Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ns Riris,Mkep.,SpKep J.
PENDAHULUAN
Risiko bunuh diri merupakan salah satu kondisi yang
harus dikaji oleh perawat pada setiap pasien gangguan
jiwa terutama pada kasus gangguan depresi.
Keinginan untuk mengakhiri hidup ini dapat
mengakibatkan kematian.
Asuhan keperawatan risiko bunuh diri perlu dilakukan
agar pasien dan keluarga dapat mencegah terjadinya
perilaku bunuh diri.
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU)
6
• Peningkatan diri
Individu yang mempunyai pengharapan, yakin, percaya,
kesadaran diri meningkat.
• Pertumbuhan peningkatan berisiko
Merupakan posisi rentang yang masih normal yang
dialami individu yang mengalami perkembangan
perilaku.
• Perilaku destruktif diri tidak langsung
Termasuk tiap aktifitas yang merusak kesejahteraan fisik
individu dan dapat mengarah kepada kematian.
Meliputi perilaku berikut: merokok, mengebut, berjudi,
tindakan kriminal, terlibat dalam tindakan rekreasi
beresiko tinggi, penyalahgunaan zat, perilaku yang
menyimpang secara sosial, perilaku yang menimbulkan
stress.
• Pencederaan diri
Suatu tindakan membahayakan diri sendiri yang
dilakukan dengan sengaja. Pencederaan dilakukan
terhadap diri sendiri, tanpa bantuan orang lain dan
cedera tersebut cukup parah untuk melukai tubuh.
Bentuk umum perilaku mencederai diri sendiri termasuk
melukai dan membakar kulit, membentur kepala atau
anggota tubuh, melukai tubuhnya sedikit demi sedikit,
dan menggit jarinya.
Bunuh diri
Adalah tindakan agresif yang langsung terhadap
diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan.
3 (tiga) Tingkatan dalam Risiko Bunuh Diri
1. Suicide threat (ancaman bunuh diri)
Berupa ucapan pasien yang berisi keinginan mati
disertai rencana mengakiri hidup dan persiapan
alat yang akan digunakan
2. Suicide gesture (isyarat diri)
Berupa perilaku secara tidak langsung ingin bunuh
diri. Berupa perasaan seperti
bersalah/sedih/marah/putus asa/tidak
berdaya/hal-hal negatif tentang diri (harga diri
rendah)
3. Suicide attempt (percobaan bunuh diri)
Aktif mencoba bunuh diri
9
PROSES TERJADINYA RISIKO BUNUH DIRI
Faktor Predisposisi:
a. Biologis
Penyakit Fisik, penyalahgunaan zat, riwayat mengalami Gg.
Jiwa, riwayat penggunaan Napza, riwayat Nyeri Kronik,
faktor Herediter, penyakit Terminal
b. Psikologis
Riwayat kekerasan masa kanak-kanak, riwayat keluarga
bunuh diri, homoseksual saat remaja, perasaan bersalah,
kegagalan dalam mencapai harapan
c. Sosial
Perceraian, perpisahan, hidup sendiri, tidak bekerja
B. PROSES TERJADINYA RISIKO BUNUH DIRI
Faktor Presipitasi:
Perasaan marah/bermusuhan
Hukuman pada diri sendiri,
Keputusasaan
Perasaan terisolasi
Kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti,
kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat
menghadapi stress
Mekanisme Koping
• Rasionalisasi
Mengemukakan penjelasan yang tampak logis dan
dapat diterima masyarakat u menghalalkan/
membenarkan impuls, perasaan, perilaku & motif
yang tidak dapat diterima
• Intelektualisasi
Penggunaan logika & alasan yang berlebihan untuk
menghindari pengalaman yg mengganggu
perasaannya
• Regresi
Kemunduran akibat stres terhadap perilaku &
merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan
yang lebih dini 12
TANDA DAN GEJALA RISIKO BUNUH DIRI
Data Subjektif:
– Merasa hidupnya tak berguna lagi
– Ingin mati
– Pernah mencoba bunuh diri
– Mengancam bunuh diri
– Bosan hidup
– Merasa bersalah / putus asa
TANDA DAN GEJALA RISIKO BUNUH DIRI
Data Objektif:
• Ekspresi murung
• Tak bergairah
• Ada bekas percobaan bunuh diri
PENGKAJIAN
1. Wawancara
2. Observasi
Wawancara
Bagaimana perasaan pasien saat ini?
Apakah pasien mempunyai pikiran ingin mati?
Berapa sering muncul pikiran ingin mati?
Kapan terakhir berpikir ingin mati?
Apakah pasien pernah mencoba melakukan
percobaan bunuh diri? Kapan terakhir
melakukannya? Dengan apa pasien melakukan
percobaan bunuh diri? Apakah saat ini masih
berpikir untuk melakukan perilaku bunuh diri?
Karena apa pasien ingin melakukan percobaan
bunuh diri?
OBSERVASI
Pasien tampak murung
Pasien tidak bergairah
Pasien banyak diam
Ditemukan adanya bekas percobaan
bunuh dri
Pohon Masalah
Diagnosa keperawatan:
1. Risiko bunuh diri
18
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
20
Pendekatan Utama Tindakan Keperawatan
pada Klien Risiko Bunuh Diri
1. Melindungi
Cegah klien melukai diri
Tempat aman bukan isolasi
Awasi dengan ketat
Tindakan : krisis intervensi
2. Tingkatkan harga diri klien
Bantu klien untuk ekspresikan perasaan
Berikan pujian
Identifikasi kepuasan dan aktivitas
Tuliskan hasil yang dicapai
21
3. Tingkatkan koping
Kuatkan koping
Modifikasi koping
4. Eksplorasi perasaan
Bantu klien kenal perasaan
Cari faktor penyebab/risiko
5. Menggerakkan dukungan sosial
Gerakkan dukungan sosial
pola & kualitas komunikasi
Pendidikan kesehatan keluarga
22
RINGKASAN TINDAKAN KEPERAWATAN PASIEN BERISIKO BUNUH DIRI
BERDASARKAN PERILAKU BUNUH DIRI
Lakukan Latihan SP 1
TINDAKAN UNTUK PASIEN
Latihan 2
Melatih mengontrol keinginan bunuh diri dengan berpikir
positif terhadap keluarga dan lingkungan:
1. Evaluasi data, kemampuan berpikir positif tentang diri
sendiri dan manfaatnya, beri pujian, kaji ulang risiko
bunuh diri.
2. Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri:
buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, latih
afirmasi/berpikir aspek positif keluarga dan lingkungan.
3. Masukkan pada jadual latihan berpikir positif tentang
diri, keluarga dan lingkungan.
Lakukan Latihan
Sp8
EVALUASI
Untuk pasien
1. Ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri:
Pasien tetap aman dan selamat.
2. Isyarat bunuh diri :
Berpikir positif terhadap diri
Berpikir positif terhadap keluarga dan lingkungan
Menyusun kegiatan rencana masa depan
Melakukan kegiatan dalam mencapai masa depan
Merasakan manfaat
EVALUASI
Untuk Keluarga:
1. Ancaman atau melakukan percobaan bunuh diri:
Dapat melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh
diri.
2. Isyarat bunuh diri :
Mengenal risiko bunuh diri yang dialami pasien (pengertian, tanda
dan gejala, dan proses terjadinya risiko bunuh diri) dan megambil
keputusan dalam merawat.
Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang aman bagi
pasien
Merawat dan membimbing pasien dalam mengontrol pikiran
bunuh diri, mendukung pencapaian masa depan, memberi
penghargaan kepada pasien, menciptakan suasana yang positif.
Memantau kemampauan pasien dalam mengatasi risiko bunuh diri
Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan
REFERENSI
• Fortinash, K.M. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing.
3th ed. St. Louis: Mosby