Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
sosial. 1)
1
2
pengetahuan.
maupun antar Negara, oleh karena itu semua aparat penegak hukum,
di awasi dan dibina akan terkena juga. Sementara itu, Kepala Kejari
umum menurun dari 315 perkara 2013, menjadi 195 perkara sampai
di tahun 2014.5
Tindak rehabilitas di atur dalam pasal 127 ayat (3), 54, 55 dan
mereka tetap memiliki hak asasi manusia karena hak tersebut melekat
rehabilitasi.
dan penjatuhan sanksi pidana yang sering keliru dan sering digunakan
5 ) http://www.radarcirebon.com/kasus-penyalahgunaan-narkoba-meningkat.html(2014)
6) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
5
jika dikaji dan ditinjau dalam kecamata legal positivistik (hukum positif)
sebagai mana yang diatur dalam pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35
bukan pelaku kriminal atau penjahat yang harus dipenjara, tetapi harus
diobati agar sembuh, sah-sah saja jika hukum dilihat dari segi
hari atau beberapa kali dalam sehari dosis yang dibutuhkan semakin
pengguna.
127);
pasal 127);
menjalani rehabilitasi.
7
bulan oleh jaksa penuntut umum dan di kurangi masa tahanan karena
lingkungan hidup sosial, bisa jadi akan mengulanginya lagi dan juga
shabu yang RH gunakan adalah seberat 0,96 gram olehkarena itu bisa
81/Pid.sus/2018/PN.MJL)”
8
Nomor 81/pid.sus/2018/PN.Mjl)?
Maksud penelitian
berikut:
81/pid.sus/2018/PN.Mjl).
81/pid.sus/2018/PN.Mjl).
Tujuan Penelitian
sebagai berikut :
81/pid.sus/2018/PN.Mjl.
81/pid.sus/2018/PN.Mjl.
10
berikut :
1. kegunaan teoritis
2009.
2. Kegunaan praktis
umumnya.
2009 pun menjelaskan dalam pasal 127 ayat 3 berbunyi : Dalam hal
8)
Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Sinar Grafik, Jakarta, 2007, Hal 439.
12
lain :
suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana. Asal saja dalam
9) P.A.F. Lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonsia, PT. Citra Adya Bakti,
Bandung, Hal.181
13
generalis.
berupa :
a) Mempengaruhi kesadaran
perilaku manusia
menimbulkan halusinasi
10) Makarao, Taufik. Moh. 2003. Tindak Pidana Narkotika. Jakarta : Ghalia Indonesia, Hal 18.
14
dan psikologis.
11)
Soedjono, Segi Hukum Tentang Narkotika Di Indonesia, PT. Karya Nusantara, 1976, hal
14
12) Penjelasan Undang-Undan No.35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
16
mengakibatkan ketergantungan;
yang paling favorit di dunia. Dalam pasal 114 ayat (1) Undang-Undang
“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum dalam hal
narkotika yaitu menawarkan untuk dijual, menjual, membeli,
menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau
menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana
denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah)”.
bahan pustaka atau yang disebut bahan data sekunder berufa hukum
positif.14)
13) Winarno surachmad, Pengantar Penelitian-Penelitian Ilmiah, Transito Bandung, 1989, hal
12.
14) Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Ilmu, Universitas Indonesia, Jakarta, 1986, hal
52.
18
BAB I PENDAHULUAN
81/pid.sus/2018/PN.Mjl).
81/pid.sus/2018/PN.Mjl)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dari bahasa latin yaitu delictum, yang berasal dari bahasa Latin
21
22
15 )
DR. Adi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, PT. Asdina Mahasatya, 2008, Hal.8
16 )
P.A.F. Lamintang, Op. Cit, Hal 193.
23
dilakukan.
:17)
17)
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana I, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta,
Hal 82.
18 )
I Made Widnyana, 2010, Asas-asas Hukum Pidana, PT. Fikahati Aneska, Jakarta, Hlm 57.
24
Istilah ini berarti semua bagaian yang tertulis dari rumusan delik
golongan, yaitu :
1. Padangan dualistis
1) H.B Vos
a. Kelakuan manusia;
2) W.P.J Pompen
3) Moeljatno
a. Perbuatan (manusia);
materil);
2. Pandangan monistis
1) Van Hamel
Jadi unsur-unsur :
undang;
b. Melawan hukum;
d. Patut dipidana;
2) Mezgar
atau membiarkan);
yang subyektif);
berlangsung terus ;
j. Kejahatan ringan;
adalah :
19)
Sudarto, Hukum Pidana I, Jakarta, PT. Sinar Grafik, 2007, Hlm 21.
30
masyarakat.
tubuh.
yaitu sejenis zat yang apabila dipergunakan akan membawa efek dan
a. Mempengaruhi kesadaran;
manusia;
1) Penenang;
20 )
Soedjono D, Op Cit, Hal 1.
32
21 )
Djoko Prakoso, Kejahatan-kejahatan yang Merugikan Negara, Bina Aksara, Jakarta, 1989,
Hal 480.
22)
Ibid, Hal 481
23)
Ibid , Hal 481
33
(meningkat atau menurun). Demikian pula fungsi vital organ tubuh lain
2009 tersebut 1 pada bab II Ruang Lingkup dan Tujuan pasal 2 ayat (2)
a. Narkotika golongan I;
24)
Pipih Sopiah, Stop Narkoba, PT. ELISA SURYA DWITAMA, Bandung, 2009, Hal 30.
34
bahan lain.
6. Daun koka, yaitu daun yang belum atau sudah di keringkan atau
kokaina.
dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja
11. Damar ganja, adalah damar yang diambil dari tanaman ganja,
bahan dasar.
kata “Narkoties”, yang sama artinya dengan kata narcosis yang berarti
25)
H. Siswanto. Op Cit, Hal 5.
37
adalah :
Candu ini terbagi dalam dua jenis, yaitu candu mentah dan candu
matang. Untuk candu mentah dapat ditemukan dalam kulit buah, daun,
yang mengering pada kulit buah, bentuk candu mentah berupa adonan
dan sedikit lengket. Aroma candu mentah sedikit langau dan jika dicicipi
sebagai obat.
2. Morphine
jiwa.
bahan lain, misalnya tepung gula, tepung kina, dan tablet APC yang
Jhon C. Kranz dan Jeleff Carr, bahwa sebagai obat morphine berguna
3. Heroin
opium. Heroin disebut juga dengan sebutan putau, zat ini sangat
4. Cocaine
26)
Redaksi Badan Penerbit Alda Jakarta, Menanggulangi Bahaya Narkotika, Amanah R.I/B.P.
Alda, Jakarta, Hal 33.
40
5. Ganja
cannabis sativa. Efek dari hashis lebi kuat daripada ganja. Ganja di
daerah lain pun bisa tumbuh. Ganja terbagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Ganja jenis jantan, dimana jenis seperti ini kurang bermanfaat, yang
b. Ganja jenis betina, jenis ini dapat berbunga dan berbuah, biasanya
a. Minyak ganja;
41
b. Damar atau getah ganja yang disebut dengan hashis yang diperoleh
a. Depressants
sebagai berikut :
c) Mandrax
d) Ativan
e) Valium 5
42
f) Metalium
g) Rohypnol
h) Nitrazepam
Pemakai obat ini menjadi delirium, bicara tak jelas, ilusi yang salah,
b. Stimulants
bekerja, merasa gembira, suka tidur, dan tidak merasa lapar. Obat-
a) Amfetamine/ectacy
b) Meth-Amphetamine/shabu-shabu
c) Kafein
d) Kokain
e) Khat
f) Nikotin
dan kewaspadaan.
c. Hallucinogens/halusinasi
pemakai tidak dapat membedakan apakah itu nyata atau hanya ilusi
saja.
b) P.D (Phencylidine)
c) D.M.T. (Demithyltrytamine)
e) Psilacybe Mushrooms
whisky, vodka, dan lain-lain. Minuman lokal, seperti sugar, tuak, dan
dan lain-lain.
lain.
Di dalam BAB I pasal 1 Ayat (1) KUHP ada asas yang disebut
“nullum delicttum nulla poena sine praevia lege poenale” yang pada
itu.
27)
Simorangkir, Pelajar Hukum Indonesia, Gunung Agung, Jakarta cet.XII, 1962, Hal 6.
46
melalui pendekatan dua unsur, yaitu norma dan sanksi, selain itu,
arti suatu ancaman pidana agar norma yang dianggap suatu nilai
dapat ditaati.
Jadi pidana itu berkaitan erat dengan hukum pidana. Dan hukum
pidana merupakan suatu bagian dari tata hukum, karena sifatnya yang
28)
Chaerudin, Materi Pokok Asas-Asas Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Islam
AS-Syafi’iyah, 1996, Hal 1.
47
pada buku II dan buku III yang memuat perincian berbagai jenis tindak
(tiga) jenis.
a. Formil
b. Materil
a. Obyektif
b. Subyek
49
Unsur ini adalah suatu kehendak atau tujuan yang ada dalam
masksud.
dahulu.
dan pelanggaran, kecual itu, bahwa di sisi lain ada juga dikenal
a. Cara perumusannya;
i. Perbedaan subjek;
29)
E.Y. Kanter, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Alumni, Jakarta,
1982, Hal. 236.
51
antara lain :
pengalaman emosional;
30)
Buku Pedoman, Petunjuk Khusus Tentang Operasi Penerapan Inpres, Nomor 6 Tahun
1976, Hal 8-9.
52
a. Pelaku utama.
b. Pelaku peserta.
c. Pelaku pembantu.
berikut ini :
a. Penyalahgunaan/melebihi dosis;
Hal ini disebabkan oleh banyak hal, seperti yang telah diutarakan
di ata.
b. Pengedaran narkotika
kepuasan.
a. Pembunuhan;
b. Pencurian;
c. Penodongan;
d. Penjambretan;
e. Pemerasaan;
f. Pemerkosaan;
g. Penipuan;
merupakan ciri perbedaan hukum pidana dengan jenis hukum yang lain.
masyarakat.
a. Pidana pokok
1. Pidana mati
2. Pidana penjara
3. Kurungan
4. Denda
b. Pidana tambahan
31)
Aruan Sakidjo, Hukum Pidana Aturan Umum Hukum Pidana Kodifikasi, ghalia Indonesia,
Jakarta, 1988, Hal 70.
55
pidana narkotika, hal ini sesuai menurut ketentan pasal 102 Undang-
undang-undang ini.
Tahun 2009 yang terdapa pada Pasal 78 sampai Pasal 99 adalah tindak
pelanggaran.
pidana.
a. Perasaan Egois
32 )
A.W Widjaya, Masalah Kenakalan Remaja dan Penyalahgunaan Narkotika, Armico,
Bandung, 1985, Hal 25-26.
57
Merupakan sifat yang dimiliki oleh setiap orang. Sifat ini seringkali
Sifat ini adalah juga merupakan suatu sifat dasar yang dimiliki
ingin bebas ini muncul dan terwujud kedalam perilaku setiap kali
pidana narkotika.
c. Kegoncangan jiwa
Hal ini pada umumnya terjadi karena salah satu sebab yang secara
d. Rasa keingintahuan
usianya masih muda, perasaan ingin ini tidak terbatas pada hal-hal
yang positif, tetapi juga kepada hal-hal yang sifatnya negatif. Rasa
a. Keadaan ekonomi
yang kurang atau miskin. Pada keadaan ekonomi yang baik maka
cukup.
b. Pergaulan/Lingkungan
adanya.
c. Kemudahan
d. Kurangnya pengawasan
semacam itu sulit untuk dikendalikan. Di sisi lain, keluarga inti dari
diri dari himpitan keadaan sosial, tetapi lebih jauh dapat dijadikan
menganalisa sebab akibat dari suatu tindak pidana, maka disini dapat
Equivalentie.
33)
Chaerudin, Op Cit, Hal 21.
63
delik formil.
tergantung dari sel dan bagian otak yang rusak. Penyakit akibat
gangguan fungsi otak dapat berupa strake atau catat mental dan
moral.
metabolism.
seni.
jantung coroner.
a. HIV/AIDS
b. Hepatitis
hepatitis C.
c. Sifilis
65
bersifat bahaya pribadi bagi si pemakai dan dapat pula berupa bahaya
dibedakan 2(dua) sifat, yaitu secara khusus dan umum, secara umum
34)
Ahmad Abidin, Narkoba Membawa Malapetaka Bagi Kesehatan, Sinar Pustaka Indonesia,
Bandung, 2009, Hal 11-14.
66
pada kenyataannya.
duanya.
ingatan, mengantuk.
lain dari heroin yang berupa serbuk putih dengan rasa pahit, selain
(jarang sekali).
a. Tampak mengantuk;
e. Penglihatan kabur;
f. Halusinasi;
saraf yang disebut mikroglia. Berikut ini adalah efek jangka panjang
a. Kecanduan;
berulang;
e. Melemahnya konsentrasi;
f. Hilang ingatan;
tersebut merupakan salah satu dari 400 zat kimia yang ditemukan di
kesehatan yaitu :
a. Banyak bicara;
b. Bicara cadel;
c. Jalan sempoyongan;
perkelahian;
6. Alkohol; banyak jenis dan merk dari alkohol seperti bir, wisky, gin,
alkohol yaitu:
a. Muka merah;
perkelahian;
70
e. JaLan sempoyongan;
berikut:
1. Pre-emtif
2. Preventif
hiburan lainnya.
3. Represif
internasional.
internasional.
penyalahgunaan narkoba.
72
lainnya.
6. Kerjasama internasional
narkoba.
bertitik tolak dari surat dakwaan yang dikaitkan dengan bukti-bukti dan
36)Leiden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (Di Kejaksaan Dan Pengadilan
Negri, Upaya Hukum Dan Upaya Eksekusi), Jakarta, Sinar Grafik, 2010, Hal 129.
37
Ibid, Hlm. 129-130.
75
ketentuan didalam Pasal 182 Ayat (6) KUHAP yang menyatakan bahwa:
diri pelaku.
76
memperhatikan :
1. Pertimbangan yuridis
2. Pertimbangan Sosiologis
di masyarakat.
78
korban.
atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang di
BAB III
Bin Rusman
Kebangsaan/Kewarganegaraan : Indonesia
Majalengka
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
79
80
Rp.2000,- (dua ribu rupiah) seberat 0,96 gram, dan kertas buku
81/pid.sus/2018/PN.Mjl)
pada pasal 127 ayat (3) menyatakan: “dalam hal penyalah guna
vonis minimal yakni 4 tahun penjara, pada sisi lain belum adanya
rehabilitasi”.
mengatasinya.
3.2. Pembahasan
81/pid.sus/2018/PN.Mjl)
diatur dalam pasal 127 ayat (3) yang menyatakan bahwa “Dalam
keberadaan ahli.
89
lembaga rehabilitasi.
narkotika.
narkoba.
lanjutan.
90
(peraturan BNN/2014).
program rehabilitasi.
menggunakan narkotika.
pemberantasan narkoba.
93
BAB IV
4.1 Kesimpulan
tentang narkotika pada pasal 127 ayat (3) menyatakan: “dalam hal
bertanggungjawab.
94
95
untuk menutupinya.
4.2 Saran