dan banyak menimbulkan
masalah pencemaran dan gangguan pada kelestarian lingkungan.

Pada prinsipnya sampah dibagi menjadi sampah padat, sampah cair dan sampah dalam bentuk gas (fume, smoke).
Sampah padat dapat dibagi menjadi beberapa jenis, menurut Syahrul dan Ollich (1985) sampah dapat digolongkan
kedalam beberapa kategori, diantaranya:

Berdasarkan sumbernya, yaitu :

1. sampah hasil aktifitas rumah tangga termasuk dari asrama, rumah sakit, hotelhotel dan kantor;
2. sampah hasil kegiatanindustri dan pabrik;
3. sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan yang sering
juga disebut sebagai limbah pertanian;
4. sampah hasil kegiatan perdagangan, misalnya pasar dan pertokoan; (5) sampah dari hasil kegiatan
pembangunan; dan
5. sampah dari sekitar jalan raya.
kategorisasi lain yang ditetapkan oleh WHO membagi sampah berdasarkan sumber penghasilan, yaitu :

1. sampah rumah tangga (domestic wastes);


2. sampah pasar (commercial wastes);
3. sampah binatang dan pertanian (agricultural and animal wastes);
4. sampah pertambangan (mining wastes).
2.2 Pengelolaan Sampah

Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997 bab iv pasal 9.

1. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan lingkungan hidup dan penataan ruang
dengan tetap memperhatikan nila-inilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
2. Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidang
tugas dan tanggung jawab masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan
memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan
lingkungan hidup.
3. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan penataan ruang, perlindungan
sumber daya alam nonhayati, perlindungan sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.
4. Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikoordinasi oleh Menteri.
5. Pengelolaan sampah bukan hanyatanggungjawab dari pemerintah, karena masyarakat juga memiliki
kewajiban untuk menjaga dan merawat lingkungan agar dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
6. Pengelolaan sampah dimulai dengan membagi jenis sampah atas dua jenis sampah, organik dan non
organik. Pembagian ini didasarkan atas pemikiran bahwa sampah organik akan lebih mudah lapuk dan
kembali menjadi tanah dibanding sampah non organik. Contoh sampah organik misalnya kertas bekas,
karton bekas, kain bekas, daun pembungkus makanan dan sampah lain yang bahan bakunya berasal dari
bahan organik di alam, seperti tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sampah non organik adalah sampah-sampah
yang tidak mudah lapuk dan bahan bakunya bukan dari mahluk hidup, misalnya plastik, batu batere, bola
lampu, kaca, barang bekas terbuat dari logam. Sebenarnya ada jenis sampah ketiga, yaitu yang termasuk
kategori Bahan Beracun Berbahaya (B3), seperti batu batere bekas, PCB yang tak terpakai, sampah jenis ini
dibuang ke sebuah perusahaan pengelola sampah B3 di Cibinong
7. Dari pemilahan sampah didapatkan sampah organik dan sampah anorganik, sampah anorganik dikelola
meluidaur ulang dan dimusnahkan. Sementara sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi bahan baku
pembuatan pupuk kompos yang dapat digunakan untuk menambah nilai ekonomis dan bermanfaat bagi
lingkungan.
2.3 Pengelolaan Sampah di Lingkungan Universitas Airlangga
Di lingkungan Universitas Airlangga, sampah banyak ditemui dimana-mana. Seperti hasil data dari
observasi primer yang telah dilakukan, petugas kebersihan mengeluhkan banyaknya sampah yang
dikumpulkan setiap hari rata-rata dihasilkan oleh kegiatan mahasiswa dan tidak dibuang pada tempat yang
telah disediakan, sampah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi sampah tidak dapat di daur ulang dan
sampah dapat didaur ulang .
Sampah yang dapat di daur ulang memiliki nilai ekonomis sehingga sampah yang telah
dikumpulkan nantinya akan dijual pada pengepul dan menambah nilai ekonomis dari sampah yang telah
dikumpulkan. Sampah yang tidak dapt di daur ulang akan dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan
Sementara) untuk dpilah kembali oleh pengelola TPS. Sampah yang terkumpul di TPS bukan hanya
bersumber dari Universitas Airlangga, tetapi juga penduduk setempat. Hasil pemilahan sampah didapatkan
dua macam sampah, yaitu sampah oganik dan sampah anorganik.
Sampah organik yang dapat di daur ulang diolah menjadi pupuk Kompos, sedangkan sampah
organik yang tidak dapat di daur ulang akan di kubur.Proses pengolahan kompos dilakukan melalui
beberapa tahap. Tahap pertama semua bahan daur ulang di diamkan selama satu minggu, setelah satu
minggu didiamkan sampah organik di giling di dalam mesin, setelah proses penggilingan didapatkan bentuk
yang lebih kecil dari awal sampah organik didiamkan, tahap selanjutnya yaitu didiamkan selama satu
minggu. Dari hasil yang telah didiamkan tadi setiap minggu akan dipilahsesuai waktunya dan akhirnya
menjadi kompos yang siap digunakan.
Sampah anorganik yang juga diolah sama halnya dengan sampah organikagar tidak mencemari
lingkungan. Semua sampah anorganik berupa plastik akan dikumpulkan menjadi satu yang selanjutnya
dijual pada pengepul untuk olah lagi di sebuah lokasi yang berada di daerah utara surabaya. Sampah yang
tadinya tidak bernilai dan bersifat merusak lingkungan selanjutnya akan diolah kembali untuk dijadikan
plastik lain atau kantong kresek

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Definisi sampah secara umum sebagai semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan
manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi kehadirannya.
Sampah dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan kategori yang berbeda diantarany menurut
Syahrul dan Ollich (1985) berdasarkan sumbernya berupa sampah hasil aktifitas rumah tangga,
industri, pertanian, perdagangan, dan sekitar jalan raya. Ketegori lain menurut WHO membagi
berdasarkan sumber penghasinya berupa sampah rumah tangga (domestic wastes); sampah pasar
(commercial wastes); sampah binatang dan pertanian (agricultural and animal wastes); sampah
pertambangan (mining wastes).
Pengelolaan sampah yang yang benar sesuai dengan Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang
lingkungan hidup yang isinya bahwa pangelolaan sampah merupakan tanggung jawab seluruh lapisan
masyarakat. Pengelolaan sampah dimulai dengan membagi jenis sampah atas dua jenis sampah,
organik dan non organik. Untuk sampah anorganik akan di daur ulang atau dimusnahkan, dan sampah
organik yang diolah menjadi pupuk kompos.
di lingkungan universitas airlangga sampah banyak ditemukan dimana-mana karena penduduk
kampus yang kurang peduli lingkungan. Sampah yang ada dikumpulkan selanjutnya akan dijual dan
atau dibuang ke TPS. Di TPS sampah diolah menjadi kompos dan didaur ulang
3.2 Saran
Untuk Universitas Airlangga
1. Membentuk Organisasi yang khusus menangani tentang pengolahan sampah di Universitas
Airlangga mulai dari pemilahan,pengolahan,hingga penjualan.
2. Membuat Eko kampus(kampus hijau).
3. Membuat Kompetisi kebersihan kelas pada setiap fakultas.
4. Memberi penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan.
5. Memberikan peraturan tentang masalah kelestarian lingkungan.
Untuk pengelolaan sampah TPS

1. Menambah armada truk distributor sampah agar sampah tidak melebihi kapasitas di TPS.
2. Lokasi TPS yang seharusnya di tempatkan secara khusus tidak di dekat tempat penduduk
3. Memberi penyuluhan kepada penduduk untuk memilah sampah Organik dan anorganik
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. Bab II Tinjauan


Pustakahttp://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54022/BAB%20II%20Tinjauan%20P
ustaka.pdf?sequence=3. Diakses pada 22 oktober 2013.

Setiawan, hendi.2012. Sampah organik dan Non


Organik.http://green.kompasiana.com/polusi/2012/07/08/sampah-organik-dan-non-organik-
469693.html. diakses pada 22 oktober 2013.

Undang-undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup.

Vous aimerez peut-être aussi