Vous êtes sur la page 1sur 7

Dasar Kesehatan Lingkungan

Pengelolaan Limbah Padat


ANISA PRAMESWARI (1805015210)
Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

19
 Definisi dan Sumber Serta Penggolongan Limbah Padat
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai
atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang
kelingkungan.
Menurut Suprihatin (2006: 7): Pengertian sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna lagi, yang dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula. Sampah sebagai sisa
suatu usaha atau kegiatan masyarakat yang berwujud padat baik berupa sampah basah
(organik) maupun sampah kering (anorganik) yang bersifat dapat terurai maupun tidak
dapat terurai dan dianggap sudah tidak berguna lagi, sehingga dibuang ke lingkungan
oleh pemiliknya atau pemakai semula, karena sudah tidak berguna lagi .
Sumber-Sumber Sampah Menurut Suprihatin (2006: 8-9), berdasarkan
sumbernya, sampah dapat digolongkan kepada dua kelompok besar yaitu:
a. Sampah Domestik,
Sampah yang sehari-harinya dihasilkan akibat kegiatan manusia secara
langsung, misalnya: dari rumah tangga, pasar, sekolah pusat keramaian,
pemukiman, dan rumah sakit. Sampah domestik, dibagi menjadi:
o Sampah dari pemukiman, umumnya sampah rumah tangga berupa
sisa pengolahan makanan,bekas perlengkapan rumah tangga,
kertas, kardus, gelas kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain.
o Sampah dari perdagangan, yaitu sampah yang berasal dari daerah
perdagangan seperti ; toko, pasar tradisional, warung, pasar
swalayan, seperti kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik
termasuk sampah makanan dan restoran.
o Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah
dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis (Bollpoint, pensil,
spidol, dll) toner, foto copy, pita printer, kotak tinta printer, baterai,
bahan kimia, dari laboratorium, pita mesin ketik, klise film,
komputer rusak, dan lain-lain.
b. Sampah Non Domestik,
Sampah yang sehari-harinya dihasilkan oleh kegiatan manusia
secara tidak langsung, seperti, dari pabrik, industri, pertanian, peternakan,
perikanan, kehutanan, transportasi, dan sebagainya. Sampah non domestik
ini dapat dibagi menjadi:
o Sampah dari industri. Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian
proses produksi (bahan-bahan kimia serpihan / potongan bahan),
perlakuan dan pengemasan produk (kertas, kayu, plastik, kain,lap
yang jenuh dengan pelarut untuk pembersihan). Sampah industri
berupa bahan kimia yang sering kali beracun memerlukan
perlakuan khusus sebelum dibuang.
o Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang
berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa
berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik,
misalnya ; kayu, triplek. Sampah anorganik misalnya ; semen,
pasir, spesi, batubata, ubin, besi, baja, kaleng.

 Pengelolaan Sampah dan B3


o Pengelolaan Limbah Padat Biasa
Macam Limbah Padat Biasa :
 Sampah basah atau membusuk (garbage), misalnya: sisa-sisa makanan;
sampah dapur; sampah pekarangan; kemasan makanan berbahan daun-
daunan (bungkus ketupat, lotek, rujak, dodol Imlek, dll.)
 Sampah kering (rubbish), misalnya: kaca, kayu, kertas, karet, plastik,
kaleng, dsb.
 Abu (ashes)
Berdasarkan tujuan pemanfaatan dan pengolahannya, sampah kering biasa dapat
juga digolongkan menjadi sampah yang dapat didaur ulang, sampah yang tak dapat
didaur ulang, sampah yang dapat dibakar, sampah yang tidak dapat dibakar. Unsur-
unsur pengelolaan limbah padat biasa telah disebutkan sebelumnya pada ulasan
mengenai prinsip umum. Dalam bagian ini, lingkup pengelolaan yang diulas dibatasi
pada pengolahan dan pembuangannya.
Kegiatan pengolahan limbah padat biasa dalam skala perkotaan dapat dimulai
dengan pemilahan limbah di stasiun pemindahan. Pemilahan dapat pula dilakukan di
berbagai jenis tempat lainnya. Limbah umumnya dipilah berdasarkan jenis bahan dan
tujuan pemanfaatan, pengolahan dan/atau pembuangannya. Pengolahan sampah untuk
pemanfaatan dapat berupa proses/kegiatan tersebut di bawah ini.
 Pendaurulangan sampah (recycling), di antaranya: plastik, kertas, logam,
dll., baik untuk dibuat barang yang sama mau pun barang yang lain.
 Pembuatan pelet bahan bakar (pelletized waste derived fuel), limbah padat
bernilai energi cukup tinggi, hasilnya dapat digunakan untuk berbagai
keperluan yang membutuhkan bahan bakar padat.
 Pengomposan (composting), limbah yang tergolong membusuk,
mengandung unsur karbon dan nitrogen yang memadai dan seimbang;
hasilnya digunakan sebagai pupuk tanaman.
Pengolahan sampah untuk pembuangan akhir umumnya berupa insinerasi
sampah. Insinerasi adalah proses pembakaran secara terkendali dengan suhu tinggi
yang dapat mengubah tabiat sampah/limbah padat secara cepat. Limbah padat diubah
menjadi padatan lembam (abu) bervolume kecil, uap air dan gas. Sarana insinerator
yang baik dilengkapi sistem pengendalian pencemar udara yang memadai (misalnya:
scrubber, fabric filter, electrostatic precipitator, dlsb.).
o Pengelolaan limbah B3
Berdasarkan jenis prosesnya, berbagai teknik pengolahan limbah B3 dapat
digolongkan menjadi:
 Pengolahan Wujud (Physical Treatment);
 Pengolahan Kimiawi (Chemical Treatment);
 Pengolahan Hayati (Biological Treatment);
 Pengolahan Panas (Thermal Treatment).
 Pengolahan Wujud
a. Diterapkan dalam pengolahan limbah yang terdiri atas
cairan dan padatan untuk memisahkan fasa padat dari fasa
cair.
b. Teknik pemisahan beraneka ragam, lazim digunakan di
industri sejak beberapa dasawarsa yang lalu.
c. Contoh: pengendapan (sedimentasi); solidifikasi.
 Pengolahan Kimiawi
a. Pemanfaatan berbagai reaksi kimiawi
b. Mengubah wujud dan/atau tabiat limbah B3 menjadi tidak
atau kurang berbahaya
c. Memulihkan sumber daya bermanfaat dari limbah B3
d. Membutuhkan bahan kimiawi pereaksi dalam jumlah
proporsional
e. Contoh: netralisasi; dehalogenasi; fiksasi/stabilisasi
kimiawi
 Pengolahan Hayati
a. Penguraian berbagai jenis limbah atau bahan beracun
menjadi senyawa yang lebih sederhana yang kurang/tidak
berbahaya bagi lingkungan dengan bantuan proses
metabolisme jasad renik.
b. Contoh: remediasi hayati rakéan/binaya/PLPB3-R03.wpd
15
 Pengolahan Daya Panas
a. Limbah B3 diubah menjadi gas dan padatan yang tak dapat
dibakar lebih lanjut lagi
b. Limbah B3 organik yang akan dimusnahkan dan
mempunyai nilai kalori tinggi dapat sekaligus berperan
sebagai bahan bakar
c. Proses dapat mengurangi volume dan berat limbah
d. Contoh: insinerasi (proses oksidasi thermal, terkendali,
pada suhu tinggi)

 Domestik dan Non Domestik


 Konsep 3R
Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
a. Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu
yang masihmemungkinkan untuk dipakai [penggunaan kembali botol-
botol bekas].
b. Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang
dapat menimbulkansampah serta mengurangi sampah-sampah yang sudah
ada.
c. Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu untuk
diolah menjadi barangyang lebih berguna [daur ulang sampah organik
menjadi kompos

 Zero Waste
Zero Waste adalah istilah yang digunakan pertama kali sebagai nama
perusahaan yaitu Zero Waste System Inc. (ZWS). Perusahaan tersebut didirikan
pada pertengahan tahun 1970an di California, Amerika Serikat, oleh Paul Palmer
yang merupakan seorang ahli kimia dengan tujuan awal untuk meminimalkan
pengaruh industri kimia pada lingkungan sekitarnya. Beberapa tahun kemudian
Zero Waste menjadi sebuah istilah yang semakin dikenal luas. Antara tahun 1998
dan 2002, konsep Zero Waste mulai banyak diterapkan dalam komunitas-
komunitas global untuk mengurangi pembentukan sampah.
Pada tahun 2004 Zero Waste International Alliance mendefinisikan Zero
Waste sebagai sebuah tujuan yang etikal, ekonomis, efisien dan visioner untuk
mengarahkan manusia dalam mengubah gaya hidup dan perilaku untuk bisa
mencontoh siklus hidup yang alami yaitu dimana material yang sudah tidak
dibutuhkan lagi dirancang agar menjadi sumber untuk yang lain.
Zero Waste dalam skala rumah tangga juga bisa dicapai dengan mengikuti
konsep 5R yaitu refuse (meminimalisasi pembuangan dengan cara menolak
menggunakan barang yang tidak ramah lingkungan), reduce (mengurangi
konsumsi), reuse (menggunakan ulang), recycle & rot (mendaur ulang sampah
anorganik & membuat kompos dari sampah organik).
Dengan menerapkan Zero Waste kita akan bisa mengurangi kerusakan
pada tanah, air dan udara yang mengancam kehidupan di Planet Bumi ini.
Sayangnya sebagian besar masyarakat masih terpaku pada pola pikir bahwa
sampah adalah sesuatu yang sudah tidak memiliki kegunaan sama sekali sehingga
opsi terakhirnya hanyalah cukup membuangnya. Hal ini bisa kita lihat dari sistem
pengelolaan sampah di Indonesia yang masih umum diterapkan yaitu dengan pola
sederhana kumpul, angkut dan buang.

 Teknologi Pengolahan Sampah Rumah Tangga dan B3


 Sampah Rumah Tangga
Pembuangan sampah akhir merupakan suatu upaya yang tidak mungkin
dicarikan alternatifnya, kecuali harus dimusnahkan atau dimanfaatkan. Hal ini
mengingat pengaruh yang dapat ditimbulkan jika perencanaan pemusnahan dan
pemanfaatan sampah tidak dilakukan dengan baik.
Teknologi pemanfaatan dan pembuangan akhir sampah, dapat dibagi
seperti berikut :
a. Pemanfaatan sampah dengan teknik pengolahan yang dapat
menjadikan sampah sebagai bahan yang berguna, misalnya
pembuatan kompos dan biogas.
b. Pemusnahan atau reduksi sampah dengan incinerator dan metode
sanitary landfill.
 Sampah B3
o Pembersihan gas : Elektrostatik presipitator, Penyaringan partikel, Wet
scrubbing, dan Adsorpsi dengan karnbon aktif
o Pemisahan cairan dengan padatan : Sentrifugasi, Klarifikasi, Koagulasi,
Filtrasi, Flokulasi, Floatasi, Sedimentasi, dan Thickening
o Penyisihan komponen-komponen yang spesifik : Adsorpsi, Kristalisasi,
Dialisa, Electrodialisa, e, Leaching, Reverse osmosis, Solvent extraction,
dan Stripping
Penerapan sistem pengolahan limbah harus disesuaikan dengan jenis dan
karakterisasi dari limbah yang akan diolah dengan memperhatikan 5 hal sebagai
berikut :
a. Biaya pengolahan murah,
b. Pengoperasian dan perawatan alat mudah,
c. Harga alat murah dan tersedia suku cadang,
d. Keperluan lahan relatif kecil, dan
e. Bisa mengatasi permasalahan limbah tanpa menimbulkan efek samping
terhadap lingkungan.
DAFTAR ISI
Sumantri, Arif. 2010. “Kesehatan Lingkungan”. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Hasanudin, Wardhana. 2003. "Pengelolaan Limbah Padat dan B3". Jakarta.

Anonim. Tersedia dalam : http://digilib.unila.ac.id/6523/22/BAB%20II.pdf. Diunduh 14 April


2019. Pukul 11.19 WIB.

Anonim. Tersedia dalam :


http://repository.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/17917/bab1/perancangan-mobile-
game-sebagai-media-edukasi-zero-waste-lifestyle-bagi-remaja.pdf. Diunduh 14 April 2019.
Pukul 11.59 WIB.
Anonim. Tersedia dalam :
https://www.kompasiana.com/arif.rachman/551b496c813311687f9de5fc/pengolahan-
limbah-b3-bahan-berbahaya-dan-beracun. Diunduh 14 April 2019. Pukul 18.45 WIB.

Vous aimerez peut-être aussi