Vous êtes sur la page 1sur 13

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL

VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN STADIUM GAGAL GINJALKRONIK


PADA PASIEN DEWASA YANG BEROBAT DI UNITHEMODIALISA
RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU TAHUN 2017
Vike Pebri Giena , Dessy Wulan Dari ,Buyung Keraman
ac
Dosen Prodi NERS STIKESTri Mandiri Sakti Bengkulu
b
Alumni S-1 Prodi NERS STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu
vikepebrigiena@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini untuk mempelajarihubungan hipertensi dengan stadium
gagal ginjal kronik pada pasien dewasa yang berobat di unit hemodialisa RSUD
dr. M.Yunus Bengkulu Tahun 2017.Penelitian ini menggunakan desain cross
sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa yang
menderita gagal ginjal kronik di di unit hemodialisaRSUD dr. M. Yunus Bengkulu
dari 22 Mei sampai 5 Juni 2017. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Total Sampling yang didapatkan 33 responden.
Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari dokumentasi pasien dewasadi unit
hemodialisaRSUD dr. M. Yunus Bengkulu. Analisis data dalam penelitian ini
adalah uji statistik menggunakan uji chi-square untuk mengetahui keeratan
hubungannya digunakan uji Contingency Coeffisien (C) dan untuk mengetahui
resikonya menggunakan Odd Ratio (OR).
Hasil penelitian di dapatkan dari 33 pasien, Sebanyak 17 pasien (51.5%)
mengalami gagal ginjal kronik stadium I sedangkan 16pasien (48.5%) mengalami
gagal ginjal kronik stadium II.Sebanyak 20pasien (60.6%) yang mengalami
hipertensi sedangkan sebanyak 13pasien ( 39.4%) yang tidak mengalami
hipertensi. Terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan stadium
gagal ginjal kronik pada pasien dewasa yang berobat di unit hemodialisa RSUD
dr. M. Yunus Bengkulu tahun 2017 dengan kategori hubungan sedang.Responden
dengan hipertensi memiliki resiko mengalamigagal ginjal kronik stadium 1
sebesar 7.7 kali lipat dibandingkan dengan kemungkinan mengalami stadium
gagal ginjal kronik stadium 2.
Diharapkanagar masyarakat dapat merubah pola hidup yang salah menjadi
pola hidup sehat yang dilakukan sedini mungkin dan menambah pengetahuan
kesehatan khususnya tentang penyakit hipertensi dan gagal ginjal kronik dari
petugas kesehatan dan informasi kesehatan lainnya.

Kata Kunci : Hipertensi, Stadium Gagal Ginjal Kronik

32
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

ABSTRACT
The aim of this study was to determine the correlation betweem
hypertension and chronic renal failure stage among adult patients who treated in
unit hemodialisa RSUD dr. M. Yunus Bengkulu Year 2017. A cross sectional study
was conducted with adult patients who suffered chronic renal failure at the unit
hemodialisa RSUD dr. M. Yunus Bengkulu from May 22 to June 5, 2017. The Data
were collected by using total sampling, and obtained 33 respondents. The data were
analyzed by using chi-square test, and for closeness relationship used Contingency
Coefficient (C) and to know the risk using Odd Ratio (OR).
The results were obtained from 33 patients, 17 patients (51.5%) had chronic
renal failure stage I ,while 16 patients (48.5%) had chronic renal failure stage II. A
total of 20 patients (60.6%) who experienced hypertension while as many as 13
patients (39.4%) who did not experience hypertension. There was a significant
correlation between hypertension and chronic renal failure stage among adult
patients treated at hemodialysis unit of RSUD dr. M. Yunus Bengkulu in 2017 with
medium relations category. Respondents with hypertension had a risk of having
stage 1 chronic renal failure 7.7 times compared with the possibility of having
stage 2 chronic renal failure.
It is hoped that the public can change the wrong pattern of life into a healthy
lifestyle that is done as early as possible and increase health knowledge, especially
about hypertension and chronic renal failure from health workers and other health
information.

Keywords: Hypertension, Chronic Kidney Failure Stadium

LATAR BELAKANG menyebabkan berbagai masalah bagi


Gagal ginjal kronis (GGK) atau tubuh[2].
penyakit ginjal tahap akhir Dampak yang terjadi akibat
merupakan gangguan fungsi ginjal penyakit gagal ginjal kronis
yang progresif dan irreversibel penderitanya akan mengalami
dimana kemampuan tubuh gagal kerusakan ginjal dengan LFG normal
untuk mempertahankan metabolisme > 90 ml/mnt, kerusakan ginjal
dan keseimbangan cairan dan dengan LFG 60-89 ml/mnt (disertai
elektrolit, menyebabkan uremia peningkatan tekanan darah),
(retensi urea dan sampah nitrogen penurunan LFG sedang 30-59
lainnya dalam darah)[1]. Pada pasien ml/mnt (disertai hiperfosfatemia,
dengan penyakit ginjal kronik, ginjal hipokalcemia, anemia,
tidak dapat berfungsi dengan baik. hiperparatiroid, hipertensi),
Ginjal mengalami gangguan untuk penurunan LFG berat 15-29 ml/mnt
memfiltrasi darah sehingga zat sisa (disertai malnutrisi, asidosis
metabolisme tubuh seperti urea, metabolic, cendrung hiperkalemia
asam urat dan kreatinin tidak dapat dan dislipidemia) dan gagal ginjal[3].
diekskresikan. Hal ini dapat

33
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

Menurut WHO (World Health berkembang dimana penyakit ginjal


organization) Pada tahun 2008 kronik tentunya ada tapitidak dapat
terdapat 57 juta kematian di dunia, ditanggulangi secara baik karena
dimana Proportional Mortality Rate terbatasnya daya dan data[4].
(PMR) penyakit tidak menular di YayasanGinjal Indonesia [8]
dunia adalah sebesar 36 juta mengemukakan angka kejadian gagal
(63%)[4]. Badan Kesehatan Dunia ginjal di dunia secara global lebih
(WHO) menyebutkan pertumbuhan dari 500 juta orang dan yang harus
jumlah penderita gagal ginjal pada menjalani hidup dengan bergantung
tahun 2013 telah meningkat 50% dari pada cuci darah (hemodialisis) 1,5
tahun sebelumnya. Di Amerika juta orang.
Serikat, kejadian dan prevalensi Prediksi WHO (World Health
gagal ginjal meningkat 50% di tahun organization) menyebutkan bahwa
2014[5].Data menunjukkan bahwa pada tahun 2018 tiga juta penduduk
setiap tahun 200.000 orang Amerika dunia perlu menjalanipengobatan
menjalani hemodialisis karena pengganti untuk gagal ginjal terminal
gangguan ginjalkronis artinya 1140 atau End Stage Renal
dalam satu juta orang Amerika Disease(ESRD)dengan perkiraan
adalah pasien dialisis [6]. peningkatan 5% per
WHO memperkirakan setiap 1 tahunnya[4].Menurut Ismail,
juta jiwa terdapat 23 – 30 orang yang Hasanuddin dan Bahar [9] Jumlah
mengalami gagal ginjal kronik per penderita gagal ginjal di Indonesia
tahun. Kasus gagal ginjal di dunia sekitar 150 ribu orang dan yang
meningkat per tahun lebih 50%. Di menjalani hemodialisis 10 ribu
negara yang sangat maju tingkat orang.
gizinya seperti Amerika Serikat, Prevalensi penderita gagal ginjal
setiap tahunnya sekitar 20 juta orang kronis di beberapa daerah Indonesia
dewasa menderita penyakit Gagal diperkirakan mencatat 12,5%
Ginjal kronik[4].Penyakit ginjal sebanyak 30% pasien gagal ginjal
kronik menurut Fakhrudin[7] kronis meninggal dunia akibat
merupakan salah satu masalah utama keterlambatan berobat. Dari riset
kesehatan di dunia. Prevalensi kesehatan dasar tahun 2013 jumlah
Penyakit ginjal kronik selama populasi penderita gagal ginjal
sepuluh tahun terakhir semakin kronis dari seluruh total penduduk
meningkat. Indonesia mencapai 0,2% dengan
Enam negara dunia dengan populasi tertinggi di Provinsi Sulteng
penduduk melebihi 50% penduduk mencapai 0,5% penderita dan
dunia adalah Cina, India, USA, Provinsi Bengkulu mencapai 0,2%
Indonesia, Brazil dan Rusia, tiga penderita [10].
negara terakhirtermasuk negara

34
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

Hipertensi atau tekanan darah melakukan terapi


tinggi adalah peningkatan tekanan Hemodialisa.Menurut Sukandar[15]
darah sistolik lebih atau sama dengan hemodialisaadalah salah satu terapi
140 mmHg dan tekanan darah pengganti ginjal buatan dengan
diastolik lebih atau sama dengan 90 tujuan untuk eliminasi sisa-sisa
mmHg atau mengkonsumsi obat anti produk metabolisme (protein) dan
hipertensi [11]. Hipertensi tidak koreksi gangguan keseimbangan
hanya berisiko tinggi menderita cairan dan elektrolit antara
penyakit jantung, tetapi juga kompartemen darah dan diasillat
menderita penyakit lain seperti melalui selaput membran
penyakit saraf, ginjal dan pembuluh semipermeabel yang berperan
darah dan makin tinggi tekanan sebagai ginjal buatan. Pasien gagal
darah makin besar resikonya[12]. ginjal menjalani proses hemodialisa
Menurut Sukandar [13], 1-3 kali seminggu dan setiap kalinya
hipertensi dapat menyebabkan memerlukan waktu 2-5 jam, kegiatan
terjadinya penyakit ginjal, ini akan berlangsung terus menerus
berdasarkan data tahun 2012 sepanjang hidupnya pengaturan pola
hipertensi merupakan penyebab makan atau diet pada penderita gagal
terjadinya gagal ginjal di Indonesia ginjal yang menjalani hemodialisa
urutan ke tiga dengan 25,8% dari merupakan anjuran yang harus
keseluruhan penyebab penyakit dipatuhi oleh setiap penderita gagal
ginjal. Hipertensi pada dasarnya ginjal selain terapi dialisis atau cuci
merusak pembuluh darah jika darah. Pentingnya pengaturan pola
pembuluh darahnya ada pada konsumsi pangan penderita gagal
ginjalnya yang mengalami ginjal dilakukan untuk membantu
kerusakan. Belum lagi salah satu mengurangi kerja ginjal yang tidak
kerja ginjal adalah memproduksi dipatuhi dapat meningkatkan angka
hormon angiotensin.Selanjutnya mortalitas pasien gagal ginjal
diubah menjadi angiotensin II [16].Orang-orang yang menjalani
menyebabkan pembuluh darah hemodialisa hidupnya menjadi
mengkerut atau menjadi keras. Pada tergantung padateknologi dan tenaga
saat seperti inilah terjadi hipertensi. ahli yang profesional. Mereka hidup
Antara hipertensi dan gagal ginjal dengan pengalaman yangberbeda dan
seperti lingkaran setan. Hipertensi banyak rasa sakit. Mereka hidup
bisa berakibat gagal ginjal, dengan ketakutan dan ancaman
sedangkan bila sudah menderita kematian [17].
gagal ginjal sudah pasti terkena Berdasarkan uraian latar
hipertensi[14]. belakang tersebut diatas, diajukan
Salah satu untuk memperbaiki perumusan masalah “apakah ada
fungsi ginjal tersebut adalah dengan hubungan hipertensi dengan stadium

35
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

gagal ginjal kronik pada pasien dengan melihat dokumentasi pasien


dewasa yang berobat di Unit dewasa yang menderita gagal ginjal
Hemodialisa RSUD Dr. M. Yunus kronik yang berobat di unit
Bengkulu Tahun 2017?”. Adapun hemodialisa RSUD dr. M. Yunus
tujuan penelitian ini adalah untuk Bengkulu Tahun 2017. Analisis
mempelajari “hubungan hipertensi univariat digunakan untuk
dengan stadium gagal ginjal kronik mendapatkan gambaran tentang
pada pasien dewasa yang berobat di variabel independen(Hipertensi)
Unit Hemodialisa RSUD Dr. M. danvariabel dependen(stadium gagal
Yunus Bengkulu Tahun 2017”. ginjal kronik).Analisis yang
digunakan untuk melihat
METODE PENELITIAN hubungan antara variabel independen
Tempat penelitian ini (Hipertensi) dengan variabel
dilaksanakan di RSUD dr. M. Yunus dependen(Stadium gagal Ginjal
Bengkulu khususnya di unit Kronik) yaitu menggunakan analisis
hemodialisa RSUD dr. M. Yunus Chi-Square( ) untuk mengetahui
Bengkulu dan penelitian ini keeratan hubungannya digunakan uji
dilaksanakan pada bulan 20 Mei Contingency Coefficient
sampai 6 Juni 2017.Desain penelitian (C).Sedangkan untuk melihat tingkat
ini menggunakan rancangan resikonya digunakan uji Odds Ratio
penelitian deskriptif korelasional (OR).
dengan pendekatan cross sectional
yaitu mengetahui variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
independent dan variabel dependent 1. Analisis Univariat
dalam waktu yang Analisis ini digunakan untuk
bersamaan.Populasi dalam penelitian mendapatkan gambaran tentang
ini adalah seluruh pasien dewasa distribusi frekuensi kejadian
yang menderita gagal ginjal kronik hipertensi dan gambaran distribusi
yang berobat di unit hemodialisa frekuensi kejadian stadium gagal
RSUD dr. M. Yunus Bengkulu pada ginjal kronik .
bulan Mei Tahun 2017 sebanyak 33 a. Gambaran distribusi frekuensi
orang.Teknikpengambilan sampel stadium gagal ginjal kronik pada
dalam penelitian ini menggunakan pasien dewasayang berobat di
teknik Total Sampling yaitu seluruh unit hemodialisa RSUD dr. M.
pasien dewasa yang menderita gagal YunusBengkulu tahun 2017
ginjal kronik yang berobat di unit
hemodialisapada bulan Mei Tahun
2017 sebanyak 33 orang.Teknik
pengumpulan data yang digunakan
adalah sekunder. Data dikumpulkan

36
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

Tabel 1Gambaran distribusi Berdasarkan hasil penelitian


frekuensi stadium gagal ginjal kronik dapat diketahui bahwa 33 orang yang
padapasien dewasa yang berobat di Hipertensi terdapat 20 orang (60.6
unit hemodialisa RSUD dr. M.
%)dan terdapat 13 orang (39.4%)
YunusBengkulu tahun 2017
yang tidak mengalami hipertensi.
Stadium Gagal Dari data ini dapat dikatakan bahwa
Frekuensi Persentase
Ginjal Kronik
sebagian besar dari seluruh total
Stadium 1 17 51.5 %
sampel mengalami hipertensi
Stadium 2 16 48.5 % dengan sebanyak 20 orang (60.6%)
dan hanya sebagian kecil yang tidak
Total 33 100 %
mengalami hipertensi sebanyak 13
Berdasarkan hasil penelitian orang (39.4%).
dapat diketahui bahwa 33 orang yang
mengalami stadium gagal ginjal 2. Analisis Bivariat
kronik terdapat 17 orang (51.5%) Analisis ini dilakukan untuk
dengan stadium 1, sebanyak 16 menguji dugaan hubungan hipertensi
orang (48.5%) dengan stadium dengan stadium gagal ginjal kronik
2.Dari data ini dapat dikatakan pada pasien dewasa yang berobat di
bahwa sebagian besar dari seluruh unit hemodialisa RSUD dr. M.
total sampel terdapat pada gagal Yunus Bengkulu tahun 2017.
ginjal kronik stadium I dengan Tabel 3 Hubungan hipertensi dengan
sebanyak 17 orang (51.5%).Dan stadium penyakit ginjal kronik pada
sebagian kecil terdapat pada gagal pasien dewasa yang berobat di unit
ginjal stadium II sebanyak 16 orang Hemodialisa RSUD dr. M. Yunus
(48.5%). BengkuluTahun 2017
b. Gambaran distribusi frekuensi Stadium gagal
ginjal kronik 2
kejadian hipertensi pada pasien HT P C OR
Stadium Stadiu Tot
dewasa yang berobat di unit 1 m2 al
Ya 14 6 20
hemodialisa RSUD dr. M. Yunus Tidak 3 10 13 5.194 0.023 0.417 7.778
Bengkulu tahun 2017 Total 17 16 33
Tabel 2 Gambaran distribusi Dari tabel tabulasi silang di
frekuensi kejadian hipertensi pada atas antara hipertensi dan stadium
pasien dewasa yang berobat di unit penyakit ginjal kronik, diketahui dari
hemodialisa RSUD dr. M. Yunus 20 orang hipertensi terdapat 14 orang
Bengkulu tahun 2017 stadium I, 6 orang stadium II. Dari
Hipertensi Frekuensi Persentase 13 orang tidak hipertensi terdapat 3
orang stadium I dan 10 orang
Ya 20 60.6 %
stadium II.
Tidak 13 39.4 % Untuk mengetahui hubungan
Total 33 100 % antara hipertensi dan stadium gagal

37
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

ginjal kronik digunakan uji statistic m2dan 10 orang stadium II dengan


Chi-square (continuity correction) memiliki nilai GFR ≥15-29
2
diperolehdata 2 =5.194 dengan ml/mnt/1.73 m .
p=0.023. Karena nilai p<0.05 maka Hasil penelitian didapatkan
Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa dari 20 orang yang
secara statistik terdapat hubungan mengalami hipertensi terdapat 14
yang signifikan antara hipertensi dan orang yang mengalami gagal ginjal
stadium gagal ginjal kronik pada kronik stadium I dengan memiliki
pasien dewasa yang berobat di unit nilai GFR < 15ml/mnt/1.73 m2. Hasil
hemodialisa RSUD Dr. M. Yunus ini didukung oleh penelitian
Bengkulu tahun 2017. Nurjanah[18] di RSUD Dr.
Hasil uji contingency Moewardi Surakarta yang
coefficient didapat nilai C=0.417 mengatakan Ada hubungan
dengan p=0.023<0.05 berarti hipertensi dengan angka kejadian
signifikan. Nilai C=0.417 tersebut gagal ginjal terminal, dimana 64,3%
dibandingkan dengan nilai orang yang mengalami hipertensi
Cmax=0.707 (karena nilai terendah menderita gagal ginjal terminal dan
dari baris atau kolom adalah 2). 35.7% sisanya tidak menderita gagal
Karena nilai Cmax=0.707 maka ginjal terminal.
kategori hubungannya sedang. Hasil ini juga didukung
Hasil uji risk estimate menurut Sukandar [13],hipertensi
didapatkan nilai Odds Ratio dapat menyebabkan terjadinya
(OR)=7.778 yang artinya orang penyakit ginjal di dalam darah antara
hipertensi mempunyai kemungkinan lain dialiri asupan-asupan lemak ke
mengalami stadium gagal ginjal sel-sel pembuluh darah. Selanjutnya
kronik stadium I memiliki resiko dinding pembuluh darah yang makin
sebesar 7.7 kali llipat jika tebal karena lemak tersebut bisa
dibandingkan dengan stadium gagal mempersempit pembuluh darah. Jika
ginjal kronik stadium II. pembuluh darahnya ada pada ginjal,
tentu ginjalnya yang mengalami
PEMBAHASAN kerusakan. Belum lagi salah satu
Berdasarkan tabel 3dari 20 kerja ginjal adalah memproduksi
orang hipertensi terdapat 14 orang enzim angiotensin. Selanjutnya
stadium I dengan memiliki nilai GFR diubah menjadi angiotensin II yang
< 15ml/mnt/1.73 m2 dan 6 orang menyebabkan pembuluh darah
stadium II dengan memiliki nilai mengkerut atau menjadi keras. Pada
GFR ≥15-29 ml/mnt/1.73 m2. Dari saat seperti inilah terjadi hipertensi
13 orang yang tidak hipertensi dan hipertensi bisa berakibat gagal
terdapat 3 orang stadium I dengan ginjal kronis.Pada pasien gagal ginjal
memiliki nilai GFR < 15ml/mnt/1.73 kronis mempunyai karakteristik

38
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

bersifat menetap, tidak bisa darah dan lamanya menderita


disembuhkan dan memerlukan hipertensi, semakin tinggi tekanan
pengobatan berupa, transplantasi darah dalam waktu yang lama maka
ginjal, dialisis peritoneal, semakin berat komplikasi yang
hemodialisis dan rawat jalan dalam ditimbulkan, terutama pada ginjal.
jangka waktu yang lama [19]. Hasil penelitian didapatkan
Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 13 orang yang
bahwa dari 20 orang yang mengalami hipertensi terdapat 3
mengalami hipertensi terdapat 6 orang yang mengalami gagal ginjal
orang yang mengalami gagal ginjal kronik stadium I dengan memiliki
kronik stadium II dengan memiliki nilai GFR < 15ml/mnt/1.73 m2. Hasil
nilai GFR≥15-29 ml/mnt/1.73 m2, penelitian ini menunjukkan bahwa
hal ini terjadi karena pasien patuh ada faktor lain yang mengakibatkan
terhadap pola diet yang rendah gagal ginjal kronik yaitu penyakit
protein dan rendah garam, pasien diabetes melitus.
juga menjaga tekanan darah agar Hasil penelitian ini sejalan
tidak terlalu tinggi sehingga dengan hasil penelitian sahid
walaupun mengalami hipertensi [22]yang menyatakan bahwa ada
tetapi nilai GFR-nya ≥15-29 hubungan antara lama diabetes
ml/mnt/1.73 m2. dengan kejadian gagal ginjal kronis
Hal ini sejalan dengan pada pasien di RS.Moewardi
pernyataan Noer[20] yang Surakarta. Hubungan tersebut
mengatakan bahwa kenaikan bersifat positif yang berarti semakin
kadarkreatinin serum menunjukkan lama pasien menderita diabetes
menurunnyaklirenskreatinin dengan mellitus maka akan semakin tinggi
penurunan LFG. Asupan daging resiko gagal ginjal.
matang dalam jumlah banyak akan Hasil penelitian didapatkan
meningkatkan kadar kreatinin serum bahwa dari 13 orang yang tidak
karena terjadi penambahan kreatinin mengalami hipertensi terdapat 10
eksogen. Setiap 1 gram daging yang orang yang mengalami gagal ginjal
dimakan akan menghasilkan 3.5 kronik stadium II dengan memiliki
sampai 5.0 mg kreatinin. Proses nilai GFR≥15-29 ml/mnt/1.73 m2.
pemasakan merubah sekitar 65% Dari hasil penelitian ini
keratin menjadi kreatinin yang menunjukkan bahwa ada faktor lain
diabsorbsi dari saluran cerna. yang mengakibatkan gagal ginjal
Hal ini juga didukung oleh kronik diantaranya nefrolitiasis dan
pernyataan Tessy[21] yang diabetes mellitus.
menyebutkan bahwa beratnya Dari 13 orang tersebut terbagi
pengaruh hipertensi pada ginjal menjadi 3 orang pasien yang
tergantung dari tingginya tekanan mengalami Nefrolitiasis. Hal ini

39
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

disebabkan karena nefrolitiasis atau lain misalnya ginjal, kondisi ini


yang sering disebut batu ginjal ini disebut komplikasi[25].Dari 10
merupakan salah satu penyebab orang pasien yang mengalami
terjadinya penyakit ginjal kronik. diabetes mellitus dapat mengalami
Pada kasus ini pembentukan batu gagal ginjal kronis karena orang
ginjal terjadi pada buli-buli (kandung dengan diabetes mellitus bisa
kemih) atas serta pada piala ginjal menyebabkan nefropati diabetes dan
(calyx), tidak pada salurannya. glomerulosklerosis yang kemudian
Namun, yang menjadi penyebab bisa menyebabkan komplikasi
utama penyakit ginjal pada berupa kerusakan pada ginjal.Dari
umumnya adalah infeksi batu pada hasil penelitian ini didukung dengan
ginjal atau kandung kemih atas[23]. penelitian sebelumnya dan teori yang
Dan 7 orang pasien yang ada jadi dapat disimpulkan terdapat
mengalami penyakit diabetes hubungan antara hipertensi dengan
melitus. Hal ini dijelaskan menurut stadium gagal ginjal kronik.
Purnomo [24], bahwa diabetes sering Dari hasil penelitian yang telah
menyerang ginjal. Diabetes yang dilakukan dan uji dengan Chi-
sejak masa anak-anak 50% square (continuity correction)
2
diantaranya menjadi penyakit ginjal diperoleh data  = 5.194 dengan p =
dan mencapai 60% pada waktu 0.023. Jadi terdapat hubungan yang
dewasa, Diabetes melitus signifikan antara hipertensi dan
menyebabkan pengendapan matrik stadium gagal ginjal kronik pada
mesangital sehingga menjadi pasien dewasa yang berobat di unit
penebalan pada kapiler dan hemodialisa RSUD Dr. M. Yunus
terbentuklah lesi. Nefropati diabetes Bengkulu tahun 2017.
adalah yang mecakup semua lesi Hasil penelitian ini sesuai
yang terjadi di ginjal pada diabetes dengan pendapat dari [1]Gagal ginjal
melitus. Glomerulosklerosis adalah kronis (GGK) atau penyakit ginjal
lesi yang sangat khas dan dapat tahap akhir merupakan gangguan
terjadi difus dan nodular.Apabila fungsi ginjal yang progresif dan
tubuh tidak mengeluarkan insulin ireversibel dimana kemampuan
sama sekali, tubuh juga tidak dapat tubuh gagal untuk mempertahankan
mengatur kadar gula dalam darah. metabolisme dan keseimbangan
Meskipun orang yang bersangkutan cairan dan elektrolit, menyebabkan
mengkonsumsi makanan-makanan uremia (retensi urea dan sampah
yang mengandung banyak gula, nitrogen lainnya dalam darah).
orang tersebut sama sekali tidak Hasil penelitian ini sesuai
memperoleh tenaga. Bahkan orang dengan pendapat dari Guyton [11]
tersebut dapat mengakibatkan peningkatan tekanan dan regangan
kerusakan bagian-bagian tubuh yang yang berlangsung kronis pada

40
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

arteriol kecil dan glomeluliakan bahwa hipertensi sangat berpengaruh


menyebabkan pembuluh ini menjadi terhadap terjadinya gagal ginjal
sclerosis. Lesi-lesi sklerotik pada kronik.
arteri kecil, arteriol dan glomeruli Hasil penelitian juga didukung
menyebabkan dengan pendapat Sylvia
terjadinyanefrosklerosis. Lesi ini [12]Hipertensi dapat menyebabkan
bermula dari adanya kebocoran terjadinya nefrosklerosis yang pada
plasma melalui membrane intima akhirnya dapat menyebabkan
pembuluh-pembuluh yang disertai penyakit ginjal kronis. Hipertensi
dengan penebalan progresif pada merupakan peningkatan tekanan
dinding pembuluh darah tersebut. darah di atas normal yang dapat
Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan peningkatan tekanan
menyebabkan kerusakan glomerulus atau turbulensi di dalam pembuluh
dan atrofi tubulus, sehingga seluruh darah sehingga meningkatkan
nefronrusak yang menyebabkan gesekan pada pembuluh darah dan
terjadinya gagal ginjal kronil[26]. menyebabkan kerusakan atau
Hasil uji contingency terlepasnya endotel pembuluh darah
coefficient didapat hubungan yang terkena. Endotel pembuluh
hipertensi dengan stadium gagal darah yang rusak akan menjadi
ginjal kronik dengan kategori jaringan parut, yang selanjutnya
sedang. Hasil penelitian ini sejalan lumen pembuluh darah menjadi
dengan pendapat Sudoyo [27], sempit dan aliran darah terhambat.
bahwa banyak faktor penyakit ginjal Pada lumen yang menyempit dan
kronik diantaranya penyakit vascular berdinding kasar akan cenderung
hipertensif yaitu nefrosklerosis terjadi pembekuan darah, hal ini
benigna dan maligna, stenosis arteria menjelaskan terjadinya koagulan
renalis, penyakit metabolik (diabetes intra vaskular diikuti oleh penyakit
melitus, gouth, hipertiroidisme, tromboemboli yang menyebabkan
amiloidisis), glomerulonefritis, komplikasi tersering aterosklerosis.
penyakit sistemik (misal, lupus dan Menurut Sudoyo[27]Hal ini juga
vaskulitis), neoplasma, nefrolitiasis, akan berdampak pada pembuluh
kista dan penyakit bawaan lainnya, darah atau arteri renalis. Bila terjadi
dan penyalah gunaan analgesic. Dan pada arteri renalis maka terjadi
menurut Sudoyo [3], pada studi penyempitan pada arteri renalis, juga
Cohort mendapatkan bahwa dapat berlanjut sampai ke kapiler-
penyebab kematian akibat hipertensi kapiler terkecil dan akan menjadi
ialah insufisiensi koroner, CHF, nefrosklerosis, bahkan dapat menjadi
infark serebral dan perdarahan, nefropati ke ginjal, yang pada
penyakit ginjal menahun dan ruptur akhirnya dapat menyebabkan
aneurisme. Maka dapat disimpulkan kerusakan ginjal sehingga

41
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

mengakibatkan penyakit ginjal dengan gagal ginjal kronik pada


kronis. pasien dewasa.
Maka diharapkan masyarakat Diharapkanagar masyarakat
dapat menjaga pola hidup sehat dapat mengurangi kejadian hipertensi
dengan diet rendah protein dan karena orang dengan hipertensi
rendah garam serta mengotrol memiliki resiko mengalami gagal
tekanan darah agar terhindar dari ginjal kronik sebesar 7.7 kali lipat,
komplikasi hipertensi berupa gagal masyarakat dapat merubah pola
ginjal kronik. hidup yang salah menjadi pola hidup
Berdasarkan hasil uji Risk sehat yang dilakukan sedini mungkin
Estimate (OR) diketahui orang dan menambah pengetahuan
hipertensi berarti memiliki resiko kesehatan khususnya tentang
mengalami gagal ginjal kronik penyakit hipertensi dan gagal ginjal
stadium 1 sebesar 7.7 kali lipat kronik dari petugas kesehatan dan
dibandingkan dengan yang stadium informasi kesehatan lainnya.
gagal ginjal kronik stadium 2. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sudoyo [27] SIMPULAN
penyakit ginjal kronik diantaranya Dari 33 orang pasien stadium
penyakit metabolik (diabetes melitus, gagal ginjal kronik sebanyak
gouth, hipertiroidisme, amiloidisis), 17orang (51.5%) mengalami gagal
glomerulonefritis, penyakit sistemik ginjal kronik stadium I dan
(misal, lupus dan vaskulitis), sebanyak16 orang (48.5%)
neoplasma, nefrolitiasis, kista dan mengalami gagal ginjal kronik
penyakit bawaan lainnya, dan stadium II.Dari 33 orang pasien
penyalahgunaananalgesic. stadium gagal ginjal kronik sebanyak
Disinilah peran petugas 20 orang (60.6%) yang mengalami
kesehatan, khususnya perawat hipertensi dan sebanyak 13 orang
digunakan sebagai pendidik, (39.4%) yang tidak mengalami
konselor, memberikan asuhan hipertensi.
keperawatan baik terhadap klien Ada hubungan yang signifikan
maupun keluarga klien serta sebagai antara hipertensi dengan stadium
pembimbing masyarakat untuk gagal ginjal kronik pada pasien
menjaga kesehatan supaya tercipta dewasa yang berobat di unit
derajat kesehatan yang tinggi dalam hemodialisa RSUD dr. M. Yunus
rangka meningkatkan upaya Bengkulu tahun 2017dengan
pencegahan hipertensi berdasarkan kategori hubungan
pertimbangan, perencanaan, sedang.Responden hipertensi
pelaksanaan, pengembangandan mempunyai risiko mengalami gagal
evaluasi terutama dalam memberikan ginjal kronik stadium 1 sebesar 7.7
asuhan keperawatan hipertensi kali lipat dibandingkan dengan yang

42
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

stadium gagal ginjal kronik stadium Periode 2008-2012 Jurnal Media


II. MedikaMuda. Faktor-
FaktorPenyebabPenyakitGinjal
Kronik di RSUP DR Kariadi
DAFTAR PUSTAKA
Semarang.Jurnal Article.
[1] Suharyanto, T &Madjid, A.
(2009).Asuhankeperawatanpada
[8] Yayasan Ginjal Indonesia.
kliendengangangguansistemper
(2014). Cuci Darah Demi
kemihan. Copy Editor
Kualitas Hidup.http://ygdi.org.
:AgungWijaya. A.md-Jakarta :
Diakses 3 April 2017.
TIM
[9] Ismail, Hasanuddin, &Bahar, B.
[2] Bayhakki, Y. (2013). Seri Asuhan
(2012). HubunganPendidikan,
Keperawatan Klien Gagal Ginjal
Pengetahuan Dan
kronik. Jakarta: EGC
MotivasiDenganKepatuhan Diet
PadaPasienGagalGinjalKronik
[3] Sudoyo. (2007). Buku ajar
di RumahSakitUmumPusat dr.
penyakit dalam jilid II edisi IV.
WahidinSudirohusodo
Jakarta: Interna Publising.
Makassar. Diperolehtanggal 22
Maret 2015
[4] World Health Organization
darihttp://library.stikesnh.ac.id/f
(WHO). (2010). Global Status
iles/disk1/2/elibrary%stikes%20
Report on Noncommunicable
nani%hasanuddin--ismailhasa-
Diseases 2010.
73-1-artikel-8.pdf.
http://www.who.int/nmh/publica
tio ns/ncd_report_chapter1.pdf
[10] Kementrian Kesehatan Rebublik
Indonesia. (2013). Penyajian
[5] World Health Organization
Pokok-Pokok Hasil Riset
(WHO). (2014). Global Status
Kesehatan Dasar Indonesia.
Report on Noncommunicable
Jakarta: Badan penelitian dan
Diseases 2014.
pengembangan kesehatan
http://www.who.int/nmh/publica
kementrian kesehatan RI
tio ns/ncd_report_chapter2.pdf
[6] Widyastuti, R. (2014). Korelasi
[11] Guyton, A.C. (2007). Buku Ajar
Lama
FisiologiManusia Dan
MenjalaniHemodialisisdenganI
MekanismePenyakit. Jakarta:
ndeks
EGC
MassaTubuhPasienGagalGinjal
Kronik di RSUD
[12] Sylvia, A. (2006). Patofisiologi
ArifinAchamadprovinsi Riau.
konsep klinis proses-proses
JurnalGizi Volume 1 No.2
penyakit. Jakarta: EGC.
Oktober
2014.PoltekkesKemenkes Riau:
[13] Sukandar.(2006).
Riau
GagalGinjaldanPanduanTherap
iDialisis. FK UNPAD:
[7] Fakhrudin, A. (2013). Kronik di
Bandung
RSUP DR Kariadi Semarang

43
CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL
VOLUME 2 NOMOR 1, APRIL 2018

[21] Tessy, A. (2009).


[14]Pudji, R. (2008). Lingkaran Setan Hipertensipadapenyakitginjal.
Hipertensi dan Penyakit Ginjal. In: Aru W. Sudoyo,
http://www.farmacia.com. BambangSetyohadi, IdrusAlwi,
DiunduhpadahariKamis, tanggal Marcellus Simadibrata,
12 Juli 2017. SitiSetiati editor. Buku Ajar
IlmuPenyakitDalamJilid II.
[15] Sukandar.(2013). Edisike-V. Jakarta:
NefrologiKlinik.Edisi Ke-4. PusatPenerbitanDepartemenIlm
Bandung: PusatInformasiIlmiah uPenyakitDalam FK UI.
(PII) Bagian IPD.
FakultasKedokteran UNPAD. [22] Sahid, Q.A. (2012). Hubungan
Lama Diabetes Mellitus
[16] Gangga, D.S. (2012). Gambaran DenganTerjadinyaGagalGinjal
StressPadaPasienGagalGinjalK Terminal Di RSUD drMoewardi
ronik yang Surakarta. Surakarta:
MenjalaniHemodialisa. EGC: UniversitasMuhamadiyah
Jakarta Surakarta

[17] Melo,O.S, Ribeiro, L.R.R, [23] Sylvia, A. (2005). Patofisiologi


Costa, A.L.R.C. (2015). konsep klinis proses-proses
Community impact of penyakit. Jakarta: EGC.
integritas therapy for renal
patients people during session [24] Purnomo, B. (2003). Dasar
hemodyalisis. ISSN 2175-5361 Dasar Urologi. Edisi
2.Jakarta.CV: Infomedika
[18]Nurjanah, A.
2012.HubunganAntaraHiperten [25] Price, S.A. (2006). Patofisiologi
siDenganAngkaGagalGinjal konsep klinis proses-proses
Terminal di RSUD Dr. penyakit. Jakarta:EGC.
Moewardi
Surakarta.FakultasKedokteran: [26] Budiyanto, C. (2009).
UniversitasMuhammadiyah HubunganHipertensi Dan
Surakarta Diabetes Mellitus
TerhadapGagalGinjalKronik.Ke
[19] Black, J. M & Hawks, J. H. dokteran Islam
(2014).KeperawatanMedikalBed [27] Sudoyo. (2009). Buku ajar
ahEdisi 8. Jakarta: PT. penyakit dalam jilid II edisi V.
SalembaMedika Jakarta: Interna Publising

[20] Noer, M.S. (2007).


EvaluasiFungsiGinjalSecaraLa
boratorik. Surabaya: Lab-SMF
IlmuKesehatanAnak FK
UNAIR

44

Vous aimerez peut-être aussi