Vous êtes sur la page 1sur 26

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM
A. Masalah utama
Perawatan Post Natal

B. Proses terjadinya Masalah


1. Definisi
Post Natal adalah Masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Period ini kadang-kadang
disebut Puer Perium atau trimester ke-4 kehamilan. (Bobak, 2005)
Post partum adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan waktu sekitar 6 minggu.
(Helen Farrer, 2001)
Post partum normal adalah dimulai setelah kehamilan plasenta dan berakhir
kalau alat-alat kandungan kembali seperti keaadan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. (Abdul Gan Saifuddin, 2000)
Periode pasca partum adalah masa peralihan selama dan segera setelah
kelahiran, masa ini juga meliputi minggu berikutnya pada waktu saluran reproduktif
kembali ke keadaan normal. (Curingham, 1995)

2. Penyebab dan Tanda Gejala


2.1 Penyebab
Sebagai tanda untuk dimulainya persalinan pada janin yang sudah cukup usia
kadar-kadar kortsor plasma janin meningkat. Hal ini akan menekan reproduksi
progesterone plasemia sekresi estrogen meningkat demikian pula prostaglandin
meningkat dan persalinan akan dimulai. Terjadinya persalinan belum diketahui
dengan pasti, menimbulkan beberapa teori yang berkaitan dengan proses
persalinan.
- Teori kerenggangan
Otot rahim mempunyai kerenggangan dalam batas tertentu, setelah melewati
tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
- Teori penurunan progesterone

0
Produksi progesterone mengalami penurunan sehinggga otot rahim lebih
sensitive terhadap oksitosin akibatnya oto rahim mulai berkontraksi setelah
tercapai tingkat progesterone tertentu.
- Teori oksitosin internal
Oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesterone dapat mengubah sensitivitas oto rahim,
menurunnya konsentrasi progesterone akibat usia tua kehamilan maka
oksitosin dapat meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai.
- Teori prostaglandin
- Teori hipothalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
Penyebab proses pada masa nifas:
a. Kongesti sementara vena dan pembuluh limfatik
b. Involusi uterus
c. Penurunan kapasitas kandung kemih

2.2 Tanda dan gejala


a. Tekanan darah stabil
b. Suhu 37 C bila lebih selama 2 hari berturut dalam 10 hari dicurigai adanya
infeksi (suhu tubuh diperiksa 15 menit selam 1 jam, selama jam pertama
pemulihan. Jika para meter telah stabil dalam batas normal pemeriksaan
diulang 2 kali dengan selang waktu 30 menit).
c. Pembengkakaan payu dara (engorgemen).
d. Tinggi fundus uteri 4 cm di bawah umbilicus
e. Lochea lubra (1-3 hari pertama melahirkan)
f. Diastasis rekti abdominis
g. Distensi kandung kemih
h. Kolostrum (+)
i. Luka episiotomi masih basah
j. Varises pada sekitar kaki dan sekitar anus
k. Susah BAK 2 hari post partum
l. Denyut nadi 60-70x/menit
m. Gangguan kenyamanan perineum
n. Ada lochea:
- Lubra: hari ke1-3 berwarna merah
1
- Sanginolenta: 3-7 hari (putih bercampur merah)
- Serosa: 7-14 hari berwarna kekuningan
- Lochea alva: setelah hari ke-14 berwarna putih
(Prof. Ida B. Gde Manuaba, 1990)

3. Tujuan Pengawasan Post Partum


Tujuan Pengawasan Adaptasi Fisiologi dan Psikologi Post partum
a. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
b. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
c. Meningkatkan hubungan bagi orang tua
d. Memberikan kesempatan bagi orang tua untuk memelihara bayinya
e. Klien dapat merawat diri sendiri dan bayinya secara efektif

4. Tahapan Post Partum


a. Periode immediate post partum atau kala IV dalam 1
jam sampai denga 1 hari post partum
b. Periode early psot partum pada minggu pertama
c. Periode Late Post partum minggu ke-2 post partum

5. Adaptasi Anatomi dan Fisilogi Post Partum


a. Tanda-tanda Vital
 Suhu
Suhu per oral pada 24 jam pertama setelah melahirkan kurang dari 38 C. bila
setelah hari pertama suhu lebih dari 38 C selama 2 hari berturut-turut dalam 10
hari pertama setelah melahirkan harus dicurigai adanya sepsis puerpuralis, infeksi
saluran kemih, endometritis, mastitis atau infeksi lainnya.
Suhu dapat meningkat pada keletihan dan dehidrasi atau pada hari kedua sampai
ketiga bila terjadi pembengkakan payudara dapat menyebabkan kenaikan suhu
(milk fever) walaupun tidak selalu, biasanya kenaikan suhu akan lebih dari 24
jam. Pengukuran suhu diukur secara peroral.
 Tekanan darah
Tekanan darah tetap stabil. Terjadi penurunan tekanan sistolik 20 mmHg atau
lebih pada saat klien berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk. Hal ini

2
menggambarkan hipotensi ortostatik dan merupakan gangguan sementara pada
kompensasi kardiovaskuler terhadap penurunan tekanan vaskuler pada panggul.
Kenaikan tekanan sisitolik 30 mmHg atau diatolik 15 mmHg terutama bila disertai
sakit kepala atau perubahan penglihatan harus dicurigai sebagai preeklampsia post
partum.
 Nadi
Mungkin terjadi bradikardi sekitar 50-70 x/menit dan kembali pada keadaan
normal dalam satu jam.
b. Komponen darah
Pada 72 jam pertama akan terjadi penurunan volume darah. Tiga sampai tujuh
kemudian plasma menurun sehingga terjadi hemokonsentrasi disebabkan oleh karena
diuresis. Haemoglobin, hematokrit dan eritrosit mendekati keadaan sebelum
melahirkan. Lymposit menurun, leukosit sedikit meningkat dari 15.000 – 30.000/mm3 .
Mekanisme pembekuan darah akan aktif pada periode immediate post partum sampai
beberapa saat melahirkan sehinngga meningkatkan thromboemboli.

6. Adaptasi Fisiologi Post Partum


A. Sistem Reproduksi
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil(involusi) sehingga akhirnya kembali
seperti sebelum hamil
Kontraksi: Meningkat secara bermakna selama segera setelah bayi lahir
Afterpains: (Mulas) disebabkan kontraksi rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari pasca
persalinan. Bila terlalu mengganggu dapat diberikan obat antisakit atau antimulas.
Tinggi Fundus uterus dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus


Bayi lahir Setinggi Pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gr
2 minggu Tidak teraba diatas simpisis 350 gr
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu sebesar normal 30 gr

Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intrauterin yang

3
sangat besar. Hemostasis pasca partum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh
darah intramiometrium. Hormon oksitosin yang dilepas dari kelenjar hipofisis
memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengompresi pembuluh darah dan
membantu hemostasis. Selama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi
uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Untuk mempertahankan kontraksi
uterus biasanya suntikan oksitosin (pitosin) secara intravena atau intramuscular
diberikan segera setelah plasenta lahir.
Bekas implantasi urine, Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol
ke vakum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada
minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
Luka-luka , pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
Lochea adalah: cairan sekret yang berasal dari vakum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
Lochea dibagi atas:
a. Lochea rubra: Lochea Rubra, hari ke 1-3 darah deciduas, tropobilas berwarna
merah
b. Lochia serosa: berwarna pink atau cokelat konsistensi srosanguinous, sedikit
berbau amis hari ke 4-9
c. Lochia Alba: Warna kuning keputihan, sedikit berbau amis, biasanya keluar pada
hari ke 10.
d. Lochia purulenta: Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
e. Lochia statis: Lochia tidak lancar keluarnya.
Serviks: Menjadi lunak segera setelah ibu melahirakn. 18 jam post partum
servik memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali kebentuk
semula. Servik setinggi segmen bawah uterus tetap edematosa, tipis dan rapuh selama
beberapa hari setelah ibu melahirkan. Muara servik, yang berdilatasi sepuluh cm
sewaktu melahirkan, menutup secara bertahap.
Vagina dan perineum:
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan rugae< dan minggu ke 4 ada. Perubaahn progesteron dapat menyebabkan
menurunya lubrikasi vagina dan mukosa vagina menipis. Episiotomi 2-3 minggu
tanda infeksi, tanpa atau dengan episperenium edema dan agak memar. Vagina yang
semula teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, 6-8 minggu
setelah bayi lahir, bentuk berubah dan dalam 2 minggu seperti mulut ikan.
4
B. Sistem Endokrin
a. Hormon plasenta selama periode pasca partum terjadi perubahan hormon yang
besar. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon
yang diproduksi oleh organ tersebut. Penurunan hormon Human plasental
tactogen (hpl), Estrogen dan kortisol serta plasental enzyme insulinase membalik
efek diabetogenik kehamilan sehingga kadar gula darah menurun secara bermakna
pada masa puerperium.
Kadar estrogen dan progesteron menurun secara mencolok setealh plasenta keluar,
kadar terendahnya dicapai kira-kira satu minggu pasca partum. Penurunan kadar
estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan ekstra
seluler berlebih yang terakumulasi selama masa hamil.
b. Hormon hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu dimulainya ovulasi dan mensturasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum berbeda pada wanita menyusui kadar
prolaktin serum yang tinggi tampaknya berperan dalam menekan ovulasi karena
kadar FSH terbukti sama pada wanita menyusui dan tidak menyusui disimpulkan
ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar prolaktin meningkat.

C. Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil(kadar steroid yang tinggi) turut
menyebabkan peningkatan fungsi ginjasl sedangkan poenurunan kadar steroid
setelkah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan fungsi ginjal
selama post partum.
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita melahirkan.
Diperlukan kuira0kira 2-8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi
ureter serta pelvis ginjal kembali kekeadaan sebelum hamil.
a. Komponen urine:
Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria
positif pad ibu menyusui merupakan hal normal. BUN meningkat selama masa
pasca partum merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi. Pemecahan
kelebihan protein didalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan
(+1) selama 1-2 hari setelah wanita melahirkan.
b. Diuresis pasca partum
5
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan
yang tertimbun disaringan selama ia hamil. Salah satu mekanisme untuk
mengurangi cairan terretensi selama masa hamil adalah diaforesis luas, terutama
padsa malam hari selama 2-3 hari pertama pasca persalinan. Diuresis pasca
partum yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan
tekanan pada vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah
akibat kehamilan ,merupakan mekanisme lain tubuh untuk mengatasi kelebihan
cairan.
c. Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pad uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih
dapat mengalami hiperemis dan edema, seringkali disertai daerah-daerah kecil
hemoragik. Pengambilan urine melalui kateter sering menunjukkan adanya trauma
pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami udema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih
setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan untuk
berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat
dorongan saat melahirkan, laserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau
mengubah reflek berkemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah
wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini
bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik.

D. Sistem cerna
a. Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengkonsumsi
makanan ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgesik, anastesia dan
keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar.
b. Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama
waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa
memperlambat pengembalian tonus dan motilitas kekeadaan normal.
c. Defekasi
Bab secar spontan bisa tertunda selama 2-3 hari setelah ibu melahirkan.
Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses
6
persalinan dan pada awal masa pasca partum, Diare sebelum persalinan, enema
sebelum melahirkan, kurang makan, atau dehidrasi. Kebiasaan BAB yang teratur
perlu dicapai kembali seteh tonus usus kembali ke normal.

E. Sistem Kardiovaskuler
a. Volume darah
Perubahan volume darah tergantung pada beberapa faktor, misalnya kehilangan
darah selama melahirkan dan mobilisasi serta pengeluaran cairan ekstra vaskuler. Pada
minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah menurun dengan lambat
sampai mencapai sebelum hamil. Banyak ibu kehilangan 300-400 ml darah sewaktu
melahirkan bayi tunggal pervaginam atau sekitar 2 kali lipat jumlah ini pada saat
operasi sesaria.
b. Curah Jantung
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang masa
hamil segera setealh wanita melahierkan, keadaan ini akan meningkat bahkan lebih
tinggi selam 30 -60 menit karena darah yang biasanya melintasi sirkuit utero plasenta
tiba-tiba kembali ke sirkulasi umum.
c. Tanda-tanda vital
Peningkatan tekanan darah sistol maupun diastol dapat timbul dan berlangsung
selama sekitar 4 hari setelah wanita melahirkan. Fungsi pernapasan kembvali ke fungsi
saat waniuta tidak hamil pada bulan keenam setelah wanita melahirkan. Setelah rahim
kosong, diafgrahma menurun, aksis jantung kembali normal.
d. Komponen darah
Komponen darah meliputi:
- Hematokrit dan hemoglobin
Selama 72 jam pertama setelah bayi lahir, volime plasma yang hihlang lebih besar
dari pada sel darah yang hilang. Penurunan volume plasma dan peningkatan sel
darah merah dikaitkan dengan peningkatan hematokrit pada hari ke 3 ke 7 pasca
partum.

- Hitung sel darah putih

7
Leukositosis normal pada kehamilan rata rat sekitar 12.000/mm 3 , selama 10-12 hari
pertama setelah bayi lahir, nilai leukosit antara 20.000 dan 25.000/ mm3 , merupakan
hal yang umum.
e. Faktor koagulasi
Faktor-faktor dan fibrinogen biasanya meningkat selama masa hamil dan
ytetap meningkat pada awal purperium. Keadaan hiperkoagulasi, yang bisa diiringi
kerusakan pembuluh darah dan immobilisasi, mengakibatkan peningkatan resiko
tromboembolisme, terutama setelah wanita mealhirkan secara sesaria. Aktivitas
fibrinolitik juga meningkat beberapa hari pertama setelah bayi lahir. Faktor
pembekuan darah I,II,VIII .IX dan 10 menurun dalam beberapa hari untuk mencapai
kadar sebelum hamil. Produk pemecahan fibrin, yang kemungkinan dilepaskan dari
bekas tempat plasenta juga dapat ditemukan dalam darah maternal.

F. Sistem Neurologi
Perubahan neurologis selama puerperium ,merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat wanita hamil dan disebabkan trauma yang dialami wanita
saat bersalin dan melahirkan. Rasa tidak nyaman neurologis yang diinduksi kehamilan
akan menghilang setelah wanita melahirkan.Nyeri kepala pasca partum bisa
disebabkan berbagai keadaan termasuk hipertensi akibat kehamilan, stress .

G. Sistem Muskuloskletal
Adaptasi sistem muskuloskletal ibu yang terjadi selama masa hamil
berlangsung secara terbalik pada masa post partum. Adaptasi ini mencakup hal-hal
yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu
akibat pembesaran uterus. Stabilisasi lengkap sendi pad minggu keenam dan ke
delapan setelah wanit melahirkan.

H. Sistem Integumen
Kloasma yang muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan
berakhir. Hiperpigmentasi di aerola dan linea nigra tidak menghilang
seluruhnyasetelah bayi lahir. Pada beberapa wanita, pigmentasi pada daerah tersebut
akan menetap.Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul
mungkin memudar, tetapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh darah seperti

8
spider angioma, eritema palmar, dan epulis biasanya berkurang sebagai respons
terhadap penurunan kadar estrogen setelah kehamilan berakhir.

7. Perubahan psikologis post partum


Perubahan psikologis post partum menurut Rubin (1977) dibagi menjadi tiga tahapan
yaitu:
a. Fase Taking In
Fase ini merupakan fase ketergantungan dimana pada fase ini perhatian klien hanya
terfokus pada dirinya sendiri. Pada fase ini klien cenderung pasif dan tergantung pada
bantuan perawat dalam menjalankan aktivitas hariannya. Fase ini berlangsung satu
sampai dua hari. Dalam fase ini klien belum menginginkan kontak dengan bayinya
tapi hanya terbatas pada informasi mengenai keadaan bayinya. Pada fase ini kllien
lebih senang mengenang mengenai persalinan yang baru saja dilaluinya. Untuk
pemulihan diperlukan istirahat dan nutrisi yang cukup.

b. Fase Taking Hold


Fase taking gold ini adalah periode antara tingkah laku mandiri dan ketergantungan.
Pada fase ini klien mulai berinisiatif dan berusaha untuk mandiri baik dalam
memenuhi kebutuhan dirinya maupun dalam merawat bayinya. Pada fase ini kllien
perhatian lebih kepada kemampuan mengatasi fungsi tubuhnya misalnya kelancaran
BAK, BAB, melakukan berbagai aktivitas seperti duduk dan berjalan. Namun pada
fase ini kepercayaan diri kllien masih kurang sehingga klien seringkali mengatakan
tidak mau atu tidak bias. Fase ini berlangsung kurang lebih 10 hari.
c. Fase Letting Go
Fase ini merupakan periode kemandirian dalam peran baru. Pada fase ini klien mulai
merasakan bahwa dirinya dan bayi terikat satu sama lain dan tidak terpisahkan. Klien
mulai menyadari adanya peran dan tanggung jawab baru. Dalam periode ini terjadi
peningkatan kemandirian dalam perawatan diri maupun bayinya. Klien mulai
melakukan adaptasi terhadap peran barunya.
Dalam melewati setiap fase, respon masing-masing individu berbeda tergantung
kepada kesiapan individu itu sendiri dalam menerima kelahiran sang bayi. Pada
beberapa individu ada yang mengalami kekecewaan setelah melahirkan dimana
individu tersebut menjadi mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan
pola dirinya pun menjadi terganggu. Keadaan tersebut dikenal dengan istilah post
9
partum blues . Penyebab dari terjadinya post partum blues bias dari pengaruh
hormonal atau karena adanya peran trasisi. Menyusui, mengganti popok, dan menjaga
bayi merupakan pekerjaan baru bagi klien yang dapat membuat klien tertekan.
Tekanan yang dirasakan klien ini dapat berkurang dengan cara mengekspresikan apa
yang dirasakan oleh klien misalnya dengan jalan menangis. Manifestasi klinis lainnya
adalah klien merasa kehabisan tenaga. Bila klien sebagai keluarga kurang mengerti
kekurangan ini maka akan timbul perasaan bersalah yang akan mengakibatakan
depresi post partum. Karakteristik dari depresi adalah sebagai berikut:
- Terjadi anatara 2-3 minggu
- Dimulai dari minggu atau bulan pertama sejak kelahiran bayi
- Klien mengalami lebih dari perasaan cemas, dimana dia merasa bahwa apapun
yang dia lakukan salah sehingga klien mulai menjaga jarak dengan bayinya.
Manifestasi klinis dari post partum bluse antara lain:
a. Kecewa
b. Mudah tersinggung dan terluka
c. Gangguan nafsu makan
d. Gangguan pola tidur

8. Aspek Psikologi dan Spiritual


1. Pola pikir dan presepsi
Apaka ibu tahu mengenai cara pemberian ASI, memberikan makanan tambahan pada
bayi, merencanakan pemberian ASI sampai usia berapa, jenis kelamin yang
diharapkan, siapa yang membantu perawatan bayi di rumah, apakah ibu tahu nutrisi
menyusui, apakah hasil ini diharapkan, rencana imunisasi, apakah ibu tahu cara
memandikan bayi dan merawat tali pusat
2. Pesepsi diri
Hal yang amat diperkirakan, diharapkan setelah menjalankan perawatan, perubahan
yang dirasakan setelah melahirkan.
3. Kosep diri
Meliputi: body image, peran diri, ideal diri, identifikasi diri dan harga diri
4. Hubungan dan komunikasi
Meliputi: bicara klien, bahasa yang dipergunakan, orang tinggal serumah, adat istiadat
yang dianut yang memegang dalam peranan keluarga, motivasi dari suami dan
keluarga
10
5. Sistem nilai dan kepercayaan
Apakah ada gangguan diri klien, keyakinan dan kepercayaan klien terhadap
kesembuhan penyakitnya, agama yang dianut, apakah agama penting untuk keluar
kegiatan keagamaan yang dilakukan dirumah dan kegiatan keagamaan yang dilakukan
di rumah sakit
6. Kebiasaan seksual
Apakah ada gangguan dalam hubungan seksual dan pemahaman klien tentang fungsi
seksual post partum.

9. Post Partum Blues


a) Definisi
Post partum blues adalah suatu keadaan dimana individu ibu post partum menjadi
mudah tersinggung dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidurnya terganggu
b) Tanda dan gejala
- mudah tesinggung dan terluka
- nafsu makan dan pola tidur terganggu
- merasa tidak nyaman, kecewa
- sangat kelelahan, kehabisan tenaga
- perasaan kesepian, gelisah dan merasa di tolak
c) Penyebab
- pengaruh hormonal
- perubahan atau transisi peran
- rutinitas baru: menyusui, mengganti popok, menjaga bayi membuat klien tertekan
dan menangis.
- Stress
d) Intevensi keperawatan
- menjadi pendengar yang baik
- menunjukan realita
- memberi support untuk mengekspresikan perasaan
- meningkatkan kenyamanan, tidur, exercise dan nutrisi

11
10. Depresi Post Partum
a) Definisi
Depresi post partum adalah perasaan bersalah yang disebabkan oleh adanya
kekecewaan, kelelahan post partum yang tidak dimengerti oleh klien yang dapat
menyebabkan depresi.
b) Tanda dan gejala :
- Perasaan bersalah
- Merasa cemas
- Menjaga jarak dengan bayinya
- Mudah tersinggung dan terluka
- Gangguan nafsu makan dan pola tidur
- Merasa segala yang dilakukan salah
- Depresi bila kehamilan tidak diinginkan
Penyebab
factor predisposisi bisa berhubungan dengan hormonal, stress.
Intervensi keperawatan:
- Jika depresi mayor berlanjut, pasien perlu dirawat
- Dukungan dari keluarga diperlukan
- Terapi individual
- Pemberian obat : Anti depresan.

11. Adaptasi keluarga


A. Peran transisi.
Proses menjadi orang tua
Tugas, tangung jawab dan sikap yang membentuk peran menjadi orang tua
dirumuskan oleh steeled an Pollack ( 1968) sebagai fungsi menjadi ibu. Ini
merupakan peruses orang dewasa ( pribadi yang matang, penyayang, mampu dan
mandiri) mulai mengasuh seorang bayi menjadi orang tua merupakan suatu proses
yang terdiri dari dua komponen, untuk pekembangan dan keberadaan bayi, dua
komponentersebut adalah:
- Keterampilan kognitif – motorik
Komponenpertama dalam proses menjadi orang tua melibatkan aktivitas
perawatan anak, seperti memberi makan, menggendong mengenakan pakaian dan
membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya dan memungkinkannya untuk bisa
12
bergerak. Aktivitas yang berorientasi pada tugas ini atau keterampilan kognitif
motorik tidak telihat secara ototmatis setelah bayi lahir.kemampuan orang tua
dalam hal ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadinya dan budayanya.
- Keterampilan kognitif- afektif
Komponen psikologis dalam menjadi orang tua,sifat keibuan, kebapak kan
tampaknya berakar dari pengalaman orang tua dimasa kecil saat mengalami dan
menerima kasih sayang dari ibunya. Keterampilan kognitif afektif menjadi orang
tua ini meliputi : sikap yang lembut, waspada, dan memberi perhatian terhadap
kebutuhan dan keinginan anak suatu hubungan orang tua dengan anak yang positif
ialah saling memberi satu sama lain.
B. Penerimaan peran
Selama periode pasca partum, tugas dan tanggungjawab baru muncul dan
kebiasaan lama perlu diubah atau dtambahdengan yang baru. Ibu dan ayah memberi
respon terhadap perubahan peran orang tua melalui perjalan waktu.
Tugas dan tanggungjawab orang tua :
a. Orang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak terus
terbawa dengan khayalan dan impian yang dimilikinya tentang figur anak
idealnya
b. Orang tua perlu menyakini bahwa bayinya yang baru lahir adalah seorang pribadi
yang terpisah dari diri mereka
c. Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya
d. Orang tua harus menetapkan criteria evaluasi yang baik dan dapat dipakai untuk
menilai kesuksesan atau kegagalan hal-hal yang dilakukan pada bayinya
e. Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir didalam keluarga
f. Orang tua pelu menetapkan keunggulan hubungan dewasa mereka untuk
mempertahankan keluarga sebagai suatu kelompok

12. Discharge planning


Rencana pengajaran sebelum ibu pulang ke rumah harus didasarkan pengkajian
sistematis kebutuhan ibu untuk belajar dan bukan terhadap persepsi perawat tentang apa
yang dianggap sebagai informasi yang penting (blackburn, dkk, 1999).
Discharge planning dapat meliputi:
- Cara perawatan bayi di rumah
- Cara menyusui, memberi susu botol
13
- Cara memandikan bayi
- Mengganti popok bayi
Selain itu dapat juga: tanda bahaya post partum (fisik)
1. Demam atau dengan tanpa menggigil
2. Bau rabas vagina yang tidak enak atau mengiritasi
3. Lochea atau rabas vagina keluaar secara berlebihan
4. Lochea kembali berwarna merah terang setelah sebelumnya berwarna merah karat
5. Daerah tungkai bawah membengkak, nyeri kemerahan atau panas jika disentuh
6. Pembengkakan yang terlokalisasi atau rasa nyeri, panas dipayudara
7. Suatu sensasi terbakar selama berkemih atau tidak bisa berkemih
8. Nyeri di pelvis atau perineum

13. Home Care


Perawatan di rumah: kriteris hasil akhir pemulihan fisiologis, involusi dan
pemulihan pada ibu.
a. Menulis tanda-tanda masalah yang harus segera dilaporkan kepada dokter
b. Menyebutkan pemahaman tentang temuan normal
c. Memastikan rasa nyeri semakin berkurang dikontrol dengan upaya pemberian rasa
nyaman yang diprogramkan
d. Memastikan pola yang mencerminkan istirahat yang adekuat
e. Kontrol ulang post partum: Periksa BB, TD,vagina < perineum dan rahim
f. Pada minggu keenam dilihat perkembangan kesehatan ibu dan keluhan, lochea,
menstruasi, sakit pad pinggul, hemoroid, keluhan BAB dan BAK, pemeriksaan
kesehatan yang lain seperti ; Hb, urine, edema kaki, payudara, muskulus rektus
abdominis.

14
15
11. PATOFISIOLOGI

Post Partum Sisa Plasenta


↓ ↓
Luka episiotomi, edema, memar jalan lahir Kontraksi uterus tidak adekuat
Perdarahan/in ↓ ↓
volusi uteri Merangsang ujung-ujung saraf bebas Resiko Perdarahan

Korteks cerebri

Lochea/vagina/vul Nyeri dipersepsikan


va kotor ↓ Merupakan hal yang baru
Gangguan rasa nyaman nyeri ↓
↓ Kurang informasi

Port d’entry keterbatasan gerak ↓


mikroorganisme ↓ Kurang pengetahuan tentang perawatan post partum
Gangguan mobilitas fisik, ambulasi terganggu ↓
Kecemasan

Resti
infeksi
16
ASUHAN KEPERAWATAN
POST PARTUM

A. PENGKAJIAN
Wawancara
1. Biodata klien
Nama, umur, pekerjaan, tanggal pengkajian, nomor medikal record, alamat,
suku/bangsa, agama.
2. Biodata penanggung jawab
Nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama, alamat, hubungan dengan
klien.
3. Keluhan Utama
4. Riwayat kesehatan sekarang dan sebelumnya yang berhubungan dengan ANC
5. Riwayat persalinan/kelahiran: spontan, induksi, partus lama, BBLR, dan BBLB
6. Riwayat post partum terdahulu: perdarahan, hipertensi akibat kehamilan
7. Riwayat penyakit yang diderita: pernapasan, kardiovaskuler, diabetes melitus
8. Riwayat kesehatan keluarga: hipertensi, DM.
9. Riwayat post partum sekarang:
- Masa post partum: imediate, early, late.
- Keluhan: perdarahan, infeksi, after pain, hipertensi
- Adaptasi fisiologi: fase taking in, taking hold, letting go
- Konsep diri (gambaran diri): post partum blues, depresi.
- Status emosional: interaksi dengan keluarga, bayi, perawat.
- Reaksi sibling dan keluarga
- Tingkat pengetahuan ibu atau keluarga

Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan umum
- Warna dan kehangatan kulit, status respirasi
- Kaji respon klien (tingkat kesadaran, pusing, hipotensi ortostatik), menggigil
- Tanda-tanda vital: bradikardi minggu pertama, suhu hipertermi dalam 24 jam
pertama (dalam 10 hari post partum, indikasi adanya infeksi).

17
b. Pemeriksaan head to toe
- Dada
Payudara, luka, pembengkakan, laktasi, kebersihan, puting susu lecet, keluaran dari
puting, puting datar atau tenggelam.
- Abdomen
TFU, kontraksi, insisi SC, linea/striae, diastasis rectus abdominalis.
- Vagina dan vulva
Varises, oedem, perlukaan episiotomi (REDA: Red (kemerahan) Edema Discharge
Aproxymately), Lochea. Perineum: Anus, hemoroid.
- Ekstremitas
Varises, edema, homan’s sign, reflek patela
Data penunjang
2. Pemeriksaan hematologi: Hb, Ht, Leukosit, Trombosit
Leukositosis normal pada kehamilan rata-rata sekitar 12000/mm3. selama 10-12 hari
pertama setelah bayi baru lahir, nilai leukosit antara 20000 dan 25000 /mm3
merupakan hal yang umum.
3. EKG

18
B. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah


1. DS: klien mengatakan nyeri pada Post Partum Nyeri
luka episiotomi ↓
DO: - klien meringis menahan Luka episiotomi, edema,
nyeri memar jalan lahir
- skala nyeri >2 ↓
- tampak enggan bergerak Korteks cerebri

Nyeri dipersepsikan

Gangguan rasa nyaman nyeri
2. DS: klien mengatakan sakit untuk Post Partum Mobilitas fisik
bergerak pada luka episiotomi ↓ terganggu
DO: - aktivitas dibantu oleh Luka episiotomi, edema,
perawat dan keluarga memar jalan lahir
- klien terlihat diam saja di ↓
tempat tidur Korteks cerebri
- saat bergerak klien terlihat ↓
kesakitan Nyeri dipersepsikan
- Luka episiotomi masih basah ↓
Gangguan rasa nyaman nyeri

keterbatasan gerak

gangguan mobilitas fisik
ambulasi terganggu

3. DS: klien mengatakan takut Post Partum Kecemasan


DO: - klien terlihat khawatir ↓
- klien selalu bertanya tentang merupakan hal yang baru
kondisi dirinya dan anaknya ↓
- klien selalu bertanya tentang kurang informasi

19
perawatan anaknya ↓
kurang pengetahuan tentang
perawatan post partum

stres bagi ibu

Cemas

4. DS: klien mengatakan lemas Post Partum Resiko


DO: - klien tampak pucat dan ↓ perdarahan
gelisah sisa plasenta

kontraksi uterus tidak
adekuat

resiko perdarahan
5. DS: klien mengatakan masih ada Post Partum Resti Infeksi
perdarahan ↓
DO: - lochea (+) perdarahan/involusi uteri
- warna normal ↓
- ibu PP spontan lochea/vagina/vulva kotor
- keluaran lochea/softex penuh ↓
port d’entry mikroorganisme

Resti infeksi

C. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan luka episiotomi.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
3. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
perawatan post partum dan perawatan bayi baru lahir.
4. Resiko perdarahan berhubungan dengan kontraksi uterus tidak adekuat.
5. Resti infeksi berhubungan dengan perdarahan atau lochea pervagina

20
21
D. Rencana Asuhan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Gangguan rasa Tupan : - Atur posisi klien dengan senyaman - Membantu mengurangi rasa
nyaman : Nyeri b.d Nyeri berkurang atau teratasi mungkin sesuai kebutuhan klien nyeri
luka episiotomi Tupen : - Beri kesempatan klien mengungkapkan - Sarana distraksi dari
Setelah dilakukan intervensi pengalaman yang lalu dan nyeri pengaruh nyeri
keperawatan selama 3x24 jam nyeri persalinan, beri ucapan selamat atas
berkurang atau teratasi, dengan kelahiran bayinya
criteria : - Beri perawatan rutin selama post - Kecemasan karena kurang
- Klien tidak mengeluh nyeri partum informasi dapat
- Nyeri hilang atau berkurang meningkatkan rasa nyeri
- Skala nyeri menurun 0 – 1 - Ajarkan teknik relaksasi dan napas - Menngkatkan rasa control
- Klien bebas untuk bergerak atau dalam dan menurunkan
beraktivitas ketidaknyamanan after pain
- Klien tampak tidak menahan - Ciptakan lngkungan yang tenang - Mengurangi stimulasi dan
nyeri meningkatkan ketegangan
persepsi nyeri
2. Gangguan mobilitas Tupan : - Kaji kemampuan kliein dalam - Mengidentifikasi sehingga
fisik b.d nyeri Mobilitas terpenuhi pemenuhan ADL nya bantuan yang diberkan
Tupen : dapat disesuaikan dengan
Setelah dilakukan intervensi kemampuan klien
keperawatan selama 8 jam mobilitas - Bantu ADL klien sesuai - ADL tetap terpenuhi

22
terpenuhi, engan criteria : kemampuannya
- Kebutuhan ADL terpenhi - Dekatkan alat-alat untuk memenuhi - ADL klien terpenuhi
- Personal hygiene terpenuhi ADL agar mudah dijangkau dengan bantuan minimal
dan melatih klien untuk
ambulasi
- Lakukan perawatan perineum setiap - Mempercepat penyembuhan
hari luka episiotomi sehingga
klien cepat mandiri
melakukan ADL
3 Gangguan rasa Tupan : - Kaji tingkat pengetahuan klien tentang - Mengetahui tingkat
aman : cemas b.d Cemas berkurang / teratasi perawatan post partum dan bayi pengetahuan klien sehingga
kurangnya Tupen : intervensi dapat ditentukan
pengetahuan tentang Setelah dilakukan intervensi dengan tepat
perawatan post keperawatan selama 1 – 2 kurang, - Health education tentang perawatan - Meningkatkan pengetahuan
partum dan dengan criteria : post partum dan bayi baru lahir klien tentang perawatan
perawatan bayi - Klien tidak merasa cemas, takut post partum dan bayi baru
- Klien terlihat tenang lahir, sehingga dapat
- Ekspresi wajah klien segar menurunkan kecemasan
- TTV dalam batas normal - Anjurkan keluarga untuk memberi - Meningkatkan koping,
dukungan pada klien cemas dapat dikurangi
4 Resiko perdarahan Tupan : - Observasi tanda – tanda vital - Merupaka
b.d kontraksi uterus Perdarahan tidak terjadi n indicator terjadinya resiko

23
yang tidak adekuat Tupen : perdarahan
Setelah dilakukan intervensi - Monitor HB dan leukosit - Mengetah
keperawatan dalam waktu 3 – 4 jam ui indikasi terjadinya
perdarahan tidak terjadi, dengan - Kolaborasi dengan dokter untuk anemia
criteria : pemberian cairan infus - Menggant
- Perdarahan di uterus tidak ada i kekurangan volume darah
- Klien tidak tampak pucat dan cairan elektrolit dalam
- TD nolmal tubuh
5. Resiko tinggi infeksi Tupan : - Berikan perawatan perineum setiap hari - Menjaga kebersihan
b.d perdarahan atau Infeksi tidak terjadi sehingga terhindar dari
lochea pervaginam Tupen : - Anjurkan ibu untuk membersihkan infeksi
Setelah dilakukan intervensi vagina dengan benar setelah BAB/BAK - Menjaga kebersihan klien
keperawatan selama 7 jam infeksi sehingga infeksi dapat
tidak terjadi, dengan criteria : - Bantu adanya tanda – tanda infeksi saat dihindari
- Tanda – tanda infeksi tidak ada melakukan perawatan perineum - Deteksi dini terhadap
- Bau lochea normal adanya infeksi perinum

24
DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Edisi : 4. Jakarta: EGC

Cunningham, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Buku Saku Edisi 8. Jakarta: EGC.
Alih bahasa: Monica Ester.

Depkes RI. 1993. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dalam Konteks Keuarga. Jakarta:
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan DEPKES RI.

Ibrahim,C. 1981. Perawatan Kebidanan. Jakarta: PT Brahtara Karya Aksara

Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Manuaba, Ida Bagus. 2003. Buku Saku Ilmu Kebidanan. Jakarta: Hipokrates.

SastraWinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Jakarta: Elemen

Varney dkk. 2002. Buku Saku Bidan . Jakarta: EGC

25

Vous aimerez peut-être aussi

  • Ujian Praktek
    Ujian Praktek
    Document2 pages
    Ujian Praktek
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Abstrak
    Abstrak
    Document1 page
    Abstrak
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Lamp Iran
    Lamp Iran
    Document5 pages
    Lamp Iran
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Kecemasan dan Asuhan Keperawatan
    Kecemasan dan Asuhan Keperawatan
    Document8 pages
    Kecemasan dan Asuhan Keperawatan
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Eula 1028
    Eula 1028
    Document59 pages
    Eula 1028
    Jamal Syarif
    Pas encore d'évaluation
  • Form LP LK
    Form LP LK
    Document8 pages
    Form LP LK
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Preeklampsia Berat
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Preeklampsia Berat
    Document11 pages
    Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Preeklampsia Berat
    NoviaRefithaGhaenisha
    Pas encore d'évaluation
  • Etika Keperawatan
    Etika Keperawatan
    Document22 pages
    Etika Keperawatan
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Clara Dulalebit
    Clara Dulalebit
    Document9 pages
    Clara Dulalebit
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Clara Dulalebit
    Clara Dulalebit
    Document9 pages
    Clara Dulalebit
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Peran Perawat Komunitas
    Peran Perawat Komunitas
    Document27 pages
    Peran Perawat Komunitas
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Tema 1
    Tema 1
    Document2 pages
    Tema 1
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Tilik Pemasangan Kateter
    Daftar Tilik Pemasangan Kateter
    Document3 pages
    Daftar Tilik Pemasangan Kateter
    Valencia Pattipeilohy
    100% (1)
  • Bab Iii - 1 HDR
    Bab Iii - 1 HDR
    Document4 pages
    Bab Iii - 1 HDR
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Lembar Observasi
    Lembar Observasi
    Document2 pages
    Lembar Observasi
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document8 pages
    Bab Iv
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Menentukan KKM SD Kelas 5-Uptd Ngambon
    Menentukan KKM SD Kelas 5-Uptd Ngambon
    Document17 pages
    Menentukan KKM SD Kelas 5-Uptd Ngambon
    Hilman GuruMuda PrajaMudakarana
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document8 pages
    Bab I
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • CARA HACK FB
    CARA HACK FB
    Document5 pages
    CARA HACK FB
    Kadal Buas
    Pas encore d'évaluation
  • FG
    FG
    Document6 pages
    FG
    Tesalonika Djaga
    Pas encore d'évaluation
  • BAB I DDDDDDDDDDD
    BAB I DDDDDDDDDDD
    Document5 pages
    BAB I DDDDDDDDDDD
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Kasus
    Kasus
    Document1 page
    Kasus
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
    Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
    Document23 pages
    Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • KK Cey Tgs
    KK Cey Tgs
    Document27 pages
    KK Cey Tgs
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Aris Suweno BAB II
    Aris Suweno BAB II
    Document26 pages
    Aris Suweno BAB II
    RinaldyValentinoJohannes
    Pas encore d'évaluation
  • Menentukan KKM SD Kelas 5-Uptd Ngambon
    Menentukan KKM SD Kelas 5-Uptd Ngambon
    Document17 pages
    Menentukan KKM SD Kelas 5-Uptd Ngambon
    Hilman GuruMuda PrajaMudakarana
    Pas encore d'évaluation
  • BBBBBBBBBB
    BBBBBBBBBB
    Document54 pages
    BBBBBBBBBB
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Anc PKM
    Anc PKM
    Document18 pages
    Anc PKM
    hasnida
    Pas encore d'évaluation
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation
  • Isos
    Isos
    Document4 pages
    Isos
    Valencia Pattipeilohy
    Pas encore d'évaluation