Vous êtes sur la page 1sur 21

Askep Hypertiroid

DISUSUN OLEH

1. Repal mahendra (P05120217024)


2. Rini Trijuliasni (P0 5120217026)
3. Tiara afriani (P05120217032)
4. Yunita Herlina (P05120217037)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN

KESEHATAN BENGKULU

PRODI D3 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2018/2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas dengan baik, tepat waktunya yang berjudul ”Askep
hypertiroid’’

Kami menydari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi penulisan, bahasan ataupun penyusunannya. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, khusunya dari guru mata kuliah guna menjadi
acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Maret 2019

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosisberhubungan


dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bilasuatu jaringan
memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalahtirotoksikosis sebagai
akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi ataskelainan yang berhubungan dengan
hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan denganhipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh
kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebutpituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian
oleh hormon tiroid yang beredar dalamdarah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada
kelenjar pituitari) dan sebagianoleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian
dari otak.

Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasinghormone


(TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroidstimulating
hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroiduntuk melepas
hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana sajadari tiga kelenjar-
kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihandapat dihasilkan,
dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidismeadalah membatasi
produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekanproduksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomisubtotal).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

Mahasiswa mengerti tentang penyakit Hipertiroid

Mahasiswa mengerti bagaimana melakukan pengkajian dengan pola Gordon pada


penderita Hipertiroid

Mahasiswa memahami cara menentukan diagnosa Nanda dari pengkajian-pengkajian


yang ada
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi fisiologi

K e l e n j a r t i r o i d dibungkus mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar


ini terdiridari2 lobus dihubungkan oleh itsmus . Kelenjar ini diperdarahi dari arteri tiroid
superior daninferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk
Folikel, Setiap folikel mempunyaidinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti
jeli.Lapisan sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi
iodin dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino untuk
membentuk suatu hormone t r i - i o d o t i r o n i n ( T 3 ) aktif. Sebagian tiroksin yang
kurang aktif juga dibentuk. T i r o k s i n ( T 4 ) diiubah menjadi t r i - i o d o t i r o n i n
( T 3 ) di dalama tubuh. Senyawa ini danintermediat tertentu disimpan dalam koloid dari
folikel. Penyimpanan ini penting, karenaiodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana
dalam keadaan ini kelenjar tiroid akanmembesar yang disebut
Goiter .M e k a n i s m e p e m b e n t u k a n hormon T i r o i d Pembentukan hormon
tiroid dimulai dari aktivitas h i p o t a l a m u s
yang menghasilkan T h y r o i d R e l e a s i n g Hormone (TRH) TRH akan
menstimulasi H i p o f i s i s a n t e r i o r untuk menghasilkan T h y r o i d S t i m u l a t i n g
H o r m o n ( T S H ) . TSH akan menstimulasi pembentukan T3 dan T4dalam folikel dengan
menggabungkan iodin dalam darah dan tirosin asam amino.Pembentukan TSH dihambat oleh
tingginya kadar hormon tiroid.Hormon tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua
jaringan, mungkin denganmeningkatkan sintesa enzim pernafasan dalam sel.
2.2 Pengertian

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari


produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708) Hipertyroid
atau Hipertyroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi hormon tiroid
yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi hormon
tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya). Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang
diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling
berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang menyebabkan sel tubuh untuk
meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya hormon tiroid ini yang
secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses kimia dan fisika
yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi sel,
pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan
lainnya adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif.
Setiap pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.Agar bekerja sebagaimana mestinya,
kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium : Jumlah yodium yang berlebihan bisa
menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah pelepasan hormon tiroid. Karena itu
untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang berlebihan, bisa diberikan yodium dosis
tinggi.Pemberian yodium terutama bermanfaat jika hipertirodisme harus segera dikendalikan
(misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum dilakukan tindakan pembedahan). Yodium
tidak digunakan pada pengobatan rutin atau pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau
metimatol merupakan obat yang paling sering digunakan untuk mengobati hipertiroidisme.
Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh
kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral (ditelan), dimulai dengan dosis tinggi.
Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid.
Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid
menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala
hipotiroid.Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa
gejala Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat,
mengurangi gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam
mengatasi badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain.
Sebagian besar pemakaian yodium radiaktif pada akhirnya menyebabkan
hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah
pemberian radioaktif.Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan.
Pembedahan merupakan terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat
besar, penderita yang alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah
menjalani pembedahan, bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih
hormon sepanjang hidupnya.

2.3 Etiologi Hipertiroid


Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus.
Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF
karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat
rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah
karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus
akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan.

Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :


1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO)
dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok,
radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti
ada pasir di mata, mata dapat menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini
sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid.
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat
banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu
atau banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak
terkontrol oleh TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol
ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya
timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.
Penyebab-penyebabnya penyakit Hipertiroid antara lain:

 Herediter
 Toksik Adenoma
 Tumor kelenjar hipofise
 Tiroiditis sub akut
 Kanker tiroid
 Terapi hormon tiroid berlebihan (Price A, Sylvia, 1995, hal 1074 dan Dongoes E,
Marilynn , 2000 hal 708)

Lebih dari 95% kasus hipertiroid disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid
autoimun yang antibodinya merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan.

2.3 Patofisiologi Hipertiroid


Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut
TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang
sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP
dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme
kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek
perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek
TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh
TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung
tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang
halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan
yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon
tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi
autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola
mata terdesak keluar.
PATWAY
2.4 Manifestasi Klinis ( Tanda dan Gejala Hipertiroid )
Menurut Tarwoto,dkk (2012) gejala-gejala klinis hipertiroid berikut ini:
1. Sistem kardiovaskuler
Meningkatkan heart rate, stroke volume, kardiak oputput, peningkatan kebutuhan
oksigen otot jantung, peningkatan vaskuler perifer resisten, tekanan darah sistole
dan diastole meningkat 10-15mmhg, palpitasi, disritmia, kemungkinan gagal
jantung, edema.
2. Sistem pernafasan
Pernafasan cepat, bernafas pendek, penurunan kapasitas paru.
3. Sistem perkemihan
Retensi cairan, menurunnya otot urine.
4. Sistem gastrointestinal
Meningkatnya peristaltik usus, peningkatan nafsu makan, penurunan berat badan,
diare, peningkatan penggunaan cadangan adifose dan protein, penurunan serum
lipid, peningkatan sekresi gastrointestinal, hiponatremia, muntah, dan keram
abdomen.
5. Sistem muskuloskeletal
Keseimbangan protein negatif, kelemahan otot, kelelahan,
6. Sistem integumen
Berkeringat yang berlebihan, kulit lembab, merah, hangat, tidak toleransi panas,
kedaan rambut lurus, lembut, halus dan mungkin terjadi kerontokan rambut.
7. Sistem endokrin
Sistem endokrin biasanya terjadi pembesaran kelenjar tiroid.
8. Sistem saraf
gugup, gelisah, emosi tidak stabil; seperti kecemasan, curiga, tegang dan
emosional.
9. Sistem reproduksi
Amenorahea, anovulasi, mens tidak teratur, menurunya libido, impoten.
10. Eksoftalmus
Eksoftalmus yaitu keadaan dimana bolamata menonjol kedepan seperti mau keluar.
Eksoftalmus terjadi karena adanya penimbunan karbohidrat kompleks yang
menahan air dibelakang mata. Retensi cairan ini mendorong bola mata kedepan
sehingga bola mata nampak menonjol keluar rongga orbita. Pada keadaan ini dapat
terjadi kesulitan dalam menutup mata secara sempurna sehingga mata menjadi
kering, iritasi atau kelainan kornea.
2.5 Komplikasi
Menurut Tarwoto,dkk (2012)
1. Eksoftalmus, keadaan dimana bola mata pasien menonjol benjol keluar, hal ini
disebabkan karena penumpukkan cairan pada rongga orbita bagian belakang bola
mata. Biasanya terjadi pasien dengan penyakit graves.
2. Penyakit Jantung, terutama kardioditis dan gagal jantung.
3. Stromatiroid (tirotoksikosis), pada periode akut pasien mengalami demam tinggi,
takikardia berat, derilium, dehidrasi, dan iritabilitas ekstrim. Keadaan ini
merupakan keadaan emergency sehingga penganganan lebih khusus. Faktor
presipitasi yang berhubungan dengan tiroksikosis adalah hipertiroidisme yang tidak
terdiagnosis dan tidak tertangani, infeksi, ablasitiroid, pembedahan, trauma,
miokardiak infark, overdosis obat. Penanganan pasien dengan stromatiroid adalah
dengan menghambat produksi hormon tiroid, menghambat konfersi T4 menjadi T3
dan menghambat efek hormon terhadap jaringan tubuh. Obat-obatan yang diberikan
untuk menghambat kerja hormon tersebut diantaranya sodium ioded intravena,
glococorticoid, dexamethasone, dan propylthiouracil oral. Beta-blockers diberikan
untuk menurunkan efek stimulasi saraf simpatik dan takikardia.

2.6 Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik


Pemeriksaan Penunjang yang dilakukan yaitu:

3 Tes ambilan RAI: meningkat pada penyakit graves dan toksik goiter noduler, menurun
pada tiriditis
4 T3 dan T4 serum : meningkat
5 T3 dan T4 bebas serum : meningkat
6 TSH: tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon)
7 Tiroglobulin : meningkat
8 Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat
setelah pemberian TRH
1.6 Penatalaksanaan
Menurut Tarwoto,dkk (2012) tujuan pengobatan adalah untuk membawa
tingkat hormon tiroid keadaan normal,sehingga mencegah komplikasi jangka
panjang,dan mengurangi gejala tidak nyaman.tidak bekerja pengobatan tunggal untuk
semua orang.Tiga pilihan pemberian obat-obatan, terapi radioiod, dan pembedahan
1. Obat-obatan antitiroid
a) Propylthiouracil (PTU),merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum di berikan
harus dicek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan
100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormon
tiroid dalam tubuh.obat ini mempunyai efek samping agranulositosis,nyeri
kepala,mual muntah,diare,jaundisce,ultikaria.obat ini tersedia dalam bentuk
tablet 3 dan 20 mg.
c) Adrenargik bloker,seperti propanolol dapat diberikan untuk mengkontrol
aktifitas saraf simpatetik.
d) Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU 300-
600mg/hari atau methimazole 40-45mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan
sel-sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan
produksi hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidektomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein, 3000-
4000 kalori.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid
Tarwoto,dkk. (2012) ialah sebagai berikut :
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan faktor yang berpengaruh terhadap hipertiroid
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan faktor genetik, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat
pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma
kepala, infeksi, riwayat penggunaaan obat-obatan seperti thionamide,
lithium, amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan
pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
 Penurunan berat badan
 Peningkatan suhu tubuh
 Kelelahan
 Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
 Cepat lelah
 Intoleransi aktivitas
 Tremor
 Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
 Iritabilitas
 Emosi tidak stabil seperti cemas atau mudah tersinggung

d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan


 Gangguan tajam penglihatan
 Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
 Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
 Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
 Menurunnya libido
 Menurunnya perkembangan fungsi seksual
 Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
 Eksoftalmus
 Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan suasana hati yang
tidak stabil, penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak.
Sering juga didapatka gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Observasi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali
dari ukuran normal.
b. Optalmopathy (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjolkarena edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihata ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata
secara sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardioditis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Muskuloskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hipeeraktif pada reflex tendon
dan tremor, iritabilitas.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan upaya hambatan nafas
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak terkontrol dan
peningkatan aktifitas saraf simpatik
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
5. Risiko ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme
6. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolik
7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan energy dengan
kebutuhan tubuh
8. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan produksi panas meningkat
9. Disfungsi seksual berhubungan dengan gangguan hormonal dan perubahan fungsi
tubuh
10. Ganguan pola tidur berhubungan dengan kurang control tidur dan peningkatan
metabolisme
C. INTERVENSI

No. Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


hasil

1. Defisit Nutrisi Setelah diberikan NIC : Manajemen Nutrisi Rasional :


berhubungan dengan asuhan keperawatan
Aktifitas Keperawatan :
gangguan selama 3 x 24 jam,
metabolisme(SDKI) diharapkan (NOC) : 1. Pantau masukan makanan 1. Penurunan berat badan terus menerus
DS : status nutrisi: asupan setiap hari dan timbang berat dalam keadaan masukan kalori yang
 Pasien mengatakan nutrisi badan tiap hari cukup merupakan indikasi kegagalan
nafsu makan terhadap terapi antitiriod
di
meningkat 2. Dorong klien makan dan 2. Penurunan berat badan terus menerus
 Makan dengan  Ditingkatkan ke 5 meningkatkan jumlah dalam keadaan masukan kalori yang
porsi yang banyak  Dipertahankan ke 4 makan cukup merupakan indikasi kegagalan
dan sering  1: Tidak Adekuat terhadap terapi antitiriod
DO:  Sedikit Adekuat 3. Menghindari konsumsi 3. Makanan beryodium tinggi dapat

 Pasien terlihat berat  Cukup Adekuat garam yang beryodium meningkatkan tiroksin

badannya menurun.  Sebagian besar secara berlebihan 4. Hindari makanan yang dapat

Adekuat 4. Menghindari makanan yang meningkatkan peristaltic usus


beryodium tinggi sepewrti Mengkonstriksikan pembuluh darah,
 Sepenuhnya ubur-ubur,gagang menurunkan edema, dan memberikan
Adekuat laut,lumut laut, kenyamanan dan anastesi lokal
Dengan Kriteria Hasil 5. Pilihlah makanan yang 5. Bising usu hiperaktif mencerminkan
mengandung cukup peningkatkan motilitas lambung yang
 Asupan kalsium
karbohidrat dan lemak yang menurnkan atau mengubah fungsi
 Asupan vitamin
berfungsi sebagai protein. 6. Membantu menjaga pemasukan kalori
 Asupan mineral
6. Hindari konsumsi cukup tinggi untuk menambah kalori
 Asupan natrium
kafein,alcohol,dan tetap tinggi.
 Asupan lemak
tembakau. 7. Dapat menghindari stimulan dan
 Asupan protein
7. konsumsi makanan yang meningkatnya denyut jantung dan
mengandung suplemen memperburuk gejala.
alami 8. Dapat mengetahui bising usus normal
8. Auskultasi bising usus 9. memerlukan bantuan untuk menjamin
9. Konsultasi dengan ahli gizi pemasukan zat-zat makanan yang
adekuat dan mengidentifikasi makanan
pengganti yang paling sesuai.
2. Pola nafas tidak Setelah dilakukan NIC : Manajemen jalan nafas Rasional :
efektif berhubungan intervensi
Aktivitas Keperawatan :
dengan hambatan keperawatan selama 3
upaya nafas(SDKI) x 24 jam, diharapkan 1.Auskultasi bunyi nafas dan catat
DS : (NOC) adanya bunyi nafas adventisius,
1.Bunyi nafas menurun / tak ada bila jalan
 Dispneu seperti krekels, mengi, gesekan
Status pernafasan nafas obstruksi sekunder terhadap
 Ortopneu pleural.
perdarahan, bekuan atau kolaps jalan nafas
 Ditingkatkan pada 2.Tinggikan kepala dan bantu
DO : kecil ( atelektasis ). Ronki dan mengi
level 5 mengubah posisi. Bangunkan
menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan
 Pola nafas  Dipertahankan klien turun tempat tidur dan
pernafasan.
abnormal pada level 4 ambulasi sesegera mungkin.
2.Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru
 Fase ekspirasi  1 : Sangat berat 3.Dorong / bantu klien dalam
dan memudahkan pernafasan.
memanjang  2 : berat nafas dalam dan latihan batuk.
3.Dapat meningkatkan / banyaknya sputum
 3 : Cukup Penghisapan per oral atau
dimana gangguan ventilasi dan ditambah
 4 : ringan nasotrakeal bila diindikasikan.
ketidaknyamanan upaya bernafas.
4.Berikan oksigen tambahan.
 5 : dispneu 4.Memaksimalkan bernafas dan menurunkan
5.Observasi frekuensi, kedalaman
Dengan kriteria hasil : kerja nafas.
pernafasan dan ekspansi dada.
5.Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan
 Penggunaan otot Catat upaya pernafasan,
terjadi peningkatan kerja nafas.
bantu nafas termasuk penggunaan otot
 Dispneu bantu / pelebaran nasal.
 Gangguan 6.Observsi pola batuk dan 6.Kongesti alveolar mengakibatkan batuk
ekkspirasi karakter sekret. kering / iritasi.

3. Penurunan curah Setelah dilakukan NIC : Perawatan Jantung Rasional :


jantung berhubungan intervensi
Aktivitas Keperawatan :
dengan hipertiroid keperawatan selama 3
tidak terkontrol dan x 24 jam, diharapkan 1.Monitor tanda-tanda vital secara 1.Tanda-tanda vita akan menjadi acuan untuk
peningkatan aktifitas (NOC) rutin mengetahui keadaan umum pasien
saraf simpatik(SDKI) 2.Catat dan gejala penurunan 2.Penurunan kardiak output akan sangat
Keefektivan Pompa
. curah jantung berpengaruh terhadap sistemik tubuh,
Jantung
3.Catat atau perhatikan kecepatan mencatat itu berguna dalam memberikan
DS :
 Ditingkatkan pada irama jantung dan adanya pengarahan dalam melakukan tindakan
 Perubahan irama
level 5 distrirnea. keperawatan
jantung
 Dipertahankan 4.Auskultasi suara jantung, 3.Takirkardi mungkin merupakan cerminan
 Jantung berdebar-
pada level 4 perhatikan adanya bunyi langsung stimulasi otot jantung oleh
debar
 1 : Berat jantung tambahan, adanya hormone tiroid distritnea sering kali terjadi
 Bernafas pendek
 2 : Cukup berat orama gallop dan mumur dan dapat membahnyakan fungsi jantung
DO :
 3 : Sedang sistolik. atau curah jantug.
 Takikardi
 4 : Ringan 5.Berikan sesuai indikasi. 4.S1 dan mumur yang menonjol yang
 Tekanan darah berhubungan dengan curah jantung
 5 : Tidak ada
diastole dan systole meningakat pada keadaan metabolic.
meningkat
 Bernafas pendek Dengan kriteria hasil : 6.Observasi tanda dan gejala haus adanya S3 sebagai tanda kemungkinan
yang hebat, mukosa membran gagal jantung
 Disritmia
kering yang lemah. 5.Mempertahankan curah jantung yang
 Distensi vena leher
7.Berikan cairan IV sesuai adekuat.
 Tekanan darah
indikasi. 6.Hidrasi yang cepat dapat terjadi yang
diastole
akan menurunkan volum sirkulasi
 Tekanan darah
1. dan
d menurunkan curah jantung.
sistole
7.pemberian
a cauiran melalui IV dengan
Cepat
p untuk memperbaiki volum sirkulasi
a
d
a
p
a
s
i
e
i
d
u
k

Vous aimerez peut-être aussi