Vous êtes sur la page 1sur 38

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

Asuhan Keperawatan Anak Pada An. Y dengan Asma

Disusun Oleh:
Muhammad Yusril M. (P17320317089)
Tingkat 2B

Dosen Pembimbing
Siti Nurhalimah, AAPd. MPH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR
2019
2
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmannirahim,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Segala Puji bagi Allah SWT pemelihara alam semesta yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang diberi judul Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma yang disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak. Shalawat serta salam semoga
tercurah kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-
sahabatnya dan semua pengikut jejaknya dari masa ke masa.
Kami mempersiapkan dengan sebaik-baiknya dalam menyusun makalah ini
berdasarkan data-data yang telah kami peroleh baik dari buku maupun internet. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar isi dari makalah ini lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, mudah dipahami dan diterima bagi
semua pembaca.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bogor, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ...........................................................................3
1 Definisi ........................................................................................................3
2 Etiologi ......................................................................................................3
3 Anatomi Fisiologi ...................................................................................6
4 Patolisiologi Asma .......................................................................................3
5 Manifestasi Klinis ......................................................................................11
6 Komplikasi .................................................................................................11
7 Penatalaksanaan Medis ..............................................................................11
BAB III KASUS ASUHAN KEPERAWATAN.................................................13
I. Pengkajian ..................................................................................................13
II. Analisa Data..................................................................................................
III. Diagnosa Keperawatan...............................................................................21
IV. Intervensi Keperawatan ..............................................................................22
V. Implentasi ...................................................................................................26
VI. Catatan Perkembangan ...............................................................................29
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................33
1. Kesimpulan ................................................................................................33
2. Saran ...........................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit asma merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh
dunia, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Saat
ini, penyakit asma juga sudah tidak asing lagi di masyarakat. Asma dapat
diderita oleh semua lapisan masyarakat dari usia anak-anak sampai usia
dewasa. Penyakit asma awalnya merupakan penyakit genetik yang diturunkan
dari orang tua pada anaknya. Namun, akhir-akhir ini genetik bukan
merupakan penyebab utama penyakit asma. Polusi udara dan kurangnya
kebersihan lingkungan di kota-kota besar merupakan faktor dominan dalam
peningkatan serangan asma. WHO memperkirakan 235 juta penduduk dunia
menderita asma dan jumlah diperkirakan akan treus meningkat setiap
tahunnya atau bertambah. Apabila tidak dicegah dan ditangani dengan baik
dan benar, maka diperkirakan akan terjadi peningkatan prevalensi di masa
yang akan datang.
Prevalensi asma meningkat, terutama di negara-negara barat, dimana
>5% populasi mungkin simtomatik dan mendapatkan pengobatan. Bersamaan
dengan prevalensi yang meningkat terjadi peningkatan mortalitas, meskipun
ada perbaikan pengobatan. Di Inggris, datu dari tujuh orang memiliki penyakit
alergi dan lebih dari 9 juta orang mengalami asma pada tahun lalu. Jumlah
remaja dengan asma hampir berlipat 2 selama lenih dari 12 tahun terakhir ini.
Asma jarang terjadi di timur jauh dan paling sering terjadi Inggris, Australia,
dan Selandia Baru. Terdapat beberapa korelasi dengan gaya hidup kebarat-
baratan, termasuk kondisi lingkungan yang disukai tungau debu rumah dan
polusi atmosferik. Banyak faktor yang menyebabkan atau mencetuskan asma,
20% orang yang bekerja mungkin rentan terhadap asma akibat pekerjaan.
Data tentang tingkat kontrol asma pasien penderita asma di Indonesia
belum diketahui secara pasti. Penelitian pendahuluan tingkat kontrol asma di
Poliklinik Alergi Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUPN

1
Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta mendapatkan 64% kasus tidak terkontrol,
28% Artikel Penelitian Walau penyakit asma tidak dapat disembuhkan,
hubungan baik pasien dan dokter dapat memberikan hasil optimal dalam
mengontrol penyakit asma. Tujuan utama penatalaksanaan asma adalah untuk
mencapai dan mempertahankan asma terkontrol, sehingga dapat dicegah
timbulnya serangan saat malam dan siang hari serta pasien tetap dapat
melakukan aktifitas fisik. Kontrol asma dikatakan dapat tercapai dengan
didapatkannya penurunan frekuensi serangan asma, perbaikan inflamasi saluran
napas, perbaikan aktivitas fisik dan fungsi paru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari penyakit asma?
2. Bagaimana Etiologi asma?
3. Bagaimana Anatomi Fisiologi asma?
4. Bagaimana patofisiologi asma?
5. Bagaimana manifestasi klinis penyakit asma?
6. Apa saja komplikasi dari penyakit asma?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dalam menangani asma?

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari asma
2. Mengetahui Etiologi asma
3. Mengetahui Anatomi Fisiologi asma
4. Mengetahui patofisiologi dari asma
5. Mengetahui maifestasi klinis asma
6. Mengetahui komplikasi apa saja yang dapat terjadi karena asma
7. Mengetahui penatalaksanaan medis terhadap asma

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

1 Definisi
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran afas mengalami penyempitan
kaena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan;
penyempitan ini bersifat berulang namun revesible, dan diantar episode penyempitan
bronkus tersebut terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal (syfia A.price ).
Beberapa faktor penyebab asma, antara lain jenis kelamin, umur pasien, status atopi,
factor keturunan, serta faktor lingkungan.
Asma dibedakan menjadi dua jenis, yakni:
a. Asma bonkial
Penderita asma bronkial, hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari
luar, seperti debu rumah, bulu binatang, asap, dan bahan lain penyebab alergi
b. Asma kadial
Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung.gejala asma kardial
biasanya terjadi pada malamhari,disertai sesak nafas yang hebat. Kejadian ini
disebut nocturnal paoxymul dyspnea. Biasanya terjadi pada saat penderita
sedang tidur

2 Etiologi
Menurut Margaret Varnell Clark (2013), faktor-faktor penyebab dan
pencetus asma antara lain:
a. Jamur indoor/sick building syndrome

Data yang ada menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jamur indoor dan
penyakit pernafasan alergik. Terminology sick building syndrome telah digunakan
untuk berbagai macam penyakit yang berhubungan dengan lingkungan internal. Hal
ini sering diperberat dengan adanya lingkungan yang lembab dan pertumbuhan jamur.

3
b. Radon

Merupakan gas radioaktif alami penyebab kanker yang dapat ditemukan


ditanah, air dan udara, baik didalam maupun diluar ruangan. Diperkirakan lebih dari
50% dosis efektif radioaktif alami setiap tahunnya disebabkan oleh paparan radon.

c. Binatang/Hewan peliharaan

Bintang melepaskan protein ke lingkungan sekitar melalui cairan tubuhnya


seperti saliva dan dander. Dander dapat didefinisikan sebagai bahan organik atau
protein dari tubuh hewan atau dapat juga disebut sebagai serbuk hewan. Pada
sebagian besar pasien alergi, dender tidak membuat iritasi. Meskipun demikian,
dander dapat menjadi makanan untuk tungau debu untuk mengiritasi banyak pasien
asma. Allergen juga dapat dijumpai pada urin hewan pengerat liar atau peliharaan.

d. Tungau debu rumah

Tungau debu tidak bisa dihindari meskipun meminimalisai pengaruh yang


ditimbulkannya bisa dilakukan. Bantal dan matras dapat dibungkus dengan
pembungkus alergen plastik. Linen tempat tidur harus dicuci secara rutin dengan air
panas. Bantal, boneka dan mainan juga dapat dicuci dengan cara biasa secara rutin.
Deterjen dan pemutih dapat juga berperan dalam mengurangi alergen tungau debu
pada proses pencucian.

e. Kecoa

Data menunjukan bahwa membasmi dan menghindari alergen kecoa memiliki


aspek yang positif pada asma. Makanan dan sampah didalam rumah tidak boleh
dibiarkan dalam keadaan terbuka. Racun, seperti yang digunakan sebagai umpan
kecoa dan alat semprot, merupakan alat yang efektif dalam mengendalikan populasi
kecoa, tetapi dapat menimbulkan iritasi bagi pasien asma.

f. Serbuk sari

4
Serbuk sari saat musim serbuk sari bersifat iritatif pada banyak pasien asma.
Pemamtauan ketat pada rencana terapi masing-masing individu dengan asma saat
musim serbuk sari harus dilakukan dan dilakukan penyesuaian terhadap obat-obatan
yang diberikan agar asmanya dapat terkontrol dengan baik.

g. Polusi udara dan gas buangan kendaraan

Banyak studi menunjukan bahwa peningkatan zat-zat tertentu dari gas


buangan kendaraan memberikan efek negative pada pasien asma. Dipercaya bahwa
pada pasien asma terjadi peningkatan stress oksidatif saluran nafas dan penurunan
fungsi saluran nafas pada pasien asma ketika terpajar dengan polusi udara.

h. Asap rokok

Pasien asma, terutama anak-anak, harus menghindari asap rokok. Asap rokok
dapat mencetuskan serangan asma. Yang menarik, data menunjukan efek yang
bervariasi menurut usia. Efek merokok pasif telah terbukti lebih berat dalam
mencetuskan serangan asma pada seorang anak bila yang merokok adalah ibunya
daripada orang lain di sekitar mereka. Selain itu, beberapa studi menunjukan bahwa
ibu yang perokok dapat meningkatkan resiko timbulnya asma saat masi bayi dan
kanak-kanak. Pasien asma dan keluraganya harus diberikan edukasi untuk selalu
menghindari asap rokok dan lingkungan yang penuh asap rokok.

i. Gas iritan

Pajaran terhadap zat kimia seperti komponen formaldehida dan senyawa


organic Volatil (SOV) dapat mengiritasi saluran pernafasan pasien asma dan
mencetuskan serangan asma. Gas-gas SOV dihasilkan dari berbagai macam
sumber seperti produk rumah tangga, seperti: cat, pelarut cat dan pelarut lainnya,
pembersih dan desinfektan, repelen serangga dan pengharum ruangan.

5
3 Anatomi Fisiologi

Sistem pernafasan terdiri dari komponen berupa saluran pernafasan yang


dimulai dari hidung, pharing, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus. Saluran
pernafasan bagian atas dimulai dari hidung sampai trakea dan bagian bawah dari
bronkus sampai alveolus. Fungsi utama sistem pernafasan adalah menyediakan
oksigen untuk metabolisme jaringan tubuh dan mengeluarkan karbondioksida sebagai
sisa metabolisme jaringan. Sedangkan fungsi tambahan sistem pernafasan adalah
mempertahankan keseimbangan asam basa dalam tubuh, menghasilkan suara,
memfasilitasi rasa kecap, mempertahankan kadar cairan dalam tubuh serta
mempertahankan keseimbangan panas tubuh.

Tercapainya fungsi utama pernafasan didasarkan pada empat proses yaitu:


ventilasi (keluar masuknya udara pernafasan), difusi (pertukaran gas di paru-paru),
transportasi (pengangkutan gas melalui sirkulasi) dan perfusi (pertukaran gas di
jaringan). Adapun kondisi yang mendukung dari proses pernafasan adalah tekanan

6
oksigen atau udara atmosfer harus cukup, kondisi jalan nafas dalam keadaan normal,
kondisi otot pernafasan dan tulang iga harus baik, ekspansi dan rekoil paru, fungsi
sirkulasi (jantung), kondisi pusat pernafasan dan hemoglobin sebagai pengikat
oksigen.

Berikut ini dijelaskan lebih rinci mengenai anatomi dan fisiologi dari organ-organ
pernafasan:

1 Hidung

merupakan saluran pernafasan teratas. Ditempat ini udara pernafasan


mengalami proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan dan pelembaban
(humidifikasi). Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang
terdiri dari epitel thoraks bertingkat, bersilia dan bersel goblet. Bagian belakang
hidung berhubungan dengan pharing disebut nasopharing.

2 Pharing

Berada di belakang mulut dan rongga nasal. Dibagi dalam tiga bagian yaitu
nasopharing, oropharing, dan laringopharing. Pharing merupakan saluran
penghubung antara saluran pernafasan dan saluran pencernaan. Bila makanan masuk
melalui oropharing, epiglotis akan menutup secara otomatis sehingga aspirasi tidak
terjadi.

3 Laring

Berada di atas trakea di bawah pharing. Sering kali disebut sebagai kotak
suara karena udara yang melewati daerah itu akan membentuk bunyi. Laring
ditunjang oleh tulang-tulang rawan, diantaranya yang terpenting adalah tulang rawan
tiroid (Adam Apple) yang khas pada pria, namun kurang jelas pada wanita. Di
bawahnya terdapat tulang rawan krikoid yang berhubungan dengan trakea.

4 Trakea

7
Terletak di bagian depan esophagus, dan mulai bagian bawah krikoid
kartilago laring dan berakhir setinggi vertebra torakal 4 atau 5. Trakea bercabang
menjadi bronkus kanan dan kiri. Tempat percabangannya disebut karina yang terdiri
dari 6 – 10 cincin kartilago.

5 Bronkus

Dimulai dari karina, dilapisi oleh silia yang berfungsi menangkap partikel-
partikel dan mendorong sekret ke atas untuk selanjutnya dikeluarkan melalui batuk
atau ditelan. Bronkus kanan lebih gemuk dan pendek serta lebih vertikal dibanding
dengan bronkus kiri.

6 Bronkiolus

Merupakan cabang dari bronkus yang dibagi ke dalam saluran-saluran kecil


yaitu bronkiolus terminal dan bronkiolus respirasi. Keduanya berdiameter ≤ 1 mm.
Bronkiolus terminalis dilapisi silia dan tidak terjadi difusi di tempat ini. Sebagian
kecil hanya terjadi pada bronkiolus respirasi.

7 Alveolus

Duktus alveolus menyerupai buah anggur dan merupakan cabang dari


bronkiolus respirasi. Sakus alveolus mengandung alveolus yang merupakan unit
fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Diperkirakan paru-paru mengandung
± 300 juta alveolus (luas permukaan ± 100 m2) yang dikelilingi oleh kapiler darah.

Dinding alveolus menghasilkan surfaktan (terbuat dari lesitin) sejenis fosfolipid yang
sangat penting dalam mempertahankan ekspansi dan rekoil paru. Surfaktan ini
berfungsi menurunkan ketegangan permukaan dinding alveoli. Tanpa surfaktan yang
adekuat maka alveolus akan mengalami kolaps.

8 Paru-paru

Paru merupakan jaringan elastis yang dibungkus (dilapisi) oleh pleura. Pleura
terdiri dari pleura viseral yang langsung membungkus/ melapisi paru dan pleura

8
parietal pada bagian luarnya. Pleura menghasilkan cairan jernih (serosa) yang
berfungsi sebagai lubrikasi. Banyaknya cairan ini lebih kurang 10 – 15 cc. Lubrikasi
dimaksudkan untuk mencegah iritasi selama respirasi. Peredaran darah ke paru-paru
melalui dua pembuluh darah yaitu arteri pulmonalis dan arteri bronkialis.

4 Patofisologi
1. Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan napas dan
hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
2. Dengan adanya bahan iritasi otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat
antibody tubuh muncul (immunoglobin E atau IgE) dengan adanya alergi.
IgE dimunculkan pada reseptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran
histamine dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan
gejala asma.
3. Respon asma terjadi dalam tiga tahap; pertama tahap immediate yang
ditandai dengan bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed ditandai
dengan bronkokonstriksi dapat berulang dalam 4-6 jam dan terus-menerus
2-5 jam lebih lama, tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperesponsif jalan napas beberapa minggu atau bulan.
4. Asma juga dapat terjadi factor pencetusnya karena latihan, kecemasan,
dan udara dingin.
5. Selama serangan astmatik, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan
sekresi mokus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak,
kemudian meningkatkan resistensi jalan napas dan dapat menimbulkan
distress pernapasan.
6. Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukur dalam
ekshalasi karena edema pada jalan napas. Dan ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan napas
menjadi obstruksi yang kemudian tida adekuat vventilasi dan saturasi O2,
sehinga terjadi penurunan pO2 (hipoksia). Selama serangan asthmatic,

9
CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan napas selama
ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea.
Kemudaian system pernapasan akan mengadakan kompensasi dengan
meningkatkan pernapasan (tachypnea), kompensasi tersbut menimbulkan
hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah
(hypocapnnea).

10
5 Manifestasi Klinis
1. Wheezing
2. Dyspnea dengan lama ekspirasi, penggunaan otot-otot asesori penapasan,
cuping hidung, retraksi dada, dan stridor.
3. Batuk kering karena secret kental dan lumen jalan napas sempit.
4. Tachypnea, tachycardia, orthopnea
5. Gelisah
6. Berbicara sulit atau pendek karena sesak napas
7. Diaphoresis
8. Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdomen dalam pernapasan.
9. Fatigue
10. Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan
berbicara.
11. Kecemasan, labil, dan perubahan tingkat kesadara
12. Meningkatnya ukuran diameter antreposterior
13. Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
14. Auskultasi, terdengar ronki dan crackles
6 Komplikasi
1. Status asmatikus
2. Bronkitis kronis, bronkiolitis, pneumon
3. Emfisema kronis
4. Kor Pulmonal dengan gagal jantung kanan
5. Atelektasis
6. Kematian
7 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis ditujukan pada pencegahan eksaserbasi asma dengan
menghindari pemicu asma dan dengan menurunkan obstruksi jalan napas,
inflamasi, dan reaktivitas dengan obat. Pilihan dan kombinasi obat bergantung
pada klasifikasi keparahan yang diindikasikan pada bagian manifestasi klinis.
Karena pencegahan eksaserbasi merupakan jalur utama penanganan penyakit

11
kronis ini., mucul dua klasifikasi pengobatan yaitu pengendalian jangka
panjang dan pemulihan yang cepat

12
BAB III
KASUS
An. Y usia 42 bulan dirawat di RS PMI. Klien mengeluh sesak nafas 2 hari SMRS,
klien tidak batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi
wheezing. Klien tampak pucat dan tampak gelisah. Ibu klien mengatakan klien ada
alergi terhadap udara dingin. Klien dan ibu klien tampak cemas. Ibu klien belum
mengetahui tentang penyakit asma. TTV ; TD : 100/70 mmHg, Nadi : 90 x/menit,
Suhu : 37˚C, dan RR : 38 x/menit.
I. Pengkajian
I. Identitas
A. Identitas Klien
Nama : An. Y
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Jl. Menteng Asri
No.RM : 20605
Tanggal masuk RS : 11 November 2015 pukul 09.00
Tanggal pengkajian : 12 November 2015
Diagnosa Medis : Asma
B. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny.S
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga

13
Alamat : Jl. Menteng Asri
Hubungan klien : Ibu
II. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami sesak napas
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan klien sesak nafas sejak 2 hari yang lalu, klien tidak
batuk, terdapat tarikan dinding dada ke dalam, dan terdengar bunyi
wheezing. Klien tampak pucat dan gelisah. Ibu klien mengatakan nafsu
makan klien menurun dan klien terasa lebih ringan dari sebelumnya. Ibu
klien tampak gelisah dan cemas. Ibu klien mengetahui tentang penyakit
asma.
C. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan jika udara dingin klien merasa sesak tetapi sesaknya
ringan tidak separah ini. Klien belum pernah dirawat di RS.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien.
Dan keluarga tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM,
hipertensi maupun penyakit serius lainnya.
E. Riwayat kehamilan
Klien adalah anak laki laki dari ibu G1 P1 A0. Selama kehamilan klien, ibu
klien mengatakan tidak mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-
mual. Ibu klien selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan secara teratur.
F. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada
kelainan bawaan dan tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan.
Klien lahir pada usia kehamilan 39 minggu, presentasi bawah kepala,
ketuban berwarna jernih setelah lahir klien langsung menangis, BBL : 3500
gram.

14
G. Riwayat Imunisasi
Klien sudah mendapat imunisasi lengkap : BCG, Polio I, II, III, ; DPT I, II,
III ; dan campak.
H. Riwayat Tumbuh Kembang
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalm proses
tumbuh kembang Perkembangan motorik : klien mampu berjalan dengan
tegak, lari-lari kecil, melompat, dan berdiri dengan 1 kaki selama 3 detik.
Perkembangan sosial : klien mulai mampu menggosok gigi sendiri, dan
mencoba memakai baju.
III. Pola Pengkajian Menurut Gordon
No Pola Kebiasaan Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola Persepsi Ibu klien megatakan Klien mengatakan
kesehatan atau kesehatan memang bahwa klien dan
penanganan penting dan klien bila dirinya belum mengerti
kesehatan sakit mudah kerjasama tentang asma dan
untuk proses bagaimana penanganan
penyembuhan dirinya dirumah jika klien tiba
misalnya teratur minum tiba kambuh
obat, dan hindari
pantangan
2. Pola Nutrisi / Ibu klien mengatakan Klien makan 2x/sehari
Metabolik pasien susah makan, sesuai diit dari RS
makan 3x sehari porsi tetapi tidak habis.
sedikit, dan tidak suka Minum 4 gelas per hari.
sayur klien hanya makan BB: 13 kg
sedikit nasi dan lauknya
saja. Minum 6 gelas per
hari. BB : 14,5 kg

15
3. Pola Eliminasi BAB 1x sehari warna Klien belum BAB sejak
kuning konsistensi dirawat di RS, BAK 2x,
lembek berbau khas, warna kuning berbau
BAK 4-5x perhari warna khas
kuning jernih berbau khas
4. Pola aktivitas/ Klien aktif bermain Klien dibantu oleh
latihan dengan teman sebayanya ibunya dalam
melakukan
aktivitasnya, seperti
mandi, makan, ganti
baju, dan pasien hanya
terlihat berbaring
ditempat tidur
5. Pola Istirahat / Klien tidur 9 jam sehari, Klien susah tidur dan
tidur tidur siang kurang lebih 2 sering terbangun pada
jam malam hari. Lama tidur
7 jam sehari
6. Pola perseptif Klien dapat melihat Klien dapat melihat
kognitif dengan normal dan bisa dengan normal dan bisa
mendengarkan dengan mendengarkan dengan
jelas, dalam pengecapan jelas, dalam
klien tidak ada masalah, pengecapan klien tidak
klien bisa mengecap ada masalah, klien bisa
makanan dengan baik mengecap makanan
dengan baik
7. Pola koping / Ibu klien mengatakan Klien hanya tiduran
toleransi stres klien adalah klien anak dan apabila klien
periang kesakitan klien
menangis dan rewel

16
8. Pola konsep diri Klien dapat melakukan Klien hanya tiduran
aktifitas sesuai dan menganggap
kemampuan kondisi nya sedang
lemah
9. Pola Seksual dan Tidak ada masalah dalam Tidak ada masalah
Reproduksi sistem reproduksi klien dalam sistem
reproduksi klien
10. Pola peran / Klien mampu Klien lebih nyaman
hubungan berkomunikasi dengan ditemani oleh ibunya
kata-kata sederhana.
Hubungan klien dengan
orangtua dan keluarga
baik
11. Pola nilai / Ibu klien mengatakan Ibu klien mengatakan
kepercayaan klien mulai ikut mengaji klien tidak bisa mengaji
di mushola dekat dan klien hanya bisa
rumahnya. Klien belum berdoa
melakukan sholat

IV. Pemeriksaan Fisik


A. TTV :
 TD : 90/60 mmHg
 Nadi : 80 x/menit
 Suhu : 37,5 ˚C
 RR : 38 x/menit
B. Antropometri :
 Lingkar Kepala : 48 cm
 Lingkar Lengan Atas : 14 cm
 BB : 14 Kg
 TB : 100 cm

17
C. Kepala
 Rambut
Inspeksi : Tidak ada kerontokan, warna rambut hitam, tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada pembengkakan diarea kepala
 Mata
Inspeksi : Kedua mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik,
reflek terhadap cahaya pupil isokhor
Palpasi : Tidak ada udem ataupun nyeri tekan
 Hidung
Inspeksi : Tidak ada polip, terlihat pernafasan cuping hidung, ada
sekret
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan diarea sinus
 Mulut
Inspeksi : Mukosa bibir pucat
 Telinga :
Inspeksi : Normal, tidak ada sekret dan darah
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
D. Leher
Inspeksi : Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tyroid maupun
kelenjar limfe
Palpasi : Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe, tidak ada nyeri tekan
E. Dada
Inspeksi : pergerakan dada cepat, terdapat tarikan dinding dada ke
dalam
Palpasi : retraksi dinding dada sama kanan dan kiri, terdapat vocal
fomitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdapat bunyi wheezing

18
F. Jantung
Inspeksi : tampak ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler
G. Abdomen
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : bising usus 20 x/menit
Palpasi : adanya massa, klien belum BAB.
Perkusi : timpani
H. Genetalia
Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada kemerahan
I. Anus
Inspeksi : Tidak ada lesi maupun kemerahan
J. Ekstremitas :
Inspeksi : Tidak ada gangguan gerak, tidak ada oedema
Palpasi : Akral hangat
K. Kulit
Inspeksi : Turgor kulit normal, kulit tidak kering, tidak tampak ada
oedema, tidak ada kemerahan
Palpasi : Tidak ada pitting oedema, tidak ada nyeri tekan
V. Pemeriksaan Penunjang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hemoglobin 12gr/dl Anak 12-34 g/dl
Hematokrit 35 34-39
Leukosit 14.5 x103 5,5-15.5 (103)
Eritrosit 4.1 3,9- 5.0
MCV 26 24-102
MCHC 35 g/dl 20-32 g/dl

19
Analisa Gas Darah PH darah : 7,40 mmHg PH darah : 7,38 – 7,42
Saturasi O2 : 96% Saturasi O2 : 94-100%
PaO2 : 76 mmHg PaO2 : 75-100 mmHg
PaCO2 : 39 mmHg PCO2 : 38-42 mmHg
HCO3 : 23 mEq/L HCO3 : 22-28 mEq/L

II. Analisa Data


Data Etiologi Masalah
DS Alergen, perubahan cuaca, Ketidakefektifan
- Ibu klien mengatakan aktivitas jasmani yang bersihan jalan napas
klien sesak napas berat, stress
- Ibu mengatakan dahak
yang berlebih Merangsang pengeluaran
DO histamin, zat anafilatik.
- TD : 90/60 mmHg Eosinofil, bradikinin
- Nadi : 80 x/menit
- Suhu : 37,5 ˚C Penyempitan bronkus
- RR : 38 x/menit
- Terdengar suara wheezing Pengeluaran sekret
- Terdapat terikan dinding teganggu
dada ke dalam
Ketidak efektifan bersihan
jalan napas
DS Kontraksi spatis otot polos Resiko
- Ibu mengatakan klien bronkheolus ketidakseimbangan
mengalami penurunan nutrisi kurang dari
napsu makan dan Sesak napas kebutuhan tubuh
sesaknya bertambah
ketika makan Kemampuan untuk makan
- Ibu mengatakan klien menurun

20
lebih ringan dari sebelum
sakit Anoreksia
DO
- Berat badan klien turun BB menurun
dari 14,5 kg menjadi 13
kg Resiko ketidak
- Klien terlihat lemas seimbangan nutrisi kurang
- Klien sesak napas dari kebutuhan tubuh
DS : Kesukaran bernapas Ansietas
- Ibu mengatakan ibu dan
klien cemas Gelisah, takut, dan cemas
- Ibu mengatakan klien sulit
tidur Lingkungan yang asing
DO
- Klien tampak gelisah dan Ansietas
rewel

III. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektian bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan
mucus yang berlebih
2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan dispnea saat makan
3. Ansietas berhubungan dengan penyakit yang diderita

21
IV. Intervensi Keperawatan
Tgl No Diagnosa Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
12-11-2015 1. Ketidakefektian bersihan Tupan : Setelah dilakukan 1. Pantau status 1. Mengetahui
jalan napas berhubungan Kebersihan jalan intervensi selama pernapasan klien keadaan klien
dengan penumpukan mucus napas efektif 1x24 jam, diharapkan 2. Berikan oksigen 2 2. Mengurangi
yang berlebih Tupen : anak : liter/menit sesak klien dan
DS Produksi mukus - Sesak napas 3. Posisikan klien semi- memenuhi
- Ibu klien mengatakan klien tidak berlebih berkurang fowler kebutuhan
sesak napas - TTV dalam batas 4. Anjurkan klien banyak oksien klien
- Ibu mengatakan dahak yang normal minum air hangat 3. Posisi kepala
berlebih - Tidak menggunakan 5. Latih napas dalam dan yang lebih
DO otot bantu batuk efektif tinggi
- RR : 40x/menit pernapasan 6. Beri nebulaizer sesuai mempermudah
- Terdengar suara wheezing indikasi klien dalam
- Terdapat tarikan dinding 7. Kolaborasi dengan bernapas
dada ke dalam dokter dalam 4. Penumpukan
- Klien terlihat pucat pemberian obat secret dan
bronkodilator sesuai peyempitan
indikasi bronkus dapat

22
berkurang
5. Mengeluarkan
secret klien
6. Mengencerkan
secret
7. Penyempitan
saluran
bronkus
mereda
12-11-2015 2. Resiko ketidakseimbangan Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji kebiasaan diet, 1. Klien destress
nutrisi kurang dari kebutuhan Ketidak intervensi selama masukan makanan saat pernapasan akut
tubuh berhubungan dengan seimbangan 1x24 jam, diharapkan ini sering anireksia
dispnea saat makan nutrisi tidak anak : 2. Sering lakukan karena dispnea
DS terjadi - Klien terlihat sudah perawatan oral, buang 2. Rasa tak enak dan
- Ibu mengatakan klien Tupen : mau makan sekret, baerikan wadah bau dari sekret
mengalami penurunan napsu Sesak napas dapat - Nafsu makan klien khusus untuk sekali dapat menurunkan
makan dan sesaknya diatasi meningkat pakai nafsu makan
bertambah ketika makan 3. Berikan oksigen 3. Menurunkan
- Ibu mengatakan klien lebih tambahan selama dispnea dan

23
ringan dari sebelum sakit makan sesuai indikasi meningkatkan
DO energi untuk
- Berat badan klien turun dari makan
14 kg menjadi 13 kg
- Klien terlihat lemas
- Klien sesak napas
3. Ansietas berhubungan dengan Tupan : Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat kecemasan 1. Mengetahui tingkat
hospitalisasi Ansietas teratasi intervensi selama klien kecemasan klien
DS : Tupen : 1x24 jam, diharapkan 2. Ajak klien bermain sehingga mengetahui
- Ibu mengatakan ibu dan Anak merasa anak : bersama tindakan yang harus
klien cemas nyaman di rumah - Klien tidak gelisah 3. Beri dorongan diberikan
- Ibu mengatakan klien sulit sakit maupun cemas mengungkapkan 2.Membuat klien tidak
tidur - Klien bisa tidur perasaan takut atau bosan dan
DO dengan nyenyak cemas menghilangkan
- Klien tampak gelisah dan 4. Libatkan keluarga kegelisahannya
rewel dalam menenangkan 3.Mengetahui
klien perasaan klien
4.Keluarga merupakan
dukungan terbesar

24
bagi seorang anak

25
V. Implementasi
Tanggal No. Implementasi Evaluasi TTD
Dx
12-11-2015 1 - Memantau status pernapasan klien S:
07.00 WIB - Memberikan oksigen 2 liter/menit - Ibu klien mengatakan sesak napas klien
- Memposisikan klien semi-fowler sudah mulai berkurang dari sebelum di
- Menganjurkan klien banyak minum air bawa ke RS
hangat - Ibu klien mengatakan dahaknya belum
- Melatih napas dalam dan batuk efektif keluar
- Berkolaborasi dengan dokter dalam O :
pemberian obat bronkodilator sesuai - Tarikan dinding dada klien berkurang
indikasi - Masih terdengar suara wheezing
- RR : 30x/menit
- Nadi : 110x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Memantau status pernapasan klien
- Memberikan oksigen 2 liter/menit
- Memposisikan klien semi-fowler

26
- Menganjurkan klien banyak minum
air hangat
- Melatih napas dalam dan batuk
efektif
Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat bronkodilator sesuai
indikasi
12-11-2015 2 - Mengkaji kebiasaan diet, masukan makanan S : Ibu mengatakan klien sudah mau
07.30 WIB saat ini makan
- Melakukan perawatan oral, buang sekret, O :
baerikan wadah khusus untuk sekali pakai - Klien masih terlihat lemas
- Memberikan oksigen tambahan selama - Makanan yang diberikan terlihat habis
makan sesuai indikasi setengah dari satu porsi makan
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mengkaji kebiasaan diet, masukan
makanan saat ini
- Melakukan perawatan oral, buang
sekret, baerikan wadah khusus untuk

27
sekali pakai
- Memberikan oksigen tambahan
selama makan sesuai indikasi
12-11-2015 3 - Mengkaji tingkat kecemasan klien S : Ibu mengatakan klien masih sulit tidur
09.00 WIB - Mengajak klien bermain bersama dan rewel
- Memberi suasana yang nyaman O : Klien terlihat lesu dan rewel
- Memberi dorongan mengungkapkan A : Masalah belum teratasi
perasaan takut atau cemas P : Lanjutkan intervensi
- Melibatkan keluarga dalam menenangkan - Mengkaji tingkat kecemasan klien
klien - Mengajak klien bermain bersama
- Memberi suasana yang nyaman
- Memberi dorongan mengungkapkan
perasaan takut atau cemas
- Melibatkan keluarga dalam
menenangkan klien

28
VI. Catatan Perkembangan
Tanggal No. Perkembangan TTD
Dx
13-11-2015 1 S:
- Ibu mengatakan sesak napas klien mulai berkurang
- Ibu mengatakan dahak klien sudah mulai bisa dikeluarkan dengan dilakukan batuk efektif
O:
- Tidak terlihat tarikan pada dinding dada untuk bernapas
- Masih terdengar suara wheezing
- RR : 28x permenit
- Nadi : 110x permenit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I:
- Memantau status pernapasan klien
- Memberikan oksigen 2 liter/menit
- Memposisikan klien semi-fowler
- Menganjurkan klien banyak minum air hangat

29
- Melatih napas dalam dan batuk efektif
- Berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat bronkodilator sesuai indikasi
E : Sesak napas klien mulai berkurang
13-11-2015 2 S:
- Ibu mengatakan klien sudah mulai makan seperti biasanya
- Ibu klien mengatakan nafsu makan klien mulai pulih
O:
- Klien tidak terlihat lemas
- Makanan yang diberikan habis
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E : Nafsu makan klien kembali seperti semula
13-11-2015 3 S:
- Ibu mengatakan jika anaknya sudah tidak terlalu rewel
- Ibu mengatakan anaknya sudah mau bermain meski jika ada perawat yang datang anak merasa
tidak nyaman
O:
- Klien terlihat bermain dengan mobil-mobilannya

30
- Klien terlihat mulai riang dan tidak rewel
- Klien masih terlihat gelisah jika kedatangan perawat atau petugas kesehatan lainya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
I:
- Mengkaji tingkat kecemasan klien
- Mengajak klien bermain bersama
- Memberi suasana yang nyaman
- Memberi dorongan mengungkapkan perasaan takut atau cemas
- Melibatkan keluarga dalam menenangkan klien
E : Klien sudah mulai merasa nyaman di RS, klien juga sudah tidak rewel tidak seperti di hari
pertamanya di RS.
14-11-2015 1 S : Ibu mengatakan klien mulai bernapas dengan normal, terkadang klien meminta agar selang
oksigen dilepas
O:
- Klien tidak tampak bernapas dengan menarik dadanya kuat-kuat
- Suara wheezing tidak terdengar
- RR : 25x permenit
A : Masalah teratasi

31
P : Inteevensi dihentikan
I:-
E : Klien sudah jauh membaik, klien sudah tidak sesak napas dan dapat bernapas dengan normal
lagi tidak menggunakan otot bantu dalam bernapas
14-11-2015 3 S:
- Ibu mengatakan klien kembali riang seperti sebelumnya
- Ibu mengatakan klien mulai terbiasa dengan kedatangan perawat atau petugas kesehatan
lainnya
- Ibu klien mengatakan klien mulai aktif bermain dengan mainan yang diberikan
O:
- Klien terlihat riang dan bermain dengan mainannya
- Klien mulai menerima kedatangan perawat atau petugas kesehatan lainnya. Sesekali klien
bertanya kepada perawat
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
I:-
E : Klien sudah tidak merasa gelisah maupun cemas

32
BAB IV
PENUTUP
1 Kesimpulan
Asma merupakan penyakit inflamasi/ peradangan pada jalan napas yang
diakibatkan reaksi hipersensitif mukosa bronkos sehingga terjadi penyempitan
pada jalan napas yang membuat napaas menjadi sulit dan menimbulkan bunyi
mengi.

Asma ditandai dengan serangan berulang sesak napas dan mengi, yang
bervariasi setiap individu dalma tingkat keparahan dan frekuensi. Kasus asma
cukup banyak di negara dengan pendapatan yang menengah kebawah. WHO
memperkirakan 235 juta penduduk dunia menderita asma dan jumlah
diperkirakan akan treus meningkat setiap tahunnya atau bertambah. Apabila
tidak dicegah dan ditangani dengan baik dan benar, maka diperkirakan akan
terjadi peningkatan prevalensi di masa yang akan datang.

2 Saran
Dengan disusunnya makalah “Makalah Asuhan Keperawatan Asma pada
Anak ” dapat bermanfaat bagi para pembaca, serta dapat menambah referensi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Suriadi, Rita, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. CV


Sagung Seto:Jakarta
Berhman & Kliegman (1987), Essentials of Pediatrics, W. B Saunders,
Philadelphia.

34

Vous aimerez peut-être aussi