Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
METODE PENELITIAN
kerja Badan Pemberdayaan Perempuan dan KB Kota Medan tahun 2009. Adapun
1. Belum pernah dilakukan penelitian sejenis tentang perilaku pria yang menjadi
Akseptor KB.
2. Sedikitnya pria yang menjadi Akseptor KB dengan Metode Medis Operasi Pria
(MOP).
perbedaaan persentase yang besar terhadap penggunaan MOP dan Kondom pada
bulan Agustus. Informan dalam penelitian ini adalah pria yang sudah menjadi peserta
25
pria.
yang ada di Kecamatan Medan Labuhan. Pemilihan informan agak sulit dilakukan
karena peneliti ingin mengambil informan yang memiliki karakteristik yang yang
sesuai dengan yang ingin peneliti lihat. Informan yang pertama sekali di wawancari
adalah informan yang bersuku batak di Kelurahan Sei Mati. Informan ini dengan
Informan yang kedua juga bersuku batak, informan ini bekerja wiraswasta berjualan
yang berasama peneliti, informan ini sulit di datangi yang disebabkan mayoritas
penduduk disana bersuku cina, tetapi karena peneliti didampingi petugas yang telah
wawancara.
informan keempat, informan ini bersuku melayu yang bertempat tinggal di Kelurahan
pedagang ikan di pasar. Informan bersuku jawa. Pada saat wawancara di lakukan sore
bahwa dari ke-5 informan yang telah di wawancarai oleh peneliti mengenai perilaku
terhadap MOP, peneliti merasa sudah mencukupi darimana yang diharapkan oleh
peneliti sendiri terhadap materi dalam penelitian ini. Wawancara pada selruh
informan dilakukan selama 3 hari, yaitu 2 informan pada hari pertama, 2 informan
harapan peneliti, tetapi sebagaimana manusia terbatas yang masih berada dalam suatu
Wawancara yang sulit dilakukan yaitu pada saat peneliti mau mewawancarai
informan yang bersuku cina. Hal ini disebabkan di masyarakat masih adanya
perbedaan yang besar antara mereka yang pribumi dan non-pribumi. Para non-
pribumi dalam hal yang bersuku cina biasa hanya mau terbuka pada orang-orang
sudah mereka kenal dan mereka dapat mempercayai orang tersebut, sehingga pada
wawancara di lakukan.
(indepth interview) dengan panduan pertanyaan yang telah disusun. Informan yang
terpilih diwawancarai pada waktu yang terpisah. Untuk membantu penelitian dalam
mengingat hasil wawancara yang dilakukan, peneliti menggunakan alat bantu yaitu
Untuk melengkapi data dari lapangan, peneliti juga mengambil data dari
1. Umur adalah usia informan yang menjadi akseptor pria dengan metode Medis
3. Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang ditekuni informan dan merupakan sumber
- Tani
- PNS / ABRI
- Dagang / Wiraswasta
Kesehatan.
6. Media Cetak adalah sarana penyampaian informasi yang dapat berupa koran,
8. Keluarga adalah orang terdekat yang masih mempunyai hubungan darah dengan
informan.
9. Teman adalah orang yang berada disekitar dan dikenal oleh informan.
10. Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui pria tentang MOP (Medis Operasi
Pria).
11. Sikap adalah tanggapan pria tentang MOP (Medis Operasi Pria).
Operasi Pria).
Data diolah dengan menggunakan alat bantu EZ-Test versi 3.06. analisis data
dengan teori dan kepustakaan. Data akan disajikan dalam bentuk matriks menurut
Kampung kecil yang dalam masa kurang lebih 80 tahun dengan pesat
berkembang mejadi kota, yang dewasa ini kita kenal sebagai Kota Medan. Berada di
satu tanah datar atau medan, di tempat Sungai Babura bertemu dengan Sungai Deli,
yang diwaktu itu dikenal sebagai ”Medan Putri”, tidak jauh dari jalan Putri Hijau
sekarang.
daerah kota Matsun dan daerah Sungai Kera yang tetap berada di bawah kekuasaan
Kesultanan Deli. Ketika itu penduduk Medan telah berjumlah 43.826 jiwa, dan terdiri
dari 409 orang bangsa Eropa, 25.000 orang bangsa Indonesia, 8.269 orang bangsa
terhitung dimulai tanggal 21 September 1951, daerah Kota Medan di perluas tiga kali
lipat. Keputusan tersebut disusul oleh maklumat Walikota Medan No. 21. tanggal 29
September 1951, yang menetapkan Kota Medan menjadi 5.130 Ha dan meliputi 4
dibentuk di Provinsi Sumatera Utara Daerah-daerah Tingkat II, antara lain Kabupaten
Tahun 1973, dimasukkan beberapa bagian dari Kabupaten Deli Serdang ke dalam
Kota Madya Medan hingga menjadi 26.510 Ha. Dalam beberpa kurun waktu telah
Medan.
Utara dengan luas daerah 265,10 Km². Kota ini merupakan pusat pemerintah Tingkat
I Sumatera Utara yang berbatasan denga Kabupaten Deli Serdang di Sebelah Utara,
Selatan, Barat dan Timur. Kota Medan terletak antara 2º.27’ - 2º.47’ Lintang Utara
dan 98º.35’ - 98º.44’ Bujur Timur serta berada pada 2,5 – 37,5 meter diatas
permukaan laut.
penduduk yang besar baru menjadi modal dasar yang efektif bagi pembangunan
Nasional hanya bila penduduk yang besar tersebut berkualitas baik. Namun dengan
pertumbuhan yang pesat sulit untuk meningkatkan mutu kehidupan dan kesejahteraan
Sejak tahun 1990 penduduk kota Medan mengalami kenaikan yang cukup
nyata hingga ke tahun 2000 yaitu berdasarkan Sensus Penduduk dari 1.730.725 jiwa
pada tahun 1990 menjadi 1.898.013 jiwa di tahun 2000, yang berjenis kelamin laki-
laki berjumlah 939.036 jiwa dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah
958.977 jiwa.
Budha 8,72 %, Hindu 1,48 % dan yang lainnya 2,89 %. (BPS – Medan 2001).
pekerjaan, penghasilan keluarga, dan jumlah anak diperoleh hasil yang dapat dilihat
Pendapat Penghasil
N Infor Umur Pendidi Jlh
Suku Pekerjaan an/bln an/Bln
o man (tahun) kan Anak
(Rp) (Rp)
1 1 56 Jawa SMA Wiraswasta 800.000 1.000.000 5
2 2 45 Batak SMP Wiraswasta 600.000 1.000.000 4
Dari tabel 4.1 diatas memperlihatkan bahwa informan berumlah 5 orang yang
mana seluruhnya adalah pria atau kepala rumah tangga. Dilihat dari usianya mulai
dari 40 tahun sampai dengan 39 tahun dengan jumlah anak lebih dari satu orang dan
pendapatan informan bervariasi mulai dari Rp. 300.000,- sampai dengan Rp.
1.000.000,- per bulannya, sedangkan penghasilan keluarga bervariasi mulai dari Rp.
600.000,- sampai dengan Rp. 1.500.000,- per bulannya. Pekerjaan informan adalah
bawa becak dan wiraswasta, dimana pendidikannya bervariasi mulai dari SMP
sampai dengan SMA. Informan berasal dari suku batak, cina, jawa dan melayu.
pertanyaan – pertanyaan yang diajukan peneliti dengan suasana hati yang terbuka
mengetahui jenis – jenis alat kontrasepsi dan jenis apa yang di gunakan oleh istrinya.
informan mulai menjadi Akseptor KB pria ada yang sudah menjalani selama 5 tahun
dan yang paling lama menjadi akseptor 10 tahun. Dari ke 5 informan 3 informan tidak
selanjutnya informan menyatakan bahwa tidak ada lagi gangguan setalah diobati dan
dalam melakukan hubungan suami istri pun tidak lagi mengalami kendala. Semua
informan juga menjelaskan ingin meringankan beban istri yang selama ini rutin
menjalani KB, makanya informan berusaha untuk selamanya menjadi akseptor KB.
mengenai syarat-syarat menjadi Akseptor KB dengan Metode Operasi Pria ini dari
syarat untuk menjadi akseptor KB, seperti : minimal sudah memiliki 2 orang anak,
ada izin dari suami dan kesehatan si informana harus sehat. Adapun nasehat yang
diberikan oleh petugas kepada ke 5 informan yaitu harus banyak istirahat sehari
waktu akan melakukan operasi medis ini harus ditemani oleh salah seorang dari
keluarga informan. Tentang keuntungan dan kelebihan dari operasi medis ini, ke 5
informan menyatakan istri tidak hamil lagi dan dapat digunakan seumur hidup,
gratis sedangkan seorang informan menyatakan kalau operasi medis ini praktis dan
pendarahan atau pembengkakan. Dan menurut informan bahwa operasi medis ini
Dari matriks diatas didapat bahwa ada 2 orang informan menyatakan istri dan
teman dekat untuk menjadi akseptor KB dengan Metode Medis Operasi Pria (MOP),
II. Sikap
Pria dengan menggunakan Metode Medis Operasi Pria (MOP), sedangkan seorang
informan lain menyatakan setuju dengan informasi yang diberikan dokter mengenai
melakukan operasi ini. Sedangkan 2 orang informan lagi menyatakan bahwa masih
ada yang belum tahu, takut dan kesibukan masyarakat kita sehingga tidak begitu
komplikasi yang mungkin terjadi pada peserta akseptor KB dengan Metode Medis
Operasi Pria ini seperti : pendarahan dan peradangan, itu terjadi apabila pasien tidak
mengikuti petunuk yang telah disampaikan oleh dokter dan petugas kesehatan.
selama ini tidak ada pengaruh apa-apa sewaktu para informan melakukan hubungan
suami istri, dan informan juga merasa aman dan informan menyatakan tidak perlu
10. Matriks Sikap Informan Tentang Isu Impoten Pada Akseptor KB Dengan
Metode Medis Operasi Pria (MOP)
Matriks 4.10. Sikap Informan Tentang Isu Impoten Pada Akseptor KB Dengan
Metode Medis Operasi Pria (MOP)
Informan 1 Isu bisa impoten itu gak benar dek, operasi ii tidak berpengaruh sama
pria.
Informan 2 Tidak benar Isu itu.
Mengenai isu itu gak benar buk, waktu sebelum saya dioperasi saya
Inforan 3 juga pernah berpikiran seperti itu, tapi setelah saya sudah
mengalaminya sendiri. Kalau operasi ini tidak berpengaruh pada
kejantanan pria.
Kenyataan yang saya alami tidak seperti yang di isukan oleh
Informasi 4 masyarakat kita buk. Jadi sebaiknya pemerintah lebih banyak
melakukan pendekatan pada masyarakat kita.
Sepertinya itu hanya isu aja dek, kalau pria bisa impoten karena
Informan 5 operasi itu, jadi pemerintah harus tanggung jawab kalau sempat
terjadi hal seperti itu.
Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa 5 orang informan menyatakan tidak
setuju dengan isu yang beredar di masyarakat kita. Dan dari mereka juga menyatakan
bahwa kejantanan seorang pria sama sekali tidak dipengaruhi oleh tindakan
vasektomi. Semua nforman dapat menyatakan hal tersebut karena inforaman telah
Dari matriks di atas dapat dilihat bahwa 5 orang informan, seorang informan
seorang informan menyatakan sudah 8 tahun dan ada informan yang menyatakan
Dari matriks di atas didapat bahwa dari 5 orang informan, 4 orang informan
menyatakan bahwa yang menganjurkan informan untuk menjalani operasi yaitu istri
melakukan operasi ini adalah faktor ekonomi yang semakin hari semakin banyak,
seorang informan lagi melakukan operasi di puskesmas dan yang melakukan operasi
tersebut adalah dokter, setalah dioperasi para inforaman di beri penjelasan tentang
cara perawatan luka, dan apabila terjadi pendarahan para informan menyatakan akan
langganan informan dan atas persetujuan istri. alasan informan melakukan operasi ini
adalah faktor ekonomi yang semakin hari semakin banak, inforaman melakukan
operasi di puskesmas dan yang melakukan operasi tersebut adalah dokter dan
perawat, setalah dioperasi inforaman di beri penjelasan tentang cara perawatan luka
dan melakukan kontrol ulang setelah satu minggu, dan apabila terjadi pendarahan
kesetaraan dan keadilan gender, yang berarti kesetaraan ber-KB bagi pria (suami)
maupun wanita (istri), yang menjadi masalah adalah masih rendahnya partisipasi pria
(suami) dalam hal kehidupan reproduksi mereka, antara lain masih ditandai dengan
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain : kurangnya dukungan politis, sosial,
budaya dan keluarga agar pria (suami) mempergunakan alat / cara kontrasepsi, serta
kurangnya pengetahuan dan kesadaran dari para pria (suami) yang dimungkinkan
kesehatan ibu dan anak termasuk pencegahan kematian martenal hingga saat ini
masih rendah, hal ini tercermin dari penggunaan kondom (0,7%), vasektomi (0,4%),
Kondisi ini disebabkan karena keterbatasan macam dan jenis alat kontrasepsi
pria. Disamping itu juga disebabkan rendahnya dukungan politis dari para pengambil
keputusan, tokoh agama dan tokoh masyarakat serta adanya hambatan sosial budaya
dan keluarga. Pria bertanggung jawab dalam KB dan kesehatan reproduksi yang
dapat melindungi pria (suami) dan keluarganya dalam segi ekonomi, gizi, kesehatan
dan wanita (istri) mengenai isu seksualitas. Kesehatan reproduksi dan pengertian atas
tanggung jawab bersama sangat penting, sehingga pria (suami) dan wanita (istri)
melihat dari :
Dari hasil wawancara peneliti dengan informan diketahui bahwa seluruh informan
” macam-macam alat KB seperti suntik dan pil KB, soalnya istri saya pernah pakai
keduanya dek, kita masyarakat dianjurkan KB ya supaya jangan banyak anak”.
Hal senada juga diungkapkan oleh informan berikut :
” suntik, pil KB dan kondom dek, mamak anak-anak kata bidan dipuskesmas
disuruh pake’ suntik biar gak gampang lupa. Kata pemerintah supaya tidak
tambah anak lagi ”.
Seperti halnya diungkapkan oleh informan berikut :
” contohnya spiral, kondom, pil dan suntik buk. Mamak anak-anak pake’ pil,
kalau ditempat kami pil bisa diambil sama kader dari puskesmas kata istriku.
Pemerintah bilang dalam satu keluarga maksimal dua anak saja ”.
Menurut BKKBN Jakarta (2005), KB adalah singkatan dari Keluarga
Berencana, yang artinya Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
atau penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD dan sebagainya. Jumlah
dicanangkan pada tahun akhir 1970-an. Alat KB merupakan metode yang dapat
dipilih. Sesuai dengan kebutuhan dan karakteristiknya, alat ini tidak akan
saat yang baik untuk hamil (dalam batas kemampuan manusia). Semua alat KB ini
tentunya mempunyai keterbatasan, yang kita kenal dengan istilah “kegagalan KB”
1. Metode penghalang: kondom (pada pria) dan diafragma (pada wanita), angka
2. Metode menghindarkan sperma dari kelamin wanita: Azl. Angka kegagalan tinggi
karena faktor pengontrolan diri pria pada waktu ejakulasi sering tidak baik.
3. Menutup sebagian jalan yang akan dilalui sperma waktu menuju sel telur:
tubektomi (wanita, memotong sedikit bagian tuba/saluran telur kiri dan kanan),
vasektomi (pria, memotong sedikit bagian vasa/saluran sperma kiri dan kanan).
Sampai saat ini masih merupakan metode teraman, kegagalan paling kecil dengan
efek samping paling minimal. Pembenaran beberapa ulama terhadap metode ini
adalah, “Manusia tak diizinkan mengubah secara permanen ciptaan Allah (dalam
hal ini tubuh manusia). Pada tubektomi dan vasektomi, saluran ini bisa
karena sebenarnya masih bisa punya anak walaupun telah disteril dengan
menggunakan teknik extra tuba seperti bayi tabung/IVF dengan sperma suaminya
sendiri.
Metode hormonal, meniru dan mengganggu siklus hormonal wanita sehingga tidak
terjadi kesuburan:
2. Suntikan, 1 bulan 1 kali, atau 2 bulan 1 kali, atau 3 bulan 1 kali. Dosisnya lebih
3. Susuk 1 tahun sampai 5 tahun, dipasang secara operatip kecil di bawah kulit.
darah putih dalam rahim (proses seperti infeksi tapi pada AKDR yang suci hama), sel
darah putih ini akan memakan sel sperma yang lewat. Tembaga juga berfungsi
menghambat proses nidasi dari janin. Kegagalan rendah dan terutama baik untuk
bagaimana pengaruh vasektomi terhadap fungsi seksual dalam kehidupan suami istri,
” sejak tahun 2001 saya melakukan vasektomi buk, awalnya hubungan suami istri
agak terganggu karena setelah dioperasi terjadi pembengkakan selama dua
minggu, setelah itu saya kedokter dan saya diberi obat. Tapi sampai sekarang tidak
ada keluhan lagi, saya melakukan vasektomi supaya istri juga gak perlu lagi
merasakan bosan minum pil KB ”.
Menurut BKKBN Prov SU (2008), tindakan Vasektomi tidak mempengaruhi
terhaap fungsi seksual (libido). Karena buah zakar yang menghasilkan hormon tetap
berfungsi dan hormon dialirkan melalui pembuluh darah. Terhadap ereksi juga tiak
berpengaruh, karena persarafan dari aliran darah untuk ereksi terletak dibagian atas
dan batang kemaluan, sehingga tidak akan cedera sewaktu tindakan vasektomi.
Demikian juga terhadap lamanya ereksi sampai terjadi ejakulasi tidak akan terganggu.
dari mana sumber informasi yang diperoeh oleh informan tentang cara menjadi
Akseptor KB dengan Metode Medis Operasi Pria (MOP), seperti yang diungkapkan
” saya dapat informasi waktu itu dari petugas KB yang ada dikelurahan dekat
rumah saya dek”.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan berikut ini :
lain ataupun diperoleh dari informasi yang diperoleh dari orang lain. Informasi
pertama sekali tahu cara menjai Akseptor KB Pria berdasarkan informasi dari petugas
kesehatan, teman dan istri yang telah lebih dahulu melakukan tindakan vasektomi.
Maka pengetahuan diatas didapat informan bukan berdasarkan hasil stimulus karena
satu determinan pengetahuan dalam proses belajar, sehingga sumber informasi dapat
hampir semua orang hidup terikat dalam jaringan kewajiban dan hak keluarga.
Seseorang disadarkan akan adanya hubungan, karena proses sosialisasi yang sudah
berlangsung sejak masa kanak-kanak yaitu suatu proses dimana ia belajar mengetahui
apa yang dikehendaki oleh anggota keluarga lain dari padanya, yang akhirnya
menimbulkan kesadaran tentang kebenaran yang dikehendaki. Hal ini sejalan dengan
temurun.
jenis informasi yang diperoeh oleh informan untuk menjadi Akseptor KB dengan
Metode Medis Operasi Pria (MOP), seperti yang diungkapkan oleh informan berikut
ini :
pasangan suami istri yang syah, tanpa paksaan dari pihak lain dalam bentuk apapun,
telah dianugrahkan 2 (dua) orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 (dua)
calon peserta Kontap Pria harus memenuhi syarat kesehatan artinya tidak
ditemukannya hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani Kontap Pria (BKKBN
dan istirahat yang cukup, mencukur rambut didaerah kemaluan sampai bersih,
kemudian mandi dan membersihkan daerah sekitar kemaluan dengan sabun mandi,
memakai celana dalam yang bersih, makan dulu sebelum berangkat keklinik,
datang ke klinik tempat operasi dengan pengantar dan segera melapor kepada petugas
kehidupan suami istri dan bila perlu (dengan beberapa alasan) dapat disambung
kembali, sedangkan kelebihannya seperti : lebih aman, lebih praktis, lebih efektif dan
Tindakan vasektomi ini tidak mempunyai efek samping pada akseptor Kontap
Pria dan komplikasi yang mungkin terjadi pada akseptor Kontap Pria seperti :
pendarahan atau peradangan bila proses sterilisasi alat / proses kurang (BKKBN Prov
SU, 2008).
menyatakan dari istri, 2 orang informan dari petugas kesesatan dan seorang
menyatakan dari dokter, seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini :
” Istri saya yang menganjurkan agar saya mau melakukan operasi medis ini, istri
Sedangkan 2 orang informan lainnya ada yang menyatakan dari petugas kesehatan,
dapat dari petugas puskesmas kepada istri, lalu istri menyerahkan sepenuhnya
kepada saya.
Seorang informan lainya ada yang menyatakan dari dokter yang biasa dikunjungi
” Saya dianjurkan oleh dokter langganan saya, dan istripun sangat setuju dengan
keputusan saya”.
Menurut teori L.W.Green, perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
predisporsing factors, enambling factors dan reinforcing factors. Dalam hal ini,
Reinforcing factors sangat berpengaruh terhadap perilaku pria (suami) dalam hal
tindakan vasektomi. Ini tercermin dari sikap dan perilaku petugas kesehatan setempat
untuk mensosialisasikan atau memberitahukan metode medis operasi pria yang sesuai
sikap positif, namun juga bukan hanya adanya dukungan fasilitas saja, melainkan
diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat lebih-lebih dari para petugas
kesehatan. Dalam hal merubah perilaku masyarakan banyak tantangan yang sangat
prinsipil yang ditemukan antara lain : norma dan nilai masyarakat, kondisi
masyarakat waktu dan biaya, kurang dukungan saran dan prasarana (birokrasi) dan
yang terakhir yaitu petugas yang tidak responsif sehingga perilaku masyarakat masi
informasi yang disampaikan oleh petugas puskesmas dan seorang informan lainnya
” Menurut saya dek, informasi yang dijelaskan petugas puskesmas itu sangat
bagus, tapi kayaknya masih belum begitu bisa diterima di masyarakat kita dek”.
Sedangkan seorang informan lainnya menyatakan berikut ini :
” Informasi yang dikasih dokter langganan saya sangat bagus, tapi saya sempat
takut juga dengan isu tentang impoten yang pernah saya dengar dimasyarakat
tentang vasektomi tapi semua itu tidak sama dengan kenyataan setelah dilakukan”.
Hal ini sejalan dengan BKKBN (2008), yang menyatakan bahwa informasi
mengenai cara menjadi Akseptor KB Pria sebaiknya diberikan oleh petugas kesehatan
atau dokter. Agar tidak ada lagi isu – isu dimasyarakat yang mengatakan bahwa
Vasektomi adalah pengebirian kedua buah zakar / pelir yang dibuang, sehingga
asumsi masyarakat pembuangan buah zakar ini dapat menyebabkan pria kehilangan
gairah seks, dan hormonal yang diperlukan tidak dapat dibuat lagi, sedangkan yang
b. Sikap Informan Tentang Masih Banyak Pria yang Sudah Menikah, Tapi
ada yang belum tahu, takut dan kesibukan masyarakat kita sehingga tidak begitu
” Saya beranggapan wajar saja buk, karena mungkin mereka belum tahu
bagaiman Metode Operasi Pria itu. Dan mingkin pemerintah harus lebih banyak
promosi kayak waktu program Kb yang di TV itu”.
Sedangkan tiga orang informan menyatakan banyaknya isu – isu yang ada di
predisporsing factors, enambling factors dan reinforcing factors. Dalam hal ini,
Reinforcing factors sangat berpengaruh terhadap perilaku pria (suami) dalam hal
tindakan vasektomi. Ini tercermin dari sikap dan perilaku petugas kesehatan setempat
untuk mensosialisasikan atau memberitahukan metode medis operasi pria yang sesuai
sikap positif, namun juga bukan hanya adanya dukungan fasilitas saja, melainkan
diperlukan perilaku contoh dari tokoh masyarakat lebih-lebih dari para petugas
kesehatan. Dalam hal merubah perilaku masyarakan banyak tantangan yang sangat
prinsipil yang ditemukan antara lain : norma dan nilai masyarakat, kondisi
masyarakat waktu dan biaya, kurang dukungan saran dan prasarana (birokrasi) dan
yang terakhir yaitu petugas yang tidak responsif sehingga perilaku masyarakat masi
Vasektomi adalah pengebirian kedua buah zakar / pelir yang dibuang, sehingga
asumsi masyarakat pembuangan buah zakar ini dapat menyebabkan pria kehilangan
gairah seks, dan hormonal yang diperlukan tidak dapat dibuat lagi, sedangkan yang
Metode Medis Operasi Pria ini seperti yang diungkapkan berikut ini :
” Petugas puskesmas bilang, komplikasi bisa terjadi kalau kita tidak mengikuti
petunjuk yang telah disampaikan, komplikasinya seperti pendarahan dan agak-
agak bengkak di daerah kemaluan. Tapi saya gak ada masalah waktu itu”.
Hal yang sama juga diungkapkan informan yang lain seperti berikut ini :
” Saya mengalami pendarahan waktu itu, tapi hanya pada dua minggu pertama
saja, tapi sekarang gak apa-apa lagi setelah diberikan obat. Itu terjadi karena saya
lupa dengan yang sudah dianjurkan petugas untuk lebih hati-hati dalam
perawatannya”.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada Akseptor KB Pria adalah seperti
pendarahan atau peradangan bila bila proses sterilisasi alat tidak dilakukan dengan
baik. Bila hal tersebut terjadi, maka akseptor segera harus ke puskesmas atau dirujuk
ke Rumah Sakit. Agar tidak terjadi pendarahan atau peradangan, maka sebaiknya
seperti : jaga daerah luka yang tertutup plaster agar tetap kering dan bersih, bila
plaster basah atau terbuka, segera ganti dengan plaster obat baru dan jangan
dibubuhin dengan obat atau ramuan selain yang diberikan oleh dokter serta datang
selama ini tidak ada pengaruh apa-apa sewaktu para informan melakukan hubungan
suami istri, dan informan juga merasa aman dan informan menyatakan tidak perlu
mengeluarkan biaya, untuk KB yang dulu dilakukan oleh istrinya, seperti yang
” Menurut saya, kontrasepsi pria sangat menguntungkan buat saya dan istri,
karena kami suami istri sama-sama merasa aman dan tidak lagi mengeluarkan
biaya untuk KB yang dulu biasa dijalani istri saya”.
Hal yang sama juga diungkapkan informan yang lain seperti berikut ini :
” Selama ini dek, tidak ada pengaruh pada hubungan suami istri, tapi mudah-
mudahan gak ada efek sampingnya untuk kedepannya”.
Menurut Buku Panduan, Vasektomi tidak berpengaruh terhadap penurunan
libido (nafsu Seksual) karena buah zakar atau testis yang mengasilkan hormon
testosteron (pemberi sifat kejantanan dan libido) tetap berfungsi dengan baik dan
hormon tersebut akan tetap dialirkan melalui pembuluh darah. Seorang pria yang
telah melakukan tindakan vasektomi pada saat ejakulasi tidak akan merasakan
perbedaan dengan sebelumnya, sebab cairan mani tetap dikeluarkan seperti sebelum
dikeluarkan tersebut tidak lagi mengandun spermatoza yang hanya bisa diketahui
bahwa 5 orang informan menyatakan tidak setuju dengan isu yang beredar di
masyarakat kita. Dan dari mereka juga menyatakan bahwa kejantanan seorang pria
sama sekali tidak dipengaruhi oleh tindakan vasektomi. Semua informan dapat
menjadi Akseptor KB. Seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini :
” Mengenai isu itu gak benar buk, waktu sebelum saya dioperasi saya juga pernah
berpikiran seperti itu, tapi setelah saya sudah mengalaminya sendiri. Kalau operasi
ini tidak berpengaruh pada kejantanan pria ”.
Hal yang sama juga diungkapkan informan yang lain seperti berikut ini :
” Kenyataan yang saya alami tidak seperti yang di isukan oleh masyarakat kita
buk. Jadi sebaiknya pemerintah lebih banyak melakukan pendekatan pada
masyarakat kita”.
Berdasarkan buku panduan yang dikeluarkan oleh BKKBN (2008), menyatakan
bahwa, Vasektomi tidak akan menyebabkan pria menjadi impoten (disfungsi ereksi).
Sebab saraf – saraf dan pembuluh darah yang berperan dalam proses terjadinya ereksi
buah zakar / testis. Jauh dari persarafan untuk ereksi. Jadi Vasektomi sama sekali
tahun dan ada informan yang menyatakan sudah menjalani selama 10 tahun. Seperti
sebelah kanan dan kiri, dapat dilakukan kapan saja. Hal tersebut dapat dilakukan
apabila ada permohonan dari pasangan suami istri tanpa paksaan dari pihak manapun.
Suatu keluarga juga sudah dianugrahkan 2 (dua) orang anak dan umur istri sekurang-
kurangnya 25 tahun. Kontap Pria juga memenuhi syarat kesehatan yang artinya tidak
ditemukan hambatan atau kontra indikasi untuk menjalani kontap. Jadi apabila semua
itu sudah terpenuhi, pria dapat melakukan tindakan Vasektomi tersebut kapan saja
(BKKBN, 2008).
operasi yaitu istri dan atas informasi yang di sampaikan oleh petugas puskesmas, dan
seorang informan lagi melakukan operasi di puskesmas dan yang melakukan operasi
” Saya memilih mengikuti KB ini, karena kebutuhan rumah tangga yang semakin
hari semaki banyak buk, maklumlah penghasilan saya tidak tetap, kadang ada
kadang tidak ada. Untung anak saya ada yang sudah kerja dipercetakan dan di
swalayan, jadi kebutuhan untuk sebulan lumayanlah buk. Operasi ini biasanya
dilakukan di lakukan di puskesmas atau rumah sakit dan yang melakukan
operasinya dokter buk. Setelah operasi saya dikasih tahu petunjuk perawatan
lukanya dari petugas puskesmas itu. Kalau terjadi pendarahan ya ke puskesmas
saja”.
Hal yang sama juga diungkapkan informan yang lain seperti berikut ini :
” Saya dianjurin oleh dokter langganan saya, dan istripun sangat setuju dengan
keputusan saya. Faktor ekonomi yang makin hari makin gak nentu, kadang ada
kadang tidak. Saya melakukan operasi di puskesmas dan yang mengoperasi saya
waktu itu dokter dan ada seorang perawat. Lalu setelah operasi perawat
menjelaskan cara perawatan lukanya, dan setelah satu minggu saya disuruh
datang lagi untuk kontrol ulang. Dan kalau terjadi pendarahan atau peradangan
saya akan kerumah sakit atau kepuskesmas.
Sejalan dengan paradigma baru, yang dimulai dengan pendekatan Keluarga
perempuan dengan tidak mengabaikan peran serta pria, maka untuk menyamakan visi
pelaksana program secara berjenjang dan berkala. Jadi Kontap Pria adalah salah satu
tindakan yang juga sangat membantu wanita (istri) lebih ringan dalam menjalani
kegiatan Rumah Tangga tanpa ada beban moril yang harus ditanggungnya sendiri
(BKKBN, 2008).
6.1. Kesimpulan
1. Pengetahuan Pria (suami) di Kota Medan terhadap Metode Medis Operasi Pria
(MOP) masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya kaum
pria (suami) yang belum menjadi Akseptor KB Pria. Vasektomi kurang diminati
karena selama ini kaum pria (suami) tidak mendapat informasi yang jelas
mengenai Metode Medis Operasi Pria (MOP), dan mereka merasa takut bila
2. Sikap Pria (suami) di Kota Medan terhadap Metode Medis Operasi Pria (MOP)
kurang baik, hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya kaum pria (suami) selalu
membayagkan bahwa luka pada daerah tersebut dapat berakibat fatal. Bayangan
ini karena masih banyak isu-isu yang didengar bahwa vasektomi dapat
mengakibatkan impotensi.
3. Tindakan Pria (suami) di Kota Medan terhadap Metode Medis Operasi Pria
(MOP) masih sangat kurang, hal ini dapat dilihat dari usia para Akseptor KB Pria
(suami) yang rata-rata berumur diatas 39 tahun. Tindakan ini juga karena faktor
4.. Faktor – faktor yang mempengaruhi pria (suami) terhadap Metode Medis Operasi
bahwa KB itu hanyalah urusan wanita (istri) saja. Selain itu operasi vasektomi
sering kali di identikkan dengan pengebirian atau dengan kata lain sifat
1. Diharapkan kepada BKKBN untuk terus melakukan sosialisasi lebih luas lagi
tentang KB Pria dengan menggunakan Metode Medis Operasi Pria (MOP) seperti
melakukan dan memberikan penyuluhan baik secara door to door, dalam arisan,