Vous êtes sur la page 1sur 8

PRAKTIKUM IV

ANALISIS KUANTITATIF PEMERIKSAAN KADAR SARI

A. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui penentuan kadar sari pada ekstrak yang larut dalam
air maupun yang larut dalam etanol.

B. DASAR TEORI
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan senyawa
dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu.penetapan ini dapat dilakukan dua
cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut dalam etanol.kedua cara
ini didasarkan pada kelarutan senyaawa yang terkandung dalam simplisia. (Djarwis,2004)
Ada beberapa teknik isolasi senyawa bahan asam yang umum digunakan seperti
maserasi,perkolasi dan ekstrasi kontinu,tetapi pada penilitian ini digunakanmaserasi
.maserasi adalah metode perendaman selmpel dengan pelarut organik dengan molekul
relative kecil dan perlakuan pada temperature ruang,akan mudah pelarut terdistribusi
kedalam sel tumbuhan.(Djarwis ,2004)
Kadar sari larut etanol merupakan indicator lain yang dapat menujukan kadar zat
khasiat yang terkandung dalam tumbuhan oabt yang kemudian dapat tersari dengan baik
dalam etanol,dalam analisis menentukan kadar sari larut etanol ini dapat dilakukan dengan
cara yang cukup sederhana.kadar yang larut etanol dihitung dalam persen terhadap bobot
bahan yang telah dikeringkan di udara. ( harbone j.b.1996)
Uji kadar sari dari suatu ekstak bahan obat alam dimasudkan agar dapat
memberikan gambaran awal sejumlah kandungan ,dengan cara melarutkan ekstak sediaan
dalam pelarut organic tertentu (etanol atau air).(anonym ,2007).

Untuk menjamin kualitas dari simplisia atau ekstrak diperlukan standararisasi


simplisia atau ekstrak. Parameter standarisasinya berupa parameter standar spesifik dan
non spesifik.
1. Parameter spesifik
 Identitas
Tujuannya memberikan identitas objektif dari nama dan spesifik dari senyawa
identitas. Diantaranya deskripsi tata nama dan ekstrak yang mempunyai senyawa
identitas artinya senyawa tertentu yang menjadi penunjuk spesifik dengan metode
tertentu. Deskripsi nama berupa nama ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian tumbuhan
yang digunakan dan nama Indonesia tumbuhan.
 Organoleptik
Penggunaan panca indera mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa.
Tujuannya untuk pengenalan awal yang sederhana seobjektif mungkin.
 Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
Melarutkan ekstrak dengan pelarut (alcohol atau air) untuk ditentukan jumlah
solute yang identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri. Dalam hal
tertentu dapat diukur senyawa terlarut dalam pelarut lain misalnya heksana,
diklorometan, metanol. Tujuannya memberikan gambaran awal jumlah senyawa
kandungan. (Ditjen POM, 2000)
2. Ekstraksi
Ekstraksi yang sering digunakan untuk memisahkan senyawa organik adalah
ekstraksi zat cair, yaitu pemisahan zat berdasarkan perbandingan distribusi zat tersebut
yang terlarut dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan. Yang paling baik adalah
dimana kelarutan tersebut dalam pelarut satu lebih besar daripada konsentrasi zat
terlarut dalam pelarut lainnya, harga K hendaknya lebih besar atau lebih kecil dari satu
ekstraksi jangka pendek disebut juga proses pengorokan, sedangkan pada proses jangka
panjang menggunakan soxhlet dan dengan pemanasan (Wasilah, 1978).
Kriteria pemilihan pelarut:
- Pelarut mudah melarutkan bahan yang di ekstrak
- Pelarut tidak bercampur dengan cairan yang di ekstrak
- Pelarut mengekstrak sedikit atau tidak sama sekali pengotor yang ada
- Pelarut mudah dipisahkan dari zat terlarut
- Pelarut tidak bereaksi dengan zat terlarut melalui segala cara (Cahyono, 1991).
Ekstrasi adalah proses pemindahan suatu konstituen dalam suatu sample ke
suatu pelarut dengan cara mengocok atau melarutkannya. Ektraksi pelarut bisa disebut
ekstraksi cair-cair yaitu proses pemindahan solut dari pelarut satu ke pelarut lainnya
dan tidak bercampur dengan cara pengocokkan berulang. Prinsip dasar dari ekstraksi
pelarut ini adalah distribusi zat terlarut dalam dua pelarut yang tidak bercampur
(Ibrahim,2009)Kadar sari
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah kandungan
senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam pelarut tertentu. Penetapan ini dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang
larut dalam etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang terkandung
dalam simplisia.
Ada beberapa teknik isolasi senyawa bahan alam yang umum digunakan seperti
maserasi, perkolasi, dan ekstraksi kontinu. Tetapi pada penelitian ini yang digunakan
adalah maserasi. Maserasi merupakan metode perendaman sampel dengan pelarut
organik, umumnya digunakan pelarut organik dengan molekul relatif kecil dan
perlakuan pada temperatur ruangan, akan mudah pelarut terdistribusi ke dalam sel
tumbuhan.
Metode maserasi ini sangat menguntungkan karena pengaruh suhu dapat
dihindari, suhu yang tinggi kemungkinan akan mengakibatkan terdegradasinya
senyawa-senyawa metabolit sekunder. Pemilihan pelarut yang digunakan untuk
maserasi akan memberikan efektivitas yang tinggi dengan memperhatikan kelarutan
senyawa bahan alam dalam pelarut akibat kontak langsung dan waktu yang cukup lama
dengan sampel (Djarwis, 2004).
Salah satu kekurangan dari metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama
untuk mencari pelarut organik yang dapat melarutkan dengan baik senyawa yang akan
diisolasi dan harus mempunyai titik didih yang tinggi pula sehingga tidak mudah
menguap (Manjang, 2004).

Berdasarkan Materia Medica, parameter untuk simplisia yang baik sebagai


berikut :
Kadar Air : ≤ 10,00
Kadar Minyak Atsiri : ≥ 0,19
Kadar Abu Total : ≤ 10,00
Kadar Abu Tidak Larut Asam : ≤ 2,60
Kadar Sari Larut Air : ≥ 18,00
Kadar Sari Larut Etanol : ≥ 6,30
C. ALAT DAN BAHAN

a. Alat
 Cawan porcelain
 Gelas beaker 250 mL
 Gelas ukur 100 ml
 Corong
 Botol penyemprot

b. Bahan
 Aquadest
 Simplisia pacing
 Kloroform
 Etanol
D. CARA KERJA

a. Penetapan Kadar Sari Larut Air

Ditimbang 5 gram serbuk + 100ml air Dilakukan pengadukan pada 6


simplisia, masukan ke jenuh kloroform jam pertama , kemudian
dalam labu erlenmeyer dibiarkan selama 18 jam

Saring
Filtrat
dikumpulkan

20 ml filtrat diuapkan
Sisa dipanaskan pada suhu 105 ℃ hingga kering di dalam
hingga bobot tetap, lalu dihitung cawan uap yang telah
kadar sarinya dalam % dipanaskan dan ditara.

b. Penetapan Kadar Sari Larut Etanol

Ditimbang 5 gram serbuk


+ 100ml etanol 95% Dilakukan pengadukan pada 6
simplisia, masukan ke jam pertama , kemudian
dalam labu erlenmeyer dibiarkan selama 18 jam

Saring
Filtrat
dikumpulkan

20 ml filtrat diuapkan
Sisa dipanaskan pada suhu 105 ℃
hingga kering di dalam
hingga bobot tetap, lalu dihitung
cawan uap yang telah
kadar sarinya dalam %
dipanaskan dan ditara
E. HASIL PENGAMTAN

 Penetapan Kadar Sari Larut Air


(Bobot akhir – Bobot cawan)– (Bobot cawan kosong ) 100
Cawan I = × 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 20
42,8479 – 42,7008 100
= × 100 %
5,0099 20
= 14,68 %
(Bobot akhir – Bobot cawan)– (Bobot cawan kosong ) 100
Cawan II = × 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 20
57,3851 – 57,2590 100
= × 100 %
5,0024 20
= 12,54 %
14,68 %+12,54 %
Rata-rata = =20,95 %
2

 Penetapan kadar sari larut etanol


(Bobot akhir – Bobot cawan)– (Bobot cawan kosong ) 100
Cawan I = × 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 20
42,8037 – 42,6014 100
= × 100 %
5,0011 20
= 20,2 %

(Bobot akhir – Bobot cawan)– (Bobot cawan kosong ) 100


Cawan II = × 100 %
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 20
57,3620 – 57,0120 100
= × 100 %
5,0240 20
= 34,8 %
20,2%+34,8 %
Rata-rata = = 27,5 %
2

F. PEMBAHASAN

G. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Ditjen POM.2000.Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.


Jakarta:Departemen Kesehatan RI.
Ditjen POM.1977.Materia Medika Indonesia I.Jakarta:Departemen Kesehatan RI

Martiani, Ria, M.Si.Apt.2012.Modul Praktikum Farmakognosi.


Garut:FMIPA UNIGA
LAMPIRAN

Vous aimerez peut-être aussi