Vous êtes sur la page 1sur 32

SINUSITIS

1. KONSEP MEDIS
A. PENGERTIAN :
Sinusitis adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan
oleh kuman atau virus.
Sinus sendiri adalah rongga udara yang terdapat di area wajah yang
terhubung dengan hidung. Fungsi dari rongga sinus adalah untuk menjaga
kelembapan hidung dan menjaga pertukaran udara di daerah hidung.
Rongga sinus sendiri terdiri dari 4 jenis, yaitu
a. Sinus Frontal, terletak di atas mata dibagian tengah dari masing-
masing alis
b. Sinus Maxillary, terletak diantara tulang pipi, tepat disamping hidung
c. Sinus Ethmoid, terletak diantara mata, tepat di belakang tulang
hidung
d. Sinus Sphenoid, terletak dibelakang sinus ethmoid & dibelakang
mata

B. ETIOLOGI
a. Rinogen
Obstruksi dari ostium Sinus (maksilaris/paranasalis) yang disebabkan
oleh
 Rinitis Akut (influenza)
 Polip, septum deviasi

b. Dentogen
Penjalaran infeksidari gigi geraham atas
Kuman penyebab :
- Streptococcus pneumoniae
- Hamophilus influenza
- Steptococcus viridans
- Staphylococcus aureus
- Branchamella catarhatis
C. PATOFISIOLOGI

Infeksi Kuman Iritasi eksudat Purulen pilek bau

Kuman menyebar ke
Tekanan pada sinus meningkat
saluran pernafasan

Batuk batuk Nyeri

D. GEJALA KLINIS :
a. Febris, filek kental, berbau, bisa bercampur darah
b. Nyeri :
- Pipi : biasanya unilateral
- Kepala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
- Gigi (geraham atas) homolateral.
c. Hidung :
- buntu homolateral
- Suara bindeng.

E. KLASIFIKASI SINUSITIS
Sinusitis sendiri dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
1. Sinusitis akut : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung
selama 3 minggu.Macam-macam sinusitis akut : sinusitis maksila akut,
si nusitis emtmoidal akut, sinus frontal akut, dan sinus sphenoid akut.
2. Sinusitis kronis : Suatu proses infeksi di dalam sinus yang berlansung
selama 3-8 minggu tetapi dapat juga berlanjut sampai berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun.

F. CARA PEMERIKSAAN
a. Rinoskopi anterior :
- Mukosa merah
- Mukosa bengkak
- Mukopus di meatus medius.
b. Rinoskopi postorior
- mukopus nasofaring
c. Nyeri tekan pipi yang sakit.
d. Transiluminasi : kesuraman pada ssisi yang sakit.
e. X Foto sinus paranasalis
- Kesuraman
- Gambaran “airfluidlevel”
- Penebalan mukosa

G. KOMPLIKASI
a. Kelainan pada Orbita
Sinusitis ethmoidalis merupakan penyebab komplikasi pada orbita
yang tersering. Pembengkakan orbita dapat merupakan
manifestasi ethmoidalis akut, namun sinus frontalis dan sinus
maksilaris juga terletak di dekat orbita dan dapat menimbulkan
infeksi isi orbita juga.
b. Kelainan intracranial
 Meningitis akut
 Abses dura
 Abses subdural
 Abses otak
c. Osteitis dan Osteomylitis.
d. Mukokel
Suatu kista yang mengandung mukus yang timbul dalam sinus

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Rinoskopi anterior
Tampak mukosa konka hiperemis, kavum nasi sempit, dan
edema.Pada sinusitis maksila, sinusitis frontal dan sinusitis ethmoid
anterior tampak mukopus atau nanah di meatus medius, sedangkan
pada sinusitis ethmoid posterior dan sinusitis sfenoid nanah tampak
keluar dari meatus superior.
2. Rinoskopi posterior
Tampak mukopus di nasofaring (post nasal drip).
3. Dentogen
Caries gigi (PM1,PM2,M1)
4. Transiluminasi (diaphanoscopia)
Sinus yang sakit akan menjadi suram atau gelap. Pemeriksaan
transiluminasi bermakna bila salah satu sisi sinus yang sakit, sehingga
tampak lebih suram dibanding sisi yang normal.
5. Foto sinus paranasalis
Pemeriksaan radiologik yang dibuat ialah Posisi Water’s,
Posteroanterior dan Lateral. Akan tampak perselubungan atau
penebalan mukosa atau batas cairan udara (air fluid level) pada sinus
yang sakit.
Posisi Water’s adalah untuk memproyeksikan tulang petrosus supaya
terletak di bawah antrum maksila, yakni dengan cara menengadahkan
kepala pasien sedemikian rupa sehingga dagu menyentuh permukaan
meja. Posisi ini terutama untuk melihat adanya kelainan di sinus
maksila, frontal dan etmoid. Posisi Posteroanterior untuk menilai sinus
frontal dan Posisi Lateral untuk menilai sinus frontal, sphenoid dan
etmoid
6. Pemeriksaan CT –Scan
Pemeriksaan CT-Scan merupakan cara terbaik untuk memperlihatkan
sifat dan sumber masalah pada sinusitis dengan komplikasi. CT-Scan
pada sinusitis akan tampak : penebalan mukosa, air fluid level,
perselubungan homogen atau tidak homogen pada satu atau lebih
sinus paranasal, penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada
kasus-kasus kronik).Hal-hal yang mungkin ditemukan pada
pemeriksaan CT-Scan :
a. Kista retensi yang luas, bentuknya konveks (bundar), licin,
homogen, pada pemeriksaan CT-Scan tidak mengalami ehans.
Kadang sukar membedakannya dengan polip yang terinfeksi, bila
kista ini makin lama makin besar dapat menyebabkan gambaran
air-fluid level.
b. Polip yang mengisi ruang sinus
c. Polip antrokoanal
d. Massa pada cavum nasi yang menyumbat sinus
Mukokel, penekanan, atrofi dan erosi tulang yang berangsur-
angsur oleh massa jaringan lunak mukokel yang membesar dan
gambaran pada CT Scan sebagai perluasan yang berdensitas
rendah dan kadang-kadang pengapuran perifer.
7. Pemeriksaan di setiap sinus
a. Sinusitis maksila akut
Pemeriksaan rongga hidung akan tampak ingus kental yang
kadang-kadang dapat terlihat berasal dari meatus medius mukosa
hidung. Mukosa hidung tampak membengkak (edema) dan merah
(hiperemis). Pada pemeriksaan tenggorok, terdapat ingus kental di
nasofaring.
Pada pemeriksaan di kamar gelap, dengan memasukkan lampu
kedalam mulut dan ditekankan ke langit-langit, akan tampak pada
sinus maksila yang normal gambar bulan sabit di bawah mata.
Pada kelainan sinus maksila gambar bulan sabit itu kurang terang
atau tidak tampak. Untuk diagnosis diperlukan foto rontgen. Akan
terlihat perselubungan di sinus maksila, dapat sebelah (unilateral),
dapat juga kedua belah (bilateral ).
b. Sinusitis etmoid akut
Pemeriksaan rongga hidung, terdapat ingus kental, mukosa hidung
edema dan hiperemis. Foto roentgen, akan terdapat
perselubungan di sinus etmoid.
c. Sinusitis frontal akut
Pemeriksaan rongga hidung, ingus di meatus medius. Pada
pemeriksaan di kamar gelap, dengan meletakkan lampu di sudut
mata bagian dalam, akan tampak bentuk sinus frontal di dahi yang
terang pada orang normal, dan kurang terang atau gelap pada
sinusitis akut atau kronis. Pemeriksaan radiologik, tampak pada
foto roentgen daerah sinus frontal berselubung.
d. Sinusitis sfenoid akut
Pemeriksaan rongga hidung, tampak ingus atau krusta serta foto
rontgen.

I. PENATALAKSANAAN :
a. Drainage
- Medical :
* Dekongestan lokal : efedrin 1%(dewasa) ½%(anak)
* Dekongestan oral :Psedo efedrin 3 X 60 mg
- Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
b. Antibiotik diberikan dalam 5-7 hari (untk akut) yaitu :
- ampisilin 4 X 500 mg
- amoksilin 3 x 500 mg
- Sulfametaksol=TMP (800/60) 2 x 1tablet
- Diksisiklin 100 mg/hari.
c. Simtomatik
- parasetamol., metampiron 3 x 500 mg.
d. Untuk kronis adalah :
- Cabut geraham atas bila penyebab dentogen
- Irigasi 1 x setiap minggu ( 10-20)
- Operasi Cadwell Luc bila degenerasi mukosa ireversibel (biopsi)
2. KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN :
1. Biodata : Nama ,umur, sex, alamat, suku, bangsa, pendidikan,
pekerjaan,,
2. Riwayat Penyakit sekarang :
3. Keluhan utama : biasanya penderita mengeluh nyeri kepala sinus,
tenggorokan.
4. Riwayat penyakit dahulu :
- Pasien pernah menderita penyakit akut dan perdarahan hidung atau
trauma
- Pernah mempunyai riwayat penyakit THT
- Pernah menedrita sakit gigi geraham
5. Riwayat keluarga : Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga
yang lalu yang mungkin ada hubungannya dengan penyakit klien
sekarang.
6. Riwayat spikososial
a. Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas/sedih0
b. Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
7. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksanahidup sehat
- Untuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat
tanpa memperhatikan efek samping
b. Pola nutrisi dan metabolisme :
- biasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi
gangguan pada hidung
c. Pola istirahat dan tidur
- selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien
sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
- klien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan
konsepdiri menurun
e. Pola sensorik
- daya penciuman klien terganggu karena hidung buntu akibat
pilek terus menerus (baik purulen , serous, mukopurulen).
8. Pemeriksaan fisik
a. status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik data focus hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi
(mukosa merah dan bengkak).

Data subyektif :
1. Observasi nares :
a. Riwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
b. Riwayat pembedahan hidung atau trauma
c. Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah,
frekwensinyya , lamanya.
2. Sekret hidung :
a. warna, jumlah, konsistensi secret
b. Epistaksis
c. Ada tidaknya krusta/nyeri hidung.
3. Riwayat Sinusitis :
a. Nyeri kepala, lokasi dan beratnya
b. Hubungan sinusitis dengan musim/ cuaca.
4. Gangguan umum lainnya : kelemahan

Data Obyektif
1. Demam, drainage ada : Serous
Mukppurulen
Purulen
2. Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan
sinus yang mengalami radang  Pucat, Odema keluar dari hidng atau
mukosa sinus
3. Kemerahan dan Odema membran mukosa
4. Pemeriksaan penunjung :
a. Kultur organisme hidung dan tenggorokan
b. Pemeriksaan rongent sinus.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan
pada hidung
2. Cemas berhubungan dengan Kurangnya Pengetahuan klien tentang
penyakit dan prosedur tindakan medis(irigasi sinus/operasi)
3. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi
/adnya secret yang mengental
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan hiidung buntu., nyeri
sekunder peradangan hidung
5. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan bau pernafasan dan pilek
C. PERENCANAAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan pada
hidung
Tujuan : Nyeri klien berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
- Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
- Klien tidak menyeringai kesakitan
INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat nyeri klien a. Mengetahui tingkat nyeri klien
dalam menentukan tindakan
selanjutnya
b. Jelaskan sebab dan akibat nyeri b. Dengan sebab dan akibat nyeri
pada klien serta keluarganya diharapkan klien berpartisipasi
dalam perawatan untuk
mengurangi nyeri
c. Ajarkan tehnik relaksasi dan c. Klien mengetahui tehnik distraksi
distraksi dn relaksasi sehinggga dapat
mempraktekkannya bila
mengalami nyeri
d. Observasi tanda tanda vital dan d. Mengetahui keadaan umum dan
keluhan klien perkembangan kondisi klien.
e. Kolaborasi dngan tim medis : e. Menghilangkan /mengurangi
1) Terapi konservatif : keluhan nyeri klien
- obat Acetaminopen;
Aspirin, dekongestan
hidung
- Drainase sinus
2) Pembedahan :
- Irigasi Antral :
Untuk sinusitis
maksilaris
- Operasi Cadwell Luc.
2. Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakit dan prosedur tindakan medis (irigasi/operasi)

Tujuan : Cemas klien berkurang/hilang

Kriteria :
- Klien akan menggambarkan tingkat kecemasan dan pola kopingnya
- Klien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya
serta pengobatannya.

INTERVENSI RASIONAL
a. Kaji tingkat kecemasan klien a. Menentukan tindakan selanjutnya
b. Berikan kenyamanan dan b. Memudahkan penerimaan klien
ketentaman pada klien : terhadap informasi yang
- Temani klien diberikan
- Perlihatkan rasa
empati( datang dengan
menyentuh klien )
c. Berikan penjelasan pada klien c. Meingkatkan pemahaman klien
tentang penyakit yang dideritanya tentang penyakit dan terapi
perlahan, tenang seta gunakan untuk penyakit tersebut sehingga
kalimat yang jelas, singkat klien lebih kooperatif
mudah dimengerti
d. Singkirkan stimulasi yang d. Dengan menghilangkan stimulus
berlebihan misalnya : yang mencemaskan akan
- Tempatkan klien diruangan meningkatkan ketenangan klien.
yang lebih tenang
- Batasi kontak dengan orang
lain /klien lain yang
kemungkinan mengalami
kecemasan
e. Observasi tanda-tanda vital. e. Mengetahui perkembangan klien
secara dini.
f. Bila perlu , kolaborasi dengan tim f. Obat dapat menurunkan tingkat
medis kecemasan klien
3. Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi (penumpukan
secret hidung) sekunder dari peradangan sinus

Tujuan : Jalan nafas efektif setelah secret (seous,purulen) dikeluarkan

Kriteria :
- Klien tidak bernafas lagi melalui mulut
- Jalan nafas kembali normal terutama hidung

INTERVENSI RASIONAL
a. kaji penumpukan secret yang ada a. Mengetahui tingkat keparahan
dan tindakan selanjutnya
b. Observasi tanda-tanda vital. b. Mengetahui perkembangan klien
sebelum dilakukan operasi
c. Koaborasi dengan tim medis c. Kerjasama untuk menghilangkan
untuk pembersihan sekret penumpukan secret/masalah

4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
Tujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
Kriteria :
- Klien menghabiskan porsi makannya
- Berat badan tetap (seperti sebelum sakit ) atau bertambah

INTERVENSI RASIONAL
a. kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi a. Mengetahui kekurangan nutrisi
klien kliem
b. Jelaskan pentingnya makanan b. Dengan pengetahuan yang baik
bagi proses penyembuhan tentang nutrisi akan memotivasi
meningkatkan pemenuhan nutrisi
c. Catat intake dan output makanan c. Mengetahui perkembangan
klien. pemenuhan nutrisi klien
d. Anjurkan makan sediki-sedikit d. Dengan sedikit tapi sering
tapi sering mengurangi penekanan yang
berlebihan pada lambung
e. Sajikan makanan secara menarik e. Mengkatkan selera makan klien
5. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri
sekunder dari proses peradangan

Tujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyama

Kriteria :
- Klien tidur 6-8 jam sehari

INTERVENSI RASIONAL
a. kaji kebutuhan tidur klien. a. Mengetahui permasalahan klien
dalam pemenuhan kebutuhan
istirahat tidur
b. ciptakan suasana yang nyaman. b. Agar klien dapat tidur dengan
c. Anjurkan klien bernafas lewat tenang
mulut c. Pernafasan tidak terganggu.
d. Kolaborasi dengan tim medis d. Pernafasan dapat efektif kembali
pemberian obat lewat hidung
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. G. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta 2000

Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair,


Pedoman diagnosis dan Terapi Rumah sakit Umum Daerah dr
Soetom FK Unair, Surabaya

Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta


PENGKAJIAN FISIK

Nama mahasiswa : ……………………..


Nim : …………………
Tempat Praktek : …………………
Tanggal Praktek :……………………

I. BIODATA
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 46 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Berdagang
Alamat : Perumahan Berngam Binjai
Tgl masuk RS : 21 Februari 2011
No Register : ……………
Ruangan/ Kamar : Kamboja
Golongan Darah : “A”
Tanggal Pengkajian : 22 Februari 2011
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Sinusitis

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Aulan
Hubungan Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Perumahan Berngam Binjai

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan badan lemas, neritekan daerah hidung dan susah
bernafas.

III. RIWAYAT KESEHTANAN SEKARANG


Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien masuk RS Dr. RM Djoelham Binjai pada tanggal 21 Februari 2011
karena klien mengalami nyeri padadaerah wajah, dan susah bernafas

Riwayat Penyakit
Pada pukul 21 00 mlam klien mearsa sakit pada derah wajah dan badan
terasa lemah serata sesak karena keadaan semakin memburuk klien
langsung di bawa ke RS. Djoelham pada tanggal 21 Februari 2011 dan
klien ingin mendapatkan perawatan yang intensif.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


Saat kecil : Klien tidak pernah mengalami penyakit yang serius
Pearnah di rawat : Klien tidak pernah di rawat sebelumnya
Pernah operasi : Klien tidak pernah di operasi
Obat-obatan yang digunakan bila sakit
: Menurut klien jika sakit klien hanya mennggunakan
obat-obatan yang di dapat dari warung terdekat.
Riwayat alergi : Klien tidak memiliki alergi baik dari makanan
maupun Obat-obatan.
Riwayat Imunisasi : Pasien tidak tahu tentang imunisasi

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama seperti
yang diderita klien pada saat ini selain penyakit sinusitis tidak ada
penyakit keturunan yang dijumpai pada keluarga dan anggota keluarga
yang meninggal karena penyakit biasa.

Genogram :

Keterangan
: Laki-laki

: Pasien
: Perempuan

: Tinggal serumah

: Meninggal

VI. RIWAYAT PSIKO-SOSIAL-SPRITUAL


a. Bahasa yang digunakan : bahasa yang digunkan pasien sehari-hari
adalah bahasa Indonesia
b. Presepsi terhadap penyakit ;
Sebelum : Klien ingin penyakit yang diderita sekarang ini
tidak semakin parah sehingga dapat
melakukan aktifitas.
Keadaan saat ini : Klien yakin penyakitnya akan sembuh dan
dapat bekerja lagi.
c. Konsep diri
Sebelum : Klien orang yang mempunyai keyakinan
yang kuat sehingga setiap masalah yang
dihadapi dapat diselesaikan.
Keadaaan saat ini : Klien tetap yakin bahwa penyakit yang di
deritanya sekarang dapat disembuhkan.
d. Keadaan Emosi :
Sebelum : Emosi klien tidak stabil, dan klien sering
memikirkan penyakitnya.
Keadaa saat ini : Klien selalu cemas dan ia hanya dapat berdoa
agar penyakit yang di deritanya sembuh
sehingga dapat melakukan aktifitas.
e. Hubungan pola komunikasi
Sebelum : Klien orang yang enak diajak berkomunikasi
tampak dari klien mau terbuka tentang
keadaannya.
Keadaan saat ini : Klien tidak dapat berkomunikasi dengan baik
dan klien hanya berbaring di tempat tidur.
f. Hubungan dengan anggota keluarga/ saudara
Sebelum : Klien dan keluarga selalu menjalin hubungan
dengan baik.
Keadaan saat ini : Hubungan keluarga saat ini baik dimana
suami setia untuk mendampingi pasien begitu
juga dengan keluarga sering berkunjung ke
RS.
g. Hubungan dengan masyarakat
Sebelum : Baik, klien sering bersosialisasi dengan
masyarakat.
Keadaan saat ini : Baik, klien dapat beradaptasi dengan
lingkungan RS baik perawat aupun teman
satu ruangan dan banyak teman dan
tetangga klien datang berkunjung.
h. Daya Adaptasi
Sebelum : Klien sering mengikuti perwiritan dalam
lingkungan masyarakat dan klien mau
beradaptasi dengan orang-orang yang ada
dilingkungan tempat tinggal.
Keadaan saat ini : Karena klien dirawat di RS, klien tidak dapat
mengikuti kegiatan perwiritan di masyarakat.
i. Kegiatan keagamaan
Sebelum : Klien seorang yang rajin beribadah disamping
itu klien juga mengikuti kegiatan wirid di
mesjid.
Keadaan saat ini : Klien hanya dapat berdoa diatas tempat tidur.
j. Kegemaran : Kegemaran pasien secara khusus tidak ada
haya pasien suka menyulam

VII. PEMERIKSAAN FISIK


A. Keadaan umum :
Keadaan umum pasien lemah dimana pasien tidak sanggup
melakukan aktifitas akibat penyakit yang diderita

B. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80
HR : 80x/i
RR : 28 x/i
Temp : 37°C
Sensori : Compos Mentis
TB : 155 cm
BB : 52 Kg
C. Pemeriksaan Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut
a. Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak ada dijumpai
adanya kelainan pada kulit kepala dan
tampak tidak ada ketombe.
b. Kepala : Bentuk kepala bulat lonjong dan tidak di
jumpai adanya benjolan maupun lesi pada
kepala,dan tidak ada luka akan tetapi adanya
neri tekan didaerah wajah.
c. Rambut : Warna rambut hitam, rambut tampak bersih
dan dan bentuknya lurus
2. Mata : Bentuk mata simetris, mata tidak ikterus pada
sclera dan klien memakai kaca mata, bola
mata tidak ada protrusis, gerakan mata,
penglihatan dan visus penglihatan normal 4/5
cornea dan iris tidak ada kelainan atau
ukuran dalam batas normal dan konjungtifa
tidak ada tampak kemerahan
3. Hidung : Bentuk hidung simetris, tidak dijjumpai polip
dan fungsi penciuman masih baik, kulit dan
lubang hidug normal. Palpasi sinus
maksilaris, frontalis dan etmoidalis nyeri
tekanan
4. Telinga : Bentuk telinga simetris kanan kiri, tidak di
jumpai serumen yang berlebihan dan
pendengaran masih baik dimana pasien
masih dapat mendengar bunyi yang halus
atau bisikan atau mendengar arloji.
5. Mulut dan faring : Mulut tampak bersih, atau tidak ada stomatitis
dan tidak ada kelainan dan fungsi
pengecapan masih baik. Bibir tidak dijumpai
tanda sianosis. Dan lidah tampak bersih dan
berfungsi dengan baik dimana dapat
embedakan manis, paih dan asin. Gigi
tampak bersih, terdapat karies pada gigi
geraham belakang dan tidak dijumpai adanya
gigi palsu.
b. Leher : Tidak ada dijumpai adanya peningkatan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
thypoid. Suara dalam batas normal dan
denyut nadi karotis teraba dalam batas
normal

D. Pemeriksaan Integumen: kulit pasien tampak bersih tidak brsisik dan


warna saomatang dimana turgor kulit normal.
Kulit pasien kelembapanya dalam batas
normal dan tidak ada dijumpai kelainan pada
kulit misalnya dermatitis.
E. Payudara dan ketiak : Tidak ada dijumpai kelainan pada payudara
dan ketiak dimana payudara dan ketiak
bersih.
F. Pemeriksaan toraks dan dada
a. Dada : Bentuk dada simetris bunyi nafas normal dan
tidak dijumpai adanya bunyi nafas tambahan.
auskultasi pada dada lateral dan posterior
serta sisi kanan dan kiri sama atau tidak ada
kelainan. Dan tulang aksila dan klaivikula
dalam batas normal.
b. Sistem pernafasan : Frekwensi pernafasan 28x/I, bunyi nafas
normal dan klien mengalami gangguan
pernafasan atau ada kesulitan dalam
pemenuhan O2
G. Pemeriksaan Jantung : Frekwensi denyut jantung 80x/I, bunyi
jantung normal dimana BJ1 terdengar lebih
keras dari pada BJ2, namun nada BJ1 lebih
rendah sedangkan nada BJ2 lebih tinggi.
Dimana bunyi BJ1 “Lub” dan BJ2 “Dub”.
Jarak kedua bunyi rata-rata 1 detik atau
kurang. Dan tidak ada dijumpai kelainan
detakan jantung dan tidak dijumpai riwayat
penyakit jantung.
H. Pemeriksaan Abdomen : Bentuk abdomen dalam batas normal
dimana tidak ada dijumpai massa atau
benjolan. Pemeriksaan dengan auskultasi
dimana peristaltic usus dalam batas normal.
Pada pemeriksaan palpasi tidak ada di
temukan nyeri tekan dan tanda ascites pada
daerah abdomen. Bagian hepar tidak
ditemukan adanya pembengkakan. Suara
abdomen dalam batas normal.
I. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
: Klien tidak mengalami gangguan pada saat
BAK, klien BAK 3-4 x/hari. Tidak ada
kelainan didaerah genitalia dan tampak
bersih begitujuga daerah anus. Inspeksi
skrotum tidak ada tanda kemerah-merahan,
bengkak, atau nodula
J. Pemeriksaan endokrin : tidak ada kelainan pada system endokrin.
K. Pemeriksaan muskuluskeletal : Pada pemeriksaan secara inspeksi,
ada ekstremitas atas mengalami kelemahan
otot dan tidak ada tanda edema. otot dan
tendo tidak ada mengalami kontraktur atau
malposisi. Tidak adanya nyeri tekan, gerakan,
bengkak, krepitasi dan nodula.
L. Pemeriksaan neurology : Tingkat kesadaran klien compos mentis dan
tidak dijumpai kelainan. Pasien dapat
melakukan orientasi dengan benar. Proses
piker pasien masih stabil dimana pasien
masih mengingat tentang kejadian masa lalu
dan masih dapat mengambul keputusan.
Kondisi emosi pasien stabil begitu juga
dengan presepsi pasien terhadap
penyakitnya dimana pasien dapat menerima
kondisi penyakitnya.

VIII. POLA KEBISASAAN SEHARI-HARI


A. Pola tidur dan kebiasaan
Sebelum : Klien tidur malam ± 6-7 jam/hari, klien idak
mempunyai masalah dalam beristirahat.
Keadaan saat ini : Selama di RS klien tidur ± 4-5 jam/hari, klien
merasa terganggu dalam tidur akibat
banyaknya aktifitas orang disekitar ruangan
pasien
B. Pola eliminasi :
Sebelum :
BAB BAK
Frekwensi : 1 x sehari 4-5 x/hari
Jumlah :- tidak ada
Bau : Khas amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning Kuning jernih
Lain-lain : tidak ada Tidak ada
Keadaan saat ini
BAB BAK
Frekwensi : 1 x /3hari 3-4 x/hari
Jumlah :- tidak ada
Bau : Khas amoniak
Konsistensi : Lembek Cair
Warna : Kuning Kuning jernih
Lain-lain : tidak ada Tidak ada
C. Pola makan
Sebelum : Klien makan 3x sehari, selera makan klien
baik, makanan kesukaan sambal ikan. Dan
tidak ada alergi terhadap makanan
Keadaan saat ini : Selera makan klien bekurang, klien mendapat
diet MB porsi yang disajikan tidak habis. Rasa
mual dan muntah tidak ada dan tidak ada
kesulitan dalam mengunyah, menelan
makanan
D. Pola minum
Sebelum : Klien minum 8-9 gelas/hari, minuman
kesukaan the manis.
Keadaan saat ini : Selama di RS klien minum 6-7gelas/hari
E. Aktivitas sehari-hari
Sebelum : Klien bekerja setiap harinya sebagai
berdagang .
Keadaan saat ini : Klien hanya dapat berdiam diri di tempat tidur
karena adanya rasa sesak.
F. Personal hyegiene
Sebelum : Klien mandi setiap harinya 2x sehari dan
gosok gigi setiap kali selesai makan.
Keadaan saat ini : Klien tetap mandi seperti biasanya dengan di
Bantu keluarga.

IX. HASIL PENUNJANG DIAGNOSTIK


Tanggal pemeriksaan jenis pemeriksaan Hasil Normal
Hb 100 gr%
Hematokrit 16,2 %
LED 46 mm/jam
Eritrosit 1,89.10
Trombosit 210%

X. PENATALAKSANAAN/OBAT-OBAT YANG DIBERIKAN


Nama obat Dosis Tanggal diberikan

Ampisilin 4x500 mg 22 Februari 2011


Amoxisilin 3x300 mg 22 Februari 2011
Sulfametaksol=TMP 800/60 2 x 1tablet 22 Februari 2011
Diksisiklin 100 mg/hari 23 Februari 2011
ANALISA DATA

Nama mahasiswa : ............................ Nama pasien : Ny. M


Nim : ………………….. Ruangan : Kamboja
Dx pasien : Sinusitis
No.Register : …………..

A. NO B. DATA C. PENYEBAB I. MASALAH


1 Ds : Peradangan Nyeri : kepala,
 Klien mengatakan sakit pada hidung tenggorokan ,
apabila ditekan sinus

Do :
 Wajah tampak menahan
rasa sakit
 Wajah pasien merah
 Pasien sering bersin
 Sekret hidung meningkat

2 Ds : Obstruksi /adnya Ketidakefektifan
secret yang jalan nafas
 Klien mengatakan susah
mengental
bernafas
 Klien mengatakan banyak
secret ditenggorokan
Do :
 Wajah tampak menahan
rasa sakit
 Wajah pasien merah
 Pasien sering bersin
 Sekret hidung meningkat

3 Ds : Nafus makan Gangguan


 Klien mengatakan tidak menurun pemenuhan
selera makan sekunder dari nutrisi kurang dari
Do : peradangan kebutuhan
 Porsi yang disajikan tidak sinus
habis (<1/4)
Masalah Keperawatan Sesuai Prioritas :
1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan dengan obstruksi
/adnya secret yang mengental
2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan nafus makan menurun sekunder dari peradangan sinus
3. Nyeri : kepala, tenggorokan , sinus berhubungan dengan peradangan
pada hidung
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama mahasiswa : ............................ Nama pasien : Ny. M


Nim : ………………….. Ruangan : Kamboja
Dx pasien : Sinusitis
No.Register : …………..

No Hari/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi Tanda


No DX
tangan/Paraf
Keperawatan
1 Selasa, 23 Jam  Mengkaji S : Klien
Feb 2011 14.05 masukan diet Mengatakan
dan status Tidak Selera
DX : 2 nutrisi Makan
Jam  Memantau O : Porsi Yang
16.00 masakan Disajikan
makanan Tidak Habis
harian klien A : Pemenuhan
Jam  Memberikan Nutrisi Kurang
17.25 porsi makanan Dari Kebutuhan
sedikit tapi P : - Kaji Masukan
sering Diet Dan
 Berkolaborasi Status Nutrisi
dengan dokter - Pantau
untuk Masukan
menentukan Makanan
program Harian Klien
latihan - Berikan Porsi
Makan Sedikit
Tapi Sering
- Kolaborasi
Dengan
Dokter Untuk
Menentukn
Program
Latihan
I : * Mengkaji
Masukan Diet
Dan Ststus
Nutrisi
* Memantau
Masukan
Makanan
Harian Klien
* Memberikan
Porsi
Makanan
Sedikit Tapi
Sering
*Berkolaborasi
Dengan
Dokter Untuk
Menentukan
Program
Latihan
E : Masalah belum
teratasi
R : Rencana
tindakan
dilanjutkan

S : pasien
2 Selasa, 23  Mengkaji
mengatakan
Feb 2011 frekuensi dan
sesak sudah
kedalaman
berkurang
DX : 1 pernapasan
O:
 R : RR
- RR 28
28x/menit,
x/menit
Jam nafas dangkal
- Masih ada
16.00 cepat,
wheezing di
ekspirasi lebih
sebagian
panjang dari
paru
Jam inspirasi
- Ekspirasi
17.25  Mengauskultasi
masih sedikit
bunyi nafas
memanjang
 Memberikan
obat sesuai - Klien batuk
dengan mengeluarkan
kolaborasi dahak
 R : Pasien A: masalah
mengatakan teratasi
jalan nafasnya sebagian
menjadi lebih P : lanjutkan untuk
longgar dan pemberian
sesak Amoxicilin
berkurang,
klien batuk,
keluar ingus di
hidung
 Mengajarkan
pasien nafas
dalam dan
batuk efektif
 R : sekret
dapat keluar,
lebih encer

3 Selasa, 23 Jam  Memantau TD,


Feb 2011 17.45 Nadi, Suhu, S : Klien
DX : 3 dan RR mengatakan
 Mengawasi sakit
warna kulit, disekitar
kelembapan, kepala,
suhu dan masa mudah
pengisian marah.
kapiler. O: TD 120/80
 Memberikan mmHg, Nadi
lingkungan 80x/I, RR
yang tenang, 28x/I, Temp
nyaman dan 37ºC
mengurangi A : Masalah
aktivitas. belum
teratasi.
P : Intervensi
dilanjutkan di
ruangan
perawatan.
4 Rabu, 24 Jam  Mengkaji
Feb 2011 09.10 masukan diet S : Klien
dan status Mengatakan
DX : 2 nutrisi Tidak Selera
 Memantau Makan
masakan O : Porsi Yang
makanan Disajikan
harian klien Tidak Habis
 Memberikan A : Pemenuhan
porsi makanan Nutrisi Kurang
sedikit tapi Dari Kebutuhan
sering P : - Kaji Masukan
 Berkolaborasi Diet Dan
dengan dokter Status Nutrisi
untuk - Pantau
menentukan Masukan
program Makanan
latihan Harian Klien
- Berikan Porsi
Makan Sedikit
Tapi Sering
- Kolaborasi
Dengan
Dokter Untuk
Menentukn
Program
Latihan
I : * Mengkaji
Masukan Diet
Dan Ststus
Nutrisi
* Memantau
Masukan
Makanan
Harian Klien
* Memberikan
Porsi
Makanan
Sedikit Tapi
Sering
*Berkolaborasi
Dengan
Dokter Untuk
Menentukan
Program
Latihan
E : Masalah belum
teratasi
R : Rencana
tindakan
dilanjutkan
5 Rabu, 24 Jam  Mengkaji
S : pasien
Feb 2011 10.20 frekuensi dan
mengatakan
kedalaman
sesak sudah
DX : 1 pernapasan
berkurang
 R : RR
O:
28x/menit,
- RR 28
nafas dangkal
x/menit
cepat,
- Masih ada
ekspirasi lebih
wheezing di
panjang dari
sebagian
inspirasi
paru
 Mengauskultasi
- Ekspirasi
bunyi nafas
masih sedikit
 Memberikan
memanjang
obat sesuai
- Klien batuk
dengan
mengeluarkan
kolaborasi
dahak
 R : Pasien
mengatakan A: masalah
jalan nafasnya teratasi
menjadi lebih sebagian
longgar dan P : lanjutkan untuk
sesak pemberian
berkurang, Amoxicilin
klien batuk,
keluar ingus di
hidung
 Mengajarkan
pasien nafas
dalam dan
batuk efektif
 R : sekret
dapat keluar,
lebih encer

6 Rabu 24 Feb Jam  Memantau TD,


2011 13.30 Nadi, Suhu,
DX : 3 dan RR S : Klien
 Mengawasi mengatakan
warna kulit, sakit
kelembapan, disekitar
suhu dan masa kepala,
pengisian mudah
kapiler. marah.
 Memberikan O: TD 120/80
lingkungan mmHg, Nadi
yang tenang, 80x/I, RR
nyaman dan 28x/I, Temp
mengurangi 37ºC
aktivitas. A : Masalah
belum
teratasi.
P : Intervensi
dilanjutkan di
ruangan
perawatan.

Vous aimerez peut-être aussi