Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Diajukan oleh :
NIT : 20144009
MADIUN
AGUSTUS 2017
1
MEMANFAATKAN ANGKUTAN BALEN BLOK TRAIN
ANGKUTAN SEMEN NAMBO - BANYUWANGI
Diajukan oleh :
Notar : 20144009
MADIUN
2
AGUSTUS 2017
HALAMAN PERNYATAANORISINALITAS
Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupuk dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.
NIT : 20144009
Tanda Tangan :
3
HALAMAN PENGESAHAN
NIT : 20144009
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di I :
Tanggal :
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan
Kertas Kerja Wajib(KKW) ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya pada program studi Manajemen Tranportasi
Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Indonesia. Saya menyadari abhwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari ebrbagai pihak dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan Kertas Kerja Wajib ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
5
11. Dosen-dosen Program Studi DIII Manajemen Tranportasi Perkeretaapian
Angkatan I, yang telah memberikan bimbingan selama pendidikan.
12. Rekan Taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia Angkatan I
Penulis menyadari sepenuhnya bagwa Kertas Kerja Wajib ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dihara[kan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk dapat menjadi perbaikan. Semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya.
Penulis
6
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Nama :
NIT :
Program Studi :
Jenis karya :
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Perkeretaapian Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/penciota dan sebagai
pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di :
Pada Tanggal :
Yang menyatakan
(……………….)
7
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 5
BAB I ................................................................................................................................ 10
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 10
I.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 10
I.1.1. Gambaran Umum ............................................................................................. 12
I.1.2. Identifikasi masalah......................................................................................... 16
I.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 16
I.3. Manfaat ................................................................................................................. 16
I.3.1 Manfaat bagi taruna ......................................................................................... 17
I.3.2. Manfaat bagi lembaga..................................................................................... 17
I.4 Keaslian .................................................................................................................. 17
BAB II ............................................................................................................................... 18
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 18
BAB III.............................................................................................................................. 20
Metoda Kajian ................................................................................................................. 20
III.1. Alur Pikir ............................................................................................................ 20
III.2. Metoda Pengumpulan Data ............................................................................ 21
III.3. Analisis ............................................................................................................... 22
III.4. Jadwal ................................................................................................................ 24
BAB IV .............................................................................................................................. 26
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 26
A. Calcium Carbonat/Batu kapur (CaCO3)........................................................... 26
A.1. PT Kurnia Alam ............................................................................................... 29
A.2. Bangun Arta Group ........................................................................................ 31
B. Data Sarana pendukung angkutan balen........................................................ 35
C. Origin dan Destination(OD) angkutan balen .................................................. 38
D. Penyesuaian Gapeka di Daop 9 Jember .......................................................... 42
8
E. Analisa Kapasitas Stasiun Rambipuji ............................................................... 47
F. Biaya Trucking dan Handling ................................................................................. 50
9
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan suatu daerah dapat diukur dari kemajuan transportasi yang ada
di daerah tersebut. Pembangunan transportasi bertujuan untuk meningkatkan
arus lalu lintas yang cepat, aman, nyaman, tertib, teratur, dan efisien.
Perkembangan transportasi sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya mobilitas
penumpang atau distribusi barang yang terjadi dan peningkatan terhadap
penggunaan sarana prasarana transportasi itu sendiri. Untuk melayani
peningkatan aktivitas dan mobilitas angkutan barang, diperlukan sarana
prasarana untuk menunjang hal tersebut.
10
Kereta Nambowangi merupakan angkutan semen Tiga Roda relasi Nambo-
Banyuwangi Baru yang diresmikan secara simbolis pada 2 juli 2014 oleh Bapak
Ignasius Jonan, Direktur Utama PT KAI dimana rutenya menjadi rute kereta api
terpanjang di Indonesia.Selama ini pengangkutan semen dari Nambo menuju
Banyuwangi menggunakan 20 GD(Gerbong Datar) dengan berat muat 44 ton
dan memiliki berat kosong 16 ton pada tiap GD. Dikarenakan perjalanan yang
menempuh jarak yang jauh serta komoditi angkutan barang di Nambo yang
padat, maka terdapat 2 rangkaian yang digunakan untuk melayani angkutan
barang ini.Perjalanan KA Semen Nambowangi ditempuh dengan maksimal
perjalanan hampir 32 jam sedangkan dengan angkutan truk bisa ditempuh
dengan waktu 3 hari. Dengan perbedaan waktu angkutan yang relatif lama,
bahan bakar yang dibutuhkan banyak, serta tingkat kemacetan yang tinggi,
maka kereta api menjadi andalan angkutan barang dengan relasi Jakarta menuju
Banyuwangi. Panjang yang ditempuh oleh rangkaian kereta api logistics ini
adalah 1.060 km. Namun karena kondisi balik dari arah Banyuwangi menuju
Jakarta yang kosong, maka angkutan ini dianggap kurang efisien. Untuk mengisi
kekosongan angkutan barang tersebut maka perlu diadakan pencarian sumber
daya alam di wilayah Jember dalam jumlah yang besar yang dapat mengisi
angkutan balik KA Semen Nambowangi.
Untuk itu perlu diadakan pencarian komoditi angkutan balik Nambowangi yang
berasal dari Daop 9 Jember agar angkutan barang dari Nambo maupun
Banyuwangi menjadi efisien dan memberikan keuntungan bagi pihak PT KAI
maupun perusahaan lainnya. Dalam rangka meningkatan efisiensi penggunaan
angkutan barang Semen Nambowangi di Daop 9 Jember, maka penulis
mengambil judul “memanfaatkan angkutan balen blok train angkutan semen
Nambo-Banyuwangi”
11
I.1.1. Gambaran Umum
Angkutan semen Nambo Banyuwangi ini berjalan 2 hari sekali dengan jenis
gerbong datar (GD) seri 42 dan berat kosong 16 ton. Angkutan semen
Nambowangi ditarik oleh loko CC 206 dengan panjang rangkaian 20 GD yang
dapat memuat 840 ton(normal) dan juga dapat memuat dengan berat maksimal
1152 ton.
12
5. Kecepatan maksimum : 75 km/jam
6. Kuat tarik alat perangkai : s.d 200 ton
7. Lebar spoor : 1067 mm
8. Lebar gerbong : 2438 mm
9. Panjang rangka dasar termasuk alat perangkai : 14600 mm
7-May- TG CC 20660/
1 2715 Nambowangi Bg-Bw 20 GD isi 1152 Ton
2017 CC 20651
8-May-
2 2716 Nambowangi Bw-Bg CC 20660 20 GD Kos 320 Ton
2017
Sumber : Data KA Semen Daop 9 JR, Pusdalopka IX JR
13
Table 2 perubahan no angkutan semen Nambowangi
Angkutan semen Nambowangi tiba di Banyuwangi Baru pada pukul 05.30 dan
dilanjutkan proses bongkar semen selama 12 jam. Berikut ini merupakan daftar
waktu perjalanan angkutan balik semen Nambowangi dari arah Banyuwangi di
daerah operasi IX Jember berdasarkan Gapeka 2017 :
3 Karangasem Ls 19:12
4 Rogojampi Ls 19:22
5 Singojuruh Ls 19:28
6 Temuguruh Ls 19:32
7 Kalisetail Ls 19:40
9 Glenmore Ls 19:50
10 Kalibaru Ls 19:58
11 Mrawan Ls 20:07
12 Garahan Ls 20:19
13 Sempolan Ls 20:24
14
14 Ledokombo Ls 20:32
16 Kotok Ls 21:33
17 Arjasa Ls 21:38
19 Mangli Ls 22:12
20 Rambipuji Ls 22:16
21 Bangsalsari Ls 22:25
22 Tanggul Ls 22:35
23 Jatiroto Ls 22:46
25 Klakah Ls 23:06
26 Ranuyoso Ls 23:12
27 Malasan Ls 23:21
28 Leces Ls 23:29
30 Bayeman Ls 00:59
31 Grati Ls 01:14
32 Rejoso Ls 01:21
33 Pasuruan Ls 01:32
15
I.1.2. Identifikasi masalah
Dari latar belakang yang telah digambarkan diatas menunjukkan bahwa perlu
adanya komoditi angkutan balik untuk KA Nambowangi relasi Banyuwangi –
Jakarta agar perjalanan angkutan barang dagri Nambo maupun Banyuwangi
dapat berjalan efisien dan menguntungkan bagi PT KAI maupun beberapa
perusahaan yang memiliki andil dalam proses pengangkutan barangnya. Proses
pencarian komoditi ini juga harus disesuaikan pada penyesuaian asal-tujuan yang
searah dengan angkutan semen nambowangi, Gapeka yang berlaku untuk
angkutan Nambowangi, jumlah ton yang akan diangkut dengan GD yang
tersedia, serta kondisi stasiun yang ditunjuk untuk proses muat barang.
Maksud dari penulisan kertas kerja wajib ini adalah pencarian komoditi angkutan
balik relasi Banyuwangi – Nambodengan menggunakan fasilitas yang tersedia
pada angkutan semen Nambowangi.
Pengajuan judul kertas kerja wajib ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
I.3. Manfaat
Penulisan kertas kerja wajib ini akan memberikan usulan terbaru mengenai
pengadaan komoditi baru dari Jember guna pengisian angkutan balik untuk
pengifiensian penggunaan sarana gebong Nambowangi dari Banyuwangi menuju
Nambo. Pengadaan komoditi ini juga memperhatikan jenis dan sifat barang,
jumlah ton yang diangkut dengan GD yang tersedia serta kondisi Stasiun
16
Rambipuji yang akan menjadi calon stasiun muat bagi komoditi baru di Daop 9
Jember.
I.4 Keaslian
Dalam penelitian dan pembahasan kertas kerja wajib yang penulis kerjakan,
sebelumnya belum pernah ada pembahasan mengenai adanya usulan komoditi
angkutan balik KA Semen Nambowangi. Oleh karena itu, untuk pengefisiensian
penggunaan sarana gerbong angkutan balik semen Nambowangi yang kosong
dari Banyuwangi, penulis mengusulkan komoditi calcium carbonat yang berada di
Puger, Jember untuk mengisi kekosongan angkutan balik tersebut. Komoditi
calcium carbonat ini didapatkan dari 2 perusahaan yaitu Bangun Arta Group, PT
Kurnia Alam Perkasa dimana kedua perusahaan ini merupakan perusahaan
penghasil calcium carbonat dalam skala besar di Jember.
17
BAB II
LANDASAN TEORI
18
penumpang, bongkar muar barang, dan. Atau keperluan operasi kereta api
(UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab VI pasal 35 ayat 3)
9. Stasiun kereta api untuk keperluan bongkar muat barang sebagaimana
dimaksud dalam pasala 35 ayat 3 dilengkapi dengan fasilitas keselamatan,
keamanan, bongkarmuat barang, dan fasilitas umum. (UU No 23 tahun 2007
tentang perkeretaapian Bab VI pasal 54 ayat 2)
10. Lokomotif adalah sarana kereta api yang memiliki penggerak sendiri yang
bergerak dan digunakan untuk menarik dan/ atau mendorong kereta,
gerbong dan/ atau peralatan khusus dan tidak untuk mengangkut
penumpang dan/ atau barang (Peraturan Dinas 8A Bab I pasal 1 ayat 1)
11. Gerbong adalah sarana kereta api yang ditarik dan/ atau didorong lokomotif
digunakan untuk mengangkut barang dan/ atau hewan. (Peraturan Dinas 8A
Bab I pasal 1 ayat 3)
12. Pengirim adalah perorangan, badan usaha, atau institusi lain yang
menggunakan jasa pengiriman barang dengan kereta api. (Peraturan Dinas
8A Bab I pasal 1 ayat 35)
13. Berat kosong adalah berat kereta/gerbong tanpa muatan. (Peraturan Dinas
8A Bab I pasal 1 ayat 36)
14. Berat total kereta adalah berat kereta termasuk muatan. (Peraturan Dinas 8A
Bab I pasal 1 ayat 37)
15. Angkutan semen nambowangi adalah
16. Gerbong datar seri 42 adalah
17. Calcium carbonat adalah
19
BAB III
Metoda Kajian
Mulai
Pengumpulan Data
Selesai
20
III.2. Metoda Pengumpulan Data
Metoda pengumpulan data untuk mendukung judul KKW yang saya ambil adalah
sebagai berikut :
21
c. Survey asal dan tujuan rencana angkutan balen
Survey ini digunakan untuk mengetahui asal dan tujuan yang searah
antara angkutan semen Nambowangi dan rencana angkutan balen
Nambowangi
d. Survey jumlah produksi (Data tonase)
Survey ini digunakan untuk mengetahui jumlah tonase yang dapat
diangkut dari beberapa calon komoditi untuk angkutan balen
Nambowangi
e. Survey kemasan rencana angkutan balen
Survey ini digunakan untuk mengetahui jenis pengemasan yang
digunakan dalam pendistribusian calcium carbonat
f. Survey proses handling dan trucking
Survey ini digunakan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan atas
proses handling dan trucking dari pabrik ke pabrik
III.3. Analisis
Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai lokasi-lokasi yang dapat digunakan
untuk menunjang kegiatan pendistribusian angkutan Calsium Carbonat yang
disesuaikan dengan relasi yang dilewati oleh angkutan semen Nambowangi
22
Sumber : Faisal muhtadi, Pemasaran KA
Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai waktu pada Gapeka khususnya di
Stasiun Rambipuji. Tempat tersebut merupakan tempat yang digunakan
untuk proses muat angkutan calcium carbonat. Dengan adanya proses muat
itu, maka harus ada penyesuaian waktu pada Gapeka di Stasiun Rambipuji
untuk menunjang kegiatan muat tanpa mengganggu perjalanan normal
angkutan balen semen Nambowangi no 2716.
Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai biaya yang dapat timbul akibat
trucking dari pabrik menuju ke stasiun dan biaya handling dari truk menuju
kereta api.
23
PELANGGAN PRA TRANSPORT LO-LO ANGKUTAN KA LO-LO PURNA PELANGGAN
(ASAL) TRANSPORT (TUJUAN)
TRANSPORT ONLY
PARTNER PARTNER
TRANSPORT + LOLO
ALL IN
PT KAI
III.4. Jadwal
No Tanggal Kegiatan
Arta Group
Group, Surabaya
Kalimas
Surabaya
24
11. 5 Juli 2017 Pencarian informasi mengenai jumbo bag di
2017 Daop 9 JR
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Kalsium karbonat atau sering disebut dengan zat kapur ialah senyawa kimia
dengan formula CaCO3, yang merupakan bahan yang umum dijumpai pada batu
di semua bagian dunia. Kalsium karbonat merupakan bahan aktif di dalam kapur
pertanian, dan apabila ion Ca di dalam air keras bereaksi dengan ion karbonat
maka akan tercipta limescale(batu kapur). Di bidang industri, batu kapur
merupakan bahan yang digunakan untuk proses pemurnian besi dari bijih besi di
Krakatau steel. Dalam proses pemurnian besi ini, kalsium karbonat akan
dikalsinasi(proses pemanasan hingga temperature tinggi, namun masih dibawah
titik lebur untuk menghilangkan kandungan yang dapat menguap) dan kotoran
bijih besi akan memisahkan diri dari besi murni. Selain digunakan sebagai bahan
untuk pelebur baja, kalsium karbonat juga digunakan untuk bahan pembuat bata
ringan, semen.Kalsium karbonat umumnya berwarna putih dan sering dijumpai di
kalsit, marmer, batu gamping maupun stalaktit dan stalagmite yang terdapat di
sekitar pegunungan. Kalsium karbonat apabila dipanaskan akan pecah dan
menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan calcium oksida/kapur aktif
(CaO).
26
Gunung Sadeng merupakan perbukitan kompak (batu kapur) yang secara
administratif berada di Desa Grenden, Puger Kulon dan Puger Wetan, Kecamatan
Puger Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Gunung Sadeng memiliki
ketinggian 245 m dengan luas wilayah 285 Ha. Iklim setempat berdasarkan
pembagian wilayah iklim menurut koppen termasuk pada daerah beriklim tropis
dengan curah hujan rata-rata 1.509 mm/th. Curah hujan maksimum terjadi pada
bulan Januari yaitu 365 mm. Curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus,
yaitu hanya mencapai 16 mm. Berdasarkan data hujan dan temperature yang
dikumpulkan selama 10 tahun, temperature udara rata-rata mencapai 23,88
derajat celcius. Kelembapan udara relative berkisar antara 71%-76%.
secara geologi, Gunung Sadeng termasuk ke dalam formasi puger dan formasi
mandalika disampingnya. Formasi Puger disusun oleh batu gamping terumbu
bersisipan breksi batu gamping dan batu gamping tufan. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, ada sebagian lokasi yang memiliki batugamping
tersisipi batu hitam yang diduga batuan Mangan. Formasi Mandalika sendiri
disusun oleh Lava andesitm Basalt, Trakit, Dasit dan Breksi Andesit. Gunung
Sadeng dalam geologi lembar Jember Jawa termasuk dalam Formasi Puger yang
terdiri atas batu gamping (batu kapur) bersisipan breksi batu gamping, dan batu
gamping tufan. Formasi Puger ini diduga berumur akhir Miosen tengah sampai
Miosen akhir. Formasi ini diduga menindih tak selaras dengan formasi batu
ampar dan formasi sukamade. Batu gamping terumbu berwarna putih keruh dan
merah muda, terdiri dari gamping, kerakal gamping, dan koral. Breksi batu
gamping dan batu gamping tufan berwarna abu-abu, padu, berlapis baik, dan
27
tebalnya 40 cm. Secara umum batu gamping merupakan salah satu jenis batuan
sedimen.
28
Sehubungan dengan hal tersebut, telah dikeluarkan Peraturan Bupati Nomor 34
Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Gunung Sadeng Kecamatan Puger bagi Usaha
Pertambangan. Dengan demikian diharapkan pengelolaan dan pengusahaan
potensi tambang di Gunung Sadeng, Kecamatan Puger dapat dioptimalkan dalam
rangka peningkatan pendapatan asli daerah dan memberikan nilai tambah secara
nyata bagi perekonomian daerah dalam usaha mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.
Jawa Timur. Kapasitas produksi kapur yang dihasilkan oleh PT Kurnia ALam
Perkasa adalah 600 ton/hari. PT Kurnia Alam Perkasa merupakan produsen kapur
29
Pabrik ini merupakan pabrik yang menggunakan kalsium karbonat untuk bahan
baku pembuatan batu bata ringan. Pada saat ini, proses pendistribusiannya
menggunakan truk siba surya dengan kapasitas muat kurang lebih 40 ton
dengan waktu pengiriman 4-5 hari dengan menggunakan moda truk. Sistem
pengepakan kalsium karbonat ini dengan menggunakan jumbo bag dimana
masing-masing jumbo bag dapat diisi dengan berat 1 ton 200 kg
30
Sumber : Dokumentasi pribadi di PT Kurnia Alam Perkasa
Bangun Arta Group merupakan perusahaan swasta nasional yang berdiri pada
tahun 1982 bergerak di bidang industri pertambangan, khususnya pertambangan
batu bara dan batu kapur.
31
Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada tahun 2011 oleh PT Surveyor
Indonesia, tambang PMSP diperkirakan memiliki kandungan cadangan hipotesis
batu kapur sampai dengan 48 juta ton yang tersimpan di kedalaman 90 meter
dari permukaan tanah.
Sampai saat ini, proses pengirimannya melalui via laut yaitu melalui pelabuhan
muat Gresik. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan muat pertama di Gresik yang
mulai beroperasi sejak tahun 2005. Di pelabuhan ini dilengkapi dengan fasilitas
loasing berkapasitas 500 ton perjam, pelabuhan muat ini merupakan hasil
kerjasama antara Bangun Arta dan PT Pelindo Gresik. Pelabuhan ini secara
khusus dioperasikan untuk membantu proses distribusi hasil produksi tambang
dari Puger ke seluruh konsumen yang ada di Indonesia. Bangun Arta Group
memproduksi batu kapur dengan ukuran sesuai permintaan konsumen.
32
2 0-1 mm PT Glass Sby
33
6 20-30 mm Semen Bosowa,
PLTU Jepara
Berikut ini merupakan data rekapitulasi total komoditi kapur yang diproduksi oleh
PT Kurnia Alam Perkasa dan Bangun Arta Group dengan tujuan pengiriman ke
Krakatau Steel, dan PT Indoblock Mitra Lestari Industri:
No Tujuan Tonase
1 Krakatau Steel 7500 ton/bulan
2 PT Indoblock Mitra Lestari Industri 3600 ton/bulan
34
B. Data Sarana pendukung angkutan balen
Angkutan semen ini ditarik oleh loko CC 206 dengan panjang rangkaian 20 GD.
Jenis gerbong yang digunakan adalah jenis GD seri 42 yang dapat memuat
maksimal 44 ton untuk masing-masing gerbong.
Gambar 8 GD PPC
7-May- TG CC 20660/
1 2715 Nambowangi Bg-Bw 20 GD isi 1152 Ton
2017 CC 20651
8-May-
2 2716 Nambowangi Bw-Bg CC 20660 20 GD Kos 320 Ton
2017
Sumber : Data angkutan KA Barang Daop 9 JR, Pusdalopka IX JR
35
Angkutan balik Nambo ini dirasa kurang efisien karena angkutan balik menuju
Nambo dari arah Banyuwangi berjalan dalam keadaan kosong. Dengan adanya
komoditi kapur di daerah Jember, maka komoditi ini diharapkan dapat mengisi
kekosongan angkutan tersebut. Dikarenakan angkutan ini berjalan 2 hari sekali
maka tonase yang dapat diangkut adalah 2x lipat dari jumlah pengiriman harian
yang biasanya dilakukan. Berikut ini rencana data tonase yang dapat diangkut
dari Bangun Arta Group dan PT Kurnia Alam Perkasa.
36
Keterangan proses/skema gambar:
37
+ 5 GD (isi) dari BWB dengan 20 GD (isi) dari Stasiun RBP yang telah di
isi/muat dengan calcium carbonat.
Oleh karena itu, untuk menunjang kegiatan muat di Stasiun Rambipuji ini, perlu
diadakannya wesel steel sebanyak 20 GD yang nantinya apabila sudah dilakukan
proses muat dan GD dalam keadaan isi maka akan diadakan kegiatan lepas
sambung dengan 15 GD (kosong) + 5 GD (isi pallet,terpal,tali) dari Banyuwangi
dan ditarik menuju ke Nambo dalam keadaan isi 20 GD calcium carbonat.
Berdasarkan Gapeka 2017 dan buku Daftar Waktu KA Barang 2017, angkutan
semen Nambowangi memiliki relasi Nambo – Banyuwangi maupun Banyuwangi –
Nambo yang digunakan untuk angkutan balen. Angkutan semen Nambowangi ini
merupakan angkutan yang memiliki relasi terpanjang dengan 1.060 km yang
dapat ditempuh maksimal 32 jam. Angkutan Nambowangi mulai perjalanan dari
Staisun Nambo dan berakhir di Stasiun Banyuwangi.
38
Gambar 9 Peta rute Nambowangi
39
Angkutan semen Nambowangi memliki rute dari Stasiun Nambo- Tanah Abang-
Kampung Bandan- Cikampek- Cirebon- Tegal- Semarang- Kalimas- Sidotopo-
Banyuwangi.
Stasiun Nambo merupakan Stasiun kereta api yang terletak di Bantar, Jati,
Klapanunggal, Bogor. Selain digunakan untuk kegiatan naik turun penumpang,
stasiun Nambo juga digunakan untuk kegiatan bongkar muat barang seperti
angkutan semen tiga roda, dan batubara. Berikut ini merupakan SOP yang
digunakan untuk proses muat angkutan semen tiga roda di Stasiun Nambo:
No Waktu Kegiatan
1 00:41 KA 2712 datang di jalur I
2 00:41-00:56 pemeriksaan rangkaian
3 00:56-01:16 langsir dari jalur I ke jalur VI
Stasiun Banyuwangi merupakan stasiun kereta api kelas besar yang berada di
Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 m ini
merupakan stasiun yang letaknya paling timur di Daerah Operasi 9 Jember.
Stasiun ini berada di ujung paling timur Pulau Jawa dan hanya berjarak 100
meter dari Pelabuhan Feri Ketapang sehingga stasiun ini juga sering disebut
Stasiun Ketapang. Stasiun ini juga merupakan stasiun kereta api aktif yang
letaknya paling timur di Banyuwangi, Jawa Timur, dan Indonesia. Stasiun
Banyuwangi Baru terletak 10 km dari wilayah kota ke arah utara, dibangun untuk
40
memenuhi kebutuhan transportasi yang sinergis antara kereta api dengan kapal
feri di penyeberangan Ketapang. Stasiun ini memiliki enam jalur dengan jalur 2
sebagai sepur lurus. Stasiun ini dilengkapi dengan sub dipo lokomotif dan dipo
kereta yang terletak di sebelah utara untuk menyimpan dan merawat armada
kereta api, khususnya milik Daop 9 itu sendiri. Stasiun ini juga melayani
angkutan barang, yaitu KA Semen Tiga Roda yang diberangkatkan dari Stasiun
Nambo dan menjadi KA yang menempuh jarak paling jauh di Indonesia. Berikut
ini merupakan SOP yang digunakan untuk proses bongkar angkutan semen tiga
roda di Stasiun Banyuwangi :
No Waktu Aktivitas
1 05:30 KA 2715 masuk jalur IV
langsir memasukkan 7 GD isi dari jalur IV menuju jalur
2 05:45 bongkar
3 06:00 rangkaian 7 GD isi (pertama) siap dibongkar
41
press rem rangkaian
Dikarenakan daerah tujuan pengiriman kapur ini sama dengan relasi angkutan
semen Nambowangi, maka angkutan balen dari KA ini dapat dimanfaatkan
dengan untuk angkutan kapur.
Jarak yang dapat ditempuh untuk proses muat di Stasiun Rambipuji dan bongkar
di Stasiun Nambo adalah sebagai berikut :
42
D. Penyesuaian Gapeka di Daop 9 Jember
Gapeka(Grafik Perjalanan Kereta Api) merupakan garis pada suatu lembar kerja
yang digunakan sebagai alat untuk mengendalikan operasi perjalanan kereta api,
memuat gerakan sarana yang menghubungkan asal tujuan sejumlah jenis kereta
pasar dalam kurun waktu tertentu sesuai masa berlaku Gapeka. Di dalam Gapeka
Daop 9 Jember, angkutan semen Nambowangi memiliki no urut kereta 2715 dan
2716.
43
Sumber : Gapeka 2017
Berdasarkan waktu yang tertera pada Gapeka, Angkutan Nambowangi balik dari
Banyuwangi pada pukul 19:00 dan tiba di Rambipuji pada 22:16. Di Stasiun
Rambipuji angkutan ini harus melakukan proses lepas sambung rangkaian untuk
menukarkan rangkaian kosong dengan rangkaian isi dan selanjutnya rangkaian
isi tersebut akan dibawa di Stasiun Nambo. Proses lepas sambung rangkaian ini
akan membutuhkan waktu yang lama karena harus melakukan langsir secara
bertahap dan harus menyesuaikan dengan kondisi emplasemen yang tersedia.
No Waktu Aktivitas
1 22:16-22:17 KA 2716 masuk jalur II dan melepas 10 GD (kosong)
Langsir maju dan menuju ke jalur 1 untuk melepas 10
2 22:17-22:22 GD (kosong)berikutnya
Lokomotif sendiri dari jalur 1 menuju jalur IV untuk
3 22:22-22:27 menggandeng 10 GD (isi)
44
6 22:52-23:12 Percobaan pengereman dan isi angin oleh showing
7 23:12-23:16 Langsir menuju jalur III
Lokomotif sendiri langsir GD (kosong) dari jalur II ke
8 23:16-23:24 jalur V
9 23:24-23:32 Langsir GD (kosong) dari jalur I ke jalur IV
10 23:32-23:38 Lokomotif sendiri berjalan dari jalur IV ke jalur III
45
Angkutan semen Nambowangi 2716 keluar Daop 9 Jember pada daerah Bangil
sudah dalam keadaan normal dan tidak akan mengganggu perjalanan KA lain.
Berikut ini merupakan rencana penyesuaian Gapeka nya:
Gapeka corel
46
E. Analisa Kapasitas Stasiun Rambipuji
Panjang Kapasitas
No
(m) Kereta GD
1 1 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
2 II 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
3 III 14 + 1 Loko 20 + 1 Loko
4 IV 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
5 V 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
Sumber : Kantor Daop 9 JR
Dokumentasi kondisi jalur dan kondisi jalur khusus di jalur 5 dan ukuran antara
gd dngn cy dan apabila ada perbaikan
47
Sumber : Layout emplasemen Daop 9 JR-2010
48
Gambar CY di Rambipuji
TRANSPORT ONLY
PARTNER PARTNER
TRANSPORT + LOLO
ALL IN
PT KAI
Rencana bentuk kemasan yang akan diangkut adalah dengan jumbo bag. Dalam
proses handling akan digunakan forklift.
Kemasan jumbo bag ini berisi angkutan kapur berukuran 200 mesh dengan berat
1,2 ton/jumbo bag dan juga berisi angkutan batu kapur dengan ukuran 20-
40mm. Dalam proses pemindahannya dapat dilakukan dengan menggunakan
forklift.
49
Sumber : Dokumentasi pribadi di terminal Jamrud, Pelindo III
Gambar 15 Forklift
forklift merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengangkat beban maupun
untuk kegiatan pemindahan barang. Forklift berfungsi untuk memindahkan
beban berkapasitas besar sekaligus mampu mengangkat dalam proses penataan
di atas rak-rak yang tinggi. Berikut ini merupakan jenis-jenis forklift :
Untuk menjaga keamanan kenyamanan dan juga keawetan forklift itu sendiri
perlu dilakukan perhatian spare part secara rutin dan berkala, hal ini dilakukan
untuk memperpanjang usia forklift. Berikut ini merupakan spesifikasi forklift:
50
perubahan kondisi ataupun bentuk material dari suatu produk. Kedua kegiatan
ini sangat penting dalam menunjang kegiatan proses pendistribusian barang.
Selama ini, proses pendistribusian kapur dari Jember menuju Jakarta dengan
memanfaatkan jalur darat. Jalur darat yang digunakan adalah dengan
menggunakan truk. Dengan menggunakan truk, rata-rata proses pendistribusian
memerlukan waktu 3-5 hari. Sedangkan setiap harinya harus dilakukan
pengiriman yang sama menuju perusahaan tujuan yang sama dan dengan
jumlah tonase yang sama. Selain menempuh waktu perjalanan yang lama,
proses ini dianggap tidak efektif karena sifat kapur aktif yang memiliki sifat panas
dan tidak bisa berada dalam kondisi lembab. Kondisi lembab tersebut dapat
menimbulkan kadar kapur didalamnya dapat berkurang.
51
Rencana kegiatan proses pendistribusian calcium carbonat dari pabrik dan
kisaran biaya yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :
Alat Biaya
No Kegiatan
angkut/Moda 1 GD/ 40 ton 20 GD
Pengambilan calcium carbonat
dari PT Kurnia Alam dan CV
1 Bangun Arta (trucking) Truk 1,200,000.00 24,000,000.00
52