Vous êtes sur la page 1sur 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh


semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang
memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur,
tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga
berada dalam kondisi yang optimal.

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda.


Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus
terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya
terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan
kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu
yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh
karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan
kebutuhan istirahat dan tidur.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana implementasi pada asuhan keperawatan gangguan pola tidur?
1.2.2 Bagaimana evaluasi pada asuhan keperawatan gangguan pola tidur?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Mengetahui dan memahami implementasi pada asuhan keperawatan
gangguan pola tidur.
1.3.2 Mengetahui dan memahami evaluasi pada asuhan keperawatan gangguan
pola tidur .

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Implementasi

2.1.1 Tindakan Keparawatan pada Orang Dewasa

1. Mengidentifikasi Faktor yang Mempengaruhi Masalah Tidur

a. Bila terjadi pada pasien rawat inap, masalah tidur di hubungkan dengan
lingkungan rumah sakit, maka :

1) Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas.

2) Berikan obat analgesik sesuai prosedur.

3) Berikan linngkungan yang suportif.

4) Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan
cemas.

b. Bila faktor insomnia, maka :

1) Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum


tidur.

2) Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada
waktu siang dan sore hari.

3) Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.

4) Anjurkan pasien menghindari kegiatan yang membangkitkan minat


sebelum tidur.

5) Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi


sebelum tidur.

2
c. Bila terjadi somnabulisme, maka :

1) Berikan rasa aman pada diri pasien.

2) Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan..

3) Cegah timbulnya cidera.

d. Bila terjadi enuresa, maka :

1) Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.

2) Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih


sebelum tidur.

3) Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.

e. Bila terjadi narkolepsi, maka :

1) Berikan obat kelompok Amfetamin/kelomppok Metilfenidat


hidroklorida (ritalin) untuk mengendalikan narkolepsi.

2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur

a. Tutup pintu kamar pasien.

b. Pasang kelambu/garden tempat tidur.

c. Aktifkan mode terbang pada ponsel.

d. Bunyikan musik yang lembut.

e. Redupkan atau matikan lampu.

f. Kurangi jumlah stimulus.

g. Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

3
3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari

a. Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien.

b. Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

4. Membuat pasien terpicu untuk tidur

a. Anjurkan pasien mandi sebelum tidur.

b. Anjurkan pasien minum susu hangat.

c. Anjurkan pasien membaca buku.

d. Anjurkan pasien menonton televisi.

e. Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur.

f. Anjurkan pasien membersihkan muka sebelum tidur.

g. Anjurkan pasien membersihkan tempat tidur.

5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur

a. Gunakan cahaya lampu malam.

b. Posisikan tempat tidur yang rendah.

c. Letakkan bel dekat pasien.

d. Ajarkan pasien untuk meminta bantuan.

e. Gantungkan selang drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya


bila pasien memakainnya.

6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan

a. Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.

b. Ajarkan pentingnya latihan reguler ± ½ jam.

4
c. Penerangan tentang efek samping obat hipnotik.

d. Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

2.1.2 Tindakan Keperawatan pada Anak

1. Masa Neonatus dan Bayi

a. Beri sprei kering dan tebal untuk menutupi perlak.

b. Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.

c. Atur suhu ruangan menjadi 18˚-21˚C pada malam dan 15,5˚-18˚C pada
siang.

d. Berikan cahaya lampu yang lembut.

e. Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.

f. Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.

2. Masa Todler

a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.

b. Tempel jadwal tidur

c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.

d. Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.

3. Masa Pra Sekolah

a. Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.

b. Tempel jadwal tidur.

c. Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.

d. Dukung aktivitas ”pereda ketegangan” seperti bercerita.

5
e. Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.

f. Berikan rasa aman dan nyaman.

g. Nyalakan lampu agak terang.

4. Masa Sekolah

a. Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak


beraktivitas.

5. Masa Remaja

a. Usia ini sering memerlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk
berias dan membersihkan diri

6. Masa Dewasa (dewasa muda, dewasa, dan lansia)

a. Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.

1) Berikan hiburan.

2) Kurangi rasa nyeri.

3) Bersihkan tempat tidur.

b. Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat

1) Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.

2) Anjurkan pasien latihan relaksasi.

3) Berikan makan ringan atau susu hangat sebelum tidur.

4) Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.

5) Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

6
2.2 Evaluasi

2.2.1 Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum tidur dan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur.

2.2.2 Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.

2.2.3 Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4


minggu dengan mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat
klien terjaga.

2.2.4 Pola tidur normal untuk masa todler adalah 11-12 jam/hari terpenuhi, masa
sekolah 10 jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi, dan masa
dewasa 6 jam/hari terpenuhi.

7
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan semua orang.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Dengan
pola istirahat dan tidur yang baik, benar, dan teratur akan memberikan efek yang
baik terhadap kesehatan, yaitu efek fisiologis terhadap sistem saraf yang
diperkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan keseimbangan diantara
susunan saraf, serta berefek terhadap struktur tubuh dengan memulihkan
kesegaran dan fungsi organ tubuh.

3.2 Saran

Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurya


sesuai kebutuhannya. Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat
melakukan berbagai kegiatan denagn baik. Perawat perlu berupaya membantu
pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien sesuai dengan prosedur yang benar
sehingga perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan
kebutuhan istirahat dan tidur sehingga pelayanan terhadap klien dapat berjalan
dengan baik dan benar.

8
DAFTAR PUSTAKA

Doengos.E.Maryln,dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC

Wartonah Tartowo. 2006. KDM dan Proses keperawatan Edisi 3. Jakarta: Salemba
Medika

Alimul.H.Aziz. 2006. Pengantar KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika

Wartonah Tartowo. 2006. KDM dan Proses keperawatan Edisi 3, Jakarta: Salemba
Medika

Asmadi. 2008. Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM. Jakarta:


Salemba Medika

Vous aimerez peut-être aussi