Vous êtes sur la page 1sur 75

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker
ginekologi di Amerika Serikat, dengan puncak insidensi terjadi di awal 1980-
an. Meskipun pemeriksaan fisik dilakukan dengan cermat, kanker ovarium
sering kali sulit dideteksi karena biasanya terdapat jauh di dalam pelvis
(Brunner, 2015).
Tumor ovarium terbagi atas tiga kelompok yaitu tumor jinak, bordeline
(kanker
diferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium diperkirakan 30 %
terjadi dari seluruh kanker pada sistem genitalia wanita (Arania & Windarti,
2015).
Menurut American Cancer Society tahun 2016, kanker ovarium
menduduki peringkat kelima dari seluruh kanker yang ditemukan pada wanita.
Sekitar 22.280 kasus baru kanker ovarium terdiagnosis dan 14.240 wanita
meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kelangsungan
hidup 5 tahun hanya sekitar 46,2 %. Berdasarkan laporan International
Agency for Research on Cancer ( IARC ) tahun 2012, angka kejadian kanker
ovarium pada tingkat globaladalah 3,6/100.000 penduduk. Kelangsungan
hidup diperkirakan dalam 5 tahunpada stadium I, II, III, dan IV yaitu masing-
masingnya sekitar 90 %, 70 %, 39 %,dan 17 %.
Data Globocan tahun 2012, insiden dan mortalitas kanker ovarium di
Asia menempati urutan kesembilan dari penyakit-penyakit kanker yang
menyerang pada saluran genitalia wanita. Insiden kanker ovarium di Asia
Tenggara sebanyak 47.689 kasus atau 5,2 % dari seluruh usia pada wanita (
IARC tahun 2012 ).

ASKEP KANKER OVARIUM| 1


Dampak dari kanker ovarium pada stadium awal tidak mengalami
perubahan pada tubuh yang tidak begitu terasa pada diri wanita karena awal
perubahannya di dalam tubuh mengalami keputihan yang dianggap wanita itu
hal biasa. Tetapi, pada stadium lanjut yaitu stadium II-IV akan mengalami
perubahan pada tubuh karena sudah bermetastase ke jaringan luar pelvis
misalnya jaringan hati,gastrointestinal dan paru-paru sehingga akan
menyebabkan anemia, asites, efusi pleura, nyeri ulu hati dan anoreksia
(Reeder, Martin, & Koniak-Griffin, 2013).

ASKEP KANKER OVARIUM| 2


BAB II
PEMBAHASAN
A. konsep medis
1. Pengertian
kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan
sebab pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada
tes screening awal yang terbukti untuk kanker ovarium.Tidak ada tanda-
tanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami ketidaknyamanan pada
abdomen dan bengkak (Digiulio,2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan
berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal
lebih banyak dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan
tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia > 50 tahhun (Manuaba,
2013).
2. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Faktor resiko
terjadinya kanker ovarium menurut Manuaba (2013) sebagai berikut.
1) Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di negara industri
2) Faktor reproduksi
a. Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya
resiko menderita kanker ovarium karena tidak sempurnanya
perbaikan epitelovarium
b. Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat
meningkatkan resiko dua sampai tiga kali
c. Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurang
resiko terjadinya kanker
d. Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50 % jika dikonsumsi
selama lima tahun atau lebih

ASKEP KANKER OVARIUM| 3


e. Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI
3) Faktor genetik
a. 5-10 % adalah herediter
b. Angka resiko terbesar 5 % pada penderita satu saudara dan
meningkat menjadi 7 % bila memiliki dua saudara yang menderita
kanker ovarium
3. Klasifikasi Histologi Kanker Ovarium
Menurut Price & Wilson (2012), kanker ovarium belum ada
keseragamannya,namun belum ada perbedaan sifat yang begitu berarti.
Kanker ovarium dibagi dalam 3 kelompok besar sesuai dengan jaringan
asal tumor yaitu sebagai berikut.
1) Tumor-tumor Epiteliel
Tumor-tumor epiteliel menyebabkan 60 % dari semua neoplasma
ovarium yang diklarifikasikan sebagai neoplasma jinak, perbatasan
ganas,dan ganas Keganasan epitel yang paling sering adalah
adenomakarsinoma serosa
2) Tumor Stroma Gonad
Tumor ovarium stroma berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini
jarang ditemukan.
3) Tumor-tumor Sel Germinal
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum,
umumnyatumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi
ganas, bentukkeganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma
dan tumor sinusendodermal
Klasifikasi Stadium Kanker Ovarium
Menurut Prawirohardjo (2014), Klasifikasi stadium menurut FIGO
(Federation International de Gynecologis Obstetrics) 1988 sebagai
berikut.

ASKEP KANKER OVARIUM| 4


Stadium FIGO Kategori
Stadium I Tumor terbatas pada ovarium
Ia Tumor terbatas pada satu ovarium, kapsul utuh,
tidak
ada tumor pada permukaan luar, tidak terdapat sel
kanker pada cairan asites atau pada bilasan
peritoneum
Ib Tumor terbatas pada kedua ovarium, kapsul utuh,
tidak
terdapat tumor pada permukaan luar, tidak
terdapat sel
kanker pada cairan asites atau bilasan peritoneum
Ic Tumor terbatas pada satu atau dua ovarium
dengan satu
dari tanda-tanda sebagai berikut : kapsul pecah,
tumor
pada permukaan luar kapsul, sel kanker positif
pada
cairan asites atau bilasan peritoneum
Stadium II Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan
perluasan ke pelvis
Iia Perluasan dan implan ke uterus atau tuba fallopii.
Tidak
ada sel kanker di cairan asites atau bilasan
peritoneum
Iib Perluasan ke organ pelvis lainnya. Tidak ada sel
kanker

ASKEP KANKER OVARIUM| 5


di cairan asites atau bilasan peritoneum
Iic Tumor pada stadium IIa/IIb dengan sel kanker
positif
pada cairan asites atau bilasan peritoneum
III Tumor mengenai satu atau dua ovarium dengan
metastasis ke peritoneum yang dipastikan secara
mikroskopik di luar pelvis atau metastasis ke
kelenjer
getah bening regional
IIIa Metastasis peritoneum mikroskopik di luar pelvis
IIIb Metastasis peritoneum makroskopik di luar pelvis
dengan diameter terbesar 2 cm atau kurang
IIIc Metastasis peritoneum di luar pelvis dengan
diameter
terbesar lebih dari 2 cm atau metastasis kelenjer
getah
bening regional
IV Metastasis jauh di luar rongga peritoneum. Bila
terdapat efusi pleura, maka cairan pleura
mengandung
sel kanker positif. Termasuk metastasis pada
parenkim
hati
4. Tanda dan gejala
Menurut Prawirohardjo (2014), tanda dan gejala pada kanker ovarium
sebagai berikut.
1) Perut membesar/merasa adanya tekanan
2) Dispareunia

ASKEP KANKER OVARIUM| 6


3) Berat badan meningkat karena adanya massa/asites Menurut
Brunner (2015), tanda dan gejala kanker ovarium yaitu :
1) Peningkatan lingkar abdomen
2) Tekanan panggul
3) Kembung
4) Nyeri punggung
5) Konstipasi
6) Nyeri abdomen
7) Urgensi kemih
8) Dispepsia
9) Perdarahan abnormal
10) Flatulens
11) Peningkatan ukuran pinggang
12) Nyeri tungkai
13) Nyeri panggul
5. Manifestasi Klinis
Kanker ovarium tidak menimbulkan gejala pada waktu yang lama. Gejala
umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik.
1. Stadium Awal
a. Gangguan haid
b. Konstipasi (pembesaran tumor ovarium menekan rectum)
c. Sering berkemih (tumor menekan vesika urinaria)
d. Nyeri spontan panggul (pembesaran ovarium)
e. Nyeri saat bersenggama (penekanan / peradangan daerah panggul)
f. Melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan berlebihan pada
lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan pertumbuhan rambut)
2. Stadium Lanjut
a. Asites
b. Penyebaran ke omentum (lemak perut)

ASKEP KANKER OVARIUM| 7


c. Perut membuncit
d. Kembung dan mual
e. Gangguan nafsu makan
f. Gangguan BAB dan BAK
g. Sesak nafas
h. Dyspepsia
6. Patofisiologi Kanker Ovarium
Penyebab pasti kanker ovarium tidak ketahui namun multifaktoral. Resiko
berkembangnya kanker ovarium berkaitan dengan faktor lingkungan, reproduksi
dan genetik. Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan kanker ovarium
epiteliel terus menjadi subjek perdebatan dan penelitian. Insiden tertinggi terjadi di
industri barat. Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam
lingkungan, tidak hamil dan penggunaan bedak talek pada daerah vagina, semua
itu di anggap mungkin menyebabkan kanker.
Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan resiko dan mungkin dapat
mencegah. Terapi penggantian estrogen pascamenopause untuk 10 tahun atau
lebih berkaitan dengan peningkatan kematian akibat kanker ovarium. Gen-gen
supresor tumor seperti BRCA-1 dan BRCA-2 telah memperlihatkan peranan
penting pada beberapa keluarga. Kanker ovarium herediter yang dominan
autosomal dengan variasi penetrasi telah ditunjukkan dalam keluarga yang
terdapat penderita kanker ovarium. Bila yang menderita kanker ovarium, seorang
perempuan memiliki 50 % kesempatan untuk menderita kanker ovarium.
Lebih dari 30 jenis neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Kanker ovarium
dikelompokkan dalam tiga kategori besar ; (1) tumor-tumor epiteliel ;(2) tumor
stroma gonad ;dan (3) tumor-tumor sel germinal. Keganasan epiteliel yang paling
sering adalah adenomakarsinoma serosa. Kebanyakan neoplasma epiteliel mulai
berkembang dari permukaan epitelium, atau serosa ovarium. Kanker ovarium
bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan abdomen
dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga

ASKEP KANKER OVARIUM| 8


implantasi dan pertumbuhan. Keganasan selanjutnya dapat timbul pada semua
permukaan intraperitoneal. Limfasik yang disalurkan ke ovarium juga merupakan
jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjer pada pelvis dan kavum
abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan
jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat
pada pelvis, sering berkemih, dan disuria, dan perubahan gastrointestinal, seperti
rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang, dan konstipasi.pada
beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat
hiperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor
menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut
pada abdomen dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor,
ruptur, atau torsi ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama
pemeriksaan pelvis rutin.
Pada perempuan pramenopause, kebanyakan massa adneksa yang teraba
bukanlah keganasan tetapi merupakan kista korpus luteum atau folikular. Kista
fungsional ini akan hilang dalam satu sampai tiga siklus menstruasi. Namun pada
perempuan menarkhe atau pasca menopause, dengan massa berukuran berapapun,
disarankan untuk evaluasi lanjut secepatnya dan mungkin juga eksplorasi bedah.
Walaupun laparatomi adalaha prosedur primer yang digunakan untuk menentukan
diagnosis, cara-cara kurang invasif, )misal CT-Scan, sonografi abdomen dan
pelvis) sering dapat membantu menentukan stadium dan luasnya penyebaran.
Lima persen dari seluruh neoplasma ovarium adalah tumor stroma gonad ; 2 %
dari jumlah ini menjadi keganasan ovarium. WHO (World HealthOrganization),
mengklarifikasikan neoplasma ovarium ke dalam lima jenis dengan subbagian
yang multipel. Dari semua neoplasma ovarium, 25 % hingga 33 % tardiri dari kista
dermoid ; 1 % kanker ovarium berkembang dari bagian kista dermoid. Eksisi
bedah adalah pengobatan primer untuk semua tumor ovarium, dengan tindak lanjut
yang sesuai, tumor apa pun dapat ditentukan bila ganas.

ASKEP KANKER OVARIUM| 9


7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke
strukturstrukturyang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui
penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan
rongga panggul.
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe
menuju pleura.Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat
jugamuncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis
3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus,
asites fistula dan edema ekstremitas bawah
8. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh
insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung, untuk
mendukung pembedahan.
3. Second look Laparotomi
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim
dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor
ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens

ASKEP KANKER OVARIUM| 10


alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti
: Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
5. Penanganan lanjut
a. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali
b. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan
c. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan
d. Seterusnya tiap 1 tahun sekali

ASKEP KANKER OVARIUM| 11


Faktor pencetus

Faktor lingkungan faktor rproduksi faktor genetik

stadium 2 Gg hormon
terpajan Gg pembelahan DNA
pengaturan haid (BRCA 1) pada ovarium
inhalasi/hematogen

Gg sirkulasi ovulasi
zat karsinogen sel-sel berdiferensiasi
ke ovarium abnormal

terjadi pengendapan proses


di lapisan endotel hiperplasia,displasia
menghasilkan hormon ,dan aplasia
hopofisis abnormal

merusak
tumor/kista
pembelahan sel penimbunan volikel
sel telur gagal berovulasi

pematangan sel tlur gagal

KANKER
OVARIUM

stadium 1

ASKEP KANKER OVARIUM| 12


berukuran kecil berkembang dan tumbuh Berkembang dan tumbuh menyebar ke
ilkecio lebih besar di bandingkan lebih besar dan sudah organ lain
dengan yang stadum 1 tumuh lebih dalam
menyerang satu Stadium 3 stadium 4
atau dua ovarium
menyebar ke jaringan menyebar
mendesak ke mendesak ke hati
sekitar anggul keperitoneum
Gg pembuahan paru-paru
sel telur
asites Gg metabolisme
penekanan di pelvis
beban paru- ke hati
-gangguan siklus haid paru meningkat
urgensi -perut kembung
-keputihan netralisir racun
-faltus Gg ventilasi menurun
DX.GG ELIMINASI -nyeri tungkai
DX. DISFUNGSI
URINE
SEKSUAL -nyeri punggung DX.
KETIDAKFEKTIFAN
POLA NAFAS
DX.HAMBATAN
MOBILITAS FISIK penurunan
toksik di tubuh
menekan
saluran cerna
DX.NYERI AKUT
sistem imun
menurun
peristaltik perut terasa penuh
usus ASKEP KANKER OVARIUM| 13
DX. RESIKO
susah BAB anoreksia INFEKSI
ASKEP KANKER OVARIUM| 14
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny....
Dengan......Di.................

PENGKAJIAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (GSR)

Nama Mahasiswa : Tanggal pengkajian :


NIM : Ruangan/RS :
No. Reg : Tanggal Masuk Rumah Sakit :
Diagnosa Medis :

I. Data umum klien


1. Inisial klien : Ny. N Inisial suami : Tn M
2. Usia : 50 thn Usia : 53 thn
3. Status perkawinan : Kawin Suku : Indonesia

4. Pekerjaan : URT Pekerjaan : Buruh


5. Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir :SD
6. Suku : Indonesia Agama : Islam
7. Agama : Islam
8. Alamat : Kota Gorontalo

II. Masalah utama


Keluhan utama : Mengeluarkan bercak darah
Mulai timbulnya : Sehari setelah coitus

ASKEP KANKER OVARIUM| 15


Sifat keluhan : Tidak nyaman saat berhubungan
Lokasi keluhan : Area genitalia (jalan lahir)
Faktor pencetus : Tidak nyaman saat berhubungan
Keluhan lain :Kram pada perut keputihan, nyeri pada saat berhubungan,
mengalami flek kecoklatan selama 3 hari, klien merasa
khawatir dan banyak fikiran.
Pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh :Khawatir dan banyak fikiran
Usaha klien untuk mengatasinya : Melakukan hal-hal yang positif
III. Pengkajian Fisik
Seksualitas
Subyektif :
Usia menarche : 13 tahun
Siklus haid : 37 hari
Durasi haid : 14 hari
Dismenorea
 Polimenorea Oligomenorea

Menometroragie Amenorea
Rabas pervagina : warna :Tidak terkaji
Jumlah : tidak terkaji
Berapa lama : tidak terkaji
Metode kontrasepsi terakhir : pasien mengatakan tidak menggunakan jenis
kontrasepsi apapun, dan tidak mengikuti program keluarga
Status obstetri : P:2 A :0
Riwayat persalinan :
Aterm :- prematur :-
Multiple :-
Riwayat persalinan terakhir :
Tahun : 2017 tempat : Rumah Bersalin
Lama gestasi: lama persalinan : 2 jam

ASKEP KANKER OVARIUM| 16


Jenis persalinan : Normal
Berat badan bayi : 3,5 Kg
Komplikasi maternal/bayi :
Obyektif :
PAP smear terakhir (tgl dan hasil) : tidak terkaji
Tes serologi (tgl dan hasil) : tidak terkaji
Makanan dan cairan
Subyektif :
Masukan oral 4 jam terakhir :tidak terkaji
Mual/muntah hilang nafsu makan masalah mengunyah
Pola makan :
Frekuensi : 2 x/hari
Konsumsi cairan : 4-5x/hari

Obyektif :
BB : 47kg
TB :156cm
Turgor kulit : tidak terkaji
Membran mukosa mulut : tidak terkaji
Kebutuhan cairan :7-8 gelas/hari
Pemeriksaan Hb. Ht (tgl dan hasil) : tidak terkaji
Eliminasi
Subyektif :
Frekuensi dafekasi :Klien mengatakan sebelum sakit ia BAB 1x sehari setiap
pagi, setelah di rawat di RS klien belum pernah BAB
Penggunaan laksatif : Tidak menggunakan laksatif
Waktu defekasi terakhir : Tidak terkaji
Frekuensi berkemih :Klien mengatakan sebelum sakit 4-5x sehari, saat di kaji
klien BAK 3x/hari

ASKEP KANKER OVARIUM| 17


Karakter urine : Sebelum sakit urine berwaran kuning jernih, saat dikaji
berwarna kuning berbau khas
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih : Tidak ada nyeri
Riwayat penyakit ginjal :Tidak terkaji
Penyakit kandung kemih:Tidak terkaji
Penggunaan diuretik :Tidak terkaji
Obyektif :
Pemasangan kateter :tidak terpasang kateter
Bising usus : tidak terkaji
Karakter urine : sebelum sakit urine berwaran kuning jernih, saat dikaji
Konsistensi feces :lembek berbau khas
Warna feces : kuning
Hemorrhoid : tidak ada hemoroid
Palpasi kandung kemih (teraba/tidak teraba) : teraba
Hygiene
Subyektif :
Kebersihan rambut (frekuensi ) :sedikit kotor, kering tebal, mudah dicabut,
rontok
Kebersihan badan:tampak bersih
Kebersihan gigi/mulut : tidak adanya caries, terlihat bersih
Kebersihan kuku tangan dan kaki : kuku tampak sedikit kotor
Obyektif :
Cara berpakaian : rapi
Kondisi kulit kepala : Kotor dan tidak ada benjolan
Sirkulasi
Subyektif :
Riwayat penyakit jantung : tidak terkaji
Riwayat demam reumatik :tidak terkaji
Obyektif :

ASKEP KANKER OVARIUM| 18


Tekanan darah : 130/85 mmHg
Nadi : 80x/menit
Distensi vena jugularis (ada/tidak ada) : tidak ada
Bunyi jantung : S1, S2 reguler tidak ada bunyi tambahan
Frekuensi :tidak terkaji
Irama (teratur/tidak teratur) : teratur
Kualitas (kuat/lemah/Rub/Murmur) ; tidak ada murmur
Ekstremitas :
Suhu (hangat/akral dingin) : hangat
CRT : < 3 det
Varises (ada/tidak ada) : tidak ada varieses
Nyeri/ketidaknyamanan
Subyektif :
Lokasi : Area genitalia (jalan lahir)
Intensitas (skala 0 -10) : 8
Frekuensi :
Durasi : 15 menit
Faktor pencetus :Tidak nyaman saat berhubungan
Cara mengatasi : keluarga menyatakan tidak mengetahui cara mengatasi
nyeriFaktor yang berhubungan : tidak di ketahui
Obyektif :
Wajah meringis
Melindungi area yang sakit
Fokus menyempit
Pernapasan
Subyektif :
Dispnea Batuk/sputum Riwayat Bronkitis
Asma Tuberkulosis Emfisema
Pneumonia berulang Perokok, lamanya : ............. tahun

ASKEP KANKER OVARIUM| 19


Penggunaan alat bantu pernapasan (02) : ..............L/mnt
Obyektif :
Frekuensi : 24x/mnt
Irama : Eupnoe Tachipnoe Bradipnoe
Apnoe Hiperventilasi Cheynestokes
Kusmaul Biots
Karakteristik Sputum :tidak ada sputum
Hasil Roentgen :tidak terkaji

Interaksi sosial
Subyektif :
Status pernikahan : sudah menikah
Lama pernikahan : 15 tahun
Tinggal serumah dengan : suami dan anak
Obyektif :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat : baik

Integritas Ego
Subyektif :
Perencanaan kehamilan : tidak lagi merencanakan kehamilan
Perasaan klien/keluarga tentang penyakit :ibu klien mengatakan bahwa ia
cemas bagaiman penanganan dirumah jika nyeri datang lagi
Status hubungan : baik
Cara mengatasi stress : klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien
menangis dan rewel

Obyektif :
Status emosional (cemas, apatis, dll) : cemas
Respon fisiologis yang teramati : : pasien sering menangis

ASKEP KANKER OVARIUM| 20


Agama : islam
Muncul perasaaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu) : tidak berdaya

Neurosensori
Subyektif :
Pusing (ada/tidak ada): tidak ada
Kesemutan/kebas/kelembaban (lokasi) : tidak ada

Keamanan :
Subyetif :
Alergi/sensitivitas : tidak ada
Penyakit masa kanak-kanak : tidak di ketahui
Riwayat imunisasi : tidak di ketahui
Infeksi virus terakhir : infeksi virus HPV
Binatang peliharaan dirumah : tidak ada
Masalah obstetrik sebelumnya: tidak di ketahui
Jarak waktu kehamilan terakhir : 1 tahun
Riwayat kecelakaan : tidak ada
Fraktur dislokasi : tidak ada
Pembesaran kelenjar : tidak ada
Obyektif :
Integritas kulit : tidak di kaji
Cara berjalan : baik

Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif :
Bahasa dominan : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan suami : Buruh

ASKEP KANKER OVARIUM| 21


Faktor penyakit dari keluarga : kanker
Sumber pendidikan tentang penyakit : tim keesehatan
Pertimbangan rencana pulang
Tanggal informasi diambil : tidak diketahui
Pertimbangan rencana pulang : tidak diketahui
Tanggal perkiraan pulang :tidak diketahui
Ketersediaan sumber kesehatan terdekat : puskesmas

Pemeriksaan diagnostik :
Pemeriksaan hematology,biopsi
Terapi dan pengobatan :
Pemberian terapi intravena, dan kemoterapi
B. Diagnosa Keperawatan

ASKEP KANKER OVARIUM| 22


N DIAGNOSA NOC NIC RASIONAL
O
Dx : disfungsi 1.Fungsi Seksual 1.Pengurangan Kecemasan Pengurangan Kecemasan
seksual (00059) Kriteria Hasil: Observasi
Kelas 2. Fungsi setelah di lakukan 1. Identifikasi pada saat terjadi 1.untuk mengetahui terjadinya
seksual tindakan perubahan tingkat kecemasan perubahan tingkat kecemasan
Domain 8. Seksualitas keperawatan Mandiri
Definisi: selama 3x24 jam 2. Berikan objek yang 2.agar pasien bisa
Suatu kondisi ketika masalah fungsi menunjukkan perasaan aman menunjukkan rasa aman
individu mengalami seksual dapat 3. Kaji untuk tanda verbal dan
suatu perubahan teratasi dengan non verbal kecemasan 3.agar pasien bisa mengetahui
fungsi seksual selama indikator : Kolaborasi tanda verbal dan non pada
fase respon seksual 1. Mencapai - kecemasan
berupa hasrat, gairah Healt Education
terangsang, dan/atau seksual (3) 4. Intruksikan klien untuk
orgasnisme, yang di 2. Mengalami menggunakan teknik relaksasi
pandang tidak gairah 5. Dorong keluarga untuk 4.agar pasien bisa mengetahui
memuaskan, tidak melalui mendampingi klien dengan teknik relaksasi tersebut

ASKEP KANKER OVARIUM| 23


bermakna, atau tidak organisme cara yang tepat
adekuat. (3) 5.agar keluarga pasien bisa
Batasan Keterangan : 2.Konseling Seksual mengetahui cara tersebut
Karakteristik: 1. Tidak Observasi
1. Gangguan pernah 1. Monitor timbulnya stress
aktivitas menunjukka kecemasan dan depresi sebagai Konseling Seksual
seksual n kemungkinan penyebab dari
2. Gangguan 2. Jarang disfungsi sosial 1.agar kecemasan dan depresi
eksitasi menunjukka Mandiri pasien berkurang
seksual n 2. Berikan privasi dan jaminan
3. Gangguan 3. Kadang kerahasiaan
kepuasan kadang 3. Berikan informasi mengenai
seksual menunjukka fungsi seksual , sesuai
4. Mencari n kebutuhan
konfirmasi 4. Sering Kolaborasi 2.agar bisa menjaga privasi
tentang menunjukka - dan jaminan kerahasiaan tsb.
kemampuan n Healt Education 3. agar pasien mengetahui
mencapai 5. Secara 4. Intruksikan pasien untuk fungsi seksual dan
hasrat seksual konsisten menggunakan medikasi dan kebutuhanya

ASKEP KANKER OVARIUM| 24


5. Merasakan menunjukka alat untuk meningkatkan
keterbatasan n kemampuan untuk melakukan
seksual aktivitas seksual, sesuai
6. Penurunan 2.Penampilan kebutuhan
hasrat seksual Peran 4.agar dapat beringkatnya
7. Perubahan Kriteria Hasil: kemampuan utnuk melakukan
fungsi seksual setelah di lakukan aktivitas seksual,sesuai
yang tidak di tindakan kebutuhnya
inginkan keperawatan
8. Perubahan selama 3x24 jam
minat terhadap masalah
diri sendiri penampilan peran
9. Perubahan dapat teratasi
minat terhadap dengan indikator :
orang lain 1. Deskripsi
10. Perubahan tentang
peran seksual perubahan
Faktor Yang peran akibat
Berhubungan: penyakit

ASKEP KANKER OVARIUM| 25


1. Adanya atau
penganiyaan kecacatan
(fisik,psikologi (3)
s, seksual) 2. Deskripsi
2. Gangguan tentang
fungsi tubuh perubahan
(karena peran akibat
anomaly, kematian
penyakit, anggotan
medikasi, keluarga (3)
kehamilan, Keterangan:
radiasi, bedah, 1. Tidak
trauma , dll.) adekuat
3. Gangguan 2. Sedikit
struktur tubuh adekuat
(karena 3. Cukup
anomaly, adekuat
penyakit, 4. Sebagian
kehamilan,radi cukup berat

ASKEP KANKER OVARIUM| 26


asi, bedah, adekuat
trauma, dll.) 5. Sepenuhnya
4. Kerentanan adekuat
5. Konflik nilai
6. Kurang
pengetahuan
tentang fungsi
seksual
7. Model peran
tidak adekuat
8. Penganiyaan
psikosoial
(misalnya
pengawasan,
manipulasi,
penganiyaan
verbal)
9. Salah
informasi

ASKEP KANKER OVARIUM| 27


tentang fungsi
seksual
10. Tidak ada
orang terdekat
11. Tidak ada
privasi

2 Dx. Gangguan 1.Eliminasi Urin 1.Manajemen Cairan Manajemen Cairan


. eliminasi urin Kriteria Hasil: Observasi
(00016) setelah di lakukan 1. Monitor tanda tanda vital 1.agar pasien mengetahui
Kelas 1. Fungsi tindakan pasien tanda vital
urinarius keperawatan 2. Monitor status gizi 2.agar pasie mengetaui status
Domain 3. Eliminasi selama 3x2jam Mandiri gizi
dan pertukaran masalah eliminasi 3. Berikan cairan, dengan tepat 3.agar pasien bisa mengetahui
Definisi: urin dapat teratasi 4. Berikan diuretic yang di cairan yang tepat
disfungsi eliminasi dengan indikator : resepkan 4. agar pasien bisa mengetahui
urin 1. Pola Kolaborasi: diuretic yang di resepkan
Batasan eliminasi 5. Konsultasikan dengan dokter 5.agar dokter mengetahui
Karakteristik: (3) jika tanda tanda dan gejala tanda dan gejala volume cairan

ASKEP KANKER OVARIUM| 28


1. Anyang- 2. Bau urin (3) kelbihan volume cairan menetap atau memburuk
anyangan Keterangan: menetap atau memburuk
2. Disuria 1. Sangat Healt Education
3. Dorongan terganggu 6. Dukung pasien dan keluarga 6.agar pasien dan keluarga
berkemih 2. Banyak untuk membantu dalam bisa membantu pemberian
4. Inkontinensia terganggu pemberian makan dengan baik makanan yang baik
5. Inkontinensia 3. Cukup
urin terganggu 2.Bantuan Perawatan Diri
6. Nokturia 4. Sedikit Observasi
7. Retensi urin terganggu 1. Monitor kemampuan Bantuan Perawatan Diri
8. Sering 5. Tidak perawatan diri secara mandiri
berkemih terganggu 2. Monitor kebutuhan pasien 1.untuk mengetahui
Faktor Yang terkait dengan alat alat kemampuan perawatan diri
Berhubungan: 2.Kontinensia kebersihan diri, alat bantu secara mandiri
1. Gangguan Urin untuk berpakaian, berdandan, 2.untuk mengetahui kebutuhan
sensori Kriteria Hasil: eliminasi dan makan pasien terkait dengan alat
motorik setelah di lakukan Mandiri kebersihan diri
2. Infeksi saluran tindakan 3. Berikan peralatan kebersihan
kemih keperawatan pribadi (misalnya, deodorant,

ASKEP KANKER OVARIUM| 29


3. Obstruksi selama 3x24 jam sikat gigi dan sabun mandi)
anatomi masalah 4. Berikan bantuan sampai pasien
4. Penyebab kontinensia urin mampu melakukan perawatan 3.agar pasien bisa memakai
multipel dapat teratasi diri mandiri peralatan kebersihan
dengan indikator : Kolaborasi: pribadinya
1. Mengenali -
keinginan Healt Education:
untuk 5. Ajarkan orangtua/keluarga 4.agar pasien bisa mengetahui
berkemih untuk mendukung kemandirian perawatan diri mandiri
(3) dengan membantu hanya ketika
2. Menjaga pasien tak mampu melakukan
pola [perawatan diri]
berkemih
yang teratur
(3) 5.agar keluarga pasien bisa
Keterangan: mendukung kemandirian
1. Tidak tersebut
pernah
menunjukka

ASKEP KANKER OVARIUM| 30


n
2. Jarang
menunjukka
n
3. Kadang
kadang
menunjukka
n
4. Sering
menunjukka
n
5. Secara
konsisten
menunjukka
n

ASKEP KANKER OVARIUM| 31


3 Dx. Hambatan 1.Ambulasi 1.Peningkatan Mekanika Tubuh 1.Peningkatan Mekanika
. mobilitas fisik Kriteria Hasil: Observasi Tubuh
(00085) setelah di lakukan 1. Monitor perbaikan pstur
Kelas 2. tindakan [tubuh]/mekanika tubuh pasien 1.agar perbaikan postur tubuh
Aktivitas/olahraga keperawatan Mandiri mekanika tbuh pasien
Domain 4. Aktivitas/ selama 3x24 jam 2. Bantu pasien untuk memilih
istirahat masalah ambulasi aktivitas pemanasan sebelum
Definisi: dapat teratasi memulai latihan atau memulai
Keterbatasan dalam dengan indikator : pekerjaan yang tidak di
gerakan fisik atau satu 1. Menompan lakukan secara rutin sbelumnya 2.agar pasien bisa memilih
atau lebih eksremitas g berat 3. Kaji kesadaran pasien tentang aktiviras pemanasan sebelum
secara mandiri dan badan (3) abnormalitas memulai latihan
terarah 2. Berjalan muskulokeletalnya dan efek
Batasan dengan yang mungkin timbul pada
karakteristik: langkah jaringan otot dan postur
1. Dipsnea yang efektif Kolaborasi
setelah (3) 4. Kolaborasikan dengan
beraktivitas Keterangan: fisioterapis dalam
2. Gangguan 1. Sangat mngembangkan peningkatan

ASKEP KANKER OVARIUM| 32


sikap berjalan terganggu mekanika tubuh, sesuai
3. Gerakan 2. Banyak indikasi 3.agar kesadaran pasien
lambat terganggu Healt Education tentang abnormalitas dan
4. Gerakan 3. Cukup 5. Informasikan pada pasien muskulokeletalnya
spastic terganggu tentang struktur dan fungsi
5. Gerkan tidak 4. Sedikit tulang belakang dan postur
terkoordinasi terganggu yang optimal untuk bergerak
6. Instabilitas 5. Tidak dan menggunakan tubuh
pstur terganggu 6. Berikan informasi tentang
7. Kesulitan kemumngkinan posisi
membolak 2.Ambulasi: Kursi penyebab nyeri otot atau sendi
balik posisi Roda 4.agar dapat bekrja sama untuk
8. Keterbatan Kriteria Hasil: 2.Terapi Latihan: Ambulasi menyebuhkan indikasi klien
rentang gerak setelah di lakukan Observasi
9. Ketidaknyama tindakan 1. Monitor penggunaan kruk
n keperawatan pasien atau alat bantu berjalan
10. Melakukan selama 3x24 jam lainya
aktivitas lain masalah Mandiri
sebagai ambulasi:kursi roda 2. Beri pasien pakaian yang tidak

ASKEP KANKER OVARIUM| 33


pengganti dapat teratasi mengekang 5.agar pasien mengetahui
pergerakan dengan indikator : 3. Berikan kartu penanda di tentang struktur dan fungsi
(mis.peningkat 1. Perpindaha kepala tempat tidur untuk tulang belakang
an perhatian n ked an memfasilitasi belajar berpindah
pada aktivitas dari kursi Kolaborasi
orang lain, roda (3) 4. Konsultasikan pada ahli terapi
mengendalikan 2. Menjalanka fisik mengenai rencana
perilaku, focus n kursi roda ambulasi sesuai kebutuhan
pada aktivitas dengan Healt Education
sebelum sakit) aman (3) 5. Intruksikan ketersediaan
11. Penurunan Keterangan: perangkat pendukung,jika
kemampuan 1. Sangat sesuai 6.agar pasien mengetahui
melakukan terganggu 6. Intruksikan pasien untuk informasi tentang
keterampilan 2. Banyak memposisikan diri sepanjang kemungkinan posisi penyebab
motorik halus terganggu proses perpindahan nyeri
12. Penurunan 3. Cukup
kemampuan terganggu
melakukan 4. Sedikit
keterampilan terganggu

ASKEP KANKER OVARIUM| 34


motorik kasar 5. Tidak
13. Penurunan terganggu 2.Terapi Latihan:Ambulasi
waktu reaksi
14. Tremor akibat
bergerak 1.agar pasien bisa
Faktor Yang menggunakan alat bantu
Berhubungan: berjalan
1. Agens
farmaseutikal
2. Ansietas
3. Depresi 2.agar pasien bisa merasa
4. Disuse nyaman
5. Fisik tidak
bugar 3.agar bisa di ketahui pasien
6. Gangguan yang memfasilitasi belajar
fungsi kognitif pindah
7. Gangguan
metabolisme
8. Gangguan

ASKEP KANKER OVARIUM| 35


musculoskelet
al 4.agar pasien bisa sehat
9. Gangguan kembali
neuro
muscular
10. Gangguan
sensorik
perceptual
11. Gaya hidup
kurang gerak
12. Indeks masa 5.agar ketersediaan perangkat
tubuh di atas pendukung sesuai
persentil ke-75
sesuai usia
13. Intoleran
aktivitas 6.agar pasien bisa merasa
14. Kaku sendi nyaman di saat sepanjang
15. Keenganan proses perpindahan
memulai

ASKEP KANKER OVARIUM| 36


pergerakan

4 Dx. Ketidakefektifan 1.Respon 1.Manajemen Jalan Nafas 1.Manajemen Jalan Nafas


pola nafas (00032) Penyapihan Observasi
Kelas 4. Respons Ventilasi 1. Identifikasi kebutuhan actual/ 1.memudahkan perawat dalam
Kardiovaskular/ Mekanik: Dewasa potensial pasien untuk mengidentifikasi kebutuhan
pulmonal Kriteria Hasil: memasukan alat membuka pasien dalam membuka jalan
Domain setelah di lakukan jalan nafas napas
4.Aktivitas/istirahat tindakan 2. Monitor status pernafasan dan 2. mengetahui perkembangan
Definisi keperawatan oksigenasi sebagaimana status pernapasan dan
Inspirasi dan/atau selama 3x24 jam mestinya oksigenasi
ekspirasi yang tidak masalah respon Mandiri
member ventilasi penyapihan 3. Bantu dengan dorongan
adekuat. ventilasi spirometer, sebagaimana 3. membantu dalam proses
Batasan mekanik:dewasa mestinya perawatan
karakteristik : dapat teratasi 4. Posisikan untuk meringankan
1. Bradipnea dengan indikator : sesak nafas 4. mengatasi pasien jika terjadi
2. Dispnea 1. Tingkat Kolaborasi sesak napas
3. Fase ekspirasi pernapasan -

ASKEP KANKER OVARIUM| 37


memanjang spontan(3) Healt Education
4. Ortopnea 2. Irama 5. Ajarkan pasien bagaimana
5. Penggunaan pernapasan menggunakan inhaler sesuai
otot bantu spontan(3) resep sebagaimana mestinya 5. memberikan pengetahuan
pernapasan Keterangan: 6. Intruksikan bagaimana agar kepada pasien tentang
6. Penggunaan 1. Deviasi bisa melakukan batuk efektif penggunaan inhaler
posisi tiga-titik berat dari
anterior kisaran 2.Manajemen Asma
posterior normal Observasi 6. memudahkan pasien untuk
7. Penurunan 2. Deviasi 1. Monitor reaksi asma batuk efektif
kapasitas vital yang cukup 2. Monitor kecepatan, irama,
8. Penurunan besar dari kedalaman dan usaha
tekanan kisaran pernafasan 2.Manajemen Asma
ekspirasi normal Mandiri
9. Penurunan 3. Deviasi 3. berikan pengobatan dengan 1. mengetahui perkembangan
tekanan sedang dari tepat dan/atau sesuai kebijakan pasien
inspirasi kisaran dan petunjuk procedure 2. mengetahui kecepatan,
10. Penurunan normal Kolaborasi irama dan usaha pernapasan
ventilasi 4. Deviasi -

ASKEP KANKER OVARIUM| 38


semenit ringan dari Healt Education 3. agar pasien dapat
11. Pernapasan kisaran 4. Ajarkan teknik mengetahui petunju procedure
bibir normal bernafas/relaksasi
12. Pernapasan 5. Tidak ada 5. Ajarkan teknik yang tepat untuk
cuping hidung deviasi dari menggunakan pengobatan dan
13. Perubahan kisaran alat (misalnya, inhaler,
ekskursi dada normal nebulizer,peak flow meter)
14. Pola napas 4. Memberikan pengetahuan
abnormal (mis, 2.Status kepada pasien tentang
irama, Pernafasan bernafas/relaksasi
frekuensi, Kriteria Hasil: 5 .agar pasien dapat
kedalaman) setelah di lakukan mengetahui penggunaan alat
15. Takipnea tindakan inhaler
Faktor yang keperawatan
berhubungan : selama 3x24 jam
1. Ansietas masalah status
2. Cedera pernafasan dapat
medulla teratasi dengan
spinalis indikator :

ASKEP KANKER OVARIUM| 39


3. Deformitas 1. Frekuensi
dinding dada pernafasan(
4. Deformitas 3)
tulang 2. Irama
5. Disfungsi pernafasan(
neuromuscular 3)
6. Gangguan Keterangan:
muskuloskelet 1. Deviasi
as berat dari
7. Gangguan kisaran
neurologis normal
(mis, 2. Deviasi
elektroensefalo yang cukup
gram [EEG] berat dari
positif, trauma kisaran
kepala, normal
gangguan 3. Deviasi
kejang) sedang dari
8. Hiperventilasi kisaran

ASKEP KANKER OVARIUM| 40


9. Imaturitas normal
neurologis 4. Deviasi
10. Keletihan ringan dari
11. Keletihan otot kisaran
pernapasan normal
12. Nyeri 5. Tidak ada
13. Obesitas deviasi dari
14. Posisi tubuh kisaran
yang normal
menghambat
ekspansi paru
15. Sindrom
hipoventilasi

5 Dx. Risiko inveksi 1.Keparahan 1.Manajemen Imunasasi/Vaksinasi 1.Manajemen


(00219) Infeksi Observasi Imunisasi/Vaksinasi
Kelas 2. Cedera fisik Kriteria Hasil: 1. Observasi anak selama
Domain 11. setelah di lakukan beberapa waktu tertentu setelah 1. mengetahui perkembangan
Keamanan/perlindung tindakan pemberian vaksin pasien

ASKEP KANKER OVARIUM| 41


an keperawatan 2. Identfikassi kontra indikasi
Definisi : selama 3x24 jam pemberian imunisasi
Rentang mengalami masalah keparahan Mandiri 2. memudahkan perawat untuk
invasi dan multiplikasi infeksi dapat 3. Berikan injeksi pada bayi di mengidentifikasi pasie kontra
organism patogenik teratasi dengan bagian paha antrulateral sesuai indikasi pemberian pasien
yang dapat indikator : kebutuhan 3. untuk mencegah terjadinya
mengganggu 1. Kemerahan Kolaborasi pendarahan
kesehatan. (3) -
Faktor risiko : 2. Vesikel Healt Education
1. Kurang yang tidak 4. Ajarkan pada individu/keluarga
pengetahuan mengeras mengenai vaksinasi yang di
untuk permukaany perlukan jika ada paparan atau
2. Menghindari a (3) insiden khusus 4. memberikan pengetahuan
pemajanan Keterangan: 5. Ajarkan pada orangtua tentang vaksinasi yang di
3. Pathogen 1. Berat imunisasi yang di perlukan
4. Malnutrisi 2. Cukup berat rekomendasikan bagi anak,cara
5. Obesitas 3. Sedang imunisasi, alasan dan kegunaan
6. Penyakit 4. Ringan dari imunisasi, efek samping
kronis (mis, 5. Tidak ada dan reaksi yang mungkin 5. memebrikan pengetahuan

ASKEP KANKER OVARIUM| 42


diabetes terjadi tentang imunisasi
mellitus) 2.Keparahan
7. Prosedur Infeksi:Baru 2.Kontrol Infeksi
invasive Lahir Observasi
Pertahan primer tidak Kriteria Hasil: 1. Monitor adanya tanda dan
adekuat setelah di lakukan gejala infeksi sistemik dan
1. Gangguan tindakan local
integritaskulit keperawatan 2. Monitor kerentanan terhadap
2. Gangguan selama 3x24 jam infeksi 2.Kontrol Infeksi
peristaltis masalah keparahan Mandiri
3. Merokok infeksi:baru lahir 3. Berikan agen imunisasi, 1. mengetahui tanda dan gejala
4. Pecah ketuban dapat teratasi dengan tepat infeksi sistemik dan local
dini dengan indikator : 4. Berikan ruang pribadi, yang di 2. mengetahui kerentanan
5. Pecah ketuban 1. Ketidakstab perlukan terhadap infeksi
lambat ilan suhu(3) Kolaborasi
6. Penurunan 2. Hipotermia - 3. agar pasien dapat
kerja siliaris (3) Healt Education terminusisasi dengan tepat
7. Perubahan ph Keterangan : 1. Anjurkan asupan cairan,
sekresi 1. Berat dengan tepat 4. agar pasien dapa mengtahui

ASKEP KANKER OVARIUM| 43


Pertahanan sekunder 2. Besar 2. Intruksikan pasien untuk apa yg di perlukan
tidak adekuat 3. Sedang minum antibiotic yang di
1. Imunosupresi 4. Ringan resepkan
2. Leucopenia 5. Tidak ada
3. Penurunan 1. agar pasien dapa mengtahui
hemoglobin asupan cairan dengan tepat
4. Supresi respon 2. penggunaan antibiotik yang
implamasi di resepkan untuk mencegah
(misalnya, terjadinya infeksi
interleukin 6 {
IL-6},C-
reactive
protein
{CRP})
5. Vaksinasi
tidak adekuat
Pemajanan terhadap
pathogen lingkungan
meningkat

ASKEP KANKER OVARIUM| 44


1. Terpajan pada
wabah
6 Dx. 1.Status Nutrisi 1.Manajemen Gangguan Makan 1.Manajemen Gangguan
Ketidakseimbangan Bayi Observasi Makan
nutrisi: kurang dari Kriteria Hasil: 1. Monitor tanda tanda fisiologis
kebutuhan tubuh setelah di lakukan 2. Monitor asupan kalori 1.agar pasien mengetahui
(00002) tindakan makanan harian tanda fisiologis
Kelas 1. Makan keperawatan Mandiri 2.agar asupan kalori pasien
Domain 2. Nutrisi selama 3x24 jam 3. Bantu klien untuk bisa bagus
Definisi : masalah status mengembangkan harga diri
Asupan nutrisi tidak nutrisi bayi dapat yang sesuai dengan berat badan 3.agar perkembangan harga
cukup untuk teratasi dengan yang sehat diri bisa sesuai dengan berat
memenuhi kebutuhan indikator : 4. Berikan dukungan terhadap badan yang sehat
metabolik 1. Intake peningkatan berat badan dan
Batasan nutrisi (3) perilaku yang meningkatkan
karakteristik: 2. Intake berat badan 4.agar pasien bisa terdukung
1. Berat badan makanan Kolaborasi dalam peningkatan berat badan
20% atau lebih lewat mulut 5. Kolaborasi dengan tim dan perilaku yang
di bawah (3) kesehatan lain untuk meningkatkan berat badan

ASKEP KANKER OVARIUM| 45


rentang berat Keterangan: mengembangkan rencana
badan ideal 1. Tidak perawatan dengan melibatkan
2. Bising usus adekuat klien dan orang orang
hiperaktif 2. Sedikit terdekatnya dengan tepat 5.agar tim kesehatan bisa
3. Cepat kenyang adekuat Healt Education mengembangkan rencana
setelah makan 3. Cukup - keperawatan
4. Diare adekuat
5. Gangguan 4. Sebagian 2.Manajemen Nutrisi
sensasi rasa besar Observasi
6. Kehilangan adekuat 1. Monitor kalori dan asupan
rambut makanan
berlebihan 2.Status Nutrisi 2. Monitor kecenderungan
7. Kelemahan Kriteria Hasil: terjadinya penurunan dan
otot setelah di lakukan kenaikan berat badan
pengunyah tindakan Mandiri 2.Manajemen Nutrisi
8. Kehilangan keperawatan 3. Bantu pasien dalam
otot menelan selama 3x24 jam menentukan pedoman atau 1.agar pasien bisa mengetahui
9. Kerapuhan masalah status piramida makanan yang paling kalori dan asupan makanan
kapiler nutrisi dapat cocok dalam memenuhi 2.agar pasien tidak cenderung

ASKEP KANKER OVARIUM| 46


10. Kesalahan teratasi dengan kebutuhan nutrisi dan prefensi terjadinya penurunan dan
informasi indikator : 4. Beri obat obatan sebelum kenaikan berat badan
11. Kesalahan 1. Asupan gizi makan jika di perlukan
persepsi (3) Kolaborasi
12. Ketidakmamp 2. Asupan -
uan memakan makanan Healt education 3.agar pasien mengetahui
makanan (3) 5. Intruksikan pasien mengenai ketentuan pedoman atau
13. Kram Keterangan: kebutuhan nutrisi piramida makanan
abdomen 1. Sangat 6. Anjurkan keluarga untuk
14. Kurang menyimpan membawa makanan favorit
informasi g dari pasien sementara [pasien]
15. Kurang minat rentang berada di rumah sakit atau
pada makanan normal fasilitas perawatan yang sesuai 4.agar makanan pasien bisa
16. Membrane 2. Banyak teratur
mukosa pucat menyimpan
17. Nyeri g dari
abdomen rentang
18. Penurunan normal
berat badan 3. Cukup 5.agar pasien bisa mengenai

ASKEP KANKER OVARIUM| 47


dengan asupan menyimpan kebutuhan nutrisi
makanan g dari
adekuat rentang 6.agar pasien bisa merasa
19. Sariawan normal senang di saat keluarga
rongga mulut 4. Sedikit membawa makanan favorit
20. Tonus otot menyimpan pasien
menurun g dari
Faktor yang rentang
berhubungan: normal
1. Faktor biologis 5. Tidak
2. Faktor menyimpang
ekonomi dari rentang
3. Gangguan normal
psikososial
4. Ketidakmamp
uan makan
5. Ketidakmamp
uan mencerna
makanan

ASKEP KANKER OVARIUM| 48


6. Ketidakmamp
uan
mengabsorpsi
nutrient
7. Kurang asupan
makanan

7 Dx. Konstipasi 1.Eliminasi Usus 1.Manajemen Saluran cerna 1.Manajemen Saluran Cerna
(00011) Kriteria Hasil: Observasi 1.agar pasien bisa mengetahui
Kelas 2. Fungsi setelah di lakukan 1. Monitor buang air besar cara yang tepat di saat buang

ASKEP KANKER OVARIUM| 49


gastrointestinal tindakan termasuk frekuensi, air besar
Domain 3. Eliminasi keperawatan konsistensi, bentuk,volume,dan
dan pertukaran selama 3x24 jam warna, dengan cara yang tepat
Definisi : masalah eliminasi Mandiri
Penurunan frekuensi usu dapat teratasi 2. Berikan cairan hangat setelah
normal defekasi yang dengan indikator : makan dengan cara yang tepat 2.agar pasien lancer di saat
di sertai kesulitan atau 1. Pola Kolaborasi buang air besar
pengeluaran feses elimoinasi -
tidak tuntas dan/atau (3) Healt Education
feses yang keras, 2. Kontrol 3. Ajarkan pasien mengenai
kering, dan banyak. gerakan makanan tertentu yang
Batasan usus (3) membantu mendukung 3.agar pasien bisa mengetahui
karakteristik: Ketrangan: keteraturan [aktivitas] usus makana yang tertentu
1. Adanya feses 1. Sangat 4. Intruksikan pasien mengenai
lunak, seperti terganggu makanan tinggi serat, dengan
pasta di dalam 2. Banyak cara yang tepat
rectum terganggu
2. Anoreksia 3. Cukup 2.Manajemen Konstipasi/Impaksi 4.agar pasien bisa mengenai
3. Bising usus terganggu Observasi makanan tinggi serat,dengan

ASKEP KANKER OVARIUM| 50


hiperaktif 4. Sedikit 1. Monitor tanda dan gejala cara yang tepat
4. Bising usus terganggu konstipasi
hipoaktif 5. Tidak 2. Monitor tanda dan gejala
5. Borborigmi terganggu impaksi 2.Manajemen
6. Darah merah Mandiri Konstipasi/Impaksi
pada feses 2.Perawatan 3. Buatlah jadwal untuk BAB
7. Distensi Ostomi Sendiri dengan cara yang tepat 1.agar pasien menegtahui
abdomen Kriteria Hasil: Kolaborasi tanda dan gejala
8. Fases cair setelah di lakukan 4. Konsultasikan dengan dokter 2.agar pasien mengetahui
9. Feses keras tindakan mengenai tanda dan impaksi
dan berbentuk keperawatan penurunan/peningkatan
10. Keletihan selama 3x24 jam frekuensi bising usus 3.agar pasien mengetahu cara
umum masalah perawatan Healt education BAB yang tepat
11. Masa abdomen ostomi sendiri 5. Ajarkan pasien keluarga untuk
yang dapat di dapat teratasi tetap memiliki diari terkait
raba dengan indikator : dengan makanan 4.agar dokter bisa mengenai
12. Massa rectal 1. Menjelaska penurunan/peningkatan
yang dapat di n fungsi frekuensi bising usus
raba ostomi (3)

ASKEP KANKER OVARIUM| 51


13. Mengejan pada 2. Menjelaska
saat defekasi n tujuan 5.agar keluarga dan pasien
14. Mual ostomi (3) tetap memiliki diari terkait
15. Muntah Keterangan: dengan makanan
16. Nyeri 1. Tidak
abdomen pernah
17. Nyeri pada menunjukka
saat defekasi n
18. Nyeri tekan 2. Jarang
abdomen menunjukka
dengan teraba n
resistensi otot 3. Kadang
19. Nyeri tekan kadang
abdomen tanpa menunjukka
teraba n
resistensi otot 4. Sering
20. Penampilah menunjukka
tidak khas n
pada lansia 5. Secara

ASKEP KANKER OVARIUM| 52


(mis, konsisten
perubahan menunjukka
pada status n
mental,
inkontinensia
urinarius, jatuh
yang tidak
jelas
penyebabnya)
21. Peningkatan
tekanan
abdomen
22. Penurunan
frekuensi
23. Penurunan
volume feses
24. Perkusi
abdomen
pekak

ASKEP KANKER OVARIUM| 53


25. Perubahan
pada pola
defekasi
26. Rasa tekanan
rectal
27. Sakit kepala
28. Sering flatus
29. Tidak dapat
makan
30. Tidak dapat
mengeluarkan
fesses
Faktor yang
berhubungan:
Fungsional
1. Kebiasaan
defekasi tidak
teratur
2. Kebiasan

ASKEP KANKER OVARIUM| 54


menekan
dorongan
defekasi
3. Kelemahan
otot abdomen
4. Ketidakadekua
tan toileting
5. Perubahan
lingkungan
saat ini
6. Rata-rata
aktivitas fisik
harian kurang
dari yang di
anjurkan
menurut usia
dan jenis
kelamin
Mekanis

ASKEP KANKER OVARIUM| 55


1. Abses rectal
2. Fisura anal
rectal
3. Gangguan
neurologis
(mis, EEG
positif, trauma
kepala,
gangguan
kejang)
4. Hemoroid
5. Kehamilan
6. Ketidakseimba
ngan elektrolit
7. Obesitas
8. Obstruksi
pasca-bedah
9. Pembesaran
prostat

ASKEP KANKER OVARIUM| 56


10. Prolaps rectal
11. Rektokel
12. Struktur anal
rectal
13. Tumor
14. Ulkus rectal
Farmakologis
1. Agens 1. Pemberiananalgesic 1. Pemberiananalgesik
farmaseutikal Observasi: 1. Mengecekkembalipengobat
2. Penyalahgunaa 1. Cekperintahpengbatanmeliputiobat anmeliputiobat,dosis,danfre
n laksatif , dosisdanfrekuensiobat analgesic kuensiobat yang di berikan.
Fisiologis yang diresepkan. 2. Penentuananalgesik yang
1. Asupan cairan Mandiri: akandiberikan,
tidak cukup 2. Tentukananalgesik yang dapatmembantuperawatdala
2. Asupan serat sebelumnya, rutepemberian, mpemberiananalgesicterseb
tidak cukup dandosisuntukmencapaihasilpengu utdenganbenar
3. Dehidrasi rangannyeri yang optimal. 3. Denganberkolaborasidoktert
4. Kebiasaan 1. Kontrolnyeri: Kolaborasi: erkaitpemberiananalgesik,
makan buruk Setelahdilakuka 3. Kolaborasidengandokterapakahoba dapatmembantuperawatme

ASKEP KANKER OVARIUM| 57


5. Ketidakadekua ntindakankeper t,dosis, rutepemberian, mbuatrekomendasikhususbe
tan gigi geligi awatanselama atauperubahan interval dibutuhkan, rdasarkanprinsip analgesic.
6. Ketidakadekua 3x24 buatrekomendasikhususberdasarka
tan hygiene masalahcontrol nprinsip analgesic. 4. Pengajarankepadapasienterk
oral nyeriteratasiden HE: aitpenggunaananalesikdapat
7. Penurunan ganindicatorseb 4. Ajarkantentangpenggunaan membantupasienuntukmeng
motilitas agaiberikut: analgesic, uranginyeri
traktus strategiuntukmenurunkanefeksamp 2. ManajemenNyeri
gastrointestinal 1. Mengenalikapa ing, 1. Agar
8. Perubahan nnyeriterjadi danharapanterkaitdenganketerlibata pasienbiasmerasakankeny
kebiasaan 2. Menggambarka ndalamkeputusanpengurangannyeri amanandankepuasaanterh
makan (mis, nfactorpenyeba . adaptindakan yang di
makanan, b berikanuntukmengurangin
waktu, makan) 3. Menggunakanti 2. Manajemennyeri yeri yang di rasakan.
Psikologis ndakanpencega Observasi: 2. Untukmempermudahdala
1. Depresi han 1. Monitor mmelakukanpengobatan.
2. Konfusi 4. Menggunakanti kepuasanpasienterhadapmanajeme 3. Agar
mental ndakanpengura nnyeridalam interval yang spesifik. doktersegeramelakukantin
3. Stress emosi. ngan (nyeri) Mandiri: dakanlainnyauntukmengat

ASKEP KANKER OVARIUM| 58


tanpa analgesic asikeluhannyeri yang di
5. Menggunakan rasakanpasien.
analgesic yang 4. Untuk mengurangi dan
direkomendasik menghilangkan nyeri
an. 2. Lakukanpengkajiannyerikomprensi yang dirasakan klien.
fyang meliputilokasi, karakteristik,
Keterangan: onset/durasi,
1. Tidakpernahme frekuensidankualitasintensitasataub
nunjukan eratnyanyeridanfactorpencetus.
2. Jarangmenunju Kolaborasi:
kan 3. Beritahudokterjikatindakantidakber
3. Kadang- hasilataujikakeluhanpasiensaatinib
kadangmenunju erubahsignifikandaripengalamanny
kan erisebelumnya.
4. Seringmenunju HE:
Nyeriakut ( 00132) kan 4. Ajarkan metode farmakologi untuk
Domain 12 5. Secarakonsiste menurunkan nyeri
:Kenyamanan nmenunjukan
Kelas1:

ASKEP KANKER OVARIUM| 59


Kenyamananfisik 2. Tingkat Nyeri:
Definisi:Pengalamans Setelahdilakuka
ensorikdanemosional ntindakankeper
yang awatanselama
tidakmenyenangkan 3x24
yang masalahtingkat
munculakibatkerusaka nyeriteratasiden
njaringan yang ganindicatorseb
actualataupotensialata agaiberikut:
u,
digambarkandalamhal 1. Nyeri yang
kerusakansedemikian dilaporkan
rupa (International 2. Panjangnya
Assocition for the episode nyeri
study of pain) :awitan 3. Mengerangdan
yang tiba- menangis
tibaataulambatdariinte 4. Ekspresinyeriw
nsitasringanhinggaber ajah
atdenganakhir yang 5. Tidakbiasberist

ASKEP KANKER OVARIUM| 60


dapatdiantisipasiataud irahat
iprediksi.
BatasanKarakteristi
k: Keterangan:
1. Buktinyeridenganm 1. Berat
enggunakanstandar 2. Cukupberat
daftarperiksanyeriu 3. Sedang
ntukpasien yang 4. Ringan
tidakdapatmengung 5. Tidakada
kapkannya(mis,
Neontal Infant
Paint Scale, paint
Assessment
Checklist For
Senior With
Limited Ability to
Communicate)
2. Diaforesis
3. Ekspresi Wajah

ASKEP KANKER OVARIUM| 61


Nyeri (misalnya
meringis)
4. Fokus menyempit
(Interaksi dengan
orang lain dan
lingkungan)
5. Laporan tentang
perilaku nyeri
6. Mengekspresikan
perilaku
(merengek,
menangis)
7. Perubahan posisi
untuk menghindari
nyeri
8. Perubahan pola
makan

Faktor Yang
Berhubungan:

ASKEP KANKER OVARIUM| 62


1. Agenscederabiolog
is (mis, infeksi,
iskemia,neoplasma
)
2. Agenscederafisik
(mis, abses,
amputasi,
lukabakar,
terpotong,
mengangkatberat,
prosedurbedah,
trauma,olahragaber
lebihan)

ASKEP KANKER OVARIUM| 63


BAB IV
TELAAH JURNAL
A. Jurnal 1
CA 125 DAN PEMAKAIAN KLINIS DALAM PENATALAKSANAAN KANKER
OVARIUM

Kanker ovarium ditandai dengan gejala awal yang tidak khas, gejala nyata
pada stadium lanjut dan rendahnya angka ketahanan penderita. Oleh karena itu,
kanker ovarium menjadi penyebab kematian utama akibat kanker ginekologi.
Berdasar pada catatan data kanker dari the Survilance, Epidemiology, and End
Results Program (SEER) National Cancer Institute (NCI), kanker epitelial ovarium
jarang terjadi pada wanita dibawah usia 40 tahun. Angka kejadian kanker epitelial
ovarium meningkat dari 15 hingga 16 per 100.000 wanita usia 40 hingga 44 tahun
hingga mencapai puncaknya 57 per100.000 wanita usia 70 hingga 74 tahun.
Deteksi pada stadium satu akan berpengaruh signifikan pada angka ketahanan
hidup 5 tahun, sekitar 80-90% pada pasien dengan stadium satu, namun hanya sekitar
5-50% pada penderita dengan stadium 3-4. Akhir-akhir ini, hampir 60-65% pasien
pertama kali didiagnosis pada stadium 3, yang menyebabkan kanker ovarium menjadi
salah satu keganasan yang mematikan.Walau beberapa kemajuan telah dibuat, 5 YSR
(Years Survival Rate = Angka Ketahanan Hidup 5 tahun) pada stadium lanjut masih
rendah yaitu berkisar 25% sampai 30%. Angka Ketahanan Hidup 5 tahun yang
rendah pada kanker ovarium berhubungan dengan manifestasinya pada stadium
lanjut.

ASKEP KANKER OVARIUM| 64


CA 125 antigen adalah serum marker yang sering digunakan secara rutin,
untuk memonitor pasien dengan kanker ovarium. Antigen ini berasal dari organ yang
berdiferensiasi dari duktus Muller dan terekspresi berlebihan pada sel kanker ovarium
jenis ephitelial, walaupun tidak seluruhnya didapatkan pada semua jenis kanker
ovarium.Pada beberapa penelitian disebutkan bahwa peningkatan kadar CA 125
tergantung stadium kanker dan tipe histologinya. CA 125 juga dapat digunakan
sebagai alat untuk memonitor respon terapi tumor terhadap kemoterapi. Banyak
pasien yang menggunakan CA 125 sebagai evaluator respon terapi dibandingkan
dengan penggunaan CT Scan. Pengukuran kadar CA 125 lebih murah dan lebih
nyaman bagi pasien dibandingkan dengan CT Scan.Sampai sekarang CA 125 masih
merupakan marker ovarium yang paling dapat dipercaya dan sering digunakan untuk
penatalaksaan kanker ovarium.

B. Jurnal 2

Peran Serum IL-6 dan CA-125 Prabedah sebagai Prediktor Resektabilitas Tumor
pada Kanker Ovarium Tipe Epitel

Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang paling letal. Usia


rata-rata penderita kanker ovarium adalah 63 tahun dan 70% di antaranya adalah
stadium lanjut. Tipe epitel merupakan 90% dari semua kanker ovarium. Pada stadium
lanjut, faktor-faktor yang memengaruhi prognosis adalah volume residu tumor,
keadaan umum pasien, stadium, usia pasien, dan tipe histologi. Diperkirakan hanya
26% kasus kanker ovarium stadium lanjut dapat dilakukan sitoreduksi optimal.
Pasien yang menjalani operasi sitoreduksi optimal dengan sisa massa tumor <1 cm
memiliki masa kesintasan 22 bulan lebih lama jika dibandingkan dengan pasien yang
menjalani operasi sitoreduksi suboptimal.
Usia dianggap sebagai salah satu faktor risiko karena kanker ovarium
cenderung ditemukan pada wanita tua. Insidennya adalah pada usia 60 hingga 64

ASKEP KANKER OVARIUM| 65


tahun. Pada penelitian ini, insiden terbanyak adalah usia 40 hingga 64 tahun,
sebanyak 77,8%.15 Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sieagel dan Reis
yang menyatakan bahwa kanker ovarium paling sering terjadi pada usia
perimenopause (60%) dan semakin meningkat dengan bertambahnya usia. Usia rata-
rata penderita kanker ovarium adalah 63 tahun, 70% datang pada stadium lanjut dan
90% kanker ovarium jenisnya adalah epitel.
IL-6 merupakan sitokin pleotropik yang mempunyai peran penting dalam
sistem imun dalam merespons terhadap cedera, infeksi, dan inflamasi.24 Inflamasi
kronis mempunyai peran penting dalam inisiasi, promosi, progresi, dan metastasis
dari tumor. Hal ini telah disampaikan oleh banyak peneliti. Sebagian besar penelitian
memfokuskan pada IL 6 yang dianggap memainkan peran utama.25 Overekspresi
dari IL 6 tampaknya memiliki peran penting dalam patogenesis beberapa kanker,
seperti payudara, ginjal, kolon, prostat, kandung kemih, mieloma, dan ovarium.
Kadar serum IL-6 diketahui lebih tinggi didapatkan pada pasien kanker ovarium
dibandingkan pasien sehat atau pasien dengan tumor jinak ovarium. Peningkatan
kadar IL-6 pada penderita dengan sitoreduksi suboptimal ini sesuai dengan penelitian
sebelumnya yang menyatakan peranan IL-6 dalam proses invasi, metastasis,
pembentukan asites, dan memengaruhi angiogenesis sehingga memungkinkan sel
kanker ovarium tumbuh di tempat lain yang menyebabkan kesulitan dalam
melakukan pengangkatan massa kanker secara optimal

C. Jurnal 3

HUBUNGAN ANTARA MENYUSUI DENGAN RISIKO KANKER OVARIUM

Hubungan antara kanker ovarium dengan menyusui dari berbagai penelitian


yang telah dilakukan masih menunjukkan inkonsistensi dalam hal hasil. Beberapa
studi juga menyebutkan bahwa penurunan risiko terjadi pada wanita yang pernah
menyusu ini dimungkinkan karena menyusui dianggap dapat menghambat ovulasi
dan memicu pelepasan hormon reproduktif. Penelitian lain mengenai hubungan

ASKEP KANKER OVARIUM| 66


menyusui, kanker ovarium, dan menopause memperlihatkan bahwa menyusui
mempunyai efek protektif terhadap kanker ovarium, tetapi hanya pada kelompok
wanita dengan status pre-menopause.Beberapa studi kasus kontrol juga menunjukkan
hubungan terbalik antara durasi menyusui dengan risiko kanker ovarium, atau tidak
ada hubungan dan hanya berada pada borderline. Studi lain menunjukkan hubungan
terbalik antara kanker ovarium dengan jumlah anak yang disusui.
Penelitian kami mendapatkan bahwa menyusui terbukti merupakan faktor
protektif yang bermakna terhadap terjadinya kanker ovarium. Walaupun hasil
penelitian kami menunjukkan adanya perbedaan besarnya efek protektif dari
menyusui pada kelompok pre-menopause dibandingkan dengan efek tersebut pada
kelompok post-menopause, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Telah
banyak studi epidemiologi yang menemukan bahwa faktor yang menekan ovulasi,
antara lain menyusui, dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium. Efek
protektif (menurunkan risiko) yang disebabkan oleh menyusui tersebut mungkin
terjadi melalui inhibisi parsial terhadap ovulasi yang disebabkan oleh peningkatan
kadar hormon FSH ( Follicle Stimulating Hormone ) dan prolaktin, serta menurunnya
kadar hormon LH ( Lutenizing Hormone ) pada wanita yang menyusui.
Penurunan risiko terjadinya kanker ovarium lebih besar bila analisis dilakukan
pada seluruh wanita, baik parous maupun nulipara, dibandingkan dengan penurunan
risiko pada analisis yang melibatkan wanita yang pernah melahirkan saja.wanita yang
pernah menyusui berapa pun lamanya, mempunyai penurunan risiko untuk terkena
kanker ovarium dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah
menyusui.WHOmerekomendasikan untuk dilakukannya menyusui secara eksklusif
sampai 6 bulan, dan selanjutnya masih menyusui sampai 24 bulan, bahkan lebih dari
24 bulan untuk mendapatkan penurunan risiko terhadap terjadinya kanker ovarium.

D. Jurnal 4 : Eclalbasaponin II menginduksi kematian sel autophagic dan apoptosis


pada sel kanker ovarium manusia

ASKEP KANKER OVARIUM| 67


Kanker ovarium adalah penyebab utama kelima kematian terkait kanker di
antara perempuan dinegara-negara berkembang. Karena kurangnya tahap awal
gejala dan kesulitan terkait deteksi dini, sebagian besar pasien didiagnosis pada
stadium lanjut. Pasien dirawat dengan operasi cyto-reductive pada stadium lanjut,
diikuti dengan kemoterapi. Meskipun respons klinis lengkap awal untuk kemoterapi
berbasis paclitaxel- / platinum terlihat pada 70% pasien, sebagian besar pasien ini
akan mengalami kekambuhan penyakit dalam 2 tahun dan tingkat kelangsungan
hidup 5 tahun adalah sekitar 20e25% (1,2). Karena itu, ada kebutuhan mendesak
untuk itu agen terapi baru untuk kanker ovarium stadium akhir dan berulang.
Kematian sel terprogram tipe I, apoptosis, diselidiki secara luas modalitas kematian
sel terprogram. Ini ditandai dengan kromatin kondensasi, fragmentasi DNA
nukleosom, pembentukan tubuh apoptosis, dan aktivasi caspases. Banyak yang
konvensional obat kanker diketahui menginduksi kematian sel tumor melalui jalur
apoptosis. Kematian sel terprogram tipe II, sel autophagic kematian, ditandai oleh
penampilan autophagosomes, yang menelan sitoplasma massal dan organel
sitoplasma. Autophagy adalah proses katabolik yang dilestarikan secara evolusi untuk
degradasi dan daur ulang sitosolik, berumur panjang, atau teragregasi protein, dan
organel berlebih atau rusak, dan terutama Menanggapi stres iradiasi, agen kemoterapi,
dan kelaparan.

kematian sel terprogram tipe II,yang tidak tergantung pada aktivasi caspases.
Autophagy, aoperasi self-degradation seluler, dapat berfungsi dalam cyto-
protectiondengan mengurangi stres metabolisme sel atau dalam mempromosikan
kematian sel,tergantung pada jenis sel dan tekanan yang berbeda. Peran
dariautophagy pada kanker juga bersifat paradoks karena memiliki peran ganda
dalam selbertahan hidup dan mati. LC3 adalah protein penting dalam autophagy,
di mana pola sitoplasma LC3 (LC3-I) dikonversi menjadiLC3 autophagosomal
membrane (LC3-II), menyebabkan peningkatan LC3-Tingkat II. Beclin-1, ologolog
mamalia dari ragi Atg6,

ASKEP KANKER OVARIUM| 68


memainkan peran penting dalam pembentukan autophagosome. Autophagicreseptor
kargo yang mengandung wilayah yang berinteraksi LC3 (LIR)seperti p62 langsung
mengikat ke LC3. badan positif adalahterdegradasi dalam autolisosom. Sangat
menarik bahwa banyak antikankerzat alami telah dilaporkan menginduksi
autophagydalam berbagai sel kanker. Kami menemukan bahwa eclalbasaponin
IImeningkatkan ekspresi LC3-II dalam waktu dan tergantung dosiscara. Selain itu,
efek penghambatan pertumbuhan eclalbasaponin IIsecara efektif dibalikkan oleh pra-
perawatan dengan inhibitor autophagyBaF1 dalam sel kanker ovarium. Selanjutnya,
lampiran V
pengujian pewarnaan juga mengungkapkan bahwa BaF1 secara signifikan
mengurangi eclalbasaponinApoptosis yang diinduksi-II. Hasil ini menyarankan
itueclalbasaponin II yang diinduksi autophagy dapat memainkan peran kunci
dalamkematian sel apoptosis pada sel kanker ovarium manusia.Autophagy adalah
prosedur yang rumit dan multi-langkahmenyarankan untuk melibatkan banyak
molekul pensinyalan termasuk mTORdan jalur MAPK.

Pensinyalan mTOR adalah pengatur utama fisiologisproses sel termasuk


proliferasi, diferensiasi,apoptosis, motilitas, metabolisme, dan autophagy. ItumTOR,
regulator negatif utama autophagy, diketahui berbohonghulu dari banyak gen yang
terkait autophagy. Rapamycin,
penghambat spesifik pensinyalan jalur mTOR, dapat menyebabkanautophagy pada
beberapa sel kanker manusia termasuk kanker paru-paru,glioma, limfoma, dan kanker
lambung. sehingga eclalbasaponinII menginduksi kematian sel autophagic dan
apoptosis dengan mengatur
mTOR dan MAP kinase JNK dan p38 pada kanker ovarium manusiasel. Temuan
yang dilaporkan di sini memberikan dasar molekuler untukefek yang mendasari
penggunaan E. prostrate (False Daisy) dan eclalbasaponinII sebagai agen terapi
potensial untuk kanker ovarium.
Namun, mekanisme terperinci yang mendasari eclalbasaponin II diinduksiautophagy,

ASKEP KANKER OVARIUM| 69


seperti pensinyalan hulu JNK dan p38jalur MAPK, akan membutuhkan eksplorasi
lebih lanjut. Untukmenyelidiki sepenuhnya otofag yang diinduksi eklalbasaponin
II,studi in vivo tambahan juga diperlukan. Yang penting, bagaimanapun,Temuan dari
hasil ini membuat eclalbasaponin II menjadi menarikagen terapi untuk pendekatan
yang menjanjikan untuk mengeksplorasi potensi
peran anti-kanker eclalbasaponin II dan mungkin, untukmengembangkan pengobatan
alternatif.

E. Jurnal 5: LncRNA NEA T1 berkontribusi terhadap resistensi paclitaxel sel


kanker ovarium dengan mengatur ekspresi ZEB1 melalui miR-194

Kanker ovarium adalah salah satu jenis keganasan ginekologis yang paling
lazim dan mematikan, dengan ~ 225.000 kasus baru yang didiagnosis dan
diperkirakan 140.000 kematian di seluruh dunia. Karena gejala awal yang tidak khas
dan pendekatan skrining yang tidak dapat diandalkan, mayoritas pasien kanker
ovarium didiagnosis di tahap lanjut dan menyajikan respons yang buruk terhadap
intervensi terapeutik yang tersedia saat ini, dengan tingkat kelangsungan hidup 5
tahun sebesar 15% -30% . Sebagian besar pasien kanker ovarium menerima
kemoterapi yang berhasil pada awalnya; Namun, kekambuhan tumor sering terjadi
setelah perkembangan resistensi multiobat (MDR)

Meskipun kemoterapi berbasis PTX sangat efektif dalam kebanyakan kasus


kanker, pengembangan kemoresisten menjadi penghalang utama bagi keberhasilan
pengobatan pasien kanker. Bukti yang meyakinkan telah menunjukkan peran penting
lRRRs dalam resistansi obat terhadap berbagai tumor. fungsi dan mekanisme NEAT1
dalam resistensi PTX pada kanker ovarium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ekspresi NEAT1 diregulasi dalam jaringan dan sel kanker ovarium yang resistan
terhadap PTX. Studi fungsional dan mekanistik menyatakan bahwa NEAT1
berkontribusi pada resistensi PTX sel kanker ovarium yang mungkin melalui
peningkatan ekspresi ZEB1 dengan cara memantapkan miR-194.

ASKEP KANKER OVARIUM| 70


Telah didokumentasikan dengan baik bahwa ekspresi menyimpang dari NEAT1
memainkan peran penting dalam pengembangan resistensi obat pada kanker manusia.
Sebagai contoh, NEAT1 diregulasi dalam sel kanker lambung yang resisten
adriamisin dan berfungsi sebagai onkogen untuk berkontribusi terhadap resistensi
kemoterapi sel kanker lambung. Tingkat ekspresi NEAT1 diturunkan pada pasien
leukemia dan sel dan ekspresi berlebih dari NEAT1 yang dimitigasi oleh NEAT yang
diinduksi oleh agen sitotoksik. melalui penghambatan ATP-binding cassette G2
(ABCG2) pada leukemia.25 Studi lain melaporkan bahwa NEAT1 meningkatkan
sensitivitas cisplatin pada kanker paru-paru non-sel kecil melalui fungsi sebagai
ceRNA untuk meningkatkan regulasi transporter cisplatin yang diinduksi EGCG
CTR1 (transporter tembaga 1) oleh sponging miR-98-5p.26 Dalam penelitian ini,
ditunjukkan bahwa NEAT1 diregulasi dalam jaringan dan sel kanker ovarium yang
resistan terhadap PTX. Pompa efluks P-glikoprotein (P-gp), anggota penting dari
transporter kaset pengikat ATP (ABC) yang memfasilitasi penghilangan obat
antikanker dari sel kanker, diidentifikasi sebagai mekanisme penting resistensi
terhadap terapi obat.

Analisis fungsional lebih lanjut mengungkapkan bahwa NEAT1 knockdown


meningkatkan sensitivitas dan PTX mempromosikan apoptosis yang diinduksi PTX
dalam sel kanker ovarium yang resisten PTX in vitro. Selain itu, chemoresistance
NEAT1 divalidasi pada xenografts kanker ovarium pada tikus telanjang. Hasil ini
menunjukkan bahwa NEAT1 memberikan resistensi PTX dalam sel kanker ovarium
yang resistan terhadap PTX secara in vitro dan in vivo. Dalam perjanjian dengan data
kami, NEAT1 sangat diekspresikan dalam jaringan dan sel kanker ovarium dan
knockdown NEAT1 menimbulkan penekanan pada proliferasi dan invasi pada kanker
ovarium.

Selain itu, hasil kami menunjukkan bahwa ZEB1 adalah target langsung dari
ekspresi ZEB1 miR-194 dan NEAT1 dengan menekan miR-194. Analisis mekanisme

ASKEP KANKER OVARIUM| 71


lebih lanjut mengungkapkan bahwa penghambatan miR-194 atau overekspresi
NEAT1 menghapuskan peningkatan sensitivitas PTX-mediated ZEB1-knockdown.
ZEB1, sebagai transisi transkripsi epithelial-mesenchymal (EMT), terlibat dalam
fenotip yang resistan terhadap obat. Dokumen sebelumnya menunjukkan bahwa
peningkatan ekspresi ZEB1 berkontribusi pada pengembangan resistansi obat dalam
sel kanker ovarium.34 Dari semua data ini, disimpulkan bahwa NEAT1 bertindak
sebagai ceRNA untuk secara positif mengatur ekspresi ZEB1 dengan memantulkan
miR-194, sehingga berkontribusi pada resistensi PTX dari sel kanker ovarium. Selain
itu, telah dilaporkan bahwa TGF-β1 terlibat dalam EMT dan invasi sel dan
knockdown NEAT1 sangat mengurangi ekspresi TGF-β1 dalam sel kanker
ovarium.35 Dalam penelitian masa depan, kami akan fokus pada apakah efek
pengaturan NEAT1 / miR-194 pada resistensi PTX dimediasi oleh jalur pensinyalan
TGF-β1.

ASKEP KANKER OVARIUM| 72


BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium
(indung telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun.
Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem
getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer.
Kanker ovarium berasal dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu sel
epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal
dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi
tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.
2. Saran
Disarankan kepada para pembaca khususnya untuk para wanita agar selalu
menjaga kebersihan daerah kewanitaannya selain menjaga para wanita juga bisa
mencegah kanker.

ASKEP KANKER OVARIUM| 73


DAFTAR PUSTAKA

A.Price, Sylvia. (2010). Patofisiologi, konsep klinis proses-proses penyakit.


Jakarta: EGC

Anonim. 2011. Gejala, Tanda Peringatan Dini, dan Faktor Risiko Kanker
Ovarium risikokanker - ovarium.htm. Diakses 2 September 2018

Arisman. (2013). Gizi dalam daur kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC

Asmadi. (2009). Teknik Prosedural Keperawatan:Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika

Ayu Chandramita Manuaba, Ida, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit


Kandungan dan KB. Jakarta : EGC

Aziz, M.F., Andrijono, Saifuddin, A.B. (2014). Buku acuan nasional onkologi
ginekologi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

ASKEP KANKER OVARIUM| 74


Sarwono Prawirohardjo. Barbara C. (2012). Perawatan medical bedah (Suatu
proses proses keperawatan). Jilid 3. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan

Benson, H.,& Proctor, W. (2009). Dasar- dasar Respons Relaksasi. Bandung :


Kaifa

Benson, Ralph C dan Martin L. Pernol. (2011). Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta:EGC

Wilkinson, M. J. (2013). Buku saku diagnosa keperawatan dengan intervensi


NIC dan kriteria hasil NOC. Jakarta : EGC.

Yatim, F. (2010). Penyakit kandungan mioma, kanker, serta gangguan


lainnya. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Zhou, Y., Petpichetchian, W. &Kitrungrote, L. (2013). Psychometric


properties of pain intensity scales comparing among postoperative adult patients,
elderly patients without and with mild cognitive impairment in china. International
Journal of Nursing Studies, 48, 449 -457

ASKEP KANKER OVARIUM| 75

Vous aimerez peut-être aussi