Vous êtes sur la page 1sur 52

MEMANFAATKAN ANGKUTAN BALEN BLOK TRAIN

ANGKUTAN SEMEN NAMBO - BANYUWANGI

KERTAS KERJA WAJIB

Diajukan oleh :

Nama : Fariza Suryaningtyas

NIT : 20144009

PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN TRANSPORTASI


PERKERETAAPIAN

AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA

MADIUN

AGUSTUS 2017

1
MEMANFAATKAN ANGKUTAN BALEN BLOK TRAIN
ANGKUTAN SEMEN NAMBO - BANYUWANGI

KERTAS KERJA WAJIB

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Ahli Madya pada prodi Manjemen Transportasi
Perkeretaapian Indonesia

Diajukan oleh :

Nama : Fariza Suryaningtyas

Notar : 20144009

PROGRAM STUDI DIII MANAJEMEN TRANPORTASI


PERKERETAAPIAN

AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA

MADIUN

2
AGUSTUS 2017

HALAMAN PERNYATAANORISINALITAS

Kertas Kerja Wajib (KKW) ini adalah hasil karya saya sendiri, dan
semua sumber baik yang dikutip maupuk dirujuk telah saya nyatakan
dengan benar.

Nama : Fariza Suryaningtyas

NIT : 20144009

Tanda Tangan :

Tanggal : Agustus 2017

3
HALAMAN PENGESAHAN

KERTAS KERJA WAJIB

ANGKUTAN BALIK NAMBO

Nama : Fariza Suryaningtyas

NIT : 20144009

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya pada Program Studi DIII Manajemen Tranportasi Perkeretaapian

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : (tandatangan, Nama, NIP)

Pembimbing II : (tandatangan, Nama, NIP)

Penguji I : (tandatangan, Nama, NIP)

Penguji II : (tandatangan, Nama, NIP)

Ditetapkan di I :

Tanggal :

4
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulisan
Kertas Kerja Wajib(KKW) ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mencapai gelar Ahli Madya pada program studi Manajemen Tranportasi
Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Indonesia. Saya menyadari abhwa,
tanpa bantuan dan bimbingan dari ebrbagai pihak dari masa perkuliahan sampai
pada penyusunan Kertas Kerja Wajib ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua dan Keluarga yang selalu ada untuk mendukung.


2. Dedi Cahyadi, MT., selaku Direktur API Madiun.
3. Suseno SE, MM., sebagai dosen pembimbing I yang telah memberi
bimbingan dan arahan langsung terhadap penulisan tugas akhir ini.
4. Jamaludin, MT., sebagai dosen pembimbing II yang telah memberi
bimbingan dan arahan langsung terhadap penulisan tugas akhir ini.
5. Widyo, selaku asisten manager Sarbang Daop 9 JR yang telah memberikan
ijin atas diadakannya penelitian ini
6. Siswo, selaku komisaris PT Kurnia Alam Perkasa yang telah memberikan
kesempatan untuk mengetahui komoditi Calcium carbonat di PT Kurnia Alam
Perkasa
7. Ikhwan selaku manager CV Bangun Arta dan Zulfikar Amir selaku pihak
marketing yang telah memberikan kesempatan untuk mengetahui proses
produksi di CV Bangun Arta
8. Eko Suminto, selaku manager pengusahaan aset yang telah memberikan
informasi mengenai Stasiun Rambipuji
9. Liliek, Manajer Angbar Daop 8 Surabaya yang telah memberikan kesempatan
untuk mengamati kegiatan bongkar muat di Stasiun Kalimas
10. Wahyu, Asmen Kalog Daop 8 Surabaya yang telah membimbing dalam proses
penyusunan KKW

5
11. Dosen-dosen Program Studi DIII Manajemen Tranportasi Perkeretaapian
Angkatan I, yang telah memberikan bimbingan selama pendidikan.
12. Rekan Taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia Angkatan I

Penulis menyadari sepenuhnya bagwa Kertas Kerja Wajib ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dihara[kan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk dapat menjadi perbaikan. Semoga laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkannya.

Madiun, Agustus 2017

Penulis

6
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Akademi Perkeretaapian Indonesia, saya yang


bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

NIT :

Program Studi :

Jenis karya :

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan


kepada Akademi Perkeretaapian Indonesia.Hak Bebas royalty Non
eksklusif (Non exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya
yang berjudul :

Angkutan balik nambo

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Perkeretaapian Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat, dan mempublikasikan Tugas Akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/penciota dan sebagai
pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di :

Pada Tanggal :

Yang menyatakan

(……………….)

7
Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................ 5
BAB I ................................................................................................................................ 10
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 10
I.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 10
I.1.1. Gambaran Umum ............................................................................................. 12
I.1.2. Identifikasi masalah......................................................................................... 16
I.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................................ 16
I.3. Manfaat ................................................................................................................. 16
I.3.1 Manfaat bagi taruna ......................................................................................... 17
I.3.2. Manfaat bagi lembaga..................................................................................... 17
I.4 Keaslian .................................................................................................................. 17
BAB II ............................................................................................................................... 18
LANDASAN TEORI .......................................................................................................... 18
BAB III.............................................................................................................................. 20
Metoda Kajian ................................................................................................................. 20
III.1. Alur Pikir ............................................................................................................ 20
III.2. Metoda Pengumpulan Data ............................................................................ 21
III.3. Analisis ............................................................................................................... 22
III.4. Jadwal ................................................................................................................ 24
BAB IV .............................................................................................................................. 26
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 26
A. Calcium Carbonat/Batu kapur (CaCO3)........................................................... 26
A.1. PT Kurnia Alam ............................................................................................... 29
A.2. Bangun Arta Group ........................................................................................ 31
B. Data Sarana pendukung angkutan balen........................................................ 35
C. Origin dan Destination(OD) angkutan balen .................................................. 38
D. Penyesuaian Gapeka di Daop 9 Jember .......................................................... 42

8
E. Analisa Kapasitas Stasiun Rambipuji ............................................................... 47
F. Biaya Trucking dan Handling ................................................................................. 50

9
BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Perkembangan suatu daerah dapat diukur dari kemajuan transportasi yang ada
di daerah tersebut. Pembangunan transportasi bertujuan untuk meningkatkan
arus lalu lintas yang cepat, aman, nyaman, tertib, teratur, dan efisien.
Perkembangan transportasi sejalan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin
meningkat. Hal ini tercermin dengan semakin meningkatnya mobilitas
penumpang atau distribusi barang yang terjadi dan peningkatan terhadap
penggunaan sarana prasarana transportasi itu sendiri. Untuk melayani
peningkatan aktivitas dan mobilitas angkutan barang, diperlukan sarana
prasarana untuk menunjang hal tersebut.

Dengan adanya kemajuan teknologi maka peranan transportasi umum menjadi


besar manfaatnya bagi pemakai jasa transportasi karena akan memudahkan
mobilisasi angkutan penumpang maupun barang dan didukung dengan fasilitas
serta biaya yang terjangkau bagi masyarakat. Peranan angkutan kereta api
sangatlah penting bagi perkembangan sistem transportasi nasional. Untuk itu
perlu didukung dangan ketersediaan sarana dan prasarana kereta api yang
handal yang mampu bersaing dengan moda transportasi lainnya.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 9 Jember sebagai operator angkutan


perkeretaapian harus mampu menyediakan sarana dan prasarana yang baik dan
didukung oleh mutu SDM yang baik pula. Daop 9 Jember tergolong wilayah yang
mempunyai pola gerakan rendah karena hanya ada 1 kereta barang yang
melintas di daerah operasi ini yang melintas dari Nambo menuju Banyuwangi
Baru. Dikarenakan kereta Nambowangi merupakan suatu angkutan barang yang
dapat mengangkut dalam jumlah besar, maka akan sia-sia ketika angkutan balik
dari Banyuwangi Baru menuju Nambo berjalan dalam keadaan kosong.

10
Kereta Nambowangi merupakan angkutan semen Tiga Roda relasi Nambo-
Banyuwangi Baru yang diresmikan secara simbolis pada 2 juli 2014 oleh Bapak
Ignasius Jonan, Direktur Utama PT KAI dimana rutenya menjadi rute kereta api
terpanjang di Indonesia.Selama ini pengangkutan semen dari Nambo menuju
Banyuwangi menggunakan 20 GD(Gerbong Datar) dengan berat muat 44 ton
dan memiliki berat kosong 16 ton pada tiap GD. Dikarenakan perjalanan yang
menempuh jarak yang jauh serta komoditi angkutan barang di Nambo yang
padat, maka terdapat 2 rangkaian yang digunakan untuk melayani angkutan
barang ini.Perjalanan KA Semen Nambowangi ditempuh dengan maksimal
perjalanan hampir 32 jam sedangkan dengan angkutan truk bisa ditempuh
dengan waktu 3 hari. Dengan perbedaan waktu angkutan yang relatif lama,
bahan bakar yang dibutuhkan banyak, serta tingkat kemacetan yang tinggi,
maka kereta api menjadi andalan angkutan barang dengan relasi Jakarta menuju
Banyuwangi. Panjang yang ditempuh oleh rangkaian kereta api logistics ini
adalah 1.060 km. Namun karena kondisi balik dari arah Banyuwangi menuju
Jakarta yang kosong, maka angkutan ini dianggap kurang efisien. Untuk mengisi
kekosongan angkutan barang tersebut maka perlu diadakan pencarian sumber
daya alam di wilayah Jember dalam jumlah yang besar yang dapat mengisi
angkutan balik KA Semen Nambowangi.

Untuk itu perlu diadakan pencarian komoditi angkutan balik Nambowangi yang
berasal dari Daop 9 Jember agar angkutan barang dari Nambo maupun
Banyuwangi menjadi efisien dan memberikan keuntungan bagi pihak PT KAI
maupun perusahaan lainnya. Dalam rangka meningkatan efisiensi penggunaan
angkutan barang Semen Nambowangi di Daop 9 Jember, maka penulis
mengambil judul “memanfaatkan angkutan balen blok train angkutan semen
Nambo-Banyuwangi”

11
I.1.1. Gambaran Umum

KA Semen Tiga Roda relasi Nambo-Banyuwangi Baru diresmikan secara simbolis


pada 2 Juli 2014 dengan prosesi pecah kendi oleh Bapak Ignasius Jonan Direktur
Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero). Kereta api semen Nambo menjadi rute
kereta api terpanjang di Indonesia dengan menghubungkan Stasiun Nambo
hingga Stasiun Banyuwangi di Jawa Timur. Dengan adanya KA Semen Nambo
Banyuwangi ini, perjalanan dapat ditempuh dengan jarak 1.060 km dengan 32
jam perjalanan. Sedangkan dengan menggunakan truk bisa mencapai 3 hari
perjalanan, hal ini menjadi daya tarik utama kereta api dalam pendistribusian
komoditi semen Tiga Roda ini.

Angkutan semen Nambo Banyuwangi ini berjalan 2 hari sekali dengan jenis
gerbong datar (GD) seri 42 dan berat kosong 16 ton. Angkutan semen
Nambowangi ditarik oleh loko CC 206 dengan panjang rangkaian 20 GD yang
dapat memuat 840 ton(normal) dan juga dapat memuat dengan berat maksimal
1152 ton.

Sumber : Dokumentasi pribadi di Stasiun Nambo

Gambar 1 GD PPC di Nambo

Spesifikasi gerbong yang digunakan untuk angkutan semen adalah sebagai


berikut :

1. Gerbong datar : jenis PPC seri 42


2. Tahun pembuatan : 2014 no urut 273
3. Berat kosong : 16 ton
4. Kuat muat : 44 ton

12
5. Kecepatan maksimum : 75 km/jam
6. Kuat tarik alat perangkai : s.d 200 ton
7. Lebar spoor : 1067 mm
8. Lebar gerbong : 2438 mm
9. Panjang rangka dasar termasuk alat perangkai : 14600 mm

Foto loko cc 206

Spesifikasi lokomotif yang digunakan untuk menarik angkutan semen adalah


sebagai berikut :

1. Panjang lokomotif : 15849 mm


2. Lebar lokomotif : 2743 mm
3. Berat kosong : 90 ton
4. Tinggi maksimum : 3695 mm
5. Bahan bakar : solar
6. Kecepatan maksimum : 120 km/jam
7. Daya mesin : 2250 hp

Table 1 data tonase angkutan semen Nambowangi

No Tanggal No KA Nama KA Lintas Lokomotif Rangkaian

7-May- TG CC 20660/
1 2715 Nambowangi Bg-Bw 20 GD isi 1152 Ton
2017 CC 20651

8-May-
2 2716 Nambowangi Bw-Bg CC 20660 20 GD Kos 320 Ton
2017
Sumber : Data KA Semen Daop 9 JR, Pusdalopka IX JR

Angkutan ini memiliki stamformasi 20 GD dan masing-masing gerbong dapat


mengangkut 42 ton.Karena perjalanan yang jauh dan sistem penomoran yang
berubah-ubah karena arah hulu hilir yang berbeda, maka berikut ini saya
lampirkan perubahan nomor angkutan semen Nambowangi :

13
Table 2 perubahan no angkutan semen Nambowangi

No kereta Angkutan Relasi Berangkat Datang


2711-2714-2755-2715 Semen NMO-KPB-KLM-SDT-BW 21:35 05:30
2716-2756-2713-2712 Semen BW-SDT-KLM-KPB-NMO 19:00 00:41
Sumber : Buku daftar waktu KA Barang 2017, Daop 9 JR

Angkutan semen Nambowangi tiba di Banyuwangi Baru pada pukul 05.30 dan
dilanjutkan proses bongkar semen selama 12 jam. Berikut ini merupakan daftar
waktu perjalanan angkutan balik semen Nambowangi dari arah Banyuwangi di
daerah operasi IX Jember berdasarkan Gapeka 2017 :

Table 3 Daftar Waktu angkutan semen 2716 di Daop 9 JR

No Stasiun dan Perhentian Datang Berangkat Keterangan

1 Banyuwangi Baru 19:00

2 Argopuro Ls 19:07 X KA 2749F JJ (KA 2749F JJ X)

3 Karangasem Ls 19:12

4 Rogojampi Ls 19:22

5 Singojuruh Ls 19:28

6 Temuguruh Ls 19:32

7 Kalisetail Ls 19:40

8 Sumber Wadung Ls 19:44 X KA 195 (KA 195 X)

9 Glenmore Ls 19:50

10 Kalibaru Ls 19:58

11 Mrawan Ls 20:07

12 Garahan Ls 20:19

13 Sempolan Ls 20:24

14
14 Ledokombo Ls 20:32

15 Kalisat 20:41 21:25 X KA 205 (KA 205 X)

16 Kotok Ls 21:33

17 Arjasa Ls 21:38

18 Jember 21:45 22:05

19 Mangli Ls 22:12

20 Rambipuji Ls 22:16

21 Bangsalsari Ls 22:25

22 Tanggul Ls 22:35

23 Jatiroto Ls 22:46

24 Randu Agung Ls 22:55

25 Klakah Ls 23:06

26 Ranuyoso Ls 23:12

27 Malasan Ls 23:21

28 Leces Ls 23:29

29 Probolinggo 23:42 00:46

30 Bayeman Ls 00:59

31 Grati Ls 01:14

32 Rejoso Ls 01:21

33 Pasuruan Ls 01:32

34 Bangil 01:50 02:04


Sumber :Daftar Waktu KA Barang 2017 relasi Banyuwangi – Sidotopo

15
I.1.2. Identifikasi masalah

Dari latar belakang yang telah digambarkan diatas menunjukkan bahwa perlu
adanya komoditi angkutan balik untuk KA Nambowangi relasi Banyuwangi –
Jakarta agar perjalanan angkutan barang dagri Nambo maupun Banyuwangi
dapat berjalan efisien dan menguntungkan bagi PT KAI maupun beberapa
perusahaan yang memiliki andil dalam proses pengangkutan barangnya. Proses
pencarian komoditi ini juga harus disesuaikan pada penyesuaian asal-tujuan yang
searah dengan angkutan semen nambowangi, Gapeka yang berlaku untuk
angkutan Nambowangi, jumlah ton yang akan diangkut dengan GD yang
tersedia, serta kondisi stasiun yang ditunjuk untuk proses muat barang.

I.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan kertas kerja wajib ini adalah pencarian komoditi angkutan
balik relasi Banyuwangi – Nambodengan menggunakan fasilitas yang tersedia
pada angkutan semen Nambowangi.

Pengajuan judul kertas kerja wajib ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menimbulkan angkutan balik Nambowangi yang berasal dari wilayah Daop


9 Jember
2. Mengaktifkan kembali Stasiun Rambipuji sebagai stasiun pusat angkutan
barang di Daop 9 Jember
3. Membuat usulan guna pengefisiensian penggunaan sarana gerbong di PT
KAI khususnya Daop 9 Jember

I.3. Manfaat

Penulisan kertas kerja wajib ini akan memberikan usulan terbaru mengenai
pengadaan komoditi baru dari Jember guna pengisian angkutan balik untuk
pengifiensian penggunaan sarana gebong Nambowangi dari Banyuwangi menuju
Nambo. Pengadaan komoditi ini juga memperhatikan jenis dan sifat barang,
jumlah ton yang diangkut dengan GD yang tersedia serta kondisi Stasiun

16
Rambipuji yang akan menjadi calon stasiun muat bagi komoditi baru di Daop 9
Jember.

I.3.1 Manfaat bagi taruna


1. Untuk mengetahui proses kegiatan logistic untuk pemilihan komoditi baru
2. Untuk mengetahui kegiatan operasional yang dapat diterapkan di suatu
tempat
3. Untuk mengetahui proses perubahan jadwal dan faktor-faktor yang
mempengaruhi

I.3.2. Manfaat bagi lembaga


1.

I.4 Keaslian

Dalam penelitian dan pembahasan kertas kerja wajib yang penulis kerjakan,
sebelumnya belum pernah ada pembahasan mengenai adanya usulan komoditi
angkutan balik KA Semen Nambowangi. Oleh karena itu, untuk pengefisiensian
penggunaan sarana gerbong angkutan balik semen Nambowangi yang kosong
dari Banyuwangi, penulis mengusulkan komoditi calcium carbonat yang berada di
Puger, Jember untuk mengisi kekosongan angkutan balik tersebut. Komoditi
calcium carbonat ini didapatkan dari 2 perusahaan yaitu Bangun Arta Group, PT
Kurnia Alam Perkasa dimana kedua perusahaan ini merupakan perusahaan
penghasil calcium carbonat dalam skala besar di Jember.

17
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang tersiri atas prasarana,


sarana, dan sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan
prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api. (UU No 23 tahun
2007 tentang perkeretaapian Bab I pasal 1)
2. Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga ferak, baik berjalan
sendiri maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang
akan ataupun sedang bergerka di jalan rel yang terkait dengan perjalanan
kereta api. (UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab I pasal 1)
3. Prasarana perkereraapian adalah jalur kereta api, stasiun kereta api, dan
fasilitas operasi kereta api agar kereta api dapat dioperasikan. (UU No 23
tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab I pasal 1)
4. Jalur kereta api adalah jalur yang terdiri atas rangkaian pertak jalan rel yang
meliputi ruang manfaat jalur kereta api, ruang milik jalur kereta api, dan
ruang pengawasan jalur kereta api, termasuk bagian atas dan bawahnya
yang diperuntukkan bagi lalu lintas kereta api. (UU No 23 tahun 2007 tentang
perkeretaapian Bab I pasal 1)
5. Pengguna jasa adalah setiap orang dan/ atau badan hukum yang
menggunakan hasa angkutan kereta api, baik untuk angkutan orang maupun
barang. (UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab I pasal 1)
6. Angkutan kereta api adalah kegiatan pemindahan orang dan/ atau barang
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kereta api. (UU No 23
tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab I pasal 1)
7. Prasarana perkeretaapian umum dan perkeretaapian khusus meliputi jalur
kereta api, stasiun kereta api, dan fasilitas operasi kereta api. (UU No 23
tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab VI pasal 35 ayat 1)
8. Stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b berfungsi
sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik turun

18
penumpang, bongkar muar barang, dan. Atau keperluan operasi kereta api
(UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian Bab VI pasal 35 ayat 3)
9. Stasiun kereta api untuk keperluan bongkar muat barang sebagaimana
dimaksud dalam pasala 35 ayat 3 dilengkapi dengan fasilitas keselamatan,
keamanan, bongkarmuat barang, dan fasilitas umum. (UU No 23 tahun 2007
tentang perkeretaapian Bab VI pasal 54 ayat 2)
10. Lokomotif adalah sarana kereta api yang memiliki penggerak sendiri yang
bergerak dan digunakan untuk menarik dan/ atau mendorong kereta,
gerbong dan/ atau peralatan khusus dan tidak untuk mengangkut
penumpang dan/ atau barang (Peraturan Dinas 8A Bab I pasal 1 ayat 1)
11. Gerbong adalah sarana kereta api yang ditarik dan/ atau didorong lokomotif
digunakan untuk mengangkut barang dan/ atau hewan. (Peraturan Dinas 8A
Bab I pasal 1 ayat 3)
12. Pengirim adalah perorangan, badan usaha, atau institusi lain yang
menggunakan jasa pengiriman barang dengan kereta api. (Peraturan Dinas
8A Bab I pasal 1 ayat 35)
13. Berat kosong adalah berat kereta/gerbong tanpa muatan. (Peraturan Dinas
8A Bab I pasal 1 ayat 36)
14. Berat total kereta adalah berat kereta termasuk muatan. (Peraturan Dinas 8A
Bab I pasal 1 ayat 37)
15. Angkutan semen nambowangi adalah
16. Gerbong datar seri 42 adalah
17. Calcium carbonat adalah

19
BAB III

Metoda Kajian

III.1. Alur Pikir

Mulai

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer

1. Data sarana yang digunakan 1. Survey ke CV Bangun Arta dan


angkutan semen Nambo PT Kurnia Alam Perkasa
Banyuwangi 2. Survey tempat muat di Stasiun
2. Data angkutan semen Nambo Rambipuji
Banyuwangi (Data tonase) 3. Survey asal dan tujuan rencana
3. Relasi angkutan angkutan balen
4. Kondisi Stasiun Rambipuji yang 4. Survey jumlah produksi (Data
meliputi panjang emplasemen, tonase)
luas CY(Container Yard). 5. Survey kemasan rencana
angkutan balen
6. Survey proses handling dan
trucking

Analisa dan Rancangan Pembahasan

1. Analisa komoditi yang dapat diangkut dari Daop 9


Jember
2. Penyesuaian sarana yang digunakan angkutan
semen Nambowangi
3. Penyesuaian Gapeka untuk angkutan balen
4. Penyesuaian OD (Origin Destination) searah
angkutan semen Nambowangi
5. Analisa kapasitas terminal Rambipuji
6. Analisa proses trucking dan handling

Kesimpulan dan Saran

Selesai
20
III.2. Metoda Pengumpulan Data

Metoda pengumpulan data untuk mendukung judul KKW yang saya ambil adalah

sebagai berikut :

1. Metoda kepustakaan atau penelitian literature


Penelitian literature adalah upaya pengumpulan data dan informasi
berdasarkan buku-buku referensi maupun peraturan yang ada
2. Data Sekunder
a. Data sarana yang digunakan angkutan semen Nambo Banyuwangi
Data sarana berupa gerbong dan lokomotif yang digunakan angkutan
semen Nambo Banyuwangi
b. Data angkutan semen Nambo Banyuwangi (Data tonase)
Data jumlah tonase yang diangkut oleh angkutan Nambowangi
c. Relasi angkutan
Relasi angkutan Nambowangi dan rencana angkutan balen yang
searah
d. Kondisi Stasiun Rambipuji yang meliputi panjang emplasemen, luas
CY(Container Yard).
e. Gapeka Daop 9 Jember 2017
Pendokumentasian mengenai keberangkatan angkutan balik
Nambowangi dari Stasiun Banyuwangi Baru dan rencana penyesuaian
angkutan balik dari Stasiun Rambipuji
3. Data Primer
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap kondisi yang ada di
lapangan serta melakukan pendokumentasian tempat penelitian. Berikut
ini merupakan data-data primer yang mendukung penelitian KKW saya,
a. Survey ke CV Bangun Arta dan PT Kurnia Alam Perkasa
b. Survey tempat muat di Stasiun Rambipuji
Survey ini meliputi kondisi emplasemen, luas lahan dan fasilitas yang
diperlukan untuk proses muat barang

21
c. Survey asal dan tujuan rencana angkutan balen
Survey ini digunakan untuk mengetahui asal dan tujuan yang searah
antara angkutan semen Nambowangi dan rencana angkutan balen
Nambowangi
d. Survey jumlah produksi (Data tonase)
Survey ini digunakan untuk mengetahui jumlah tonase yang dapat
diangkut dari beberapa calon komoditi untuk angkutan balen
Nambowangi
e. Survey kemasan rencana angkutan balen
Survey ini digunakan untuk mengetahui jenis pengemasan yang
digunakan dalam pendistribusian calcium carbonat
f. Survey proses handling dan trucking
Survey ini digunakan untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan atas
proses handling dan trucking dari pabrik ke pabrik

III.3. Analisis

1. Analisa komoditi yang dapat diangkut beserta tonase

Dalam analisa ini, akan dibahas perusahaan yang berpotensi menghasilkan


kapur dalam skala besar dan pangsa pasar tujuan pengiriman dari masing-
masing perusahaan.

2. Analisa dari segi sarana

Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai penyesuaian ketersediaan GD


angkutan balen dan tonase kapasitas komoditi yang dapat diangkut.

3. Analisa dari segi Origin Destination(OD) angkutan balen

Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai lokasi-lokasi yang dapat digunakan
untuk menunjang kegiatan pendistribusian angkutan Calsium Carbonat yang
disesuaikan dengan relasi yang dilewati oleh angkutan semen Nambowangi

22
Sumber : Faisal muhtadi, Pemasaran KA

Gambar 2 Contoh pola transportasi angkutan barang

4. Analisa dari segi Gapeka

Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai waktu pada Gapeka khususnya di
Stasiun Rambipuji. Tempat tersebut merupakan tempat yang digunakan
untuk proses muat angkutan calcium carbonat. Dengan adanya proses muat
itu, maka harus ada penyesuaian waktu pada Gapeka di Stasiun Rambipuji
untuk menunjang kegiatan muat tanpa mengganggu perjalanan normal
angkutan balen semen Nambowangi no 2716.

5. Analisa dari segi kapasitas Stasiun Rambipuji


Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai kondisi dan kesiapan Stasiun
Rambipuji untuk proses muat angkutan kapur. Baik dari kondisi emplasemen,
panjang jalur, maupun luasan CY(Container Yard) yang digunakan untuk
keluar masuk truk.
6. Analisa biaya trucking dan Handling

Dalam analisa ini, akan dibahas mengenai biaya yang dapat timbul akibat
trucking dari pabrik menuju ke stasiun dan biaya handling dari truk menuju
kereta api.

23
PELANGGAN PRA TRANSPORT LO-LO ANGKUTAN KA LO-LO PURNA PELANGGAN
(ASAL) TRANSPORT (TUJUAN)

TRANSPORT ONLY

PARTNER PARTNER

TRANSPORT + LOLO

ALL IN

PT KAI

Sumber : Faisal muhtadi, pengembangan dan perencanaan produk angkutan barang

Gambar 3 proses bisnis angkutan barang

III.4. Jadwal

No Tanggal Kegiatan

1. 12 Juni 2017 Survei ke PT Kurnia Alam Perkasa dan Bangun

Arta Group

2. 13 Juni 2017 Bimbingan dosen mengenai laporan PKL

3. 14 Juni 2017 Bimbingan dosen menganai konsep KKW

4. 15 Juni 2017 Konsultasi mengenai kondisi Stasiun Rambipuji

5. 16 Juni 2017 Berdiskusi mengenai pemasaran Bangun Arta

Group, Surabaya

6. 17 Juni 2017 Melakukan pengamatan bongkar muat di Stasiun

Kalimas

7. 22 Juni 2017 Proses pencarian informasi umum

8. 23 Juni 2017 Proses penyusunan KKW

9. 3 Juli 2017 Konsultasi hasil kerangka penyusunan KKW

10. 4 Juli 2017 Pencarian data di marketing Bangun Arta Group

Surabaya

24
11. 5 Juli 2017 Pencarian informasi mengenai jumbo bag di

kantor Angkutan Barang Surabaya

12. 6 Juli 2017 Penyusunan KKW

13. 7 Juli 2017 Konsultasi dengan pihak PT Kalog Surabaya

14. 10 juli 2017 Konsultasi dengan Manop Daop 9 JR

15. 11 Juli 2017 Konsultasi dengan PPKP dan konseptor Gapeka

2017 Daop 9 JR

16. 12 Juli 2017 Kunjungan lapangan ke Stasiun Rambipuji

17. 13 Juli 2017 Konsultasi dengan PK sarana dan PPKP

18. 14 Juli 2017 Memahami trainplan di Kantor Daop 9 JR

19. 15 Juli 2017 Kunjungan ke Kalog Surabaya

20. 17 Juli 2017 Kunjungan ke terminal Jamrud

21. 19 Juli 2017 Bimbingan dosen

22. 20 Juli 2017 Penyusunan KKW

23. 21 Juli 2017

24. 22 Juli 2017

25
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Calcium Carbonat/Batu kapur (CaCO3)

Kalsium karbonat atau sering disebut dengan zat kapur ialah senyawa kimia
dengan formula CaCO3, yang merupakan bahan yang umum dijumpai pada batu
di semua bagian dunia. Kalsium karbonat merupakan bahan aktif di dalam kapur
pertanian, dan apabila ion Ca di dalam air keras bereaksi dengan ion karbonat
maka akan tercipta limescale(batu kapur). Di bidang industri, batu kapur
merupakan bahan yang digunakan untuk proses pemurnian besi dari bijih besi di
Krakatau steel. Dalam proses pemurnian besi ini, kalsium karbonat akan
dikalsinasi(proses pemanasan hingga temperature tinggi, namun masih dibawah
titik lebur untuk menghilangkan kandungan yang dapat menguap) dan kotoran
bijih besi akan memisahkan diri dari besi murni. Selain digunakan sebagai bahan
untuk pelebur baja, kalsium karbonat juga digunakan untuk bahan pembuat bata
ringan, semen.Kalsium karbonat umumnya berwarna putih dan sering dijumpai di
kalsit, marmer, batu gamping maupun stalaktit dan stalagmite yang terdapat di
sekitar pegunungan. Kalsium karbonat apabila dipanaskan akan pecah dan
menjadi serbuk remah yang lunak yang dinamakan calcium oksida/kapur aktif
(CaO).

Sumber : Dokumentasi pribadi di CV Bangun Arta

Gambar 4 Batu Kapur

26
Gunung Sadeng merupakan perbukitan kompak (batu kapur) yang secara
administratif berada di Desa Grenden, Puger Kulon dan Puger Wetan, Kecamatan
Puger Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Gunung Sadeng memiliki
ketinggian 245 m dengan luas wilayah 285 Ha. Iklim setempat berdasarkan
pembagian wilayah iklim menurut koppen termasuk pada daerah beriklim tropis
dengan curah hujan rata-rata 1.509 mm/th. Curah hujan maksimum terjadi pada
bulan Januari yaitu 365 mm. Curah hujan minimum terjadi pada bulan Agustus,
yaitu hanya mencapai 16 mm. Berdasarkan data hujan dan temperature yang
dikumpulkan selama 10 tahun, temperature udara rata-rata mencapai 23,88
derajat celcius. Kelembapan udara relative berkisar antara 71%-76%.

secara geologi, Gunung Sadeng termasuk ke dalam formasi puger dan formasi
mandalika disampingnya. Formasi Puger disusun oleh batu gamping terumbu
bersisipan breksi batu gamping dan batu gamping tufan. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, ada sebagian lokasi yang memiliki batugamping
tersisipi batu hitam yang diduga batuan Mangan. Formasi Mandalika sendiri
disusun oleh Lava andesitm Basalt, Trakit, Dasit dan Breksi Andesit. Gunung
Sadeng dalam geologi lembar Jember Jawa termasuk dalam Formasi Puger yang
terdiri atas batu gamping (batu kapur) bersisipan breksi batu gamping, dan batu
gamping tufan. Formasi Puger ini diduga berumur akhir Miosen tengah sampai
Miosen akhir. Formasi ini diduga menindih tak selaras dengan formasi batu
ampar dan formasi sukamade. Batu gamping terumbu berwarna putih keruh dan
merah muda, terdiri dari gamping, kerakal gamping, dan koral. Breksi batu
gamping dan batu gamping tufan berwarna abu-abu, padu, berlapis baik, dan

27
tebalnya 40 cm. Secara umum batu gamping merupakan salah satu jenis batuan
sedimen.

Selama ini, Gunung Sadeng dikenal sebagai wilayah pertambangn gunung


gamping yang sudah diusahakan sejak jaman Belanda. Batu gamping di Gunung
Sadeng berupa batu gamping kapuran, batu gamping terumbu dan breksi batu
gamping. Batu gamping kapuran berwarna putih susu, merah muda dan putih
kekuningan (warna lapuknya), lunak dan kurang padat mudah dihancurkan
menjadi butiran yang lepas-lepas, struktur berlapis, besar butir berukuran
lempung, kemas tertutup. Tersusun oleh Kristal-kristal kalsit dan mempunyai
kandungan fosil dalam batuan. Beradasarkan pengamatan secara megaskopis
didapatkan lingkungan pengendapan berupa laguna – terumbu belakang Back
Reef, diendapkan pada energi lemah. Batu gamping terumbu dan breksi batu
gamping berwarna merah muda dan putih kekuningan, dengan lubang-lubang
pelarutan yang menunjukkan adanya aktivitas pelarutan, sehingga
memperlihatkan struktur berongga, bentuk permukaan meruncing/tajam dan
berasosiasi dengan mangan. Sistem penambangan di Gunung Sadeng
menggunakan sistem penambangan terbuka dengan kemiringan lereng 21o–25o.
Sejak tanggal 31 Desember 2013, pengelolaan dan pengusahaan tambang di
wilayah Gunung Sadeng menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten
Jember. Dasar penetapan Gunung Sadeng menjadi aset Pemerintah Kabupaten
Jember adalah Sertifikat Hak Pakai No. 4, No. 5 dan No. 14, yang mencakup
areal seluas 1.909.795 m2, dengan rincian sebagai berikut :

1. Hak Pakai No. 4 seluas 1.011.824 m2 di Desa Puger Wetan


2. Hak Pakai No. 5 seluas 647.000 m2 di Desa Grenden
3. Hak Pakai No. 14 seluas 250.971 m2 di Desa Puger Kulon

Sebagai aset daerah, Gunung Sadeng seyogyanya dapat memberikan nilai


tambah secara nyata bagi perekonomian daerah dalam usaha mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan, dalam bentuk
Pendapatan Asli Daerah, berupa Pajak Mineral Bukan Logam dan Royalti Pajak
Mineral Logam sesuai dengan kandungan mineral yang ada.

28
Sehubungan dengan hal tersebut, telah dikeluarkan Peraturan Bupati Nomor 34
Tahun 2014 tentang Pemanfaatan Gunung Sadeng Kecamatan Puger bagi Usaha
Pertambangan. Dengan demikian diharapkan pengelolaan dan pengusahaan
potensi tambang di Gunung Sadeng, Kecamatan Puger dapat dioptimalkan dalam
rangka peningkatan pendapatan asli daerah dan memberikan nilai tambah secara
nyata bagi perekonomian daerah dalam usaha mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat secara berkeadilan.

A.1. PT Kurnia Alam

PT Kurnia Alam adalah perusahaan tambang kapur/kalsium karbonat sejak tahun

2008. Lokasi tambang berada di Gunung Sadeng, Puger, Kabupaten Jember,

Jawa Timur. Kapasitas produksi kapur yang dihasilkan oleh PT Kurnia ALam

Perkasa adalah 600 ton/hari. PT Kurnia Alam Perkasa merupakan produsen kapur

aktif(CaO) dengan tingkat kehalusan 200 mesh

Sumber : Dokumentasi pribadi di PT Kunia alam Perkasa

Gambar 5 Kapur aktif(CaO)

Sebagian produksi yang dihasilkan oleh PT Kurnia Alam Perkasa ditujukan ke PT


Indoblock Mitra Lestari Industri yang berlokasi di Serang, Banten. Tonase yang
dikirimkan adalah 120 ton/hari

29
Pabrik ini merupakan pabrik yang menggunakan kalsium karbonat untuk bahan
baku pembuatan batu bata ringan. Pada saat ini, proses pendistribusiannya
menggunakan truk siba surya dengan kapasitas muat kurang lebih 40 ton
dengan waktu pengiriman 4-5 hari dengan menggunakan moda truk. Sistem
pengepakan kalsium karbonat ini dengan menggunakan jumbo bag dimana
masing-masing jumbo bag dapat diisi dengan berat 1 ton 200 kg

Sumber : Dokumentasi pribadi di PT Kurnia Alam Perkasa

Gambar 6 Jumbo Bag

Berdasarkan keputusan surat (IUP) Izin Usaha Pertambangan operasi produksi


komoditas batu kapur, PT Kurnia Alam Perkasa mengelola gunung Sadeng
dengan luas 15,7 Ha. PT Kurnia Alam Perkasa bekerjasama dengan China Yintei
Group dengan perbandingan saham 51% dan 49%. Harga yang ditawarkan
untuk per kg nya kapur adalah sekitar Rp 900- Rp 1000.

30
Sumber : Dokumentasi pribadi di PT Kurnia Alam Perkasa

Gambar 7 Kunjungan Lapangan

A.2. Bangun Arta Group

Bangun Arta Group merupakan perusahaan swasta nasional yang berdiri pada
tahun 1982 bergerak di bidang industri pertambangan, khususnya pertambangan
batu bara dan batu kapur.

PT Pertama Mina Sutra Perkasa (PMSP) merupakan perusahaan yang tergabung


dengan PT Bangun Arta Mineral, sebuah perusahaan penghasil batu kapur dan
produk turunannya yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur. Kedua perusahaan
ini berasa di bawah naungan Bangun Arta Group, dimana PMSP
bertanggungjawab atas kegiatan penggalian dan PT Bangun Arta Mineral
bertanggungjawab atas pengembangan produk dan pemasaran. Saat ini, PSMP
mengoperasikan sebuah tambang batu kapur di Jawa Timur di bawah IUP
operasi produksi yang diterbitkan oleh bupati Jember pada bulan Desember
2012. Tambang ini mencakup sebuah area seluas 47,2 Ha dan terletak di gunung
kapur bukit sadeng yang berdiri ada ketinggian 190 meter diatas permukaan
laut, di desa pesisir Grenden, wilayah puger dengan jarak sekitar 40 km arah
selatan dari kota Jember dan 220 meter arah tenggara dari Surabaya. Waktu
tempuh untuk mencapai lokasi ini adalah sekitar 4 jam perjalanan dari Surabaya
melalui Probolinggo, Lumajang, Rambipuji dan Grenden.

31
Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada tahun 2011 oleh PT Surveyor
Indonesia, tambang PMSP diperkirakan memiliki kandungan cadangan hipotesis
batu kapur sampai dengan 48 juta ton yang tersimpan di kedalaman 90 meter
dari permukaan tanah.

Tambang PMSP memproduksi batu kapur berkalsium tinggi yang mengandung


kalsium karbonat(CaCO3) lebih dari 99% dan magnesium karbonat(MgCO3)
kurang dari 1%. Semua produk yang dihasilkan oleh PMSP ditujukan kepada
pasar domestik untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang pada umumnya
terdiri dari pabrik pakan ternak PT Sirat Sidoarjo, pabrik kertas, pabrik kaca PT e-
glass Surabaya, dan perusahaan smelter.

Sampai saat ini, proses pengirimannya melalui via laut yaitu melalui pelabuhan
muat Gresik. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan muat pertama di Gresik yang
mulai beroperasi sejak tahun 2005. Di pelabuhan ini dilengkapi dengan fasilitas
loasing berkapasitas 500 ton perjam, pelabuhan muat ini merupakan hasil
kerjasama antara Bangun Arta dan PT Pelindo Gresik. Pelabuhan ini secara
khusus dioperasikan untuk membantu proses distribusi hasil produksi tambang
dari Puger ke seluruh konsumen yang ada di Indonesia. Bangun Arta Group
memproduksi batu kapur dengan ukuran sesuai permintaan konsumen.

Table 4 size batu kapur di Bangun Arta Group

No Ukuran Konsumen Gambar

1 Mesh 200 PT Petrokimia


Gresik

32
2 0-1 mm PT Glass Sby

3 1-2 mm PT Sirat Sda

4 2-3 mm PT Sirat Sda

5 3-4,5 mm PT Sirat Sda

33
6 20-30 mm Semen Bosowa,
PLTU Jepara

7 20-40 mm Krakatau Steel

8 40-60 mm PT MDG Sby

Sumber : Dokumentasi pribadi di CV Bangun Arta

Berikut ini merupakan data rekapitulasi total komoditi kapur yang diproduksi oleh
PT Kurnia Alam Perkasa dan Bangun Arta Group dengan tujuan pengiriman ke
Krakatau Steel, dan PT Indoblock Mitra Lestari Industri:

No Tujuan Tonase
1 Krakatau Steel 7500 ton/bulan
2 PT Indoblock Mitra Lestari Industri 3600 ton/bulan

34
B. Data Sarana pendukung angkutan balen

Angkutan semen Nambo Banyuwangi merupakan angkutan semen yang berasal


dari Nambo dengan tujuan akhir Banyuwangi dan akan dilanjutkan untuk
didistribusikan ke tempat tujuan di Banyuwangi dengan moda truk. Proses
bongkarnya berada di Stasiun Banyuwangi Baru yang akan dimulai pada pukul
05.30 ketika angkutan tersebut tiba di Banyuwangi. Proses bongkar ini
memerlukan waktu kurang lebih 12 jam dan selanjutnya akan dilanjutkan untuk
persiapan balik ke Nambo dalam keadaan kosong pada pukul 19.00

Gambar proses bongkar di BW

Angkutan semen ini ditarik oleh loko CC 206 dengan panjang rangkaian 20 GD.
Jenis gerbong yang digunakan adalah jenis GD seri 42 yang dapat memuat
maksimal 44 ton untuk masing-masing gerbong.

Sumber : dokumentasi pribadi di Stasiun Nambo

Gambar 8 GD PPC

Table 5 kapasitas muat maksimal KA Nambowangi

No Tanggal No KA Nama KA Lintas Lokomotif Rangkaian

7-May- TG CC 20660/
1 2715 Nambowangi Bg-Bw 20 GD isi 1152 Ton
2017 CC 20651

8-May-
2 2716 Nambowangi Bw-Bg CC 20660 20 GD Kos 320 Ton
2017
Sumber : Data angkutan KA Barang Daop 9 JR, Pusdalopka IX JR

35
Angkutan balik Nambo ini dirasa kurang efisien karena angkutan balik menuju
Nambo dari arah Banyuwangi berjalan dalam keadaan kosong. Dengan adanya
komoditi kapur di daerah Jember, maka komoditi ini diharapkan dapat mengisi
kekosongan angkutan tersebut. Dikarenakan angkutan ini berjalan 2 hari sekali
maka tonase yang dapat diangkut adalah 2x lipat dari jumlah pengiriman harian
yang biasanya dilakukan. Berikut ini rencana data tonase yang dapat diangkut
dari Bangun Arta Group dan PT Kurnia Alam Perkasa.

No Tujuan Tonase/ bulan Tonase/ 2 hari


1 Krakatau Steel 7500 ton 500 ton
2 PT Indoblock Mitra 3600 ton 240 ton
Lestari Industri

Proses pengangkutan kapur juga harus disesuaikan dengan panjang rangkaian


yang tersedia pada angkutan semen Nambowangi. Dengan penyesuaian jumlah
tonase yang dapat diangkut dan jumlah gerbong yang tersedia maka angkutan
balen ini dianggap mampu untuk membawa komoditi kapur sebagai angkutan
balen menuju ke arah Nambo.

Angkutan Nambowangi balik menuju Nambo dalam keadaan kosong 15 GD


karena 5 GD lainnya digunakan untuk muat pallet, terpal, dan tali yang
sebelumnya digunakan untuk menutup angkutan semen. Realisasinya, untuk
dapat berjalannya proses muat ini diperlukan wesel steel 20 GD yang berlokasi di
Stasiun Rambipuji. Wesel steel ini digunakan untuk sarana cadangan proses
muat guna mengefisiensikan waktu perjalanan balik angkutan nambowangi.
Berikut ini rencana proses muat di Stasiun Rambipuji yang memerlukan
tambahan 20 GD sebagai wesel steel :

36
Keterangan proses/skema gambar:

a) Angkutan semen Nambowangi dari Stasiun Nambo(NMO) berjalan dalam


keadaan isi (semen tiga roda) yaitu 20 GD dan menuju ke Banyuwangi
Baru(BWB) untuk melakukan proses bongkar
b) Diwaktu yang sama, diadakan proses muat yang berada di Stasiun
Rambipuji yang dianggap sebagai wesel steel yaitu 20 GD. Wesel steel ini
diadakan guna pengefisiensikan waktu agar perjalanan dapat berjalan
sesuai Gapeka.
c) Keesokan harinya pada saat angkutan akan balik, akan tetap tersedia 20
GD karena 5 GD lainnya digunakan untuk mengangkut pallet, terpal, dan
tali dari angkutan semen Nambowangi tersebut akan dibongkar di Stasiun
Rambipuji dan akan digunakan sebagai penutup dan angkutan calcium
carbonat di hari berikutnya.
d) Karena proses muat berada di Stasiun Rambipuji maka rangkaian balik
dari BWB akan berhenti dan melakukan proses lepas sambung di Stasiun
Rambipuji. Kegiatan lepas sambung ini yaitu penukaran 15 GD (kosong)

37
+ 5 GD (isi) dari BWB dengan 20 GD (isi) dari Stasiun RBP yang telah di
isi/muat dengan calcium carbonat.

Oleh karena itu, untuk menunjang kegiatan muat di Stasiun Rambipuji ini, perlu
diadakannya wesel steel sebanyak 20 GD yang nantinya apabila sudah dilakukan
proses muat dan GD dalam keadaan isi maka akan diadakan kegiatan lepas
sambung dengan 15 GD (kosong) + 5 GD (isi pallet,terpal,tali) dari Banyuwangi
dan ditarik menuju ke Nambo dalam keadaan isi 20 GD calcium carbonat.

C. Origin dan Destination(OD) angkutan balen

Berdasarkan Gapeka 2017 dan buku Daftar Waktu KA Barang 2017, angkutan
semen Nambowangi memiliki relasi Nambo – Banyuwangi maupun Banyuwangi –
Nambo yang digunakan untuk angkutan balen. Angkutan semen Nambowangi ini
merupakan angkutan yang memiliki relasi terpanjang dengan 1.060 km yang
dapat ditempuh maksimal 32 jam. Angkutan Nambowangi mulai perjalanan dari
Staisun Nambo dan berakhir di Stasiun Banyuwangi.

38
Gambar 9 Peta rute Nambowangi

Sumber : Kantor Angkutan BArang Daop VIII Surabaya

39
Angkutan semen Nambowangi memliki rute dari Stasiun Nambo- Tanah Abang-
Kampung Bandan- Cikampek- Cirebon- Tegal- Semarang- Kalimas- Sidotopo-
Banyuwangi.

Stasiun Nambo merupakan Stasiun kereta api yang terletak di Bantar, Jati,
Klapanunggal, Bogor. Selain digunakan untuk kegiatan naik turun penumpang,
stasiun Nambo juga digunakan untuk kegiatan bongkar muat barang seperti
angkutan semen tiga roda, dan batubara. Berikut ini merupakan SOP yang
digunakan untuk proses muat angkutan semen tiga roda di Stasiun Nambo:

Table 6 SOP muat semen tiga roda di Stasiun Nambo

No Waktu Kegiatan
1 00:41 KA 2712 datang di jalur I
2 00:41-00:56 pemeriksaan rangkaian
3 00:56-01:16 langsir dari jalur I ke jalur VI

4 01:16-08:00 Idle time (waktu kosong)


5 08:00-12:10 Muat di jalur VI

6 12:10-20:35 idle time (waktu kosong)


7 20:35-20:55 langsir dari jalur VI ke jalur III

8 20:55-21:15 pemeriksaan rangkaian


9 21:15-21:35 persiapan dan percobaan rem
10 21:35 KA 2711 berangkat dari jalur III

Sumber : Kepala Stasiun Nambo

Stasiun Banyuwangi merupakan stasiun kereta api kelas besar yang berada di
Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi. Stasiun yang terletak pada ketinggian +7 m ini
merupakan stasiun yang letaknya paling timur di Daerah Operasi 9 Jember.
Stasiun ini berada di ujung paling timur Pulau Jawa dan hanya berjarak 100
meter dari Pelabuhan Feri Ketapang sehingga stasiun ini juga sering disebut
Stasiun Ketapang. Stasiun ini juga merupakan stasiun kereta api aktif yang
letaknya paling timur di Banyuwangi, Jawa Timur, dan Indonesia. Stasiun
Banyuwangi Baru terletak 10 km dari wilayah kota ke arah utara, dibangun untuk

40
memenuhi kebutuhan transportasi yang sinergis antara kereta api dengan kapal
feri di penyeberangan Ketapang. Stasiun ini memiliki enam jalur dengan jalur 2
sebagai sepur lurus. Stasiun ini dilengkapi dengan sub dipo lokomotif dan dipo
kereta yang terletak di sebelah utara untuk menyimpan dan merawat armada
kereta api, khususnya milik Daop 9 itu sendiri. Stasiun ini juga melayani
angkutan barang, yaitu KA Semen Tiga Roda yang diberangkatkan dari Stasiun
Nambo dan menjadi KA yang menempuh jarak paling jauh di Indonesia. Berikut
ini merupakan SOP yang digunakan untuk proses bongkar angkutan semen tiga
roda di Stasiun Banyuwangi :

Table 7 SOP Bongkar semen tiga roda di Staisiun Banyuwangi

No Waktu Aktivitas
1 05:30 KA 2715 masuk jalur IV
langsir memasukkan 7 GD isi dari jalur IV menuju jalur
2 05:45 bongkar
3 06:00 rangkaian 7 GD isi (pertama) siap dibongkar

4 06:00-08:00 proses bongkar muat pertama (120 menit)


langsir mengeluarkan 7 GD kosong dari jalur bongkar ke
5 08:30-08:40 jalur V
langsir memasukkan 7 GD isi dari jalur IV menuju jalur
6 08:40-08:50 bongkar
7 08:50 rangkaian 7 GD isi (kedua) siap dibongkar
8 08:50-10:50 proses bongkar muat kedua (120 menit)
langsir mengeluarkan 7 GD kosong dari jalur bongkar ke
9 10:50-11:00 jalur V
langsir memasukkan 6 GD isi dari jalur IV menuju jalur
10 11:10-11:20 bongkar

11 11:20-12:30 Ishoma Kalog


12 12:30-14:15 proses bongkar muat ketiga (105 menit)
13 14:15-16:00 proses muat pallet dan terpal (105 menit)
langsir mengeluarkan 6 GD kosong dari jalur bongkar ke
14 16:00-16:15 jalur V
proses pemeriksaan rangkaian oleh petugas schowing (20
15 16:15-17:15 GD siap di jalur V)
16 18:25 lokomotif dinas KA 2716 siap di jalur I
17 18:35-18:45 langsir lokomotif dinas KA 2716 menuju ke jalur V, proses

41
press rem rangkaian

18 19:00 KA 2716 berangkat dari jalur V

Sumber : Kalog Banyuwangi

Dikarenakan daerah tujuan pengiriman kapur ini sama dengan relasi angkutan
semen Nambowangi, maka angkutan balen dari KA ini dapat dimanfaatkan
dengan untuk angkutan kapur.

Rencana peta rute angkutan balik Nambowangi beserta lokasi pabrik

Jarak yang dapat ditempuh untuk proses muat di Stasiun Rambipuji dan bongkar
di Stasiun Nambo adalah sebagai berikut :

Table 8 daftar jarak perusahaan-stasiun

No Lokasi Jarak (km) Waktu tempuh


1 PT Kurnia Alam Perkasa- 23,7 38 menit
St Rambipuji
2 CV Bangun Arta- St Rambipuji 22,7 km 31 menit
3 St Cigading- Krakatau Steel 113 km 134 menit
4 St Cigading- PT Indoblock 59 km 81 menit
Sumber : googlemaps

42
D. Penyesuaian Gapeka di Daop 9 Jember

Gapeka(Grafik Perjalanan Kereta Api) merupakan garis pada suatu lembar kerja

yang digunakan sebagai alat untuk mengendalikan operasi perjalanan kereta api,

memuat gerakan sarana yang menghubungkan asal tujuan sejumlah jenis kereta

api sesuai dengan kemampuan daya angkutnya untuk mendukung kebutuhan

pasar dalam kurun waktu tertentu sesuai masa berlaku Gapeka. Di dalam Gapeka

Daop 9 Jember, angkutan semen Nambowangi memiliki no urut kereta 2715 dan

2716.

Sumber : Gapeka 2017


Gambar 10 Gapeka angkutan semen no 2715

43
Sumber : Gapeka 2017

Gambar 11 Gapeka angkutan semen no 2716

Berdasarkan waktu yang tertera pada Gapeka, Angkutan Nambowangi balik dari
Banyuwangi pada pukul 19:00 dan tiba di Rambipuji pada 22:16. Di Stasiun
Rambipuji angkutan ini harus melakukan proses lepas sambung rangkaian untuk
menukarkan rangkaian kosong dengan rangkaian isi dan selanjutnya rangkaian
isi tersebut akan dibawa di Stasiun Nambo. Proses lepas sambung rangkaian ini
akan membutuhkan waktu yang lama karena harus melakukan langsir secara
bertahap dan harus menyesuaikan dengan kondisi emplasemen yang tersedia.

Table 9 rencana proses lepas sambung di RBP

No Waktu Aktivitas
1 22:16-22:17 KA 2716 masuk jalur II dan melepas 10 GD (kosong)
Langsir maju dan menuju ke jalur 1 untuk melepas 10
2 22:17-22:22 GD (kosong)berikutnya
Lokomotif sendiri dari jalur 1 menuju jalur IV untuk
3 22:22-22:27 menggandeng 10 GD (isi)

4 22:27-22:47 Percobaan pengereman dan isi angin oleh schowing

5 22:47-22:52 Langsir dari jalur IV ke jalur V

44
6 22:52-23:12 Percobaan pengereman dan isi angin oleh showing
7 23:12-23:16 Langsir menuju jalur III
Lokomotif sendiri langsir GD (kosong) dari jalur II ke
8 23:16-23:24 jalur V
9 23:24-23:32 Langsir GD (kosong) dari jalur I ke jalur IV
10 23:32-23:38 Lokomotif sendiri berjalan dari jalur IV ke jalur III

Jadi untuk menunjang kegiatan lepas sambung di Stasiun Rambipuji, dibutuhkan


waktu sekitar 80 menit. Waktu kegiatan 80 menit tersebut digunakan untuk 40
menit langsir oleh 2 petugas juru langsir dan 40 menit percobaan pengereman
dan isi angin oleh 4 petugas schowing. Dengan adanya perpanjangan waktu di
Stasiun Rambipuji, maka akan terjadi perubahan perjalanan KA 2716 yaitu
adanya perpindahan persilangan dengan KA lain di Daop 9 Jember yaitu KA
Mutiara Timur 89 . Berikut ini daftar penyesuaian Gapeka di Daop 9 Jember:

Table 10 Rencana penyesuaian Gapeka di daop 9 JR

No Waktu Stasiun Keterangan


1 23:38 Rambipuji KA 2716 berangkat
2 23:47 Bangsalsari
3 23:57 Tanggul
4 00:08 Jatiroto
5 00:17 Randuagung
6 00:28-00:35 Klakah X KA 89 (2716 x )
7 00:42 Ranuyoso
8 00:50 Malasan
9 00:58 Leces
10 01:11 Probolinggo X KA 2715 (2715 x)
11 01:24 Bayeman
12 01:37 Grati
13 01:44 Rejoso
14 01:55 Pasuruan
15 02:13-02:14 Bangil

45
Angkutan semen Nambowangi 2716 keluar Daop 9 Jember pada daerah Bangil
sudah dalam keadaan normal dan tidak akan mengganggu perjalanan KA lain.
Berikut ini merupakan rencana penyesuaian Gapeka nya:

Gapeka corel

46
E. Analisa Kapasitas Stasiun Rambipuji

Stasiun Rambipuji merupakan stasiun kereta api kelas II yang terletak di


Rambigundam, Rambipuji, Jember. Stasiun Rambipuji terletak pada ketinggian
+52 meter dan terletak di pinggir jalan raya Klakah-Jember. Stasiun Rambipuji
memiliki 5 jalur dengan jalur 3 sebagai sepur lurus, jalur 1 digunakan untuk
kegiatan langsir , jalur 2 untuk persilangan dan penyusulan, serta jalur 4 dan 5
yang mana dahulu digunakan untuk proses bongkar muat petikemas. Jalur 4 dan
5 yang dahulu digunakan untuk proses bongkar muat peti kemas ini memiliki
panjang jalur 256 meter. Kedua jalur ini dibatasi oleh pagar sebagai sekat antara
tempat untuk bongkarmuat dengan kegiatan naik turun penumpang. Selain
memiliki jalur 4 dan jalur 5 yang dapat digunakan untuk menunjang kegiatan
muat kapur, Stasiun Rambipuji juga memiliki area CY(Container Yard) dengan
luas 4500 m2 yang dapat digunakan untuk proses muat kapur dan juga
pergerakan peralatan handling.

Table 11 Panjang jalur di St Rambipuji

Panjang Kapasitas
No
(m) Kereta GD
1 1 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
2 II 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
3 III 14 + 1 Loko 20 + 1 Loko
4 IV 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
5 V 10 + 1 Loko 15 + 1 Loko
Sumber : Kantor Daop 9 JR

Dokumentasi kondisi jalur dan kondisi jalur khusus di jalur 5 dan ukuran antara
gd dngn cy dan apabila ada perbaikan

47
Sumber : Layout emplasemen Daop 9 JR-2010

Gambar 12 Layout emplasemen Stasiun Rambipuji

48
Gambar CY di Rambipuji

Rencana pengangkutan yang akan dijalankan untuk angkutan calcium carbonat


adalah all in, yaitu semua kegiatan pendistribusian dari pabrik ke pabrik menjadi
tanggungjawab PT KAI.

PELANGGAN PRA TRANSPORT LO-LO ANGKUTAN KA LO-LO PURNA PELANGGAN


(ASAL) TRANSPORT (TUJUAN)

TRANSPORT ONLY

PARTNER PARTNER

TRANSPORT + LOLO

ALL IN

PT KAI

Sumebr : Materi pengembangan dan perencaan produk angkutan barang

Gambar 13 proses bisnis angkutan barang

Rencana bentuk kemasan yang akan diangkut adalah dengan jumbo bag. Dalam
proses handling akan digunakan forklift.

Sumber : dokumentasi pribadi di PT Kurnia Alam Perkasa

Gambar 14 kemasan jumbo bag dan kemasan sak

Kemasan jumbo bag ini berisi angkutan kapur berukuran 200 mesh dengan berat
1,2 ton/jumbo bag dan juga berisi angkutan batu kapur dengan ukuran 20-
40mm. Dalam proses pemindahannya dapat dilakukan dengan menggunakan
forklift.

49
Sumber : Dokumentasi pribadi di terminal Jamrud, Pelindo III

Gambar 15 Forklift

forklift merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengangkat beban maupun
untuk kegiatan pemindahan barang. Forklift berfungsi untuk memindahkan
beban berkapasitas besar sekaligus mampu mengangkat dalam proses penataan
di atas rak-rak yang tinggi. Berikut ini merupakan jenis-jenis forklift :

a) Forklift reach truck, mampu memindahkan beban berkapasitas hingga 2


ton dengan tinggi angkat hingga 8,5 meter.
b) Forklift electric, mampu memindahkan beban berkapasitas hingga 5 ton
dengan tinggi angkat hingga 6 meter
c) Forklift diesel, mampu memindahkan beban berkapasitas hingga 10 ton
dengan tinggi angkat hingga 6 meter
d) Forklift gasoline, mampu memindahkan beban berkapasitas hingga 2 ton
dengan tinggi angkat hingga 2 meter

Untuk menjaga keamanan kenyamanan dan juga keawetan forklift itu sendiri
perlu dilakukan perhatian spare part secara rutin dan berkala, hal ini dilakukan
untuk memperpanjang usia forklift. Berikut ini merupakan spesifikasi forklift:

F. Biaya Trucking dan Handling


Kegiatan trucking adalah kegiatan pendistribusian barang dengan menggunakan
truk. Sedangkan proses handling merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
memindahkan material dengan menggunakan alat tanpa menimbulkan adanya

50
perubahan kondisi ataupun bentuk material dari suatu produk. Kedua kegiatan
ini sangat penting dalam menunjang kegiatan proses pendistribusian barang.

Selama ini, proses pendistribusian kapur dari Jember menuju Jakarta dengan
memanfaatkan jalur darat. Jalur darat yang digunakan adalah dengan
menggunakan truk. Dengan menggunakan truk, rata-rata proses pendistribusian
memerlukan waktu 3-5 hari. Sedangkan setiap harinya harus dilakukan
pengiriman yang sama menuju perusahaan tujuan yang sama dan dengan
jumlah tonase yang sama. Selain menempuh waktu perjalanan yang lama,
proses ini dianggap tidak efektif karena sifat kapur aktif yang memiliki sifat panas
dan tidak bisa berada dalam kondisi lembab. Kondisi lembab tersebut dapat
menimbulkan kadar kapur didalamnya dapat berkurang.

Dalam proses perhitungan biaya pengiriman calcium carbonat dibutuhkan biaya


berdasarkan SA, kegiatan loading unloading dan juga trucking. Biaya loading
unloading merupakan biaya yang ditimbulkan karena kegiatan bongkar muat di
Stasiun. Kegiatan lo-lo ini meliputi komponen sewa forklift, gaji buruh, gaji
operator, bahan bakar dan perawatan yang dapat ditimbulkan atas kegiatan lo-lo
di Stasiun. Sedangkan biaya trucking yaitu biaya yang timbul karena kegiatan
trucking yang meliputi komponen BBM, tips, timbangan, uang makan sopir.

Table 12 Daftar biaya angkutan

No Kegiatan Biaya Tonase


1 Lo-lo 20 ribu 1 ton
2 Trucking 1,2 juta 40 ton/30 km
3 SA Rambipuji- Nambo 4,7 juta 40 ton
4 SA Nambo- Cigading 1,7 juta 40 ton
Sumber : Kalog Klm dan Angbar Daop 9 JR

51
Rencana kegiatan proses pendistribusian calcium carbonat dari pabrik dan
kisaran biaya yang ditimbulkan adalah sebagai berikut :

Table 13 kisaran biaya pendistribusian calcium carbonat dengan KA

Alat Biaya
No Kegiatan
angkut/Moda 1 GD/ 40 ton 20 GD
Pengambilan calcium carbonat
dari PT Kurnia Alam dan CV
1 Bangun Arta (trucking) Truk 1,200,000.00 24,000,000.00

2 Kegiatan loading-unloading Forklift 800,000.00 16,000,000.00


Pengiriman dari Rambipuji-
3 Nambo Kereta Api 4,700,000.00 94,000,000.00

4 Pengiriman dari Nambo- Cigading Kereta Api 1,700,000.00 34,000,000.00

Total biaya 168,000,000.00

Berdasarkan kisaran biaya yang timbul diatas, proses pendistribusian calcium


carbonat berawal dari kegiatan trucking yaitu dari PT Kurnia Alam Perkasa dan
CV Bangun Arta yang memiliki jarak kurang lebih 23 km dengan biaya 1,2
juta/40 ton. Kegiatan trucking dilakukan selama 2 hari, karena KA 2716
beroperasi dalam kurun waktu 2 hari sekali. Setiap harinya, akan dilakukan
pengangkutan sebesar 400 ton dengan menggunakan 5 truk (10 pp).
pengangkutan ini selanjutkan akan diletakkan di CY Stasiun Rambipuji dimana
selanjutnya akan dilakukan kegiatan loading/pemuatan ke GD dengan
menggunakan forklift, dan begitu juga hari kedua dan selanjutnya. Setelah
dilakukan pemuatan dan rangkaian cadangan sebanyak 20 GD di Stasiun
Rambipuji sudah dalam keadaan isi, akan dilakukan proses lepas sambung
dengan 20 GD kosong dari Banyuwangi dan akan dilanjutkan perjalannya dengan
KA 2716 menuju ke Stasiun Nambo. Selama ini, proses pendistribusian dengan
menggunakan moda truk yaitu dengan biaya 230.000/ ton atau sekitar
165.600.000 dengan kurun waktu 3 hari.

Proses pengangkutan dengan menggunakan kereta api membutuhkan biaya


yang lebih mahal, namun pengirimannya menawarkan keamanan dari
pengiriman barang, ketepatan waktu, dan juga

52

Vous aimerez peut-être aussi