Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PEMBAHASAN
http://eprints.ums.ac.id/20509/2/BAB_I.pdf
https://doktersehat.com/penyakit-tifus/
https://www.academia.edu/6041018/TYPHUS_ABDOMINALIS
https://www.academia.edu/12894607/ASKEP_ANAK_DENGAN_THIPOID
WHO (World Health Organization). Background Doc: The Diagnosis, Treatment and
Prevention of Typhoid Fever 2003. Geneva, Swizerland
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
b. Salmonella parathypi A
c. Salmonella parathypi B
d. Salmonella parathypi C
e. Feces dan Urin dari penderita thypus
Faktor Risiko
1. Kebiasaan jajan di tempat-tempat yang tidak memenuhi syarat kesehatan
2. Lingkungan yang kotor
3. Daya tahan tubuh yang rendah (Suriadi. 2006)
4. PATOFISIOLOGI
5. MANIFESTASI KLINIS
a. Demam.
d. Pada gejala ini, pada punggung atau anggota gerak dapat ditemukan
roseola, yaitu bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler
kulit terutama ditemukan pada minggu pertama demam. Kadang-kadang
ditemukan pula bradikardia dan epistaksis.( Ngastiyah, 2005 ).
1. Tujuan Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) tujuan umum penatalaksanaan diet
lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya yang
tidak memberatkan lambung serta mencegah dan menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan.
2. Syarat Diet
Menurut Sunita Almatsier (2004) syarat penatalaksanaan diet lambung adalah :
a. Mudah cerna, porsi kecil dan sering diberikan
b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien menerimanya.
c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan Energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
d. Karbohidrat cukup, sisa dari kebutuhan energi total sebagai sumber energi
utama.
e. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan).
g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa; umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
h. Makan secara perlahan di lingkungan yang tenang.
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam
untuk memberi istirahat pada lambung.
j. Bahan makanan yang dianjurkan dan yang sebaiknya dihindari terdapat
pada tebel