Vous êtes sur la page 1sur 6

Fisika Sains

Kamis, 28 April 2016


Eksperimen Fisika Perubahan Titik Lebur Es
A. TUJUAN
1. Praktikan dapat mengidentifikasi bahan-bahan yang dapat mengubah titik lebur es
2. Praktikan dapat menentukan pengaruh konsentrasi garam dapur terhadap titik lebur es

B. LANDASAN TEORI
Elektrolit adalah suatu zat yang larut atau terurai ke dalam bentuk ion-
ion dan selanjutnya larutan menjadi konduktor elektrik, ion-ion merupakan atom-
atom bermuatan elektrik. Elektrolit bisa berupa air, asam, basa, garam atau berupa senyawa kimia lai
nnya. Elektrolit umumnya berbentuk asam, basa atau garam. Beberapa gas tertentu dapat berfungsi
sebagai elektrolit pada kondisi tertentu misalnya pada suhu tinggi atau tekanan rendah. Elektrolit kuat
identik dengan asam, basa, dan garam. Elektrolit merupakan senyawa yang berikatan ion dan kovale
n polar. Sebagian besar senyawa yang berikatan ion merupakan elektrolit sebagai contoh ikatan ion
NaCl yang merupakan salah satu jenis garam yakni garam dapur. NaCl dapat menjadi elektrolit dalm
bentuk larutan dan lelehan, atau bentuk liquid dan aqueous. sedangkan dalam bentuk solid atau pada
tan senyawa ion tidak dapat berfungsi sebagai elektrolit (Anonim, 2014).
Saat zat padat dipanaskan, partikel akan bergetar lebih cepat karena zat padat menyerap energi kinet
ik. Akhirnya, organisasi partikel dalam struktur zat padat akan mulai rusak dan zat padat mulai menca
ir. Titik lebur adalah suhu di mana zat padat mengalami perubahan menjadi cair. Pada titik lebur, geta
ran pada partikel zat padat dapat mengatasi kekuatan gaya tarik menarik yang beroperasi pada zat p
adat. Seperti titik didih, titik lebur zat padat tergantung pada kekuatan gaya tarik menarik. Natrium klor
ida (NaCl) merupakan senyawa ionik yang terdiri dari banyak ikatan ionik yang kuat. Natrium klorida
meleleh pada 801° C. Es (zat padat H2O) adalah senyawa dengan molekul-
molekul yang diikat bersama oleh ikatan hidrogen. Meskipun ikatan hidrogen adalah yang terkuat dari
gaya antarmolekul, kekuatan ikatan hidrogen jauh lebih sedikit dibandingkan dengan ikatan ionik. Titi
k leleh es 0 ° C (Sridianti, 2012).
Titik beku pada dasarnya sama dengan titik lebur. Setiap zat melebur dan membeku pada suhu yang
sama. Titik beku adalah suku ketika suatu zat membeku. Perbedaan antara titik lebur dan titik beku h
anya terletak pada peristiwa perubahan wujud saja. Titik lebur terjadi ketika zat berubah dari padat m
enjadi cair, sedangkan titik beku terjadi ketika zat berubah dari cair menjadi padat.Kalor yang diperluk
an oleh suatu zat untuk melebur sebanding dengan massa zat dan kalor lebur zat. Setiap zat mempu
nyai nilai kalor lebur tertentu. kalor lebur menyatakan banyaknya kalor yang diserap 1 kg zat untuk m
elebur pada titik leburnya. Sedangkan kalor beku menyatakan banyaknya kalor yang dilepaskan oleh
1 kg zat untuk membeku pada titik bekunya.Jumlah kalor yang diserap oleh zat pada saat melebur da
n jumlah kalor yang dilepas pada saat zat membeku, besarnya dapat dihitung dengan persamaan dib
awah ini :
Q=mxL

Keterangan :Q = Kalor yang diserap atau dilepas (J)m = massa zat (kg)L = kalor lebur atau kalor beku
(J kg-1) (Anonim, 2013).
Ketika es dicampur dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut da
lam air garam, akibatnya air garam semakin banyak. Di dalam segumpal es, air terstruktur membentu
k tatanan geometrik yang tertentu dan kaku. Tatanan yang kaku ini rusak ketika diserang oleh garam,
maka molekul-molekul air selanjutnya bebas bergerak ke mana-
mana dalam wujud cair. Tetapi merusak struktur padat molekul-
molekul es memerlukan energi. Untuk sebongkah es yang hanya kontak dengan garam dan air, ener
gi itu hanya dapat diperoleh dari kandungan panas dalam air garam. Maka ketika es mencair dan terl
arut, proses ini meminjam panas dari air dan menurunkan temperaturnya. Setelah temperatur dingin i
ni tercapai, dalam pemanfaatannya campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim
yang mengakibatkan adonan es krim menjadi dingin dan beku. Gabriel Daniel Fahrenheit, pencipta sk
ala temperatur Fahrenheit, menemukan bahwa garam yang dicampurkan ke es (pada temperatur sedi
kit di bawah titik beku) memungkinkan titik beku lebih rendah daripada ketika es hanya terdiri atas air.
Dengan demikian, garam menyebabkan salju dan es meleleh. Banyak orang belum menemukan car
a lebih baik untuk melumer-
kan es di permukaan jalan dan trotoar selain menaburkan garam. Garam begitu efektif dalam mence
gah pembentukan es. Walaupun beberapa jenis bahan kimia telah dikembangkan untuk mencairkan
es, garam masih merupakan cara yang paling murah. Lalu mengapa tidak semua orang menggunaka
n garam untuk mengatasi lapisan es ? Pertimbangan ekologi telah menyebabkan beberapa pemerinta
han daerah melarang penggunaan garam. Garam merangsang korosi pada kendaraan, beton jalan, j
embatan, dan baja tak terlindung pada bangunan-bangunan sekitar (Supadi, 2012).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Perubahan Titik Lebur es dapat dilihat pada tabel b
erikut:
Tabel 1.1 Alat dan bahan

Nama Alat Dan Bahan Fungsi NST


1 Termos atau toples Sebagai wadah bahan pengamatan
2 Termometer Sebagai alat pengukur temperatur 0,01 ˚C
3 Pengaduk Sebagai pengaduk bahan pengamatan
4 Timbangan Sebagai alat pengukur massa es, garam dan gula
5 Es, gula dan garam Sebagai bahan pengamatan

D. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja pada praktikum termolistrik adalah sebagai berikut:
- Pengamatan 1
Buat campuran untuk mengisi toples 1-5, yaitu:
- Termos 1 berisi 250 gram es
- Termos 2 berisi 250 gram + 50 gram gula
- Termos 3 berisi 250 gram es + 50 gram garam
- Termos 4 berisi 250 gram es + 100 gram garam
- Termos 5 berisi 250 gram es + 150 gram garam
Mengaduk hingga larut sempurna isi campuran pada setiap termos tersebut dan mencatat data temp
eratur masing-masing termos setiap 5 menit. Mencatat dalam tabel data
- Pengamatan 2
Membuat campuran untuk mengisi toples 6, yaitu:
Melarutkan 150 gram garam kedalam 250 cc air, mengaduk hingga larut sempurna sehingga terbentu
k air garam. Kemudian menambahkan 250 gram es ke dalam air garam tersebut. Mengamati tempera
tur campuran setiap 5 menit. Mencatat dalam tabel data.

E. DATA PENGAMATAN
Data pengamatan yang diperoleh dari hasil praktikum perubahan titik lebur es adalah sebagai berikut:
- Hasil pengamatan untuk perlakuan toples 1, toples 2, toples 3 adalah sebagai berikut:

Komposisi Toples 1 Toples 2 Toples 3


250 gram es 250 gr es + 50 gr gula 250 gr es + 50 gr garam
No. T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1
Menit Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius
1 5 -1,4 -1,4 -1,4 -1,4 -1,4 -1,4 -13,2 -13,4 -13,6
2 10 -0,8 -0,4 -0,4 -0,8 -1,4 -0,8 -12 -10,6 -10,8
3 15 -0,8 -0,4 -0,6 -0,6 -1,2 -0,8 -10,2 -9,8 -9,4
4 20 -0,4 -0,8 -0,4 -0,4 -0,4 -0,4 -8,4 -8,6 -8,6
5 25 -0,2 -0,4 -0,6 -0,2 -0,6 -0,4 -8,8 -8,6 -8,4
6 30 -0,2 -0,4 -0,4 -0,6 -0,6 -0,8 -7,8 -8 -7,8
7 35 -0,4 -0,4 -0,4 -0,2 -0,4 -0,2 -6,6 -7 -6,6
8 40 -0,4 0 0,2 0,2 0,4 0,4 -7,4 -7,2 -7,4
9 45 0,2 0,4 0,4 0,2 0,4 0,4 -7,6 -7,2 -7,2
10 50 0,8 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 -5,4 -5,4 -5,4

- Hasil pengamatan untuk perlakuan toples 4, toples 5, toples 6 adalah sebagai berikut:

Komposi Toples 4 Toples 5 Toples 6


si 250 gram es + 100 gr gar 250 gr es + 150 gr ggar 150 gr garam + 250 cc air (+250 g
am am r es)
No T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1 T1
. Meni Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius Celcius
t
1 5 -15,4 -15,4 -15,3 -13,8 -15,4 -15,2 -7,2 -6,6 -6,8
2 10 -13,2 -13 -13,6 -13,8 -13,2 -12,8 -6 -5,8 -5,8
3 15 -11,6 -10,8 -10,6 -12,4 -11 -10,8 -4,6 -4,4 -4,6
4 20 -9,6 -9,2 -9,4 -11,6 -11,2 -11,4 -3,8 -3,6 -3,6
5 25 -9,4 -9,4 -9,4 -10,4 -10,2 -10,4 -3,2 -2,8 -3,4
6 30 -8,2 -8,6 -8,4 -10,4 -10,2 -10,5 -2,8 -2,6 -2,8
7 35 -7,2 -7,4 -7,2 -9 -9 -9,4 -2,6 -2,6 -2,2
8 40 -7,6 -7,4 -7,4 -8,8 -9,4 -9,6 -1,8 2 2,4
9 45 -8,4 -8,2 -8,4 -4,8 -5,5 -5,2 2,4 2,4 2,6
10 50 -6 -6,4 -6,2 -9,6 -9,6 -9,2 2 2,2 2
F. PEMBAHASAN
Pada eksperimen ini kami membahas tentang perubahan titik lebur es, yang bertujuan untuk mengide
ntifikasi bahan-
bahan yang dapat mengubah titik lebur es dan menentukan pengaruh konsentrasi garam dapur terha
dap titik lebur es. Ikatan atom akan mempengaruhi besarnya titik lebur dari suatu zat padat dan besar
nya juga spesifik untuk setiap zat padat sehingga dapat juga digunakan sebagai jalan untuk mengeta
hui kemurnian suatu zat. Apabila suatu zat padat bercampur oleh bahan lain maka tentu saja akan m
empengaruhi besarnya titik lebur zat murni. Titik lebur merupakan temperature dimana zat padat mul
ai melebur pada tekanan satu atmosfer. Seperti halnya pada percobaan ini kami menggunakan es de
ngan suhu 0 0 C sebagai zat murni dengan melarutkan suatu bahan berupa gula dan garam dengan k
onsentrasi yang berbeda.
Berdasarkan tabel data pengamatan dapat kita lihat bahwa setiap toples yang berisikan es serta bah
an lain memiliki suhu yang berbeda dengan sebelum adanya pencampuran. Terlebih lagi pada tabel
3,4,5 dan 6 penurunan titik bekunya lebih besar dibandingkan dengan toples 2 dengan tambahan gul
a. Hal tersebut diakibatkan karena garam merupakan larutan elektrolit. Es memiliki ikatan molekul y
ang sangat kuat sehingga ketika garam dilarutkan kedalam es maka molekul-
molekul garam akan mengganggu kestabilan ikatan molekul es. Molekul garam akan menerobos mas
uk kesela-sela ikatan molekul es sehingga memutuskan ikatan-
ikatan molekul es tersebut. Akibatnya sebagian es mencair dan membentuk larutan garam yang titik
bekunya lebih rendah dari 0 0 C. Terlebih lagi jika konsentrasi garam lebih besar maka titik bekunya a
kan lebih rendah lagi, konsentrasi zat sebanding dengan kalor yang diserap atau dilepas dan berband
ing terbalik dengan kalor lebur zat sehingga semakin banyak massa atau konsentrasi garam maka se
makin cepat merusak ikatan molekul es yang memerlukan energi (menyerap kalor), karena kalor tida
k disuplai dari luar, maka es menyerap kalor dari dirinya sendiri, sehingga suhu es turun lebih jauh le
bih rendah menyebabkan munculnya kristal es diluar toples ketika kami melakukan eksperimen ters
ebut. Gula juga dapat menurunkan titik lebur es hanya saja prosesnya lama, karena gula merupakan
larutan non elektrolit. Bila gula dilarutkan dalam es, molekul-
molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larut
an.
Dari grafik yang telah kami buat akan kami bahas satu-
persatu Pada grafik pertama yaitu grafik hubungan antara suhu rata-
rata toples 1, 2, dan 3 dengan waktu. Dapat kita lihat berdasarkan grafik semakin lama waktunya mak
a suhunya akan naik. Hal ini juga berlaku pada grafik hubungan antara toples 3, 4, dan 5, dengan wa
ktu, semakin lama waktunya maka suhunya semakin naik pula mendekati angka 0 0 C, walaupun pad
a toples ke-
5 terjadi penurunan suhu yang drastis diakibatkan adanya pengaruh dari luar yang mempengaruhi titi
k lebur es tersebut. Pada grafik hubungan antara toples 5 dan 6 dengan waktu, pada toples 5 terjadi
penurunan yang lebih besar dibandingkan toples 6, hal ini di akibatkan karena adanya pengaruh lingk
ungan luar terhadap toples tersebut.
Dapat kita simpulkan bahwa penambahan bahan lain pada es akan menurunkan titik lebur es, namun
rendah atau tingginya titik lebur es tergantung pada jenis bahan, apakah bahan tersebut termasuk ba
han elektrolit ataupun bahan non elektrolit. Konsentrasi juga berpengaruh pada penurunan titik lebur
es, dmana semakin besar konsentrasinya maka semakin rendah titik leburnya dan sebaliknya semaki
n kecil konsentrasinya maka semakin tinggi titik leburnya. Setiap bahan yang memiliki titik lebur tadi s
eiring berjalannya waktu dari temperatur dibawah 0 0 C ataupun d atas 0 0 C akan kembali lagi ke titik
temperatur normal 0 0 C.

G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.Bahan-
bahan yang dapat mempengaruhi perubahan titik lebur pada es yaitu bahan yang dapat larut dalam e
s tersebut. Sedangkan tinggi rendahnya tingkat titik lebur es yang terjadi bergantung pada jenis baha
n yang dicampurkan didalamnya. Misalnya garam dapur dapat menyebabkan perubahan titik lebur es
yang tinggi karena garam merupakan larutan elektrolit, sedangkan gula juga dapat menurunkan titik l
ebur es hanya saja prosesnya lama, karena gula merupakan larutan non elektrolit. Bila gula dilarutka
n dalam es, molekul-
molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan.
2. Garam sangat berpengaruh dalam proses perubahan titik lebur es. Semakin banyak garam yang di
campurkanke dalam bongkahan es maka akan semakin tinggi tingkat perubahan titik lebur es yang te
rjadi, begitu pula sebaliknya semakin sedikit jumlah garam yang dicampurkan ke dalam bongkahan e
s maka akan semakin rendah tingkat perubahan titik leburnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Pengertian Titik Lebur Dan Titik Beku. http://indonetedu.blogspot. com/2013/08/penger
tian-titik-lebur-dan-beku.html?m=1. (Diakses tanggal 4 November 2014)
Anonim, 2014. Elektrolit. http://id.m.wikipedia.org/wiki/elektrolit. (Diakses pada tanggal 4 November 2
014)
Sridianti, 2012.Pengertian Titik Lebur.http//www.sridianti.com/pengertian-titik-
lebur.html. (Diakses pada tanggal 4 November 2014)
Supadi, 2012. Pengaruh Penambahan Garam pada Es.http//supadi.blogspot.com/ 2012/06/pengaruh
–penambahan-garam-pada-es.html. (Diakses pada tanggal 4 November 2014)

Diposting oleh Fatimah di 08.50


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Posting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

Mengenai Saya

Fatimah
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
 ▼ 2016 (2)
o ▼ April (2)
 Eksperimen Fisika Perubahan Titik Lebur Es

 PENGERTIAN BESARAN DAN SATUAN


Tema PT Keren Sekali. Diberdayakan oleh Blogger.

Vous aimerez peut-être aussi