Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 5-G
1. Aida Resti Fitriani (1041711003)
2. Alifia Rossy Nurbaity (1041711007)
3. Anjas Kusuma Dewi (1041711012)
4. Atiq Istifada (1041711020)
ANALGESIK
I. TUJUAN
a. Mengenal berbagai cara untuk mengevaluasi secara eksperimental efek
analgesik suatu obat.
b. Memahami dasar-dasar perbedaan dalam daya analgesik berbagai
analgetika.
c. Mampu memberikan pandangan yang kritis mengenai kesesuaian khasiat
yang dianjurkan untuk sediaan-sediaan farmasi analgetika.
I. Analgetik opioid
IBUPROFEN
ASAM MEFENAMAT
PARASETAMOL
Tiap kelompok mendapat 4 ekor tikus uji, 1 ekor hewan uji sebagai kontrol
Ulangi penilaian respon tikus tiap menit ke 20, 30, 60, 90, menit dan seterusnya
sampai efek analgetik hilang.
V. DATA PENGAMATAN
X sebelum
NAMA OBAT No pemberian t 10 t20 t 30 t 60 t 90
obat
1 2.15 7.33 10.51 7.49 3.97 3.86
2 1.29 5.34 7.04 6.97 6.26 4.07
3 7.35 9.9 5.17 4.62 3.29 2.12
Na Diklofenak 4 9.22 4.4 4.75 4.27 4.3 2.9
5 4.8 4.33 7.9 10 5.22 3.29
Rata-
4.96 6.26 7.07 6.67 4.61 3.25
Rata
1 3.21 3.28 2.4 2.39 2.04 2.04
2 3.13 5.4 3.15 3.62 2.99 2.99
3 2.07 5.74 2.88 2.63 2.37 2.37
Ibuprofen 4 4.76 6.46 7.22 7.85 7.61 7.61
5 2.9 5.67 6.35 4.47 4.7 4.7
Rata-
3.21 5.31 4.40 4.19 3.94 3.94
Rata
1 3 10 10 6 2 1
2 2 6 10 7 3 1
3 5 3 7 4 2 2
Methylprednisolon 4 3 10 10 9 4 4
5 7 8 9 10 10 9
Rata-
4.00 7.40 9.20 7.20 4.20 3.40
Rata
1 1.35 2.4 2 1.55 1.37 2.16
2 2 4 4 1.77 1 1.72
3 4.5 3 3 4 2.8 2.69
Paracetamol 4 1.6 2.23 2.01 2.11 1.45 2.16
5 1.6 1.58 1.64 1.78 1.96 2.69
Rata-
2.21 2.64 2.53 2.24 1.72 2.28
Rata
1 2 4.25 6.25 6.12 5.17 5.39
2 4.16 8.35 5.14 3.27 4.04 3.14
3 3.5 5 3.06 3.01 5 3.1
Dexamethason 4 2 7.5 7.05 7 3.5 4
5 1.75 9 4.5 4.2 6.5 3.09
Rata-
2.68 6.82 5.20 4.72 4.84 3.74
Rata
1 4 5 2 2 4 7
2 5 2 2 4 5 7
Asam Mefenamat 3 5.5 2 2 7 5 6
4 4 1 3 2 2 4
5 7 3 6 4 3 6
Rata-
5.10 2.60 3.00 3.80 3.80 6.00
Rata
1 1.5 5 5 6 4 2
2 5.5 6 5 4 3 3
3 5 5 2 4 5 5
Kontrol Analgetik 4 2 5 4 1.44 1.85 1.12
5 2 1.97 2.9 1.77 1.85 2.75
Rata-
3.2 4.59 3.78 3.44 3.14 2.77
Rata
KURVA
Analgesik
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
X sebelum t10 t20 t30 t60 t90
pemberian obat
PERHITUNGAN
Ibuprofen
Dosis Ibuprofen = 200 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 200 𝑚𝑔 = 280 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Na Diklofenak
Dosis Na Diklofenak = 70 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 70 𝑚𝑔 = 70 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Metilprednisolon
Dosis Metilprednisolon = 8 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 8 𝑚𝑔 = 11,2 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Asam Mefenamat
Dosis Asam mefenamat = 500 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 500 𝑚𝑔 = 700 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Parasetamol
Dosis Parasetamol = 500 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 500 𝑚𝑔 = 700 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
Dexamethason
Dosis Dexamethason = 1 mg/50 kgBB
70 𝑘𝑔
Dosis manusia = 50 𝑘𝑔 × 1 𝑚𝑔 = 1,4 𝑚𝑔/70 𝑘𝑔𝐵𝐵
VI. PEMBAHASAN
Pada percobaan tentang analgetika, yang bertujuan untuk mengenal,
mempraktekkan dan membandingkan daya analgetik berbagai analgetika
menggunakan metode rangsang kimia. Analgetika itu sendiri didefinisikan
sebagai obat-obat atau zat-zat yang dapat mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat analgesik bekerja dengan meningkatkan ambang nyeri,
mempengaruhi emosi (sehingga mempengaruhi persepsi nyeri),
menimbulkan sedasi atau spoor (sehingga nilai ambang nyeri naik).
Ambang nyeri didefinisikan sebagai tingkatan (level) dimana nyeri
dirasakan untuk yang pertama kali. Jadi, intesitas rangsangan yang terendah
saat seseorang merasakan nyeri. Parameter yang digunakan dalam
pengamatan ini adalah waktu ketahanan mencit terhadap rasa nyeri yang
dihasilkan dengan metode rangsang kimia. Dimana pada nyeri neuropati
akan timbul gejala hiperalgesia, yang ditunjukkan dengan penurunan waktu
ketahanan dari mencit pada stimulasi nyeri badan yangdiberikan. Nyeri
yang dirasakan oleh mencit merupakan nyeri somatik, yang bila dilihat dari
tempat terjadinya, merupakan nyeri permukaan, karena pemanasan itu
ditempatkan pada ekor mencit. Hal itu akan menimbulkan kerusakan pada
jaringan. Stimulus yang merangsang nyeri akanmenimbulkan pengeluaran
mediator nyeri (prostaglandin) yang memicu pelepasan mediator nyeri
seperti brodikinin dan prostaglandin yang akhirnya mengaktivasi reseptor
nyeri di saraf perifer (dan diteruskan ke otak). Mekanisme penghambatan
prostaglandin oleh obat analgesik adalah dengan menghambat biosintesis
prostaglandin. Prostaglandin akan dilepaskan oleh sel yang mengalami
kerusakan. Pembentukan prostaglandin dihambat dengan menghambatan
enzim siklooksigenase yang bertugas mengubah asam arachidonat menjadi
endoperoksida (PGG2/PGH). PGH akan memproduksi prostaglandin,
sehingga secara tidak langsung obat analgesik menghambat pembentukan
prostaglandin. Prostaglandin berperan pada nyeri yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau inflamasi dan menyebabkan sensitivitas reseptor
nyeri terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi.
Mekanisme kerja penghambatan rasa nyeri ada tiga yaitu:
1. Merintangi penyaluran rangsangan nyeri dalam saraf sensoris,seperti
pada anastesi local.
2. Merintangi pembentukkan rangsangan dalam reseptor rasa nyeri,seperti
pada anastesi local.
3. Blokade rasa nyeri pada system saraf pusat seperti pada analgetiksentral
(narkotika) dan anastesi umum.
Pada praktikum kali ini dilakukan perbandingan antara obat-obat
analgetik golongan non narkotik seperti Parasetamol, Ibuprofen, Asam
Mefenamat, Natrium Diklofenak, Methyl Prednisolon, dan Dexamethason.
Hal ini dilakukan dengan cara memberikan obat – obat analgetik tersebut
(Parasetamol,Ibuprofen, Asam Mefenamat, Natrium Diklofenak, Methyl
Prednisolon, dan Dexamethason) pada hewan uji (tikus) secara peroral
kemudian ditunggu selama 30 menit, karena kadar maksimum obat dalam
plasma itu dapat dicapai dalam waktu 30-60 menit. Sebelum diberi obat
analgesik tersebut, ekor hewan uji tikus di celupkan ke dalam air panas
bersuhu 50oC yang terus dijaga suhunya agar konstan. Lalu dihitung waktu
yang diperlukan tikus untuk menjentikan ekornya. Jentikan ekor ini terjadi
karena adanya kerusakan jaringan pada syaraf yang berada di ekor tikus
tersebut yang kemudian merangsang reseptor nyeri di ujung syaraf perifer
ataupun ditempat lain. Dan selanjutnya rangsang nyeri terebut diteruskan ke
pusat nyeri di korteks serebri oleh syaraf sensoris melalui sumsum tulang
belakang dan thalamus. Hal ini bertujuan untukmenentukan sensitivitas
rasa sakit pada hewan dengan mengukur latensi respon penghindaran ketika
rasa sakit yang disebabkan oleh panas.
Berdasarkan data pengamatan, dapat diamati grafik yang paling baik
dalam menunjukkan daya analgesik adalah Methylprednisolon. Hal ini
dapat di lihat dari tabel pengamatan pada menit ke 10 yang menunjukkan
waktu yang di butuhkan untuk menjentikkan ekornya adalah detik ke 7,40 ,
dan pada menit ke 20 setelah pemberian di dapat hasil respon jentikan ekor
semakin lama yaitu 9,20 detik, dan 30 menit berikutnya setelah pemberian
didapat hasil respon jentikan yaitu 7,20 detik. Na Diklofenak juga
menunjukan efek yang besar terhadap penahan rasa nyeri karena efek yg
ditimbulkan hewan uji pada menit ke 10 mampu memberikan respon jentik
ekornya hanya pada detik ke6,26 dan pada menit 20 responnya semakin naik
yaitu 7,07 detik, kemudian pada menit berikutnya turun kembali respon efek
terhadap analgesiknya. Kemungkinan, hal ini terjadi karena adanya proses
redistribusi obat di dalam tubuh.
VIII. KESIMPULAN
1. Analgetik yang memiliki daya analgesik tinggi adalah Methyl Prednisolon
dengan jumlah rata-rata jentik 6,28 , Na Diklofenak dengan jumlah rata-rata
jentik 5,57, dan Dexamethason dengan jumlah rata-rata jentik 5,06 .
2. Pada Control dengan larutan CMC Na jumlah rata-rata jentik ekor pada
hewan uji yaitu 3,61.
DAFTAR PUSTAKA