Vous êtes sur la page 1sur 9

PENERAPAN PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY (BBS) DAN KECELAKAAN

KERJA DI PT INALUM KUALA TANJUNG TAHUN 2014

(The APPLICATION of PROGRAM BEHAVIOR BASED SAFETY (BBS) and WORK


ACCIDENT at PT INALUM KUALA TANJUNG in 2014)

Siti Saodah1, Gerry Silaban2, Arfah Mardiana Lubis2


1
Mahasiswa Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
2
Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM USU
Sumatera Utara, Medan 20155, Indonesia
Email: sitisaodah108@gmail.com

ABSTRACT

Work accidents are mostly caused by unsafe behavior. Behavior Based Safety
Program plays an important role to create zero accidents. The implementation of behavior-
based safety program is focused to observe the behavior of a process to improve safe work
behavior.
This study used a descriptive research with cross sectional design approach which
aimed to describe the application of behavior-based safety program and work accidents in
PT. Inalum Kuala Tanjung year 2013-2014. The samples of this research were all employees
which injured in PT.Inalum Kuala Tanjung year 2013 and 2014. The available data were
analyzed descriptively.
The results showed that the accident happened in 2013 mostly happened in the
reduction factory as much as 2 times (40 %) and in 2014 mostly happened in the maintenance
as much as 3 times (50%). Work accidents which occurred in 2013 and 2014 mostly caused
by unsafe behavior. The application of behavior-based safety program is still new and needs
to run a sustainable improvement especially inform improvements of Inalum Secure Card
(ISC). The result of the evaluation Inalum Secure Card (IKA) conducted by safety promoter
at each department or section each month. But not all safety promoter reported the result of
the evaluation Inalum Secure Card (IKA) to section Inalum Internal Control (IIC). The
application of Inalum Secure Card (IKA) have not given rewards and sanctions to the
workers.
Based on the results of the study, PT.Inalum Kuala Tanjung is expected to improve
communication about Occupational Health and Safety (OHS), especially regarding the
behavior-based safety program so that the workers could care and aware to behave a safety
work to create Occupational Safety and Health (OHS) culture.

Keywords: Behavior Based Safety, At-Risk Behavior, Safety Behavior

PENDAHULUAN adalah timbulnya korban jiwa. Kehilangan


sumber daya manusia merupakan kerugian
Terjadinya kecelakaan dan yang sangat besar karena manusia adalah
penyakit akibat kerja tentu saja satu-satunya sumber daya yang tidak dapat
menjadikan masalah yang besar bagi digantikan oleh teknologi apapun.
kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang berlangsung dari timbulnya
Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kecelakaan dan penyakit akibat kerja
kerugian materi, namun lebih dari itu adalah biaya pengobatan dan kompensansi.
Biaya tidak langsung adalah kerusakan PT. Indonesia Asahan Aluminium
alat-alat produksi, penataan manajemen (Inalum) Kuala Tanjung merupakan pabrik
keselamatan dan kesehatan kerja yang peleburan aluminium yang menghasilkan
baik, penghentian alat produksi, dan aluminium batangan (ingot) yang
hilangnya waktu kerja (Helliyanti, 2009). merupakan produk akhir dari PT. Inalum
Menurut data ILO (2013) tercatat yang dipasarkan di dalam dan ke luar
lebih dari 2,34 juta orang di dunia negeri. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama
meninggal dunia akibat kecelakaan kerja yaitu pabrik karbon, pabrik reduksi, dan
dan penyakit akibat kerja. Sekitar 321.000 pabrik penuangan.
akibat kecelakaan kerja dan sekitar 2,02 Berdasarkan survei pendahuluan
juta akibat penyakit akibat kerja (ILO, yang dilakukan oleh penulis, di PT Inalum
2013). Kuala Tanjung dari laporan petugas safety
PT Jamsostek menyatakan pada patrol, banyak ditemukan kasus unsafe
tahun 2012 setiap hari ada 9 pekerja action dan unsafe condition. Menurut
peserta Jamsostek yang meninggal dunia laporan tim investigasi PT Inalum Kuala
akibat kecelakaan kerja, sementara total Tanjung tercatat angka kecelakaan kerja
kecelakaan kerja pada tahun yang sama pada tahun 2013 terjadi 5 kasus kecelakaan
103.000 kasus. Masih tingginya angka kerja, dan pada tahun 2014 juga terjadi 6
kecelakaan kerja tersebut akibat masih kasus kecelakaan kerja. Perilaku kerja
terjadinya pengabaian atas keselamatan yang tidak aman terus-menerus dilakukan
dan kesehatan kerja (K3) di lingkungan oleh pekerja akan berisiko menimbulkan
perusahaan (Anonim, 2013). kecelakaan kerja yang serius. Salah satu
Teori Bird menyatakan bahwa near upaya pencegahan kecelakaan kerja yang
miss yang terus berulang dan kebanyakan penyebab terbesarnya adalah unsafe action
disebabkan karena unsafe act atau unsafe atau unsafe behavior adalah dengan
behavior dapat meningkatkan risiko menerapkan program behavior based
kecelakaan kerja yang lebih serius. Hal ini safety sebagai proses peningkatan perilaku
didukung oleh hasil riset dari National kerja yang aman. Program behavior based
Safety Council (NSC) (2011) tentang safety di PT Inalum Kuala Tanjung disebut
penyebab terjadinya kecelakaan kerja. dengan nama program Inalum Kartu Aman
Hasil riset National Safety Council (NSC) (IKA).
menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan Berdasarkan uraian di atas, maka
kerja 88% adalah adanya unsafe behavior, peneliti tertarik untuk melakukan
10% karena unsafe condition dan 2% tidak penelitian mengenai penerapan program
diketahui penyebabnya. Penelitian lain Behavior Based Safety (BBS) dan
yang dilakukan oleh DuPont Company kecelakaan kerja di PT Inalum Kuala
(2005) menunjukkan bahwa kecelakaan Tanjung Tahun 2014.
kerja 96% disebabkan oleh unsafe
behavior dan 4% disebabkan oleh unsafe METODE PENELITIAN
condition (Cooper, 2009).
Berdasarkan acuan bahwa unsafe Jenis penelitian ini adalah
behavior merupakan penyumbang terbesar deskriptif dengan pendekatan desain cross
dalam terjadinya kecelakaan kerja maka sectional, yaitu penelitian yang dilakukan
untuk mengurangi kecelakaan kerja dan pada satu waktu dan satu kali. Secara
meningkatkan safety performance hanya deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui
bisa dicapai dengan usaha memfokuskan gambaran penerapan program Behavior
pada pengurangan unsafe behavior. Salah Based Safety (BBS) dan kecelakaan kerja
satunya adalah dengan melakukan di PT Inalum Kuala Tanjung Tahun 2014.
pendekatan perilaku yaitu Behavior Based Penelitian ini dilakukan di PT
Safety (BBS). Inalum Kuala Tanjung. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Februari-Juli selanjutnya adalah dilakukan
2015. implementasi behavior based safety di
Sampel dalam penelitian ini adalah lapangan.
seluruh pekerja yang bekerja di PT Inalum Implementasi behavior based
Kuala Tanjung yang mengalami safety dilakukan oleh satu atau dua
kecelakaan kerja pada tahun 2013 dan orang atau lebih dengan melakukan
2014, yang diambil dengan cara percakapan dua arah yang positif.
mengambil seluruh kasus kecelakaan kerja Apabila observer menemui pekerja
yang terjadi selama tahun 2013 dan 2014. yang melakukan tindakan tidak aman,
maka tugas observer adalah mencatat,
HASIL DAN PEMBAHASAN dan mengomunikasikan kepada pekerja
tersebut tentang tindakan tidak aman
Penerapan program Behavior yang dilakukannya serta mengambil
Based Safety (BBS) di PT Inalum Kuala tindakan perbaikan yang akan
Tanjung dilaksanakan dengan tujuan agar membantu mengubah perilaku pekerja.
dapat memperbaiki perilaku atau kondisi PT Inalum Kuala Tanjung mulai
yang tidak aman sebelum cedera terjadi menerapkan program behavior based
sehingga dapat meminimalkan risiko safety berupa Inalum Kartu Aman
kecelakaan kerja. (IKA) pada tahun 2014. Inalum Kartu
Pelaksanaan program Behavior Aman (IKA) adalah alat yang
Based Safety (BBS) di PT Inalum Kuala digunakan untuk melakukan observasi.
Tanjung yaitu: Inalum Kartu Aman (IKA) ini
1. Behavior Based Safety Traininig digunakan untuk melakukan pelaporan
Dalam pelaksanaan program tertulis mengenai tindakan ataupun
behavior based safety, departemen kondisi aman dan tidak aman yang
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) terjadi di lingkungan kerja PT Inalum
yang disebut dengan Inalum Internal Kuala Tanjung.
Control (IIC) memberikan pelatihan Dalam Inalum Kartu Aman (IKA)
(training) mengenai behavior based sudah ditentukan perilaku yang akan
safety kepada seluruh karyawan PT dijadikan target dalam penerapan
Inalum Kuala Tanjung. Adapun tujuan program behavior based safety, dan
dari pelatihan tersebut adalah: perilaku tersebut adalah:
a. Karyawan mempunyai kemampuan a. Reaksi pekerja
dalam melakukan semua langkah b. Alat Pelindung Diri (APD)
observasi perilaku keselamatan. c. Alat dan Peralatan
b. Karyawan mengerti dan memahami d. Posisi Kerja
konsep dari behavior based safety e. Prosedur Kerja
observation, sehingga dapat f. Kebersihan dan Kerapihan
menerapkan didalam aktivitas Dalam melakukan observasi
sehari-hari dengan baik dan bisa perilaku keselamatan, ada beberapa
menciptakan perilaku sadar tahapan atau alur proses yang harus
keselamatan dan kesehatan kerja dilakukan oleh observer yaitu:
(K3).
Temukan
2. Implementasi Program Behavior
Based Safety (BBS)
Setelah departemen Inalum Evaluasi
Amankan
Internal Control (IIC) memberikan
pelatihan mengenai behavior based BBS
safety kepada seluruh karyawan PT
Dokumentasikan Sepakati
Inalum Kuala Tanjung, maka tahap
n
A. Jumlah Inalum Kartu Aman (IKA)

50
45
40

35
30

25
20
15
10

5
0
Agustus September Oktober

Gambar 1. Jumlah Inalum Kartu Aman (IKA) tahun 2014

Sumber: IIC PT Inalum Kuala Tanjung

B. Gambaran Data Kecelakaan Kerja Tahun 2013-2014

Tabel 1. Data Kecelakaan Kerja Tahun 2013


No. Tempat Kerja Seksi Jumlah
Smelter Reduction Preparation Section
1. 1
(SRP)
Pabrik Reduksi
Smelter Reduction Operation Section
2. 1
(SRO)
Pabrik Smelter Casting Section (SCA)
3. 1
Penuangan
4. Pabrik Karbon Smelter Carbon Operation Section (SCO) 1
5. Seksi Umum Smelter General Affairs Section (SGA) 1
Total 5
Sumber: IIC PT Inalum Kuala Tanjung

Berdasarkan tabel di atas, kecelakaan kerja banyak terjadi di pabrik reduksi sebanyak
2 kali (40 %).
Tabel 2. Data Kecelakaan Kerja Tahun 2014
No. Tempat Kerja Seksi Jumlah
Smelter Service and Workshop Section
1. 1
(SSW)
Maintenance
Smelter Maintenance Plant One (1)
2. 2
Section (SMO)
3. Pabrik Penuangan Smelter Casting Section (SCA) 1
Seksi Jaminan Smelter Quality Assurance Section (SQA)
4. 1
Mutu
Departemen Smelter Administration and Welfare
5. 1
Administrasi Section (SAW)
Total 6
Sumber: IIC PT Inalum Kuala Tanjung

Berdasarkan tabel di atas, kecelakaan kerja banyak terjadi di bagian maintenance


sebanyak 3 kali (50%).

Berdasarkan penelitian yang September terkumpul 44 kartu. Dan untuk


dilakukan, terlihat bahwa kecelakaan kerja bulan Oktober terkumpul 30 kartu. Hasil
yang terjadi di PT Inalum Kuala Tanjung eveluasi dari Inalum Kartu Aman (IKA)
sebagian besar disebabkan oleh perilaku pada saat di lapangan banyak ditemukan
tidak aman. Untuk penanggulangan dan unsafe behavior baik untuk bulan Agustus,
pencegahan kecelakaan kerja, PT Inalum September, dan Oktober. Sedangkan untuk
Kuala Tanjung menerapkan program unsafe condition tidak ada ditemukan di
behavior based safety sebagai proses lapangan. Hal ini disebabkan karena
peningkatan perilaku kerja yang aman. banyak pekerja yang melakukan tindakan-
Menurut Cooper (2009), behavior based tindakan tidak aman, dan kurangnya
safety (BBS) adalah sebuah proses yang pengetahuan pekerja tentang keselamatan
menciptakan kemitraan keamanan antara yang dapat menimbulkan kecelakaan.
manajemen dan tenaga kerja dengan fokus Adapun unsafe behavior yang banyak
yang berkelanjutan terhadap perhatian dan dilakukan oleh pekerja pada saat
tindakan setiap orang dan orang lain serta melakukan pekerjaannya yaitu bekerja
perilaku selamat. PT Inalum Kuala tanpa wewenang, lupa mengamankan, lupa
Tanjung menerapkan program behavior memberi tanda/peringatan, membuat alat
based safety dengan membuat kartu pengaman tidak berfungsi, memakai
observasi yang disebut dengan Inalum peralatan yang tidak aman atau tanpa
Kartu Aman (IKA). peralatan, memuat, membongkar,
Pelaksanaan Inalum Kartu Aman menempatkan, mencampur dengan tidak
(IKA) baru mulai terlaksana pada aman pada saat proses produksi,
pertengahan tahun 2014 yaitu bulan melalaikan penggunaan Alat Pelindung
Agustus. Dilihat dari hasil observasi atau Diri (APD) yang ditentukan serta
jumlah Inalum Kartu Aman (IKA) yang menempatkan peralatan dan material tidak
terkumpul oleh seksi Inalum Internal pada tempatnya. Hasil dari evaluasi Inalum
Control (IIC) hanya bulan Agustus, Kartu Aman (IKA) dilakukan oleh safety
September, dan Oktober. Dari data total promotor di setiap departemen atau seksi
Inalum Kartu Aman (IKA) pada bulan setiap bulannya. Akan tetapi tidak semua
Agustus, September, dan Oktober, didapat safety promotor melaporkan hasil evaluasi
jumlah Inalum Kartu Aman (IKA) untuk Inalum Kartu Aman (IKA) kepada seksi
bulan Agustus sebanyak 21 kartu. Bulan Inalum Internal Control (IIC). Hanya
beberapa departemen atau seksi saja yang pekerja telah selesai melakukan observasi
melaporkan hasil dari evaluasi Inalum perilaku keselamatan dan melaporkan atau
Kartu Aman (IKA). Hal ini dikarenakan mencacatnya ke dalam Inalum Kartu
manajemen dari seksi Inalum Internal Aman (IKA) harus melapor terlebih
Control belum mewajibkan kepada seluruh dahulu ke supervisor untuk ditanda tangani
safety promotor di setiap departemen atau sebelum Inalum Kartu Aman (IKA)
seksi untuk melaporkan hasil evaluasi dimasukkan ke dalam box. Pihak
Inalum Kartu Aman (IKA). Pihak manajemen Inalum Internal Control (IIC)
manajemen dari seksi Inalum Internal menyatakan karena program Inalum Kartu
Control juga tidak menargetkan jumlah Aman (IKA) ini masih baru berjalan jadi
observasi dari Inalum Kartu Aman (IKA) belum ada persiapan yang matang, dan
untuk setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat masih perlu pembenahan yang
dari jumlah Inalum Kartu Aman (IKA) berkelanjutan terutama untuk pembenahan
yang terkumpul setiap bulannya tidak formulir Inalum Kartu Aman (IKA) untuk
selalu sama. menghapus nama observer dan tanda
Penerapan program Inalum Kartu tangan supervisor. Sehingga dengan
Aman (IKA) di PT Inalum Kuala Tanjung adanya pembenahan tersebut tercapai
belum sesuai dengan penerapan program budaya keselamatan dan kesehatan kerja
behavior based safety secara teori. Untuk (K3) yang baik.
penerapan program behavior based safety Dalam hal ini peran manajemen
secara teori seharusnya evaluasi observasi merupakan faktor pendukung terbentuknya
perilaku keselamatan dilakukan setiap sebuah perilaku yang diinginkan.
bulan oleh departemen keselamatan dan Manajemen juga harus berperan dalam
kesehatan kerja (K3) dan membuat laporan pengintegrasian program behavior based
statistik terhadap hasil pengamatan yang safety ke dalam sistem manajemen
diperoleh. Sehingga dengan hasil evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
obeservasi perilaku keselamatan dapat Menurut Cooper (2009), pengintegrasian
dilakukan review dan umpan balik. Namun program behavior based safety merupakan
di PT Inalum Kuala Tanjung seksi safety kunci kesuksesan dalam mencapai tujuan
promotor sudah melakukan evaluasi program. Seperti penelitian Ningsih dan
Inalum Kartu Aman (IKA) setiap Ardyanto (2013) yang menyatakan bahwa
bulannya, akan tetapi tidak semua seksi kekurangan dalam peran manajemen
melaporkan hasil evaluasi Inalum Kartu berupa belum adanya integrasi program
Aman (IKA) kepada seksi Inalum Internal behavior based safety ke dalam
Control (IIC). Seharusnya hasil evaluasi manajemen keselamatan dan kesehatan
tersebut harus dilaporkan kepada seksi kerja (K3) dapat dirasakan dampaknya
Inalum Internal Control (IIC). berdasarkan hasil observasi yang
Pada dasarnya pelaksanaan yang menunjukkan perilaku aman tenaga kerja
baik dari program behavior based safety masih berada dalam taraf cukup dan
tidak terlepas dari kepedulian rekan-rekan kurang.
kerja dan juga supervisor atau pihak Penerapan program Inalum Kartu
pengawasan yang harus dilakukan secara Aman (IKA) di PT Inalum Kuala Tanjung
rutin. Menurut Cooper (2007) observasi belum optimal dilaksnakan di lapangan.
harian wajib dilakukan sebanyak 2-3 Hal tersebut terjadi karena pihak
kali/minggu atau 1 kali/minggu. Namun manajemen Inalum Internal Control (IIC)
pada kenyataannya pekerja jarang PT Inalum Kuala Tanjung belum
melaporkan atau mencatat ke dalam memberikan sanksi kepada pekerja apabila
Inalum Kartu Aman (IKA) dikarenakan pekerja berperilaku tidak aman. Sehingga
formulir Inalum Kartu Aman (IKA) yang pekerja jadi kurang peduli untuk
mencantumkan nama observer dan apabila pencatatan atau pelaporan program Inalum
Kartu Aman (IKA). Dan juga pihak Kecelakaan kerja di PT Inalum
manajemen Inalum Internal Control (IIC) Kuala Tanjung masih tetap terjadi pada
belum ada memberikan reward atau tahun 2014 yaitu pada bulan September
penghargaan kepada pekerja yang aktif walaupun sudah diterapkan program
dalam program Inalum Kartu Aman (IKA). Inalum Kartu Aman (IKA) pada bulan
Padahal sebenarnya pemberian reward Agustus. Dimana pada bulan September
atau penghargaan dilakukan bertujuan terjadi satu kasus kecelakaan kerja. Kasus
untuk memotivasi pekerja agar berperilaku kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan
kerja aman dan cenderung untuk diulangi karena tindakan dan kondisi tidak aman.
dan juga menimbulkan sikap peduli Dalam hal ini pendekatan dari pimpinan
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja. sangat memegang peran penting dari
PT Inalum Kuala Tanjung pelaksanaan program Inalum Kartu Aman
merupakan perusahaan aluminium yang (IKA). Seluruh pekerja sudah diberikan
dalam proses produksinya menggunakan pelatihan mengenai program Inalum Kartu
bahan kimia seperti alumina, karbon, Aman (IKA) dan sudah paham apa tujuan
listrik, mesin dan peralatan berat sebagai dari program Inalum Kartu Aman (IKA)
material utama yang berpotensi yaitu mengubah perilaku yang tidak aman
menimbulkan bahaya dan kecelakaan menjadi perilaku aman. Namun kasus
kerja. Berdasarkan penelitian yang kecelakaan kerja yang terjadi bukan hanya
dilakukan, terlihat bahwa kecelakaan kerja disebabkan oleh penyebab langsung yaitu
masih tetap terjadi setiap tahunnya. Pada tindakan dan kondisi tidak aman saja,
tahun 2013 di PT Inalum Kuala Tanjung tetapi ada faktor lain yang menyebabkan
terjadi 5 kasus kecelakaan kerja. pekerja tersebut mengalami kecelakaan
Sedangkan pada tahun 2014 terjadi 6 kasus kerja. Ada faktor penyebab yang
kecelakaan kerja. mendasari kecelakaan kerja tersebut.
Kasus kecelakaan kerja yang Untuk faktor dari pekerjanya adalah
terjadi di PT Inalum Kuala Tanjung dari pekerja tidak mengerti sepenuhnya risiko
tahun 2013 dan 2014 banyak disebabkan dari pekerjaannya dan ketidakmampuan
oleh tindakan tidak aman yaitu bekerja mengidentifikasi potensi bahaya lokasi
dengan posisi atau sikap tubuh tidak aman kerja. Dan untuk faktor pekerjaan adalah
dan bekerja tidak mematuhi prosedur kurangnya pengawasan safety kepada
kerja. Dan ada juga yang disebabkan oleh pekerja. Sehingga untuk tindakan
kondisi tidak aman yaitu peralatan yang perbaikan dan pencegahan yang dilakukan
tidak baik. Terdapat sejumlah besar agar tidak terjadi kecelakaan kerja lagi
perilaku atau kondisi tidak aman yang maka pihak manajemen harus lebih
mendasari menyebabkan terjadinya semua meningkatkan toolbox meeting mengenai
kecelakaan, termasuk kecelakaan tanpa keselamatan dan kesehatan kerja dan juga
cidera, dengan cidera ringan maupun berat. program Inalum Kartu Aman (IKA) dan
Di PT Inalum Kuala Tanjung banyak meningkatkan pengawasan safety kepada
kasus kecelakaan kerja yang terjadi dengan pekerja. Sehingga diharapkan pekerja
kasus cidera ringan. dapat melaksanakan program Inalum Kartu
Dilihat dari jumlah kasus Aman (IKA) dengan baik dan dapat
kecelakaan kerja mengalami peningkatan berperilaku kerja yang aman.
dari tahun 2013 ke 2014. Hal ini
dikarenakan PT Inalum Kuala Tanjung
melakukan pelaporan kecelakaan kerja dari
kecelakaan dengan cidera ringan sampai
yang berat. Jadi kecelakaan kerja dengan
kerugian kecil pun juga ikut dilaporkan.
KESIMPULAN DAN SARAN peduli dan sadar untuk berbudaya
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Kesimpulan 5. Menghindari terjadinya kecelakaan
1. Data kecelakaan kerja pada tahun 2013 kerja, khususnya yang bekerja di
banyak terjadi kasus kecelakaan kerja bagian maintenance atau bagian
di pabrik reduksi sebanyak 2 kali (40 pemeliharaan/perawatan untuk mesin-
%). mesin produksi perlu melengkapi
2. Data kecelakaan kerja pada tahun 2014 semua pekerjaan dengan suatu
banyak terjadi kasus kecelakaan kerja prosedur kerja yang telah dianalisa
di bagian maintenance sebanyak 3 kali sesuai dengan tingkat risiko bahayanya
(50%). dan mensosialisasikan prosedur kerja
3. Pelaksanaan program Behavior Based tersebut kepada seluruh pekerja secara
Safety (BBS) di PT Inalum Kuala berkala untuk mengingatkan para
Tanjung yaitu adanya pelatihan pekerja kembali.
(training) mengenai behavior based
safety kepada seluruh karyawan PT DAFTAR PUSTAKA
Inalum Kuala Tanjung. Helliyanti, P., 2009. Faktor-Faktor yang
4. Implementasi behavior based safety Berhubungan dengan Prilaku
berupa Inalum Kartu Aman (IKA) Tidak Aman di Dept. Utility and
diterapkan pada tahun 2014. Inalum Opertion. PT. Indofood Sukses
Kartu Aman (IKA) digunakan untuk Makmur, Tbk Divisi Bogasari
melakukan pelaporan tertulis mengenai Flour Mills Tahun 2009. Skripsi
tindakan ataupun kondisi aman dan Mahasiswa FKM-UI. Jakarta.
tidak aman yang terjadi di lingkungan
kerja di PT Inalum Kuala Tanjung. ILO., 2013. The Prevention of
Occupational Disease. Geneva.
Saran http://www.ilo.org. Diakses tanggal
1. Pembinaan dan pelatihan keselamatan 10 Februari 2015.
dan kesehatan kerja khususnya
mengenai program Behavior Based Anonim., 2013. Jamsostek : setiap hari
Safety yaitu Inalum Kartu Aman 9 meninggal karena kecelakaan
(IKA). kerja.
2. Sebaiknya perusahaan membuat http://m.antaranews.com/berita/360
kebijakan mengenai penerapan 749/jamsostek-setiap-hari-9-
program Inalum Kartu Aman (IKA) meninggal-karena-kecelakaan-kerja.
untuk mewajibkan setiap safety Diakses tanggal 10 Februari 2015.
promotor di semua departemen atau
seksi untuk melaporkan hasil evaluasi Cooper, D., 2007. Behavioral Safety
mengenai hasil observasi Inalum Kartu Approaches. CEO BSMS Inc.
Aman (IKA) kepada seksi Inalum Francelin.USA.
Internal Control (IIC).
3. Sebaiknya perusahaan ada memberikan ., 2009. Behavioral Safety a
apresiasi berupa penghargaan (reward) Framework for Success. Indiana:
bagi pekerja yang aktif dalam program BSMS Inc.
Inalum Kartu Aman (IKA).
4. Meningkatkan safety talk atau DuPont., 2005. “Not Walking the Talk:
komunikasi mengenai keselamatan dan DuPont’s Untold Safety Failures”.
kesehatan kerja khususnya mengenai http://assets.usw.org/resources/hse/r
program Inalum Kartu Aman (IKA) esources/Walking-the-Talk-
sehingga pekerja mempunyai sikap DuPonts-Untold-Safety-
Failures.pdf. Diakses tanggal 9
Maret 2015.

Ningsih, A. R. dan Ardyanto W, Y.D.,


2013. Evaluasi Pelaksanaan
Behavior Based Safety Pada
Program STOP Dalam
Membentuk Perilaku Aman
Tenaga Kerja Di PT X Tahun
2013. The Indonesian Journal of
Occupational Safety and Health.
Volume 2. Nomor 1 Jan-Jun 2013:
35-44.

Vous aimerez peut-être aussi