Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Cuaca yang tidak menentu dijaman sekarang ini siang hari yang terasa
sangat terik akan berubah mendung disore hari yang kemudian berlanjut
hujan lebat. Kondisi ini memungkinkan daya tubuh kita menurun.
Akibatnya, penyakit akan mudah datang salah satunya yang kerap dialami
seperti ini adalah influenza. Influenza biasa disebut flu merupakan suatu
penyakit infeksi yang menyebabkan demam, menggigil, batuk, rasa sakit
pada tubuh, sakit kepala terkadang sakit telinga atau permasalahan sinus.
Flu disebkan oleh firus, firus sendiri merupakan mikroorganisme yang
sangat kecil yang hanya dapat dilihat melalui mekroskop.
Bagi kebanyakan orang flu dianggap hal biasa dan akan sembu
dengan sendirinya dalam 1 atau 2 minggu. Namun bagi sebagian orang,
flu dapat membuat mereka sangat menderita. Mereka yang dimaksud
adalah bayi dan anak dibawah usia 5 tahun, orang tua lebih dari 50
tahun,serta orang dewasa dan anak yang memiliki masalah kesehatan
seperti asma oleh sebab itu dalam makalah ini kami akan menggali lebih
dalam mengenai common cold.
B. Rumusan masalah
1. Apa definisi dari selesma?
2. Apa etiologi selesma?
3. Apa factor predisposisi selesma?
4. Bagaimana patofisiologi selesma?
5. Apa manifestasi klinis selesma?
6. Bagaimana komplikasi selesma?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang selesma?
8. Bagaimana penatalaksanaan medis selesma?
9. Bagaimana pencegahan selesma?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien selesma?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi selesma
2. Untuk mengetahui etiologi selesma
3. Untuk mengetahui predisposisi selesma
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari selesma
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis selesma
6. Untuk mengetahui komplikasi dari selesma
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang selesma
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari selesma
9. Untuk mengetahui pencegahan selesma
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien emfisema.

2
BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi

Selesma atau common cold merupakan infeksi pada alat pernafasan


yang disebabkn oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk,
pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.
Common cold atau dikenal dengan infeksi saluran pernapasan
akut bagian atas, merupakan salah satu penyebab umum pasien
mengunjungi dokter dan terhitung lebih dari 25 juta pekerja mengunjungi
dokter setiap tahunnya di Amerika Serikat. Penyakit ini mempengaruhi
perekonomian dengan adanya biaya pengobatan dan penurunan
produktivitas pekerja. Pengobatan common cold pada pasien rawat jalan
mencapai 1 milyar dollar AS pertahunnya. Pengobatan dengan atau tanpa
resep dokter pada common cold menunjukkan pengeluaran biaya yang
signifikan. Setiap tahunnya, diperkirakan sebanyak 227 juta dollar AS
dihabiskan untuk pembelian antibiotik dalam pengobatan common cold ,
dan kira-kira 2 milyar dollar AS digunakan pada pembelian produk
pengobatan batuk dan flu dalam swamedikasi.
Meskipun common cold merupakan penyakit akut yang dapat
disembuhkan tanpa obat. Namun, gejala penyakit membuat penderita
tidak nyaman. Setiap harinya, para tenaga kesehatan selalu menemui
masalah terhadap gejala penyakit common cold . Adalah tantangan dan
pertanyaan bagi para tenaga kesehatan kapan dan bagaimana
pengobatan terbaik dalam mengobati common cold .
Anak dan bayi sering terjadi common cold dibandingkan orang
dewasa. Bayi lebih rentan terkena common cold dibandingkan anak yang
lebih besar. Dalam 1 tahun bayi bisa terkena common cold hingga 7 kali
atau bahkan lebih.penyebabnya adalah bayi lebih mudah tertular oleh
saudaranya atau orang dewasa di sekitarnya selain itu daya tahan tubuh

3
bayi relatif lebih rendah. oleh karena itu,penting untuk mencegah
penularan ke bayi dan anak ketika ada orang dewasa di sekitarnya
sedang sakit.

B. Etiologi

Belum diketahui apa yang menyebabkan seseorang lebih mudah


tertular pilek.
Berbagai virus yang menyebabkan terjadinya common cold:
1. Rhinovirus
2. Virus influenza A, B, C
3. Virus Parainfluenza
4. Virus sinsisial pernafasan.

Semuanyanya mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau


dibersinkan oleh penderita lewat udara,yang kemudian masuk melalui
saluran pernapasan orang yang ditularkan lalu menginfeksi pada bagian
tubuh yang pertahanannya melemah.
Common cold biasanya tidak berbahaya dan kebanyakan dapat sembuh
dengan sendirinya. pada suatu saat dibandingkan waktu lain.

Dalam keadaaan dingin tidak menyebabkan common cold akan tetapi


karena menghirup udara dingin tingkat produksi lendir naik secara
signifikan, dan menyebabkan beberapa lendir atau cairan keluar dari
hidung anda. Ketika udara dingin, tubuh akan memberi respon dengan
meningkatkan suplai darah ke hidung anda untuk menghangatkan area di
sekitar hidung.Meningkatnya aliran darah ke hidung ini tidak hanya
membantu untuk menghangatkan udara yang dingin, namun juga secara
tidak langsung menyebabkan efek samping dimana kelenjar yang
menghasilkan lendir di hidung anda mendapatkan suplai darah yang lebih
banyak dari biasanya.

4
Hal ini akan menyebabkan kelenjar-kelenjar tersebut memproduksi
lendir atau cairan lebih banyak dari keadaan normal dan sebagian cairan
yang berlebihan tersebut akan meluber keluar dari hidung.
Setelah anda kembali ke lingkungan dengan udara yang hangat,
pembuluh darah kecil di hidung anda akan kembali menyempit dan
kelenjar yang menghasilkan lendir akan kembali memproduksi lendir
dalam tingkat normal.
Kedinginan tidak menyebabkan pilek atau meningkatkan resiko untuk
tertular penyakit common cold, tetapi common cold bisa tertular jika
kondisi tubuh kurang sehat sehingga rentan terhadap penyakit.

C. Factor Predisposisi
Kelelahan, gizi buruk, anemia, dan kedinginan. Walaupun umur bukan
factor yang menentukan daya rentan, namun infeksi sekunder purulen
lebih banyak dijumpai pada anak kecil. Penyakit ini sering diderita pada
waktu pergantian musim.
D. Patofisiologi

Rhinovirus mengikat molekul intraseluler 1 reseptor yang melekat


pada sel-sel ephitelial pernapasan di hidung dan nasofaring sehingga
dapat bereplikasi dan menyebar. Sel yang terinfeksi melepaskan
chemokine “sinyal bahaya” dan sitokin yang mengaktifkan mediator
inflamasi dan refleks neurogenik, sehingga ada tambahan mediator
inflamasi, vasodilatasi, transudasi plasma, sekresi kelenjar, stimulasi saraf
nyeri, refleks bersin dan batuk. Rhinovirus berada dalam nasofaring
selama 16 sampai 18 hari setelah infeksi awal. Infeksi virus berakhir
dengan antibodi penetral (se kretori imunoglobulin A atau serum
imunoglobulin G) masuk ke dalam mukosa sampai akhir replikasi virus

5
E. Manifestasi Klinis

Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.


Biasanya gejala awal berupa:
1. Rasa tidak enak di hidung
2. Rasa tidak enak di tenggorokan
3. Bersin-bersin
4. Tenggorokan gatal
5. Hidung meler
6. Batuk
7. Suara serak
8. Cemas
9. Sakit kepala
10. Demam (biasanya ringan)
11. Sesak nafas
Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul
pada saat terjadinya gejala.Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan
jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga
mengganggu penderita.
Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau
dan jumlahnya tidak terlalu banyak.Gejala biasanya akan menghilang
dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak
seringkali berlangsung sampai minggu kedua.

F. Komplikasi

Common cold di sebabkan infeksi virus. Antibiotic tidak bermanfaat


dalam pengobatan common cold. Anti biotic hanya berfungsi pada infeksi
bakteri. efektif mempercepat penyembuhan. Pemberian obat batuk pilek
pada bayi justru mempunyai resiko timbulnya efek samping obat.

6
Common cold dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak
memerlukan pengobatan khusus,yang lebih penting di perlukan anak dan
bayi adalah pemberian cairan atau imun lebih banyak dan pemantauan
kondisi emergensi.
Komplikasi bisa memperpanjang terjadinya gejala:
1. Infeksi saluran udara (trakea) disertai sesak di dada dan rasa terbakar
2. Gangguan pernafasan yang lebih berat terjadi pada penderita bronkitis
atau asma yang menetap
3. Infeksi bakteri pada telinga, sinus atau saluran udara (infeksi
trakeobronkial).
4. Otitis media (infeksi telinga). Sekitar 5-15% anak yang terkena
common cold terjadi infeksi pada telinga bagian tengah.penyebabnya
adalah adanya saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan
rongga telinga.
5. Komplikasi tersebut lebih sering terjadi pada anak atau bayi dengan
factor resikao tertentu :
a. Anak berusia kurang dari 2 tahun, karena daya tahan tubuh rendah
b. Anak menderita penyakit immunodefisiensi (daya tahan tubuh
rendah)
c. Anak mendapatkan pengobatan kortikosteroid jangka panjang
d. Anak menderita penyakit kronik seperti jantung

G. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan darah dilakukan apabila gejala sudah berlangsung


selama lebih 10 hari atau dengan demam > 37,8°C. pemeriksaan
darah ini dilakukan untuk melihat leukositis.

7
H. Penatalaksanaan

Pengobatan :
1. Usahakan untuk beristirahat dan selalu dalam keadaan hangat dan
nyaman, serta diusakahan agar tidak menularkan penyakitnya kepada
orang lain.
2. Jika terdapat demam atau gejala yang berat, maka penderita harus
menjalani tirah baring di rumah.
3. Minum banyak cairan guna membantu mengencerkan sekret hidung
sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan/dibuang.
4. Untuk meringankan nyeri atau demam dapat diberikan asetaminofen
atau ibuprofen.
5. Pada penderita dengan riwayat alergi, dapat diberikan antihistamin.
6. Menghirup uap atau kabut dari suatu vaporizer bisa membantu
mengencerkan sekret dan mengurangi sesak di dada.
7. Mencuci rongga hidung dengan larutan garam isotonik bisa membantu
mengeluarkan sekret yang kental
8. Batuk merupakan satu-satunya cara untuk membuang sekret dan
debris dari saluran pernafasan. Oleh karena itu sebaiknya batuk tidak
perlu diobati, kecuali jika sangat mengganggu dan menyebabkan
penderita susah tidur. Jika batuknya hebat, bisa diberikan obat anti
batuk
9. Antibiotik tidak efektif untuk mengobati common cold, antibiotik hanya
diberikan jika terjadi suatu infeksi bakteri.

8
I. Pencegahan

1. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan


2. Sebaiknya sering mencuci tangan, membuang tisu kotor pada
tempatnya serta membersihkan permukaan barang-barang.
3. Vitamin C dosis tinggi (2000 mg per hari) belum terbukti bisa
mengurangi resiko tertular atau mengurangi jumlah virus yang
dikeluarkan oleh seorang pender

9
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

Kasus:

Ny A (25 th) datang ke puskesmas poasia dengan keluhan sakit


tenggorokan Batuk dan pilek sejak 3 hari yang lalu. Setelah di lakukan
pemeriksaan fisik oleh perawat TTV di dapatkan TD:120/80 mmHg ,N: 60
x/menit, S:37,5OC, RR: 24X/menit.

1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 25 tahun
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Kaemuddin, Kendari
Tanggal Masuk Rs. : 10 April 2019
Agama : Islam
Suku bangsa : Tolaki
Pendidikan terakhir : SMA
Diagnosa Medis : Selesma
B. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama : sakit tenggorokan .
2) Riwayat Penyakit Sekarang : Ny A (25 th) datang ke puskesmas
poasia dengan keluhan sakit tenggorokan Batuk dan pilek sejak 3
hari yang lalu.
3) Riwayat Penyakit dahulu : -

C. Keadaan umum
1) Keadaan umum : Cukup
2) Kesadaran : CM

10
3) TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 60x/mnt

RR : 24x/mnt

S : 37,5oC

D. Pemeriksaan fisik kepala dan leher


1) Kepala
Inspeksi : Lihat warna rambut berwarna, kulit kepal
PalpasI : ada benjolan apa tidak
2) Mata
Inspeksi : Berair, sclera putih, konjungtiva pucat
3) Hidung
Inspeksi : Keluar cairan encer hingga purulen, pernapasan
cuping hidung.
4) Telinga
Inspeksi : Ada serumen apa tidak
Palpasi : Tekstur pina, helix kenyal.
5) Mulut
Inspeksi : Lidah putih, mukosa bibir kering,
6) Leher
Inspeksi : Simetris apa tidak
Palpasi : Kelenjar limfe tidak teraba, kelenjar tiroid tidak
membesar.

E. Terapi pengobatan
1) Oral
Antibiotik : Ibuprofen

11
Sedativum : CTM
Obat batuk : Antitusif
Penambah nafsu makan : Vit. B complek
Vitamin : Vit. C
F. Klasifikasi data
DS DO
1. Klien mengatakan sakit 1. Klien tampak batuk
tenggorokan mengeluarkan dahak
2. Klien juga mengatakan batuk 2. TTV
dan pilek selama 3 hari TD : 120/80 mmHg
N : 60x/mnt
RR : 24x/mnt
S : 37,5oC

G. Analsa data

No Data Etiologi Masalah


.
1. DS : Infeksi rhinovirus Ketidakefektif
3. Klien mengatakan an bersihan
sakit tenggorokan Virus mengikat epitel hidung jalan nafas
4. Klien juga mengatakan dan nasofaring
batuk dan pilek selama
3 hari Epitel nasofaring terkikis
DO :
a. Klien tampak batuk Radang tenggorokan
mengeluarkan dahak
Batuk

Penumpukan sekret

12
2. DS : Infeksi rhinovirus Hipertermi
a. Klien mengatakan
sakit tenggorokan Virus mengikat epitel hidung
DO : dan nasofaring
a. TTV : S=37,5OC
Epitel nasofaring terkikis

Radang tenggorokan

3. DS : Infeksi rhinovirus Ketidakseimb


a. Klien mengatakan angan nutrisi
sakit tenggorokan Virus mengikat epitel hidung kurang dari
b. Klien juga mengatakan dan nasofaring kebutuhan
batuk dan pilek selama tubuh
3 hari Epitel nasofaring terkikis

DO : Radang tenggorokan
a. Produksi secret
meningkat karena Anoreksia
klien tidak bisa
batuk efektif.
b. Ditemukan suara
napas ronchi

13
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d peningkatan atau akumulasi
secret
b. Hipertermi b.d proses infeksi virus
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia

3. INTERVENSI

No. Diagnosa NOC NIC

1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Airway Suction


bersihan jalan tindakan keperwatan a. Pastikan kebutuhan
nafas b.d 2x24 jam didapatkan oral/tracheal
peningkatan kriteria hasil : suctioning
atau akumulasi a. Mendemonstrasika b. Auskultasi suara
secret n batuk efektif dan nafas sebelum dan
suara nafas yang sesuah suctioning
bersih tidak ada c. Informasikan kepada
sianosis dyspneu klien dan keluarga
(mampu tentang suctioning
mengeluarkan d. Minta klien nafas
sputum, mampu dalam sebelum
bernafas dengn suction dilakukan
mudah, tidak ada Airway Management
pursed lips) a. Keluarkan secret
b. Menunjukan jalan dengan batuk atau
nafas yang paten suction
(klien tidak merasa b. Posisikan klien untuk
tercekik, irama memaksimalkan
nafas frekuensi ventilasi

14
pernafasan dalam c. Lakukan fisioterapi
rentang normal, dada jika perlu
tidak ada suara d. Monitor respirasi dan
nafas abnormal) status O2
c. Mampu e. Auskultasi suara
mengidentifikasika nafas catat adanya
n dan mencegah suara tambahan
factor yang dapat
menghambat jalan
nafas

2. Hipertermi b.d Setelah dilakukan Fever Treatment


proses infeksi tindakan keperwatan a. Monitor suhu
virus 2x24 jam didapatkan sesering mungkin
kriteria hasil : b. Berikan pengobatan
a. Suhu tubuh dalam untuk mengatasi
rentang normal penyebab demam
b. Nadi dan RR dalam c. Monitor warna dan
rentang normal suhu kulit
c. Tidak ada d. Monitor tekanan
perubahan warna darah, nadi dan RR
kulit dan tidak ada
pusing

3. Ketidakseimban Setelah dilakukan Nutrition Managemet


gan nutrisi tindakan keperwatan a. Kolaborasi dengan
kurang dari 2x24 jam didapatkan ahli gizi untuk
kebutuhan kriteria hasil : menentukan jumlah
tubuh b.d a. Menunjukan kalori dan nutrisi
anoreksia peningkatan fungsi yang dibutuhkan

15
pengecapan dari pasien
menelan b. Anjurkan pasien
b. Tidak terjadi untuk meningkatkan
penurunan berat intake Fe
badan yang berarti c. Kaji adanya alergi
c. Mampu makanan
mengidentifikasi d. Berikan informasi
kebutuhan nutrisi, tentang kebutuhan
tidak ada tanda- nutrisi
tanda malnutrisi e. Kaji kemampuan
. pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Selesma atau common cold merupakan infeksi pada alat pernafasan


yang disebabkn oleh virus, dan umumnya dapat menyebabkan batuk,
pilek, sakit leher dan kadang-kadang panas atau sakit pada persendian.

B. Saran
Dari uraian makalah diatas maka penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun kepada kami demi kesempurnaan
penulis makalah dikesempatan kesempatan lainnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada kususnya juga bagi para pembaca.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma (2016). Asuhan Keperawatan


Praktis Berdasarkan Penerapan Diagnosa Nanda, Nic, Noc Dalam
Berbagai Kasus Jilid 2. Jogjakarta;Media Action

Ngastiyah,2003.Perawatan Anak Sakit edisi 2.EGC:Jakarta

Sacharing, Rosa M.1996.Prinsip Keperawatan Pediatrik.Jakarta:EGC

Sheila S.R dan Taylor Cyntia M.2003.Diagnosa Keperawatan dengan


Rencana Asuhan.Jakarta:EGC

http://askepdangue.blogspot.com/2012/10/askep-dengue.html

http://sauyunankomunika.blogspot.com/2011/05/pilek-penanganan-
common-cold-pada-anak.html

18

Vous aimerez peut-être aussi