Vous êtes sur la page 1sur 12

KATA PENGANTAR

Assalamualagikum wr.wb
Alhamdulillahirabbil’alamin,banyak nikmat yang Allah Swt berikan,tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya untuk Allah atas segala berkat,rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
akan selalu ada kekurangan karena manusia tak lepas dari yang namanya khilaf. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang
membacanya.
Solok, 24 January 2019

\
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. PENGERTIAN
Asma adalah suatu kondisi paru-paru yang kronis, yang ditandai dengan sulit bernapas.
Asma adalah proses obstruksi reversibel yang di tandai dengan peningkatan responsivitas dan
inflamasi jalan napas, terutama jalan napas bagian bawah.
Asma adalah mengi berulang dan atau batuk persisten dalam keadaan dimana asma adalah yang
paling mungkin, sedangkan sebab lain yang lebih jarang telah di singkirkan.

2. Etiologi
Belum di ketahui. Faktor pencetus adalah alergen, infeksi (terutama saluran napas bagian atas),
iritan, cuaca, kegiatan jasmani, refluks gastroesofagus dan psikis.
Penyebab asama belum jelas, diduga yang masih memegang peranan utama adalah reaksi
berlebihan dari trakea dan brokus (hiperaktivitas bronkus).
Penyebab hiperaktivitas bronkus juga diduga karena adanya hambatan sebagian sistem
adrenergik, yang menyebabkan meningkatnya tonus sistem parasimpatis dan mengakibatkan
terjadinya spasme bronkus.
3. Gejala klinis
Pada anak yang rentan, inflamasi di saluran napas ini dapat menyebabkan timbulnya episode
mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan, dan batuk, khusunya pada malam atau dini hari.
Gejala ini biasanya berhubungan dengan penyempaian jalan napas yang luas namun bervariasi,
yang sebagian besar bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Gejala
dan serangan asma biasanya timbul bila pasien terpajan dengan faktor pencetus yang sangat
beragam dan bersifat individual.
Gejala-gejala asma :
- Napas berat yang berbunyi ‘’ngik-ngik’’
- Batuk-batuk
- Napas pendek tersengal-sengal
- Sesak dada
- Angka perfoma penggunaan peak flow meter menunjukan rating yang termasuk ‘’hati-
hati atau bahaya (biasanya antara 50% sampai 80% dari petunjuk perfoma terbaik
individu)
Gejala- gejala asma yang berat :
- Serangan batuk yang hebat, napas berat ‘’ngik-ngik’’, tersengal-sengal, sesak dada.
- Susah berbicara dan berkonsentrasi.
- Jalan sedikit menyebabkan napas tersengal-sengal.
- Napas menjadi dangkal dan cepat atau lambat di banding biasanya.
- Pundak membungkuk.
- Lubang hidung mengembang dengan setiap tarikan napas.
- Daerah leher dan di antara atau di bawah tulung rusuk melesak ke dalam, bersama tarikan
napas.
- Bayangan abu-abu atau membiru pada kulit, bermula dari daerah sekitar mulut
(sianosis).

4. Patofisiologi
Asma merupakan kondisi yang di akibatkan inflamasi kronis pada saluran napas yang
kemudian dapat meningkatkan kontraksi otot polos, di sekeliling saluran napas. Hal ini.
Bersama dengan faktor lain menyebabkan penyempitan saluran napas sehingga
menimbulkan gejala klasik berupa mengi. Penyempitan saluran napas biasanya dapat
pulih dengan atau tanpa pemberian terapi. Adakalanya saluran napas itu sendiri yang
berubah. Biasanya terjadi perubahan di saluran napas, termasuk meningkatnya eosinofil
dan penebalan lamina retikularis. Dalam jangka waktu lama, otot polos saluran napas bisa
bertambah ukuranya bersamaan dengan bertambahnya jumlah kelenjar lendir, jensi sel
lain yang terlibat yaitu : limfosit T, makrofag, dan neutrofil. Kemunngkinan ada juga
keterkaitan komponen lain sistem imun yaitu : antara lain sitokin, kemokin, histamin dan
leukotrien.

5. Komplikasi
- emfisema ( pengembangan paru berlebihan sehingga mengakibatkan pecahnya alveoli)
- Atelektasis ( pengembangan paru tidak sempurna
- Bronchopneumonia.
6. Bagan WOC
BAB III
ASKEP TEORITIS

1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang
 Riwayat kesehatan dahulu
 Riwayat kesehatan keluarga
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan penunjang
2. Analisis data
3. Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul (NANDA)
4. Intervensi keperawatan (NOC-NIC)
Pengkajian Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:
1. Riwayat kesehatan yang lalu:
• Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
• Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
• Kaji riwayat pekerjaan pasien.

2. Aktivitas
• Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
• Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
Aktivitas sehari-hari.
• Tidur dalam posisi duduk tinggi.
3. Pernapasan
• Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
• Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
• Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan
hidung.
• Adanya bunyi napas mengi.
• Adanya batuk berulang
5. Sirkulasi
• Adanya peningkatan tekanan darah.
• Adanya peningkatan frekuensi jantung.
• Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.
• Kemerahan atau berkeringat.
6. Integritas ego
• Ansietas
• Ketakutan
• Peka rangsangan
•Gelisah
7. Asupan nutrisi
• Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
• Penurunan berat badan karena anoreksia. 8. Hubungan sosial Keterbatasan
mobilitas fisik.
• Susah bicara atau bicara terbata-bata.
• Adanya ketergantungan pada orang lain.

• Berikan obat sesuai indikasi ; Bronkodilator,kortikosteroid, mukolitik B. Diagnosa yang


Mungkin Muncul (Nanda, 2005-2006)
Diagnosa 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d bronkospasme.
Diagnosa 2 : perubahan nutrisi b/d Ketidak mampuan asupan makan
Diagnosa 3: Resiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuat imunita.( pertahanan)
Diagnosa 4 : Kurang pengetahuan b/d kurang informasi ;salah mengerti.

C. Intervensi keperawatan
Dx 1. Bersihkan jalan napas tidak efektif Mandiri
• Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, ex: mengi.
•Kaji/pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ekspirasi.
• Catat adanya derajat dispnea, ansietas, distress pernafasan, penggunaan obat bantu.
• Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh: meninggikan kepala tempat tidur,
duduk pada sandara tempat tidur
• Pertahankan polusi lingkungan minimum, contoh: debu, asap dll.
• Tingkatkan masukan cairan sampai dengan 3000 ml/ hari sesuai toleransi jantung
memberikan air hangat. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai dengan
indikasi bronkodilatorKolaborasi
• Berikan oksigen tambahan 2-4/menit
Dx 2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru selama
serangan akut Tujuan: pola nafas efektif Kriteria hasil:
• Sesak berkurang atau hilang

• RR 18-24x/menit
•Tidak ada retraksi otot pernapasan Intervensi:
• Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan pernapasan : dispnea, penggunaan otot-otot
pernapasan
• Pantau tanda- tanda vital dan gas- gas dalam arteri
• Baringkan pasien dalam posisi fowler tinggi untuk memaksimalkan ekspansi dada
• Berikan terapi oksigen sesuai pesanan Dx 3. Kerusakan pertukaran gas Mandiri
• Kaji/awasi secara rutin kulit dan membrane mukosa.
• Palpasi fremitus
• Awasi tanda vital dan irama jantung
Dx. Kep3: Malnutrisi b/d anoreksia Intervensi :
• Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan.
• Sering lakukan perawatan oral, buang sekret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai.
• Kolaborasi dalam pemberian oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi.
Dx. Kep 4: Risiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuat imunitas. Intervensi:
• Awasi suhu.
• Diskusikan kebutuhan nutrisi adekuat.
• Dapatkan specimen sputum dengan batuk atau pengisapan untuk pewarnaan gram,
kultur/sensitifitas (kolaborasi). Dx. Kep 5: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi ;
salah mengerti. Intervensi:
• Jelaskan tentang penyakit individu.
• Diskusikan obat pernafasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan.
• Tunjukkan teknik penggunaan inhaler.
B. Analisa Data
Data Masalah Penyebab
1. Data Subjektif :
- Klien mengatakan batuk ketika berpaparan dengan debu.

-klien mengatakan sesak napas.


Data Objektif :
- Klien tanpak berkeringat dan susah bernafas.
TTV : - N : 80 x /i - T : 37oC - RR : 28 x / i - TD : 100 / 60 mmHg Bronkos
pasme Bersihan jalan napas tidak efektif

2. Data Subjektif :
- Ibu mengatakan anaknya mengalami batuk produktif dan susah bernafas.
- Ibu mengatakan anaknya tanpak pucat,lemah saat batuk.
Data Objektif :
- Anak tampak lemah dan gelisah
- Tapak pucat
- Batuk produktif, kental dan sulit keluar.
- TTV N : 80 x / i T : 37oC RR : 28 x /I TD : 100/60 mmHg Imunitas Resiko
tinggi terhadap infeksi

3. Data Subjektif :
- Ibu mengatakan nafsu makan menurun sejak sakit
- Ibu mengatakan anak mengalami mual dan muntah
Data Objektif :
- Nafsu makan menurun
- Anak tidak bisa menghabiskan porsi makan Perubahan nutrisi Kurangnya
asupan makanan & Ketidak mampuan asupan makanan

-Kolaboratif tindakan intubasi dan ventilasi mekanik bila perlu


-Mengetahui adekuatnya jalan nafas dan meningkatnya kerja pernafasan
-Mengetahui indikasi hipoksia
-Menentukan keseimbangan asam basa ,dan kebutuhan oksigen
-Menambah suplai O2 sehingga meningkatkan pertukaran gas
-Mengoptimalkan kontraksi diafragma
-Memfasilitasi pernafasan yang dalam sehingga O2 yang masuk lebih banyak
-Meningkatkan diameter jalan nafas sehingga mengurangi kerja pernafasan
-Mempertahankan suplai O2 saat terjadi gagal nafas
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik yang ditandai dengan os mengatakan
badan lemah, os mengatakan nafas sesak,berkeringat Setelah diberi tindakan perawatan
selama 3×24 jam pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas, dengan
KE: -Pasien dapat dan mau melakukan aktivitas sesuai kemampuannya -Tanda tanda vital
dalam batas normal telah diberi tindakan perawatan 2x 30 menit rasa cemas pasien
berkurang dengan, -Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas -Catat adanya dispnea,
peningkatan kelelahan dan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas. -Berikan
kepada pasien aktivitas sesuai kemampuannya -Pertahankan obyek yang digunakan pasien
agar mudah terjangkau -Bantu pasien melakukan aktivitas dengan melibatkan keluarga -
Observasi vital sign

Kaji tingkat cemas pasien(ringan ,sedang, berat,panik) -Bantu pasien


menggunakan koping yang efektif -Menentukan kemampuan pasien dalam melakukan
aktivitas -Menentukan periode istirahat pasien dan aktivitas yang menimbulkan kelelahan
pasien. -Memenuhi kebutuhan pasien tanpa menimbulkan kelelahan -Memudahkan
pasien dalam penggunaan sehingga mengurangi penggunaan O2 -Semua kebutuhan
pasien dapat terpenuhi -Tanda vital yang normal mendukung pasien untuk beraktivitas -
Petunjuk intervensi yang terapeutik -Bisa menghilangkan cemas ,membantu pasien
menggunakan pikiran yang sehat kedepan. Resiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d susah makan Setelah diberikan tindakan perawatan 1x 24 jam pasien
tidak mengalami perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan KE: -Pasien mau
makan -Sesak nafas dan batuk berkurang -Pasien tahu pentingnya nutrisi untuk
pemulihan -Lakukan prosedur terapi sesuai advis -Beri informasi tentang pentingnya
nutrisi untuk pemulihan -Anjurkan keluarga untuk membantu pasien makan -Beri diet
lunak TKTP -Sesak dan produksi mukus berkurang -Pasien termotivasi untuk mau makan

Kebutuhan pasien akan nutrisi terpenuhi -Makanan mudah dicerna dan


kebutuhan kalori terpenuhi Kurang pengetahuan b/d kurang informasi yang ditandai
dengan os mengatakan tidak tahu faktor penyebab penyakit dan kekambuhan Setelah
diberikan tindakan perawatan 2 x 30 menit pengetahuan pasien bertambah dengan KE : -
Os tahu tentang penyakitnya -Os tahu penyebab/ pencetus penyakit -Os tahu cara
menghindari kekambuhan -Beri KIE tentang pengertian dan penyebab / pencetus dari
penyakit -Beri KIE cara menghindari kekambuhan seperti: menghindari cuaca dingin dan
debu, memakai baju penghangat dan masker hidung, mengurangi aktivitas / latihan
berlebih. -Beri KIE untuk kontrol ulang penyakitnya -Os tahu tentang sakitnya dan tahu
faktor penyebab / pencetus penyakit - Os tahu dan bisa menghindari faktor pencetus
kambuh -Os tahu perkembangan penyakit sehingga resiko kambuh berkurang D.
Tindakan Keperawatan Evaluasi Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses
keperawatan untuk menilai keberhasilan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Setelah melaksanakan tindakan keperawatan maka hasil yang diharapkan sesuai dengan
rencana tujuan yaitu: 1 Bersihan jalan nafas pasien efektif 2 Pasien mengalami perbaikan
dalam pertukaran gas 3 Pola nafas pasien efektif 4 Pasien menunjukkan toleransi
terhadap aktivitas 5 Rasa cemas pasien berkurang. 6 Pasien tidak mengalami perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 7 Kebutuhan istirahat dan tidur pasien terpenuhi 8
Pengetahuan pasien tentang penyakitnya bertambah 9 Pasien tidak mengalami infeksi

Vous aimerez peut-être aussi