Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelas : IVA
Fakultas Teknik
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “SEJARAH MUHAMMADIYAH”. Kemudian sholawat beriring
salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepada Sang Refolusioner Nabi
Muhammad s.a.w yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah sampai ke
zaman yang penuh ilmu ini.
Kami harapkan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri dan bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya yang membaca makalah ini,
sehingga dapat menambah wawasan kita semua.
Terima kasih kami ucapkan sebanyak-banyaknya kepada dosen pengasuh
dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesainya makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu
kami sangat mengharapkan kritikan dan saran demi kesempurnaan.Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala ikhtiar kita.Amin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas yang menyebutkan bahwa Muhammadiyah
sebagai organisasi sosial keagamaan yang terbesar di Indonesia bahkan
banyak yang mengatakan yang terbesar di dunia, maka sangat menarik sekali
jika kita lebih mendalami untuk memahami tentang bagaimana sebenarnya
latar belakng berdirinya Muhammadiyah dan apa saja faktor-faktor yang
melatarbelakangi pendiriannya, sehingga sampai saat ini masih bisa tetap
terjaga eksistensinya sebagai organisasi sosial kemasyarakatan yang terbesar
di Indonesia bahkan dunia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
4
2.2 Faktor-faktor yang Melatarbelakangi Lahirnya Muhammadiyah
Terdapat cukup banyak penjelasan tentang faktor-faktor yang
melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, kalau penjelasan-penjelasan ini
diasumsikan sebagai teori, maka Djindar Tamimi berpendapat bahwa faktor-
faktor subjektif dan objektif adalah mendorong berdirinya Muhammdiyah.
Faktor subjektif berkenaan dengan pribadi Ahmad KH. Ahmad Dahlan
sendiri. Sedangkan faktor objektif dibedakan atas dua macam, yaitu intern
dan ekstern. Teori lain yang hanya mempertimbangkan aspek realitas sosial
yang mendorong lahirnya Muhammadiyah yaitu hanya ada dua faktor,
internal dan eksternal. Faktor Internal berkenaan dengan kondisi
keberagamaan umat Islam di Jawa, sedangkan faktor eksternalnya adalah
adanya pengaruh gerakan pembaruan Islam di Timur Tengah dan politik
Islam-Belanda tarhadap kaum muslimin di Indonesia.
Selain itu, terdapat teori lain yang mengatakan bahwa telaah mengenai
latar belakang berdirinya Muhammadiyah berhubungan dengan masalah yang
saling terkait, yaitu aspirasi Islam KH. Ahmad Dahlan, realitas sosio-agama
di Indonesia, realitas sosio-pendidikan di Indonesia dan relitas politik Islam
Hindia-Belanda.
Dan selanjutnya adalah teori yang mengatakan ada tiga faktor yang
mendorong berdirinya Muhammadiyah, yaitu gagasan pembaruan Islam di
Timur Tengah, Pertentangan internal dalam masyarakat jawa dan yang paling
penting adalah penetrasi misi Kristen di Indonesia. Faktor yang terakhir
dianggap yang paling menentukan dilihat dari berbagai kebijakan politik
pemerintah kolonial terhadap Islam dan proteksinya terhadap Nasrani,
misalnya adalah ordonansi guru, pelanggaran-pelanggarannya terhadap
kebudayaan lokal dan pembentukan freemasonry.
Ordonansi guru adalah Suatu kebijakan pemerintah kolonial yang
oleh umat Islam dirasakan sangat menekan. Ordonansi pertama yang
dikeluarkan pada tahun 1905 mewajibkan setiap guru agama Islam untuk
meminta dan memperoleh izin terlebih dahulu, sebelum melaksanakan
tugasnya sebagai guru agama, sedangkan ordonansi kedua yang dikeluarkan
pada tahun 1925, hanya mewajibkan guru agama untuk melaporkan diri.
5
Kedua ordonansi ini dimaksudkan sebagi media pengontrol bagi pemerintah
kolonial untuk mengawasi sepak terjang para pengajar dan penganjur agama
Islam di negeri ini.
Pada tahun yang sama pula yakni tahun 1925 Pemerintah kolonial
mengeluarkan peraturan yang lebih ketat lagi terhadap pendidikan agama
Islam yaitu bahwa tidak semua orang (kiyai) boleh memberikan pelajaran
mengaji.
Freemason adalah organisasi underground orang Yahudi. Mereka
melakukan gerakan secara tersembunyi untuk men-support semua maslahah
para pembesar Yahudi dan merintis berdirinya negara Yahudi yang disebut
sebagai the Great Israel. Organisasi ini melakukan beberapa manuver politik
diantaranya :
1. Membangun sebuah masyarakat internasional yang tanpa menunjukkan
tendensi agama, namun di bawah kepemimpinan kaum Yahudi agar
mudah menguasai mereka ketika berdirinya negara the Great Israel.
2. Memerangi kaum Muslimin dan juga kaum Nasrani serta menyokong
negara-negara atheis. Adapun agama-agama yang lain, mereka tidak
berminat mengusiknya.
3. Tujuan utama mereka adalah mendirikan negara the Great
Israel serta menobatkan para raja Yahudi di Yerusalem sebagai
keturunan Nabi Daud, menurut klaim mereka. Lalu para raja itu di-
set untuk menguasai dunia internasional dan mereka sangat dielu-
elukan. Contohnya, orang Yahudi menyebut para raja itu dengan
sebutan sya’abullah al mukhtar (hamba-hamba Allah yang terpilih).
Organisasi ini memiliki peranan penting terhadap banyak peristiwa-
peristiwa tragis di dunia secara keseluruhan dan juga dunia Islam secara
khusus. Mereka menggunakan berbagai macam cara untuk mewujudkan misi-
misi mereka. Diantaranya adalah dengan merusak kaum muda dan
menebarkan moral yang bobrok diantara mereka. Dan menjadikan ambisi-
ambisi para pemuda berupa syahwat dan kesenangan-kesenangan, sehingga
kontrol terhadap kaum muda ada di tangan orang Yahudi, dan akhirnya
mereka bisa mengarahkan kaum muda sesuai keinginan mereka.
6
Dan mereka senantiasa mengendalikan media agar dapat diarahkan
untuk melayani tujuan-tujuan mereka sebagaimana mereka juga berusaha
mengendalikan ekonomi internasional. Oleh karena itu anda dapati bahwa
orang-orang terkaya di dunia dan para pemilik perusahaan-perusahaan
raksasa itu berasal dari kaum Yahudi. Mereka telah menghancurkan
perekonomian banyak negara dan menyebabkan ditutupnya banyak
perusahaan dengan cara mereka yang licik dan culas, sebagaimana yang
terjadi di Indonesia dan negara lainnya.
7
KH. Ahmad Dahlan mengetahui bahwa pendidikan di Indonesia
terpecah menjadi dua yaitu pendidikan pesantren yang hanya
mengajarkan ajaran-ajaran agama dan pendidikan barat yang sekuler.
Kondisi ini menjadi jurang pemisah antara golongan yang mendapat
pendidikan agama dengan golongan yang mendapatkan pendidikan
sekuler. Kesenjangan ini termanifestasi dalam bentuk berbusana,
berbicara, hidup dan berpikir. Ahmad KH. Ahmad Dahlan mengkaji
secara mendalam dua sistem pendidikan yang sangat kontras ini.
Dualisme sistem pendidikan diatas membuat prihatin Ahmad
KH. Ahmad Dahlan, oleh karena itu cita-cita pendidikan Ahmad KH.
Ahmad Dahlan ialah melahirkan manusia yang berpandangan luas dan
memiliki pengetahuan umum, sekaligus yang bersedia untuk kemajuan
masyarakatnya. Cita-cita ini dilakukan dengan mendirikan lembaga
pendidikan dengan kurikulum yang menggabungkan antara Imtak
(Iman dan Takwa) dan Iptek.
Faktor objektif yang kedua secara ekternal, yaitu disebabkan
politik kolonialisme dan imperialisme Belanda yang menimbulkan
perpecahan di kalangan bangsa Indonesia.
1. Periode Pertama (periode sebelum Snouck Hurgronje)
Belanda berprinsip agar penduduk Indonesia yang beragama
Islam tidak memberontak.
Menerapkan dua strategi yaitu membuat kebijakan-kebijakan
yang sifatnya membendung dan melakukan kristenisasi bagi
penduduk Indonesia.
Dalam pelarangan pengalaman ajaran Islam, Belanda
membatasi masalah ibadah haji dengan berbagai aturan tetapi
pelarangan ini justru kontraproduktif bagi Belanda karena
menjadi sumber pemicu perlawanan terhadap Belanda sebagai
penjajah karena menghalangi kesempurnaan Islam seseorang.
2. Periode Kedua (periode setelah Snouck Hurgronje menjadi
penasihat Belanda untuk urusan pribumi di Indonesia)
8
Dalam hal ini, tidak semua kegiatan pengamalan Islam dihalangi
bahkan dalam hal tertentu didukung. Kebijakan didasarkan atas
pengalaman Snouck berkunjung ke Makkah dengan menyamar
sebagai seorang muslim bernama Abdul Ghaffar.
Kebijakan Snouck didasarkan tiga prinsip utama, yaitu : Pertama
rakyat indonesia dibebaskan dalam menjalankan semua masalah
ritual keagamaan seperti ibadah; Kedua pemerintah berupaya
mempertahankan dan menghormati keberadaan lembaga-
lembaga sosial atau aspek mu’amalah dalam Islam; Ketiga
pemerintah tidak menoleransi kegiatan apapun yang dilakukan
kaum muslimin yang dapat menyebarkan seruan-seruan Pan-
Islamisme atau menyebabkan perlawanan politik atau bersenjata
menentang pemerintah kolonial Belanda.
9
dibawa dalam perenungan-perenungan dan ingin dilaksanakan dengan sebaik-
baiknya. Di sinilah yang menentukan KH. Ahmad Dahlan sebagai subjek
yang nantinya mendorong berdirinya Muhammadiyah.
Namun faham dan keyakinan agamanya barulah menemukan wujud
dan bentuknya yang mantap sesudah menunaikan ibadah hajinya yang kedua
(1902 M) dan sempat bermukim beberapa tahun di tanah suci. Waktu itu
beliau sudah mampu dan berkesempatan membaca ataupun mengkaji kitab-
kitab yang disusun oleh alaim ulama yang mempunyai aliran hendak kembali
kepada al-Quran dan As-Sunnah dengan menggunakan akal yang cerdas dan
bebas. Faham dan keyakinan agama yang dilengkapi dengan penghayatan dan
pengalaman agamanya inilah yang mendorong kelahiran Muhammadiyah.
10
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima
tahun. Pada periode ini, KH. Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan
pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh,
Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke
kampungnya tahun 1888.
Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama
dua tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib
yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia
mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya
sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai
KH. Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah.
Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat
enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj KH. Ahmad Dahlan, Siti Busyro,
Irfan KH. Ahmad Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah. Disamping itu KH.
Ahmad KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah, janda H.
Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak.
KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan Nyai
Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia
pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta. KH.
Ahmad Dahlan dimakamkan di KarangKajen, Yogyakarta.
Pengalaman Organisasi
Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan
dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang
cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi
wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat.
Sebagai seorang yang aktif dalam kegiatan bermasyarakat dan
mempunyai gagasan-gagasan cemerlang, KH. Ahmad Dahlan juga dengan
mudah diterima dan dihormati di tengah kalangan masyarakat, sehingga ia
juga dengan cepat mendapatkan tempat di organisasi Jam'iyatul Khair, Budi
Utomo, Syarikat Islam dan Comite Pembela Kanjeng Nabi Muhammad
SAW.
11
Pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi
Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi
Nusantara. KH. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam
cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak
umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunanal-Qur'an dan al-
Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912.
Dan sejak awal KH. Ahmad Dahlan telah menetapkan bahwa
Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di
bidang pendidikan.
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh KH. Ahmad Dahlan ini juga
mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat
sekitarnya. Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi
kepadanya. la dituduh hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama
Islam. Ada yang menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa
Belanda yang Kristen, mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan
tokoh-tokoh Budi Utomo yang kebanyakan dari golongan priyayi, dan
bermacam-macam tuduhan lain. Saat itu KH. Ahmad Dahlan sempat
mengajar agama Islam di sekolah OSVIA Magelang, yang merupakan
sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi. Bahkan ada pula orang
yang hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati untuk melanjutkan cita-
cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa mengatasi semua
rintangan tersebut.
Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad KH. Ahmad Dahlan
mengajukan permohonan kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk
mendapatkan badan hukum. Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun
1914, dengan Surat Ketetapan Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914.
Izin itu hanya berlaku untuk daerah Yogyakarta dan organisasi ini hanya
boleh bergerak di daerah Yogyakarta. Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul
kekhawatiran akan perkembangan organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya
dibatasi. Walaupun Muhammadiyah dibatasi, tetapi di daerah lain seperti
Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-Iain telah berdiri cabang
Muhammadiyah.
12
Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan pemerintah Hindia
Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan menyiasatinya
dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar Yogyakarta
memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir di Ujung
Pandang, Ahmadiyah di Garut. Sedangkan di Solo berdiri perkumpulan Sidiq
Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan dari cabang
Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia menganjurkan
adanya jama'ah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan
menjalankan kepentingan Islam.
KH. Ahmad Dahlan juga bersahabat dan berdialog dengan tokoh
agama lain seperti Pastur van Lith pada 1914-1918. Van Lith adalah pastur
pertama yang diajak dialog oleh KH. Ahmad Dahlan. Pastur van Lith di
Muntilan yang merupakan tokoh di kalangan keagamaan Katolik. Pada saat
itu KH. Ahmad Dahlan tidak ragu-ragu masuk gereja dengan pakaian hajinya.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh KH.
Ahmad Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, disamping juga
melalui relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata
mendapatkan sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di
Indonesia. Ulama-ulama dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya
untuk menyatakan dukungan terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah
makin lama makin berkembang hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu,
pada tanggal 7 Mei 1921 KH. Ahmad Dahlan mengajukan permohonan
kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan cabang-cabang
Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan oleh
pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.
Sebagai seorang yang demokratis dalam melaksanakan aktivitas
gerakan dakwah Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan juga memfasilitasi
para anggota Muhammadiyah untuk proses evaluasi kerja dan pemilihan
pemimpin dalam Muhammadiyah. Selama hidupnya dalam aktivitas gerakan
dakwah Muhammadiyah, telah diselenggarakan dua belas kali pertemuan
anggota (sekali dalam setahun), yang saat itu dipakai istilah AIgemeene
Vergadering (persidangan umum).
13
2.6 Pemikiran KH. Ahmad Dahlan tentang Islam dan Umatnya
Aksi sosial Ahmad Dahlan bukan semata gerakan keagamaan dalam
arti ritual, melainkan bisa disebut sebagai “revolusi kebudayaan”. Berbagai
gagasan dan aksi sosial KH. Ahmad Dahlan tidak hanya mencerminkan nalar
kritisnya, melainkan juga menunjukkan kepedulian pada nasib rakyat
kebanyakan yang menderita, tidak berpendidikan dan miskin.
Aktualisasi Islam tidak hanya secara pribadi, manusia diwajibkan
menegakkan Islam ditengah-tengah masyarakat. KH. Ahmad Dahlan tidak
menginginkan masyarakat Islam yang seperti dahulu, ataupun masyarakat
baru yang membentuk budaya Islam baru. Jalan yang ditempuh KH. Ahmad
Dahlan adalah dengan menggembirakan umat Islam Indonesia untuk beramal
dan berbakti sesuai dengan ajaran Islam. Bidang pendidikan misalnya, KH.
Ahmad Dahlan mengadopsi sistem pendidikan Belanda karena diangap
efektif. Bahkan membuka peluang bagi wanita Islam untuk sekolah, padahal
di Arab, India dan Pakistan ini menjadi masalah.
Sedangkan dibidang sosial Ahmad Dahlan mendirikan panti asuhan
untuk memelihara anak yatim dan anak-anak terlantar lainnya. Yang
kemudian banyak berkembang Yayasan-yayasan Yatim Piatu
Muhammadiyah, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, dan tersbesar adalah
lembaga pendidikan Muhammadiyah baik TK, SD, SMP, SMU dan
Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang jumlahnya terbesar di Indonesia.
14
Perjuangan – Perjuangan Muhammadiyah
1. Perjuangan Muhammadiyah Masa Hindia belanda
Pada zaman kolonial Belanda,Muhammadiyah aktif sekali menjalankan
gerakan pembaharuan (tadjid) ditengah-tengah masyarakat indonesia yang pada
waktu itu ajaran-ajarannya mengalami kebekuan dan menimbulkan bid’ah ,syirik
dan khurafat.dibawah pimpinan KH.Ahmad Dahlan, gerakan muhammadiyah
lebih mengutamakan jalan edukatif-paedagogis,sedangkan syariat islam lebih
mengutamakan jalan politik.Namun baik Muhammadiyah maupun syariat islam
sama-sama ingin menyempurnakan nasionalisme indonesia yang sudah dibangun
sejak tahun 1908 dengan jiwa “monotheisme relegius islamisme”.
2. Perjuangan Muhammadiyah Masa Jepang
pada zaman jepang Muhammadiyah dengan tokoh KH.Mas Mansyur yang
bersama-sama dengan Bung karno, Bung Hatta dan Ki Hajar Dewantara
merupakan empat serangkai, dapat memberikan pimpinan dan arah kepada umat
islam indonesia yang pada waktu itu mengalami penekanan dari militerisme
jepang. Pada zaman jepang itu tokoh-tokoh piminan Muhamamdiyah tetap
merupakan barisan yang kompak dengan tokoh-tokoh pimpinan aliran
nasionalisme dalam melindungi rakyat indonesia dari tekanan fisik dan mental
jaman jepang.tidak sedikit tokoh-tokoh muhammadiyah ikut terjun dalam tentara
PETA (Pembela Tanah Air) untuk menyiapkan diri bagi proklamasi kemerdekaan.
Tokoh-tokoh itu antara lain Mulyadi Djojomartono, Kasman Singodimejo dan
Sudirman.
15
maka politik devide et impera itu dapat dicegah. Tidaklah berlebihan kiranya
untuk menegaskan disini, konsepsi negara pancasila adalah hasil renungan dan
pemikiran yang matang dan mendalam dari tokoh-tokoh pemimpin nasionalisme
dan islamisme bangsa indonesia, dan yang seca dewasa dan realistis ingin
menempatkan negara dan bangsa indonesia dengan segala kemajemukannya
ditengah-tengah situasi dan kondisi modern dengan tuntutan serta tantangan dari
dunia internasional.
16
2) Menurut informasi yang dapat dikumpulkan , bahwa yang mendalangi
perebutan kekuasaan tersebut adalah PKI (D.N. Aidit)
3) Kepada seluruh pimpinan dan anggota pemuda Muhammadiyah
diinstruksikan untuk:
a) Siap dan waspada menghadapi segala kemungkinan yang terjadi guna
membela negara, bangsa dan agama.
b) Supaya mengadakan kerjasama yang sebaik-baiknya dengan kekuatan
kekuatan anti gerakan 30 september tersebut. Maka saat itu disepakati
membentuk komando kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah
yang disingkat dengan KOKAM, yang bekerjasama dengan ABRI
untuk menumpas PKI diseluruh tanah air.
Tanggal 2 oktober 1965, tejadi pernyataan bersma partai politik dan ormas
yang isinya adalah mengutuk perbuatan kontra revolusi yang menamakan dirinya
gerakan 30 september disebut juga Dewan Revolusi ,b) mengakui bung karno
sebagai pemimpin besar revolusi/presiden seumur hidup/panglima tertinggi
angkatan darat bersenjata RI, dan c) mendesak kepada pemerintah untuk
menindak tegas siapa saja yang mendalangi atau mendukung gerakan kontra dan
revolusi dan membubarkan organisasi-organisasi yang terlibat.
NU (H.M. Subchan, Z.E)
PSII (H.Anwar Cokroaminoto)
Partai Katolik (R.G. Duriat)
IPKI (S. Rasyid M.L)
Muhammadiyah (Muh.Mawardi)
Sekber Golkar (Kamil Prawiratomo)
Gasbinda (Agus Sudomo)
Gemuis (Lukman Harun)
KBKI (A.Samadi).
Tanggal 4 oktober 1965,diadakan rapat umum yang dilaksanakan di Sunda
kelapa , dengan pembicara Subchan Z.E. dan yahya ubaid,letkol s.projokusumo
dan lukman harun,tejamulya dan syekh marhaban.dalam rapat umum ini
disepakati bersama mahasiswa,pelajar, dan rakyat umum ini disepakato bersama
17
membentuk Kesatuan Aksi Pengganyangan Kontra Revolusi gerakan 30
september dikenal dengan KAP GESTAPU,dengan pengurusnya :
Ketua : Subchan,Z.E (NU)
Sekjen : Harry Tjan (Katolik)
Sekretari/Pengerahan Massa : Lukman Harun (Muhammadiyah)
Keamanan : Erwin Baharuddin (IPKI)
Keuangan : Syafruddin Harahap (HMI)
18
muktamar Muhammadiyah Bandung pada tahun1965, sekali Muhammadiyah
tetap Muhammadiyah dan tidak menjadi partai. Usaha umat islam
menghidupkan masyumi melalui BKAM akhirnya gagal,karena pemerintah tidak
menghendaki hidupnya kembali masyumi. Sebagai alternatif, pemerintah
menyutujui terbentuknya partai muslimin indonesia yang didukung oleh 16
organisasi islam, termasuk Muhammadiyah.
19
Pertama, secara kelambagaan bahwa institut penyelenggara kaderisasi
(BPKPAMM) harus memiliki posisi dan peran sentral dalam muhammadiyah
yang memiliki otoritas dalam struktur organisasi muhammadiyah, sehingga dapat
menghasilkan kader-kader yang berkualitas.
Kedua, secara konseptual, operasional kaderisasi harus dirancang dalam
bangunan yang konprehensif meliputi kaderisasi dalam institusi pendidikan,
keluarga, dan organisasi otonom muhammadiyah. Tidak mungkin mengharapkan
kaderisasi dengan output yang terbuka, manakala institusinya hanya ditempatkan
sebagai kegiatan pelatihan semata dengan wewenang, fungsi dan lapangan yang
terbatas.
Ketiga, diperlukan dukungan infrakstuktur dan fasilitas yang optimal untuk
meningkatkan sumber daya manusia kader muhammadiyah saat ini.
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Muhammad Darwis atau lebih dikenal dengan K.H. Ahmad Dahlan
menuntut ilmu di kota suci Makkah, dan hasil dari pendidikannya itu
kemudian beliau membentuk sebuah wadah perubahan untuk kembali
kepada Al-Qur’an dan As -unnah Rasullullah sesuai dengan arti
Muhammadiyah yaitu pengikut Nabi Muhammad SAW. Dari terbentuknya
Muhammadiyah di kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijah
1330 H yang bertepatan pada 18 November 1912 M dan tersebar luas
hampir seluruh Indonesia sehingga menjadi organisasi besar sampai dengan
sekarang tidak lepas dari buah pikiran K.H. Ahmad Dahlan.
Saran
Dari kesimpulan di atas, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Sebagai warga umat Islam Muhammadiyah, kita harus
mempertahankan dan meneruskan perjuangan KH. Ahmad Dahlan dari
segala bentuk yang dapat menghancurkan agama Islam.
2. Sebagai umat Islam yang beriman dan bertaqwa pada-Nya, kita tidak
seharusnya melakukan hal-hal yang dilarang Islam seperti tahayul,
bid’ah, khurofat. Kita harus menjalankan dan mengamalkan seperti apa
yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.
3. Sebagai umat Islam yang berilmu, kita harus memperdalam ilmu dalam
segala bidang seperti IPTEK dan ilmu yang lainnya tanpa
membedakan, dengan syarat kita tahu apa yang kita pelajari sesuai
dengan ajaran Islam.
4. Untuk menjaga agama Islam dari pemusnahan orang-orang kafir, kita
sebagai umat Islam harus bersatu melindungi agama Islam.
21
DAFTAR PUSTAKA
22