Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
AKBAR FITRIANTO
1102015013
DOMESTIC VIOLENCE
UNIVERSITAS YARSI
ABSTRAK
Latar Belakang: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) semakin marak terjadi di
masyarakat masa kini. KDRT bisa terjadi dalam bentuk kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, atau penelantaran rumah tangga. Kekerasan dapat terjadi
karena perbedaan pendapat dari sepasang suami istri, karena permasalahan ekonomi,
ataupun karena pengaruh rendahnya pendidikan dari sepasang suami istri tersebut.
Meskipun sudah ada UU yang mengatur tentang penghapusan KDRT, tetap saja masih
banyak kasus yang terjadi karena banyak kasus yang diselesaikan dengan cara
kekeluargaan atau masih dimaafkan oleh salah satu pihak.
Deskripsi kasus: Ny. S mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang dilakukan
oleh suaminya, sebab suaminya bersetubuh dengan adik perempuan dan Asisten Rumah
Tangganya beberapa kali. Saat keadaan ekonomi tidak stabil pun, Suami Ny. S meminta
Ny. S untuk menjual diri. Karena perbuatan suami yang semakin menjadi-jadi, Ny.s
sudah tidak kuat membangun Rumah Tangga ddengan suami dan menggugat cerai suami
tersebut.
Diskusi: Kekerasan Dalam Rumah Tangga banyak dialami oleh perempuan. Data
tahunan Indonesia dari Komnas Perlindungan Perempuan mencatat bahwa tindak
kekerasan pada perempuan terutama kekerasan di ranah domestik mengalami peningkatan
setiap tahunnya. kekerasan yang dialaminya. KDRT terjadi karena masalah ekonomi.
Perempuan mempunyai akses terbatas dalam bidang pendidikan dan pelatihan-
pelatihan, sehingga jenis pekerjaannya pun terbatas. Rendahnya pendidikan pun menjadi
salah satu factor terjadinya KDRT karena membuat suami merasa berkedudukan lebih
tinggi sehingga KDRT rentan terjadi.
Kesimpulan: Pada pembahasan diatas memang dijelaskan bahwa adanya korelasi antara
faktor ekonomi dan faktor pendidikan dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Pada
kasus Ny. S, yang tidak memiliki penghasilan yang cukup akan rentan terjadinya
kekerasan dalam rumah tangganya. Karena kurangnya pendidikan pada Ny. S pun
mengakibatkan Ny. S sering diperlakukan buruk oleh suaminya karena menganggap
suami lebih superior dan lebih bergantung pada suaminya.
Kata kunci: KDRT, Ekonomi, Pendidikan
I. Pendahuluan
Dalam sebuah rumah tangga, perbedaan pendapat suami maupun
istri memang wajar terjadi. Terkadang permasalahan kecil yang
dianggap sepele kerap kali memicu perbedaan pendapat yang tak
jarang berakhir dengan tindak Kekerasan Dalam rumah Tangga
(KDRT). Penghapusan KDRT sebenarnya sudah tercantum dalam UU
RI No. 23 Tahun 2004 pasal 2 ayat 2 yang berisi: “kekerasan dalam
rumah tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama
terhadap perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau
penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum
dalam lingkup rumah tangga”. Namun, adanya UU tersebut tetap tidak
mengurangi kejadian KDRT dalam kehidupan sehari-hari. KDRT
merupakan intimidasi yang disengaja antara satu pihak ke pihak
lainnya, bisa dari suami ke isteri maupun sebaliknya atau kepada
anggota keluarga lainnya. Hal yang termasuk kekerasan tersebut
diantaranya kekerasan fisik, kekerasan psikis, dan kekerasan seksual.
Kekerasan ini dapat terjadi pada siapa saja. Kadangkala masalah ini
diabaikan, dimaafkan, atau bahkan disangkal sehingga banyak korban
yang tidak melaporkan kasus ini kepada pihak yang berwajib
walaupun mereka tahu, hal tersebut sudah melanggar UU pemerintah.
Korban pada kasus ini tidak melihat umur, jenis kelamin,ras, budaya,
agama, pendidikan, pekerjaan, serta status pernikahan. Walaupun pria
(suami) dan wanita (isteri) sama-sama bisa menjadi korban (Crome,
2006)
Keterbatasan ekonomi keluarga menjadi penyebab utama KDRT
dan perceraian. Faktor yang mengedepankan uang di atas segala-
galanya itu bahkan dapat menjadi pemicu kekerasan seksual pada
anak sendiri. Pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan keluarga
menjadi alasan yang kuat untuk menjadikan faktor sebagai penyebab
utama KDRT. Terkadang, karena faktor istri yang tidak bekerja dan
suami berpenghasilan pas-pasan atau malah menganggur sering
menjadi penyebabnya. Dalam situasi yang tertekan seperti ini,
membuat akal sehatnya mulai lemah dan kehilangan kendali diri
(Anggraini, 2007).
Pendidikan pun menjadi salah satu faktor penyebab banyak
terjadinya KDRT. Rendahnya Pendidikan istri dapat menyebabkan
suami berpikir untuk dapat melakukan apapun terhadap istrinya
karena merasa lebih tinggi. Selain itu, tidak sedikit istri yang
berpendidikan rendah memandang suaminya berkedudukan lebih
tinggi sehingga merasa takut untuk melaporkan kekerasan yang
dialami olehnya (Fildzah, 2018)
Tambahkan data yang menjelaskan prevalensi atau jumlah KDRT
yang dipicu oleh faktor ekonomi dan faktor pendidikan sehingga dapat
menjelaskan alasan dituliskannya lap kasus ini.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji faktor
ekonomi dan faktor pendidikan sebagai pemicu terjadinya KDRT,
agar masyarakat Indonesia dapat mencegah dan menurunkan angkat
KDRT di Indonesia.
II. Laporan Kasus
Ny. S berumur 47 tahun. Beliau tinggal di rumah pribadi milik
beliau di Jalan Pepaya Raya blok 5 RT 012/15 Semper Barat
Cilincing, Jakarta Utara. Beliau beragama Islam dan pekerjaan beliau
saat ini adalah sebagai ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir beliau
saat ini adalah Sekolah Dasar. Beliau tidak memiliki penghasilan dan
bergantung pada suaminya. Ny. S dan suami dikarunia 3 orang anak.
Ny. S dan suami menikah pada tahun 1992 di KUA Cilincing, Jakarta
Utara. Sejak awal menikah, Ny. S sering mengalami kekerasan fisik
dan kekerasan psikis dari suaminya. Suami dikenal sebagai orang
yang memiliki sifat temperamental.
Pada saat Ny. S melahirkan anak pertama, kebetulan pada saat itu
adik kandung Ny. S yang berusia 14 tahun, tinggal bersama dengan
tujuan untuk membantu pekerjaan rumah tangga. Tetapi justru suami
Ny. S mengajak adik Ny. S untuk melakukan hubungan seksual dan
itu sudah dilakukan beberapa kali, dengan alasan sang suami belum
dilayani hubungan seks oleh Ny. S karena masih dalam masa nifas.
Suami Ny. S juga beberapa kali melakukan hubungan seksual dengan
Asisten Rumah Tangga (ART). Tetapi Ny. S tidak melaporkan karena
takut akan diceraikan oleh suaminya.
Pada tahun 2018, Ny. S pernah bertanya kepada suaminya kenapa
tidak menjemput anak sekolah dan tidak memberi kabar. Lantas
pertanyaan itu membuat sang suami emosi tidak terkontrol dan beradu
mulut sehingga suami melakukan KDRT fisik dengan memukuk Ny. S
bertubi-tubi hingga membuat Ny. S mengalami luka berat di bagian
kepala dan tubuhnya. Waktu itu, Ny. S tidak melaporkan kasus karena
masih ingin mencoba untuk mempertahankan pernikahan yang sudah
berlangsung selama 27 tahun.
Suatu ketika pada saat keadaan ekonomi sedang tidak stabil, suami
Ny. S pernah menyuruh Ny. S untuk menjual diri di salah satu
lokalilasasi di Jakarta Utara supaya dapat terpenuhi rumah tangganya.
Tetapi Ny. S menolak keras karena bertentangan dengan ajaran agama
Islam dan Ny. S memilih untuk lebih baik kelaparan daripada menjual
diri.
Perilaku sang suami dari dulu hingga sekarang tidak ada perubahan
untuk menjadi lebih baik, justru makin menjadi-jadi dan masih suka
main perempuan lain sehingga membuat mitra Ny.S tidak tahan lagi
untuk mempertahankam rumah tangga dengan suaminya dan sekarang
bertekad untuk menggugat cerai suaminya.
III. Diskusi
ظا فَلَ م َح َّر ًما َبينَكم َو َجعَلتَ ِه نَفسِي َعلَى الظل َم َح َرمت إِ ِِنِي دِي يَا ِعبَا
َ َلَمو ت
وف َو َعا ِشروه َّن َ ّللا َو َيج َع َل شَيئًا ت َك َرهوا أَن فَ َع
ِ سى ك َِرهتموه َّن فَإِن ِبال َمعر َّ ِفي ِه
ً َِكث
يرا خَي ًرا
ّللا ۚ قل أ َ َفاتَّخَذتم ِمن دونِ ِه أَو ِل َيا َء ََل َيم ِلكونَ ِْلَنف ِس ِهم نَف ًعا
َّ ض ق ِلِ ت َواْلَر ِ س َم َاوا
َّ قل َمن َربُّ ال
َ ُّ
ِصير أم هَل ت َست َ ِوي الظل َمات َوالنُّور ۗ أم َجعَلوا ِ َّلِل َ َ
ِ َض ًّرا ۚ قل هَل يَست َ ِوي اْلع َم ٰى َوالب َ َو ََل
احد القَ َّهار ِ ّللا خَا ِلق ك ِل شَيءٍ َوه َو ال َو َّ ش َركَا َء َخلَقوا َكخَل ِق ِه فَتَشَا َبهَ الخَلق َعلَي ِهم ۚ ق ِل
“Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah
gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan
beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-
Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?”
Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah
Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”.
V. Kesimpulan
Pada pembahasan diatas memang dijelaskan bahwa adanya
korelasi antara faktor ekonomi dan faktor pendidikan dengan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Pada kasus Ny. S, yang tidak
memiliki penghasilan yang cukup akan rentan terjadinya kekerasan
dalam rumah tangganya. Karena kurangnya pendidikan pada Ny. S
pun mengakibatkan Ny. S sering diperlakukan buruk oleh suaminya
karena menganggap suami lebih superior dan lebih bergantung pada
suaminya. Dalam Islam pun sudah tercantum bahwa kekerasan dalam
rumah tangga sangat dilarang, dan hendaknya seorang manusia untuk
menuntut ilmu agar mengetahui mana yang benar dan salah dalam
hidupnya, sehingga terhindar dari kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan.
VI. Ucapan Terima Kasih
Ucapan terima kasih atas bimbingannya dalam pembuatan
laporan kasus ini, kepada:
1. 1. Allah SWT, atas ridho-Nya penyusunan laporan kasus ini
dapat terlaksana
2. 2. Rasulullah SAW, karenanya saya dapat mengetahui tentang
Islam
3. 3. Dr. drh. Titiek Djannatum selaku Koordinator Penyusun
Blok Elektif
4. 4. dr. RW. Susilowati, M.Kes selaku Koordinator Pelaksana
Blok Elektif
5. 5. dr. Ferryal Basbeth, SpF selaku Pengampu Domestic
Violence
6. 6. Dr. Elita Donanti, M.Biomed selaku Tutor Domestic
Violence
7. 7. Dokter dan seluruh pihak LBH APIK
8. 8. Seluruh anggota kelompok Domestic Violence
9. 9. Seluruh teman sejawat Universitas YARSI
10. 10. Dan ucapan terima kasih kepada Universitas YARSI
Daftar Pustaka