Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas dari Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode harga pokok pesanan adalah suatu metode pengumpulan biaya produksi untuk
menentukan harga pokok produk pada perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar
pesanan. Tujuan metode ini adalah menentukan harga pokok produk dari setiap pesanan
baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap pesanan maupun untuk per satuan.
Dalam metode ini, biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga
pokok produksi per satuan dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk
pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan. Pada
pengumpulan harga pokok pesanan, di mana biaya yang dikumpulkan untuk setiap
pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya.
Tujuan dari penggunaan metode harga pokok pesanan adalah untuk menentukan harga
pokok produk dari setiap pesanan baik harga pokok secara keseluruhan dari tiap-tiap
pesanan maupun untuk persatuan. Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan
untuk pesanan tertentu dan harga pokok produksi per satuan dihitung dengan cara
membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan jumlah satuan produk dalam
pesanan yang bersangkutan. Pada pengumpulan harga pokok pesanan dimana biaya yang
dikumpulkan untuk setiap pesanan/kontrak/jasa secara terpisah dan setiap pesanan dapat
dipisahkan identitasnya. Atau dalam pengertian yang lain, penentuan harga pokok
pesanan adalah suatu sistem akuntansi yang menelusuri biaya pada unit individual atau
pekerjaan, kontrak atau tumpukan produk yang spesifik.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari Harga Pokok Pesanan?
2. Bagaimana HPP dalam Aliran Biaya?
3. Bagaimana skedul Harga Pokok Produksi dan Harga?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian Harga Pokok Pesanan
2. Memahami HPP dalam Aliran Biaya
3. Memahami Harga Pokok Produksi dan Harga
BAB II
PEMBAHASAN
Ciri Khusus
a. Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya
tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan
setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas.
b. Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung
harga pokok pesanan dengan relative teliti dan adil.
c. Harga Pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai
diproduksi.
d. Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang
bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
e. Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai kartu harga
pokok pesanan (job order cost method).
2. ALIRAN BIAYA
Jika membahas arus biaya, maka kita berbicara tentang cara memperlakukan biaya
dari titik dimana biaya tersebut terjadi ke titik dimana mereka diakui sebagai beban
pada laporan laba rugi, untuk lebih jelas kita bahas ilustrasi di bawah ini.
Ransel Tas
Pembelian 300.000X3 900.000
300.000X1 300.000
Permesinan 15.000X60 900.000
15.000X30 450.000
Lain-lain 5.000X120 600.000
5.000X50 250.000
2.400.000 1.000.000
Barang jadi
18.400.000 (7) 18.400.0000
Bahan baku
25.000.000 (2) 15.000.000
10.000.000
Utang gaji
(3) 8.500.000
Biaya overhead
(5) 4.150.000 (4) 3.400.000
750.000
1. Bahan Baku
Jurnal atas pemakaian bahan baku adalah:
BDP-BBB Rpxx -
Persediaan BB - Rpxx
Jika pada departemen selain departemen satu terdapat penambahan bahan baku maka
jurnalnya dapat dirinci sebagai berikut :
Harga (biaya) bahan baku yang dibebankan (cost of materials) dapat diperoleh dengan
beberapa cara diantaranya :
2. Tenaga Kerja
BDP-BTK Rpxx -
Biaya gaji dan upah - Rpxx
Jika departemen produksi lebih dari satu maka perlu dirinci per departemen produksi
yang ada , karena hampir dapat dipastikan tiap departemen produksi mempunyai
biaya tenaga kerja maka jurnalnya :
Jumlah biaya tenaga kerja yang dibebankan pada tiap departemen didasarkan pada
hasil distribusi biaya gaji dan upah yang telah dikeluarkan. Misalnya saudara Alif
bekerja di departemen I maka biaya tenaga kerjanya dibebankan pada departemen I.
Dalam sistem pengumpulan biaya produksi pesanan biaya, tenaga kerja Saudara Alif
akan dibebankan ke produk-produk yang dipesan yang dikerjakan olehnya. Dengan
demikian dalam sistem harga pokok proses pekerjaan pembebanan ke jenis produk
yang dihasilkan tidak diperlukan dan dalam sistem ini sebagaimana biaya bahan baku
tidak dibedakan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung.
3. Overhead pabrik
Jurnal atas pembebanan biaya overhead pabrik tergantung pada penentuan biaya
overhead pabrik itu sendiri.Biaya overhead pabrik ada yang ditentukan di muka dan
ada pula yang tidak ditentukan di muka tetapi berdasar biaya sesungguhnya.Yang
umumnya digunakan adalah yang ditentukan di muka.
Bila menggunakan tarif ditentukan di muka maka jurnal pembebanannya adalah
sebagai berikut:
BDP-OP Rpxx _
Bila berdasar biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka jurnal pembebanannya adalah:
Jika biaya overhead pabrik ditentukan di muka,maka dapat dipastikan bias terjadi
selisih antara yang dibebankan dengan yang sesungguhnya.Selisih tersebut dibuatkan
rekening selisih biaya overhead pabrik yang timbul pada saat memindahkan biaya
overhead pabrik dibebankan ke rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya.Selisih
tersebut bias rugi (sesungguhnya lebih besar dari yang dibebankan),bias pula laba
(sesungguhnya lebih kecil dari yang dibebankan).
Jurnal yang dimaksud adalah sebagai berikut:
BOP dibebankan dept.I Rpxx _
BOP dibebankan dept.II Rpxx _
BOP dibebankan dept.III Rpxx _
Selisih BOP Rpxx _ (jika rudi)
Selisih BOP _ Rpxx (jika laba)
BOP-sesungguhnya dept.I _ Rpxx
BOP-sesungguhnya dept.II _ Rpxx
BOP-sesungguhnya dept.III _ Rpxx
Untuk memperjelas dasar-dasar penjurnalan dalam sistem harga pokok proses ini
berikut diberikan contoh penerapannya.
Contoh 1:
PT ROY yang memproduksi produk “X” mempunyai sebuah departemen
produksi.Pada setiap akhir bulan bagian akuntansi biaya membuat laporan harga
pokok produksi bulan yang bersangkutan.
Berikut ini adalah informasi biaya produksi bulan Januari 19XA
_ Pemakaian bahan baku Rp 60.000,00
_ Pembayaran tenaga kerja 58.000,00
_ Overhead pabrik dibebankan 29.000,00
Rp 147.000,00
Diminta :
PT ROY
Pembebanan biaya :
Perhitungan biaya :
Produk selesai 12.500 unit @ Rp10,00 = Rp125.000,00
Barang dalam proses : (2.500 unit)
100% BB: 2.500 unit @ Rp4,00 = Rp10.000,00
80% TK: 2.000 unit @ Rp4,00 = 8.000,00
80% OP: 2.000 unit @ Rp2,00 = 4.000,00
22.000,00
Jumlah Rp147.000,00
Keterangan :
- Unit ekuivalen (unit selesai + unit dalam proses x persentase penyelesaian)
BBB = 12.500 + 2.500 (100%) = 15.000
BTK = 12.500 + 2.500 ( 80%) = 14.500
BOP = 12.500 + 2.500 ( 80%) = 14.500
- Biaya per unit
1. Bahan baku
= (60.000 : 15.000) x Rp1,00 = Rp4,00
2. Tenaga kerja
= (58.000 : 14.500) x Rp1,00 = Rp4,00
3. Overhead pabrik
= (29.000 : 14.500) x Rp1,00 – Rp2,00
2. Jurnal-jurnal:
a.
BDP-BBB Rp60.000,00 _
BDP-BTK 58.000,00
Persediaan BB _ Rp60.000,00
Biaya gaji dan upah _ 58.000,00
(mencatat pemakain BB dan TK)
b.
BDP-OP Rp29.000,00 -
BOP dibebankan - Rp29.000,00
(mencatat BOP dibebankan)
c.
e.
f.
HPP Rp110.000,00 -
Persediaan PS - Rp110.000,00
(mencatat harga pokok produk untuk 11.000 unit @ Rp 10,00 = Rp110.000,00)
DAFTAR PUSTAKA
Backer, Morton dan Jacobsen,Lyle E,Cost Accounting,A Manajerial
Approach,Mc.Graw-Hill Book Company New York: 1964.
Cashin, James A dan Polimeni, Ralph S, Cost Accounting, Mc Graw-
Hill International Book Company, International student edition
Kogakusha: 1981.
Barbara Wheat,Chuck Mils,Mike Carnell,2004.Learning Into Six Sigma:
Perjalanan Menuju Sigma dan Lean Enterprise,PT.Bhuana Ilmu
populer