Vous êtes sur la page 1sur 14

INFOMATEK

Volume 18 Nomor 2 Desember 2016

KARAKTERISASI MATERIAL BUCKET TEETH PADA EXCAVATOR


UNTUK PENINGKATAN KUALITAS DAN PEMBUATAN
*)
Bukti Tarigan

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik – Universitas Pasundan

Abstrak: Bucket teeth adalah komponen attachment yang sering digunakan pada heavy equipment salah
satunya yaitu bucket wheel excavator, yang fungsinya untuk material handling. Prinsip kerja bucket wheel
excavator adalah continuous excavators, namun dalam pengoperasinnya bucket teeth sering terjadi kendala
yang dapat mengganggu proses produksi. Salah satu kendala yang sering terjadi adalah keausan pada bucket
teeth. Bucket teeth harus mempunyai ketangguhan dan kekuatan bahan yang tinggi, sehingga dapat
mempengaruhi life time dari komponen tersebut dan mengurangi down time. Dalam penelitian ini akan dibahas
mengenai karakterisasi material bucket teeth pada BWE (Bucket wheel excavator) dengan menggunakan
metoda pengamatan metalografi, pengujian komposisi kimia, dan pengujian kekerasan yang berguna untuk
mengetahui harga kekerasan pada bucket teeth dengan, demikian dapat memberi informasi kepada industri lokal
dan perusahaan yang menggunakan bucket teeth mengenai spesifikasi material yang cocok untuk pembuatan
bucket teeth. Adapun hasil pengujian metalografi, analisa komposisi kimia bucket teeth adalah termasuk material
baja paduan sedang yang mengandung silicon, mangan dan krom yang mempunyai sifat tangguh, tahan korosi
dan tahan aus. Diliahat dari struktur mikro dan kekerasan mempunayai struktur martensit temper dan harga
kekerasanya rata-rata 468 BHN. Dengan adanya porositas dan permukaan specimen yang kasar dapat
diperkirakan bahwa proses pembuatan bucket teeth menggunakan proses pengecoran (casting), dan diikuti
dengan pengerasan (hardening) dan temper.

Kata kunci: Bucket teeth, Excavator

1
I. PENDAHULUAN semacam ember besi (bucket) dengan gigi-
1.1 Bucket Wheel Excavator[1] gigi logam dipinggiran bucket yang digunakan
untuk menggali tanah.
Bucket wheel excavator (BWE) adalah alat
berat yang digunakan di tambang terbuka.
Bucket ini terus berputar seiring putaran roda
BWE paling efektif digunakan di tanah lembek
(wheel) yang kemudian dirancang untuk
yang tidak banyak mengandung batuan keras.
menumpahkan muatannya pada sabuk
Komponen utama BWE adalah roda berputar
berjalan (belt conveyor) yang terdapat di
besar yang dipasang pada sebuah lengan
badan BWE. BWE disebut juga sebagai
raksasa. Ujung roda ini kemudian dipasangi
continuous excavators karena dapat menggali
*)
bukti.tarigan@yahoo.com secara menerus tanpa terputus. Bucket yang
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

terus berputar akan memberikan tingkat karakteristik BWE yang hanya cocok
penggalian maksimal plus tidak diperlukannya digunakan di tanah yang relatif lunak.
lagi alat angkut tambahan, sebab mineral
yang digali langsung diangkut oleh belt 1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi
conveyor. produksi BWE[2]
Dalam melakukan kegiatan penggalian,
banyak hal yang mempengaruhi pencapaian
produksi, diantaranya:
1. Faktor alat, adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi penggalian atau kapasitas
penggalian BWE adalah:
a. Karakteristik bahan dan bucket
b. Kecepatan Penggalian
c. Desain kapasitas bucket dan jumlah
Gambar 1
Bucket Wheel Excavator bucket
d. Jumlah dan bentuk gigi bucket
2. Faktor alam
a. Kekerasan Material
Kekerasan material mempengaruhi
produksi karena kemampuan BWE
(bcm/menit) merupakan fungsi dari angka
pengisisan bucket. Semakin tinggi angka
pengisian bucket , maka semakin besar
produksi yang dicapai. BWE hanya dapat

Gambar 2 melakukan penggalian secara efisien jika


Bucket Teeth BWE material yang digali memiliki kekerasan
dibawah 5000 kpa.
Ini jelas sangat menguntungkan karena akan
memberikan tingkat produksi yang tinggi dan 1.3 Baja
penghematan biaya pembelian alat tambahan. Baja adalah paduan besi dengan karbon
Kelemahan BWE terutama disebabkan oleh dimana kadar karbonnya maksimum 2%.
harga alat yang sangat tinggi serta Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan
selain karbon adalah mangan (manganese),

98
Karakteristik Material Bucket Teeth pada Excavator untuk Peningkatan Kualitas dan Pembuatan

krom (chromium), vanadium, dan tungsten. 0,25%C-0,5%C. Penggunaan dengan


Dengan memvariasikan kandungan karbon kandungan 0,30 % - 0,40 % C digunakan
dan unsur paduan lainnya, berbagai jenis pada connecting rods, crank pins,and axles,
kualitas baja bisa didapatkan. Penambahan kandungan 0,40 % - 0,50 % C digunakan
kandungan karbon pada baja dapat untuk car axles, crankshafts, rails, boilers,
meningkatkan kekerasan (hardness) dan auger bits,and screwdrivers.
kekuatan tariknya (tensile strength), namun di
sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) C. Baja karbon tinggi (high carbon steel)
serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja karbon tinggi adalah baja yang
mengandung kadar karbon 0,5%C-1,7%C.
1.3.1 Klasifikasi Baja Carbon (carbon Memiliki sifat tahan panas yang tinggi,
steel)[3] kekerasan tinggi, namun keuletannya rendah.
Baja Karbon merupakan baja dengan paduan Baja karbon tinggi mempunyai kekuatan tarik
utamanya adalah karbon. Baja ini yang tinggi dan banyak digunakan untuk
diklasifikasikan berdasarkan jumlah karbonnya material tools. Berdasarkan jumlah karbon
yaitu: yang terkandung didalam baja maka baja
karbon ini banyak digunakan dalam
A. Baja karbon rendah (low carbon steel) pembuatan pegas dan alat-alat perkakas.
Baja ini memiliki kandungan karbon kurang
dari 0,25%C. Sifatnya mudah ditempa, mudah 1.3.2 Baja Paduan (Alloy steel)
dimesin (machining) dan dilas. Baja karbon Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
rendah memiliki keuletan dan ketangguhan  Untuk menaikkan sifat mekanik baja
yang baik tetapi kekerasan dan keausannya (kekerasan, keliatan, kekuatan tarik dan
rendah. Baja karbon rendah biasa digunakan sebagainya)
untuk komponen bodi mobil, struktur  Untuk menaikkan sifat mekanik pada
bangunan, jembatan dan lain-lain. temperatur rendah
 Untuk meningkatkan daya tahan terhadap
B. Baja karbon sedang (medium carbon reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
steel)  Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja ini memiliki kekuatan yang lebih tinggi
dari pada baja karbon rendah. Sifatnya sulit Baja paduan yang diklasifikasikan menurut
untuk dibengkokkan, dilas, dipotong. Baja kadar karbonnya dibagi menjadi:
karbon sedang mengandung kadar karbon

99
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

 Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ sedangkan besi delta mempunyai struktur
2,5 % kristal BCC pada suhu tinggi.
 Medium alloy steel, jika elemen
paduannya 2,5 – 10 %
 High alloy steel, jika elemen paduannya >
10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua
golongan yaitu baja campuran khusus (special
alloy steel) & highspeed steel. Semua unsur
paduan yang ditambahkan dapat
mempengaruhi sifat-sifat setiap jenis baja,
Gambar 3
sebagai contoh dapat meningkatkan
Diagram fasa besi karbon (Fe-C) [5]
ketahanan korosi, ketahanan aus, dsb.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di
1.3.3 Diagram Fasa Besi Karbon (Fe-C)[4] dalam diagram fasa Fe3C yaitu perubahan
Fasa didefinisikan sebagai bagian dari bahan fasa ferrite atau besi alpha, austenite atau
yang memiliki struktur atau komposisi besi gama, cementite atau karbida besi,
tersendiri. Diagram fasa Fe-C atau biasa perlite, dan martensite.
disebut diagram kesetimbangan besi karbon 1. Ferrite atau besi alpha (α)
merupakan diagram yang menjadi parameter Ferrite merupakan modifikasi struktur besi
untuk mengetahui segala jenis fasa yang murni pada suhu ruang, dimana ferrite menjadi
terjadi di dalam baja dengan segala lunak dan ulet karena ferrite memiliki struktur
perlakuannya. Diagram fasa berfungsi untuk BCC (Body Centered Cubic), maka ruang
memprediksi fasa-fasa yang terbentuk pada antar atom-atomnya adalah kecil dan padat.
berbagai kondisi temperatur seiring dengan
pertambahan kadar karbon. Pada diagram 2. Austenite atau besi gama (γ)
fasa seperti terlihat pada gambar 3, , muncul Austenite merupakan modifikasi struktur besi
larutan padat (δ, α, γ) atau disebut besi delta murni dengan struktur FCC (face centered
(δ), austenite (γ), dan ferrite (α). Cubic) yang memiliki jarak atom lebih besar
dibandingkan ferrite meskipun demikian,
Ferrite mempunyai struktur kristal BCC (Body rongga-rongga pada struktur FCC hampir tidak
Centered Cubic) dan austenite mempunyai dapat menampung atom karbon dan
struktur kristal FCC (Face Centered Cubic) penyisipan atom karbon akan mengakibatkan

100
Karakteristik Material Bucket Teeth pada Excavator untuk Peningkatan Kualitas dan Pembuatan

tegangan dalam struktur sehingga tidak berubah menjadi struktur BCT (Body Centered
semua rongga dapat terisi, dengan kata lain Tetragonal) secara serentak. Pada reaksi ini
daya larutnya menjadi terbatas. tidak terjadi difusi tetapi pergeseran.
Martensite terbentuk karena trasformasi tanpa
3. Karbida dan cementite difusi sehingga atom-atom karbon seluruhnya
Karbida besi adalah paduan besi karbon, terperangkap dalam larutan super jenuh.
dimana pada kondisi ini karbon melebihi batas Keadaan ini menimbulkan distorsi pada
larutan sehingga membentuk fasa kedua atau struktur kristal martesitedan membentuk BCT.
karbida besi yang memiliki komposisi Fe3C. Maka martensite akan menjadi kuat dan keras
Karbida pada pearlite akan meningkatkan tetapi sifat getas dan rapuh menjadi tinggi.
kekerasan baja. Sifat dasar cimentite adalah Kekerasan yang meningkat ini sangat penting
sangat keras. karena dapat menciptakan baja yang keras,
tahan gesekan dan deformasi. Pada suhu
4. Pearlite dibawah suhu eutektoid dalam waktu yang
Pearlite merupakan campuran antara ferrite cukup lama, larutan karbon yang lewat jenuh
dengan karbida (cementite). Laju pendinginan ini terus berubah menjadi bentuk ferrite dan
yang lambat dapat menghasilkan pearlite karbida yang lebih stabil. Proses ini dikenal
kasar dengan sifat dan ketangguhan yang dengan nama tempering.
rendah. Sedangkan bila laju pendinginan agak
M (martensit) α + karbida (martensit temper)
cepat dapat menghasilkan pearlite halus yang
bersifat keras dan tangguh. Pearlite memiliki
Mikrostruktur (α+karbida) yang terjadi tidak
bentuk seperti pelat-pelat yang disusun
berbentuk lamel seperti perlit. Martensit
bergantian antara cementite dan ferrite. Pada
temper ini lebih tangguh sehingga banyak
baja hypoeutektoid, struktur mikro terdiri dari
digunakan.
daerah-daerah pearlite yang dikelilingi oleh
ferrite.
1.4 Perlakuan Panas (Heat Treatment)
Heat Treatment (perlakuan panas) adalah
5. Martensite
salah satu proses untuk mengubah struktur
Martensite adalah suatu fasa yang terjadi
logam dengan jalan memanaskan specimen
karena pendinginan yang sangat cepat dan
pada elektrik terance (tungku) pada
terjadi pada suhu dibawah eutektoid tetapi
temperature rekristalisasi selama periode
masih diatas suhu ruang karena struktur
waktu tertentu kemudian didinginkan pada
austenite FCC tidak stabil sehingga akan
media pendingin seperti udara, air, air garam,

101
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

oli dan solar yang masing-masing mempunyai temperature pemotongan tetap dingin dan
kerapatan pendinginan yang berbeda-beda. deformasi pemotongan sangat kecil untuk
Faktor yang mempengaruhi dalam proses heat tidak mempengaruhi struktur dan sifat aslinya.
treatment adalah laju pemanasan (rate of
heating), waktu pemanasan (holding time), Pengamatan metalografi dilakukan untuk
dan media pendingin. pengamatan mako dan mikro menggunakan
mikroskop optik kemudian dilakukan
II. METODOLOGI pemotretan, yang bertujuan untuk mengetahui
2.1 Diagram Alir Pengujian jenis material, fasa-fasa yang terkandung, dan
Dalam pengerjaan penelitian ini dilakukan memperkirakan proses produksi yang
beberapa tahap pengerjaan, seperti terlihat dilakukan dan juga untuk pengukuran
pada Gambar 4. ketebalan lapisan. Pemeriksaan metalografi
bertujuan untuk mengetahui struktur mikro dan
fasa-fasa yang terkandung dalam material,
dengan urutan sbb:
1. Pemotongan
2. Pembingkaian (mounting)
3. Penggerindaan(Grinding)
4. Pemolesan (Polishing)
5. Pengetsaan (Etching), Nital
6. Pengamatandanpemotretanstruktur
mikro dan Makro

Gambar 4
Diagram alir pengujian

2.2 Metalografi
Gambar 5
Pengambilan sample menggunakan mesin Posisi pengambilan sampel
potong (cutting wheel) dengan menjaga

102
Karakteristik Material Bucket Teeth pada Excavator untuk Peningkatan Kualitas dan Pembuatan

2.3 Pengujian Kekerasan 2. Sebelum spesimen dimasukkan kedalam


Pengujian kekerasan bertujuan untuk tungku, dilakukan proses preheating agar
mengetahui tingkat kekerasan pada suatu tidak terjadi distorsi dan shock treatment.
material. Setelah diperkirakan bahwa proses Panaskan tungku sampai temperatur
o
pembuatan bucket teeth BWE dilakukan 700 C, kemudian masukkan spesimen ke
o
dengan proses cor dan tidak ada pengerasan, dalam tungku sampai temperatur 900 C
selanjutnya dipilih cara untuk uji keras yaitu dengan holding time ±30 menit.
dengan cara Brinell. Uji keras Brinell cocok 3. Setelah itu matikan tungku dan dinginkan
untuk produk cor karena produk cor spesimen di dalam tungku sampai
mempunyai struktur atau bentuk butir yang mencapai suhu kamar.
besar dan produk cor mempunyai porositas, 4. Keluarkan spesimen dan lakukan
untuk menjangkau bentuk butir yang besar pengujian selanjutnya.
dan adanya porositas maka digunakan uji
keras Brinell yang mempunyai penampang
indentor yang besar.

Spesimen yang digunakan untuk uji keras ini


adalah kondisi as it is dan annealing arah
pemotongan transversal dari bucket teeth.
Indentor yang digunakan adalah bola baja
Gambar 6
berukuran 10 mm dengan beban uji 3000 kgf.
Diagram proses perlakuan panas (annealing).

2.4 Proses Perlakuan Panas (Heat


2.5 Pengujian Komposisi Kimia
Treatment)
Untuk mengetahui unsur-unsur yang
Pada penelitian ini dilakukan haet treatment
terkandung pada bucket teeth maka dilakukan
salah satunya yaitu anneling yang bertujuan
uji komposisi kimia dengan metoda optical
untuk menganalisa struktur material dengan
emission spectrometer menggunakan
metode kuantitatif sehingga dapat
pengeksitasi berupa loncatan bunga api
membandingkan kadar karbon hasil uji
(spark). Untuk uji komposisi spesimen yang
komposisi material dengan metode kuantitatif
digunakan adalah bagian-bagian dari bucket
adapun langkah-langkah pengerjaan proses
teeth yang tidak dijadikan spesimen uji
anneling adalah sebagai berikut :
metalografi dan uji keras.
1. Pemotongan spesimen.

103
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

Spesimen untuk uji komposisi ini harus lebih


besar persyaratan minimun adalah 18 mm x
18 mm. Hal ini dilakukan karena probe mesin
uji komposisi berdiameter 18 mm. Spesimen
harus dapat menutupi seluruh permukaan
probe. Selanjutnya spesimen permukaannya
Gambar 8
diratakan menggunakan ampelas. Struktur makro bucket teeth BWE bagian depan,
terlihat butir yang menyebar.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Porosity
3.1 Data Analisa struktur makro
Pengambilan sample dilakukan pada bucket
teeth BWE dengan posisi seperti pada
Gambar 7, dan pengamatan makro dilakukan
Gambar 9
pada bagian tertentu saja dengan
Struktur makro bucket teeth BWE bagian
menggunakat larutan etsa HCL 10ml, HNO3 tengah,terlihat butir yang menyebar dan porosity
5ml, H2O 5ml. Diambil tiga titik pengujian yaitu
bagian depan specimen arah pengamatan Porosity

transversal dan bagian belakang specimen


arah pengamatan transversal.

Gambar 10
Struktur makro bucket teeth BWE bagian
belakang,terlihat butir yang menyebar dan porosity.

3.2.Data dan Analisa struktur mikro


Untuk pengujian metalografi mikro pada
bucket teeth BWE (Bucket Wheel Excavator)
digunakan spesimen potongan kondisi as it is
dibagian depan, tengah, belakang dan kondisi
annealing posisi pemotongan transversal.

Gambar 7
Posisi pengambilan sampel arah transversal.

104
Karakteristik Material Bucket Teeth pada Excavator untuk Peningkatan Kualitas dan Pembuatan

Martensit
temper
Martensit
temper

Gambar 11 Gambar 14

Struktur mikro bucket teeth bagian depan posisi Struktur mikro bucket teeth bagian tengah posisi
sisi,terlihat fasa martensit temper + ferrit, (600x) tengah, terlihat fasa martensit temper + ferrit, (600x).

Martensit
temper
Martensit
temper

Gambar 15
Gambar 12
Struktur mikro bucket teeth bagian belakang,terlihat
Struktur mikro bucket teeth bagian depan posisi fasa martensit temper + ferrit, (75x)
tengah,terlihat fasa martensit temper + ferrit, (600x)

Martensit
Martensit
temper
temper

Gambar 16
Gambar13 Struktur mikro bucket teeth bagian belakang posisi
sisi,terlihat fasa martensit temper + ferrit, (600x).
Struktur mikro bucket teeth bagian tengah posisi
sisi,terlihat fasa martensit temper + ferrit, (600x).

105
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

Jadi, diperkirakan kandungan karbon yang


terkandung pada bucket teeth adalah 0,42 %
C.

Martensit 3.4 Analisa Hasil Pemotretan Struktur


temper
Mikro
3.4.1 Kondisi as it is
Pada pengamatan hasil pemotretan mikro
Gambar 17
Struktur mikro bucket teeth bagian belakang posisi
struktur bucket teeth kondisi as it is bagian
tengah,terlihat fasa martensit temper + ferrit,(600x). depan (Gbr 11 dan 12) terlihat fasa ferrit lebih
banyak dibandingkan fasa martensit temper ini
diakibatkan terjadi proses temper terus-
menerus akibat gesekan dan benturan pada
Perlit Ferrit
saat bucket teeth beroperasi sehingga
menimbulkan panas yang menyebabkan
harga kekerasan dibagian tepi berkurang.

Pada pengamatan hasil pemotretan mikro


Gambar 18
Struktur mikro kondisi annealing, struktur bucket teeth kondisi as it is bagian
terlihat fasa ferrit (putih) + perlit (hitam)
tengah terlihat fasa martensit temper (Gbr 13,
3.3 Prediksi Kadar Karbon Pada Bucket dan 14.) yang bentuknya runcing ini
Teeth disebabkan oleh pendinginan yang sangat
cepat dari temperatur austenit sehingga
terbentuklah fasa martensit yang keras tapi
getas. Kemudian dilakukan proses temper
agar merubah sifat dari martensit tersebut,
sehingga keuletan dan ketangguhan material
meningkat.

Kemudian pada (Gbr 9) terlihat adanya


porositas (ada pantulan cahaya dari dalam)
Gambar 19
Struktur mikro kondisi annealing,
akibat dari oksidasi sehingga udara terjebak
terlihat fasa ferrit (putih) + perlit (hitam) pada saat proses pengecoran.

106
Karakteristik Material Bucket Teeth pada Excavator untuk Peningkatan Kualitas dan Pembuatan

3.4.2 Kondisi annealing keuletannya tinggi, silicon juga menambah


Pada pengamatan hasil pemotretan mikro kekerasan dan mampu cor pada baja lebih
struktur bucket teeth kondisi annealing (gbr 18 baik. Selain itu bucket teeth memiliki kadar
dan 19) terlihat struktur ferrit dan perlit dengan Manganese sebesar 1,07% yang membuat
persentase ferrit 48,07% dan perlit 51,93%. bucket teeth, mempunyai sifat yang tahan
Diperkirakan kandungan karbon pada bucket terhadap gesekan dan tahan tekanan (impact
teeth kurang dari 0,42% berdasarkan metoda load) serta meningkatkan kekuatan dan
kuantitatif. Ini disebabkan oleh adanya kekerasan, menurunkan laju pendinginan kritik
pengaruh unsur paduan seperti 1,11% Si, sehingga mampu keras baja dapat
1,13% Cr, 1,07% Mn dan 0.08 % Mo apabila ditingkatkan dan juga meningkatkan
dipanaskan sampai temperatur austenit ketahanan terhadap abrasi. Kadar Chromium
kemudian didinginkan dalam furnace maka 1.13% yang terkandung dalam bucket teeth
akan menambah jumlah fasa ferrit dan perlit akan meningkatkan ketahanan korosi dan
menjadi lebih banyak. tahan terhadap gesekan yang dapat
meyebabkan keausan. Kadar Molybdenum
3.4.3 Analisa Hasil Komposisi Kimia 0.08% dapat meningkatkan ketahanan
Berdasarkan hasil uji komposisi kimia, unsur terhadap keausan, meningkatkan
paduan utama yang terdapat pada bucket ketangguhan dan kekuatan pada temperatur
teeth adalah sebagai berikut : tinggi dan jika berkombinasi dengan unsur
paduan lainnya akan meningkatkan
Tabel 1 ketangguhan serta dapat meningkatkan
Unsur paduan utama hasil uji komposisi kimia bucket
teeth ketahanan baja pada temperatur tinggi.
C% Si% Mn% Cr% Mo%
Komposisi Berdasarkan hasil uji komposisi kimia, bucket
kimia bucket 0,26 1,11 1,07 1,13 0.08
teeth teeth BWE mendekati spesifikasi standar DIN
(Deutsche Industrie Norm) yang memiliki kode
DIN Grade 0,22- 0,4 0,6- 0,9- 0,15-
25CrMo4 0,29 max 0,9 1,2 0,3 DIN Grade 25CrMo4 dan termasuk medium
alloy steel karena elemen paduannya sebesar

Setelah dilakukan uji komposisi kimia, bucket 3,39 %.

teeth mempunyai kadar Karbon 0,26% yang


Dimana kandung yang dimiliki oleh bucket
memiliki sifat meningkatkan kekuatan dan
teeth BWE. Kandungan Mn sedikit melewati
kekerasan, Silicon 1.11% yang membuat
bucket teeth mempunyai sifat elastis/ dari standar DIN Grade 25CrMo4 dan
kandungan Si, Mo kurang sedikit dari standar

107
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

DIN Grade 25CrMo4 ada kemungkinan


material tersebut menggunakan acuan standar
3.4.4 Pengujian Kekerasan dan Analisa
yang lain. Standar DIN Grade 25CrMo4
Setelah diperkirakan bahwa proses
setara dengan standar AISI Grade SAE4130
pembuatan bucket teeth BWE dilakukan
dan JIS G 4051 Grade SCM420 penggunaan
dengan proses cor dan tidak ada pengerasan,
standar DIN Grade 25CrMo4 biasa di
selanjutnya dipilih cara untuk uji keras yaitu
aplikasikan untuk pembuatan komponen
dengan cara Brinell. Uji keras Brinell cocok
struktur pasawat terbang, shaft roda mobil,
untuk produk cor karena produk cor
bejana tekan dan lain-lain.
mempunyai struktur atau bentuk butir yang
besar dan produk cor mempunyai porositas,
Dari dasil uji komposisi kimia kita dapat
untuk menjangkau bentuk butir yang besar
menghitung juga karbon ekivalen. Nilai karbon
dan adanya porositas maka digunakan uji
ekivalen menunjukkan hubungan antara
keras Brinell yang mempunyai penampang
kepekaan baja terhadap timbulnya retak
indentor yang besar.
dengan komposisi kimia baja. Jadi karbon
ekivalen pada dasarnya mengindikasikan
Spesimen yang digunakan untuk uji keras ini
pengaruh unsur-unsur yang terkandung dalam
adalah kondisi as it is dan annealing arah
material terhadap kemungkinan terjadinya
pemotongan transversal dari bucket teeth.
retak. Dibawah ini adalah formula dan
Indentor yang digunakan adalah bola baja
perhitungan nilai karbon ekivalen pada baja
berukuran 10 mm dengan beban uji 3000 kgf.
paduan [3].
𝑀𝑛 + 𝑆𝑖 𝐶𝑟 + 𝑀𝑜 + 𝑉 𝑁𝑖 + 𝐶𝑢
𝐶𝐸 = 𝐶 + + + Tabel 2
6 5 15
1,07 + 1,11 1,13 + 0,08 + 0,01 0,02 + 0,02 Hasil Pengujian Kekerasan ( BHN )as it is
= 0,26 + + + as it is as it is as it is
6 5 15
No
= 0,26 + 0,36 + 0,24 + 0,002 depan tengah belakang
I 464 477 471
= 0,862%
II 477 467 454
III 464 474 467
Maka semakin tinggi kosentrasi karbon dan Rata-rata 468,3 472,6 464
Catatan : harga kekerasan hasil annealing
elemen paduannya, maka semakin cenderung
adalah 190 BHN
untuk meningkatkan kekerasan dan terjadinya
retak apabila dilakukan proses pengelasan Dari hasil pengujian kekerasan kondisi as it is
karena carbon equivalen maksimum adalah memiliki harga kekerasan rata-rata 468 BHN
0,5% dandianalisa tidak terdapat case hardening,

108
Karakteristik Material Bucket Teeth pada Excavator untuk Peningkatan Kualitas dan Pembuatan

karena harga kekerasan dibagian luar lebih Sedangkan kondisi annealing yang memiliki
rendah dibandingkan dibagian dalam. Ini fasa ferrit dan perlit memiliki harga kekerasan
disebabkan fasa ferrit lebih banyak dibagian rata-rata 190 HBN, yang diakibatkan sampel
luar dibandingkan dibagian dalam karena dipanaskan sampai temperatur austenit
bucket teeth yang diuji adalah bucket teeth kemudian unsur paduan Si, Cr, Mn dan Mo,
yang sudah beroperasi yang telah megalami bertransformasi menjadi fasa ferrit dan perlit
gesekan dan benturan sehingga bucket teeth sehingga jumlah fasa perlit dan ferrit menjadi
mengalami temper terus-menerus dan lebih banyak.
menyebabkan harga kekerasan dibagian luar
lebih rendah dibandingkan dibagian dalam. IV. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan,
Sedangkan kondisi annealing memiliki harga maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
kekerasan rata-rata 190 BHV. Setelah 1. Berdasarkan hasil uji komposisi kimia
dianalisa jumlah fasa perlit dan ferrit menjadi dapat diperkirakan material bucket teeth
banyak yang diakibatkan sampel dipanaskan BWE mendekati spesifikasi standar DIN
sampai temperatur austenit kemudian unsur Grade 25CrMo4 yang mengandung kadar
paduan Si, Cr, Mn dan Mo, ketika dipanaskan 0,26% C, 1,11% Si, 1,07% Mn, 1,13% Cr,
pada temperatur austenin bertransformasi dan 0,08% Mo.
menjadi fasa ferrit dan perlit sehingga jumlah 2. Dilihat dari struktur mikro as it is meterial
fasa ferrit dan perlit menjadi lebih banyak. tersebut memiliki struktur martensit
temper dan ferrit yang memiliki harga
Dari pegujian kekerasan brinell, kondisi as it is kekerasan bahan rata-rata 468,3 HBN.
yang memiliki fasa martensit temper dan ferrit, 3. Berdasarkan hasil annealing, struktur
memiliki harga kekerasan rata-rata 468,3 HBN mikro material tersebut memiliki struktur
dan diperkirakan temperatur penemperan ferit dan perlit dengan persentase ferit
o o
sekitar 300 -550 yang membuat bucket teeth (48,07%) dan perlit (51,93%) dan
memiliki keuletan dan ketangguhan. Serta memiliki harga kekerasan 190 HBN.
dipengaruhi unsur paduan Si, Mn, Mo dan Cr 4. Berdasarkan pengamatan struktur makro
dimana unsur ini meningkatkan sifat diperkirakan bahwa bucket teeth
kekerasan, akan tetapi unsur Si jika ditemper diproduksi dengan proses cor
akan memiliki sifat kekuatan dan keuletan menggunakan cetakan pasir
yang baik. kemudiandiikuti dengan heat treatment

109
Infomatek Volume 18 Nomor 2 Desember 2016 : 97 - 110

yang dapat dilihat dari struktur material [3] Smith. F.W, (1993), Structure and
nd
tersebut. Properties of Engineering Alloy, 2
Edition, University of Central Florida.

V. DAFTAR PUSTAKA [4] http://www.steelnumber.com/en/

[1] http://syafrilhernendi.com/bucket-wheel- steel_composition_eu.php?name_id=3

excavator/, diakses tanggal 7/3/2013 32/, diakses tanggal 15/1/2014.

[2] arsipteknikpertambangan.blogspot. [5] http://sekolah007.blogspot.com,

com/, diakses tanggal 7/3/2013 diakses tanggal 15/1/2014

110

Vous aimerez peut-être aussi