Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker
ginekologi di Amerika Serikat, dengan puncak insidensi terjadi di awal 1980-
an. Meskipun pemeriksaan fisik dilakukan dengan cermat, kanker ovarium
sering kali sulit dideteksi karena biasanya terdapat jauh di dalam pelvis
(Brunner, 2015).
Tumor ovarium terbagi atas tiga kelompok yaitu tumor jinak, bordeline
(kanker
diferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium diperkirakan 30 %
terjadi dari seluruh kanker pada sistem genitalia wanita (Arania & Windarti,
2015).
Menurut American Cancer Society tahun 2016, kanker ovarium
menduduki peringkat kelima dari seluruh kanker yang ditemukan pada wanita.
Sekitar 22.280 kasus baru kanker ovarium terdiagnosis dan 14.240 wanita
meninggal karena kanker ovarium di Amerika Serikat. Angka kelangsungan
hidup 5 tahun hanya sekitar 46,2 %. Berdasarkan laporan International
Agency for Research on Cancer ( IARC ) tahun 2012, angka kejadian kanker
ovarium pada tingkat globaladalah 3,6/100.000 penduduk. Kelangsungan
hidup diperkirakan dalam 5 tahunpada stadium I, II, III, dan IV yaitu masing-
masingnya sekitar 90 %, 70 %, 39 %,dan 17 %.
Data Globocan tahun 2012, insiden dan mortalitas kanker ovarium di
Asia menempati urutan kesembilan dari penyakit-penyakit kanker yang
menyerang pada saluran genitalia wanita. Insiden kanker ovarium di Asia
Tenggara sebanyak 47.689 kasus atau 5,2 % dari seluruh usia pada wanita (
IARC tahun 2012 ).
stadium 2 Gg hormon
terpajan Gg pembelahan DNA
pengaturan haid (BRCA 1) pada ovarium
inhalasi/hematogen
Gg sirkulasi ovulasi
zat karsinogen sel-sel berdiferensiasi
ke ovarium abnormal
merusak
tumor/kista
pembelahan sel penimbunan volikel
sel telur gagal berovulasi
KANKER
OVARIUM
stadium 1
A. Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Reproduksi Pada Ny....
Dengan......Di.................
Menometroragie Amenorea
Rabas pervagina : warna :Tidak terkaji
Jumlah : tidak terkaji
Berapa lama : tidak terkaji
Metode kontrasepsi terakhir : pasien mengatakan tidak menggunakan jenis
kontrasepsi apapun, dan tidak mengikuti program keluarga
Status obstetri : P:2 A :0
Riwayat persalinan :
Aterm :- prematur :-
Multiple :-
Riwayat persalinan terakhir :
Tahun : 2017 tempat : Rumah Bersalin
Lama gestasi: lama persalinan : 2 jam
Obyektif :
BB : 47kg
TB :156cm
Turgor kulit : tidak terkaji
Membran mukosa mulut : tidak terkaji
Kebutuhan cairan :7-8 gelas/hari
Pemeriksaan Hb. Ht (tgl dan hasil) : tidak terkaji
Eliminasi
Subyektif :
Frekuensi dafekasi :Klien mengatakan sebelum sakit ia BAB 1x sehari setiap
pagi, setelah di rawat di RS klien belum pernah BAB
Penggunaan laksatif : Tidak menggunakan laksatif
Waktu defekasi terakhir : Tidak terkaji
Frekuensi berkemih :Klien mengatakan sebelum sakit 4-5x sehari, saat di kaji
klien BAK 3x/hari
Interaksi sosial
Subyektif :
Status pernikahan : sudah menikah
Lama pernikahan : 15 tahun
Tinggal serumah dengan : suami dan anak
Obyektif :
Komunikasi verbal/nonverbal dengan orang terdekat : baik
Integritas Ego
Subyektif :
Perencanaan kehamilan : tidak lagi merencanakan kehamilan
Perasaan klien/keluarga tentang penyakit :ibu klien mengatakan bahwa ia
cemas bagaiman penanganan dirumah jika nyeri datang lagi
Status hubungan : baik
Cara mengatasi stress : klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien
menangis dan rewel
Obyektif :
Status emosional (cemas, apatis, dll) : cemas
Respon fisiologis yang teramati : : pasien sering menangis
Neurosensori
Subyektif :
Pusing (ada/tidak ada): tidak ada
Kesemutan/kebas/kelembaban (lokasi) : tidak ada
Keamanan :
Subyetif :
Alergi/sensitivitas : tidak ada
Penyakit masa kanak-kanak : tidak di ketahui
Riwayat imunisasi : tidak di ketahui
Infeksi virus terakhir : infeksi virus HPV
Binatang peliharaan dirumah : tidak ada
Masalah obstetrik sebelumnya: tidak di ketahui
Jarak waktu kehamilan terakhir : 1 tahun
Riwayat kecelakaan : tidak ada
Fraktur dislokasi : tidak ada
Pembesaran kelenjar : tidak ada
Obyektif :
Integritas kulit : tidak di kaji
Cara berjalan : baik
Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif :
Bahasa dominan : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMP
Pekerjaan suami : Buruh
Pemeriksaan diagnostik :
Pemeriksaan hematology,biopsi
Terapi dan pengobatan :
Pemberian terapi intravena, dan kemoterapi
B. Diagnosa Keperawatan
7 Dx. Konstipasi 1.Eliminasi Usus 1.Manajemen Saluran cerna 1.Manajemen Saluran Cerna
(00011) Kriteria Hasil: Observasi 1.agar pasien bisa mengetahui
Kelas 2. Fungsi setelah di lakukan 1. Monitor buang air besar cara yang tepat di saat buang
Faktor Yang
Berhubungan:
Kanker ovarium ditandai dengan gejala awal yang tidak khas, gejala nyata
pada stadium lanjut dan rendahnya angka ketahanan penderita. Oleh karena itu,
kanker ovarium menjadi penyebab kematian utama akibat kanker ginekologi.
Berdasar pada catatan data kanker dari the Survilance, Epidemiology, and End
Results Program (SEER) National Cancer Institute (NCI), kanker epitelial ovarium
jarang terjadi pada wanita dibawah usia 40 tahun. Angka kejadian kanker epitelial
ovarium meningkat dari 15 hingga 16 per 100.000 wanita usia 40 hingga 44 tahun
hingga mencapai puncaknya 57 per100.000 wanita usia 70 hingga 74 tahun.
Deteksi pada stadium satu akan berpengaruh signifikan pada angka ketahanan
hidup 5 tahun, sekitar 80-90% pada pasien dengan stadium satu, namun hanya sekitar
5-50% pada penderita dengan stadium 3-4. Akhir-akhir ini, hampir 60-65% pasien
pertama kali didiagnosis pada stadium 3, yang menyebabkan kanker ovarium menjadi
salah satu keganasan yang mematikan.Walau beberapa kemajuan telah dibuat, 5 YSR
(Years Survival Rate = Angka Ketahanan Hidup 5 tahun) pada stadium lanjut masih
rendah yaitu berkisar 25% sampai 30%. Angka Ketahanan Hidup 5 tahun yang
rendah pada kanker ovarium berhubungan dengan manifestasinya pada stadium
lanjut.
B. Jurnal 2
Peran Serum IL-6 dan CA-125 Prabedah sebagai Prediktor Resektabilitas Tumor
pada Kanker Ovarium Tipe Epitel
C. Jurnal 3
kematian sel terprogram tipe II,yang tidak tergantung pada aktivasi caspases.
Autophagy, aoperasi self-degradation seluler, dapat berfungsi dalam cyto-
protectiondengan mengurangi stres metabolisme sel atau dalam mempromosikan
kematian sel,tergantung pada jenis sel dan tekanan yang berbeda. Peran
dariautophagy pada kanker juga bersifat paradoks karena memiliki peran ganda
dalam selbertahan hidup dan mati. LC3 adalah protein penting dalam autophagy,
di mana pola sitoplasma LC3 (LC3-I) dikonversi menjadiLC3 autophagosomal
membrane (LC3-II), menyebabkan peningkatan LC3-Tingkat II. Beclin-1, ologolog
mamalia dari ragi Atg6,
Kanker ovarium adalah salah satu jenis keganasan ginekologis yang paling
lazim dan mematikan, dengan ~ 225.000 kasus baru yang didiagnosis dan
diperkirakan 140.000 kematian di seluruh dunia. Karena gejala awal yang tidak khas
dan pendekatan skrining yang tidak dapat diandalkan, mayoritas pasien kanker
ovarium didiagnosis di tahap lanjut dan menyajikan respons yang buruk terhadap
intervensi terapeutik yang tersedia saat ini, dengan tingkat kelangsungan hidup 5
tahun sebesar 15% -30% . Sebagian besar pasien kanker ovarium menerima
kemoterapi yang berhasil pada awalnya; Namun, kekambuhan tumor sering terjadi
setelah perkembangan resistensi multiobat (MDR)
Selain itu, hasil kami menunjukkan bahwa ZEB1 adalah target langsung dari
ekspresi ZEB1 miR-194 dan NEAT1 dengan menekan miR-194. Analisis mekanisme
Anonim. 2011. Gejala, Tanda Peringatan Dini, dan Faktor Risiko Kanker
Ovarium risikokanker - ovarium.htm. Diakses 2 September 2018
Arisman. (2013). Gizi dalam daur kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
EGC
Aziz, M.F., Andrijono, Saifuddin, A.B. (2014). Buku acuan nasional onkologi
ginekologi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Benson, Ralph C dan Martin L. Pernol. (2011). Buku Saku Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta:EGC