Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KOMPUTER DASAR
PROFIL PERENCANAAN TAMBANG
“ASPAL”
Oleh :
M. ALDI WIRANANTHA
(20180611044135)
TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA – PAPUA
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
kami yang berjudul “ ASPAL “. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari
berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu,
dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusunan menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat untuk semua pihak yang membaca…
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Kata Penganta........................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masala ................................................................................................2
1.3 Tujuan Makalah .................................................................................................2
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Sepertia apa sifat – sifat fisik aspal ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi aspal ?
2. Untuk mengetahui apa fungsi aspal ?
3. Untuk mengetahui apa saja jenis - jenis aspal ?
4. Untuk mengetahui sepertia apa sifat – sifat fisik aspal ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
c.) Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di
atas lapis pondasi sebelum lapis berikutnya.
d.) Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakan di atas jalan yang
telah beraspal sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara
keduanya.
e.) Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.
7
d. Aspal penetrasi tinggi 100 / 110, digunakan untuk kasus : Jalan dengan volume
lalu lintas rendah, dan daerah dengan cuaca iklim dingin.
4. Aspal Cair
Aspal cair digunakan untuk keperluan lapis resap pengikat (prime coat)
digunakan aspal cair jenis MC – 30, MC – 70, MC – 250 atau aspal emulsi jenis
CMS, MS. Untuk keperluan lapis pengikat (tack coat) digunakan aspal cair jenis
RC – 70, RC – 250 atau aspal emulsi jenis CRS, RS.
5. Aspal emulsi
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam
air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi sehingga diperoleh partikel
aspal yang bermuatan listrik positif (kationik), negatif (anionik) atau tidak
bermuatan listrik (nonionik). Jenis-jenisnya adalah:
6. Aspal emulsi anionic
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam
air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi anionik sehingga partikel-
partikel aspal bermuatan ion-negatif.
· Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid setting, RS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara cepat
setelah kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat (Quick setting, QS)
Aspal emulsi bermuatan negatif yang aspalnya mengikat agregat secara lebih
cepat setelah kontak dengan agregat. Meliputi : QS-1h (quick setting-1):Mengikat
lebih cepat-1 keras (Pen 40-90).
· Aspal emulsi jenis mantap sedang
Aspal emulsi yang butir-butir aspalnya bermuatan listrik positip.
· Aspal emulsi kationik
Aspal cair yang dihasilkan dengan cara mendispersikan aspal keras ke dalam
air atau sebaliknya dengan bantuan bahan pengemulsi jenis kationik sehingga
partikel-partikel aspal bermuatan ion positif.
· Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara cepat setelah
kontak dengan agregat.
8
· Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lambat
setelah kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat (CQS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara lebih
cepat setelah kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS)
Aspal emulsi bermuatan positif yang aspalnya memisah dari air secara sedang
setelah kontak dengan agregat.
· Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid Setting - CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah
kontak dengan aggregat.
· Aspal emulsi mantap cepat (cationic rapid setting, CRS)
Aspal emulsi kationik yang partikel aspalnya memisah cepat dari air setelah
kontak dengan aggregate aspal emulsi jenis kationik yang partikel aspalnya
memisah dengan cepat dari air setelah kontak dengan udara.
9
durabilitas aspal. Pengujian bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal untuk
mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat proses penuaan.
Walaupun banyak faktor lain yang menentukan, aspal dengna durabilitas
yang baik akan menghasilkan campuran dengna kinerja baik pula. Pengujian
kuantitatif yang biasanya dilakukan untuk mengetahui durabilitas aspal adalah
pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan berat dan daktilitas. Pengujian ini
dlakukan pada benda uji yang telah mengalami Presure Aging Vassel ( PAV), Thin
Film Oven Test ( TFOT) dan Rolling Thin Film Oven Test ( RTFOT). Dua proses
penuaan terakhir merupakan proses penuaan yang paling banyak di gunakan untuk
mengetahui durabilitas aspal. Sifat aspal terutama Viskositas dan penetrasi akan
berubah bila aspal tesebut mengalami pemanasan atau penuaan. Aspal dengan
durabilitas yang baik hanya mengalami perubahan.
2. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama lainnya, dan
kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat agregat. Sifat adesi
dan kohesi aspal sangat penting diketahui dalam pembuatan campuran beraspal
Karena sifat ini mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran. Uji daktilitas
aspal adalah suatu ujian kualitatif yang secara tidak langsung dapat dilakukan untuk
mengetahui tingkat adesifnes atau daktalitas aspal keras. Aspal keras dengna nilai
daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki daya adesi yang kurang baik
dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktalitas yang tinggi.
Uji penyelimutan aspal terhadap batuan merupakan uji kuantitatif lainnya
yang digunakan untuk mengetahui daya lekat ( kohesi) aspal terhadap batuan.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh film aspal direndam dalam
air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan. Akibat air atau
kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan, aspal yang menyilimuti
pemukaan agregat akan terkelupas kembali. Aspal dengan gaya kohesi yang kuat
akan melekat erat pada permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang tejadi
sebagai akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat
kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali
3. Kepekaan aspal terhadap temperatur
10
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi lebih keras bila temperature
menurun dan melunak bila temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk berubah
sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal sebagai kepekaan aspal terhadap
temperatur.
4. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui durabilitas
campuran beraspal. Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:
penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam aspal dan oksidasi penuaan
jangka pendek dan oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang. Oksidasi
merupakan factor yang paling penting yang menentukan kecepatan penuaan.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna
hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut
bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur.
Aspal berasal dari aspal alam (aspal buton} atau aspal minyak (aspal yang
berasal dari minyak bumi). Berdasarkan konsistensinya, aspal dapat
diklasifikasikan menjadi aspal padat, dan aspal cair.
Aspal memiliki banyak jenis seperti aspal alam,aspal buatan yang diuraikan
dan terbagi menjadi aspal keras, aspal cairm dan emulsi
3.2 Saran
penulis menyadari dalam oembuatan makalah ini terdapat banyak sekali
kesalahan baik dalam segi penulisan maupun data yang disajikan. untuk itu kritik
dan saran yang bersifat membangun sanga penulis harapkan demi terwujudnya
makalah yang lebih efektif dalam segi penyajian data maupun sistematika
penulisan. sekian dan terima kasih.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://training.ce.washington.edu/wsdot/modules/03_materials/033_body.htm#ductility_
test, 10 Januari 2009, pukul 15.30
Witeng. Kennedy, Neville, 1976, Basic Statistical Methods For Engineers and Scientists,
2nd Edition, Harper & Row, Publishers, New York
Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.
Supranto, M.A.J, 1987, Statistik, Teori dan Aplikasi Edisi Kelima, Jilid 1, Penerbit
Erlangga. Surabaya.
13
14