Vous êtes sur la page 1sur 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan protein masyarakat dengan mengkonsumsi
ikan, usaha budidaya mempunyai andil dalam menyukseskan pembangunan kelautan
dan perikanan. Budidaya ikan pada umumnya terbagi dalam pembenihan, pendederan
dan pembesaran. Pembenihan pada khususnya dimulai dari seleksi induk, persiapan
kolam, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, dan pemanenan benih.
Usaha pembenihan ikan mas (Cyprinus Carpio Linneaus) dapat dilakukan
dengan berbagai cara yaitu tradisional, semi intensif dan intensif. Saat ini usaha
pembenihan masih banyak dilakukan secara tradisional. Campur tangan manusia
boleh dikatakan tidak terlalu berperan karena semua kegiatan sangat bergantung
terhadap kondisi alamiah. Penyediaan benih merupakan faktor mutlak dalam
budidaya ikan. Mutu benih dipengaruhi oleh mutu induk dan lingkungan seperti mutu
air, makanan dan penyakit. Sifat-sifat induk diharapkan dapat diturunkan kepada
benih antara lain pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan
tidak cacat tubuh.
Sejalan dengan kemajuan teknologi, keberhasilan usaha pembenihan tersebut
tidak lagi banyak bergantung terhadap kondisi alam, karena manusia telah mampu
memanipulasi berbagai faktor alam yang berpengaruh di dalam budidaya ikan. Usaha
tersebut diantaranya berupa peningkatan penggunaan bibit unggul, mempercepat dan
mempermudah pemijahan ikan dengan hipofisa, peningkatan tingkat pembuahan telur
dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian
kualitas dan kuantitas air serta pemurnian varietas induk ikan dan lain-lain.
Ikan mas merupakan salah satu dari 15 jenis komoditas ikan yang ditujukan
untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani, serta pemenuhan untuk jenis
ikan budidaya air tawar di Indonesia karena memiliki 2 daging yang putih dan lunak

1
memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur. Selain itu Ikan mas juga memiliki
cita rasa yang sangat tinggi dan mudah dalam pemeliharaannya. Ikan mas dapat
dibudidayakan dengan berbagai sistem antara lain sistem air deras, keramba, jaring
terapung dan lainnya. Oleh karena itu, banyak pembudidaya ikan yang memilih
memelihara ikan mas baik dalam skala kecil maupun besar.1
Ikan mas juga merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang
tergolong memiliki nilai ekonomis penting. Ikan konsumsi ini termasuk salah satu
komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat dari waktu ke
waktu. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas
semakin meningkat seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat.2

B. Ruang Lingkup.
1. Persiapan Wadah Pemijahan.

Agar budidaya perikanan bisa berkelanjutan, diperlukan ketersediaan benih


yang berlimpah. Seiring perkembangan teknologi, saat ini sudah dipraktekkan
berbagai metode modern dalam pemijahan ikan air tawar untuk mendapatkan benih
berkualitas, salah satunya adalah dengan menyuntikkan hormon reproduksi pada ikan.

Tempat wadah pemijahan dapat dilakukan dalam bak pemberokan, kolam beton
dan akuarium. Tempat wadah pemijahan juga berfungsi sebagai tempat induk yang
telah terseleksi dan juga sebagai tempat penyuntikan induk ikan.

Berbagai alat yang dipakai untuk pemijahan ikan air tawar juga sudah lebih
modern dibandingkan alat-alat tradisional semisal bambu dan kayu yang dahulu
umum digunakan. Beberapa alat yang dipakai untuk pemijahan ikan air tawar, yaitu:

1
Rukmana, R.H., 2006. Ikan Mas (Pembenihan dan Pembesaran). Aneka Ilmu, Semarang
2
Hardjamulia, A. 1988. Biologi Dalam: Petunjuk Teknis Pengoperasian Suatu Unit Usaha
Pembesaran Ikan Mas (Seri Pengembangan Hasil Penelitian Perikanan). Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Jakarta.

2
a. Bak semen merupakan tempat terjadinya pemijahan induk ikan mas yang telah
diberikan opavrim. Agar memudahkan pemantauan terhadap induk ikan mas
maka sebaiknya induk ikan mas yang telah disuntik dimasukkan ke dalam bak.
b. Kakaban yang berfungsi sebagai tempat menempelnya telur yang dikeluarkan
oleh induk. Telur yang menempel pada kakaban dibiarkan menetas menjadi
larva ikan. Kakaban ditaruh pada dasar kolam dan diberikan pemberat agar
tidak mengapung. Cara membuat kakaban mudah dan murah, hanya
menyiapkan ijuk yang dijepit pada kedua sisi dengan bilah bambu.
c. Hapa (jaring kelambu) yang fungsinya sebagai tempat penampungan sementara
indukan dan benih ikan sebelum dipindahkan ke tempat lain,
d. Penyaring air yang fungsinya untuk menahan berbagai kotoran yang terdapat
dalam air sebelum dialirkan ke dalam kolam pemeliharaan, agar kualitas air
bagus terbebas dari kotoran dan endapan.
e. Seser/serok terbagi dua jenis, yaitu seser kasar dan seser halus. Seser dipakai
untuk menangkap ikan. Seser kasar buat menangkap ikan berukuran besar,
sedangkan seser halus buat menangkap ikan berukuran kecil.
f. Ember biasa dan ember grading berlubang-lubang, berfungsi sebagai wadah
menyeleksi benih ikan berdasarkan ukuran. Memakai ember grading membuat
ikan yang diameter tubuhnya lebih kecil dari lubang bakal lolos, sehingga bakal
tertangkap ikan yang berdiameter lebih besar dari lubang.
g. Alat analis kualitas air diperlukan dalam pemijahan ikan air tawar agar bisa
didapatkan benih yang berkualitas. Alat analisis yang diperlukan, antara lain
DO Meter, pH Meter, Secchi Disk.
h. Bambu/paralon, tali. Teknik pemasangan kakaban untuk pemijahan ikan mas
adalah mengaitkan kakaban menggunakan tali dan bambu atau paralon agar
kakaban tersebut mengapung. Hal tersebut bertujuan agar telur yang dihasilkan
ikan mas tidak dimakan kembali oleh induk. Dikarenakan telur yang dihasilkan
ikan mas tidak mengapung. Sehingga harus ada tempat bagi menempelnya telur
ikan.

3
i. Sikat lantai dan sapu digunakan untuk membersihkan bak semen yang akan
dijadikan wadah pemijahan induk ikan mas.

2. Seleksi Induk.
Induk yang akan digunakan untuk praktek adalah induk ikan mas yang sudah
matang gonad dan siap pijah. Menurut Amri dan Khairuman (2008), induk mas betina
yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri yaitu bagian perutnya tampak gendut dan
tampak menggelambir jika dilihat dari atas. Apabila diraba, perutnya terasa lembek
dan disekitar lubang urogenitalinya tampak memerah dan akan keluar telurnya jika
dipijit. Induk jantan yang sudah matang gonad memiliki ciri-ciri yaitu ditandai
dengan keluarnya sperma yang berwarna putih jika daerah urogenitalnya dipijit atau
diurut. Induk yang dianggap ideal untuk dipijahkan adalah yang memiliki berat antara
6 kg sampai 12 kg/ekor. Pakan yang diberikan berupa pellet dengan kandungan
protein 25%. Dosis pemberian pakan sebanyak 3% per bobot biomas per hari. Pakan
tersebut diberikan 3 kali/hari. Induk yang digunakan dalam pemijahan harus dalam
kondisi sehat, tidak terserang penyakit, baik parasiter maupun non parasiter, tidak
cacat, dan gerakannya lincah.

Beberapa tips cara memilih ikan mas yang hendak dijadikan calon indukan
yaitu3:

a. Ditinjau dari morfologinya calon indukan yang baik untuk ikan mas dipilih
dengan ciri-ciri yang dimilikinya berkualitas baik, seperti ikan mas dalam
keadaan sehat, tidak cacat tubuh, tidak terluka, atau tidak sedang menderita
suatu penyakit. Tubuh ikan mas jika ditekan menggunakan jari-jari tangan
orang dewasa tidak terlalu keras atau terlalu lembek.
b. Bagi pembudidaya yang telah memiliki beberapa ekor ikan mas yang telah
berumur minimal setahun diseleksi untuk dijadikan indukan. Langkah ini

3
Bachtiar, Y. 2005. Mencegah Ikan Mas. Jakarta: Agromedia Pustaka.

4
dilakukan merupakan seleksi yang pertama oleh pembudidaya memilih calon
indukan. Diusahakan induk yang diseleksi benar-benar jenis unggul dengan
pertumbuhan bagus, sehat, tidak cacat, dan bersisik besar dengan letak
beraturan. Ikan mas hasil seleksi tersebut setelah dipisahkan, kemudian
dipelihara tersendiri di kolam pemeliharaan induk.
c. Setelah seleksi pertama tersebut selesai dilakukan kemudian dilakukan seleksi
kedua yaitu berdasarkan jenis kelamin ikan mas calon indukan. Hasil seleksi
ikan mas berdasarkan jenis kelamin tersebut dipelihara di kolam khusus, yaitu
semua ikan mas jantan dipelihara dalam satu kolam khusus jantan. Demikian
pula dengan ikan mas yang betina. Tujuan pemisahan ikan mas calon indukan
berdasarkan jenis kelamin tersebut adalah agar induk-induk tersebut tidak dapat
kawin sembarangan.
d. Cara menentukan jenis kelamin ikan mas dilakukan dengan cara menekan
bagian perut ke arah ekor. Bila dari lubang kelamin ikan mas yang sedang
diperiksa mengeluarkan cairan berwarna putih susu (sperma), maka dapat
dipastikan ikan mas tersebut jantan. Sedangkan ikan mas betina ditentukan
dengan cara melihat bagian perut ke arah lubang kelamin (uroginetal). Bila di
bagian tersebut terlihat seperti membengkak, maka ikan mas tersebut dapat
dipastikan betina.untuk memastikan hal tersebut, dilakukan dengan cara
mengurut perut yang membengkak ke arah ekor. Bila dari lubang kelamin
keluar cairan berwarna kuning bening, maka dapat dipastikan ikan mas tersebut
betina.
e. Diberikan perlakuan secara khusus pada ikan mas calon indukan agar benih
yang dihasilkan berkualitas baik, terutama mengenai masalah kesehatan dan
asupan pakan. Pakan berupa pellet (kandungan protein 20-25%) dan pakan
alami berupa dedaunan atau cacing tanah.
f. Dihindari adanya kawin silang dalam antar induk ikan mas. Jika sampai terjadi
perkawinan antarkerabat dekat dari ikan-ikan mas, maka hal itu akan

5
menghasilkan benih ikan mas dengan kualitas buruk. Digunakan stok induk dari
set induk yang pemijahannya berbeda untuk menghindari hal tersebut.
g. Generasi-generasi stok induk dipelihara secara terpisah agar tidak terjadi
pemijahan di antara induk dan keturunannya sehingga kualitas genetik induk
dapat dipertahankan.

3. Penyuntikan.
Penyuntikan ovaprim dilakukan dengan tujuan merangsang hormon untuk
mempercepat pemijahan dan menghasilkan telur yang lebih banyak. Kadar ovaprim
yang di berikan juga harus sesuai dengan ukuran karena akan mempengaruhi daya
tetas ikan tersebut. Pemberian dosis ovaprim untuk betina adalah 0,5 ml/kg
sedangkan untuk induk jantan 0,25 ml/kg.
4. Penetasan Telur.
Ikan mas adalah salah satu ikan yang memiliki sifat telurnya menempel, dengan
demikian penetasan telur-telur dilakukan dalam wadah yang dilengkapi dengan
kakaban. Teknik tersebut bertujuan agar telur ikan mas tidak menumpuk di dasar
wadah yang menyebabkan permukaan telur kekurangan oksigen dan mengakibatkan
telur akan mati. Telur ikan mas akan menetas dalam waktu 48 jam pada suhu 290 C.
Lebih jelasnya dapat kita lihat wadah penetasan atau wadah pemijahan semi alami
Telur sebaiknya dilakukan pada sistem air yang mengalir untuk menjamin
ketersediaan oksigen terlarut dan pergantian air yang kotor akibat pembusukan telur
yang tidak terbuahi. Peningkatan kandungan oksigen terlarut dapat pula di upayakan
dengan pemberian airasi.

5. Panen Larva.
Anak ikan yang baru menetas disebut dengan larva, tubuhnya belum keadaan
sempurna, baik organ dalam maupun organ luarnya. Dibidang budidaya larva yang
keluar dari telur disebut hatchling.

6
Setelah telur menetas, maka terbentuklah larva. Ukuran larva yang baru
menetas adalah 3,9-5,6 mm, kantung kuning telur besar dan akan habis diabsorbsi.
Mata besar, bentuk bulat penuh dengan pigmen. Setelah larva berukuran 5,1-9,8 mm
kandungan kuning telur menurun 7,8-9,5 mm kuning telur akan habis. Sirip dada
akan terlihat tumbuh dan sirip ekor akan mulai dapat di bedakan dengan batang ekor.
Larva ikan mas dipelihara di dalam kolam dengan luas kolam 500m2 dengan
padat tebar 100-200 ekor/m2. Larva yang berumur 2 hari langsung dipanen pada pagi
hari dan ditebar ke kolam pemeliharaan larva, larva yang berumur 3 hari di berikan
pakan buatan yang berupa pellet tepung dan dicampur dengan telur ayam sebanyak 5
butir, pakan yang telah dicampurkan di berikan pada larva ikan mas dengan cara
menaburkan ke seluruh pinggir bagian dalam kolam pemeliharaan larva, frekuensi
pemberian pakan 3 kali sehari. Pemberian pakan di lakukan pada pukul 08.00WIB,
12.00WIB, 16.00WIB .
Kuning telur pada larva ikan mas akan habis setelah 3-7 hari. Cepat lambatnya
habis cadangan makanan berupa kuning telur dapat di pengaruhi oleh: kuning telur
yang dibawa telur, faktor fisiologis selama embriologi, kondisi lingkungan seperti
suhu perairan, dan sifat spesies itu sendiri. Sesudah habis cadangan makanan berupa
kuning telur maka larva ikan memasuki periode post larva dan pada saat ini bukaan
mulut sudah terbentuk dan beberapa organ tubuh mulai terbentuk sempurna serta
mulai difungsikan.

C. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, maka perumusan masalah yang
ditetapkan dalam laporan yang dibuat penulis yaitu bagaimana pemijahan dan
penetasan telur ikan mas (Cyprinus Carpio Linneaus).

7
D. Tujuan Kegiatan.
1. Tujuan Umum.
Praktek kompetensi ini bertujuan agar siswa memiliki semangat berwirausaha
dan mampu mengelola suatu usaha dibidang perikanan secara professional dengan
memperhatikan situasi dan kondisi serta potensi wilayah.

2. Tujuan Khusus.
Tujuan dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) pembenihan ikan mas di Balai
Benih Ikan (BBI) Sipungguk, Salo, Kabupaten Kampar ini adalah:
a. Mempelajari teknik pembenihan ikan mas.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang terdapat pada proses kegiatan
pembenihan ikan mas (Cyprinus Carpio Linneaus).
c. Bagaimana melakukan pemijahan dan penetasan telur yang baik dan benar
untuk mendapatkan larva yang sehat dengan derajat penetasan 60-80%.
E. Manfaat Praktek Kerja Industri.
Manfaat dari Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini adalah untuk menerapkan dan
membandingkan ilmu atau teori yang telah didapat dengan keadaan langsung di
lapangan serta mendapatkan pengalaman kerja yang sesungguhnya.

8
BAB II
PEMBAHASAN

A. Ikan Mas (Cyprinus Carpio Linneaus).


Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, memiliki badan dengan
bentuk panjang dan pipih kesamping serta memiliki daging yang lunak. Ikan mas
sendiri sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina sedangkan di
Indonesia, ikan mas dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di
Indonesia merupakan merupakan jenis ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa,
Taiwan dan Jepang. Hingga saat ini sudah terdapat 10 jenis ikan mas yang telah
diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.
Pada ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:4

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Subordo : Cyprinoidea

Famili : Cyprinidae

Subfamili : Cyprininae

Genus : Cyprinus

4
Ibid.

9
Spesies : Cyprinus carpio

Saat ini ikan mas mempunyai banyak ras atau strain. Perbedaan sifat dan ciri
dari ras disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah adanya interaksi antara
genotipe dan lingkungan kolam, musim dan cara pemeliharaan. Perbedaan tersebut
dapat dilihat dari penampilan bentuk fisik, bentuk tubuh dan warnanya.

Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih ke
samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.
Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi.
Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynrealteeth) sebanyak tiga
baris berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian
permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip
punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti
halnya sirip punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari-
jari keras dan bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang
simetris hingga ke belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe
sisik lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea
lateralis) yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup
insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.5

5
Ibid.

10
Ikan mas merupakan ikan salah satu ikan air tawar yang banyak digemari oleh
masyarakat karena memiliki nilai gizi yang tinggi. Komposisi gizi daging ikan dapat
berbeda-beda tergantung pada spesies ikan, tingkat kematangan gonad, habitat dan
kebiasaan makan ikan tersebut. Komposisi tersebut didominasi oleh air dimana kadar
air dapat mempengaruhi kandungan lemak yang terdapat pada daging ikan tersebut.
Komposisi daging ikan mas dapat dilihat pada Tabel 1.
Komposisi Satuan Jumlah
Kalori Kal 86,0
Protein g 16,0
Lemak g 2,0
Karbohidrat g 0,0
Kalsium mg 20,0
Fosfor mg 150,0
Besi mg 2,0
Vitamin A Satuan Internasional 150,5
Vitamin B mg 0,05
Vitamin C mg 0,0
Air g 80

B. Waktu dan Tempat Kegiatan.


Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dilaksanakan selama 4 (empat)
bulan, tepatnya dimulai dari tanggal 10 Januari s/d 02 Mei 2019. Adapun lokasi
tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dilaksanakan yaitu di Balai
Benih Ikan (BBI) desa Sipungguk, Salo, Kabupaten Kampar.

C. Subjek Kegiatan.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek kegiatan adalah siswa Praktek Kerja
Industri (Prakerin) di Balai Benih Ikan (BBI) desa Sipungguk, Salo, Kabupaten

11
Kampar. Objek penelitian dalam kegiatan adalah pemijahan dan penetasan telur ikan
mas (Cyprinus Carpio Linneaus).

D. Alat dan Bahan.


a. Alat.
Alat-alat yang digunakan selama praktek kerja industri antara lain:
a. Bak Semen dengan ukuran 4x2 meter.
b. Kolam Pendederan 30x20 meter.
c. Kakaban.
d. Bambu/Paralon.
e. Tali.
f. Sikat Lantai.
g. Sapu.
h. Happa dengan ukuran 4x2 meter.
i. Serok.
j. Suntik.
k. Kantong Plastik.
l. Timbangan.
m. Pengukur Kualitas Air (Thermometer, pH Meter, DO Meter)
n. Tabung Oksigen.
o. Takaran Larva.
p. Cangkul.
q. Ember.

b. Bahan.
a. Kapur.
b. Pupuk.
c. Pelet/pakan ikan ukuran 2mm.
d. Pelet/pakan gantung.

12
e. Opavrim.
f. Induk ikan mas.

E. Prosedur Kerja.
1. Persiapan Wadah Pemijahan.
Alat dan bahan:
a. Bak semen ukuran 4x2 meter.
b. Kakaban.
c. Bambu/paralon.
d. Tali.
e. Sikat Lantai.
f. Sapu.
g. Happa dengan ukuran 4x2 meter.
Alat dan bahan yang digunakan diletakkan dalam suatu tempat dan ditata rapi
sesuai dengan pemakaiannya, diikuti dengan langkah-langkah berikut:
a. Bak dibersihkan dengan menggunakan sikat lantai.
b. Hapa dipasang didalam bak dan diikat menggunakan tali nilon.
c. Kakaban disusun secara rapi didalam bak.
d. Kakaban diikatkan ke bambu/paralon sebagai pemberat.
e. Bak diisi dengan air hingga mencapai ketinggian 50cm.
f. Pasang instalasi aerasi didalam bak sebanyak 6 (enam) titik setiap baknya.
g. Hidupkan aerasi dan endapkan air selama sehari semalam.

2. Seleksi Induk.
Kualitas induk yang baik diperlukan untuk menghasilkan bibit yang unggul.
Oleh karena itu diperlukan adanya seleksi induk. Seleksi induk yang dilakukan di
BBI Sipungguk bertujuan mengetahui induk ikan yang matang gonad dan siap
memijah serta mengetahui kualitas dari induk tersebut.
Adapun ciri-ciri induk sudah matang gonad secara fisik, dapat ditandai dengan
perutnya mengembang kearah lubang urogenital bila diraba lebih lembek, lubang

13
urogenital berwarna agak kemerah-merahan, tutup insang bila diraba lebih kasar.
Sedangkan induk jantan ditandai dengan bila perut diurut dari arah kepala ke anus
akan keluar cairan berwarna keputih-putihan, dan tutup insang bila diraba terasa
kasar.
Alat dan bahan:
a. Induk Ikan Mas.
b. Seser Induk.
c. Serok.
d. Hapa.
Kegiatan seleksi induk yang dilakukan mempunyai tujuan untuk memilih induk
yang matang gonad sehingga siap untuk dipijahkan. Prosedur kerjanya sebagai
berikut:
a. Sebelum dilakukan penangkapan induk, hapa induk di persiapkan terlebih
dahulu.
b. Induk ditangkap dengan cara digiring menggunakan seser.
c. Induk diseleksi satu persatu.
d. Kematangan gonad induk dicek secara visual/dipencet.
e. Induk jantan yang sudah matang gonad ditandai dengan warna genital sudah
memerah dan apabila dipencet mengeluarkan sperma yang agak kental.
f. Induk betina yang sudah matang gonad ditandai dengan warna telur yang sudah
kecoklat-coklatan.
g. Induk hasil seleksi ditampung didalam hapa yang sudah disiapkan, induk jantan
dan betina dipisahkan.

3. Penyuntikan, Pemijahan dan Penetasan Telur.


Pemijahan pada ikan mas diawali dengan memasukkan pasangan induk yang
sudah terseleksi. Pelepasan induk diusahakan tidak menimbulkan gangguan fisik atau
gangguan non fisik. Dalam keadaan normal dan faktor lingkungan yang mendukung,
pemijahan dapat berlangsung pada malam harinya sekitar pukul 23.00 sampai dengan

14
menjelang subuh. Pemijahan ditandai dengan adanya suara riuh air akibat pasangan
yang berpijah saling berkejaran dan berlompatan pada saat pelepasan telur dan
sperma. Telur-telur hasil pemijahan tersebut akan menetas setelah 3-4 hari kemudian.
Larva-larva yang baru menetas tersebut tidak langsung diberi pakan tambahan karena
masih ada kandungan kuning telurnya.
Ikan mas tergolong ikan yang mudah melakukan pemijahan, walaupun dibak-
bak terkontrol. Apabila induk benar-benar mencapai matang gonad, maka ikan mas
sudah siap untuk dipijahkan. Pemijahan ikan mas berlangsung selama 1 hari dan bak
yang digunakan untuk pemijahan sesuai dengan teknik pemijahan yang digunakan
pemijahan dilakukan secara semi intensif yaitu dengan menyuntikan larutan ovaprim
dengan dosis yang sudah ditentukan. Cara penyuntikannya yaitu dengan
menyuntikkan pada bagian sirip ketiga bagian tubuh ikan sebelah kanan di bawah
sirip punggung.
Alat dan bahan:
a. Ovaprim.
b. Alat suntik 3ml.
c. Kantong plastik.
d. Timbangan 10kg.

Prosedur Kerja:
a. Sebelum dilakukan penyuntikan induk jantan dan betina terlebih dahulu
ditimbang.
b. Persiapkan ovaprim dengan dosis induk jantan adalah 0,2ml/kg sedangkan
induk betina adalah 0,5ml/kg berat ikan.
c. Penyuntikan dilakukan sebanyak 1 kali.
d. Waktu penyuntikan dilakukan pada sore hari sekitar pukul 17.00 wib.
e. Induk yang telah disuntik ovaprim diletakkan dihapa dalam bak pemijahan.
f. Perbandingan induk jantan dan betina 1:1 dari berat badan.
g. Jumlah induk betina yang digunakan sebanyak 6 (enam) ekor setiap baknya.

15
h. Pemijahan terjadi 9 (Sembilan) jam setelah penyuntikan ovaprim.
i. Penetasan telur terjadi setelah 48 (empatpuluh delapan) jam setelah pemijahan.

4. Pemantauan Kualitas Air.


Alat dan bahan:
a. Alat pengukur kualitas air (Thermometer. pH meter, dan DO meter)

Prosedur Kerja:
a. Siapkan peralatan yang digunakan untuk mengukur kualitas air.
b. Parameter kualitas air yang diukur adalah suhu, Ph, dan oksigen terlarut.
c.. Kualitas air yang diukur pagi dan sore.
d. Hasil pengukuran kualitas air dicatat dalam format hasil pengukuran kualitas
air.

5. Panen Larva.
Alat dan bahan:
a. Tabung oksigen.
b. Serok halus.
c. Kantong plastik.
d. Takaran larva.

Prosedur Kerja:
a. Waktu panen larva ikan mas dilakukan setelah larva umur 3 (tiga) hari.
b. Sebelum dilakukan panen larva, kakaban diangkat satu persatu.
c. Sisa-sisa telur yang menempel dikakaban dibersihkan, kemudian di keringkan.
d. Larva dikumpulkan dipojok bak dengan cara mengangkat hapa secara pelan-
pelan menggunakan sebatang bambu.
e. Larva yang sudah terkumpul yang sudah terkumpul disampling menggunakan
takaran larva sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian diambil rata-rata sebagai angka
perkiraan perhitungan larva.

16
f. Sebelum larva dihitung, persiapkan kantong plastic yang diisi air sebagai wadah
pengangkutan ke kolam pendederan.
g. Larva dihitung menggunakan takaran.
h. 1 (satu) kantong plastik berisi 35.000 ekor larva.
i. Setelah kantong plastik terisi larva, lalu diisi oksigen.
j. Larva siap diangkat ke kolam pendederan.

6. Persiapan Kolam Pemeliharaan.


Alat dan bahan:
a. Kolam pendederan 30x20 meter.
b. Kapur.
c. Pupuk.
d. Cangkul.

Prosedur Kerja:
a. Kolam pemeliharaan larva dikeringkan dan dijemur selama 3 (tiga) hari.
b. Kolam diberi kapur menggunakan kapur tohor dengan takaran 200gram/m2 dan
diberi pupuk menggunakan pupuk kandang sebanyak 20 (duapuluh) karung.
c. Masukkan air sampai ketinggian 80cm, setelah itu ditutup.
d. Tunggu sampai plankton tumbuh sekitar 4 (hari) hari ditandai dengan warna air
hijau kecoklatan.
e. Kolam siap ditebar benih.

7. Pemberian Pakan Benih.


Pemeliharan larva dilakukan di dalam kolam yang telah disiapkan,
pemeliharaan larva dilakukan pada hapa penetasan selama 4-5 hari dan diberi aerasi
secara terus-menerus. Selama pemeliharaan larva tidak diberi makan.
Setelah larva ikan mas dilepas atau dipelihara dalam kolam pendederan maka
selanjutnnya dilakukan tahap pemeliharaan dan perawatan antara lain dengan
mengatur air masuk dan air keluar, jangan sampai ada kebocoran pada kolam yang

17
dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Padat tebar telur untuk penetasan
yaitu 10.000-20.000 butir/ m² kakaban. Air kolam hendaknya diatur sedemikian rupa
jangan sampai kolam mengalami kekeringan atau kelebihan air. Tahap berikutnya
memberikan pakan berupa dedak halus yang sebelumnya dedak tersebut harus
dibasahi terlebih dahulu dengan air dan diberikan secara merata disekelilingnya
kolam ada pula pakan alami yang banyak macamnya, yaitu Rotifera, Daphnia, Moina
dan Branchionus. Waktu pemberian pakan tersebut dilakukan pada waktu pagi hari
atau sore hari selama satu minggu.
Pada minggu kedua ikan baru bisa diberi pakan dedak halus ditaburkan
disekeliling kolam tanpa dibasahi lagi, pada minggu kedua bisa juga diberikan
makanan tambahan berupa pelet, tapi pelet tersebut harus dihancurkan atau ditumbuk
sampai halus dan ditebarkan secara merata, serta harus memperhatikan lingkungan
sekitar kolam agar usaha pemeliharaan benih ikan mas tidak mengalami kegagalan.
Dan pada minggu ketiga, larva ikan mas diberi pelet/pakan gantung. Setelah umur
benih tiga minggu (21 hari) dapat dilakukan panen pertama dengan ukuran sekitar 1-3
cm dan bisa dilanjutkan dengan pemeliharaan benih untuk menjadi ukuran 3-5 cm
Alat dan bahan:
a. Ember.
b. Pelet/pakan ikan ukuran 2mm.
Prosedur Kerja:
a. Pakan diberikan sebanyak 3 (tiga) kali sehari.
b. Pakan diberikan secara adlibitum sesuai dengan kebutuhan benih ikan dan
diperkirakan semua benih ikan mendapat makanan secara merata.
c. Pakan yang diperikan dengan ukuran 2mm.
d. Jumlah pakan yang diberikan dicatat didalam blanko monitoring.

8. Pemantauan Kualitas Air.


Keberhasilan dalam budidaya ikan salah satunya ditentukan oleh parameter
kualitas air media. Pengamatan terhadap kualitas air media budidaya ikan mas ini

18
dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kualitas air dengan syarat yang ditetapkan
dalam budidaya ikan mas.
Parameter kualitas air yang diamati adalah suhu, pH, O2, kandungan CO2,
alkalinitas, NH3, NO2 dan salanitas.
Alat dan bahan:
a. Thermometer.
b. pH meter.
c. DO meter.

19
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.
Dari hasil praktek kerja lapangan I ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. BBI (Balai Benih Ikan) Sipungguk, Salo sebagai Broodstock center ikan mas di
daerah Kampar dan sekitarnya.
2. Tahapan pemijahan pada Praktek Kerja Lapangan meliputi pemeliharaan induk,
seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan dan
pemanenan.
3. Teknik Pemijahan Ikan Mas yang dilakukan di BBI (Balai Benih Ikan)
Sipungguk adalah semi intensif yaitu dengan menyuntikkan larutan Ovaprim
sesuai dosis setiap pemijahan pada ikan mas.
4. Pemijahan ikan mas yang dilakukan di BBI (Balai Benih Ikan) Sipungguk
perbandingannya 1:1 dari berat badan.

B. Saran.
Untuk pendalaman lebih lanjut, dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam Kegiatan Praktek Kerja Lapangan sebaiknya teknik pembenihan yang
dipelajari lebih terarah untuk menunjuk perbedaan antara teknik yang dilakukan
secara alami dan teknik yang dilakukan secara buatan serta identifikasi
kelebihan dan kekurangan dari keduanya.
2. Disarankan untuk tidak menunda fertilisasi pada induk matang gonad lebih dari
3 jam setelah ovulasi telur dan ejakulasi sperma agar tingkat penetasan telur
tidak rendah dan perlu diadakan penelitian tentang teknik penyimpanan telur
setelah ovulasi dan ejakulasi untuk menjaga ketahanan fisik telur diluar tubuh
induk.

20
3. Diperlukan penambahan pegawai agar penanganan dan pengontrolan ikan lebih
optimal.
4. Perlu dimanfaatkan peningkatan sarana dan prasarana serta bangsal ikan agar
tingkat keragaman dan spesies ikan terpelihara.

21
LAMPIRAN

Gambar 1 Pemberian Pakan Induk Ikan Mas.

Gambar 2 Pemberian Pakan Larva

22
Gambar 3 Grading dan Sortir Ikan Mas.

23

Vous aimerez peut-être aussi