Vous êtes sur la page 1sur 9

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

A DENGAN
OTITIS MEDIA EFFUSION POST CA NASOFARING
DI POLI THT RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Profesi Ners XXXVI


Stase Medikal Bedah

Oleh:
ILLYANA MAULYDIA

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2018
TINJAUAN TEORI

Otitis media efusi adalah peradangan di telinga tengah dengan


pengumpulan cairan di rongga telinga tengah. Tidak terdapat tanda infeksi akut
dan tidak ada perforasi MT. Insidens tinggi pada anak, merupakan penyebab
ketulian tersering pada anak, walaupun pada orang dewasa pun masih sering
ditemukan. Tanda dan gejala dari otitis media efusi berupa rasa penuh di telinga,
kurang pendengaran, kadang tampak adanya gelembung udara atau cairan di
timpani, dan lainnya.
Penyebab otitis media bersifat multifaktorial yaitu disfungsi tuba
eustachius, infeksi bakteri atau virus pada telinga tengah, peradangan nasal karena
rinitis alergi atau karena infeksi virus saluran pernafasan bagian atas. Pelepasan
mediator dan sitokin oleh sel mast dan sel radang lainnya menyebabkan edema
mukosa hidung dan nasofaring sehingga terjadi obstruksi tuba eustachius (TE).
Obstruksi tuba mengakibatkan fungsi ventilasi di telinga tengah terganggu dan
timbul tekanan negatif yang terus menerus sehingga terjadi akumulasi cairan di
telinga tengah (Munawaroh, Munasir, Bramantyo, & Pudjiadi, 2008).
Obat-obatan kemoterapi termasuk golongan obat keras yang bekerja cepat
untuk membunuh sel kanker dalam tubuh, termasuk sel-sel yang normal. Sehingga
obat kemoterapi sering kali memberikan efek samping jangka pandek maupun
panjang pada pasien kanker. Salah satu efek samping obat kemoterapi yang
penting untuk diperhatikan adalah gangguan fungsi pendengaran. Beberapa obat
kemoterapi dapat menyebabkan kerusakan koklea, yaitu sel-sel rambut sensorik di
telinga bagian dalam. Akibatnya, hal tersebut dapat menghambat suara ke saraf
pendengaran, sehingga suara tidak mencapai otak.
Tgl. Pengkajian : 26 November 2018
Jam pengkajian : 09.00

1. IDENTITAS PASIEN
1. Identitas Pasien 2.

Nama : Tn. A

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Kontraktor

Status Pernikahan : Menikah

2. PRE-OPERASI
A. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan agak kurang bisa mendengar suara kecuali suara
tersebut kencang
B. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengatakan memiliki pendengaran yang kurang, lemas, sulit bicara
karena otot mulut hanya terbuka sebagian
C. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Klien pernah mengalami kanker nasofaring dan menjalani kemoterapi dan
radioterapi. Namun setelah kemoterapi ke 6, terjadi perubahan fungsi
tubuh seperti tidak bisa mendengar, tidak bisa membuka mulut untuk
berbicara, gigi rontok, dan lainnya. Klien menjalani fisioterapi mulut dan
mulut klien sudah terbuka sebagian, klien juga sudah bisa berbicara walau
agak tidak lancar dan mendengar walau harus agak kencang. Klien
mengatakan juga kalau gigi klien yang rontok sudah di kontrol ke bagian
bedah mulut, setelah klien menyelesaikan fisioterapi mulut dan mulutnya
sudah terbuka sebagian
D. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga klien tidak memiliki penyakit seperti hipertensi dan diabetes.
Keluarga klien juga tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti
klien sekarang.
E. RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
Klien mengatakan menerima kondisinya dengan ikhlas. Klien mengatakan
bersyukur masih bisa hidup walau sempat tidak bisa mendengar dan
berbicara.
F. RIWAYAT ADL
ADL Dirumah sakit
Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dan Makan : Frekuensi 3x/hari jumlah 1 porsi
cairan (makan dan minum) Minum : frekuensi 6-8 gelas, pasien
meminum air putih
Pola eliminasi (BAB dan BAK) BAB : frekuensi 1-2x/hari
Konsistensi : padat
Warna : kuning
BAK : frekuensi 4-5x/hari
Warna : kuning jernih
Pasien mampu melakukan BAK dan BAK
sendiri tanpa adanya alat bantu.
Pola istirahat tidur Klien mengatakan tidurnya cukup dan
nyenyak.

3. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan compos mentis
B. Pemeriksaan TTV
Nadi : 88 x/ menit
RR : 22 x/menit
TD : 120/70 mmHg
C. Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada luka dan lesi, kedua mata simetris dan
konjungtiva tidak anemis, penciuman normal, pendengaran agak kurang,
klien tidak menggunakan gigi palsu, dan bibir kering.
D. Pemeriksaan Abdomen
(Data subjektif) klien mengatakan tidak terdapat gangguan di daerah perut
klien
E. Ekstremitas
Anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan, tidak ada luka dan lesi pada
daerah ektremitas, kekuatan otot 5:5:5:5

4. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS : Peradangan pada Cemas
Klien mengatakan memiliki telinga
pendengaran yang kurang
, sulit bicara karena otot mulut Hearing loss
hanya terbuka sebagian
DO : Klien sulit mendengar
Klien tampak tidak merespon ketika
diajak berbicara menggunakan suara Gangguan sensori
kecil pendengaran
2. DS: Efek kemoterapi Gangguan
Klien mengatakan sulit berbicara komunikasi
karena mulutnya hanya terbuka Mulut klien terbuka
setengah setengah
DO:
Tampak mulut klien terbuka Gangguan komunikasi
setengah
5. RENCANA TINDAKAN
No. Tujuan & Kriteria
Intervensi Rasional
Dx Hasil
1. Setelah dilakukan 1) Ajarkan klien untuk 1) Keefektifan alat
menggunakan dan pendengaran tergantung
tindakan
merawat alat pada tipegangguan/ketulian,
keperawatan selama pendengaransecara pemakaian serta
tepat perawatannya yang tepat.
1x 30 menit klien
2) Instruksikan klien untuk 2) Apabila penyebab pokok
mengalami menggunakan teknik- ketulian tidak progresif,
teknik yang amandalam makapendengaran yang
peningkatan sensoris
perawatan telinga tersisa sensitif terhadap
pendengaran dengan (seperti: saat trauma dan infeksisehingga
membersihkan harus dilindungi.
kriteria hasil:
denganmenggunakan 3) Penghentian terapi
1) Mampu cutton bud secara hati- antibiotika sebelum
hati, sementara waktu waktunya
meningkatkan
hindariberenang dapatmenyebabkan
pendengarannya ataupun kejadian ISPA) organisme sisa resisten
sehingga dapat sehingga infeksi
mencegahterjadinya akanberlanjut.
ketulian lebih jauh.
3) Instruksikan klien untuk
menghabiskan seluruh
dosis antibiotik yang
diresepkan (baik itu
antibiotik sistemik
maupun lokal)

2. Setelah dilakukan 1) Dapatkan apa metode 1) Dengan mengetahui metode


komunikasi yang komunikasi yang diinginkan
tindakan
dinginkan dan catat oleh klienmaka metode
keperawatan selama padarencana perawatan yang akan digunakan dapat
metode yang digunakan disesuaikan
1x 30 menit klien
oleh klien, seperti : dengankemampuan dan
dapat melakukan tulisan, berbicara, keterbatasan klien.
ataupun bahasa isyarat. 2) Pesan yang ingin
komunikasi dengan
2) Kaji kemampuan untuk disampaikan oleh perawat
kriteria hasil: menerima pesan secara kepada klien dapatditerima
verbal.- Jika ia dapat dengan baik oleh klien.
1) Melakukan
mendegar pada satu 3) Memungkinkan komunikasi
komunikasi telinga, berbicara dua arah anatara perawat
dengan baik denganperlahan dan dengan kliendapat berjalan
dengan jelas langsung dnegan baik dan klien dapat
2) Menerima pesan
ke telinga yang baik menerima pesanperawat
melalui metoda 3) Minimalkan percakapan secara tepat.
jika klien kelelahan
pilihan seperti
atau
berbicara gunakankomunikasi
tertulis.
dengan tulisan
4) Tegaskan komunikasi
apabila tidak penting dengan
menuliskannya.-
dapat membuka
5) Bicara dengan jelas,
mulut menghadap individu.
6) Ulangi jika klien tidak
memahami seluruh isi
pembicaraan.
7) Gunakan rabaan dan
isyarat untuk
meningkatkan
komunikasi.
8) Validasi pemahaman
individu dengan
mengajukan
pertanyaanyang
memerlukan jawaban
lebih dari ya dan tidak.

6. CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN


No DX Tgl/jam Implementasi Respon Paraf
1. 26 November - Menyarankan klien - Klien Illyana
2018/ 09.00 untuk berkomunikasi mengerti dan
dengan isyarat dan ke akan mencoba
telinga yang tidak memprakteka
sakit nnya dirumah
7. CATATAN PERKEMBANGAN SOAP
No Tgl/jam SOAP Paraf
DX
1. 26 November S: Klien mengatakan mengerti dan akan Illyana
2018/ 09.00 mencobanya dirumah
O: Klien menyimak penjelasan dengan
mengarahkan telinga kanan kearah pemberi
penjelasan
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
Daftar Pustaka

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013).


Nursing Intervention Classification. Langford: Elsevier.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, e. (2013). Nursing
Outcome Classification. Langford Lane: Elsevier.
Munawaroh, S., Munasir, Z., Bramantyo, B., & Pudjiadi, A. (2008). Insidens dan
Karakteristik Otitis Media Efusi pada Rinitis Alergi Anak, 10(3).
NANDA. (2018-2020). Nursing Diagnoses definition and classification.Tenth
edition. Willey Blackwell
NANDA.(2018-2020). Nursing Interventions Classification (NIC). Gloria
Bulechek.
NANDA.(2018-2020). Nursing Outcomes Classification (NOC). Sue Moorhead.

Vous aimerez peut-être aussi