Vous êtes sur la page 1sur 53

LAPORAN BENGKEL

PRAKTEK SISTEM KELISTRIKAN MOBIL DAN


INDUSTRI

Oleh:
Nama : Arlen Palito Arfi
Jurusan : TeknikMesin
Prodi : D-III TeknikMesin
Kelas : 3MB
No Bp : 1601012065
Dosen : Rakiman ST MT

KEMENTRIAN RISET DAN TEKNOLOGI


POLITEKNIK NEGERI PADANG
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali


yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, ,sehingga saya dapat menyusun laporan ini hingga
selesai. Laporan ini saya susun dalam rangka untuk memenuhi persyaratan program kegiatan
belajar mengajar tahun ajaran 2018/2019 Politeknik Negeri Padang.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Eka Sunitra ST,
MT, selaku dosen pembimbing dan semua pihak yang telah memberikan dukungan, kasih,
dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga
semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi.Saya telah menyelesaikan laporan ini, yang telah saya beri judul LAPORAN PRAKTEK
BENGKEL SISTEM KELISTRIKAN MOBIL DAN INDUSTRI, yang disusun dengan
pembahasan materi, menggunakan bahasa yang baik,singkat,padat dan mudah dipahami.

“ Takada seorang pun yang sempurna " itulah ungkapan yang sesuai , karenapenulis
masih banyak kekurangan baik dari segi tulisan atau penyampaiannya. Saran yang sifatnya
membangun selalu penulis nantikan demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata saya ucapkan banyak terimakasih atas bantuannya.Sayaminta ma’af apabila
ada kata-kata yang kurang berkenan, mudah-mudahan laporan ini bermanfa’at bagi
penuliskhususnya dan bermanfaat bagi kita semua.Amin....

Wasalamualaikum wr.wb

Padang, 2018

M Farid Reza F

Abdul Cholik
DAFTAR ISI

HALAMAN AWAL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Maksud dan Tujuan

BAB II TEORI DASAR

BAB III KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB IV PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

VI.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Materi kelistrikan dalam perkuliahan di bidang maintenance sangatlah penting karena

materi ini mempunyai aspek penting yang berhubungan langsung dengan kenyataan

dilapangan.

Seorang yang bergerak dibidang maintenance harus memiliki keahlian dibidang

kelistrikan agar dapat bermain didunia industri nantinya, dan dapat menjadi seorang SDM

yang berkualitas

1.2 Maksud Dan Tujuan

Tujuan penulis membuat laporan ini agar mahasiswa bisa memahami materi kelistrikan

dengan benar agar dalam melaksanakanya tidak mengalami kesulitan karena dalam dunia

permesinan termasuk materi yang harus dipahami.


BAB II

TEORI DASAR

1. Sistem Pengisian (Charging System)

FUNGSI :

 Mengisi kembali baterai agar baterai tetap terisi penuh terutama setelah mesin di start

 Suplay arus bagi sistem kelistrikan kendaraan


Generator:

Fungsi : Merubah enerigi gerak menjadi energi listrik

Macam:

Generator AC/ Alternator


Konsep :

Generator menggerakkan arus listrik, tetapi tidak menciptakan muatan listrik, yang telah ada

di dalam kawat konduktif dari lilitannya. Ini kurang lebih analogi dengan pompa air, yang

mencipkatan aliran air tetapi tidak mencipkatan air di dalamnya. Beberapa jenis generator

listrik telah ada, tergantung pada phenomena listrik seperti piezoelectricity, dan magnet

hidrodinamik. Konstruksi dari sebuah dinamo mirip dengan sebuah motor listrik, dan semua

tipe dinamo dapat bekerja sebagai motor.

Memahami Alternator

Sistem pengisian pada kendaraaan mempunyai tiga komponen penting yakni: aki, alternator
dan regulator. Alternator ini (Gambar 1) berfungsi bersama sama dengan aki untuk
menghasilkan listrik ketika mesin dihidupkan. Hasil yang dihasilkan oleh alternator adalah
tegangan AC yang kemudian dikonversi/diubah menjadi tegangan DC.

Gambar 1. Contoh sebuah alternator

Rangkaian Sistem Pengisian

Perhatikan Gambar 2. Ke empat kabel (soket) dihubungkan dengan alternator di sepanjang


rangkaian kelistrikan. “B” adalah kabel output alternator yang mensuplai langsung ke aki.
“IG” adalah indikator kontak yang ada dialternator. “S” digunakan oleh regulator untuk
mengatur strum pengisian ke aki. “L” adalah kabel yang digunakan oleh regulator untuk
indikator lampu (CHG ).
Gambar 2. Rangkaian sistem pengisian

Identitas terminal pada alternator adalah sebagai berikut (lihat Gambar 3).

“S” Terminal indikator Voltase aki.


“IG” Terminal indikator strum kontak.
“L” Terminal lampu indikator.
“B” Terminal Output Alternator.
“F” Terminal tegangan langsung ( bypass ).

Gambar 3. Identitas terminal pada sebuah alternator

Konstruksi Alternator

Seperti terlihat pada Gambar 4 alternator terdiri dari :

1) Gabungan kutub magnet yang dinamakan Rotor.


2) Gulungan kawat magnet yang dinamakan stator.
3) Rangkaian dioda yang dinamakan rectifier.
4) Alat pengatur voltase yang dinamakan regulator.
5) Dua kipas dalam ( internal Fan) untuk menghasilkan sirkulasi udara.
Kebanyakan alternator mempunyai regulator yang berada di dalamnya ( IC built In), dan tipe
yang lama mempunyai regulator diluar. Tidak seperti model yang lama, tipe ini (Gambar 5)
dapat dengan mudah diperbaiki dengan membuka tutup bagian atasnya.

Gambar 5. Tipe alternator dengan regulator di dalam

Poli alternator (Gambar 6) diikat/dikencangkan ke bagian sumbu rotor. Tipe poli tunggal atau
poli PK dapat digunakan. Alternator tipe ini tidak mempunyai kipas luar yang menjadi bagian
dari polinya. Tidak seperti jenis alternator lama yang menggunakan kipas luar untuk
pendinginan, alternator ini mempunyai dua kipas dalam untuk sirkulasi udara pendingin.

Gambar 6. Poli alternator

Jika bagian atas alternator dibuka maka akan nampak bagian-bagian: 1) regulator yang
mengontrol tegangan output alternator, 2) carbon brush yang menempel dengan bagian atas
rotor (Slip Ring), 3) rangkaian dioda (rectifier) yang mengkonversi (mengubah)
voltase AC menjadi voltase DC, 4) slip ring (bagian dari rotor) dihubungkan dengan setiap
dari field winding. Perhatikan Gambar 7. Rotor yang di antaranya terdiri dari kutub kutub
magnet yang berputar mengelilingi di dalam stator. Putaran rotor menciptakan arus magnet di
sekelilingnya. Gulungan (stator) mengembangkan tegangan yang dikarenakan magnet yang
berputar maka arus akan diinduksi melalui terminal stator.
Gambar 7. Bagian dalam alternator

Dua slip ring yang berada di setiap bagian atas rotor (lihat Gambar 8). Slip ring dihubungkan
dengan field winding dimana carbon brush (sikat karbon) dapat bergerak, dan ketika arus
mengalir melalui field winding lewat slip ring, akan ada arus magnet disekitar rotor. Dua
buah arang yang diposisikan sejajar yang akan menempel dengan slip ring. Carbon brush
disolder atau diikat dengan baut.

Gambar 8. Sikat karbon

Regulator (Gambar 9) adalah otak dari sistem pengisian. Regulator mengatur keduanya baik
itu voltase aki dan voltase stator, dan tergantung dari kecepatan putaran mesin, regulator akan
mengatur kemampuan kumparan rotor untuk menghasilkan output alternator. Regulator dapat
diganti baik itu internal regulator atau eksternal. Dewasa ini rata rata semuanya sudah
memakai internal regulator. Regulator akan mengatur tingkat / level sistem pengisian
tegangan. Ketika sistem pengisian tegangan di bawah dari yang ditentukan, regulator akan
meningkatkan arus listrik tegangan, yang akan berakibat terciptanya arus magnet yang kuat,
hasilnya akan meningkatkan output alternator. Ketika sistem pengisisan tegangan di atas yang
ditentukan, regulator akan menurunkan arus listrik tegangan, dan membuat arus magnet
menjadi lemah, hasilnya output alternator yang semakin kecil. Regulator mengatur tegangan
aki, dan juga mengatur arus yang mengalir ke rangkaian rotor. Rangkaian rotor menghasilkan
arus magnet. Tegangan yang dihasilkan diinduksi di stator. Rangkaian rectifier mengubah
tegangan stator AC menjadi tegangan DC yang digerakkan oleh putaran mesin.
Gambar 9. IC regulator

Rangkaian dioda (Gambar 10) bertanggung jawab atas konversinya tegangan AC ke tegangan
DC. Enam atau delapan diode digunakan untuk mengubah tegangan stator AC ke tegangan
DC. Setengah dari diode tersebut digunakan dalam kutub positif dan setengahnya lagi dalam
kutub negatif. Diode digunakan sebagai penyearah tegangan. Diode mengubah tegangan AC
menjadi tegangan DC sehingga aki menerima listrik yang benar.

Gambar 10. Diode rectifier

Rotor (Gambar 11) terdiri dari kutub-kutub magnet, inti field winding dan slip ring. Beberapa
model/tipe termasuk mensupport bantalan dan satu atau dua kipas di dalamnya. Rotor
digerakkan atau diputar di dalam alternator dengan putaran tali kipas mesin. Rotor yang
terdiri kutub kutub magnet, field winding, dan slip ring, bagian bagian ini padat
bersambungan pada sumbu rotor, field winding dihubungkan kepada slip ring di mana carbon
brush dapat bergerak. Ada dua bantalan yang terdapat di rotor, satu di bagian bawah slip ring,
dan satunya berada di bagian atas sumbu rotor. Field winding rotor menciptakan lapangan
magnet yang disebabkan oleh arus yang mengalir melewati slip ring. Magnet tersebut di satu
sisi menjadi kutub selatan, dan di sisi lain menjadi kutub utara.
Gambar 11. Rangkaian stator

Hubungan putaran rotor berputar di dalam stator dapat dijelaskan sebagai berikut. Arus
magnet alternator yang berasal dari putaran rotor menginduksi tegangan kepada stator.
Kekuatan dan kecepatan dari putaran arus magnet yang dihasilkan rotor akan berakibat
terhadap tegangan induksi kepada stator. Stator mempunyai 3 fase gulungan yang diisolasi
kepada stator, gulungan tersebut terhubung antara satu dengan yang lainnya. Setiap fase
ditempatkan di posisi yang berbeda dibandingkan dengan yang lain. Gulungan yang diisolasi
itu menghasilkan medan magnet.

Gambar 12. Stator

Mobil mobil baru sudah menggunakan alternator DENSO SC (segment conductor).


Alternator SC (Gambar 13) menggunakan konduktor persegi panjang untuk gulungannya,
karena meningkatkan berat jenis dan kepadatan lilitan dari 45% menjadi 70%, jadi membuat
alternator SC lebih ringan 20% dan menghasilkan 50% listrik (daya) lebih banyak dari
alternator konvensional (Gambar 14) . Fitur & keunggulan dari alterntor segment conductor
ini adalah :
1. Output tinggi, efisiensi, berat lebih ringan.
2. Suara strum/daya yang lebih halus.magnetic pulsation adalah komponen utama yang
menghasilkan medan magnet di alternator, dikurangi tingkat bunyi sampai 90% dengan
menerapkan pengembangan sirkuit tertutup, sirkuit ini diciptakan oleh pemisah sehingga
menjadi sepasang gulungan dan menghasilkan bentuk tahapan yang berbeda.
3. Volume dan bentuk kecil dan regulator yang multi fungsi.

Tipe alternator ini ada tiga, yaitu :


1. 100 Amp – 12 Volt
2. 130 Amp – 12 Volt
3. 150 Amp – 12 Volt

Gambar 13. Stator untuk SC alternator

Gambar 14. Stator pada alternator konvensional


Gambar 15. Sebuah alternator kendaraan yang terpasang pada engine

Gambar 16. Simulasi Sistem Pengisian


Pemeriksaan Dioda
2. Sistem Starer Mobil:

Komponen Komponen Stater

Bagian-Bagian Pembangkit Tenaga

Yoke dan Pole Core


Yoke terbuat dari baja yang berbentuk silinder dan berfungsi sebagai tempat pole core yang
diikat dengan skrup. Pule core berfungsi sebagai penopang field coil dan juga sekaligus
memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil. Karena daya magnet yang
timbul dalam sebuah kumparan yang diberikan sepotong besi lunak didalamnya akan lebih
besar dibandingkan dengan kemagnetan yang ditimbulkan tampa adanya besi didalam
kumparan. Itulah sebabnya pole core pada motor starter dapat memperkuat medan magnet.
Yoke

Gambar 9 Yoke dan Pole Core

Field Coil
Field coil berfungsi sebagai pembangkit medan magnet yang besar. Field coil/kumparan
medan terbuat dari plat tembaga yang dilapisi dengan sebuah timah dan dililit dalam acuan.
Diantara plat tembaga itu ikut juga dililitkan kertas minyak yang berfungsi sebagai isolastor.
Kumparan tersebut, seluruhnya dibalut dengan pita kain (lihat gambar 20). Adapun fungsi
pembalut selain sebagai isolasi juga sekaligus sebagai pengikat.

Kumparan medan ini dihubungkan seri dengan kumparan jangkar sehingga mengalirkan arus
lidtrik yang besar. Kumparan terbuat dari plat dengan maksud untuk mendapatkan luas
penampang yang lebih besar dengan ruangan yang cukup kecil.

Apabila arus listrik megalir kekumparan medan, maka inti kutub amenjadi magnet. Rumah
yang terbuat dari baja membantujalan kembali garis-garis gaya magnet yang terjadi pada inti
kutub tersebut. Dalam sebuah motor starter biasanya terdapat empat buah field coil
(kumparan medan) dengan kutub-kutub tak senama saling berdekatan.

Field Coil
Armatur (Jangkar)
Armatur berfungsi sebagai pengubah energi listrik menjadi energi mekanik, dalam bentuk
gerak putar. Jangkar tersusun daripada plat-plat besi tipis yang berlubang, hingga
membentuk sebuah silinder beralur. Susunan plat-plat tersebut dikancing dengan dua buah
cincin pengikat pada kedua belah sisinya. Kedalam alur-alur itu dimasukkan kumparan
jangkar yang sebelumnya diberikan isolasi kertas minyak, selain mencegah hubungan singkat
juga merfungsi untuk melindungi kumparan terhadap sisi-sisi tajam. Tiap- tiap jangkar
dihubungkan dengan masing-masing komutator. Untuk mencegah meregangnya kumparan
karena adanya gaya sentrifugal, maka pada kedua sisi jangkar diikat dengan benang atau juga
jangkar diberi selonsong dari logam.

Gambar 11. Armatur

Bagian tengah dari plat tersebut mempunyai lubang dengan sebuah nok yang sesuai dengan
poros jangkar. Kedalam lubang inilah dimasukkan poros jangkar beralur yang sesuai dengan
nok, sehingga poros akan ikut berputar apabila jangkar berputar.

Komutator
Komutator tersusun atas beberapa lamel-;amel tembaga merah yang diisolir satu terhadap
yang lainnya serta terhadap poros jangkar. Lamel-lamel ditahan oleh dua buah cincin jepit
secara ekor burung dan diosolasi dengan mika. Ke dalam cincin-cincin tersebut dimasukkan
sebuah tabung yang ujungnya direjan, sehingga komutator seluruhnya duduk dengan kuat
pada poros jangkar.
Brush dan Brush Holder Brush terbuat dari tembaga lunak. Brush berfungsi untuk
meneruskan arus listrik dari field coil (kumparan medan) ke armatur koil (kumparan jangkar)
langsung kemassa melalui komutator. Umumnya starter memiliki empat buah brush, yang
dikelompokkan menjadi dua.
 Dua buah brush disebut dengan brush positif.
 Dua buah brush disebut dengna brush negatif.
Dua buah brush dipegang dengan isolator dan masing-masing dihubungkan dengan kumparan
medan oleh sebuah kabel berhubungan dengan kumparan jangkar oleh komutator. Sedangkan
dua buah brush lainnya dipegang langsung oleh brush holder tampa adanya isolator.dan
dibungkan dengan massa atau bodi kendaraan

Kawat penghubung brush

Brush
Brush
holder
Pegas

Gambar 13. brush

Keempat buah sikat tersebut dipegang oleh brush holder (pemegang sikat), dan dapat
meberikan gerak brush ke arah radial sumbu poros jangkar.
Mekanisme Pemindah Tenaga

Bagian-bagian utama daripada pemindah tenaga diantaranya:

Idle Gear
Idle Gear berfungsi untuk meneruskan gaya putar yang dihasilkan oleh armature menuju
pinion gear, selain itu juga dapat menghasilkan gaya putar yang lebih kuat. Oleh karena gaya
rotasi dari armature diperlambat hingga sampai sepertiga dan makin berkurang sampai
seperempat setalah melalui mekanisme clutch, maka gaya putar yang dihasilkan atau yang
keluar dari pinion gear untuk memutarkan fly wheel lebih kuat, meskipun bentuk motor
starter tipe ini lebih kecil.

Idle Gear
Bearing

Gambar 14. Idle Gear

Starter Clutch
Stater clucth berfungsi untuk memindahkan momen puntir. Momen puntir dihasilkan oleh
armatur jangkar yang diteruskan oleh armatur shaf, yang kemudian diteruskan melalui idle
gear dan kemudian masuk ke clutch gear, clutch starter, pinion gear. Clucth starer juga
berfungsi sebagai pengaman daripada armature coil bilamana roda penerus cenderung
memutarkan pinion gear. Karena bila mesin telah hidup, putaran mesin jauh lebih tinggi
putarannya daripada putaran motor starter sehingga kopling dirancang hanya bisa berputar
pada satu arah saja, untuk menghindari terputarnya motor starter oleh putaran mesin yang
dapat merusak komponen motor starter.
Gambar 15 starter clutch

Konstruksi clucth starter tipe reduksi berbeda dengan tipe konvensional, namun prinsip dan
cara kerja masing-masing dapat dikatakan sama. Bagian ini hanya menjelaskan konstruksi
dan cara kerja tipe reduksi saja.

Cara kerja starter clutch selama memutarkan Armatur yang berputar akan meneruskan
putarannya hingga masuk keclutch kopling. Inner barrel berputar lebih cepat dari outer barrel,
sehingga clutch roller terdorong kebidang yang lebih sempit oleh spring, dan menyebabkan
outer barrel ( armature) memutarkan inner barrel (pinion gear) melalui clutch roller )
Cara kerja starter clutch setelah mesin hidup Ring gear flywheel memutarkan pinion gear,
sehingga inner barrel berputar lebih cepat dari outer barrel yang menyebabkan clutch roller
terdorong kebidang yang lebih besar melawan tegangan spring. Akibatnya inner barrel tidak
berhubungan degan outer barreluntuk mencegah perpindahan putaran dari mesin armature.

Sakelar Magnetic (Magnetic Switch)


Bagian-bagian utama daripada magnetic switch diantaranya:

Pull In Coil
Berfungsi untuk menarik plunger dan melawan tegangan return spring agar mampu
mendorong plat kontak kearah terminal 30 dan terminal c.
Ke Baterai Terminal Start

Ke Field coil Full-in coil Hold-in coil


Starter

Gambar 16. Sirkuit Magnetic Switch

Hold In Coil
Berfungsi untuk menahan plat kontak setelah ditarik oleh pullin coil agar plat contact mampu
menghubungkan terminal 30 dan terminal C.

Ke Baterai Terminal Start

Ke Field coil Full-in coil Hold-in coil


Starter

Gambar 17. sirkuit Magnetic Switch


Plunger
Berfungsi untuk mendorong plat kontak agar mampu menghubungkan antara terminal 30 dan
terminal C.

Gambar 29. Plenger dan pegas pembalik

Pemeriksaan komponen sistem stater

1. Periksa terputusnya sirkuit pada komutator


Menggunakan Ohmmeter, periksa bahwa antar sigmen pada komutator terdapat
kontinuitas. Jika antar sigmen tidak ada kontinuitas, rmature rusak, ganti armature.

Alat periksa yang


digerakkan

Menahan alat
periksa agar tidak
Inti
bergerak

Komutator

Growler pole Lampu harus menyala


2. Periksa hubungan kemassa pada komutator (pengetesan hubungan ke body)
Menggunakan Ohmmeter, periksa bahwa antar komutator dengan armature coil core tidak
terdapat kontinuitas. Jika trdapat kontinuitas, armature bocor, ganti armatur
Menahan alat
periksa agar tidak Alat periksa yang
bergerak digerakkan
Inti

Growler pole Komutator

3. Pengetesan hubungan singkat


Letakkan komutator diatas tester yang sudah dihidupkan, lalu letakkan plat baja yang
tipis/mata gergaji pada inti armature sementara armature diputar perlahan-lahan. Jika
mata gergaji tertarik atau bergetar, serarti ada hubungan singkat pada armature dan
armature harus diganti. Di putar 1 putaran
Mata gergaji besi Tidak ada reaksi

Inti

Growler on
Growler pole
4. Pemeriksaan bantalan
Periksa bantalan depan dan belakang kemungkinan aus atau cacat. Ganti bantalan jika
cacat. Buka bantalan dengan SST (09286 – 46011) kemudian pasang bantalan dengan
menggunakan SST (09285 – 76010)

Bantalan

5. Periksa kotoran dan kebakaran pada permukaan komutator


Jika permukaannya kotor atau terbakar, perbaiki dengan amplas (NO 400) untuk
membersihkan bram atau mesin bubut kalau perlu.

Komutator Amplas
Armatu
re Jam pengukur

6. Pemeriksa run out komutator


Tempatkan poros armature pada V-Blok
dalam keadaan bantalan terpasang pada
poros. Menggunakan Dial Geuge, ukur run
outnya.

Run out maksimum : 0,05 mm (0,0020


in)

Jika run out lebih dari batas nilai


maksimum, perbaiki dengan mesin bubut.

7. Periksa diameter komutator Komutator


Menggunakan jangka sorong ukur diameter
komutator.

Diameter standar : 30 mm

Diameter minimum (limit) : 29 mm

Jika diameter nilai komutator kurang dari nilai


limit, gantilah armature

8. Periksa kedalaman alur/segmen mica.


Periksa kebersihan alur dari kotoran atau benda lain, ratakan permukaan pada ujungnya.

Kedalaman Standart : 0,45 – 0,75 mm

Kedalaman minimum : 0,2 mm


Jika kedalaman alur kurang dari nilai minimum, perbaiki dengan daun gergaji. Kemudian
haluskan pinggirnya dengan menggunakan mata gergaji.

Lihat mata gergaji


Lihat mata
BENAR gergaji
TIDAK BENAR
Komutato
Komutator r

Spesifikasi
Yang sebenarnya
kedalaman

Segmen
Mika

9. Periksa terputusnya sirkuit pada field coil.


Menggunakan Ohm meter, periksa kontinuitas
antara kabel timah dengan dua buah sikat positif
secara bergantian. Periksa hubungan antar
kedua sikat positif tersebut.

Jika tidak ada kontinuitas, hubungan putus,


ganti field coil.
10. Periksa hubungan kemasa pada field coil
Menggunakan Ohmmeter, periksa bahwa
tidak ada kontinuitas antara ujung field
coil dengan field frame.

Jika terdapat kontinuitas, perbaiki atau


ganti field coil.

11. Periksa panjang sikat


Menggunakan jangka sorong, ukur panjang sikat.

Panjang sikat standar : 13,5 mm

Panjang sikat minimum : 10 mm

Jika panjangnya kurang dari nilai minimum, ganti sikat dan bentuklah dengan jalan
mengamplas.
Tarik

12. Pegas Sikat (Brush Spring)


Ukur beban pegas sikat dengan menggunakan
“pullscale’ .

Bacalah pull scale pada saat pegas mulai terpisah Pegas Kedudukan
dari siikatnya.
Sikat Sikat
Standar beban pada pegas : 1,4 – 2,0 kg

Minimum beban pada pegas : 1,0 kg


13. Pemegang sikat (Brush Holder)
Periksa isolasi brush holder dengan
menggunakan Ohmmeter, pastikan bahwa antara
brush holder positif tidak ada kontinuitas dengan
brush holder negatif.

Bila terdapat hubungan perbaiki atau ganti brush


holdernya.

14. Pemeriksaan Kopling Stater


a. Putarlah pinion gear dengan membolak balik
arah putaran. Pinion harus dapat berputar
bebas pada satu arah yaitu sesuai dengan
arah jarum jam, tetapi akan terkunci pada
waktu diputar berlawanan arah jarum jam.
Jika pinion dapat berputar bebas kesegala
arah kopling berarti rusak, harus diganti.
b. Periksa gigi-giginya kemungkinan aus atau
cacat. Juga periksa gigi ring rida gaya
kemungkinan aus atau cacat.

15. Roda Gigi


Periksa roda gigi kemungkinan
aus atau cacat
16. Mekanisme Switch Magnet
a. Periksa hubungan pull-in coil
Dengan menggunakan Ohm meter
periksa kontinuitas daripada pull-in
coil antara terminal 50 dengan terminal
C magnetic switch, jika ada
kontinuitas hubungan bagus dan jika
tidak ada kumparan putus, magnetic
switch diganti.

b. Periksa hubungan hold-in coil


Dengan mengguinakan Ohmmeter
periksa kontinuitas daripada hold-in
coil, periksa hubungan antara terminal
50 dan body magnetic switch. Bila ada
hubungan, baik. Tetapi jika tidak ada
hubungan periksa dan ganti bila perlu.

c. Periksa hubungan terminal 30 dengan


terminal C magnetic switch
Dengan menggunakan Ohmmeter
periksa kontinuitas antara terminal 30
dengan terminal C magnetic switch,
tampa penarikan plunger tidak
berhubungan , tetapi jika plunger
ditarik ia akan berhubungan.
3. Sistem Pengapian
Tujuanpenggunaansystempengapianpadakendaraanadalah menyediakan percikan
bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara/bahan bakar di
dalam ruang bakar engine.

Pada motor bensin, gas yang masuk ke dalam silinder adalah campuranantara udara
dan bensin, campuran ini selanjutnya dibakar untukmenghasilkan tekanan pembakaran
yang nantinya dirubah menjadi dayamekanis.

Sistem pengapian (Ignition System) pada mobil berfungsi untukmenaikkan


tegangan rendah baterai menjadi 20 KV atau lebih denganmempergunakan ignition coil
dan kemudian membagi-bagikan tegangantinggi tersebut kemasing-masing busi melalui
distributor tegangan tinggi.Sistem pengapian terdiri dari baterai, kunci kontak, ignition
coil, distributor,kabel tegangan tinggi dan busi.

4. Komponen Sistem Pengapian

Sistem pengapian konvensional menggunakan breaker point untuk memutus dan


menghubungkan arus pada kumparan primer. Sistem ini memerlukan perawatan berkala
terutama pada breaker point yang dikarenakan hubungan antar benda logam disertai arus
listrik sehingga menyebabkan breaker point cepat aus.Namun demikian sistem ini masih
banyak digunakan sampai saat ini.( New Step 1 Training Manual, 1996 : 6-7 )

a. Baterai
Komponen ini berfungsi menyediakan arus tegangan rendah12 Volt untuk
ignition coil.Baterai ialah elektrokimia yang dibuatuntuk mensuplai listrik ke sistem
starter mesin, sistem pengapian,lampu-lampu, dan komponen lainnya.Alat ini
menyimpan energilistrik dalam bentuk energi kimia yang dikeluarkan bila
diperlukandan mensuplainya ke masing-masing sistem kelistrikan.Sikluspengisian
dan pengeluaran terjadi secara terus menerus.
i. Kontruksi Baterai.
Di dalam baterai terdapat elektrolit asam sulfat elektrodapositif dan
elektroda negatif dalam bentuk pelat. Ruangandalamnya dibagi menjadi
beberapa sel dan di dalam masing – masingsel terdapat beberapa elemen yang
terendam dalamelektrolit.

a.1. Elemen Baterai.

Antar pelat-pelat positif dan negatif masing-masingdihubungkan oleh


pelat strap.Ikatan pelat positif dan negative dipasang secara berselang-seling
yang dibatasi oleh separatordan fiberglass, penyusunan pelat ini tujuannya
memperbesarluas singgungan antara bahan aktif dan elektrolit agar
listrikyang dihasilkan besar.

Gambar 5. Elemen Baterai

a.2. Elektrolit.

Elektrolit baterai adalah larutan asam sulfat dengan airsulingan, berat


jenis elektrolit pada baterai dalam keadaanterisi penuh adalah 1.260 atau
1.280 (pada temperatur 20º C).Elektrolit yang berat jenisnya 1.260
mengandung 65% airsulingan dan 35% asam sulfat, sedangkan elektrolit
yang beratjenisnya 1.280 mengandung 63% air dan 37% asam sulfat.
Gambar. 6 Pengukuran Elektrolit

a.3. Kotak Baterai.

Kotak baterai di dalamnya dibagi menjadi 6 ruanganatau sel, di


dalamnya terdapat tanda permukaan atas danbawah.Posisi pelat ditinggikan
dari dasar dan diberi penyekat,tujuannya agar tidak terjadi hubungan
singkat.

Gambar. 7 Kotak Baterai

a.4. Sumbat Ventilasi.

Sumbat ventilasi adalah tutup untuk lubang pengisianelektrolit,


bertujuan untuk memisahkan gasa hydrogen keluarlewat lubang ventilasi
sedangkan uap asam sulfat mengembunpada tepi ventilasi dan menetes
kembali ke bawah.

Gambar.8 sumbat ventilasi

b. Kunci Kontak
Pada sistem pengapian kunci kontak berfungsimenghubungkan dan
memutuskan aliran arus listrik dari baterai keignition coil.
Gambar.9 Kontak Kunci.

c. Ignition Coil
Pada sistem ini, ignition coil berfungsi untuk menaikantegangan (12 V)
menjadi tegangan tinggi (15 KV sampai 20 KV) yangdiperlukan untuk pengapian.
Untuk mempertinggi tegangan rendahtersebut pada ignition coil terdapat 2
kumparan yaitu;

1. Kumparan Primer (Primary Coil).Kumparan ini berfungsi menciptakan medan


magnet padaignition coil agar timbul induksi pada kumparan-kumparannya.Ciri
kumparan primer adalah kumparan yang mempunyaipenampang yang besar dan
gulungannya sedikit.
2. Kumparan Skunder (Secondary Coil).Kumparan ini berfungsi untuk menambah
induksi menjaditegangan tinggi yang selanjutnya dialirkan ke busi
menjadiperciban api. Ciri dari kumparan skunder ialah kumparan
yangmempunyai penampang kecil dan gulungan yang sangat banyak.Untuk
lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini.

Gambar 10. Penampang Ignition

a. Cara kerja ignition coil


Teori terjadinya tegangan tinggi
Tegangan yang terjadi pada kumparan ignition coil berdasarkan prinsip
mutual induksi/ induksi bersama. Apabila pada sebatang besi dililitkan
kawat halus sehingga menjadi sebuah kumparan, kemudian dialiri arus
listrik, maka pada inti besi tersebut akan terjadi kemagnetan dengan garis
gayanya.

Gambar. 11 Teori terjadinya kemagnetan

Kekuatan magnet yang terjadi pada inti besi tergantung dari 2 faktor
yaitu; banyaknya gulungan kumparan dan besar arus yang mengalir pada
kumparan tersebut

jika titik kontak membuka, arus listrik yang mengalir dari baterai akan
terputus, tetapi garis gaya magnet yang timbul pada inti besi cenderung
untuk meneruskan aliran arus listrik tersebut. Kecenderungan garis gaya
magnet untuk meneruskan aliran arus listrik akan menyebabkan timbulnya
arus listrik pada kumparan walaupun arus listrik pada baterai sudah tidak
mengalir. Kejadian ini dikatakan kumparan terinduksi oleh garis gaya
magnet yang hilang karena hanya kumparan itu yang terinduksi maka
disebut induksi sendiri (Self Induksion)

d. Distributor
Pada sistem pengapian, distrubutor berfungsi sebagai alatuntuk membagi-
bagikan tegangan tinggi yang diperoleh dari ignitioncoil ke busi yang terdapat pada
tiap silinder.Fungsi distributor dapat dibagi dalam 4 bagian yaitu:

1) Bagian Pemutus Arus


Pada bagian ini terdiri dari breaker ppint (contact point),cam lobe (nok),
dan kondeser.
a) Breaker Point (Platina)
Fungsi breaker point adalah untuk memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil kemasa agar terjadi induksi
pada kumparan sekunder koil.Induksi terjadi saat breaker point membuka
atau menutup.

b) Cam Lobe (nok)


Fungsi cam lobe untuk mengungkit breaker point agardapat memutus
dan menghubungkan arus listrik padakumparan primer coil.Untuk
mempermudah pengukuran celahpoint maka pengukuran dilakukan antara
tumit breaker pointdengan permukaan celah cam lobe yang rata.

Gambar. 15 Breaker Point dan cam lobe

c) Cara Kerja Contact Point

Pada saat poros berputar maka nok akan mendorong lenganplatina kearah kontak membuka
dan selanjutnya apabila nok terusberputar lebih jauh maka platina akan kembali pada posisi
menutupdemikian seterusnya.

Tegangan tinggi akan disalurkan ke busi, sehingga timbul loncatan bungaapi pada celah
elektroda busi untuk membakar campuran bensin danudara pada akhir langkah kompresi.
Permukaan kontak platina dapat terbakar oleh percikan bunga apitegangan tinggi yang
dihasilkan oleh induksi diri pada kumparan primer,oleh karena itu platina harus diperiksa dan
diganti secara periodis.Karena platina sangat penting untuk menentukan performa
systempengapian (konvensional),

d) Sudut Dwell
Sudut pengapian merupakan sudut yang diperlukan untuk satukali
pengapian pada satu silinder motor. Di mana secara detail
dapatditerangkan sebagai sudut putar nok/cam saat platina mulai
membukasampai platina mulai membuka pada tonjolan nok/kam

berikutnya

Gambar 4.19 Perbedaan sudut pengapian dengansudut dwell

Berdasarkan gambar, sudut dwell adalah lamanyaposisi platina dalam


keadaan menutup. Oleh karena Dengan memperbesarcelah platina sudut
dwell menjadi kecil, dan sebaliknya bila celah platinadiperkecil maka
sudut dwell akan menjadi besar.

Sudut dwell yang terlalu besar dapat menyebabkan


kemungkinanpercikan busi pada sistem pengapian terlambat, putaran
mesin kasar,tidak optimalnya fungsi kondenser, dan sebagainya.
Sedangkan sudutdwell yang terlalu kecil, dapat menyebabkan
kemungkinan percikanbunga api yang lemah/kecil, mesin overheating
(mesin teralu panas),performa mesin jelek dan sebagainya.

2) Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menghilangkan atau mencegahterjadinya
loncatan bunga api pada breaker point. Kemampuandari suatu kondenser
ditunjukkan dengan seberapa besarkapasitasnya, kapasitas kondenser diukur
dalam mikro farad ( μ f).Contoh kondenser:

(a) Kondenser dengan warna kabel hijau, kapasitasnya 0, 15 μ f


(b) Kondenser dengan warna kabel kuning, kapasitasnya 0, 22 μ f
(c) Kondenser dengan warna kabel biru, kapasitasnya 0, 25 μ f
Dalam sistem penyalaan fungsi kondeser (Sumadi, 1979:93)sebagai
berikut:

(a) Untuk mencegah timbulnya bunga api pada kontak pemutusarus sewaktu
mulai membuka.
(b) Untuk mendapatkan arus induksi tegangan tinggi yang sebesarbesarnyadi
dalam kumparan sekunder, sehingga bunga apipada busi juga besar.
(c) Mempercepat tegangan arus primer menjadi penuh kembalisewaktu kontak
pemutus arus telah menutup

Gambar 16. Kontruksi kondenser

3) Bagian distributor
Bagian-bagian ini berfungsi membagi-bagikan arustegangan tinggi yang
dihasilkan oleh kumparan sekunder coil kebusi pada tiap-tiap silinder sesuai
dengan urutan pengapian.Bagian ini terdiri dari tutup distributor dan rotor.

a) Tutup distributor
Fungsinya untuk menempatkan terminal-terminaltegangan tinggi dimana
jumlah dari terminalnya sama denganjumlah silinder ditambah satu. Tutup
distributor dibuat daribahan ebonit yang dapat menahan bocornya tegangan
tinggidari terminal keluar.

b) Rotor Distributor
Rotor berfungsi untuk meneruskan tegangan tinggi dariterminal ignition
coil ke terminal busi pada tutup distributor.Bahan dari rotor ini sama dengan
bahan tutup distributor.
Gambar 17 tutup distributor dan rotor

4) Bagian Governor Advencer.


Bagian ini berfungsi untuk memajukan saat pengapiansesuai dengan
pertambahan putaran mesin, bagian ini terdiri darigovernor weight dan governor
spring. Prinsip kerja governoradvancer ini memanfaatkan kecepatan putar pada
suatu bendayang selanjutnya timbul gaya senrifugal karena kecepatan putardan
masa dari benda yang berputar tersebut. Gaya sentrifugal iniselanjutnya
digunakan untuk merubah posisi hubungan (cam lobe)yang akan membuka
breaker point lebih awal dibandingkan padawaktu putaran lambat.Pemajuan
pengapian perubahan besar pada putara mesinsaat berada pada putaran lambat
sampai putaran sedang. Hal inikeepatan perambatan api pada putaran lambat
hampir sama denganputaran sedang sehingga bila terjadi kenaikan atau
perubahankecepatan putaran saat pengapian harus segera naik atau lebihawal.
Untuk mengikuti karakteristik tersebut maka bentuk pegaspada governor weight
dibedakan, dimana yang satu bekerja padaputaran rendah sampai tinggi dan
yang satu lagi khusus bekerjapada putaran sedang sampai tinggi.

Gambar. 18 Kerja governor weight dan spring

5) Bagian Vakum Advancer


Vakum advancer berfungsi untuk memudurkan ataumemajukan saat
pengapian pada saat beban mesin bertambah atauberkurang. Prinsip kerjanya
berdasarkan kevakurman yang terjadipada saat lubang di atas throtle valve
(tratle valve tertutup) yangselanjutnya dirubah menjadi gaya tarik pada
diafragma dan gayatarik tersebut diteruskan untuk menggerakan breaker plate
dengangerakan putar yang berlawanan dengan putaran bungbungan (camlobe).
Besarnya sudut putar breaker plate tergantung daribesarnya pergeseran dari
batang penarik yang dihubungkankediafragma.

Gambar. 19 vakum advancer

e. Kabel Tegangan Tinggi


Kabel tegangan tinggi pada sistem pengapian mempunyaifungsi sebagai
penghantar tegangan tinggi yang dihasilkan ignitioncoil ke busi-busi melalui
distributor tanpa ada kebocoran. Kabeltegangan tinggi mempunyai bagian sebagai
berikut:

1) Penghantar (conduktor), Bahannya terbuat dari carbon dan fiberglass.


2) Insulator, Insulator ini terbuat dari stnthetic rubber yang membalutconduktor
setebal 1, 2 mm
3) Pembungkus (cover), Untuk memperkuat insulator kabel dilapisi dengan
synthetic rubber setebal 0,5 mm

f. Busi
Arus listrik tegangan tinggi dari distributor membangkitkanbunga api dengan
temperatur tinggi diantara elektroda tengah danmasa dari busi untuk membakar
campuran bahan bakar yang telahdikopresiakan. Busi harus bisa menjaga
kemampuan penyalaan untukjangka waktu yang lama, meskipun mengalami
temperatur tinggi danperubahan tekanan dan menjaga tahanan insulator dari
tegangan tinggiantara 10 kV sampai 30kV. Untuk itu busi harus mempunyai
syaratsebagai berikut:

1) Harus dapat merubah tegangan tinggi menjadi loncatan bungaapi pada


elektrodanya.
2) Harus tahan terhadap suhu pembakaran gas yang tinggisehingga busi tidak
terbakar elektrodanya.
3) Harus tidak terjadi deposit karbon atau busi harus tetap bersih.

1) Kontruksi
Komponen utama busi yaitu:

a) Insulator Keramik
Insulator keramik berfungsi untuk memegang elektrodatengah dan
berguna sebagai insilator antara elektorda tengahdan casing.Insulator terbuat
dari alumunium murni yangmempunyai daya tahan yang baik kekuatan
mekaniknya.

b) Casing
Casing berfungsi untuk menyangga insulator keramikdan juga sebagai
mounting busi terhadap mesin.

c) Elektroda Tengah
Elektroda tengah terdiri dari komponen:

(1) sumbu pusat: mengalirkan arus dan meradiasikan panasyang timbul


oleh elektroda.
(2) Seal glass merapatkan antara center shaft dan insulatorkeramik dan
mengikat anrara center shaft dan elektrodatengah.
(3) Resistor : mengurangi suara pengapian untuk mengurangigangguan
frekuensi radio.
(4) Corpore: merapatkan panas dari elektroda dan ujunginsulator agar
cepat dingin.
(5) Elektroda tengah: membangkitkan loncatan bunga api kemasa.
d) Elektroda masa
Elektroda masa dibuat sama dengan elektroda tengah alurnya dibuat
tengah aluranya dibaut khusus untuk agarmemudahkan loncatan api agar
menaikan kemampuanpengapian. Khusus untuk agar memudahkan loncatan
api agarmenaikan kemampuan pengapian.
Gambar. 21 kontruksi busi

Nilai Panas

Nilai panas busi adalah kemampuan mereadiasikansejumlah panas oleh busi.Busi dingin
adalah busi yangmeradiasikan panas lebih banyak, sedangkan busi yangmeradiasikan panas
lebih sedikit disebut busi panas.Batasterendah dari busi adalah self cleaning temperatur yaitu
pada suhu450 C, sedangkan batas tertinggi adalah pre-ingnition temperature yaitu pada suhu
9500C. Busi dingin mempunyai ujung insulatoryang lebih pendek, sedangkan busi panas
mempunyai ujunginsulator yang lebih panjang dan permukaan singgung dengan apicukup
luas, sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang danradiasi panas menjadi kecil.
Gambar. 22 busi panas dan dingin

2) Busi Tipe Resistor


Fungsinya mencegah terjadinya interferensi radio yangdipasang pada
mobil, maupun radio yang dipasang pada mobil laindan peralatan
telekomunikasi yang lain akibat gelombangeletromagnet frekuensi tinggi yang
disebabkan loncatanpengapian.

Gambar. 23 Busi resistor

3) Busi Dengan Elektroda yang Menonjol


Busi ini menonjol pada ruang bakar sehinggakemungkinan pencahayaan
(exposure) terhadap molekul-molekulbensin di dalam campuran udara dan
bahan bakar akan bertambahsehingga penyempurnaan kemampuan pembakaran.
Gambar. 24 Busi dengan elektroda menonjol

4) Busi dengan ujung platina


Busi tipe ini dipasang pada mesin-mesin yang dilengkapidengan emision
control. Untuk mempermudah membedakan busiini dengan tipe yang lain, busi
dengan ujung platina mempunyai 5garis biru tua pada insulatornya.

Gambar.25 Busi dengan ujung platina

5. Lp Kerja Sistem Pengapian


Sirkuit konvensional sistem pengapian motor bensin 4 silinderdapat dilihat di
bawah ini:

Gambar. 26 Sirkuit pengapian konvensional


Cara kerja sirkuit tersebut adalah sebagai berikut:Apabila kunci kontak
dihubungkan “ON” arus listrik akanmengalir dari beterai melalui kunci kontak ke
kumparan primer, kebreaker point ke masa. Dalam keadan ini breaker point masih
dalamkeadaan tertutup, akibat mengalir arus pada kumparan primer maka intibesi akan
menjadi magnet. Dalam keadaan ini besi menjadi magnet bilabreaker point di buka arus
yang mengalir pada kumparan primer akanterputus dan kemagnetan inti besi akan
berkurang hilangnya kemagnetanini akan mengakibatkan kumparan primer dan
kumparan sekunder timbultegangan induksi. Karena jumlah gulungan pada kumparan
sekunder lebihbanyak dari kumparan primer, maka tegangan yang keluar pada
kumparansekunder akan lebih besar dari kumparan primer atau pada kumparansekunfer
akan timbul tegangan tinggi.Tegangan tinggi ini selanjutnya disalurkan ke rotor
distributoruntuk dibagi-bagikan ke busi pada tiap silinder pada akhri langkahkompresi,
selanjutnya tegangan tinggi pada busi dirubah menjadi percikanapi guna membakar gas
pada ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggipada kumparan sekunder ini untuk kali
putaran rotoe adalah 4 kali, karenaterjadi 4 kali pemutusan arus pada kumparan primer
yang akanmenyebabkan terjadinya tegangan tinggi pada kumparan sekundersebanyak 4
kali pula.

A. Analisa Kerusakan
Berdasarkan gejala yang nampak maka dapat dianalisa kerusakansebagai berikut:

a. Busi sudah mati (banyak karbon pada elektrodanya).


Pada busi, loncatan bunga api terjadi antara elektroda masadan yang
menonjol, jika elektrodanya ada deposit maka loncatan apiakan sukar. Sedangkan
pada putaran tinggi loncatan busi harus sesuaidan tepat agar dihasilkan
pembakaran yang optimal dan kecepatanyang dihasilkan juga sesuai seperti yang
diharapkan.

b. Platina sudah aus


Fungsi platina adalah untuk memutuskan arus listrik yangmengalir ke
terminal (+) koil. Sehingga pada kumparan (-) koil terjaditegangan induksi yang
selanjutnya diteruskan ke busi melaluidistributor, jika platina aus maka menutup
dan membuka breaker pointtidak maksimal yang akan menyebabkan adanya arus
yang masihmengalir ke terminal (+) koil tegangan yang terjadi tidak
maksimaljuga.

c. Celah platina terlalu sempit


Jika celah platina terlalu sempit atau terlalu lebar makapemutusan arus listrik
tidak sesuai dengan keadaan mesin yang belumdalam takanan yang maksimal.
Sehingga perciban busi tidak bias membakar bahan bakar semuannya, yang
akhirnya tenaga yangdihasilkan juga tidak maksimal.
d. Pegas governor lepas
Jika pegas governor lepas maka vakum advenser tidak akanbekerja walaupun
pada kecepatan tinggi, padahal fungís vakumadvenser berfungsi untuk memajukan
dan memudurkan pengapiansesuai dengan keadaan mesin. Maka pengapian tidak
dapatdimajukan/ dimundurkan yang menyebabkan tenaga yang dihasilkankurang
maksimal.

e. Kabel tegangan tinggi ada yang putus.


Kabel tegangan tinggi berfungsi untuk meneruskan arus daridistributor ke
busi. Jika kabel tegangan tinggi ada yang putus, makapada mesin akan
menyebabkan putaran mesin dan daya yangdihasilkan kurang karena ada salah
satu ruang bakar yang tidakmengalami pembakaran.

B. Penanganan Masalah
Setelah diketahui keluahan dari customer danmesin dihidupkanmaka akan
diketahui gejala yang ada dan mekanik menganalisa kerusakanyang ada. adapun
penangan masalah dari uraian di atas sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Busi
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah busimasih bagus
untuk dipakai atau tidak, adapun langkah kerjannyasebagai berikut:

1) Melepas kabel tegangan tinggi dari busi.


2) Melepas busi dengan kunci busi.
3) Kemudian membersihkan busi dari carbón pada elektrodadengansikat kawat
atauamplas.
4) Pemerisaan secara visual terhadap busi.,Pemeriksaan
terhadap kerusakan dari keausan elektroda ,kerusakan ulir dan sekat.
5) Hasil pemeriksaan: Busi harus diganti karena elektrodanya
hamper habis (pendek).
6) Setelah ada busi baru, busi disetrel celahnya yaitu sebesar
0,8 mm.
7) Busi dipasang pada blok silinder kembali.

Gambar. 27 Pemeriksaan busi


b. Pemeriksaan Kabel Tegangan Tinggi
Langkah-langkah dalam pemeriksaan kabel busi sebagaiberikut:

1) Melepas kabel tegangan tinggi dari busi, distributor, dan


koil.
2) Melakukan p emeriksaan tahapan kabel tegangan tinggi
denganohm meter (harga yang iizinkan ± 25 kÙ)Hasil pemeriksaan:
hambatan kabel 25 kÙ, kabel masih bagus.
3) Kabel dipasang pada tempatnya, kecuali yang pada busi
dandistributor.

Gambar.28 Pemeriksaan kabel busi.

c. Pemeriksaan Pegas Governbor (advancer)


Untuk mengetahui apakah pegas dalam kondisi bagus danmasih terpasang
pada tempatnya, maka dilakukan langkah-langkahsebagai berikut:

1) Memutar rotor pada distributor searah jarum jam,


kemudiandilepasjika rotor kembali pada posisi semula maka pegas masih
baik danterpasang pada dudukannya.
2) Hasil pemeriksaan: rotor dapatkembali keposisi semula,
jadi pegas masih baik dan tidak perladibongkar.

Gambar. 29 Pemeriksaan Pegas Governor


d. Pemeriksaan Platina
Untuk mengetahui apakah celah platina bagus atau sudah ausmaka perla
dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:

1) Mengambil rotor pada dudukannya.


2) Melepas terminal distributor.
a) Melepas mur dan washer pegas.
b) Melepas kabel timah untuk kondensor dan tritik pemutus.
c) Melepas 2 sekat terminal.
d) Melepas 2 skrup dan titik pemutus.
3) Platina dilemas dari kedudukannya
4) Melakukan pemeriksaan terhadap keausan platinaHasil
pemeriksaan: menunjukan bahwa platina harus digantikarena kontak point
sudah aus dan tidak bisa diamplas.
5) Setelah ada platina baru, platina, platina dipasang pada
distributor,terminal-terminalnya dikencangkan kembali (kecuali 2 sekeruptitik
pemutus karena untuk penyetelan).

Gambar.30 Pemeriksaan platina

e. Penyetelan Di atas Kendaraan


Setelah busi dan platina dipasang pada kedudukannya, makadilakukan
penyetelan dengan alat Tune-up tester.Langkah-langkahsebagai berikut:

1) Kita posisikan gigi mobil pada posisi netral.


2) Pasang terminal tester
a) Kabel hitam untuk masa.
b) Kabel merah untuk arus.
c) Kabel hijau untuk terminal B
3) Pada Tune-up tester kita posisikan pada posisi Dwell Angle dan 4silinder.
4) Setelah itu setel celah platina dengan obeng (+) dan (-).
5) Mobil distater dann pada tune-up tester menunjukan angka 52pada dwell-
angle.
6) Setelah platina dikencangakan agar tidak berubah lagi.
7) Kemudian rotor, tutup distributor dan kabel busi dipasang padatempatnya.
Setelah semua beres mobil dihidupkan.
8) Dengan menggunakan timing light kita posisikan titik pengapianharus
50sebelum TMA dan jika vakum pada distributor di lepas100sebelum TMA.
9) Kemudian singnal kita posisikan ke rpm, setel rpm mesin 800 rpm.
10) Kita gas apakah setelah yang di atas itu berubah jika berubahdisetel kembali.
11) Mobil siap test drive oleh foremant atau SA.
BAB III

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

3.1 Keselamatan Diri

- Berhati hatilah saat melakukan pekerjaan

- Gunakan APD sesuai pekerjaan

- Bekerjalah pada saat kondisi diri dalam keadaan normal

- serius dan konstentrasi dalam nekerja

3.2 Keselamatn Mesin dan Peralatan

- Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya

- Tempatkan alat pada tempatnya setelah digunakan

- Bersihka peralatan sebeum dan sesudah digunakan

3.3 Keselamatn Lingkungan

- Bersihkan ingkungan kerja setelah selesai melakukan praktek


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Adau kesimpulan yang dapat penulis tarik selesai melakukan paktik kelistrikan ini

adalah sebagai berikut:

- pada saat merangkai suatu rangkaiankelistrikan kita harus mampu untuk mengetahui setiap

fungsi dari komponen yang digunakan pada rangkaian tersebut

- Baterai yang digunakan dalan rangkaian mobil adalah 12 volt

4,2 Saran

Adapun Saran penulis berikan adalah sebagai berikut:

- Ketahui dan pahami setip fungsi komponen dan cara kerja yang digunakan salam sistem

kelistrikan mobil

- berhati hati dan jangan ceroboh dalam merangkai rangkaian listrik mobil
DAFTAR PUSTAKA

Job sheet teknik bengkel 1 semester 5; Padang Politeknik Negri Padang


Http://google.Com/Teori Kelistrikan Mobil

Vous aimerez peut-être aussi