Vous êtes sur la page 1sur 9

FENOMENA MODEL KEPUTUSAN MANAJEMEN

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari


beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah. Menurut Davis (1997; 5) keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang
dihadapinya dengan tegas.
Kemampuan seseorang untuk membuat suatu keputusan sangat dipengaruhi oleh
seberapa besar wewenang yang diberikan atasan kepadanya. Namun yang paling penting
bukanlah banyak atau sedikitnya wewenang, melainkan apakah orang tersebut benar-benar
dapat menggunakan wewenang yang telah diberikan kepadanya untuk membuat keputusan
yang terbaik. Untuk mengembangkan kemampuan guna membuat keputusan-keputusan yang
mantap, handal, dan tepat pada waktunya, dibutuhkan beberapa bekal untuk melakukan hal itu.
Pertama, dibutuhkan kemampuan nalar atau pertimbangan yang masak. Kedua, harus
mempunyai watak yang kuat untuk membuat keputusan terbaik pada waktu yang tepat. Dengan
mempertimbangkan dua bekal tersebut, maka akan memungkinkan seseorang untuk
memperoleh hasil-hasil pengambilan keputusan sesuai yang diharapkan.

Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan


Menurut Iqbal Hasan (2002; 2-3), pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari
cara pemecahan masalah memiliki fungsi antara lain:
1. Pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara
organisasional.
2. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya bersangkut paut dengan hari depan, masa yang
akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.
Sedangkan tujuan dari pengambilan keputusan itu sendiri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan yang bersifat tunggal. Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan
masalah lain.
2. Tujuan yang bersifat ganda. Terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut
lebih dari satu masalah, artinya bahwa keputusan yang diambil itu sekaligus
memecahkan dua masalah (atau lebih) yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat
tidak kontradiktif.

1
Unsur dan Dasar Pengambilan Keputusan
Unsur-unsur atau komponen-komponen pengambilan keputusan, yaitu:
1. Tujuan dari pengambilan keputusan
2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya/diluar
jangkauan manusia
4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu pengambilan
keputusan
Sedangkan dasar-dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku, yaitu:
1. Intuisi. Pengambilan keputusan yang berdasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki
sifat subjektif, sehingga mudah terkena pengaruh dan relatif kurang baik karena
mengabaikan dasar-dasar pertimbangan lainnya.
2. Pengalaman. Pengambilan keputusan yang didasarkan atas pengalaman memiliki
pengalaman bagi pengetahuan praktis karena berdasarkan pengalaman, kita dapat
memperkirakan semua kemungkinan keadaan yang terjadi terkait dengan keputusan
yang akan kita ambil.
3. Fakta. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta yang ada dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid, dan baik.
4. Wewenang. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada
orang yang lebih rendah kedudukannya.
5. Rasional. Keputusan yang diambil berdasarkan rasionalitas akan bersifat objektif, lebih
transparan, logis, konsisten untuk memaksimalkan nilai atau hasil dalam batas kendala
tertentu.

Jenis-Jenis Keputusan
Keputusan merupakan pilihan yang dibuat dari alternatif-alternatif yang ada. Dan
pengambilan keputusan merupakan proses mengenali masalah-masalah dan peluang-peluang
untuk kemudian dipecahkan. Keputusan dibagi menjadi dua jenis, yakni:
1. Keputusan Terprogram. Sebuah keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang
sering kali muncul sehingga ketentuan-ketentuan dalam mengambil keputusan dapat
dibuat dan diterapkan.

2
2. Keputusan Tidak Terprogram. Keputusan yang diambil untuk menjawab situasi yang
unik, sulit dikenali dan sangat tidak terstruktur, serta membawa konsekuensi penting
bagi organisasi.

Model Pengambilan Keputusan


Terdapat beberapa model dan tehnik pengambilan keputusan yang digunakan oleh
manajer, yaitu:
1. Model Optimasi. Sasaran yang ingin dicapai dengan model optimasi adalah bahwa
dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada, organisasi memperoleh hasil
terbaik yang paling mungkin dicapai. Sikap pengambil keputusan, norma-norma serta
kebijaksanaan organisasi berperan penting dalam menentukan kriteria apa yang
dimaksud dengan hasil terbaik yang mungkin dicapai itu.
2. Model Satisficing. Dengan model ini berarti pengambil keputusan memilih alternatif
solusi pertama yang memenuhi kriteria keputusan minimal. Dengan kata lain, tidak
berusaha untuk mengejar seluruh alternatif untuk mengidentifikasi solusi tunggal untuk
memaksimalkan pengembalian ekonomi, manajer akan memilih solusi pertama yang
muncul untuk memecahkan masalah bahkan jika solusi yang lebih baik diperkirakan
akan ada kemudian.
3. Model Mix Scanning. Dengan model ini berarti bahwa setiap kali seorang pengambil
keputusan mengalami dilemma dalam memilih suatu langkah tertentu, suatu keputusan
pendauluan harus dibuat tentang sampai sejauh mana berbagi sarana dan prasarana
organisasi akan digunakan untuk mencari dan menilai fungsi dan kegiatan yang akan
dilakukan.
4. Model Heuritis. Pada hakikatnya model ini berarti, bahwa faktor-faktor internal yang
terdapat dalam diri seorang pengambil keputusan lebih berpengaruh dari pada faktor-
faktor eksternal.

3
Pengambilan/Pemilihan Model Tertentu.
Model pengambilan keputusan memang beraneka ragam, namun perlau diperhatikan
bahwa tidak ada satu model pun yang cocok digunakan untuk mengatasi semua jenis situasi
problematic yang dihadapi oleh organisasi. Karena itu kemahiran yang perlu dikembangkan
oleh para pengambil keputusan ialah memilih secara tepat satu atau gabungan beberapa model,
dan menyesuaikannya dengan tuntutan situasi yang dihadapi. Alasan mengapa para pengambil
keputusan cenderung memilih model pengambilan keputusan yang sederhana ialah karena
mereka tidak bisa tidak harus mempertimbangkan berbagai faktor intern, terutama nilai nilai
organisasional yang ditetapkan oleh para manajer yang lebih tinggi kedudukannya.

4
REVIEW JURNAL FENOMENA MODEL KEPUTUSAN MANAJEMEN
“Evaluasi Sistem Pengambilan Keputusan pada Universitas Tidar Magelang dengan
Menggunakan Model Maturity Level”
Chaidir Iswanaji, Dra. Sudarti Nur Sarfiah, Nuwun Priyono, Siti Arifah

Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan
eksternal terhadap evaluasi sistem pengambilan keputusan pada Universitas Tidar Magelang
dengan menggunakan Model Maturity Level.

Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah staf akademik Fakultas Ekonomi Universitas Tidar
Magelang.

Metode Penelitian
Metode pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan
kasualitas. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Terdapat
dua metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yakni; kuesioner yang
ditujukan pada staf akademik Fakultas Ekonomi Universitas Tidar Magelang denan 35
responden, serta melalui studi pustaka. Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah menggunakan uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji koefisien regresi
serempak atau uji F (F-test), serta uji koefisien regresi secara individu (t-test).

Definisi Operasional Variabel


Definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu:
1. Sistem Pengambilan Keputusan (Y). Sistem pengambilan keputusan dipengaruhi oleh
lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi
lingkungan, baik lingkungan internal maupun lingkungan eksternal.
2. Faktor Internal (X1). Indikatornya mencakup: Ethnics (etika), Personality
(kepribadian), Escalation of Commitment (meningkatnya komitmen).
3. Faktor Eksternal (X2). Indikatornya mencakup: Values (nilai), Prospensity for risk
(kecenderungan untuk risiko). Potensial for Dissonance (potensi untuk
ketidakcocokkan).

5
Hasil dan Pembahasan
Pengujian yang pertama dilakukan terhadap faktor internal terhadap sistem
pengambilan keputusan dengan menggunakan model maturity level. Dari hasil uji diketahui
nilai t hitung sebesar 1,912 dengan sig. t sebesar 0,035 (p < 0,05), sehingga keputusannya
menerima H0 dan menolak Ha. Berarti ada pengaruh yang signifikan faktor internal terhadap
sistem pengambilan keputusan dengan model maturity level pada Universitas Tidar Magelang.
Hasil ini berarti sesuai hipotesis yang diformulasikan.
Pengujian yang kedua dilakukan terhadap faktor eksternal terhadap sistem pengambilan
keputusan dengan model maturity level. Dari hasil uji diketahui nilai t hitung sebesar -0,690
dengan sig. t sebesar 0,495 (p > 0,05), sehingga keputusannya menerima H0 dan menolak Ha.
Berarti tidak ada pengaruh signifikansi faktor eksternal terhadap sistem pengambilan
keputusan dengan model maturity level pada Universitas Tidar Magelang. Hasil ini berarti tidak
sesuai dengan hipotesis yang diformulasikan. Hasil ini juga membuktikan bahwa Universitas
Tidar Magelang tidak mengakomodir faktor eksternal dalam sistem pengambilan
keputusannya.

Kelebihan
Telah dipaparkan secara lengkap sistematika perolehan data penelitian serta hasil
analisis data, serta kejelasan bahasa yang digunakan sehingga memudahkan dalam memahami
isi jurnal.

Kelemahan
Tidak adanya spesifikasi staf akademik yang digunakan dalam penelitian ini, hanya
digambarkan staf akademik saja dengan jumlah responden yang diterima. Perincian mengenai
jumlah kuesioner yang disebar, kuesioner yang ditolak, dan kuesioner yang tidak dapat
digunakan juga tidak di cantumkan dalam penelitian ini.

6
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Faktor internal memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap sistem pengambilan
keputusan dengan menggunakan model maturity level pada Universitas Tidar
Magelang.
2. Faktor eksternal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap terhadap sistem
pengambilan keputusan dengan menggunakan model maturity level pada Universitas
Tidar Magelang.

7
DAFTAR RUJUKAN

Davis, Keith. (1997). Human Behavior at Work. MacGraw Hill Publishing Company Ltd.
Iqbal Hasan, M.M. (2002). Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Iswanaji, Chaidir; Nur Sarfiah, Dra. Sudati; Priyono, Nuwun; dan Siti Arifah. (2017). Evaluasi
Sistem Pengambilan Keputusan pada Universitas Tidar Magelang dengan
Menggunakan Model Maturity Level. Jurnal Riset Akuntansi Keuangan, Vol. 2, No. 2.
S.P. Siagian. (1990). Teori dan Praktek Pengambilan Keputusan. Jakarta: Haji Masagung.

8
9

Vous aimerez peut-être aussi